MODUL PERKULIAHAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Islam, Filsafal dan Ilmu Pengetahuan Fakultas Program Studi Fakultas? Program Studi TatapMuka 08 Kode MK DisusunOleh Kode MK? Dra. Eva Maulina. M.M Abstract Kompetensi - Berpikir secara mendalam bebas objektif dan rasional tidak dilarang oleh Al-qur’an . - Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an yang mendorong manusia untuk mengembangkan Ilmu pengetahuan dan berpikir Filosofi - Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dan tujuan filsafat Mahasiswa dapat memahami dorongan Islam untuk belajar dan meneliti 2 MODUL 8 FILSAFAT DAN ILMU DALAM ISLAM Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari ‘alaq. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.1 QS. al-Alaq (96): 1-5 Islam sebagai agama fitrah mengajak manusia untuk mnggunakan akal dan berpikir serta merenungkan segala sesuatu yang dilihat dan dialami. Bila ajakan ini dilakukan dengan baik akan mengantarkan manusia kepada kesadaran terhadap hakikat kehidupannya sebagai hamba dan khalifah Allah di bumi. Amanah yang diberikan oleh Allah itu (sebagai khalifah-Nya di bumi) akan dapat dilaksanakan semestinya jika manusia selalu konsisten dan cinta kepada kebenaran serta memiliki ilmu pengetahuan. A. PENGERTIAN FILSAFAT DAN ILMU SERTA TUJUANNYA Falsafah (bahasa Arab) berasal dari bahasa Yunani yaitu kata philosophia. Philo atau philein berarti cinta atau suka dan ingin, sophia berarti pengetahuan, kebijaksanaan (hikmah, wisdom)2 jadi philosophia artinya cinta kebijaksanaan. Orang yang cinta kepada kebijaksanaan, pengetahuan atau kebenaran disebut philosophos atau dalam bahasa Arab failasuf. 2016 2 Pecinta pengetahuan Pendidikan Agama Islam Dra. Eva Maulina, MM atau kebenaran Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id adalah orang yang 3 menjadikan pengetahuan sebagai usaha dan tujuan hidupnya, atau orang yang mengabdikan dirinya kepada pengetahuan dan kebenaran. Kata falsafah dalam bahasa Yunani maknanya dapat disamakan dengan kata hikmah dalam bahasa Arab. Hikmah artinya tali kendali untuk kuda guna mengekang keliaran dan kenakalannya. Dari sini diambil kata hikmah dalam arti pengetahuan atau kebijaksanaan karena hikmah itu menghalangi orang yang memilikinya dari perbuatan-perbuatan yang rendah dan hina.3 Hikmah adalah hidayah Allah Yang besar dan tidak mudah untuk dimiliki karena ia didapat melalui akal dan metode-metode berpikir tertentu serta datangnya hikmah bukan hanya dari pengelihatan indra tetapi juga dari mata hati (QS. (2) : 269 dan (22) : 42). Pegertian falsafat secara terminologi telah dirumuskan ke dalam formulasi yang bermacam-macam. Di antara rumusan itu adalah; filsafat, ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ke Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.4 Dari definisi ini dapat dikatakan bahwa berfikir secara filosofis adalah berfikir haruslah sedalam-dalamnya, bebas, objektif, rasional, menyeluruh dan dilaksanakan dengan teliti. Pegertian filsafat baik secara etimologis maupun terminologis mengingatkan kita bahwa tujuan filsafat adalah mencari kebenaran dan hakikat sesuatu atau mencari jawaban-jawaban yang umumnya dipertanyakan seperti siapakah manusia itu?, apakah hidup ini sebenarnya?5 dan apakah ada pencipta alam semesta ini dan jika ada siapa?. Pertanyaan terakhir ini dicontohkan oleh Nabi Ibrahim sewaktu beliau mencari Tuhan dan meyakinkan kaumnya terhadap keberadaan Allah dengan metode tanya jawab melalui pemikiran kritis dialektis (QS. (6) : 75 – 79 dan (21) : 57 – 67). Sebagian orang beranggapan bahwa falsafah tidak ada gunanya karena hanya akan membawa kepada kekufuran dan pengingkaran agama. Anggapan itu ada benarnya karena memang banyak aliran falsafah.6 yang cenderung dan bahkan berkesimpulan bahwa Tuhan tidak ada, agama tidak ada gunanya, atau sekurang-kurangnya beranggapan bahwa manusia tidak membutuhkan Tuhan untuk dapat hidup dengan layak. Tetapi dari sisi lain juga ditemukan banyak di antara aliran falsafah yang tetap berujung pada 4 keimanan dan banyak filosof yang sangat kuat keyakinannya pada Tuhan. Seperti yang dikatakan oleh Syekh Nadim Al-Jisr bahwa filsafat menjadi jalan keimanan pada Tuhan.7 dan mengadakan penyelidikan tentang alam wujud serta memandangnya sebagai jalan untuk menemukan zat yang membuatnya.8 Oleh sebab itu falsafah bagaikan pisau tajam yang bermata dua. Ia dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia tetapi sebaliknya dapat pula membahayakan dirinya jika salah dalam menggunakannya. Di samping manusia diperintahkan untuk berpikir dan merenungkan segala sesuatu yang ada di sekitarnya dan juga diperintahkan untuk memiliki dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kata ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu ‘alima, ya’lamu, ilman (ilmu) yang berarti tahu atau pengetahuan. Secara terminologis ilmu pengetahuan ialah suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing mengenai suatu lapangan pengalaman tertentu yang disusun demikian rupa menurut asas-asas tertentu, sehingga menjadi kesatuan; suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaanpemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan memakai metode-metode tertentu.9 seperti induksi dan deduksi. Secara garis besarnya ilmu pengetahuan dapat dilihat dari dua sisi yaitu sebagai hasil atau produk berpikir dan sebagai kegiatan pengembangan daya pikir itu sendiri. Sebagai hasil atau produk berpikir maka ilmu adalah merupakan sekumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis, bermetode dan kebenaran serta ketepatanya dapat diuji secara empiris, dapat diriset dan dieksperimen. Inilah yang lazim disebut sebagai ilmu pengetahuan yang mempunyai objek materi dan objek forma.10 Dari segi materinya, maka sasaran ilmu pengetahuan adalah alam, manusia dan agama. Ilmu pengetahuan membahas sasaran-sasarannya itu dengan meninjaunya dari berbagai sudut pandangan atau aspek tinjauan yang disebut objek forma. Objek forma inilah yang membedakan antara suatu ilmu pengetahuan dengan ilmu pengetahuan lainnya. Ilmu sebagai kegiatan dan pengembangan daya pikir merupakan cerminan aktivitas dan kegiatan berfikir yang dinamis dan tidak statis. Ditinjau dari segi ini, maka setiap kegiatan dalam mencari pengetahuan tentang apapun selama hal itu terbatas pada objek empiris dan pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah adalah sah untuk disebut keilmuan. 2016 4 Pendidikan Agama Islam Dra. Eva Maulina, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5 Keharusan untuk menuntut dan menguasai ilmu pengetahuan di samping bertujuan mempertajam daya nalar juga untuk mempertahankan dan mempermudah kehidupan manusia melalui pengelolaan, penguasaan dan pemanfaatan sumber daya alam serta ilmu akan mengiring manusia untuk lebih beriman dan beramal shaleh serta mendekatkan diri kepada Allah. B. DORONGAN ISLAM UNTUK BERPIKIR FILOSOFIS DAN BELAJAR SERTA MENELITI Berpikir secara mendalam, bebas, objektif, rasional, menyeluruh dan teleti tidak dilarang oleh al-Qur’an. Bahkan sebaliknya al-Qur’an secara tegas memberi kemungkinan-kemungkinan bagi pemikiran-pemikiran filosofis (QS. [7] : 185 dan [59] : 2). Dalam Islam belajar itu adalah kewajiban. Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad surat al-Alaq ayat 1-5 mengandung perintah Allah kepada manusia agar membaca, menulis dan meneliti. Membaca adalah sarana untuk mengerti, memahami, dan mengembangkan serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Membaca tidak berarti membaca tulisan tetapi juga memikirkan, merenungkan kejadian-kejadian alam semesta. (QS. [3] : 190-191). Ayat-ayat yang berhubungan dengan gejala alam semesta perlu dikaji lebih mendalam agar manusia mendapat manfaat yang lebih besar dari ayatayat tersebut. Banyak sekali ayat yang mendorong manusia supaya menggunakan akal, mengamati dengan benar, harus berfikir secara mendalam, harus ada keinginan bertanya dan mencari jawaban yang sesuai dengan yang diamati. Di antara contoh ayat yang mendorong untuk meneliti dan menggunakan nalar adalah surat Yunus ayat 101. Artinya “Katakanlah (hai Rasul) perhatikanlah dengan nalar apa-apa yang ada di langit dan di bumi”.11 Manusia diperintahkan oleh Allah untuk melihat semua yang ada di langit dan di bumi serta menganalisanya dengan nalar apa saja yang dilihatnya. Hal-hal yang akan dianalisa ialah seperti yang disebutkan dalam surat ar-Ra’d ayat 3-4. Artinya “Dan Dialah Allah yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung serta sungai-sungai. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan. Allah menutupkan malam pada siang. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkannya. 6 Dam di bumi itu terdapat bagian-bagian yang berdampingan dan kebunkebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir”.12 Bagi orang awam ayat-ayat tersebut pengertiannya cukup seperti yang tersurat, tetapi para ilmuwan akan dapat mengungkapkan lebih banyak dan lebih mendalam lagi tentang apa yang tersirat dalam kalimat-kalimat ayat tersebut. Bila dipilah-pilah ayat tersebut mengandung banyak petunjuk tentang prinsip-prinsip dasar ilmu bumi dan ilmu pertanian. Allah menegur dan menanyakan tentang penggunaan nalar kita sebagai manusia serta memberikan isyarat apa yang harus diperhatikan. Surat alGhaasyiyah ayat 17-20. Artinya “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia di ciptakan ? langit bagaimana ia ditinggikan ?, gunung-gunung bagaimana ia ditegakan ?, dan bumi bagaimana ia dihamparkan”.13 Orang yang mau melaksanakan perintah Allah (dalam ayat di atas) dan melakukan penelitian dengan tekun akan memperoleh pengetahuan dalam bidang biologi, fisika dan geografi. Pengetahuan ini membantu manusia dalam mengenali alam dan lingkunganya baik yang hidup seperti manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan maupun benda mati seperti langit, gunung, tanah dan sebagainya. Kegiatan penelitian adalah suatu kegiatan yang diperintahkan dalam Islam. Dengan melakukan penelitian maka hal-hal yang semula belum diketahui menjadi diketahui, hal-hal yang semula belum terungkap menjadi terungkap. Apa bila seseorang dalam penelitiannya menemukan hal yang baru dan baik maka orang tersebut akan mendapatkan pahala dan penghargaan yang tinggi dari Allah, karena hasil penelitian itu akan bermanfaat untuk kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan adalah himpunan pengetahuan manusia yang sistematis dan dikumpulkan melalui suatu proses pengkajian dengan metode tertentu dan dapat diteriama oleh rasio. Dalam ilmu pengetahuan alam misalnya, orang menggumpulkan pengetahuan itu dengan mengadakan pengamatan atau observasi, pengukuran atau pengukuran data dari alam sekitar, baik yang hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan maupun yang tidak 2016 6 Pendidikan Agama Islam Dra. Eva Maulina, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 7 bernyawa seperti bintang, matahari, gunung, lautan dan benda-benda lain yang ada di alam ini. Data yang dikumpulkan dari berbagai observasi dan pengukuran pada gejala alamiah itu dianalisa, kemudian diambil kesimpulan yang dapat diterima nalar. Seluruh proses mulai dari pengamatan dan pengukuran sampai analisa dan pengambilan kesimpulan dapat diistilahkan dengan intizhar suatu kata yang ada hubungannya dengan nazhar dan semakna dengan nalar. Di antara ciri ilmu pengetahuan alam ialah bahwa ia disusun atas dasar intizhar pada gejala-gejala ilmiah yang dapat diperiksa berulang-ulang dan bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah seperti perjalanan atau perubahan posisi pelanet-pelanet di alam raya ini. Bila gejala-gejala yang diteliti serupa maka biasanya dapat ditarik kesimpulan yang umum mengenai fenomena-fenomena alamiah itu dan kesimpulan yang menyatakan sifat serta kelakuan alam pada kondisi tertentu dinamakan sunatullah, yang biasanya juga disebut hukum alam. Sunatullah ini melukiskan bagaimana alam bertingkah laku pada kondisi tertentu. Karena dalam penelitian dilakukan pengukuran-pengukuran terhadap besaran-besaran pisik misalnya jarak, kecepatan, suhu, arus listrik dan sebagainya, maka ilmu yang dihasilkannya bersifat objektif kuantitatif dan hukum-hukumnya dapat dirumuskan secara matematis. Teknologi adalah penerapan ilmu pengtahuan secara sistematis untuk mempengaruhi alam di sekeliling dalam suatu proses produktif ekonomis untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi umat manusia. Misalnya teknologi pembuatan mesin, pembuatan obat-obatan, pembuatan beranekaragam bahan, termasuk bahan makanan dan sebagainya adalah hasil penerapan ilmu fisika, kimia, biologi dan ilmu-ilmu kealaman lain yang mendukung. C. SUMBER DAN KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN Sumber fisafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam adalah wahyu dan akal pikiran manusia. Keduanya tidak bertentangan. Manusia dengan bebas dapat mengembangkan akalnya asal saja dalam pengembangan itu tetap terikat pada wahyu dan tidak boleh bertentangan dengan syari’at. Dalam Islam dikenal istilah ayat qauliyah dan ayat kauniah. Ayat qauliyah terdapat dalam al-Qur’an dan Sunnah yang merupakan firman atau wahyu Allah dan sabda Rasullah SAW. Dari ayat ini akan lahir ilmu-ilmu yang 8 selama ini disebut ilmu-ilmu agama seperti ilmu tafsir, ilmu ushuluddin, ilmu fikih dan lain-lain. Ayat kauniyah terdapat di alam raya ini, dan merupakan ciptaan Allah. Ayat ini akan melahirkan berbagai macam cabang ilmu pengetahuan yang selama ini dikenal dengan ilmu-ilmu umum seperti filsafat, fisika, kimia, biologi, farmasi, geografi, kedokteran, psikologi, antropologi, sosiologi, politik, ekonomi, teknik dan sebagainya. Dalam pandangan Islam kedua ayat ini tidak mungkin bertentangan karena berasal dari sumber yang sama. Firman Allah tidak mungkin bertentangan dengan ciptaan-Nya. Bila kelihatan bertentangan perlu dipahami mungkin ada sesuatu yang keliru atau kesalahan yang belum diketahui. Berdasarkan kategori ayat pada ayat qauliah dan kauniah seperti yang dijelaskan di atas, para ahli dalam Konperensi Pendidikan Islam Se Dunia tahun 1977 di Mekah membagi ilmu menurut pandangan Islam menjadi dua yaitu ; perennial knowledge atau ilmu abadi dan acquired knowledge atau ilmu perolehan.14 Yang dimaksud ilmu pengetahuan abadi adalah ilmu yang langsung berasal dari wahyu Ilahi yang diperjelas oleh Sunnah Nabi Muhammad yang sekarang dapat dikaji dari al-Qur’an. dan kitab-kitab Hadis yang shahih. Yang dimaksud ilmu pengetahuan perolehan adalah ilmu yang diperoleh dengan akal manusia melalui penelitian yang dilakukan oleh para ahli. Dalam kategori ilmu perolehan ini termasuk ilmu-ilmu kealaman, ilmu sosial dan budaya serta ilmu-ilmu keterampilan (teknologi) dengan segala cabang dan rantingnya. Kedua macam ilmu ini harus menjadi materi pendidikan Islam agar manusia muslim memiliki wawasan hidup yang terpadu dan menyeluruh. Semua kurikulum pendidikan Islam seyogianya mencangkup kedua ilmu yang berasal dari kedua sumber tersebut, tidak hanya memuat apa yang biasanya disebut ilmu-ilmu agama yang berasal dari al-Qur’an dan Sunnah serta semua yang biasa diambil keduanya saja, seperti yang dilaksanakan dalam sistem pendidikan Islam tradisional selama ini. Dalam sistem pendidikan yang berasaskan paham sekuler (sekularisme), perennial knowledge yang berwujud wahyu tidak diakui sebagai ilmu. Dalam sistem ini wahyu Allah tidak mendapat tempat di dunia pendidikan, karena tidak diakui sebagai sumber ilmu pengetahuan. Bahkan dalam sistem pendidikan yang berdasarkan paham sekuler itu, wahyu dipertentangkan dengan ra’yu, dan iman dipertentangkan dengan ilmu. Klasifikasi ilmu dalam dunia pendidikan yang 2016 8 Pendidikan Agama Islam Dra. Eva Maulina, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 9 berpaham sekuler seperti yang dikemukakan di atas, berbeda dengan klasifikasi ilmu menurut ajaran Islam. Menurut ajaran Islam ra’yu dan wahyu, akal dan iman, ilmu dan agama, tidak boleh dipertentangkan atau dipisahkan. Keduanya mempunyai tempat sendiri dalam pendidikan dan dalam kehidupan manusia. Ra’yu atau akal tidak dapat disamakan dengan wahyu, apa lagi diletakan di atasnya, karena kemampuan ra’yu atau akal manusia itu terbatas, sedangkan wahyu sebagai firman Allah tidak terbatas meliputi segala ruang dan waktu serta menjadi dasar segala-galanya. Yang dapat dilakukan adalah membedakannya seperti yang telah dilakukan oleh Ibnu Khaldun dengan istilah aqal dan naqal, atau oleh al-Ghazali dengan istilah ladunni dan insani atau oleh tokoh pemikir Islam Nadjib Alatas dengan ilmu fardhu’ain dan ilmu fardhu kifayah15 atau perennial knowledge dan acquired knowledge seperti yang disebutkan di atas. Ilmu abadi yang berwujud wahyu Ilahi harus menjadi panduan dan rujukan semua ilmu perolehan manusia, karena wahyu Ilahi itu mengandung nilai yang dapat menuntun ilmu pengetahuan kepada yang lebih bermanfaat. Dalam Konperensi Pendidikan Islam Se Dunia yang diselenggarakan di Islamabad, Pakistan pada tahun 1980 tujuan pendidikan Islam untuk mencapai pertumbuhan yang seimbang dalam keperibadian manusia secara total dan memberikan jalan bagi pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya secara spiritual, intelektual, imajinatif, fisikal baik secara individual maupun secara kolektif di samping memotivasi semua aspek tersebut ke arah kebaikan dan kesempurnaan.16 Pembagian ilmu yang dikemukakan dalam Konperensi Pendidikan Islam Pertama Di Mekah perlu dijabarkan dalam kurikulum / silabus yang akan dilaksanakan oleh lembaga pendidikan Islam. D. SUMBANGAN ISLAM TEHADAP PERKEMBANGAN FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN Secara umum dapat dikatakan bahwa jasa para sarjana Islam dalam bidang filsafat dan ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut : 1. Menterjemahkan dan menyebarluaskan peninggalan Yunani sedemikian rupa, sehingga pengetahuan ini menjadi dasar perkembangan dan kemajuan di dunia Barat hingga saat ini. 10 2. Memperluas pengamatan dalam bidang ilmu ke dokteran, ilmu obatobatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi dan ilmu tumbuhtumbuhan. 3. Menegaskan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar. Dalam hal ini sumbangan para sarjana Islam lebih maju dari pada pendahulunya.17 Sumbangan Islam terhadap perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan di samping banyaknya ayat al-Qur’an dan Hadis Nabi Muhammad yang mendorong manusia untuk berfikir filosofis dan menguasai serta mengembangkan ilmu pengetahuan juga kelihatan dari penemuanpenemuan para filosof dan ilmuan-ilmuan muslim pada masa kejayaannya ( + 650 – 1250 M ). Di antara bidang ilmu pengetahuan yang ditekuni oleh para ilmuwan muslim adalah : 1. Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu pasti dan ilmu pengetahuan alam telah mendapat perhatian besar dari umat Islam terutama pada masa daulah Umayyah dan Abbsiyah. Di antara tokoh-tokoh ilmu pasti dan ilmu pengetahuan alam adalah : a. Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan ( + 700 – 777 M ), salah seorang tokoh terbesar di dalam sejarah kimia.18 dan ia telah banyak melakukan percobaan tentang sublimasi, pemerasan, pembasian, pengasaman dan penyulingan.19 Ia penemu asam karbid menyumbangkan teori penguapan dan persenyawaan, pembutiran dan pelelehan.20 Jabir yang namanya dilatinkan menjadi Geber adalah perintis empirisme sebagai metodologi ilmiah21. Ia memiliki laboratorium pribadi di rumahnya (Damaskus), di sana tersedia alat-alat percobaan seperti tungku untuk memanaskan logam, lesung untuk menggiling bahanbahan, timbangan untuk menakar bahan-bahan yang akan dicampur dan lain-lain.22 b. Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi lahir di Khawarizm, Uzbekistan pada tahun 780 M dan wafat pada tahun 850 M di Bagdad.23 Al-Khawarizmi (825 M) menyusun buku Aljabar. (nama bukunya Al-Jabr Wal Mukabala = pengutuhan kembali dan 2016 10 Pendidikan Agama Islam Dra. Eva Maulina, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 11 pembandingan) dan buku tentang perhitungan biasa (arithmetics). Buku-buku ini menjadi pembuka jalan untuk mempergunakan cara desimal dan menjadi buku standar untuk beberapa abad lamanya di Eropa.24 Ia dianggap bapak Aljabar. Ia juga telah memberikan beberapa rumus ilmu ukur seperti rumus segi tiga dan ia pula yang menyusun daftar logaritma dan hitungan persepuluhan.25 c. Abu Raihan Ibnu Ahmad Al-Biruni. Ia telah membahas tentang sinar dan teori pecahnya sinar, warna-warni dan optika. Ialah yang mengoreksi pendapat Euclides yang keliru, bahwa benda menjadi terlihat karena mata memancarkan sinar kepada benda. Ia menegaskan bahwa justru sebaliknyalah, benda menjadi terlihat karena benda memantulkan sinar kepada mata dan mengenai lensa mata.26 Teori ini dipakai orang sampai sekarang dan atas dasar teori itu ahli-ahli astronomi seperti Galile Galileo membuat teropong bintang untuk mengobserfasi keruang angkasa. d. Ali Al-Hasan Ibnu Al-Haitsam, beliau lahir di Basrah (Irak) tahun 965 M. dan wafat 1038 M. Ia di samping ahli fisika juga ahli teknik, sehingga beliau di panggil orang al-Muhandis yang berarti teknikus. Beliaulah yang mambangun kubah Universitas al-Azhar di Kairo. Karangan ilmu Haitsam berjumlah 200 judul, 47 judul diantaranya berisi masalah dan thabi’ah (fisika), 58 judul mengenai hindasah (teknik), sedangkan yang selebihnya berisi bermacam-macam ilmu pengetahuan.27 Ia telah menemukan bentuk lengkung yang ditempuh cahaya ketika merambat di udara. Dengan demikian ia dapat menetapkan bahwa kita melihat cahaya bulan dan mata hari sebelum benda-bendanya betul-betul tampak di cakrawala.28 Demikian pula kita masih dapat melihatnya di Barat setelah keduanya terbenam. Lebih lanjut beliau mengatakan cahaya memancar dari sumbernya ke segala arah dalam bentuk garis lurus. Cahaya tidak dapat dilihat dengan langsung. Debu-debu yang berterbangan di udara yang memantulkan cahaya ke mata kita, debu-debu (partikel-partikel) itulah yang membuat udara terang benderang. Menurut ahli 12 sejarah Bangsa Ingris George Sarton, Ibnu Haitsam adalah ahli fisika terbesar yang sangat asyik memperhatikan cahaya.29 2. Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Beberapa tokoh kedokteran dan kesehatan yang banyak berpengaruh adalah: a. Muhammad Ibnu Zakaria Ar-Razi (865 – 925 M). Beliau di samping ahli kimia juga tokoh besar ilmu kedoteran. Bukunya Al-Hawi (buku menyeluruh) dianggap buku induk di bidang kedokteran. Ar-Razilah penemu air raksa dan yang pertama kali mendiagnosis cacar air dan cacar merah30. Ia juga diduga orang yang pertama kali mendiagnosis tekanan darah tinggi. Terhadap berbagai penyakit yang perlu perasangan saraf ia mempergunakan kai yakni penusukan noktahnoktah tertentu dengan besi runcing yang telah dipanaskan dengan minyak mawar atau minyak cendana31 yang terkenal sekarang menyerupai tusuk jarum atau akupuntur. b. Abu Ali Al-Husain Ibnu Sina di Barat disebut dengan nama Avicenna dan wafat tahun 926 M. Beliau adalah seorang dokter, ahli farmasi, ahli musik dan filosof. Ialah yang pertama kali menunjukan peranan udara sebagai penyalur menularnya penyakit.32 Beliau juga berpendapat Ketegangan jiwa dapat menimbulkan duka pada lembung. Cabang bayi dalam kandungan mendapat suplai makanan dari ibunya melalui tali pusat. Mengobati penyakit bengkak dengan pembedahan. Mengobati penyakit yang disebabkan oleh cacing Mengobati penyakit jiwa.33 Bukunya Al-Qanun Fi Ath-Thib merupakan buku yang terluas dipergunakan oleh kalangan kedokteran baik di daerah Islam maupun di Eropa. Tahun 1593 M buku ini di cetak dalam Bahasa Arab di Roma. Pada abad ke-16 pengaruhnya besar sekali dikalangan kedokteran dan sampai abad ke-19 buku ini masih digunakan sebagai buku rujukan terutama mengenai penyakit saraf. Buku ini di samping mengajarkan metode pembedahan yang di dalamnya ia menandaskan perlunya sterilisasi dengan jalan pembersihan luka. Juga buku itu diperjelas dengan gambar dan seketsa yang banyak,34 2016 12 Pendidikan Agama Islam Dra. Eva Maulina, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 13 sebagai indikasi pengetahuan beliau yang mendalam tentang anatomi. c. Abu Marwan Abdul Malik Ibnu Abil Ala Ibnu Zuhr (1091 – 1962 M). bukunya yang berjudul at-Taisir (permudahan perawatan) dipergunakan oleh dokter-dokter sebagai buku pegangan dan terutama mengenai percobaan-percobaan klinik. Ia juga menulis kitab al-Iqtidha (1121 M). yang menjadikannya terkenal sebagai sepesialis penyakit dalam.35 d. Abu Al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd yang lahir di Kordoba tahun 1226 M. dan wafat 1298 M. beliau adalah seorang perintis ilmu kedokteran umum, perintis mengenai ilmu jaringan tubuh. Ia juga berjasa di bidang penelitian pembuluh-pembuluh darah. Ia pula yang mula-mula menemukan tentang penyakit cacar bahwa seseorang yang pernah terserang penyakit tersebut seterusnya akan kebal terhadap penyakit itu36. Beliau juga menyatakan adanya hubungan olah raga dengan pertumbuhan spritual dan pemeliharaan kesehatan jasmani, hubungan kotoran dengan penyebaran kuman penyakit, penularan penyakit (tertentu) karena persentuhan, karena makanan, melalui pakaian dan pergaulan. Beliau megatakan pula air muka seseorang mencerminkan kesehatan tubuhnya37. Salah satu bukunya yang merupakan ensiklopedi ilmu kedokteran adalah al-Kulliyat fi alThib (aturan-aturan umum ilmu kedokteran). Buku ini diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di Eropa dan dipelajari di sekolah-sekolah tinggi kedokteran di semua negeri Eropa pada abad ke-17 dan 18.38 Di seluruh dunia pada abad ke-12 perawatan kesehatan yang terbaik adalah di negeri-negeri Islam. Pada tahun 1160 M di Bagdad saja terdapat lebih dari 60 buah rumah sakit. Dokter-dokter dan apotekerapoteker diuji sebelum boleh berpraktek dan praktek mereka selalu diawasi dengan cermat.39 3. Ilmu Teknik dan Arsitektur Di dalam membicarakan perkembangan teknik dapat disadari bahwa taraf kemajuan ditentukan oleh keperluan, manfaat yang dirasakan oleh suatu masyarakat. Di dalam satu masyarakat yang berpenduduk sedikit misalnya tidak akan timbul teknik pertanian yang sangat tinggi, karena tidak terdapat dorongan ke arah itu. Mesin tidak 14 akan adas dalam masyarakat yang tidak memerlukan produksi besarbesaran. Di dalam hubungan dengan faktor itulah dapat dipahami bahwa kaum muslimin pertama-tama mempelajari pembuatan kertas dari Tiongkok. Kaum muslimin sangat memerlukan kertas karena kebiasaan mereka mencatat segala yang mereka amati dan perbuat. Orang yang menemukan cara pembuatan kertas dari kain-kainan usang, kulit pohon murbai dan rerumputan kering adalah Tsyai Lun seorang pegawai kaisar di Leiyong. Ketika tahun 713 M. kaum muslimin menaklukkan Samarkand, Uzbeskistan, setelah pertempuran di tepi sungai Talas, mereka menawan dan mempekerjakan orang-orang cina yang ahli tentang pembuatan kertas. Pada tahun 793 M. di Baghdad didirikan pabrik kertas, di Mesir pada tahun 900 M, di Maroko pada tahun 1100 M. dan di Spanyol pada tahun 1150 M.40 Teknik lain yang dikembangkan kaum muslimin adalah teknik pengairan. Daerah luas yang tandus di Spanyol disuburkan dengan pengairan yang baik dan meluas. Untuk keperluan tersebut mereka membuat bendungan-bendungan, saluran-saluran dan talang-talang air yang besar dan dalam sistem pengairan ini kaum muslimin menggunakan kincir-kincir air yang mengangkat air dari bawah dan menuangkannya kedalam talang-talang yang lebih tinggi untuk seterusnya dialirkan.41 Kaum muslimin juga mencapai kemajuan dalam pembuatan kapal. Mereka ahli-ahli pelayaran dan peta. Kapal-kapal mereka berlayar sampai ke Tiongkok dan seputar Afrika. Orang-orang Portugis pertama kali sampai ke India dengan bantuan pemandu-pemandu muslim dan petapeta yang dibuat umat Islam. Ahmad Ibnu Majid seorang ahli peta, navigator dan pengarang buku-buku navigasi sebagai pemandu Vascoda Gama pada tahun 1498 M. melalui Afrika Barat dan Afrika Selatan sampai ke India.42 Di dalam arsitektur kaum muslimin mempunyai kemampuan yang besar. Uqba Ibnu Nafi pada tahun 670 M. membangun mesjid Agung Qayrawan Tunisia, tahun 705 M. Khlifah Walid Ibnu Abdul Malik Ibnu Marwan mulai membangun mesjid Agung Damsyik. Istana Bani Umayyah di Miyata mulai dibangun tahun 744 M. Mesjid Agung Kurthubah (Kordova) dibangun antara tahun 785 – 788 M. Mesjid al-Azhar di al- Qahirah (Kairo) yang dibangun Bani Fatimiyah sejak tahun 963 M. 2016 14 Pendidikan Agama Islam Dra. Eva Maulina, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 15 masih berdiri sampai sekarang, setelah lebih dari seribu tahun. 43 Meskipun tentu saja masjid itu selalu diperbaiki namun ketahanan lebih dari seribu tahun menunjukkan ukuran tentang suatu kemampuan memilih dan mencampur bahan-bahan bangunan beserta teknik membangun sendiri. 4. Ilmu Sosial Selain ilmuwan-ilmuwan yang disebut di atas, masih banyak lagi ilmuwan-ilmuwan Islam yang besar jasanya terhadap ilmu pengetahuan seperti Ibnu Khaldun (1332-1406 M) yang dikenal sebagai bapak sosiologi dan ahli sejarah. Salah satu buku Ibnu Khaldun yang terkenal adalah Mukaddimah. Garis besar isisnya adalah tentang: a. Peradaban padang pasir (Baduwi), bangsa-bangsa dan sukusuku biadab dan keadaan-keadaan hidup mereka. b. Dinasti, kekuasaan raja, khalifah, jawatan-jawatan dalam pemerintahan dan segala sesuatu yang bertalian dengannya. c. Negeri dan kota serta segala macam bentuk peradaban maju. d. Perekonomian, cara-cara hidup dan cara-cara mencari makan. e. Ilmu pengetahuan dan pendidikan.44 Teori masyarakat dan negara yang ada dalam buku Ibnu Khaldun mewarnai pemikiran-pemikiran kemasyarakatan dan politik sampai sekarang. 5. Ilmu Filsafat Ahli-ahli sejarah sepakat bahwa dunia filsafat mulai tumbuh pada masa enam abad sebelum masehi di Yunani. Thales yang hidup pada abad itu dipandang sebagai filosof Yunani pertama. Kemudian disusun oleh filosof-filosof lainnya seperti Parminides, Demokritos, Pithagoras, Sokrates, Plato, Aristoteles dan lain-lain. Pada abad ke-6 M. tepatnya pada tahun 529 M, Kaisar Yustinianus yang memerintah negeri Yunani memerintahkan supaya sekolah filsafat yang ada satu-satunya di Athena ditutup karena ajarannya dianggap bertentangan dengan ajaran agama Kristen yang dianut oleh penguasa dan umumnya rakyat yang diperintahnya. Tokoh-tokoh atau guru-gurunya ditangkapi dan dibunuh.45 Dengan kejadian ini mundurlah metode pemikiran filsafat di negeri tempat lahirnya Yunani. Keadaan ini berlalu selama dua abad dengan menunggu 16 kelahiran ahli-ahli pikir dari golongan muslim baik berkebangsaan Arab ataupun berkebangsaan Persia. Tokoh-tokoh pemikir ( filosof ) muslim mulai abad ke-8 menggerakan kembali pikiran-pikiran filsafat setelah Kaisar Khusruw yang memerintah di Persia menfasilitasi kegiatan pengajaran filsafat di Jindisafur Persia, melalui beberapa orang guru (tujuh orang profesor) yang berhasil meloloskan diri dari daerah kekuasaan Romawi dan dapat suaka politik dari penguasa Persia46. Filosof-filosof muslim yang akan dijelaskan di bawah ini dengan sebagian kecil pemikirannya adalah : 1. Abu Yusuf bin Ishak Al-Kindi ( 801 – 868 M ) terkenal dengan sebutan filosof Arab karena keturunan Arab asli. Filsafat menurut Al-Kindi ialah ilmu tentang hakikat (kebenaran) sesuatu menurut kesanggupan manusia yang mencangkup ilmu ke Tuhanan dan ke Esaan, ilmu keutamaan, ilmu memperolehnya merugikan. 47 tentang serta cara semua yang menjauhi berguna dan perkara-perkara cara yang Oleh sebab itu tujuan seorang filosof adalah mengetahui kebenaran dan mewujudkan kebenaran itu dalam tindakan. Semakin dekat kepada kebenaran semakin dekat pula kepada kesempurnaan. 2. Abu Nasr Muhammad bin Muhammad Tharchan (Al- Farabi). Sebutan Al- Farabi diambil dari nama kota Farab tempat ia dilahirkan (870-950 M) Salah satu pikiran Al- Farabi adalah mengenai Negeri Utama. Dalam pembahasan negeri utama perhatian khususnya adalah kepala negerinya. Kepala negeri utama menurut beliau haruslah memenuhi sayarat : 1. Sehat badan, 2. Anggota-anggota badan selamat (sehat dan lengkap), 3. Ingatan yang kuat, 4. Kecerdasan yang tinggi, 5. Tanggapan yang cepat, 6. Tutur kata yang baik, 7. Cinta kepada ilmu dan selalu menambah ilmu, 8. Menghiasi diri dengan kejujuran dan dapat dipercaya, 9. Membela keadilan, 10. Kuat kemauan, 11. Kuat cita-cita, 12. Tidak rakus dan menjauhi kelezatan-kelezatan jasmani.48 3. Ibnu Thufail Nama lengkapnya ialah Abu Bakar Muhammad bin Abdul Malik bin Thufail (1110 – 1985 M). Pikirannya yang menonjol adalah akal manusia dapat mencapai kebenaran mutlak tanpa pertolongan wahyu dari Allah.49 Untuk menerangkan pemikirannya ini beliau menulis sebuah cerita yang menjelaskan kehidupan seseorang yang 2016 16 Pendidikan Agama Islam Dra. Eva Maulina, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 17 belajar sendiri dari pengalaman. Tokoh dalam cerita ini dinamakannya Hay bin Yaqzhan. Kejayaan umat Islam di masa yang silam dalam penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan disebabkan karena dukungan dan perhatian yang besar dari khalifah-khalifah pada masa daulah Umayyah dan daulah Abbasiyah terutama khalifah Abu Ja’far Abdullah al- Mansur memerintah ( 753 – 775 M.). dan khalifah al- Ma’mun Ibnu Harun arRasyid terhadap ilmu pengetahuan melalui penterjemahan buku-bukiu Yunani ke dalam bahasa Arab dan mendirikan perguruan-perguruan tinggi, juga karena umat Islam waktu itu di samping giat sekali melakukan observasi dan penelitian-penelitian seperti yang diperintahkan oleh alQur’an dan Hadis Rasul umat Islam pada umumnya menganut teologi dan pemikiran keagamaan yang rasional. E. FENOMENA FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN DALAM AL-QUR’AN Al-Qur’an sebagai kitab petunjuk dalam hubungannya dengan filsafat dan ilmu pengetahuan mendorong manusia untuk mempergunakan akal pikirannya dan menambah serta mengembangkan ilmu pengetahuan semaksimal mungkin. Al-Qur’an mengajak manusia untuk memikirkan penciptaan alam semesta. Ajakan ini disertai dengan menunjukan fakta-fakta yang dapat dilihat oleh manusia dan aturan-aturan yang ditetapkan oleh Allah untuk mengatur alam, baik dalam bidang sains maupun dalam bidang sosial kemanusiaan. Sebagian dari fakta-fakta tersebut ada yang mudah dipahami, tetapi sebagian lainnya tidak dapat dipahami tanpa pengetahuan ilmiah. Kebenaran ilmiah yang ditemukan dalam al-Qur’an sebagai bukti kebesaran dan keesaan Allah serta dapat memperkokoh iman dan kepercayaan kepadaNya. Sebagian ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan filsafat dan ilmu pengetahuan adalah : 1. Pencarian kebenaran (QS. (6) : 75-79, dan QS. (21) : 57-67) 2. Penciptaan alam semesta (QS. (21) : 30, QS. (41) : 11, QS (11) : 7 dan QS. (32) : 4) 3. Pengembangan alam raya (QS. (51) : 47) 4. Pengaturan alam raya (QS. (36) : 38-40) 5. Tata air bumi (QS. (25) : 53, dan QS. (55) : 19-20) 18 6. Atmosfir bumi (QS. (6) : 125, dan QS. (21) : 32) 7. Asal mula kehidupan (QS. (20) : 53, dan QS (24) : 45) 8. Alam tumbuh-tumbuhan (QS. (16) : 10-11, QS. (6) : 99, QS. 50 : 9-11, QS. (13) : 4, QS (6) : 95 dan QS. (36): 36) 9. Alam binatang (QS. (16) : 5-8, QS (6) : 38 dan QS. (16) : 68-69) 10. Reproduksi manusia (QS. (23) : 12-14, QS (71) : 14, QS. (82) : 6-7, QS (76) : 2 dan QS. (32) :9 Para ilmuwan telah mengemukakan temuan-temuan ilmiahnya. Sebagian besar temuan itu sejalan dengan ayat-ayat Allah dalam al-Qur’an. Walaupun banyak temuan dan teori yang telah dikemukakan para ilmuwan dan tidak bertentangan dengan ayat al-Qur’an namun perlu disadari bahwa salah satu ciri filsafat dan ilmu pengetahuan yang tidak dapat diingkari meskipun oleh para filosof dan ilmuwan adalah bahwa ia tidak kekal. Di samping teori-teori ilmiah sering berganti, juga apa yang dianggap benar di masa yang lalu misalnya, mungkin terbukti salah di abad modern. Hubungan al-Qur’an dengan filsafat dengan ilmu pengetahuan di antaranya kelihatan pada ayat-ayat al-Qur’an yang mendorong manusia untuk menggunakan nalar, meneliti, menguasai, mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan. 2016 18 Pendidikan Agama Islam Dra. Eva Maulina, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 19 DAFTAR KUTIPAN 1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Tafsir Al-Qur’an, 1971), cet. ke-1, h. 1079 2 H. M. Rasjidi dkk, Islam Untuk Disiplin Ilmu Filsafat, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1997). cet. ke-2, h. 83 3 A. Hanafi, Filsafat Islam, (Jakarta, Bulan Bintang, 1967), cet. ke-2, 4 Hasbullah Bakry, Sistematik Filsafat, (Solo: AB. Siti Syamsiah, 1964), h. 11 h.7. 5 Jujun S Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Sinar Harapan, 1987), cet. ke-4, h. 27. 6 Falsafah modern dewasa ini mempunyai kecendrungan untuk sampai kepada paham atheistis, dan agnocticistis seperti rationalisme, empirisme, positivisme, eksistensialisme, neo positivisme, dan lain-lain. Lihat, H.M. Rasjidi dkk, op.cit., h. 93. 7 Ibid., umumnya filsafat klasik Yunani dan filsafat agama. 8 A. Hanafi, op. cit., h. 69. 9 H.M. Rasjidi dkk, op.cit., h. 41. 10 Ibid., h. 42. 11 Departemen Agama RI, op.cit., h. 322 12 Ibid., h. 368-369 13 Ibid., h. 1055 14 H. Moh. Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), cet. ke-1, h. 409-410 15 Ibid., h. 391 16 Ali Ashraf, Horison Baru Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1984), cet. ke-1, h. 25 17 R. Slamet Imam Santoso, Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan, (Jakarta, Sinar Budaya, 1977), cet. ke-1, h. 64 18 SI Poeradisastra, Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan Kebudayaan Modern, (Jakarta, Girimukti Pasaka, 1981), cet. ke-1, h. 31. Menurut George Sarton ahli sejarah bangsa Inggris kebesaran Jabir bin Hayyan dalam ilmu kimia sama dengan kebesaran Plato dalam filsafat. Lihat: N.A. Rasyid Dt. Mangkudun, 20 Peran Al-Qur’an Dalam Membangun Dunia Baru, (Jakarta: Karya Indah, 1984), cet. ke-1, h. 116 19 Ibid., h. 30 20 Ibid., h. 31 21 Ibid., h. 30 22 N.A. Rasyid Dt. Mangkudun, op.cit., h. 114 23 SI Poeradisastra, op. cit., h. 27 24 R. Slamet Imam Santoso, op. cit., h. 59 25 SI Poeradisastra, op. cit., h. 28 26 Ibid., h. 29 27 N.A. Rasyid Dt. Mangkudun, op.cit., h. 132 28 SI Poeradisastra, loc. cit. 29 N.A. Rasyid Dt. Mangkudun, loc. cit. 30 SI Poeradisastra, op. cit., h. 33 31 Ibid., h. 34 32 Ibid., h. 35 33 N.A. Rasyid Dt. Mangkudun, op.cit., h. 120 34 SI. Poeradisastra, loc.cit. 35 Ibid., h. 36 36 Ibid. 37 N.A Rasyid Dt. Mangkudun, op. cit., h. 121 38 Ibid. 39 SI Poeradisastra, op.cit., h. 37 40 Ibid., h. 42 41 Ibid., hal. 42-43 42 Ibid., h. 43 43 Ibid., h. 44 44 Ibnu Khaldun, Masyarakat dan Negara, (Jakarta, Bulan Bintang 1965), cet. ke-3, h. 35 45 N.A Rasyid Dt. Mangkudun. op. cit., h. 134 46 Ibid. 47 A. Hanafi, op. cit., h. 81 48 Ibid., h. 105 49 N.A Rasyid Dt. Mangkudun op. cit., hal. 140 2016 20 Pendidikan Agama Islam Dra. Eva Maulina, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 21