Hospital Benchmarking Santosa Hospital, Bandung Kamis, 5 April 2012 Kelompok Mutu (Akreditasi) Disusun Oleh: 1. Achirudin Timora/ 20111030001 2. Aisyah Lahdji / 20111030003 3. Wiwik Dewi / 20111030017 PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2012 I. Pendahuluan a. Latar Belakang Studi Banding ke RS Santosa Bandung Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan RS, sistem akreditasi RS yang dilaksanakan oleh KARS mengalami perubahan, yaitu dari sistem akreditasi versi 2007 menjadi sistem akreditasi versi 2012. Salah satu perubahannya terletak pada standar akreditasi yang digunakan. Standar akreditasi 2012 ini mengacu dari sistem akreditasi RS oleh Joint Commission International (JCI) yang menekankan pada pelayanan berfokus pada pasien serta kesinambungan pelayanan dan menjadikan keselamatan pasien sebagai standar utama. RS Santosa Bandung adalah salah satu dari 7 RS di Indonesia yang sudah terakreditasi oleh JCI sekaligus sudah terakreditasi 16 PokJa oleh KARS Indonesia. RS Santosa termasuk RS yang tergolong baru tetapi mampu berkembang pesat dan mampu berkompetisi dengan RS-RS yang telah berdiri lama di Bandung. Oleh karena itu sangat pantas bagi mahasiswa program pasca sarjana Manajemen Rumah Sakit untuk melakukan studi banding ke RS Santosa Bandung sebagai bahan pembelajaran mengenai peningkatan Mutu dan Akreditasi JCI untuk diterapkan dalam proses peningkatan mutu dan akreditasi KARS versi 2012 di RS masing-masing. b. Tujuan Studi Banding 1. Tujuan Umum Melakukan studi banding mengenai mutu (akreditasi) JCI, Manajemen klinik, manajemen fisik, manajemen penunjang (farmasi) dan manajemen keperawatan di RS Santosa Bandung. 2. Tujuan Khusus Melakukan studi banding proses dan kegiatan persiapan akreditasi oleh JCI melalui kegiatan wawancara dengan pihak RS Santosa. Melakukan survey fisik berkaitan dengan akreditasi Melakukan dokumentasi-dokumentasi studi c. Perumusan Pertanyaan Studi 1. Bagaimana proses persiapan akreditasi RS Santosa Hospital? 2. Apa Kendala yang dihadapi dalam akreditasi? 3. Bagaimana perbandingan proses akreditasi KARS sistem 2007 dengan akreditasi JCI? II. Hospital Benchmarking a. Sejarah dan Profil RS Santosa Bandung RS Santosa Bandung adalah, sebuah rumah sakit swasta berkapasitas 400 tempat tidur berstandar internasional yang telah diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K) pada tanggal 4 November 2006. RS Santosa Bandung Berdiri di atas lahan seluas 1,3 Ha dengan total luas bangunan 36,000 m 2 , RS Santosa terdiri dari 9 lantai dan 2 basement untuk parkir. Dilengkapi dengan peralatan medis yang canggih dan didukung oleh kurang lebih 250 dokter, diantaranya 50 dokter spesialis dan subspesialis full time , tenaga medis dan paramedis yang terlatih dan profesional, yang menjadikan RS Santosa sebagai rumah sakit swasta terkemuka di Jawa Barat. Selain bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Santosa Hospital juga menjalin kolaborasi dengan institusi/rumah sakit di luar negeri seperti Victoria Hearth Centre - Epworth Hospital Melbourne, Australia. ; SingHealth (Singapore General Hospital, National Neuroscience Institute, National Heart Centre of Singapore, National Cancer Centre, KK Women & Children Hospital Singapore, National Eye Centre); National Healthcare Group Singapore (National University Hospital, Tan Tock Seng Hospital) dan Parkway Healthcare Group (Mt. Elizabeth Hospital, Gleneagles Hospital dan East Shore Hospital). Hampir semua layanan spesialis/sub-spesialis tersedia di Santosa Hospital dengan layanan unggulan kami adalah Neuroscience Centre (Pusat Pengobatan Penyakit Saraf & Stroke), Cardiac Centre (Pusat Pengobatan Penyakit Jantung & Pembuluh Darah), Minimally Invasive Surgery (Bedah Laparoskopi) dan Skin Health & Beauty Centre . Fasilitas lainnya yang tersedia di Santosa Hospital yaitu studio apartment untuk keluarga pasien, healing garden (taman penyembuhan) dan helipad untuk evakuasi pasien melalui udara. Santosa Hospital Bandung menjadi rumah sakit pertama di Jawa Barat dan kedua di Indonesia yang mendapatkan akreditasi dari Joint Comission International (JCI) yang berpusat di Amerika. Pengakuan ini pun menempatkan Santosa Hospital Bandung masuk dalam kelompok rumah sakit terbaik di dunia. Santosa Hospital berada di Daerah Pusat Kota/ Central Business District (CBD) Bandung, berbatasan dengan Jl. Stasiun Barat, rel KA/Perumka dan sungai di sebelah Utara, Jl. Kebonjati, Pertokoan dan Perkantoran di sebelah Selatan, perumahan penduduk di sebelah Timur, dan Pertokoan Bandung Textile Center di sebelah Barat. Lokasi ini sangat strategis karena berada di pusat kota. Jalan-jalan yang ada di sekitar lokasi antara lain adalah Jl. Kebonjati, Jl. Pasir Kaliki dan Jl. Stasiun Barat. Jl. Kebonjati dan Jl. Pasir Kaliki termasuk jalan utama di Kota Bandung, sedangkan Jl. Stasiun Barat merupakan jalan lingkungan. Secara fisik jalan-jalan yang ada di sekitar lokasi rumah sakit berada dalam kondisi yang baik. Jl. Kebonjati merupakan jalan satu jalur, sedangkan Jl. Pasir Kaliki dan Jl. Stasiun Barat merupakan jalan dua jalur. Seluruh jalan di sekitar lokasi tersebut dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Gerbang utama rumah sakit terdapat di dua tempat yaitu di Jl. Kebonjati dan Jl. Stasiun Barat. b. Mutu dan Akreditasi RS Santosa Bandung RS Santosa Bandung telah terakreditasi JCI tahun 2010 dan terakreditasi KARS versi 2007 pada tahun 2009. Berikut adalah sekilas mengenai akreditasi RS Satosa Bandung oleh JCI: MISI JCI : Memperbaiki Kualitas & Keamanan Pelayanan Kesehatan di Masyarakat International. Dengan adanya pengakuan terakreditasi oleh JCI berarti RS Santosa telah memiliki kualitas dan keamanan dalam pelayanan kesehatan keada pasien yang diakui oleh internasional. FILOSOFI JCI : Pencapaian standard yang maksimal & Perbaikan Mutu Secara Terus Menerus. Hal ini berarti RS Santosa telah mampu menunjukkan standar pelayanan dan proseur yang terbaik dan aman serta mampu menunjukkan perbaikan mutu yang kontinu. Proses akreditai JCI DOCUMENT REVIEW: Hanya dilakukan sebentar, yaitu hanya 3sekitar 3jam dari 5 hari survey, berbeda dengan sistem akreditasi oleh KARS versi 2007 yang lebih menonjolkan pemeriksaan dokumen. OBSERVASI (TRACER) : Surveyor mengobservasi pelayanan secara langsung mengan metode tracer, yaitu megikuti alur dan proses pelayanan yang dilakukan oleh RS, meliputi: PATIENT TRACER: yaitu metode observasi dengan mengikuti alur pasien masuk, dirawat hingga kepulangannya disertai wawancara terhadap pasien/keluarga pasien dan staf RS yang terkait dalam proses pelayanan. SYSTEM TRACER (Infection Control, Medication System Tracer) : yaitu metode observasi klinis untuk melihat proses-proses yang dilakukan kepada pasien, kontrol infeksi, pelayanan obat dan keselamatan pasien. FACILITY & MANAGEMENT SAFETY TRACER : yaitu observasi fisik bangunan RS dan manajemen keamanannya, disini surveyor akan melihat sampai ke sirkuit listrik, jalur telepon, jalur air, jalur evakuasi dan instalasi pengolahan limbah. PEMERIKSAAN BERKAS STAF: meliputi staf medis dan non medis. REVIEW CLINICAL & MANAGERIAL MONITOR Persiapan Akreditasi JCI Santosa Hospital Dimulai dari awal tahun 2008 Bangun Komitmen semua anggota organisasi, meliputi: Pimpinan hingga staf Medis dan non medis Karyawan dan kontraktor/tenaga kontrak Pembentukan Tim Persiapan JCI, berasal dari perwakilan unit-unit. Persiapan data dasar , meliputi: Law and regulations tentang RS, Bylaws (Hospital, Medical, dll), Data bangunan (listrik, air, limbah, dll), SK Direktur & SOP. Pemahaman Standar, Maksud dan tujuan standar, serta Elemen Penilaian Translasi Buku JCI ke bahasa Indonesia. Self Assessment oleh masing2 Tim, dengan tujuan: “gaps identification" yaitu menemukan kesenjangan-kesenjangan masing-masing standar dengan realitas yang terjadi di RS. Menutup "gaps" yang teridentifikasi selama self assessement JCI Consultation : konsultasi dengan pihak JCI JCI Practicum: Mengikuti dan melihat secara langsung RS yang sedang dilakukan survey. Studi Banding ke RS yang telah lulus akreditasi JCI Penyelesaian "Kebijakan dan Prosedur“ yang belum ada atau belum sempurna pelaksanaannya. Sosialisasi ke staf medis & non medis, untuk memahamkan prosedur yang berlaku di RS. Pelatihan-Pelatihan, baik in house maupun ex house. Monitoring Penerapan "Kebijakan dan Prosedur“, dilakukan oleh SPI. Mock Survey,yaitu survey latihan yang dilakukan untuk mengidentifikasi gap yang mungkin masih ada. Tindak lanjutnya berupa: Revisi "Kebijakan dan Prosedur“ Sosialisasi ke staf medis dan non medis Pelatihan-Pelatihan Monitoring Penerapan "Kebijakan dan Prosedur“ Mock Survey Internal: yaitu survey latihan yang mendekati proses survey oleh JCI Final Survey: dilakukan survey yang sebenarnya oleh JCI. III. Proses Mutu dan akreditasi RS Santosa yang dapat diadopsi untuk proses internal RS a. Menetapkan akreditasi sebagai wahana peningkatan dan penjagaan mutu Rumah Sakit. Hal ini harus ditetapkan oleh pemilik RS. b. Memulai persiapan untuk akreditasi sedini mungkin minimal 2 tahun sebelum target waktu akreditasi. c. Membangun komitmen seluruh anggota organisasi, hal ini merupakan bagian terpenting untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas organisasi dalam meningkatkan dan menjaga mutu RS melalui akreditasi. d. Membentuk tim akreditasi yang bertanggung jawab terhadap inisiasi sampai jalannya proses akreditasi. Tim akreditasi dapat ditunjuk dari perwakilan masing-masing unit selama tidak mengganggu tugas utamanya. Apabila dipandang perlu bisa mengangkat tenaga khusus untuk mengurusi masalah akreditasi RS. e. Mempersiapkan data-data dasar dan dokumen-dokumen dasar seperti SK dan SOP f. Memahamkan standar-standar penilaian kepada seluruh tim akreditasi dan melibatkan keseluruhan tim dalam proses tersebut sehingga setiap anggota tim akan mengetahui gambaran umum dan tugasnya secara spesifik. Anggota tim dapat dilibatkan di awal dalam forum diskusi khusus membahas akreditasi tersebut dengan pembagian standar yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan kualifikasi personal tim. g. Melakukan self assessment untuk menentukan hal-hal yang perlu diadakan/dikerjakan. h. Menutup hal-hal yang menjadi gap yang ditemukan seperti penyempurnaan SOP, sosialisasi dan monitoring penerapannya. i. Melakukan simulasi survey untuk melihat kesesuaian usaha perbaikan dengan realitas yang terjadi. j. IV. Mengoptimalkan peran SPI dalam pelaksanaan Kebijakan dan prosedur. Penutup a. Kesimpulan RS Santosa Bandung telah mendapat pengakuan dalam hal mutu rumah sakit dan keamanan pasien dari organisasi akreditasi RS internasional yaitu JCI. Akreditasi tersebut telah banyak membawa manfaat positif bagi mutu pelayanan RS, Manajemen RS dan Keselamatan pasien RS. Dalam proses akreditasi diperlukan komitmen bersama mulai dari pemilik hingga ke staff paling tepi seperti tenaga-tenaga kontrak. Selain itu proses akreditasi juga memerlukan penghitungan pembiayaan yang akuntabel, kerja keras dan kesabaran tim. Diperlukan perencanaan, pelaksanaan serta monitoring yang kontinu dalam menjaga mutu RS melalui akreditasi. b. Saran Mempersiapkan akreditasi dari KARS versi 2012 yang mengacu pada sistem JCI sesuai rekomendasi dari RS Santosa Bandung dengan komitmen dan usaha yang setinggi-tingginya. Mempersiapkan proses akreditasi dengan sungguh-sungguh dan terencana dengan baik. V. Lampiran a. Rs Santosa Bandung sebagai RS yang paling direkomendasikan berdasarkan “Indonesia Brand Champion 2011” b. RS Santosa Bandung telah terakreditasi Nasional KARS 16 pelayanan tahun 2009 dan terakreditasi Internasional JCI tahun 2011. Bukti sertifikat di tempatkan sebagai informasi kepada pengunjung di tempattempat umum seperti gambar berikut (di escalator). c. Penerapan International Patient Safety Goals dan keamanan kerja.