134 BAB V PENUTUP Pemerintah Kolonial Hindia Belanda banyak

advertisement
BAB V
PENUTUP
Pemerintah Kolonial Hindia Belanda banyak membangun fasilitas pertahanan
di Cilacap untuk mempertahankan pengaruhnya di kota tersebut. Pembangunan
fasilitas pertahanan di Cilacap dilakukan karena Cilacap merupakan salah satu
pelabuhan penting di Jawa. Fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya berupa sebuah
menara pengawas atau mercusuar yang dikenal dengan nama Menara Cimiring,
sementara itu tiga fasilitas lainnya berupa benteng yang pada saat ini dikenal dengan
nama Benteng Pendem, Benteng Karang Bolong dan Benteng Klingker. Keempat
fasilitas ini dibangun di wilayah yang cukup berdekatan yaitu di dekat Pelabuhan
Cilacap, yang terletak di sisi timur Selat Nusakambangan.
Pelabuhan Cilacap dibangun di sisi timur Selat Nusakambangan karena
beberapa alasan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar. Pertama adalah karena
kondisi ombak. Pantai laut selatan Jawa memiliki ombak yang lebih besar
dibandingkan dengan laut utara Jawa. Hal tersebut merupakan salah satu alasan
mengapa lebih banyak pelabuhan dibangun di pantai utara Pulau Jawa. Akan tetapi
kondisi ombak di bagian timur selat Nusakambangan tidak terlalu besar karena
daerah pantai di sisi timur selat tersebut tertutup Pulau Nusakambangan sehingga
ombak besar Samudera Hindia terhalangi pulau tersebut.
134
135
Alasan kedua adalah karena mulut selat di sisi timur Nusakambangan lebih
lebar dibandingkan dengan mulut selat di bagian barat. Lebar selat di bagian timur
mencapai 3 km sedangkan di bagian barat hanya berkisar antara 600-700 m.
Sempitnya selat di sisi barat selat Nusakambangan akan mempersulit manuver kapal.
Faktor pengendapan juga memiliki besar pada pemilihan lokasi pelabuhan. Di bagian
barat selat Nusakambangan terjadi pengendapan lumpur yang sangat deras. Derasnya
pengendapan yang terjadi di bagian tersebut memicu pendangkalan yang terjadi di
laguna Segara Anakan. Pengendapan ini menimbulkan pendangkalan dan
penyempitan Selat Nusakambangan di bagian barat yang berakibat pada sulitnya
kapal untuk melalui daerah tersebut.
Selain faktor lingkungan, pembangunan pelabuhan Cilacap juga dipengaruhi
oleh faktor ekonomi. Pembangunan Pelabuhan Cilacap merupakan salah satu upaya
Pemerintah Kolonial Hindia Belanda untuk mengoptimalkan ekspor komoditas hasil
pertanian ke pasar Eropa. Salah satu alasan pembangunan pelabuhan di Cilacap
adalah untuk mempermudah pengiriman komoditas ekspor dari daerah pedalaman
Jawa yang dekat dengan pantai selatan. Pada perkembangan berikutnya, pelabuhan
Cilacap sangat berpengaruh kepada proses perkembangan jalur kereta api di Jawa.
Pada masa eksploitasi gula di Jawa, Belanda banyak membangun jaringan
kereta. Salah satu jalur kereta yang dibangun adalah jalur kereta yang
menghubungkan Yogyakarta dengan Cilacap. Tujuannya adalah untuk memperlancar
proses pengangkutan gula dari pabrik-pabrik yang banyak terdapat di Yogyakarta
136
menuju ke Cilacap untuk kemudian di ekspor ke pasar Eropa. Perkembangan jalur
transportasi kereta api ini membuat pelabuhan Cilacap semakin ramai sebagai
pelabuhan perdagangan walaupun pelabuhan ini berada di luar jalur perdagangan
umum yang biasanya melalui Pantai Utara Jawa.
Alasan-alasan di atas mungkin merupakan beberapa alasan yang melatar
belakangi mengapa pelabuhan Cilacap dibangun di sisi timur Selat Nusakambangan
bukannya di sisi barat. Pembangunan pelabuhan yang berada di sisi timur tersebut
menjadi alasan utama mengapa benteng-benteng dan fasilitas lain yang ada di Cilacap
terpusat di wilayah timur Selat Nusakambangan tersebut dengan tujuan untuk
melakukan pengamanan dan pengawasan terhadap aktivitas pelabuhan dan kapal.
Faktor politik menjadi faktor lain yang melatar belakangi pembangunan
Benteng-benteng dan fasilitas militer di Cilacap. Selain dapat dimanfaatkan sebagai
pelabuhan perdagangan, Cilacap ternyata juga sangat strategis untuk dijadikan
sebagai basis militer Belanda di Jawa. Hal ini karena Cilacap dianggap dapat menjadi
tempat berlabuh bagi kapal-kapal musuh yang akan menyerang Jawa. Selain itu,
Pelabuhan Cilacap juga dianggap sebagai pelabuhan yang ideal sebagai pintu
evakuasi warga Belanda menuju ke Australia jika terjadi serangan atas Pulau Jawa.
Cilacap dinilai akan lebih mudah digunakan untuk evakuasi dibandingkan pelabuhan
lain di Pulau Jawa karena lokasinya yang berada di selatan Jawa. Lokasi Cilacap yang
berada di selatan akan lebih memudahkan proses evakuasi menuju ke Australia.
137
Karena alasan politis tersebut banyak benteng didirikan di Cilacap sebagai basis
militer.
Keberadaan keempat fasilitas milik Belanda di dalam suatu wilayah yang
berdekatan di sisi timur Selat Nusakambangan mengindikasikan bahwa wilayah ini
memang merupakan wilayah yang penting bagi Belanda pada saat itu. Keempat
fasilitas ini pun memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Menara Cimiring merupakan
menara mercusuar yang digunakan sebagai sarana pengawasan. Letaknya yang lebih
tinggi dibandingkan ketiga benteng yang ada memudahkan pengawasan kawasan di
sekitar dengan mudah. Dari mercusuar ini segala kegiatan kapal yang terjadi di
wilayah perairan Cilacap dapat diawasi.
Benteng Karang Bolong dibangun di atas bukit dan memiliki konstruksi
bangunan sebuah menara. Benteng ini kemungkinan juga digunakan sebagai sarana
pengawasan. Akan tetapi fungsinya jauh lebih kompleks dibandingkan dengan
mercusuar Cimring. Selain sebagai sarana pengawasan, Benteng Karang Bolong juga
digunakan sebagai sarana pertahanan. Hal ini dapat diketahui dari arsitektur bangunan
dan beberapa sarana pertahanan yang berada di Benteng Karang Bolong.
Benteng Pendem terpisah sejauh kurang lebih tiga kilometer dengan Benteng
Karang Bolong. Kedua benteng ini masing-masing terletak di sisi utara dan selatan
Selat Nusakambangan sehingga kedua benteng ini mungkin memiliki keterkaitan satu
sama lain. Letak keduanya yang berada di mulut selat Nusakambangan
memungkinkan Benteng Pendem dan Karang Bolong saling berkaitan dalam upaya
138
untuk mengamankan Pantai Cilacap pada masa pemerintahan Kolonial Hindia
Belanda. Salah satu bukti keterkaitan kedua benteng ini adalah masing-masing
benteng memiliki ruang meriam yang memiliki arah tembak yang sama yaitu ke arah
mulut selat Nusakambangan.
Sementara itu Benteng Klingker berada di tepi pantai Nusakmbangan bagian
utara. Letak Benteng ini tidak jauh dari Benteng Karang Bolong.Benteng ini bukan
benteng pertahanan utama karena bangunannya yang kecil. Kemungkinan Benteng ini
merupakan benteng pertahanan pendukung yang digunakan untuk menyerang musuh
jika kapal musuh berhasil memasuki kawasan Selat Nusakambangan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Benteng Pendem dan Benteng
Karang Bolong memiliki keterkaitan fungsi yang sangat penting yaitu sebagai sarana
pertahanan utama Kota Cilacap. Dilihat dari letaknya yang cukup berdekatan dan
diposisikan di kedua sisi dari mulut Selat Nusakambangan bagian timur, kedua
benteng ini kemungkinan juga dimanfaatkan untuk mengawasi lalu lintas kapal.
Kedua benteng besar ini didukung oleh keberadaan dua fasilitas lain berupa
mercusuar yang difungsikan sebagai sarana pengawasan dan sebuah benteng kecil
sebagai sarana pertahanan pendukung. Secara keseluruhan keempat fasilitas ini
membentuk sebuah sistem pertahanan yang sangat terstruktur dan baik untuk
mempertahankan pelabuhan dan Kota Cilacap dari ancaman musuh.
Download