DIABETES MELLITUS Dr. Moch. Arwin Achijar SpPD Pendahuluan Harta anda yang paling berharga adalah kesehatan Sehat ( WHO ) sehat jasmani dan rohani bebas dari penyakit dan ketergantungan serta ketidakmampuan F.M Voltaire Kita mengorbankan kesehatan untuk mendapatkan uang kemudian kita mengorbankan uang untuk meraih kembali kesehatan kita ( dikutip dari dr. samsyuridjal Dj, dalam buku raih kembali kesehatan ) Pendahuluan Diabetes Mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dng karakteristik: hiperglikemia Terjadi krn kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya Menurut WHO : kumpulan problema anatomik dan kimiawi akibat sejumlah faktor dimana didapatkan defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin Apakah Diabetes itu ? Faktor keturunan Faktor Lingkungan/ Cara hidup Insulin kurang jumlahnya Insulin kurang baik kerjanya DIABETES = Kadar gula (glukosa) darah meningkat Insulin = hormon pengatur kadar glukosa darah yang yang dikeluarkan oleh pankreas Gaya hidup berisiko: Makan berlebihan Kurang sport Stres GEJALA KHAS DM + 3P Poliuria – Polidipsi - Polifagia Berat badan turun tanpa tahu sebabnya GEJALA LAIN Lemah/lesu, kesemutan, gatal, pandangan kabur, disfungsi ereksi (pria) pruritus vulvae (wanita) Gejala Berat badan menurun, sebaliknya nafsu makan bertambah Cepat merasa lelah dan mengantuk Sering buang air kecil, terutama pada malam hari Cepat merasa lapar dan haus Gejala Mudah timbul bisul / abses yang sukar sembuh Ibu yang melahirkan bayi > 4 kg Penglihatan kabur, sering berganti ukuran kacamata Kesemutan Klasifikasi DM Tabel klasifikasi etiologi DM Tipe 1 Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut: * autoimun * idiopatik Tipe 2 Bervariasi, mulai dari yg dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin sampai yg dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin Tipe lain * defek genetik fungsi sel beta * defek genetik kerja insulin * penyakit eksokrin pankreas * endokrinopati * karena obat atau zat kimia * infeksi * sebab imunologi (jarang) * sindroma genetik lain yg berkaitan dgn DM Diabetes melitus gestasional Kerja Insulin Normal NORMAL Gluc Gluc Gluc Gluc Gluc Gluc Gluc Kadar glukosa darah Normal Gluc Gluc Tenaga Sel otot Gluc Glukosa darah Glukosa Dibakar Pintu masuk sel Insulin Tidak ada Insulin DIABETES TIPE 1 Gluc Gluc Gluc Gluc Gluc Gluc Gluc Tidak ada insulin yang membuka pintu masuk sel Tak ada Tenaga yang dibakar Sel otot Gluc Glukosa darah Kadar glukosa darah meningkat Pintu masuk sel Kerja Insulin Kurang Baik Gluc DIABETES TIPE 2 Gluc Gluc Gluc Gluc Gluc Gluc Ada insulin tapi tak mampu membuka pintu masuk sel Tenaga Tak ada Gluc Glukosa darah Kadar glukosa darah meningkat yang dibakar Pintu masuk sel Insulin Ciri-Ciri Orang Dengan Diabetes Angka kesakitan lebih tinggi/sering sakit Lebih sering dirawat di RS Kematian usia muda Sebagian disertai penyakit lain Siapa yang Berisiko Kena DM ? Usia > 40 tahun Ada keluarga yang menderita DM Gemuk Hipertensi/darah tinggi Dislipidemia/ kadar lemak tinggi Ada riwayat melahirkan anak > 4 kg Kegemukan (Obesitas) Android Gemuk tidak sehat Ginekoid Gemuk “sehat” DM Kriteria Diagnosa DM Gejala klasik DM + GD AR ≥ 200 mg/dl Gejala klasik DM + GD N ≥ 126 mg/dl GD plasma 2 jam TTGO ≥ 200 mg/dl KADAR GLUKOSA DARAH & DIAGNOSIS DIABETES MELITUS GD Sewaktu Bukan DM Blm Pasti DM DM Plasma Vena < 100 100 – 199 > 200 Darah kapiler < 90 90 – 199 > 200 GD Puasa Bukan DM Blm Pasti DM Plasma Vena < 100 Darah kapiler < 90 DM 100 – 125 > 126 90 – 109 > 110 Konsensus Pengelolaan DM Tipe 2 di Indonesia 2006 Menurunkan HbA1C akan menurunkun risiko komplikasi 21% Kematian krn diabetes 37% Komplikasi Microvascular HbA1c 1% 14% Serangan jantung Stratton IM, et al. BMJ 2000; 321:405–412. Hanya dua pertiga individu yang mencapai target HbA1C Saydah SH, et al. JAMA 2004; 291:335–342. Liebl A, et al. Diabetologia 2002; 45:S23–S28. Overview of Diabetes in the United States 2 : 1 Prevalensi Diabetes Indonesia Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007 PREVALENSI DIABETES DI INDONESIA TAHUN 2008 10.2% TGT 10.2% Sudah Terdiagnosis 1,5% 5.7% 84.1% 5.7% 84.1% Tidak Diabetes Belum Terdiagnosis 4,2% Laurentia Litbangkes 2008 Laurentia Litbangkes 2008 Management Aim Short term : Eliminate symptoms Maintain general well being Longer term : Prevent complications Reduce morbidity and mortality Strategy : Normalizing glucose, lipid, and insulin levels Activities : Management with holistic approach and self care principles Procedures to be performed : At first visit • Anamnesis • Through physical examination • Laboratory examination : depends on available facilities. Routine blood : Hb, Leuco, diff.count, BSR Blood glucose : Fasting/postprandial Urinalysis/microalbuminuria Chemistry : albumin, creatinine, SGPT, lipid profile HbA1c (optional) • Superficial diabetes education: What is diabetes?, importance of control Complication, diet, exercise, OAD Foot care Regular check up • Blood glucose : Fasting/postprandial (occasional) • Every 3 months: HbA1c • Annually: Thorough physical examination Urinalysis, albuminuria Creatinine, SGPT, lipid profile, ECG, funduscopy Ethnicity and family history are implicated Closely associated with overweight or obese people Increased switch to Western diet and lifestyle Obesity Genetic component TYPE 2 Western lifestyle DIABETES International Diabetes Federation. Diabetes Atlas, 2nd Edition, 2003 Siapa yang harus memonitor gula darah + Pasien Pemantauan Gula Darah Mandiri (PGDM) Dokter dan Paramedis Monitor of HbA1C dgn rutin Tim Diabetes Kombinasi yang sinergis dalam tatalaksana yang efektif memonitor kontrol gula darah yang dinamis Diagnosis • Bila ada gejala mudah diketahui • Bila tidak ada gejala khas diperlukan pemeriksaan yang lebih teliti Kadar glukosa darah puasa • >126 mg/dl (7 mmol/L) Kadar glukosa darah sewaktu • > 200 mg/dl (11.1 mmol/L) Manifestasi Klinis Komplikasi Vaskular Pembuluh darah kecil Mata Pembuluh darah besar Stroke Ginjal Penyakit jantung koroner Syaraf Kaki diabetes Kejadian Komplikasi Vaskular DM Dibandingkan dengan non DM Penyakit Jantung Koroner 2-4: x 2–5 x Stroke : 5x Luka Gangren : 7x Gagal Ginjal : 25x Buta : Mengobati Diabetes Tidak Hanya Menurunkan Gula Darah Komplikasi tetap bisa timbul walaupun gula darah sudah stabil, bila faktor risiko lain tidak diatasi I. Kendalikan kadar gula darah II. Hilangkan/kurangi faktor risiko: Tidak bisa diobati Bisa diobati Faktor Risiko yang Tidak Bisa Diobati Jenis kelamin Umur Keturunan (gen) Faktor Risiko yang Bisa Diobati Tekanan darah tinggi Kadar lemak darah yang tinggi Kegemukan Kontrol Empat Pilar Diet Edukasi Latihan Fisik Obat Obat-obatan Bila gagal dengan pengaturan makan dan olah-raga baru obat-obatan Obat-obatan tidak untuk menggantikan pengaturan makanan dan olahraga Ketiganya dilaksanakan bersama-sama Perlu kontrol gula darah lebih ketat Insulin Mudah pemakaiannya Lebih cepat terkontrol Sebaiknya segera digunakan jika setelah 2-3 obat, gula darah belum juga terkontrol Bersamaan dengan edukasi, perencanaan makan dan olah raga Ditanggung Askes Algoritma Pengelolaan DM tipe 2 tanpa disertai Dekompensasi Metaboli PB PERKENI. Konsensus Penegelolaan DM tipe 2, 2010 Intervensi farmakologis Intervensi farmakologis ditambahkan jika target glukosa darah belum tercapai dng pengaturan makanan dan latihan jasmani Obat hipoglikemik oral (OHO) berdasarkan cara kerjanya, ada 4 gol. OHO: A. Pemicu sekresi insulin: sulfonil urea, glinid B. Penambah sensitivitas terhadap insulin: metformin, tiazolindion C. Penghambat glukoneogenesis: metformin D.Penghambat absorbsi glukosa: penghambat glukosidase alfa A. Pemicu sekresi insulin 1. Sulfonil urea - efek utama: meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas - utk menghindari hipoglikemia berkepanjangan pada orang tua, gangguan fungsi ginjal dan hati, peny. Kardiovaskuler, malnutrisi tidak dianjurkan penggunaan sulfonil urea kerja panjang 2. Glinid - Repaglinid dan nateglinid - diabsorbsi dgn cepat setelah pemberian peroral dan diekskresi dgn cepat melalui hati B. Penambah sensitivitas terhadap insulin Tiazolindion - Rosiglitazon dan Pioglitazon - berikatan pada Peroxisome Proliferator Activated Receptor Gamma (PPARƔ), suatu reseptor inti di sel otot dan sel lemak. - efek : menurunkan resistensi insulin dgn meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa, shg meningkatkan ambilan glukosa di perifer. - kontra indikasi pd px gagal jantung krn dpt memperberat edema dan retensi cairan dan juga px gangguan faal hati - perlu pemantauan faal hati berkala C. Penghambat glukoneogenesis Metformin - efek utama: mengurangi produksi glukosa hati (glukoneogenesis) dan memperbaiki ambilan glukosa perifer - kontraindikasi pada px dgn gangguan fungsi ginjal (kreatinin > 1.5), fungsi hati, px dng kecenderungan hipoksemia (peny. Serebrovaskuler, sepsis, syok, gagal jantung). - efek samping: mual disarankan pemberian pada saat atau sesudah makan D. Penghambat glukosidase alfa Acarbose - bekerja dgn mengurangi absorbsi glukosa di usus halus shg menurunkan kadar gula darah sesudah makan. - tidak menyebabkan hipoglikemia - efek samping yg sering : kembung, diare Tabel mekanisme kerja, efek-samping utama dan pengaruh thd penurunan A1C Cara kerja utama Efek samping utama Penurunan A1C sulfonilurea Meningkatkan sekresi insulin BB naik, hipoglikemia 1,5 - 2% Glinid Meningkatkan sekresi insulin BB naik , hipoglikemia Metformin Menekan produksi Diare, dispepsia, glukosa hati & menambah asidosis laktat sensitivitas thd insulin 1,5 - 2% Penghambat glukosidase alfa Menghambat absorbsi glukosa Flatulens, tinja lembek 0,5 - 1% Tiazolidindion Menambah sensitivitas thd insulin edema 1,3% insulin Menekan produksi glukosa hati, stimulasi pemanfaatan glukosa Hipoglikemia, BB naik Potensial sampai normal ? Cara pemberian OHO OHO dimulai dgn dosis kecil, ditingkatkan secara bertahap sesuai respon kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai hampir maksimal Sulfonilurea generasi I dan II : 15 – 30 menit sebelum makan Glimepirid: sebelum/ sesaat sebelum makan Repaglinid , nateglinid: sesaat sebelum makan Acarbose: bersama makan/ suapan pertama Tiazolindion: tidak tergantung jadwal makan Metformin: sebelum / pada saat / sesudah makan Insulin Insulin diperlukan pada keadaan : Penurunan BB yg cepat Hiperglikemia berat yg disertai ketosis Ketoasidosis diabetik(KAD) Hiperglikemia hiperosmoler non ketotik(KHONK) Hiperglikemia dng asidosis laktat (KLA) Gagal dng kombinasi OHO dosis hampir maksimal Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke) Kehamilan dgn DM yg tdk terkendali dgn makan Gangguan fungsi ginjal atau hati yg berat Kontra indikasi / alergi thd OHO Terapi kombinasi Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dng dosis rendah, utk kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai dgn respon kadar glukosa darah. Bersamaan dng pengaturan diet dan latihan jasmani bila diperlukan dapat dilakukan pemberian OHO tunggal atau OHO kombinasi sejak dini. Terapi OHO kombinasi harus dipilih dua/ lebih obat dari kelompok dgn mekanisme kerja berbeda, bila target gula darah belum tercapai dpt diberikan 3 macam obat atau dgn insulin Untuk kombinasi OHO dan insulin, yg banyak digunakan adalah OHO dgn insulin basal (insulin kerja menengah / panjang) yg diberikan pd malam hari menjelang tidur. Dosis awal insulin 6-10 unit, kemudian dilakukan evaluasi kadar GDP nya. Bila dgn cara tsb kadar gula darah masih belum terkendali maka OHO dihentikan dan diberikan insulin saja. Penilaian hasil terapi Hasil pengobatan DM harus dipantau secara terencana dgn melakukan anamnesis, pemeriksaan jasmani dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan kadar glukosa darah tujuannya: - utk mengetahui apakah sasaran terapi sudah tercapai - untuk melakukan penyesuaian dosis obat bila target blm tercapai, perlu lab : GDP/ GD 2JPP berkala Pemeriksaan A1C - tes hemoglobin terglikosilasi atau glikohemoglobin →cara yg digunakan utk menilai efek perubahan terapi 8 – 12 mg sebelumnya - tdk dapat digunakan utk menilai hasil pengobatan jangka pendek. - pemeriksaan A1C dianjurkan 2 x dlm setahun Pemantauan glukosa darah mandiri (PGDM) - menggunakan darah kapiler - menggunakan alat sederhana dng reagen kering yg mudah dipakai - cukup akurat sejauh kalibrasinya benar - dianjurkan pd px dng pengobatan insulin, sekretagogue Pemeriksaan glukosa urin memberikan penilaian tidak langsung, sehingga tidak dapat digunakan untuk diagnostik maupun pemantauan hasil terapi Kriteria pengendalian DM Pengendalian DM yg baik merupakan sasaran terapi dan diperlukan utk mencegah komplikasi kronik. Tabel kriteria pengendalian DM baik sedang buruk Glukosa darah puasa (mg/dL) Glukosa darah 2 jam (mg/dL) 80 - <100 80 - 144 100-125 145-179 ≤126 ≤180 A1C (%) < 6,5 6,5 - 8 >8 Kolesterol total (mg/dL) Kolesterol LDL (mg/dL) Kolesterol HDL (mg/dL) <200 <100 Pria: >40 Wanita: <50 200 - 239 100 – 129 ≥240 ≥130 Trigeliserida (mg/dL) <150 150 - 199 ≥200 IMT (kg/m2) 18,5 - <23 23 - 25 >25 ≤130/80 >130-140/ >80-90 >140/90 Tekanan Darah (mmHg) Penyuluhan Perlu mengerti dan memahami apa itu diabetes dan bagaimana mengendalikannya Ikuti penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan (edukator diabetes) Sepanjang hayat di kandung badan Penyuluhan berkelanjutan membimbing orang dengan diabetes menjadi mandiri Mengatur Makanan (Diet) Dahulu ada Mitos : Diet = penderitaan Tidak boleh makan enak Harus makan kentang Tidak boleh menyentuh gula Makan terpisah dari keluarga Sekarang X Tidak lagi suatu derita Anjuran makan seimbang = makanan semua orang Tidak ada makanan yang dilarang, hanya dibatasi sesuai kebutuhan kalori Menu sama dengan menu keluarga Gula dalam bumbu tidak dilarang Tujuan berat badan ideal X Mengatur Makanan Usahakan porsi tersebar dalam sehari kadar gula darah tidak terlalu berfluktuasi Porsi terbagi 3 besar dan 2-3 kecil Makan sebelum lapar Teratur dalam jumlah, jenis dan jadual Diet pada Diabetes Usia Lanjut • Jangan terlalu membatasi makan • Bila gemuk kurangi jumlah kalori dan lemak saja jangan khusus pada gula • Menu sederhana / mudah dimengerti • Libatkan sanak keluarga • Suplementasi vit dan mineral Latihan Fisik 30 menit : 3 - 4 kali/minggu (tiap hari lebih baik) Cara Gerak Badan yang Baik Latihan harus berkesinambungan, terus-menerus tanpa henti Dilakukan selang-seling gerak cepatlambat Peningkatan bertahap sesuai kemampuan Perlu latihan daya tahan Kegiatan Jasmani Gula darah : < 100mg/dl : sebelumnya makan makanan kecil 100- 159 mg/dl : dapat langsung olah raga > 250 mg/dl : periksa dulu kadar aseton Penurunan Berat Badan 5-10% Sindrom Metabolik Hipertensi Diabetes Kolesterol HDL Trigliserid Jantung koroner Kiat – kiat memperbaiki harapan hidup dan kualitas hidup 1. Lakukan Aktivitas Fisik yang Memadai Keuntungan : kadar HDL kadar insulin plasma fungsi jantung dan paru konsentrasi kemampuan kontrol perasaan kepercayaan diri Membakar lemak dan kalori Mengurangi stress dan kecemasan Olahraga apa yang cocok untuk Anda?? Aerobik Teratur Terukur Terarah Terawasi Denyut Nadi Latihan Maksimal = 220 – Umur Denyut Nadi Minimal = (220 – Umur) x 85% Durasi Cukup 30 – 60 menit Lakukan pemanasan dan Awasi denyut nadi, jangan naik drastis Pascalatihan Lakukan Cooling Down Hingga nadi normal kembali Waktu pemulihan untuk pemula 48 jam Mulailah dari Sekarang! Jenis aktivitas Kalori Terpakai (Kal) Jalan santai 456 Jogging 648 Lari 792 Bersepeda 384 Renang 540 Tennis 414 Bowling 84 Golf (tanpa mobil pengantar) 324 Golf (dengan mobil pengantar) 150 Dansa sosial 198 Dansa aerobik 516 Mendaki 312 Berkebun 354 2. Hindari Obesitas Obesitas diderita lebih dari 50% penduduk di negara maju Kelebihan berat badan karena makanan yang berlebihan Makanan didominasi lemak, gula dan tepung terigu 4. M3. menjaga Pola Makan Omega – 3 baik untuk jantunfg dalam ikan sarden, salmon, tuna, mackarel Jangan makan berlebihan batasi karbohidrat dan lemak Pilih makanan yang ber Indeks Glikemik rendah Banyak Makan sayur dan buah segar 4. Memeriksakan Tekanan Darah Pada penederita tekanan darah tinggi, mereka juga menderita : 76.8% dengan diabetes 81.8% dengan penyakit ginjal kronis 69.5% dengan stroke 71.4% dengan gagal jantung kongestif 73.7% dengan penyakit arteri perifer atau penyempitan arteri atau vena 73% dengan penyakit arteri koroner 76.9% dengan dua atau lebih penyakit diatas Pemeriksaan tekanan darah minimal 3-5 hari sekali. Tekanan darah tinggi umumnya tidak menimbulkan gejala, dan baru diketahui saat pemeriksaan. Tekanan darah dianggap normal optimal <120/80 mmHg 5. Memeriksakan Kadar Kolesterol dan Trigliserida. Semakin dini mengetahui kelebihan Kolesterol ataupun Trigliserida dalam darah anda, maka akan semakin cepat anda menanganinya Perubahan Life style Atau Intervensi Pengobatan 6. Mencegah Dabetes dan Penyakit Ginjal Kadar gula darah yang terkontrol pada penderita diabetes dan penyakit ginjal dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler 7. Meluangkan waktu bersantai Bukan istirahat lebih banyak namun, Meluangkan waktu untuk istirahat sebentar saja perlu dilakukan secara rutin. Berkumpul membicarakan masalah keseharian dengan rekan sekantor, tetangga atau keluarga di rumah merenung dan mawas diri Tidur nyaman Stamina akan pulih dengan cepat, dan keseimbangan hormon dalam tubuh juga cepat tercapai.