BAB V PENUTUP Pemerintah Kolonial Hindia Belanda banyak membangun fasilitas pertahanan di Cilacap untuk mempertahankan pengaruhnya di kota tersebut. Pembangunan fasilitas pertahanan di Cilacap dilakukan karena Cilacap merupakan salah satu pelabuhan penting di Jawa. Fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya berupa sebuah menara pengawas atau mercusuar yang dikenal dengan nama Menara Cimiring, sementara itu tiga fasilitas lainnya berupa benteng yang pada saat ini dikenal dengan nama Benteng Pendem, Benteng Karang Bolong dan Benteng Klingker. Keempat fasilitas ini dibangun di wilayah yang cukup berdekatan yaitu di dekat Pelabuhan Cilacap, yang terletak di sisi timur Selat Nusakambangan. Pelabuhan Cilacap dibangun di sisi timur Selat Nusakambangan karena beberapa alasan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar. Pertama adalah karena kondisi ombak. Pantai laut selatan Jawa memiliki ombak yang lebih besar dibandingkan dengan laut utara Jawa. Hal tersebut merupakan salah satu alasan mengapa lebih banyak pelabuhan dibangun di pantai utara Pulau Jawa. Akan tetapi kondisi ombak di bagian timur selat Nusakambangan tidak terlalu besar karena daerah pantai di sisi timur selat tersebut tertutup Pulau Nusakambangan sehingga ombak besar Samudera Hindia terhalangi pulau tersebut. 134 135 Alasan kedua adalah karena mulut selat di sisi timur Nusakambangan lebih lebar dibandingkan dengan mulut selat di bagian barat. Lebar selat di bagian timur mencapai 3 km sedangkan di bagian barat hanya berkisar antara 600-700 m. Sempitnya selat di sisi barat selat Nusakambangan akan mempersulit manuver kapal. Faktor pengendapan juga memiliki besar pada pemilihan lokasi pelabuhan. Di bagian barat selat Nusakambangan terjadi pengendapan lumpur yang sangat deras. Derasnya pengendapan yang terjadi di bagian tersebut memicu pendangkalan yang terjadi di laguna Segara Anakan. Pengendapan ini menimbulkan pendangkalan dan penyempitan Selat Nusakambangan di bagian barat yang berakibat pada sulitnya kapal untuk melalui daerah tersebut. Selain faktor lingkungan, pembangunan pelabuhan Cilacap juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Pembangunan Pelabuhan Cilacap merupakan salah satu upaya Pemerintah Kolonial Hindia Belanda untuk mengoptimalkan ekspor komoditas hasil pertanian ke pasar Eropa. Salah satu alasan pembangunan pelabuhan di Cilacap adalah untuk mempermudah pengiriman komoditas ekspor dari daerah pedalaman Jawa yang dekat dengan pantai selatan. Pada perkembangan berikutnya, pelabuhan Cilacap sangat berpengaruh kepada proses perkembangan jalur kereta api di Jawa. Pada masa eksploitasi gula di Jawa, Belanda banyak membangun jaringan kereta. Salah satu jalur kereta yang dibangun adalah jalur kereta yang menghubungkan Yogyakarta dengan Cilacap. Tujuannya adalah untuk memperlancar proses pengangkutan gula dari pabrik-pabrik yang banyak terdapat di Yogyakarta 136 menuju ke Cilacap untuk kemudian di ekspor ke pasar Eropa. Perkembangan jalur transportasi kereta api ini membuat pelabuhan Cilacap semakin ramai sebagai pelabuhan perdagangan walaupun pelabuhan ini berada di luar jalur perdagangan umum yang biasanya melalui Pantai Utara Jawa. Alasan-alasan di atas mungkin merupakan beberapa alasan yang melatar belakangi mengapa pelabuhan Cilacap dibangun di sisi timur Selat Nusakambangan bukannya di sisi barat. Pembangunan pelabuhan yang berada di sisi timur tersebut menjadi alasan utama mengapa benteng-benteng dan fasilitas lain yang ada di Cilacap terpusat di wilayah timur Selat Nusakambangan tersebut dengan tujuan untuk melakukan pengamanan dan pengawasan terhadap aktivitas pelabuhan dan kapal. Faktor politik menjadi faktor lain yang melatar belakangi pembangunan Benteng-benteng dan fasilitas militer di Cilacap. Selain dapat dimanfaatkan sebagai pelabuhan perdagangan, Cilacap ternyata juga sangat strategis untuk dijadikan sebagai basis militer Belanda di Jawa. Hal ini karena Cilacap dianggap dapat menjadi tempat berlabuh bagi kapal-kapal musuh yang akan menyerang Jawa. Selain itu, Pelabuhan Cilacap juga dianggap sebagai pelabuhan yang ideal sebagai pintu evakuasi warga Belanda menuju ke Australia jika terjadi serangan atas Pulau Jawa. Cilacap dinilai akan lebih mudah digunakan untuk evakuasi dibandingkan pelabuhan lain di Pulau Jawa karena lokasinya yang berada di selatan Jawa. Lokasi Cilacap yang berada di selatan akan lebih memudahkan proses evakuasi menuju ke Australia. 137 Karena alasan politis tersebut banyak benteng didirikan di Cilacap sebagai basis militer. Keberadaan keempat fasilitas milik Belanda di dalam suatu wilayah yang berdekatan di sisi timur Selat Nusakambangan mengindikasikan bahwa wilayah ini memang merupakan wilayah yang penting bagi Belanda pada saat itu. Keempat fasilitas ini pun memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Menara Cimiring merupakan menara mercusuar yang digunakan sebagai sarana pengawasan. Letaknya yang lebih tinggi dibandingkan ketiga benteng yang ada memudahkan pengawasan kawasan di sekitar dengan mudah. Dari mercusuar ini segala kegiatan kapal yang terjadi di wilayah perairan Cilacap dapat diawasi. Benteng Karang Bolong dibangun di atas bukit dan memiliki konstruksi bangunan sebuah menara. Benteng ini kemungkinan juga digunakan sebagai sarana pengawasan. Akan tetapi fungsinya jauh lebih kompleks dibandingkan dengan mercusuar Cimring. Selain sebagai sarana pengawasan, Benteng Karang Bolong juga digunakan sebagai sarana pertahanan. Hal ini dapat diketahui dari arsitektur bangunan dan beberapa sarana pertahanan yang berada di Benteng Karang Bolong. Benteng Pendem terpisah sejauh kurang lebih tiga kilometer dengan Benteng Karang Bolong. Kedua benteng ini masing-masing terletak di sisi utara dan selatan Selat Nusakambangan sehingga kedua benteng ini mungkin memiliki keterkaitan satu sama lain. Letak keduanya yang berada di mulut selat Nusakambangan memungkinkan Benteng Pendem dan Karang Bolong saling berkaitan dalam upaya 138 untuk mengamankan Pantai Cilacap pada masa pemerintahan Kolonial Hindia Belanda. Salah satu bukti keterkaitan kedua benteng ini adalah masing-masing benteng memiliki ruang meriam yang memiliki arah tembak yang sama yaitu ke arah mulut selat Nusakambangan. Sementara itu Benteng Klingker berada di tepi pantai Nusakmbangan bagian utara. Letak Benteng ini tidak jauh dari Benteng Karang Bolong.Benteng ini bukan benteng pertahanan utama karena bangunannya yang kecil. Kemungkinan Benteng ini merupakan benteng pertahanan pendukung yang digunakan untuk menyerang musuh jika kapal musuh berhasil memasuki kawasan Selat Nusakambangan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Benteng Pendem dan Benteng Karang Bolong memiliki keterkaitan fungsi yang sangat penting yaitu sebagai sarana pertahanan utama Kota Cilacap. Dilihat dari letaknya yang cukup berdekatan dan diposisikan di kedua sisi dari mulut Selat Nusakambangan bagian timur, kedua benteng ini kemungkinan juga dimanfaatkan untuk mengawasi lalu lintas kapal. Kedua benteng besar ini didukung oleh keberadaan dua fasilitas lain berupa mercusuar yang difungsikan sebagai sarana pengawasan dan sebuah benteng kecil sebagai sarana pertahanan pendukung. Secara keseluruhan keempat fasilitas ini membentuk sebuah sistem pertahanan yang sangat terstruktur dan baik untuk mempertahankan pelabuhan dan Kota Cilacap dari ancaman musuh.