Modul Aplikasi Komputer [TM14]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Aplikasi
Komputer
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana
Fakultas
Program Studi
Teknik
Ilmu Komputer
Tatap Muka
07
Teori-teori dan fungsi-fungsi yang ada dalam
Power Poingt 2010
Kode MK
Disusun Oleh
90001
Muhammad Rifqi, S.Kom, M.Kom.
Semua mahsw mampu membuat
berbagai slide persentasi & mampu
berkreatifitas dgn memaksimalkan fungsi2
yang ada, spt animasi, upload video, dll.
Pengertian E-Learning
E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet,
atau media jaringan computer lain (Hartley, 2001).
E-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik
untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan computer,
maupun computer standalone (Glossary, 2001).
E-Learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang
menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan
isi pembelajaran , interaksi, atau bimbingan (Koran, 2002).
2.1.2 Sejarah E-Learning
E-learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas
llionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer
(computer assisted instruktion) dan komputer bernama PLATO. Sejak saat
itu, perkembangan E-Learning berkembang sejalan dengan perkembangan dan
kemajuan teknologi. Berikut perkembangan E-Learning dari masa ke masa :
a. Tahun 1990 : Pada masa CBT (Computer-Based Training) di mana mulai
bermunculan aplikasi E-Learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun
berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun
multimedia (Video dan Audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
b. Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun
1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan
diproduksi secara masal.
c. Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan
perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi
dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat
mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta lokasi bukanlah
halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin
pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar
LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul
misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT
Commettee), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
‘13
2
Aplikasi Komputer
Muhammad Rifqi, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
d. Tahun 1999 sebagai tahun aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan
LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik
untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS
mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah dan surat kabar.
Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming serta penampilan
interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar
dan berukuran kecil.
2.1.3 Fungsi E-Learning
Ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam
kelas (Classroom instruction), yaitu sebagai suplemen yang sifatnya pilihan / optional,
pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi) (Siahaan, 2002).
a. Suplemen
Dikatakan berfungsi sebagai supplemen (tambahan), apabila peserta didik
mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban /
keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran
elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang
memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau
wawasan.
b. Komplemen (Tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelangkap) apabila materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melangkapi materi
pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas (Lewis, 2002). Sebagai
Komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan utnuk
menjadi materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik
di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran elektronik
dikatakan sebagai enrichment, apabila kepada
peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai / memahami materi
pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka (fast leaners)
diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik
yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar
semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi
‘13
3
Aplikasi Komputer
Muhammad Rifqi, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pelajaran yang disajikan guru didalam kelas. Dikatakan sebagai program
remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan
memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka di kelas
(Slow learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk
mereka.
c. Pengganti (Substitusi)
Beberapa perguruan tinggi di Negara-negara maju memberikan beberapa
alternatif model kegiatan pembelajaran / perkuliahan kepada para
mahasiswanya. Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibel
mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain
sehari-hari mahasiswa.
2.1.4 Keunggulan
Keuntungan menggunakan E-Learning adalah sebagai berikut :
a. Menghemat waktu proses belajar mengajar.
b. Mengurangi biaya perjalanan.
c. Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan,
buku-buku).
d. Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas.
e. Melatih pembelajaran lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.
2.1.5 Kekurangan
Pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari
berbagai kekurangan. Berbagai keritik (Bullen,2001 dan Beam,1997), antara lain :
1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu
sendiri.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek social dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis / komersial.
3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung kearah pelatihan daripada
pendidikan.
4. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran menggunakan
ICT.
‘13
4
Aplikasi Komputer
Muhammad Rifqi, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
6. tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
7. kurangnya tenaga yang mengtahui dan memiliki keterampilan internet.
8. kurangnya penguasaan bahasa komputer.
Pengertian E-Learning
Sekilas perlu kita pahami ulang apa e-Learning itu sebenarnya. E-Learning adalah
pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer,
jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar
melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti
pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk
pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet.
Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui
jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun
termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai
kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat
memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.
Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-Learning sebagai berikut :

Pembelajaran jarak jauh.
E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik
menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur” dan
pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa
dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved.
Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan
koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang
telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di
kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur
sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.
‘13
5
Aplikasi Komputer
Muhammad Rifqi, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Pembelajaran dengan perangkat komputer
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya
perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun
Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun
Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa
ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat
diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang
tergantung pada kondisi dari pengajar.

Pembelajaran formal vs. informal
E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learning secara
formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes
yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait
(pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat
interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran
jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan
konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum. ELearning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana,
misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan
perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan
tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).

Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.
Walaupun sepertinya e-Learning diberikan hanya melalui perangkat komputer, e-Learning
ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di bidang masingmasing, yaitu:
1. Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan
2. Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari
SME menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur metode pengajaran agar
materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan lebih menarik untuk dipelajari
‘13
6
Aplikasi Komputer
Muhammad Rifqi, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar,
warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari
4. Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang
mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan
siswa lainnya.
Di sini, pembelajar bisa melihat modul-modul yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas
dan test-test yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan
instruktur, nara sumber lain, dan pembelajar lain. Melalui LMS ini, siswa juga bisa melihat
nilai tugas dan test serta peringkatnya berdasarkan nilai (tugas ataupun test) yang
diperoleh.
E-Learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara
konvensional di kelas,
e-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang terkait.
Belajar bisa untuk kesenangan,
bisa untuk hiasan,
bisa untuk memperoleh Ilmu Pengetahuan.
( Francis Bacon )
MENGENAL E-LEARNING
http://www.asep-hs.web.ugm.ac.id
Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang
pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau
internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang
menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media
internet. Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning sebagai
kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh
bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Atau e-learning didefinisikan sebagai
‘13
7
Aplikasi Komputer
Muhammad Rifqi, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berikut : e-Learning is a generic term for all technologically supported learning using an
array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes,
teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training or
computer aided instruction also commonly referred to as online courses (Soekartawi,
Haryono dan Librero, 2002).
Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan
teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang
intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning.
Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik
dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk
mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet.
Internet, Intranet, satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah
sebagian dari media elektronik yang digunakan Pengajaran boleh disampaikan secara
‘synchronously’ (pada waktu yang sama) ataupun ‘asynchronously’ (pada waktu yang
berbeda). Materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini
mempunyai teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video. Ia juga harus menyediakan
kemudahan untuk ‘discussion group’ dengan bantuan profesional dalam bidangnya.
Perbedaan Pembelajaran Tradisional dengan e-learning yaitu kelas ‘tradisional’, guru
dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu
pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran ‘e-learning’ fokus
utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab
untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran ‘e-learning’ akan ‘memaksa’ pelajar
memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat
perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.
Khoe Yao Tung (2000) mengatakan bahwa setelah kehadiran guru dalam arti
sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam menjadikan wakil guru
yang mewakili sumber belajar yang penting di dunia.
Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut.
‘13
8
Aplikasi Komputer
Muhammad Rifqi, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Pertama, elearning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan,
pelatihan secara on-line.

Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar
secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM,
dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan
globalisasi.

Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam
kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan
pengembangan teknologi pendidikan.

Keempat, Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara
penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar conten dan alat penyampai dengan
gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi
hasil yang lebih baik.
Sedangkan Karakteristik e-learning, antara lain.

Pertama, Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan
sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah
dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.

Kedua, Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks).

Ketga, Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila
yang bersangkutan memerlukannya.

Keempat, Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan
hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di
komputer.
Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati, Onno W. Purbo
(2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang elearning, yaitu :
sederhana, personal, dan cepat. Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik
dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang
‘13
9
Aplikasi Komputer
Muhammad Rifqi, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
disediakan, akan mengurangi pengenalan system e-learning itu sendiri, sehingga waktu
belajar peserta dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar
menggunakan sistem e-learning-nya. Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi
dengan baik seperti layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan murid di depan
kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta didik diperhatikan
kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan membuat
peserta didik betah berlama-lama di depan layar komputernya. Kemudian layanan ini
ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta
didik lainnya. Dengan demikian perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin
oleh pengajar atau pengelola.
Teknologi Pendukung E-Learning
Dalam prakteknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Karena itu dikenal
istilah: computer based learning (CBL) yaitu pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan
komputer; dan computer assisted learning (CAL) yaitu pembelajaran yang menggunakan alat
bantu utama komputer.
Teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi
tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Technology based learning
danTechnology based web-learning. Technology based learning ini pada prinsipnya terdiri
dari Audio Information Technologies (radio, audio tape, voice mail telephone) dan Video
Information Technologies (video tape, video text, video messaging). Sedangkan technology
based web-learning pada dasarnya adalah Data Information Technologies (bulletin board,
Internet, e-mail, tele-collaboration).
Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering dijumpai adalah kombinasi
dari teknologi yang dituliskan di atas (audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini
juga sering di pakai pada pendidikan jarak jauh (distance education), dimasudkan agar
komunikasi antara murid dan guru bisa terjadi dengan keunggulan teknologi e-learning ini.
‘13
10
Aplikasi Komputer
Muhammad Rifqi, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Di antara banyak fasilitas internet, menurut Onno W. Purbo (1997), “ada lima
aplikasi standar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu email,
Mailing List (milis), News group, File Transfer Protocol (FTC), dan World Wide Web (WWW)”.
Sedangkan Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam elearning.
1. Pertama, e-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara
cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing
pembelajaran dan informasi.
2. Kedua, e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan
standar teknologi internet.
3. Ketiga, e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi
pembelajaran yang menggungguli paradikma tradisional dalam pelatihan.
Ada beberapa alternatif paradigma pendidikan melalui internet ini yang salah
satunya adalah system “dot.com educational system” (Kardiawarman, 2000). Paradigma ini
dapat mengitegrasikan beberapa system seperti ;

Pertama, paradigma virtual teacher resources, yang dapat mengatasi terbatasnya
jumlah guru yang berkualitas, sehingga siswa tidak haus secara intensif memerlukan
dukungan guru, karena peranan guru maya (virtual teacher) dan sebagian besar
diambil alih oleh system belajar tersebut.

Kedua, virtual school system, yang dapat membuka peluang menyelenggarakan
pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang tidak memerlukan ruang dan waktu.
Keunggulan paradigma ini daya tampung siswa tak terbatas. Siswa dapat melakukan
kegiatan belajar kapan saja, dimana saja, dan darimana saja.

Ketiga, paradigma cyber educational resources system, atau dot com leraning
resources system. Merupakan pedukung kedua paradigma di atas, dalam membantu
akses terhadap artikel atau jurnal elektronik yang tersedia secara bebas dan gratis
dalam internet.
‘13
11
Aplikasi Komputer
Muhammad Rifqi, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Penggunaan e-learning tidak bisa dilepaskan dengan peran Internet. Menurut Williams
(1999). Internet adalah ‘a large collection of computers in networks that are tied together so
that many users can share their vast resources’.
Pengembangan Model
Pendapat Haughey (1998) tentang pengembangan e-learning. Menurutnya ada tiga
kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu web
course, web centric course, dan web enhanced course ;

Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana
peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap
muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan
pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain
model ini menggunakan sistem jarak jauh.

Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak
jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampikan melalui internet, dan
sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini
pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi pelajaran
melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber
lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih
banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.

Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan
kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk
memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar, sesama
peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan nara sumber lain. Oleh
karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari
informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan situs-situs
yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang
‘13
12
Aplikasi Komputer
Muhammad Rifqi, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan
kecakapan lain yang diperlukan.
Kelebihan dan Kekurangan E-Learning
Petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan
terbuka dan jarak jauh (Elangoan, 1999; Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997; Utarini, 1997),
antara lain.

Pertama, Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat
berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja
kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan
waktu.

Kedua, Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang
terstruktur dan ter-jadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai
sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.

Ketiga, Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja
kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.

Keempat, Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan
yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.

Kelima, Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat
diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan yang lebih luas.

Keenam, Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.

Ketujuh, Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan
tinggi atau sekolah konvensional.
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga
tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001, Beam, 1997), antara
lain.

Pertama, Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu
sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses
belajar dan mengajar.
‘13
13
Aplikasi Komputer
Muhammad Rifqi, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Kedua, Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.

Ketiga, Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada
pendidikan.

Keempat, Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan
ICT.

Kelima, Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.

Keenam, Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.

Ketujuh, Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet.

Kedelapan, Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
Pergeseran paradigma dalam pranata pendidikan yang semula terpusat menjadi
desentralistis membawa konsekuensi dalam pengelolaan pendidikan, khususnya di tingkat
sekolah. Kebijakan tersebut dapat dimaknai sebagai pemberian otonomi yang seluasluasnya kepada sekolah dalam mengelola sekolah, termasuk di dalamnya berinovasi dalam
pengembangan kurikulum dan model-model pembelajaran.
Otonomi yang luas itu, hendaknya diimbangi dengan perubahan yang berorientasi kepada
kinerja dan partisipasi secara menyeluruh dari komponen pendidikan yang terkait. Kondisi
ini gayut dengan perubahan kurikulum yang sedang diluncurkan dewasa ini oleh
pemerintah, yakni kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Konsekuensi yang harus
ditanggung oleh sekolah adalah restrukturisasi dalam pengelolaan sekolah (capacity
building), profesionalisme guru, penyiapan infrastruktur, kesiapan siswa dalam proses
belajar dan iklim akademik sekolah.
Kebijakan penerapan KTSP dan pemberian otonomi pendidikan juga diharapkan melahirkan
organisasi sekolah yang sehat serta terciptanya daya saing sekolah. Sejalan dengan
perkembangan teknologi informasi dan pembelajaran berbasis teknologi informasi yang
sangat pesat, hendaknya sekolah menyikapinya dengan seksama agar apa yang dicitacitakan dalam perubahan paradigma pendidikan dapat segera terwujud. Kecenderungan
yang telah dikembangkan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
‘13
14
Aplikasi Komputer
Muhammad Rifqi, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dalam pembelajaran adalah program e-learning.
Beragam istilah dan batasan telah dikemukakan oleh para ahli teknologi informasi dan pakar
pendidikan. Secara sederhana e-learning dapat difahami sebagai suatu proses pembelajaran
yang memanfaatkan teknologi informasi berupa komputer yang dilengkapi dengan sarana
telekomunikasi ( internet, intranet, ekstranet ) dan multimedia (grafis, audio, video) sebagai
media utama dalam penyampaian materi dan interaksi antara pengajar (guru/dosen) dan
pembelajar (siswa/mahasiswa).
Model pembelajaran berbasis TIK dengan menggunakan e-learning berakibat pada
perubahan budaya belajar dalam kontek pembelajarannya. Setidaknya ada empat
komponen penting dalam membangun budaya belajar dengan menggunakan model elearning di sekolah ;

Pertama, siswa dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai pendekatan
yang sesuai agar siswa mampu mengarahkan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri
dalam pembelajaran.

Kedua, guru mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, memfasilitasi
dalam pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam
pembelajaran.

Ketiga tersedianya infrastruktur yang memadai, dan

Keempat administrator yang kreatif serta penyiapan infrastrukur dalam
memfasilitasi pembelejaran.
Permasalahan yang dihadapi sekolah saat ini adalah pada tingkat kesiapan peserta belajar,
guru, infrastruktur sekolah, pembiayaan, efektifitas pembelajaran, sistem penyelenggaraan
dan daya dukung sekolah dalam menyelenggarakan pembelajaran berbasis TIK. Lalu, apakah
mungkin program e-learning dapat dilaksanakan di sekolah? Ini yang menjadi esensi dari
kebermaknaan e-learning di sekolah.
Menyiapkan program e-learning
‘13
15
Aplikasi Komputer
Muhammad Rifqi, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengalaman menunjukan dalam menyiapkan program e-learning tidaklah sesulit dalam
bayangan kita, asalkan kita memiliki kemauan dan komitmen yang kuat untuk menuju ke
arah itu. Tanpa komitmen dan dukungan secara teknis maka program e-learning di sekolah
tidak mungkin akan terealiasi. Ada tip tentang kunci sukses terealisasinya program elearning, sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Bates, 2005) dalam journal of elearning volume 5 tahun 2005, yakni adanya perencanaan dan leadership yang terarah
dengan mempertimbangkan efektifitas dalam pembiayaan, integritas sistem teknologi
serta kemampuan guru dalam mengadapsi perubahan model pembelajaran yang baru
yang sudah barang tentu didukung kemampuan mencari bahan pembelajaran melalui
internet serta mempersiapkan budaya belajar bagi siswa.
Ada empat langkah dalam manajemen pengelolaan program e-learning yakni ;
 pertama menentukan strategi yang jelas tentang target audience, pembelajarannya,
lokasi audience, ketersediannya infrastruktur, budget dan pengembalian investasi
yang tidak hanya berupa uang tunai.
 Kedua menentukan peralatan misalnya hoste vs installed LMS dan Commercial or
OS-LMS,
 ketiga adalah adanya hubungan dengan perusahan yang mengembangkan penelitian
berkaitan dengan program e-learning yang dikembangkan di sekolah.
 Ke empat menyiapkan bahan-bahan yang akan dibutuhkan bersifat spesifik, usulan
yang dapat diimplementasikan serta menyiapkan short response time.
Kesemuanya itu, hendaknya perlu dipikirkan masak-masak dalam konteks investasi jangka
panjang.
Membudayakan belajar berbasis TIK
Berkembangnya teknologi pembelajaran berbasis TIK mulai tahun 1995 an, salah satu
kendalanya adalah menyiapkan peserta didik dalam budaya belajar berbasis teknologi
informasi serta kurang trampilnya dalam menggunakan perangkat komputer sebagai sarana
belajar, serta masih terbatasnya ahli dalam teknologi multimedia khususnya terkait dengan
‘13
16
Aplikasi Komputer
Muhammad Rifqi, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
model-model pembelajan. Untuk mempersiapkan budaya belajar berbasis TIK adalah
keterlibatan orang tua murid dan kultur masyarakat akan teknologi serta dukungan dari
lingkungan merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan. Pembentukan kominitas TIK sangat
mendukung untuk membudayakan anak didik dengan teknologi. Model ini telah
dikembangkan di Jepang tepatnya di Shuyukan High School dengan membentuk club yang
dinamai (Information Science Club), yakni sebagai wadah siswa untuk bersinggungan
dengan budaya teknologi.
Kompetensi guru dalam pembelajaran Ada tiga kompetensi dasar yang harus dimiliki guru
untuk menyelenggarakan model pembelajaran e-learning.
 Pertama kemampuan untuk membuat desain instruksional (instructional design)
sesuai dengan kaedah-kaedah paedagogis yang dituangkan dalam rencana
pembelelajaran.
 Kedua, penguasaan TIK dalam pembelajaran yakni pemanfaatan internet sebagai
sumber pembelajaran dalam rangka mendapatkan materi ajar yang up to date dan
berkualitas, dan
 ketiga adalah penguasaan materi pembelajaran (subject metter) sesuai dengan
bidang keahlian yang dimiliki.
Langkah-langkah kongkrit yang harus dilalui oleh guru dalam pengembangan bahan
pembelajaran adalah mengidentifikasi bahan pelajaran yang akan disajikan setiap
pertemuan, menyusun kerangka materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
instruksional dan pencapainnya sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan.
Bahan tersebut selanjutnya dibuat tampilan yang menarik mungkin dalam bentuk power
point dengan didukung oleh gambar, video dan bahan animasi lainnya agar siswa lebih
tertarik dengan materi yang akan dipelajari serta diberikan latihan-latihan sesuai dengan
kaedah-kaedah evaluasi pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi kemajuan siswa.
Bahan pengayaan (additional matter) hendaknya diberikan melalui link ke situs-situs sumber
belajar yang ada di internet agar siswa mudah mendapatkannya. Setelah bahan tersebut
selesai maka secara teknis guru tinggal meng-upload ke situs e-learning yang telah dibuat.
‘13
17
Aplikasi Komputer
Muhammad Rifqi, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam penetapan kualitas pembelajaran dengan menggunakan model e-learning telah
dikembangkan oleh lembaga Qualitative Standards Scholarship Assessed: An Evaluation of
the Professoriate yang dikembangkan oleh Glassick, Huber and Maeroff, (2005), dengan
18nstrumen-indikator 18nstrument yang telah dikembangkan meliputi: kejelasan tujuan
pembelajaran, persiapan bahan pembelajaran yang cukup, penyiapan metoda belajar yang
sesuai, menghasilkan hasil pembelajaran yang signifikan positif, efektifitas dalam
mempresentasikan bahan pelajaran serta umpan balik yang kritis dari peserta didik.
Beberapa hal yang perlu dicermati dalam menyelenggarakan program e-learning / digital
classroom adalah guru menggunakan internet dan email untuk berinteraksi dengan siswa
untuk mengukur kemajuan belajar siswa, siswa mampu mengatur waktu belajar, dan
pengaturan efektifitas pemanfaatan internet dalam ruang multi media.
Dengan mencermati perkembangan teknologi informasi dalam dunia pendidikan dan
beberapa komponen penting yang perlu disiapkan serta pengalaman penulis dalam
mengembangkan program e-learning maka program e-learning di sekolah bukanlah suatu
hayalan belaka bahkan sesegera mungkin untuk diwujudkan.
E-learning memberikan cara alternatif untuk belajar.
Pemanfaatan e-learning secara optimal pun tergantung dari beberapa kondisi yang perlu
dipenuhi. Namun, apa pun cara belajar yang dipilih, semua berpulang kepada si pembelajar.
Tanpa komitmen dan kendali diri, tak ada satu cara belajar pun yang akan berhasil.
Selamat belajar
Referensi :
http://office.microsoft.com/
Antonius Aditya Hartanto dan Onno W. Purbo, E-Learning berbasis PHP dan MySQL,
Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002.
‘13
18
Aplikasi Komputer
Muhammad Rifqi, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Asep Saepudin, Penerapan Teknologi Informasi Dalam Pendidikan Masyarakat,
Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.
Budi Rahardjo, Proses e-Learning di Perguruan Tinggi, Seminar & Workshop, ITB, 11
Desember 2003.
___________, Internet Untuk Pendidikan, http://budi.insan.com, 2001.
___________, Pemanfaatan Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi, Dipresentasikan
pada acara “Sosialisasi Mengenai Implementasi Penerapan UU No. 19 Tahun 2002 Tentang
Hak Cipta; Pemerintah Sebagai Panutan Dalam Ketaatan Lisensi Peranti Lunak”, Tim
Koordinasi Telematika Indonesia, Novotel Coralia Hotel, Bogor, 9 Maret 2004.
Jaya Kumar C. Koran, Aplikasi ‘E-Learning’ Dalam Pengajaran Dan Pembelajaran Di
Sekolah-Sekolah Malaysia: Cadangan Perlaksanaan Pada Senario Masa Kini, Pasukan Projek
Rintis Sekolah Bestari Bahagian Teknologi Pendidikan, Kementerian Pendidikan Malaysia.
Oos M. Anwas, Model Inovasi E-Learning Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,
Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.
Romi Satria Wahono, Strategi Baru Pengelolaan Situs eLearning Gratis,
http://www.ilmukomputer.com, 2003.
Soekartawi, Prinsip Dasar E-Learning: Teori Dan Aplikasinya Di Indonesia, Jurnal
Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.
 Beyond Bullet Points – Cliff Atkinson
 PowerPoint for Dummies – Doug Lowe
 Using Microsoft PowerPoint 2010 – Patrice-Anne Rutledge
 How to do everything with Microsoft Office PowerPoint 2010 – Ellen Finkelstein  Teach
yourself visually PowerPoint 2003 – Nancy Muir
‘13
19
Aplikasi Komputer
Muhammad Rifqi, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download