analisis rasio likuiditas sebagai salah satu indikator - E

advertisement
PERSPEKTJF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR UNTUK
MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
Amin Setio Lestiningsib
Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana lnformatika
Jln. Dewi Sartika No. 289, Jakarta Timur. Indonesia
Email: amin.setiolestininr:[email protected]
ABSTRACT
The financial statements are the end of the accounting process that contains financial information
where the information will be used by management in decision-making. Therefore, to support the
reliability of the information we need a tool to analyze the financial statements.. The purpose of this
study was to identify the liquidity ratios that affect the company's ability to repay short term debt.
Research methods in this paper there are three types of book study method, observation method and
the method of non behavioral inferences. Research object is the pharmaceutical company's financial
statements Kalbe Farma period 2010 and 2011. Based on the results of the discussion it generated an
average current ratio for the two periods was 4.02, which means every 1 yen current (lebts secured
by 4.02 yen assets. Average cash ratio for the two years is 1.56, which means every 1 Euro 1.56
current debts secured by a cash amount of the company. While the average ratio of 2.82 points
quickly generate firms. The average ratio for two-year turnover is 8 times, meaning that for two of
the accounting period the company can collect receivables as much as 8 times. Average inventory
turnover ratio over the past two years as much as 3 times, meaning that over the past two years the
company sold or replace supplies as much as 3 times. Average working capital turnover ratio over
the past two years as much as 3 times meaning the use of working capital to generate sales conducted
three times. From the above description, it can be concluded that the relatively good level of liquidity
of the company.
Keywords: Analysis, Liquidity Ratio, Financial Peiformance
I.
PENDAHULUAN
Saat ini dunia memasuki era perdagangan
bebas elimana semakin bebasnya satu negara
melakukan
transaksi
perdagangan
dengan
negara lain tanpa memperhatikan batas negara
dan budaya
setempat, sehingga banyak:
perusahaan-perusahaan baru berdiri. Agar
perusahan-perusahaan bam tersebut
dapat
berkompetisi secaJ·a sehat dengan pemsahaan
yang sudah lama ada, maka mereka harus
senantiasa mampu melakukan inovasi-inovasi
baru dalan1 semua aspek organisasi. Hal ini
bertujuan agar perusahaan dapat terus survive eli
tengah persaingan pasar global. Akan tetapi eli
bagian lain situasi perekonomian dunia saat ini
dalam konelisi kurang menguntungkan karena
elipengaruhi oleh perlambatan perekonomian
negara Amerika serta krisis utang Eropa elimana
kedua wilayah tersebut merupakan pasar tujuan
ekspor bagi produk-produk yang elihasilkan oleh
perusahaan Indonesia. Hal ini tentu akan
berimbas
buruk bagi konelisi keuangan
perusahaan. Oleh karena itu, pihak manajemen
elituntut untuk
selalu memantau kondisi
keuangan perusahaan. Pemantauan
konelisi
keuangan
perusahaan dapat dilaksanakan
152
denga11 menganalisis laporan keuangan yang
di buat oleh pihak manajemen yang berupa
laporan laba rugi, laporan neraca, laporan
perubahan. modal dan laporan arus kas. Laporan
keua11gaJ1 ya11g dibuat oleh pihak manajemen
bertujuan
untuk
menyeeliakar1 infonnasi
keua11gaJ1 bagi pibak ekstemal maupun internal
perusahaan yang
akan eligunakan untuk
pengambi1a11 keputusan.
Analisis laporan keuanga11 bertujua11 untuk
mengetahui saJnpai sejauh ma11a prestasi kerja
yang telah tercapai oleh semua elivisi yang ada
di perusahaa11 tersebut. Laporan keuanga11
merupakan hasil akhir dari proses akuntansi
yang dibuat dalaJTI satua11 moneter. Dalarn
menganalisis lapora11 keuanga11 kita bisa
menggunakan berbagai macam alat ukur seperti
analisis rasio, analisis nilai taJTibah pasar
(Market Value Added/ MVA), Analisis nilai
tambah ekonomis (Economic Value Added/
EVA) dan Balance Score Card / BSC, Analisis
Capital Asset,
Jvfanagement, Equity,
Liquidity (CAMEL)danDu Pont System.
and
Berdasarkan uraia11 diatas, maka penulis
bermaksud untuk mengidentifikasi rasio-rasio
likuiditas apa saj a yang berpengaruh terhadap
kemampuan perusahaan dalaJTI memenulu
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
kewajiban jangka pendeknya, sehingga penulis
tertarik untuk menganalisis laporan keuangan
PT. Kalbe Farma Tbk periode 2010 dan 2011
dengan menggunakan analisa rasio likuiditas.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Laporan Keuangan
Pada
dasarnya
laporan
keuangan
merupakan hasil akhir dari proses akuntansi
yang dilakukan oleh pihak manajemen yang
bertujuan
untuk
menyediakan
informasiinformasi keuangan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
Menurut
Jumingan
(2009)
"Laporan
keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan
ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan
keuangan disusun dan ditafsirkan
untuk
kepentingan manaJemen dan pihak lain yang
menaruh
perhatian
atau
mempunym
kepentingan
dengan
data
keuangan
perusahaan".
Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu
perusahaan, diperlukan informasi keuangan
dalam
bentuk
laporan
keuangan
yang
memungkinkan untuk dianalisis mengenar
kondisi dan hasil dari suatu usaha.
Menurut
Kasmir
(2012)
"Laporan
keuangan adalah laporan yang menunjukkan
kondisi keungan perusahaan pada saat ini atau
dalam suatu peri ode tertentu".
Menurut
Munawir
(2007)
"Laporan
keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak
yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut".
Sebagai suatu penyedia jasa, akuntansi
akan memberikan informasi keuangan yang
sifatnya kuantitatif kepada berbagai pihak yang
berkepentingan dengan eksistensi perusahaan
untuk permbuatan keputusan. Data yang
diambil sebagai acuan pengambilan keputusan
itu merupakan suatu laporan keuangan yang
merupakan produk akhir dari suatu proses
akuntansi yang mempunym tujuan untuk
memberikan informasi kepada berbagai pihak
yang berkepentingan.
Ikatan Akuntansi Indonesia, menjelaskan
bahwa tujuan laporan keuangan secara umum
(2007) adalah
memberikan informasi
tentang posisi keuangan, kinerj a dan arus kas
perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan dalam rangka
membuat keputusan-keputusan ekonomi serta
menunjukkan
pertanggungjawaban
(stewardship) manaJem
atas penggunaan
sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut
suatu laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai perusahaan meliputi
a) aktiva, b)
kewajiban, c) ekuitas, d) pendapatan dan beban
termasuk keuntungan dan kerugian serta e) arus
kas.
Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan
di atas dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan merupakan hasil akhir dari proses
akuntansi yang bertujuan untuk menyediakan
informasi moneter bagi pihak-pihak internal dan
ekstemal yang berguna sebagai pengambilan
keputusan bisnis.
Pada umumnya laporan keuangan terdiri
dari:
1. Neraca
Menurut
Kasmir
(2012)
"Neraca
merupakan laporan yang menunjukkan
jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang),
dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan
pada saat tertentu"
Informasi yang disajikan dalam neraca
menurut Kasmir (2012), meliputi: jenisjenis aktiva atau harta (assets) yang
dimilik, jumlah rupiah masing-masing jenis
aktiva, jenis-jenis kewajiban atau utang
(liability), jumlah rupiah masing-masing
jenis kewajiban, jenis-jenis modal (equity),
dan jumlah rupiah masing-masing j enis
modal.
2. Laporan Rugi Laba
Menurut Prastowo (2012) "Laporan laba
rugi adalah laporan keuangan yang
memberikan
informasi
mengenm
kemampuan (potensi) perusahaan dalam
menghasilkan laba (kinerja) selama periode
tertentu".
Informasi yang disajikan dalam laporan
laba rugi menurut Kasmir (2012), meliputi :
jenis-jenis
pendapatan yang diperoleh
dalam suatu periode, jumlah rupiah dari
masing-masing jenis pendapatan, jumlah
keseluruhan pendapatan, jenis-jenis biaya
atau beban dalam suatu periode, jumlah
rupiah masing-masing biaya atau beban
yang dikeluarkan, jumlah
keseluruhan
biaya yang dikeluarkan dan hasil usaha
yang diperoleh dengan mengurangi jumlah
pendapatan dan biaya. Selisih ini disebut
laba atau rugi.
3. Laporan Perubahan Modal
Menyajikan
perubahan-perubahan pada
pos-pos
modal.
L aporan
1m
akan
berpengaruh
terhadap
modal pemilik.
Informasi yang disajikan dalam laporan
perubahan modal menurut Kasmir (2012),
meliputi
jenis-jenis dan jumlah modal
yang ada saat ini, jumlah rupiah tiap jenis
153
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
4.
modal, jumlah rupiah modal yang berubah,
sebab-sebab berubahnya modal dan jumlah
rupiah modal sesudah perubahan.
Laporan Arus Kas
Menurut Kasmir (2012) "Laporan arus kas
merupakan laporan yang menunjukkan arus
kas masuk dan arus kas keluar di
perusahaan dimana arus kas masuk berupa
pendapatan atau pinjaman dari pihak lain,
sedangkan arus kas keluar merupakan
biaya-biaya
yang
telah
dikeluarkan
perusahaan".
2.2. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dengan tujuan
untuk menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi
sejumlah
besar
pemakai
dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Informasi
mengenm
pos1s1 keuangan,
kinerja, dan perubahan posisi keuangan sangat
diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian
dari
hasil
tersebut.
Informasi
kinerja
perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan
untuk menilai perubahan potensi sumber daya
ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa
depan, sehingga dapat memprediksi kapasitas
perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara
kas) serta untuk merumuskan
efektifitas
perusahaan dalam memanfaatkan tambahan
sumber daya.
Informasi perubahan posisi keuangan
perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas
investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan
selama periode pelaporan. Selain berguna untuk
menilai
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan kas (dan setara kas), informasi ini
juga
berguna untuk menilai
kebutuhan
perusahaan dalam memanfaatkan arus kas
tersebut.
Menurut Kasmir (2012), tujuan laporan
keuangan sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tentang jenis dan
jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada saat ini
2. Memberikan informasi tentang jenis dan
jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan
jumlah pendapatan yang diperoleh pada
suatu periode tertentu,
4. Memberikan informasi tentang jumlah
biaya dan j enis biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
154
5.
6.
7.
8.
Memberikan informasi tentang perubahanperubahan yang terjadi terhadap aktiva,
pasiva, dan modal perusahaan.
Memberikan informasi tentang kinerja
manajemen perusahaan
dalam
suatu
periode.
Memberikan infmmasi tentang catatancatatan atas laporan keuangan
Informasi keuangan lainnya.
2.3. Pemakai Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2007) pihak-pihak yang
berkepentingan
terhadap
pos1s1 keuangan
maupun perkembangan suatu perusahaan adalah
1.
2.
Pemilik Perusahaan
Pemilik perusahaan sangat berkepentingan
terhadap laporan keuangan perusahaannya,
terutama
untuk
perusahaan-perusahaan
yang pimpinannya diserahkan kepada orang
lain seperti perseroan, karena dengan
laporan tersebut pemilik perusahaan akan
dapat menilai sukses tidaknya manajer
dalam menumpm
perusahaannya
dan
kesuksesan seorang manajer biasanya
dinilai dan atau diukur dengan laba yang
diperoleh perusahaan. laporan keuangan
diperlukan
oleh
pemilik
perusahaan
diperlukan untuk menilai hasil-hasil yang
akan dicapai dimasa yang telah dicapai, dan
untuk menilai kemungkinan hasil-hasil
yang akan dicapai dimasa yang akan datang
sehingga bisa menaksir bagian
Manajer atau Pimpinan Perusahaan
Manajer atau pimpinan perusahaan dengan
mengetahui posisi keuangan perusahaannya
periode yang barn lalu akan dapat
menyusun rencana yang lebih baik,
memperbaiki sistem pengawasannya dan
menentukan
kebijaksanaankebijaksanaannya yang lebih tepat. Bagi
manajemen yang penting adalah bahwa
laba yang dicapai cukup tinggi, cara kerja
yang efisien, aktiva aman dan terjaga baik,
struktur permodalan sehat dan bahwa
perusahaan mempunyai rencana yang baik
mengenai hari depan, baik di bidang
keuangan maupun di bidang operasi.
Laporan keuangan merupakan salah satu
bentuk
pertanggungjawaban
pihak
manaJemen
kepada
para
pemilik
perusahaan
atas
kepercayaan
dalam
mengelola perusahaan tersebut.
Di samping itu laporan keuangan akan
dapat digunakan oleh manajemen untuk:
a. Mengukur tingkat biaya dari berbagai
kegiatan perusahaan.
PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012
b.
c.
d.
e.
3.
4.
Menentukan atau mengukur efisiensi
tiap-tiap bagian, proses atau produksi
serta untuk
menentukan
derajat
keuntungan yang dapat dicapai oleh
perusahaan yang bersangkutan.
Menilai dan mengukur hasil kerja tiaptiap individu yang telah diserahi
wewenang dan tanggungjawab.
Menentukan perlu tidaknya digunakan
kebijaksanaan atau prosedur yang barn
untuk mencapai hasil yang lebih baik
Dalam hubungannya dengan analisa
laporan keuangan tersebut manajer
merupakan "orang dalam" atau orang
yang
dapat
menggunakan
data
keuangan apapun yang ada di dalam
perusahaan, dan hasil
analisanya
sepenuhnya
untuk
kepentingan
perusahaan yang bersangkutan. Oleh
karena itu analisa yang dilakukan oleh
manaJemen tersebut disebut "analisa
intern".
Para investor
Investor (penanam modal jangka panjang)
sangat berkepentingan terhadap prospek
keuntungan
di masa mendatang
dan
perkembangan
perusahaan
selanjutnya,
untuk mengetahui jaminan investasinya dan
untuk mengetahui kondisi kerja atau
kondisi
keuangan
jangka
pendek
perusahaan tersebut.
Sedangkan pihak
kreditur
dan
banker
mempunya1
kepentingan saat mengambil keputusan
untuk memberi atau menolak permintaan
kredit dari suatu perusahaan.
Pemerintah
Pemerintah di mana perusahaan tersebut
berdomisili, sangat berkepentingan dengan
laporan keuangan perusahaan tersebut.
Disamping untuk menentukan besarnya
pajak yang
harus ditanggung oleh
perusahaan juga sangat diperlukan oleh
Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Tenaga Kerja untuk dasar
perencanaan pemerintah. Buruh yang
biasanya diwakili oleh organisasinya akan
berusaha untuk memperoleh tingkat upah
yang layak dan terselenggaranya j aminan
sosial yang lebih baik. Dengan melihat
laporan keuangan di mana mereka bekerja,
maka akan mengetahui
kemampuan
perusahaan untuk memberikan upah dan
jaminan sosial yang lebih baik tersebut. Di
samping itu dengan melihat perkembangan
keuangan dan hasil operasinya, para buruh
akan dapat menentukan langkah-langkah
yang harus dilakukan sehubungan dengan
kelangsungan kerjanya. Laporan keuangan
akan lebih penting lagi bagi buruh terutama
untuk perusahaan yang biasa memberikan
bonus atau premi tiap akhir periode. Karena
dengan laporan keuangan tersebut akan
dapat dinilai apakah pemberian bonus atau
prerrn tersebut
sudah
cukup
layak
dibandingkan dengan tingkat keuntungan
yang dicapai perusahaan pada peri ode yang
bersangkutan.
2.4. Sifat
dan
Keuangan
Keterbatasan
Laporan
Menurut Munawir (2007) Sifat laporan
keuangan meliputi
Fakta-Fakta yang Telah
Dicatat (fi.ecorded Fact) dan prinsip-prinsip dan
kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi.
Dengan mengingat atau memperhatikan
sifat-sifat laporan keuangan tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
mempunyai beberapa keterbatasan.
Menurut Munawir (2007) keterbatasan
laporan keuangan adalah:
1. Laporan keuangan yang dibuat secara
periodik pada dasamya merupakan interim
report (laporan yang dibuat antara waktu
tertentu yang sifatnya sementara) dan
bukan merupakan laporan yang final.
2. Laporan keuangan menunjukkan angka
dalam rupiah yang kelihatannya bersifat
pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar
penyusunannya dengan standar nilai yang
mungkin berbeda atau berubah-ubah.
3. Laporan keuangan disusun berdasarkan
hasil pencatatan transaksi keuangan atau
nilai rupiah dari berbagai waktu atau
tanggal yang lalu, di mana daya beli
(purchasing power) uang tersebut semakin
menurun, dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya, sehingga kenaikan
volume penjualan yang dinyatakan dalam
rupiah belum tentu menunjukkan atau
mencerminkan unit yang dijual semakin
besar, mungkin kenaikan itu disebabkan
naiknya harga jual barang tersebut yang
mungkin juga diikuti kenaikan tingkat
harga-harga.
4. Laporan keuangan tidak mencerminkan
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
posisi atau keadaan keuangan perusahaan
karena faktor-faktor tersebut tidak dapat
dinyatakan dengan satuan uang; misalnya
reputasi dan prestasi perusahaan, adanya
beberapa pesanan
yang tidak
dapat
dipenuhi atau adanya
kontrak-kontrak
pembelian maupun penjualan yang telah
disetujui, kemampuan
serta integritas
manajemya dan sebagainya.
155
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
2.5. Analisa Rasio
Menurut
Prastowo
(2012)
"Rasia
merupakan alat analisis yang dapat memberikan
jalan keluar dan menggambarkan simptom
(gejala-gejala
yang
tampak)
suatu
keadaan".Sedangkan
Munawir
(2007)
berpendapat "Rasia menggambarkan suatu
hubungan
atau
perimbangan(mathematical
relationship) antara suatu jumlah
tertentu
dengan jumlah
yang lain, dan dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan
dapat menjelaskan atau memberi gambaran
kepada penganalisa tentang baik atau buruknya
keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan
terutama
apabila
angka
ratio
tersebut
dibandingkan dengan angka rasio tersebut
dibandingkan dengan angka rasio pembanding
yang digunakan sebagai rasio standard".
Analisa
rasw
menggambarkan
suatu
hubungan atau pertimbangan
suatu jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain. Analisa rasio
akan
dapat menjelaskan
atau memberi
gambaran kepada analis tentang baik atau
buruknya posisi keuangan suatu perusahaan
terutama
apabila
angka
rasw
tersebut
dibandingkan dengan analisa rasio pembanding
yang digunakan sebagai standar.
Jika standar rasio tidak ada dalam bentuk
yang tetap maka penganalisa dapat membuat
standard rasio
tersebut, dengan melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengumpulan
laporan
keuangan
dari
perusahaan yang dapat diperbandingkan
(homogen dalam operasi dan data yang
seragam dalam arti keseragaman dalam
kebijaksanaan keuangan, penilaian aktiva
dan
metode
depresiasi,
serta
menggambarkan atau mewakili kelompok
yang
homogeny
dalam
aktivitasnya
maupun Jems
perusahaannya)
dalam
industry.
2. Menghitung angka rasio yang dipilih untuk
tiap-tiap perusahaan dalam industry.
3. Menyusun rasio-rasio tersebut dari yang
tertinggi
sampm yang terendah dan
menghapuskan rasio yang extreme (terlalu
tinggi dan terlalu rendah
4. Menghitung
rata-rata
hitungnya
atau
menentukan medianya.
Data hasil perhitungan rasio perusahaan
akan lebih baik atau lebih bermanfaat bagi
p1mpman
perusahaan
bila
dapat
diperbandingkan dengan perusahaan lain yang
menjadi pesaing perusahaannya, yang kita
anggap memperoleh sukses dalam usahanya.
Dengan
memperbandingkan
angka
rasw
perusahaan kita dengan perusahaan pesaing,
156
maka dapat dianalisa kelemahan-kelemahan
perusahaan kita dan dapat diadakan perbaikan
atau tindakan-tindakan seperlunya.
Menurut Munawir (2007) berdasarkan
sumber datanya maka angka rasw dapat
dibedakan menjadi:
1. Rasio-rasio neraca (balance sheet ratio)
yang tergolong dalam kategori ini adalah
semua rasio yaitu semua datanya diambil
atau bersumber pada neraca, misalnya :
rasio lancar (current ratio), rasio cepat
(quick ratio), rasio modal sendiri dengan
total aktiva, dan sebagainya.
2. Rasio-rasio laporan rugi-laba (income
statement ratios) yaitu angka-angka rasio
yang dalam penyusunannya semua datanya
diambil dari Laporan Rugi-laba, misalnya
3.
gross profit margin, net operating margin,
operating ratio dan lain sebagainya.
Rasio-rasio antar laporan (interstatement
ratios) ialah semua angka rasio yang
penyusunannya datanya berasal dari neraca
dan data lainnya dari laporan rugi-laba,
misalnya tingkat perputaran persediaan
(inventory turn over), tingkat perputaran
pihutang (account receivable turn over),
sales to inventory, sales to fixed assets dan
lain sebagainya.
Angka-angka rasw menurut Munawir
(2007) juga dapat digolongkan manjadi :
1. Rasio-rasio likuiditas
2. Rasio-rasio solvabilitas
3. Ratio-ratio untuk menilai hasil operasi
(operating peiformance ratios)
4.
Ratio-ratio untuk menilai pengggunaan
aktiva (assets utilization ratios).
2.6. Analisa Rasio Likuiditas
Dalam menganalisa dan menilai pos1si
keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan
perusahaan, salah satu analisa laporan keuangan
yang digunakan adalah analisa likuiditas.
Menurut Munawir (2007) "Likuiditas
adalah
menunjukkan
kemampuan
suatu
perusahaan
untuk
memenuhi
kewajiban
keuangannya yang hams segera dipenuhi, atau
kemampuan
perusahaan
untuk memenuhi
kewajiban keuangan pada saat ditagih".
Rasia likuiditas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk melunasi kewajiban j angka
pendeknya dari aktiva lancamya. Rasia ini
sering pula disebut rasio modal kerj a (working
capital ratio) karena modal kerj a merupakan
kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar.
Perusahaan
yang
mampu
memenuhi
kewajiban keuangannya tepat pada waktunya
berarti perusahaan tersebut dalam keadaan
PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012
"likuid", dan perusahaan dikatakan marnpu
memenuhi kewajiban keuangan tepat pada
waktunya
apabila
perusahaan
tersebut
mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva
lancar yang lebih besar daripada hutang
lancamya
atau
hutang
jangka
pendek.
Sebaliknya kalau perusahaan tidak dapat segera
memenuhi kewajiban keuangannya pada saat
ditagih, berarti perusahaan tersebut dalarn
keadaan illikuid.
Beberapa pertanyaan yang hams dijawab
dalarn hubungannya dengan analisa rasio modal
kerj a meliputi :
1. Apakah pemsahaan marnpu membayar
hutang-hutangnya tepat pada waktunya?.
2.
Apakah management menggunakan modal
kerja secara efektif?.
3. Apakah modal kerja itu cukup, kurang atau
berlebih-1ebihan?.
4. Apakah perusahaan mempunyai kredit
rating yang menguntungkan?,
5.
Apakah posisi keuangan jangka pendek
berkembang?
Suatu perusahaan dikatakan marnpunyai
posisi keuangan yang kuat apabila marnpu :
1. Memenuhi kewajiban-kewajibannya tepat
pada waktunya; yaitu pada waktu ditagih
(kewajiban
keuangan
terhadap
pihak
extern).
2. Memelihara modal kerja yang cukup untuk
operasi yang normal (kewajiban keuangan
terhadap pihak intern). Membayar bunga
dan deviden yang dibutuhkan
3. Memelihara
tingkat
kredit
yang
menguntungkan.
kemarnpuan pemsahaan
dalarn membayar
kewajiban jangka pendek atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keselumhan".
Rumus : Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Current ratio menunjukkan
tingkat
kearnanan
kreditor jangka
pendek
atau
kemarnpuan untuk membayar hutang jangka
pendek. Current ratio yang tinggi menunjukkan
kelebihan uang atau aktiva lancar lainnya
dibandingkan kebutuhan sekarang, dan jika
current ratio rendah kondisinya sebaliknya.
Rasio lancar 200% kadang-kadang sudah
memuaskan bagi pemsahaan, tetapi rasio 200%
hanya merupakan kebiasaan (rule of thum) dan
akan digunakan sebagai titik tolak untuk
mengadakan analisa lebih lanjut. Rasio lancar
yang tinggi belum tentu menjarnin akan dapat
dibayamya hutang pemsahaan, misalnya :
jumlah
persediaan
yang
relatif
tinggi
dibandingkan
teksiran
tingkat
penjualan
sehingga tingkat perputaran persediaan rendah
dan menunjukkan adanya over investment
dalarn persediaan tersebut atau saldo piutang
yang besar mungkin sulit untuk ditagih, atau
rasio lancar yang terlalu tinggi kemungkinan
menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva
lancar lainnya dibandingkan dengan yang
dibutuhkan sekarang.
B. Rasio Cepat atau Add Test Ratio
Menumt Kasmir (2012) "Rasio cepat atau
Kewajiban keuangan suatu pemsahaan
pada dasamya dapat digolongkan menjadi dua
yaitu kewajiban keuangan yang berhubungan
dengan pihak luar pemsahaan (kreditur) dan
Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan
proses produksi (intern pemsahaan).
Kemarnpuan pemsahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan yang berhubungan dengan
pihak luar perusahaan atau kreditur dinarnakan
"likuiditas
badan
usaha",
sedang
yang
berhubungan dengan pihak intern atau proses
produksi dinarnakan "likuiditas pemsahaan".
U ntuk menilai posisi keuangan jangka
pendek (likuiditas) berikut 1m
diberikan
beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai
alat untuk menganalisa dan menginterpretasikan
data tersebut.
A. Rasio Lancar atau Current Ratio
Menumt Kasmir (2012) "Rasio lancar atau
current ratio mempakan rasio untuk mengukur
quick ratio atau rasio sangat lancar atau acid
test ratio mempakan rasio yang menunjukkan
kemarnpuan perusahaan dalam memenuhi atau
membayar kewajiban atau utang lancar (utang
jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai sediaan atau inventory " .
Rumus
=
Aktiva Lancar- Persediaan
Hutang Lancar
Rasio ini lebih tajarn daripada current
aktiva
yang sangat likuid (mudah dicairkan atau
diuangkan) dengan hutang lancar. Jika current
ratio tinggi tapi quick rationya rendah
menunjukkan adanya investasi yang sangat
besar dalam persediaan. Rasio ini mempakan
pelengkap penting untuk rasio lancar. Banyak
kreditor yang lebih menyukai rasio cepat
daripada rasio lancar sebagai ukuran solvensi
jangka pendek perusahaan karena rasio cepat
ratio, karena hanya membandingkan
157
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
tidak menyertakan persediaan dan beban yang
dibayar dimuka sebagai dasar aktiva lancarnya,
karena persediaan dan beban yang dibayar
dimuka merupakan aktiva lancar yang paling
tidak likuid.
C.
Perputaran Piutang
Piutang yang dimiliki suatu perusahaan
mempunyai hubungan yang erat dengan volume
penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran
waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan
menghitung tingkat perputaran piutang tersebut
(turn over receivable), yaitu dengan membagi
total penjualan kredit dengan piutang rata-rata
Penjualan
Rumus:
Rata-rata Piutang
D.
Perputaran Persediaan
Dalam menevaluasi pos1si persediaan,
maka prosedur yang sama seperti dalam
mengevaluasi piutang dapat digunakan yaitu
dengan menghitung turn over atau tingkat
perputaran
dari
persediaan.
Turn
over
persediaan adalah merupakan rasio antara
jumlah harga pokok barang dijual dengan nilai
rata-rata persediaan
yang
dimiliki oleh
persediaan.
Turn over ini menunjukkan berapa kali
persediaan barang dagangan diganti dalam satu
tahun (dijual dan diganti). Tingkat perputaran
persediaan
mengukur
perusahaan
dalam
memutarkan
barang
dagangannya,
dan
menunjukkan hubungan antara barang yang
diperlukan untuk menunjang atau mengimbangi
tingkat penjualan yang ditentukan.
Harga Pokok Penjualan
Rumus:
Rata-rata Persediaan
E. Perputaran Modal Kerja
Menunjukkan hubungan antara modal
kerja dengan penjualan dan juga menunjukkan
banyaknya
penjualan
yang
diperoleh
perusahaan untuk setiap rupiah modal kerja.
Penjualan
Rumus: -----------------Rata-Rata Modal Kerja
2.7. Pengertian Kinerja Keuangan
158
Kinerja berasal dari kata performance,
kinerja dinyatakan sebagai prestasi yang dicapai
oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu
yang mencerminkan tingkat kesehatan dari
perusahaan tersebut.
Kinerja adalah hasil dari pemanfaatan
secara baik atas sumber daya yang ada dan
sekaligus mencerminkan seberapa jauh sebuah
keberhasilan tercapai atau hasil kerja secara
kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh seorang
pegawai atau perusahaan dalam melaksanakan
tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Kinerja keuangan pada dasarnya
dilakukan untuk melakukan evaluasi kinerja di
masa lalu, dengan melakukan berbagai analisis
sehingga diperoleh posisi keuangan perusahaan
yang memiliki relistis perusahaan dan potensi
kinerja akan berlanjut.
Menurut SAK (2007) "kinerja keuangan
terkait dengan tujuan laporan keuangan yaitu
penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan
sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi
ukuran yang lain seperti imbalan investasi atau
penghasilan per saham".
Pengukuran kinerja keuangan mempunyai
arti yang penting bagi pengambilan keputusan
baik bagi pihak intern maupun ekstem
perusahaan. Laporan keuangan merupakan alat
yang
dijadikan
acuan
penilaian
untuk
meramalkan kondisi keuangan, operasi dan
hasil usaha perusahaan.
Rasio keuangan sebagai pengukur kinerja
keuangan dalam laporan keuangan dapat
digunakan sebagai salah satu dasar untuk
memprediksi laba bersih pada masa yang akan
datang. Cara yang digunakan untuk mendukung
prediksi tersebut adalah dengan menganalisis
laporan keuangan perusahaan. Analisis tersebut
mengkombinasikan hubungan antara komponen
keuangan
yang satu
dengan komponen
keuangan yang lain. Pada umumnya, hubungan
tersebut dilihat dari rasio antara komponenkomponen keuangan yang satu denagn yang
lain. Dalam konteks manajemen keuangan,
analisis tersebut dikenal dengan analisis rasio
keuangan. Analisis rasio ini berguna untuk
membandingkan kinerja perusahaan yang satu
dengan
perusahaan
yang lain
atau
membandingkan kinerja satu perusahaan pada
tahun ini dengan tahun yang lainnya.
Dalam mengukur kinerja keuangan perlu
dikaitkan antara organisasi perusahaan dengan
pusat pertanggungjawaban. Dalam melihat
organisasi perusahaan dapat diketahui besarnya
tanggungjawab
manaJ er yang diwujudkan
dalam bentuk prestasi kerja keuangan.
Menurut Jumingan (2009) berkaitan dengan
analisis kinerja keuangan mengandung beberapa
tujuan yaitu untuk mengetahui keberhasilan
PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012
pengelolaan keuangan perusahaan terutama
kondisi likui(litas, kecukupan modal dan
profitabilitas yang dicapai dalam tahun beijalan
maupun
tahun
sebelumnya
dan
untuk
mengetahui kemampuan
perusahaan dalam
mendayagunakan semua aset yang dimiliki
dalam menghasilkan laba secara efisien.
cara menarik kesimpulan dari analisa data
yang dilakukan sebelumnya.
IV. PEMBAHASAN
PT. Kalbe Farma Tbkmerupalam salah satu
perusahaan farmasi dalam negeri yang didirikan
pada tanggal lO September 1966. Ruang
lingkup kegiatan usaha dalam bidang industri
dan distribusi produk farmasi (obat-obatan bagi
manusia dan hewan). Perusahaan pertama kali
listing di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 30
Juli 1991.
Laporan keuangan yang digunakan untuk
melakukan analisis
rasio likuiditas
untuk
perusahaan ini adalah neraca per 31 Desember
2010 dan 2011 serta laporan 1aba rugi periode
2010 dan 2011. Dibawah ini merupakan
ringkasan kedua laporan keuangan tersebut
dimana penulis mengambil data keuangan
perusahaan tersebut dari situs www.idx.co.id
III. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
tiga jenis metode penelitian, yaitu :
l. Studi pustaka dengan membaca literatur
yang mengkaji teori tentang rasio likuiditas.
2. Observasi non perilaku berupa metode
pengamatan
laporan
keuangan
yang
diterbitkan oleh PT. Kalbe Farma Tbk
selama periode 2010 dan 2011
3. metode Pengambilan kesimpulan. Setelah
proses analisa telah selesai dilakukan, maka
dilakukan pengambilan kesimpulan dengan
Tabel 1 : Ringkasan Laporan Keuangan PT. Kalbe Farma Tbk
Periode 31 Desember 2010 dan 2011
Keterangan
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
2009
4701892518076
1574137415862
Kas
lnvestasi jangka 12endek
Piutang
Persediaan
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Sumber; idx.co.id
1324079569142
1561382418796
Berdasarkan tabel 1 diatas, maka tahapan
selanjutnya penulis menganalisis
laporan
keuangan tersebut dengan menggunakan rasio
likuiditas. Hal ini ditujukan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang
2010
5031544864749
1146489093666
1901871765050
5315920203
1363957102811
1550828819836
10226789206223
5060403621307
2011
5956123240307
1630588528518
2291335810101
113871418384
1635311256739
1705189186310
10911860141523
5360686806582
jangka pendeknya. Tabel berikut ini merupakan
hasil perhitungan rasio likuiditas pada PT.
Kalbe Farma Tbk yang telah diolah oleh
penulis.
Tabel 2 : Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas PT. Kalbe Farma Tbk
Periode 31 Desember 2010 dan 2011
Keterangan
Rasia Lancar
Rasia Kas
Rasio Ce12at
Perputaran Piutang
Perputaran Modal Kerja
Perputaran 12ersediaan
Surriber:Hasil o1ahan penulis
Berdasarkan data tabel 2, diketahui bahwa
PT. Kalbe Farma Tbk memiliki likuiditas yang
baik jika dilihat dari current rasio > 1 meskipun
current rasio untuk periode 2011 menurun
sebesar 16,85% dari current rasio tahun 2010.
2010
2011
439%
166%
303%
7,6 kali
2,9 kali
3,25 kali
365%
147%
261%
7,3 kali
2,7 kali
3,29 kali
Interpretasi current rasio 2010 dengan angka
439% mempunyai maksud bahwa setiap 1
Rupial1 hutang lancar perusahaan dijarnin oleh
4,39 Rupiah
al.1:iva lancar.
Sedangkan
interpretasi current rasio 2011 dengan angka
159
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
365% merniliki arti setiap 1 Rupiah hutang
lancar dijarnin oleh 3,65 Rupiah aktiva lancar.
Penurunan rasio lancar tahun 2011 disebabkan
oleh faktor kenaikan hutang lancar yang
signifikan tidak seimbang dengan meningkatnya
jumlah aktiva lancar yang dirniliki oleh
perusahaan.
Sedangkan Interpretasi untuk cash ratio
tahun 2010 sebesar 166% mempunyai arti setiap
1 Rupiah hutang lancar dij arnin oleh 1,66
Rupiah
kas
yang
dirniliki
perusahaan.
Interpretasi cash ratio tahun 2011 sebesar 147%
merniliki maksud setiap 1 Rupiah hutang lancar
dijarnin oleh
1,47 Rupiah
dana tunai
perusahaan. Kalau diamati temyata cash ratio
tahun 2011 mengalarni penurunan sebesar
11,44% dibandingkan cash ratio tahun 2010.
Hal ini akan menyebabkan perusahaan kesulitan
membayar kewajiban lancarnya dan masih
memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari
aktiva lancar lainnya
Untuk
quick ratio, ketika rekening
persediaan dikeluarkan dari komponen aktiva
lancar maka pada tahun 2010 diperoleh rasio
cepat sebesar 303% yang artinya setiap 1
Rupiah utang lancar tanpa persediaan dijamin
oleh 3,03 Rupiah aktiva lancar. Sedangkan
tahun
2011,
rasw
cepat
perusahaan
menunjukkan angka 261% yang artinya setiap 1
Rupiah hutang lancar tanpa persediaan dijarnin
oleh 2,61 Rupiah aktiva lancar. Berdasarkan
pengamatan untuk rasio cepat selama dua
periode terjadi penurunan sebesar 13,86%. Hal
ini menyebabkan perusahaan harus menjual
persediaannya untuk melunasi hutang lancar,
padahal menjual persediaan untuk harga normal
relatif sulit, kecuali perusahaan menjual di
bawah harga pasar, yang tentunya akan
menambah kerugian perusahaan.
Rasio perputaran piutang mence1minkan
dana dalam piutang
dikonversi menjadi
penjuaan. Semakin tinggi perputaran piutang
perusahaan mengindikasikan kondisi keuangan
perusahaan baik, karena rendahnya perputaran
piutang secara umum menunjukkan bahwa
jangka waktu penagihan piutang (collection
period) semakin lama. Rendahnya perputaran
piutang akan menyebabkan semakin lama dana
dalam bentuk piutang yang tertanam pada
pembeli. Berdasarkan tabel 1.2, maka rasio
perputaran piutang 2010 sebanyak 7,6 kali
(dibulatkan) 8 kali. Hal ini berarti dalam
setahun perusahaan
menagih piutang ke
konsumen sebanyak 8 kali. Namun pada tahun
2011 rasio perputaran piutang perusahaan
menurun sebesar 7,3 kali (dibulatkan) 7 kali.
Kondisi ini menyebabkan perusahaan hams
bekerja keras untuk melakukan penagihan
piutang kepada konsumen.
160
Indikator rasio perputaran modal kerja
mencerrninkan sampai berapa kali modal kerja
perusahaan
dapat menghasilkan penjualan
selama satu tahun operasi. Semakin tinggi rasio
ini menunjukkan aktivitas perusahaan semakin
efisien. Dari tabel 1.2, rasio perputaran modal
kerja tahun 2010 menunjukkan angka 2,9 kali
(dibulatkan) 3 kali. Hal ini artinya modal kerja
perusahaan
hanya
mampu
menghasilkan
penjualan sebanyak 3 kali selama satu tahun.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan kondisi
rasio perputaran modal kerja pada tahun 2011
yang hanya 2,7 kali (dibulatkan) 3 kali. Hasil
rasio perputaran modal kerja kedua periode
tersebut masih dalam kondisi yang stabil.
Rasio perputaran persediaan menunjukkan
berapa kali persediaan barang dagangan diganti
dalam satu tahun. Rasio perputaran persediaan
tahun 2010 hanya berkisar pada angka 3,25 kali
(dibulatkan) 3 kali. Sedangkan untuk periode
2011, rasw perputaran
persediaan
tidak
terlampau jauh dari hasil periode 2010 yaitu
sebesar 3,29 kali (dibulatkan) 3 kali. Interpretasi
dari rasio ini adalah perusahaan menganti atau
menjual
persediaan
barang
dagangannya
sebanyak 3 kali dalam setahun.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka
penulis menarik kesimpulan bahwa rata-rata
current rasio PT. Kalbe Farma selama 2 tahun
berkisar pada angka 4,02. Hal ini menunjukkan
bahwa
perusahaan
cukup
likuid
untuk
membayar
hutang
jangka
pendeknya.
Sedangkan rata-rata cash rasio selama 2 tahun
menunjukkan
angka
1,56. Indikator 1m
mencerrninkan bahwa rata-rata setiap 1 Rupiah
hutang lancar hanya dapat dijamin dengan 1,56
Rupiah dana tunai yang
dirniliki oleh
perusahaan. Rata-rata rasio cepat untuk 2
periode sebesar 2,82 yang artinya rata-rata
setiap 1 Rupiah utang lancar tanpa persediaan
dijarnin oleh 2,82 Rupiah aktiva lancar.
Sedangkan rasio rata-rata perputaran piutang
yang diperoleh perusahaan selama dua periode
sebanyak 7,5 kali (dibulatkan) 8 kali. Artinya
selama
satu
periode
perusahaan
dapat
melaksanakan
penagihan
piutang
kepada
konsumen sebanyak 8 kali. Rasio rata-rata
perputaran persediaan selama 2 tahun relatif
stabil yaitu 3 kali yang artinya selama satu
tahun, perusahaan sebanyak 3 kali menjual atau
mengganti persediaan barang dagangannya.
Rata-rata rasio perputaran modal kerja selama
dua periode berada pada angka 3 kali. Hal ini
menggambarkan bahwa modal kerja perusahaan
hanya
mampu
menghasilkan
penjualan
sebanyak 3 kali selama satu tahun.
PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012
Munawir. (2007). Analisa Laporan Keuangan.
Yogyakarta: Liberty Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA
Ik:atan Akw1tan Indonesia. (2007). Laporan
Keuangan.Jakarta: Lembaga YAI
Ikatan Akuntan Indonesia. (2007).
Akuntansi Keuangan. Jakarta: IAI
Standar
Jumingan. (2009). Analisa Laporan Keuangan.
Jakarta: Bumi Aksara
Prastowo, Dwi. (2012). Analisis Laporan
Keuangan. Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan
Sekolah
Tinggi
Ilmu
Manajemen YKPN
ht!:]://www.idx.eo.id/Home/ListedCompanies/ R
eportDocument/tabid/91/language/enUS/Defaultaspx (25 Juni 2012)
Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: Rajawali Press
161
Download