ADMINISTRATION OF GLUCOCORTICOIDS IN BOYS WITH DUCHENNE MUSCULAR DYSTROPHY CONTINUUM LIFELONG LEARNING IN NEUROLOGY Pembimbing dr FX Soetedjo SpS (K) dr Immaculata A.W 1 Duchene muscular dystrophy (DMD): penyakit neuromuskular yang paling sering sering pada anak laki-laki manfaat pengobatan dapat menghambat progresi dari kecacatan DMD terapi glukokortikoid memberi keuntungan ABSTRAK 2 DMD Diturunkan secara X-linked recesive yang mengacu pada mutasi gen dystrophin Kejadian 30/10.000 kelahiran pria menyerang laki-laki pada masa kanak-kanak dengan kelemahan pada flexor leher, anterior abdominal, hip, dan bahu dengan kesulitan bergerak pada umur antara 7 dan 12 tahun Pemberian terapi preventive dan suportive dari kelainan jantung dan paru membantu meningkatkan lama hidup pasien. Secara clinical trial, glukokortikoid menghambat progresi DMD PENGANTAR 3 Laki-laki 22 tahun dibawa untuk perawatan kelanjutan dari anak pada sebuah “adult muscular dystrophy clinic”. Dia didiagnosa Duchenne muscular dystrophy dengan tes genetik ketika berumur 4 tahun. Dia masih dapat berjalan sampai umur 15 tahun lalu dia bergantung pada kursi roda dan dia dapat makan sendiri sampai umur 19 tahun dan menggunakan ventilasi positif continous terutama pada malam. Dia sebelumnya didiagnosa dengan hypotiroid, cardiomiopati ringan dan osteopeni. Riwayat operasi sebelumnya: “scoliosis surgery” dan cholecystotomy. Dia telah mendapat terapi: levothyroxine, alendronate, sertraline, dan prednison 55 mg/hari sejak umur 14 tahun. Pada pemeriksaan, nadinya 120x/menit, tekanan darah 122/83 mmHg, berat 68 kg (150 lbs) dan BMI 27,4 kg/m2. Dia memiliki 2/5 kekuatan proximal dan 3/5 kekuatan distal pada extremitas atas. Kekuatan pada extremitas bawah 1/5 proximal dan 2/5 distal. Reflex tendon dalam tidak didapatkan. Respon plantar (-). Perhatian dokter pada obesitas pasien dan diturunkan bertahap dosis prednison sampai 0.3 mg/kg/hari KASUS 4 AAN guideline merekomendasikan dengan tegas untuk pemakaian awal glukokortikoid pada pasien dengan DMD. Fungsi glucocorticoid : Perbaikan kekuatan dalam minggu sampai bulan dan dapat memperpanjang ambulasi sampai 2-3 tahun dibanding tanpa penggunaan steroid. Menurunkan resiko scoliosis, menstabilkan fungsi paru dan meningkatkan fungsi jantung DISKUSI 5 glucocorticoid tidak di rekomendasikan untuk anak kecil yang kemampuan motoriknya sedang berkembang (4-8 tahun) Jika diberikan, akan menunjukan kehilangan kemampuan motorik (seperti menaiki tangga), daya tahan yang menurun, atau lebih sering jatuh Sebagian besar bukti yang ada menyarankan pemberian prednison oral biasanya pada dosis awal 0,75 mg/kg/hari Penelitian sebelumnya, dosisi harian prednison (0,75 mg/kg/hari) dengan dosis tinggi (10 mg/kg/hari) dinyatakan memiliki keuntungan yang sama dan tolerabilitas yang baik DISKUSI 6 PENGAWASAN DAN INTERVENSI YANG DIREKOMENDASIKAN UNTUK EFEK SAMPING GLUKOKORTIKOID 7 1. GAMBARAN CUSHING DAN OBESITAS GAMBARAN Pengawasan yang direkomendasikan : kewaspadaan dibutuhkan jika pasien, orang tua, atau saudara pasien memiliki obesitas diet sebelum memulai steroid (steroid meningkatkan nafsu makan) Intervensi : menerapkan managemen proaktif untuk seluruh keluarga, tidak hanya pasien memerlukan penurunan dosis secara bertahap sampai 0,3 mg/kg/hari dipertimbangkan mengubah prednison menjadi deflazacort Dosis : 0,9 mg/kg/hari EFEK SAMPING GLUKOKORTIKOID 8 GAMBARAN 2. HIRSUTISM Pengawasan yang direkomendasikan : Memberi peringatan orang tua Intervensi : tidak selalu terjadi pada tingkat yang menjamin suatu perubahan dalam terapi 3. ACNE, TINEA, KUTIL (WART) Intervensi : Pengawasan yang direkomendasikan : banyak terjadi pada remaja memerlukan terapi tambahan (terapi topikal)dan tidak dengan cepat mengganti regimen glukokortikoid walaupun secara emosional menderita EFEK SAMPING GLUKOKORTIKOID 9 4. GANGGUAN PERTUMBUHAN GAMBARAN Pengawasan yang direkomendasikan : monitor tinggi paling tidak setiap 6 bulan (tubuh cenderung kecil pada DMD walau tanpa terapi steroid) Intervensi : pertimbangkan untuk evaluasi endokrin jika pertumbuhan terganggu 5. PERLAMBATAN PUBERTAS Pengawasan yang direkomendasikan : monitor stadiumTanner Identifikasi riwayat keluarga dari keterlambatan maturasi sex Intervensi : pertimbangkan penilaian endokrin jika didapatkan keterlambatan EFEK SAMPING GLUKOKORTIKOID 10 6. PERUBAHAN PERILAKU YANG MERUGIKAN GAMBARAN Pengawasan yang direkomendasikan : mengidentifikasi suasana hati (mood), temperamen dasar, ADHD ( Attention Deficit Hyperactivity Disorder) menyarankan orangtua dimana seringkali memperburuk dalam terapi 6 bulan awal glukokortikoid Intervensi : memutuskan permasalahan dasar yang sebaiknya diterapi sebelum memulai terapi glukokortikoid (konseling dan peresepan untuk ADHD) mempertimbangkan perubahanwaktu terapi glukokortikoid di kemudian hari Mempertimbangkan rujukan kesehatan perilaku EFEK SAMPING GLUKOKORTIKOID 11 7. IMMUNE / ADRENAL SUPPRESSION GAMBARAN Pengawasan yang direkomendasikan : menyarankan pada orang tua pasien perihal resiko dari infeksi serius dan butuh segera mengatasi infeksi ringan menyarankan orang tua pasien untuk memberi informasi pada tenaga medis bahwa anak mereka dalam pengobatan steroid dan membawa kartu peringatan steroid meyakinkan bahwa glukokortikoid tidak distop tiba-tiba EFEK SAMPING GLUKOKORTIKOID 12 7. IMMUNE / ADRENAL SUPPRESSION GAMBARAN Intervensi : mendapat konsultasi penyakit infeksi jika terjadi penyakit infeksi serius Subtitusi dengan yang setara dengan prednison jika deflazacort tidak ada Memberi “stress-dose hydrocortison” atau metilprednisolon IV untuk operasi atau penyakit berat ( dimana strategi pengobatan tidak diterima; anestesi atau konsultasi endokrin direkomendasikan) memberikan glukokortikoid iv jika tidak memungkinkan dengan oral EFEK SAMPING GLUKOKORTIKOID 13 GAMBARAN 8. HIPERTENSI Pengawasan yang direkomendasikan: pengawasan tekanan darah sebagai persentil untuk tinggi dan sex pada tiap kali klinisi visit Intervensi : jika tekanan darah >99%, turunkan konsumsi garam dan berat badan jika tdak efektif, arahkan untuk terapi angiotensin-coverting enzym inhibitor atau beta blocker EFEK SAMPING GLUKOKORTIKOID 14 GAMBARAN9. INTOLERANSI GLUKOSA Pengawasan yang direkomendasikan: urine dipstick untuk glukosa pada kunjungan klinik Menanyakan perihal poliuri dan polidipsi Intervensi : jika glukosa urin (+), cek gula darah puasa dan post prandial Jika terlihat tidak normal, konsultasi ke bagian endokrin EFEK SAMPING GLUKOKORTIKOID 15 10. GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD) / GAMBARAN GASTRITIS Pengawasan yang direkomendasikan: Menanyakan perihal gejala GERD (heartburn) menyarankan orangtua untuk melaporkan gejala Intervensi : hindari obat nonsteroidal antiinflammatory Meresepkan ranitidin atau pompa proton inhibitor dan antacid jika terdapat gejala EFEK SAMPING GLUKOKORTIKOID 16 GAMBARAN11. PEPTIC ULCER DISEASE Pengawasan yang direkomendasikan: menyarankan pasien perihal resiko dan untuk melaporkan gejala, riwayat gastritis, GERD, nyeri abdomen, atau BAB berdarah tes feces untuk darah jika terjadi anemi atau menunjukkan riwayat sebelumnya Intervensi : Hindari obat nonsteroidal anti-inflammatory peresepan ranitidin atau proton pump inhibitor dan antasid jika terdapat gejala melakukan konsultasi bagian gastrointestinal EFEK SAMPING GLUKOKORTIKOID 17 GAMBARAN 12. KATARAK Intervensi : Pengawasan yang direkomendasikan: Pemeriksaan oftalmologi rutin tiap tahun jika katarak mempengaruhi penglihatan, dipertimbangkan pergantian terapi dari deflazacort menjadi prednison lakukan konsultasi dengan oftalmologis EFEK SAMPING GLUKOKORTIKOID 18 13. BONE DEMINERALIZATION DAN PENINGKATAN RESIKO GAMBARAN FRAKTUR Pengawasan yang direkomendasikan: Berhati-hati dengan riwayat fraktur Melakukan pemeriksaan dualenergy x-ray absorptiometry untuk memonitor densitas tulang Melakukan pemeriksaan konsentrasi 25-hydroxy vitamin D dalam darah(idealnya dilakukan pada akhir musim dingin) ahli gizi sebaiknya menilai asupan calcium dan vitamin D EFEK SAMPING GLUKOKORTIKOID 19 13. BONE DEMINERALIZATION DAN PENINGKATAN RESIKO GAMBARAN FRAKTUR INTERVENSI : untuk 25-hydroxy vitamin d dengan konsentrasi 20-31 nmol/l, berikan 1000 iu secara oral 2x per hari cek ulang konsentrasi dari serum 25-hydroxy vitamin D setelah 3 bulan pengobatan latihan mendorong bantalan berat Mengkonsumsi suplemen multivitamin dengan vitamin D3 Pertimbangkan bifosfonat, seperti pamidronate EFEK SAMPING GLUKOKORTIKOID 20 GAMBARAN 14. MYOGLOBINURIA Pengawasan yang direkomendasikan: menanyakan warna urin setelah latihan Tes urin INTERVENSI: Menyarankan menghindari latihan aneh yang berlebihan ( seperti menuruni tangga, jongkok, dan trampolining) Mulai pengecekan fungsi ginjal, bila persisten EFEK SAMPING GLUKOKORTIKOID 21 Biasanya efek samping kronik pada pemakaian glukokortikoid dosis tinggi terjadi pada anak yang sedang tumbuh kembang yang memiliki DMD dengan terapi initial dari prednison atau deflazacort pada umur 6 tahun (± 2) Penurunan dosis penting jika efek samping tidak dapat ditangani atau ditoleransi Jika tidak berhasil regimen dirubah Jika tidak berhasil stop pengobatan EFEK SAMPING GLUKOKORTIKOID 22 Kebanyakan klinisi melanjutkan terapi walau pasien tidak dapat berjalan jauh dengan tujuan : Mempertahankan kekuatan anggota tubuh bagian atas Penurunan progresi dari skoliosis Menghambat penurunan fungsi respiratori dan jantung Edukasi penting Pasien sebaiknya juga mendapat alendronate Pada penelitian sebelumnya,tidak ada perbedaan antara grup yang diberikan glukokortikoid dan yang tidak pada dekade ke3. EFEK SAMPING GLUKOKORTIKOID 23 EKG abnormal Gejala gagal jantung IMUNISASI penting Bukan kontraindikasi imunisasi hepatitis A dan B Difteri Tetanus Pertusis Haemophillus influenza Polio Campak mumps Varicella zoster Rubella Pneumococcal dan meningicoccal EFEK SAMPING GLUKOKORTIKOID 24 TERIMAKASIH 25 HIRSUITISM 26 TERAPI: 1. ORAL CONTRASEPSI 2. ANTIANDROGEN Berupa: • Spironolakton • Ciproterone asetate (CPA) • Drospirenone • flutamide HIRSUITISM 27 Genitals (male) Tanner I prepubertal (testicular volume less than 1.5 ml; small penis of 3 cm or less) [typically age 9 and younger] Tanner II testicular volume between 1.6 and 6 ml; skin on scrotum thins, reddens and enlarges; penis length unchanged [9-11] Tanner III testicular volume between 6 and 12 ml; scrotum enlarges further; penis begins to lengthen to about 6 cm [11-12.5] Tanner IV testicular volume between 12 and 20 ml; scrotum enlarges further and darkens; penis increases in length to 10 cm and circumference [12.5-14] Tanner V testicular volume greater than 20 ml; adult scrotum and penis of 15 cm in length [14+] TUNNER SCALE 28 Breasts (female) Tanner I no glandular tissue: areola follows the skin contours of the chest (prepubertal) [typically age 10 and younger] Tanner II breast bud forms, with small area of surrounding glandular tissue; areola begins to widen [10-11.5] Tanner III breast begins to become more elevated, and extends beyond the borders of the areola, which continues to widen but remains in contour with surrounding breast [11.5-13] Tanner IV increased breast size and elevation; areola and papilla form a secondary mound projecting from the contour of the surrounding breast [13-15] Tanner V breast reaches final adult size; areola returns to contour of the surrounding breast, with a projecting central papilla. [15+] TUNNER SCALE 29 Pubic hair (both male and female) Tanner I no pubic hair at all (prepubertal state) [typically age 10 and younger] Tanner II small amount of long, downy hair with slight pigmentation at the base of the penis and scrotum (males) or on the labia majora(females) [10–11.5] Tanner III hair becomes more coarse and curly, and begins to extend laterally [11.5–13] Tanner IV adult-like hair quality, extending across pubis but sparing medial thighs [13– 15]| Tanner V hair extends to medial surface of the thighs [15+] TUNNER SCALE 30 31 32 33 34 35 Alendronic acid (INN) or alendronate sodium (USAN) — sold as Fosamax by Merck — is a bisphosphonate drug used forosteoporosis and several other bone diseases. It is marketed alone as well as in combination with vitamin D (2,800 IU and 5600 IU, under the name Fosamax+D). Alendronate inhibits osteoclast-mediated bone-resorption. Like all bisphosphonates, it is chemically related to inorganicpyrophosphate, the endogenous regulator of bone turnover. But while pyrophosphate inhibits both osteoclastic bone resorption and the mineralization of the bone newly formed by osteoblasts, alendronate specifically inhibits bone resorption without any effect on mineralization at pharmacologically achievable doses. Its inhibition of bone-resorption is dose-dependent and approximately 1,000 times stronger than the equimolar effect of the first bisphosphonate drug, etidronate. Under therapy, normal bone tissue develops, and alendronate is deposited in the bone-matrix in pharmacologically inactive form. For optimal action, enough calcium and vitamin D are needed in the body in order to promote normal bone development. Hypocalcemia should, therefore, be corrected before starting therapy. Etidronate has the same disadvantage as pyrophosphate in inhibiting mineralization, but all of the potent N-containing bisphosphonates including Alendronate and also risedronate, ibandronate, and zoledronate ALENDRONATE 36 37 Glucocorticoid actions on bone Baschant, U. et al. (2012) The multiple facets of glucocorticoid action in rheumatoid arthritis Nat. Rev. Rheumatol. doi:10.1038/nrrheum.2012.166 38 DMD 39 DMD 40 DMD 41 DMD 42 DMD 43 DMD 44 45 gen yang mengkode protein dystrophin Dystrophin adalah protein besar pada sarcolemma dari cardiac, skeletal, dan otot halus dystrophin mengikat protein actin intraselluler di lamina basal extrasel dystrophin memberi sinyal transduksi antara sarcolemma dan meregulasi ca intrasel 46 Stage 1 – Presymptomatic Progression of muscular dystrophy occurs in 5 stages. In stage 1, creatine kinase levels are usually elevated. Patients have a positive family history. Stage 2 – Early ambulatory Waddling gait, manifesting in children aged 2-6 years; often the first clinical symptom in patients with Duchenne muscular dystrophy and is secondary to hip girdle muscle weakness Inexorable progressive weakness in the proximal musculature, initially in the lower extremities, but later involving the neck flexors, shoulders, and arms Because of proximal lower back and extremity weakness, parents often note that the boy pushes on his knees in order to stand; this is known as the Gowers sign Possible toe-walking Can climb stairs Stage 3 – Late ambulatory More difficulty walking Around age 8 years, most patients notice difficulty with ascending stairs, and respiratory muscle strength begins a slow but steady decline Cannot arise from the floor At approximately the same time as independent ambulation is most challenged, the forced vital capacity begins to gradually wane, leading to symptoms of nocturnal hypoxemia such as lethargy and early morning headaches Stage 4 – Early nonambulatory Can self-propel for some time Able to maintain posture Possible development of scoliosis Stage 5 – Late nonambulatory Scoliosis may progress, especially when more wheelchair dependent If wheelchair bound and profoundly weak, patients develop terminal respiratory or cardiac failure, usually by the early 20s, if not sooner; poor nutritional intake can also be a serious complication in individuals with severe end-stage Duchenne muscular dystrophy Contractures may develop 47 Serum creatine phosphokinase (CPK) level Always increased in patients with Duchenne muscular dystrophy or Becker muscular dystrophy, probably from birth Often increased to 50-100 times the reference range (ie, as high as 20,000 mU/mL) Decreases over time; in late-stage DMD, very little muscle mass remains to give rise to an elevated serum CPK level Strongly suspect Duchenne muscular dystrophy in a child with proximal weakness and very elevated levels of CPK 48 Muscle biopsy Required for diagnosis in patients without detectable mutations of the dystrophin gene For some families of a young boy found to have a dystrophin mutation, the muscle biopsy can provide critically important dystrophin protein information such as molecular weight size and abundance Immunolabeling of frozen muscle sections can enable epitope identification Depending on the purpose of the biopsy, proper site selection is crucial Cardiac assessment ECG can uncover sinus arrhythmias and may show deep Q waves and elevated right precordial R waves Transthoracic echocardiography often reveals small ventricles with prolonged diastolic relaxation A Holter monitor is valuable for paroxysmal arrhythmias Cardiac MRI and gadolinium enhancement can better characterize cardiac tissue changes 49 MUSCLE CONTRACTION CORTICOSTEROID 50 51 52 53 54 55 56