DOC - ejurnal untag samarinda

advertisement
PERAN KEPALA DESA DALAM UPAYA MENINGKATKAN
PEMBANGUNAN DESA DI DESA SINGA GEMBARA
KABUPATEN KUTAI TIMUR
Donald Hangkel
ABSTRACT
Secara garis besar peran dari seorang Kepala Desa meliputi inisiator,
motivator, fasilitator dan dinamisator. Namun, peran ini tidak berjalan
sebagaimana mestinya yang diidikasikan dengan lambannnya pembangunan
dan permasalahan-permasalahan yang dihadi masyarakat yang tidak
terselesaikan sesuai dengan harapan. Peningkatan daya nalar dan daya kritis
masyarakat membuat masyarakat semakin berani untuk menyampaikan
tuntutannya. Kondisi ini tentunya harus diimbagi oleh pemerintah dengan
bersikap lebih responsif dan aspiratif terhadap berbagai tuntutan masyarakat.
Tujuan penelian adalah Mengetahui Peran Kepala Desa dalam Upaya
Meningkatkan Pembangunan Desa. Penelitian ini berjenis ekporatif dengan
menggunakan data kuantitatif. Penelitian yang dilakukan oleh penulis
merupakan penelitian verifikatif yang bersifat komperatif, yakni penelitian
yang membandingkan variabel-variabel bebas. Pengambilan sampel dilakukan
secara acak (random sampling) sebanyak 30 responden Pengambilan sampel
dilakukan secara acak (random sampling) sebanyak 30 responden. Analisis data
menggunakan uji Friedman (Friedman Two Way Anova).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa χ2 = 444.88 dan χ2 Tabel = 6,251.
Bila dibandingkan dengan χ2, maka χ2 > χ2 Tabel, sehinga Ho ditolak, artinya
bahwa Keempat macam peran Kepala Desa mempunyai pengaruh yang
berbeda terhadap Peningkatan Pembangunan Desa.
Kata kunci: Kepala Desa, Peran, Pembangunan
I.
PENDAHULUAN
Meskipun Pemerintah Desa diberi kepercayaan masyarakat dalam menjalankan
perannya, namun terdapat kendala yang menghambat kinerja. Penghambat kinerja yang
dimaksud, antara lain: kedudukan dan bentuk organisasinya yang mendua (ambivalen) yaitu
antara bentuk organisasi pemerintah dengan lembaga kemasyarakatan, tidak adanya
sumber pendapatan yang memadai, keterbatasan dalam kewenangan dalam pengambilan
keputusan menyangkut isi rumah tangganya, keterbatasa kualitas dan kuantitas personilnya
(Wasistiono dan Irwan, 2006).
Pemerintah Desa semakin tidak mampu menjalankan fungsi dan perannya dengan
baik, sehingga pertumbuhan dan perubahan sosial di desa yang relatif lamban, bahkan di
sana sini terjadi keamdegan. Untuk melakukan perubahan sosial, masyarakat desa
seringkali hanya menunggu uluran tangan dari luar desa, bukan hasil inisiatif yang datang
dari dalam diri kesatuan masyarakat desa. Situasi ini membuat masyarakat desa semakin
tergantung pada pihak luar desa (Wasistiono dan Irwan, 2006).
Secara garis besar peran dari seorang Kepala Desa meliputi inisiator, motivator,
fasilitator dan dinamisator. Namun, peran ini tidak berjalan sebagaimana mestinya yang
diidikasikan dengan lambannnya pembangunan dan permasalahan-permasalahan yang
dihadi masyarakat yang tidak terselesaikan sesuai dengan harapan.
Peningkatan daya nalar dan daya kritis masyarakat membuat masyarakat semakin
berani untuk menyampaikan tuntutannya. Kondisi ini tentunya harus diimbagi oleh
pemerintah dengan bersikap lebih responsif dan aspiratif terhadap berbagai tuntutan
masyarakat.
Masyarakat Desa Singa Gembara kerapkali mengeluhkan bahwa kepala desa kurang
memberikan motivasi terhadap masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. Secara kasat
mata pembangunan masih nampak tertingal. Meskipun dalam penyusunan perencanaan
(Musrenbangdes) masyarakat dilibatkan namun dalam pelaksanaannya masyarakat
kerapkali diabaikan, sehingga terjadi gap antara pemerintah desa dengan masyarakat desa.
Artinya pembangunan yang dilaksanakan pemerintah desa dianggap tidak memuaskan
masyarakat. Apabila hal ini terjadi terus-menerus maka masyarakat akan semakin menjauh
dari pemerintah, sehingga apapun program pembangunan yang dilaksanakan akan sia-sia.
Masyarakat mungkin akan menggunakan apa yang dibangun, namun tidak memiliki rasa
tanggung jawab untuk memelihara ataupun menjaganya.
II.
PERUMUSAN MASALAH
Masalah yang timbul adalah: “Apakah Peran Kepala Desa dalam Upaya
Meningkatkan Pembangunan Desa di Desa Sangatta Selatan Kabupaten Kutai Timur telah
Berlangsung Secara Efektif?”
III.
METODE PENELITIN
Penelitian ini berjenis ekporatif dengan menggunakan data kuantitatif.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian verifikatif yang bersifat
komperatif. Pengambilan sampel dilakukan secara acak (random sampling) sebanyak 30
responden. Penelitian ini membandingkan empat buah variabel bebas, yaitu inisiator,
motivator, fasilitator dan dinamisator; sebagai variabel yang diasumsikan
mempengaruhi proses pembangunan di lokasi studi. Analisis data menggunakan uji
Friedman (Friedman Two Way Anova).
IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil wawancara terhadap 55 responden menyangkut peran kepala Desa
diperoleh jawaban bahwa sebanyak 21,33% responden menjawab peran sebagai
inisiator, 25% sebagai motivator, 27,67% sebagai fasilitator, dan 26% sebagai
dinamisator.
Dari data di atas selanjutnya dilakukan perhitungan menggunakan rumus:
12
∑𝑘𝑖=1(𝑅𝑗 )2 − 3𝑁(𝑘 + 1)
χ2 =
χ2
=
𝑁𝑘(𝑘+1)
12
(30𝑥4)(4+1)
(642 + 752 + 832 + 782 ) − (3𝑥30)(4 + 1) = 444,88
Hasil peneliusuran di peroleh χ2 Tabel = 6,251. Bila dibandingkan dengan χ2, maka
>
Tabel. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa Keempat macam peran
Kepala Desa mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap Peningkatan Pembangunan
Desa.
Dari jawaban responden dapat diketahui bahwa peran yang paling dominan dari
Kepala Desa dalam pembangunan adalah sebagai fasilitator. Di sini Kepala Desa lebih aktif
dalam memfasilitasi persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat. Salah satu contoh
yang dapat dikemukakan di sini adalah ketika ada persoalan menyangkut kepentingan
umum. Kepala Desa akan memfasilitasi tempat pertemuan dan menghadirkan pihak-pihak
yang berkepentingam. Selain itu, Kepala Desa akan memanggil warga masyarakat untuk
turut serta dalam pertemuan yang melibatkan penanggungjawab dan pelaksana proyek.
Dengan cara demikian diharapkan masyarakat tidak hanya menjadi sasaran pembangunan,
namun juga ikut berperan serta di dalamnya.
χ2
χ2
Peran dominan yang kedua menurut penilaian responden adalah sebagai
dinamisator. Di sini Kepala Desa berperan dalam menggerakkan warga masyarakat untuk
mencapai kemajuan. Kepala Desa melibatkan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Provinisi maupun Pemerintah Kabupaten. Misalnya
membentuk kelompok tani, kelompok penjahit, kelompok usaha produktif, dan sebagainya.
Kepala Desa secara aktif melakukan pembinaan PKK dan Karang Taruna. Hal ini
dimaksudkan untuk menumbuhkan peluang usaha dan peluang kerja sektor informal.
Peran dominan yang ketiga adalah sebagai motivator. Kepala Desa melakukan
motivasi terhadap masyarakat melalui penyuluhan-penyuluhan dan program-program
pendampingan. Motivasi dilakukan pada setiap kesempatan di saat Kepala Desa
melakukan inspeksi ke tengah-tengah masyarakat maupun pada saat pertemuan-pertemuan
secara formal yang melibatkan warga masyarakat. Kepala Desa juga mengusulkan
peralatan-peralatan pertanian kepada pemerintah Kabupaten untuk memajukan kelompok
tani. Demikian juga Kepala Desa menyediakan sebagian angaran desa untuk kegiatan PKK
dan Karang Taruna.
Berikutnya adalah peran Kepala Desa sebagai inisiator. Di sini Kepala Desa
berperan dalam menyempaikan inisiatif perbaikan-perbaikan lingkungan. Kepala Desa
akan menyampaikan ide-idenya di saat pelaksanaan Musrembangdes. Selain itu, inisitaif
juga muncul di saat keadaan-keadaan membutuhkan campur tangan Kepala Desa untuk
menyelesaikannya, misalnya ketika ada muncul konflik antara masyarakat dengan
perusahaan maka Kepala Desa akan hadir untuk mengambil inisitaif mencari jalan
pemecahannya. Dalam hal ini kepala Desa juga melibatkan unsur-unsur Muspika, seperti
Camat, Polsek, Koramil dan Tokoh Masyarakat.
Dari keempat peran tersebut hanya sebagian dari peran-peran yang ada pada
seorang Kepala Desa, namun demikian keempatnya merupakan dominan di tengah-tengah
masyarakat. Dengan menjalankan peran tersebut maka Kepala Desa dihormati oleh
warganya sebagai seorang pemimpin yang dapat diandalkan untuk berpeihak pada
kepentingan masyarakat.
V.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari apa yang telah dikemukakan sebelumnya dapatlah disimpulkan sebagai
berikut:
1) Hipotesis ditolak, artinya bahwa Keempat macam peran Kepala Desa Sangatta
Selatan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap Peningkatan Pembangunan
Desa.
2) Dari keempat variabel yang diajukan variabel paling dominan adalah peran Kepala
Desa sebagai fasilitator. Dengan demikian Kepala Desa telah menjalankan fungsi
dan tugasnya sebagaimana mestinya.
2. Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah:
1) Diperlukan partisipasi masyarakat untuk lebih aktif dalam pelaksanaan
pembangunan, dalam arti tidak menunggu instruksi dulu batu melakukan.
2) Staf-staf Desa sebaiknya dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat sebaik
mungkin sebagaimana yang diperintahkan oleh pimpinan.
3) Dalam urusan kedalam Kepala Desa juga harus mampu memberikan pembinaan,
pengawasan dan juga keteladanan bagi semua staf di lingkungan Kantor Desa.
BIBLIOGRAFI
Ardianto, Elvinaro., 2010. Metodologi Pebnelitian untuk Public Retalations Kuantittaif dna
Kualittaif. Simbiosa Rekatama Media, Bandung.
Black, James A dan Dean J. Champian., 2001. Metode dan Masalah penelitian Sosial. Refika,
Bandung.
Sanapiah Faisal., 2001. Format-format Penelitian Sosial. Rajawali Persada, Jakarta.
Nazir, Moh., 2009. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Ndraha, Taliziduhu, 1987. Partisipasi Masyarakat dalam pembangunan. Yayasan Karya
Dharma. Jakarta
Riyadi dan Deddy S. Bratakusumah., 2004. Perencanaan Pembangunan Daerah. Gramedia,
Jakarta.
Siagian, P. Sondang, 2003. Administrasi Pembangunan. Gunung Agung. Jakarta.
Soekanto, Soerjono., 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Persada, Jakarta.
Nazir, Mohammad., 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Suryabrata, Sumohadi., 2003. Metodologi Penelitian. Raja Grafindo, Jakarta.
Sugiyono., 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Alfabeta, Bandung.
Wasistiono, Sadu dan Irwan Tahir., 2006: Prospek Pengembangan Desa. Fokusmedia,
Bandung.
Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa,
Wasistiono, Sadu dan Irwan Tahir., 2006. Prospek Pengembangan Desa. Lembaga Kajian
Manajemen Pemerintahan Daerah. Fokusmedia, Bandung.
Download