PERSPEKTJF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Amin Setio Lestiningsib Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana lnformatika Jln. Dewi Sartika No. 289, Jakarta Timur. Indonesia Email: amin.setiolestininr:[email protected] ABSTRACT The financial statements are the end of the accounting process that contains financial information where the information will be used by management in decision-making. Therefore, to support the reliability of the information we need a tool to analyze the financial statements.. The purpose of this study was to identify the liquidity ratios that affect the company's ability to repay short term debt. Research methods in this paper there are three types of book study method, observation method and the method of non behavioral inferences. Research object is the pharmaceutical company's financial statements Kalbe Farma period 2010 and 2011. Based on the results of the discussion it generated an average current ratio for the two periods was 4.02, which means every 1 yen current (lebts secured by 4.02 yen assets. Average cash ratio for the two years is 1.56, which means every 1 Euro 1.56 current debts secured by a cash amount of the company. While the average ratio of 2.82 points quickly generate firms. The average ratio for two-year turnover is 8 times, meaning that for two of the accounting period the company can collect receivables as much as 8 times. Average inventory turnover ratio over the past two years as much as 3 times, meaning that over the past two years the company sold or replace supplies as much as 3 times. Average working capital turnover ratio over the past two years as much as 3 times meaning the use of working capital to generate sales conducted three times. From the above description, it can be concluded that the relatively good level of liquidity of the company. Keywords: Analysis, Liquidity Ratio, Financial Peiformance I. PENDAHULUAN Saat ini dunia memasuki era perdagangan bebas elimana semakin bebasnya satu negara melakukan transaksi perdagangan dengan negara lain tanpa memperhatikan batas negara dan budaya setempat, sehingga banyak: perusahaan-perusahaan baru berdiri. Agar perusahan-perusahaan bam tersebut dapat berkompetisi secaJ·a sehat dengan pemsahaan yang sudah lama ada, maka mereka harus senantiasa mampu melakukan inovasi-inovasi baru dalan1 semua aspek organisasi. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat terus survive eli tengah persaingan pasar global. Akan tetapi eli bagian lain situasi perekonomian dunia saat ini dalam konelisi kurang menguntungkan karena elipengaruhi oleh perlambatan perekonomian negara Amerika serta krisis utang Eropa elimana kedua wilayah tersebut merupakan pasar tujuan ekspor bagi produk-produk yang elihasilkan oleh perusahaan Indonesia. Hal ini tentu akan berimbas buruk bagi konelisi keuangan perusahaan. Oleh karena itu, pihak manajemen elituntut untuk selalu memantau kondisi keuangan perusahaan. Pemantauan konelisi keuangan perusahaan dapat dilaksanakan 152 denga11 menganalisis laporan keuangan yang di buat oleh pihak manajemen yang berupa laporan laba rugi, laporan neraca, laporan perubahan. modal dan laporan arus kas. Laporan keua11gaJ1 ya11g dibuat oleh pihak manajemen bertujuan untuk menyeeliakar1 infonnasi keua11gaJ1 bagi pibak ekstemal maupun internal perusahaan yang akan eligunakan untuk pengambi1a11 keputusan. Analisis laporan keuanga11 bertujua11 untuk mengetahui saJnpai sejauh ma11a prestasi kerja yang telah tercapai oleh semua elivisi yang ada di perusahaa11 tersebut. Laporan keuanga11 merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang dibuat dalaJTI satua11 moneter. Dalarn menganalisis lapora11 keuanga11 kita bisa menggunakan berbagai macam alat ukur seperti analisis rasio, analisis nilai taJTibah pasar (Market Value Added/ MVA), Analisis nilai tambah ekonomis (Economic Value Added/ EVA) dan Balance Score Card / BSC, Analisis Capital Asset, Jvfanagement, Equity, Liquidity (CAMEL)danDu Pont System. and Berdasarkan uraia11 diatas, maka penulis bermaksud untuk mengidentifikasi rasio-rasio likuiditas apa saj a yang berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalaJTI memenulu PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012 kewajiban jangka pendeknya, sehingga penulis tertarik untuk menganalisis laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk periode 2010 dan 2011 dengan menggunakan analisa rasio likuiditas. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Pada dasarnya laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang dilakukan oleh pihak manajemen yang bertujuan untuk menyediakan informasiinformasi keuangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Jumingan (2009) "Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manaJemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunym kepentingan dengan data keuangan perusahaan". Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan, diperlukan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan yang memungkinkan untuk dianalisis mengenar kondisi dan hasil dari suatu usaha. Menurut Kasmir (2012) "Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keungan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu peri ode tertentu". Menurut Munawir (2007) "Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut". Sebagai suatu penyedia jasa, akuntansi akan memberikan informasi keuangan yang sifatnya kuantitatif kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan eksistensi perusahaan untuk permbuatan keputusan. Data yang diambil sebagai acuan pengambilan keputusan itu merupakan suatu laporan keuangan yang merupakan produk akhir dari suatu proses akuntansi yang mempunym tujuan untuk memberikan informasi kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Ikatan Akuntansi Indonesia, menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan secara umum (2007) adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerj a dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manaJem atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan meliputi a) aktiva, b) kewajiban, c) ekuitas, d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian serta e) arus kas. Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang bertujuan untuk menyediakan informasi moneter bagi pihak-pihak internal dan ekstemal yang berguna sebagai pengambilan keputusan bisnis. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari: 1. Neraca Menurut Kasmir (2012) "Neraca merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu" Informasi yang disajikan dalam neraca menurut Kasmir (2012), meliputi: jenisjenis aktiva atau harta (assets) yang dimilik, jumlah rupiah masing-masing jenis aktiva, jenis-jenis kewajiban atau utang (liability), jumlah rupiah masing-masing jenis kewajiban, jenis-jenis modal (equity), dan jumlah rupiah masing-masing j enis modal. 2. Laporan Rugi Laba Menurut Prastowo (2012) "Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenm kemampuan (potensi) perusahaan dalam menghasilkan laba (kinerja) selama periode tertentu". Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi menurut Kasmir (2012), meliputi : jenis-jenis pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode, jumlah rupiah dari masing-masing jenis pendapatan, jumlah keseluruhan pendapatan, jenis-jenis biaya atau beban dalam suatu periode, jumlah rupiah masing-masing biaya atau beban yang dikeluarkan, jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dan hasil usaha yang diperoleh dengan mengurangi jumlah pendapatan dan biaya. Selisih ini disebut laba atau rugi. 3. Laporan Perubahan Modal Menyajikan perubahan-perubahan pada pos-pos modal. L aporan 1m akan berpengaruh terhadap modal pemilik. Informasi yang disajikan dalam laporan perubahan modal menurut Kasmir (2012), meliputi jenis-jenis dan jumlah modal yang ada saat ini, jumlah rupiah tiap jenis 153 PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012 4. modal, jumlah rupiah modal yang berubah, sebab-sebab berubahnya modal dan jumlah rupiah modal sesudah perubahan. Laporan Arus Kas Menurut Kasmir (2012) "Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di perusahaan dimana arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan". 2.2. Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi mengenm pos1s1 keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan, sehingga dapat memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) serta untuk merumuskan efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan selama periode pelaporan. Selain berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), informasi ini juga berguna untuk menilai kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan arus kas tersebut. Menurut Kasmir (2012), tujuan laporan keuangan sebagai berikut: 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini 2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu, 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan j enis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. 154 5. 6. 7. 8. Memberikan informasi tentang perubahanperubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode. Memberikan infmmasi tentang catatancatatan atas laporan keuangan Informasi keuangan lainnya. 2.3. Pemakai Laporan Keuangan Menurut Munawir (2007) pihak-pihak yang berkepentingan terhadap pos1s1 keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah 1. 2. Pemilik Perusahaan Pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaannya, terutama untuk perusahaan-perusahaan yang pimpinannya diserahkan kepada orang lain seperti perseroan, karena dengan laporan tersebut pemilik perusahaan akan dapat menilai sukses tidaknya manajer dalam menumpm perusahaannya dan kesuksesan seorang manajer biasanya dinilai dan atau diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan. laporan keuangan diperlukan oleh pemilik perusahaan diperlukan untuk menilai hasil-hasil yang akan dicapai dimasa yang telah dicapai, dan untuk menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai dimasa yang akan datang sehingga bisa menaksir bagian Manajer atau Pimpinan Perusahaan Manajer atau pimpinan perusahaan dengan mengetahui posisi keuangan perusahaannya periode yang barn lalu akan dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki sistem pengawasannya dan menentukan kebijaksanaankebijaksanaannya yang lebih tepat. Bagi manajemen yang penting adalah bahwa laba yang dicapai cukup tinggi, cara kerja yang efisien, aktiva aman dan terjaga baik, struktur permodalan sehat dan bahwa perusahaan mempunyai rencana yang baik mengenai hari depan, baik di bidang keuangan maupun di bidang operasi. Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pihak manaJemen kepada para pemilik perusahaan atas kepercayaan dalam mengelola perusahaan tersebut. Di samping itu laporan keuangan akan dapat digunakan oleh manajemen untuk: a. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan. PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012 b. c. d. e. 3. 4. Menentukan atau mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau produksi serta untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Menilai dan mengukur hasil kerja tiaptiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggungjawab. Menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang barn untuk mencapai hasil yang lebih baik Dalam hubungannya dengan analisa laporan keuangan tersebut manajer merupakan "orang dalam" atau orang yang dapat menggunakan data keuangan apapun yang ada di dalam perusahaan, dan hasil analisanya sepenuhnya untuk kepentingan perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu analisa yang dilakukan oleh manaJemen tersebut disebut "analisa intern". Para investor Investor (penanam modal jangka panjang) sangat berkepentingan terhadap prospek keuntungan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. Sedangkan pihak kreditur dan banker mempunya1 kepentingan saat mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan. Pemerintah Pemerintah di mana perusahaan tersebut berdomisili, sangat berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan tersebut. Disamping untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan juga sangat diperlukan oleh Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Tenaga Kerja untuk dasar perencanaan pemerintah. Buruh yang biasanya diwakili oleh organisasinya akan berusaha untuk memperoleh tingkat upah yang layak dan terselenggaranya j aminan sosial yang lebih baik. Dengan melihat laporan keuangan di mana mereka bekerja, maka akan mengetahui kemampuan perusahaan untuk memberikan upah dan jaminan sosial yang lebih baik tersebut. Di samping itu dengan melihat perkembangan keuangan dan hasil operasinya, para buruh akan dapat menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan sehubungan dengan kelangsungan kerjanya. Laporan keuangan akan lebih penting lagi bagi buruh terutama untuk perusahaan yang biasa memberikan bonus atau premi tiap akhir periode. Karena dengan laporan keuangan tersebut akan dapat dinilai apakah pemberian bonus atau prerrn tersebut sudah cukup layak dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan pada peri ode yang bersangkutan. 2.4. Sifat dan Keuangan Keterbatasan Laporan Menurut Munawir (2007) Sifat laporan keuangan meliputi Fakta-Fakta yang Telah Dicatat (fi.ecorded Fact) dan prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi. Dengan mengingat atau memperhatikan sifat-sifat laporan keuangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan mempunyai beberapa keterbatasan. Menurut Munawir (2007) keterbatasan laporan keuangan adalah: 1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasamya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final. 2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. 3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, di mana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga-harga. 4. Laporan keuangan tidak mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang; misalnya reputasi dan prestasi perusahaan, adanya beberapa pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau adanya kontrak-kontrak pembelian maupun penjualan yang telah disetujui, kemampuan serta integritas manajemya dan sebagainya. 155 PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012 2.5. Analisa Rasio Menurut Prastowo (2012) "Rasia merupakan alat analisis yang dapat memberikan jalan keluar dan menggambarkan simptom (gejala-gejala yang tampak) suatu keadaan".Sedangkan Munawir (2007) berpendapat "Rasia menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan(mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka ratio tersebut dibandingkan dengan angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai rasio standard". Analisa rasw menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Analisa rasio akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada analis tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasw tersebut dibandingkan dengan analisa rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Jika standar rasio tidak ada dalam bentuk yang tetap maka penganalisa dapat membuat standard rasio tersebut, dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pengumpulan laporan keuangan dari perusahaan yang dapat diperbandingkan (homogen dalam operasi dan data yang seragam dalam arti keseragaman dalam kebijaksanaan keuangan, penilaian aktiva dan metode depresiasi, serta menggambarkan atau mewakili kelompok yang homogeny dalam aktivitasnya maupun Jems perusahaannya) dalam industry. 2. Menghitung angka rasio yang dipilih untuk tiap-tiap perusahaan dalam industry. 3. Menyusun rasio-rasio tersebut dari yang tertinggi sampm yang terendah dan menghapuskan rasio yang extreme (terlalu tinggi dan terlalu rendah 4. Menghitung rata-rata hitungnya atau menentukan medianya. Data hasil perhitungan rasio perusahaan akan lebih baik atau lebih bermanfaat bagi p1mpman perusahaan bila dapat diperbandingkan dengan perusahaan lain yang menjadi pesaing perusahaannya, yang kita anggap memperoleh sukses dalam usahanya. Dengan memperbandingkan angka rasw perusahaan kita dengan perusahaan pesaing, 156 maka dapat dianalisa kelemahan-kelemahan perusahaan kita dan dapat diadakan perbaikan atau tindakan-tindakan seperlunya. Menurut Munawir (2007) berdasarkan sumber datanya maka angka rasw dapat dibedakan menjadi: 1. Rasio-rasio neraca (balance sheet ratio) yang tergolong dalam kategori ini adalah semua rasio yaitu semua datanya diambil atau bersumber pada neraca, misalnya : rasio lancar (current ratio), rasio cepat (quick ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, dan sebagainya. 2. Rasio-rasio laporan rugi-laba (income statement ratios) yaitu angka-angka rasio yang dalam penyusunannya semua datanya diambil dari Laporan Rugi-laba, misalnya 3. gross profit margin, net operating margin, operating ratio dan lain sebagainya. Rasio-rasio antar laporan (interstatement ratios) ialah semua angka rasio yang penyusunannya datanya berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan rugi-laba, misalnya tingkat perputaran persediaan (inventory turn over), tingkat perputaran pihutang (account receivable turn over), sales to inventory, sales to fixed assets dan lain sebagainya. Angka-angka rasw menurut Munawir (2007) juga dapat digolongkan manjadi : 1. Rasio-rasio likuiditas 2. Rasio-rasio solvabilitas 3. Ratio-ratio untuk menilai hasil operasi (operating peiformance ratios) 4. Ratio-ratio untuk menilai pengggunaan aktiva (assets utilization ratios). 2.6. Analisa Rasio Likuiditas Dalam menganalisa dan menilai pos1si keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan perusahaan, salah satu analisa laporan keuangan yang digunakan adalah analisa likuiditas. Menurut Munawir (2007) "Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang hams segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih". Rasia likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban j angka pendeknya dari aktiva lancamya. Rasia ini sering pula disebut rasio modal kerj a (working capital ratio) karena modal kerj a merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012 "likuid", dan perusahaan dikatakan marnpu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancamya atau hutang jangka pendek. Sebaliknya kalau perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berarti perusahaan tersebut dalarn keadaan illikuid. Beberapa pertanyaan yang hams dijawab dalarn hubungannya dengan analisa rasio modal kerj a meliputi : 1. Apakah pemsahaan marnpu membayar hutang-hutangnya tepat pada waktunya?. 2. Apakah management menggunakan modal kerja secara efektif?. 3. Apakah modal kerja itu cukup, kurang atau berlebih-1ebihan?. 4. Apakah perusahaan mempunyai kredit rating yang menguntungkan?, 5. Apakah posisi keuangan jangka pendek berkembang? Suatu perusahaan dikatakan marnpunyai posisi keuangan yang kuat apabila marnpu : 1. Memenuhi kewajiban-kewajibannya tepat pada waktunya; yaitu pada waktu ditagih (kewajiban keuangan terhadap pihak extern). 2. Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal (kewajiban keuangan terhadap pihak intern). Membayar bunga dan deviden yang dibutuhkan 3. Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan. kemarnpuan pemsahaan dalarn membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keselumhan". Rumus : Aktiva Lancar Hutang Lancar Current ratio menunjukkan tingkat kearnanan kreditor jangka pendek atau kemarnpuan untuk membayar hutang jangka pendek. Current ratio yang tinggi menunjukkan kelebihan uang atau aktiva lancar lainnya dibandingkan kebutuhan sekarang, dan jika current ratio rendah kondisinya sebaliknya. Rasio lancar 200% kadang-kadang sudah memuaskan bagi pemsahaan, tetapi rasio 200% hanya merupakan kebiasaan (rule of thum) dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan analisa lebih lanjut. Rasio lancar yang tinggi belum tentu menjarnin akan dapat dibayamya hutang pemsahaan, misalnya : jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan teksiran tingkat penjualan sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalarn persediaan tersebut atau saldo piutang yang besar mungkin sulit untuk ditagih, atau rasio lancar yang terlalu tinggi kemungkinan menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang. B. Rasio Cepat atau Add Test Ratio Menumt Kasmir (2012) "Rasio cepat atau Kewajiban keuangan suatu pemsahaan pada dasamya dapat digolongkan menjadi dua yaitu kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar pemsahaan (kreditur) dan Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern pemsahaan). Kemarnpuan pemsahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan atau kreditur dinarnakan "likuiditas badan usaha", sedang yang berhubungan dengan pihak intern atau proses produksi dinarnakan "likuiditas pemsahaan". U ntuk menilai posisi keuangan jangka pendek (likuiditas) berikut 1m diberikan beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan menginterpretasikan data tersebut. A. Rasio Lancar atau Current Ratio Menumt Kasmir (2012) "Rasio lancar atau current ratio mempakan rasio untuk mengukur quick ratio atau rasio sangat lancar atau acid test ratio mempakan rasio yang menunjukkan kemarnpuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan atau inventory " . Rumus = Aktiva Lancar- Persediaan Hutang Lancar Rasio ini lebih tajarn daripada current aktiva yang sangat likuid (mudah dicairkan atau diuangkan) dengan hutang lancar. Jika current ratio tinggi tapi quick rationya rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan. Rasio ini mempakan pelengkap penting untuk rasio lancar. Banyak kreditor yang lebih menyukai rasio cepat daripada rasio lancar sebagai ukuran solvensi jangka pendek perusahaan karena rasio cepat ratio, karena hanya membandingkan 157 PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012 tidak menyertakan persediaan dan beban yang dibayar dimuka sebagai dasar aktiva lancarnya, karena persediaan dan beban yang dibayar dimuka merupakan aktiva lancar yang paling tidak likuid. C. Perputaran Piutang Piutang yang dimiliki suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut (turn over receivable), yaitu dengan membagi total penjualan kredit dengan piutang rata-rata Penjualan Rumus: Rata-rata Piutang D. Perputaran Persediaan Dalam menevaluasi pos1si persediaan, maka prosedur yang sama seperti dalam mengevaluasi piutang dapat digunakan yaitu dengan menghitung turn over atau tingkat perputaran dari persediaan. Turn over persediaan adalah merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh persediaan. Turn over ini menunjukkan berapa kali persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun (dijual dan diganti). Tingkat perputaran persediaan mengukur perusahaan dalam memutarkan barang dagangannya, dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang atau mengimbangi tingkat penjualan yang ditentukan. Harga Pokok Penjualan Rumus: Rata-rata Persediaan E. Perputaran Modal Kerja Menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan juga menunjukkan banyaknya penjualan yang diperoleh perusahaan untuk setiap rupiah modal kerja. Penjualan Rumus: -----------------Rata-Rata Modal Kerja 2.7. Pengertian Kinerja Keuangan 158 Kinerja berasal dari kata performance, kinerja dinyatakan sebagai prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. Kinerja adalah hasil dari pemanfaatan secara baik atas sumber daya yang ada dan sekaligus mencerminkan seberapa jauh sebuah keberhasilan tercapai atau hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai atau perusahaan dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk melakukan evaluasi kinerja di masa lalu, dengan melakukan berbagai analisis sehingga diperoleh posisi keuangan perusahaan yang memiliki relistis perusahaan dan potensi kinerja akan berlanjut. Menurut SAK (2007) "kinerja keuangan terkait dengan tujuan laporan keuangan yaitu penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi atau penghasilan per saham". Pengukuran kinerja keuangan mempunyai arti yang penting bagi pengambilan keputusan baik bagi pihak intern maupun ekstem perusahaan. Laporan keuangan merupakan alat yang dijadikan acuan penilaian untuk meramalkan kondisi keuangan, operasi dan hasil usaha perusahaan. Rasio keuangan sebagai pengukur kinerja keuangan dalam laporan keuangan dapat digunakan sebagai salah satu dasar untuk memprediksi laba bersih pada masa yang akan datang. Cara yang digunakan untuk mendukung prediksi tersebut adalah dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Analisis tersebut mengkombinasikan hubungan antara komponen keuangan yang satu dengan komponen keuangan yang lain. Pada umumnya, hubungan tersebut dilihat dari rasio antara komponenkomponen keuangan yang satu denagn yang lain. Dalam konteks manajemen keuangan, analisis tersebut dikenal dengan analisis rasio keuangan. Analisis rasio ini berguna untuk membandingkan kinerja perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain atau membandingkan kinerja satu perusahaan pada tahun ini dengan tahun yang lainnya. Dalam mengukur kinerja keuangan perlu dikaitkan antara organisasi perusahaan dengan pusat pertanggungjawaban. Dalam melihat organisasi perusahaan dapat diketahui besarnya tanggungjawab manaJ er yang diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja keuangan. Menurut Jumingan (2009) berkaitan dengan analisis kinerja keuangan mengandung beberapa tujuan yaitu untuk mengetahui keberhasilan PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012 pengelolaan keuangan perusahaan terutama kondisi likui(litas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun beijalan maupun tahun sebelumnya dan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan semua aset yang dimiliki dalam menghasilkan laba secara efisien. cara menarik kesimpulan dari analisa data yang dilakukan sebelumnya. IV. PEMBAHASAN PT. Kalbe Farma Tbkmerupalam salah satu perusahaan farmasi dalam negeri yang didirikan pada tanggal lO September 1966. Ruang lingkup kegiatan usaha dalam bidang industri dan distribusi produk farmasi (obat-obatan bagi manusia dan hewan). Perusahaan pertama kali listing di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 30 Juli 1991. Laporan keuangan yang digunakan untuk melakukan analisis rasio likuiditas untuk perusahaan ini adalah neraca per 31 Desember 2010 dan 2011 serta laporan 1aba rugi periode 2010 dan 2011. Dibawah ini merupakan ringkasan kedua laporan keuangan tersebut dimana penulis mengambil data keuangan perusahaan tersebut dari situs www.idx.co.id III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tiga jenis metode penelitian, yaitu : l. Studi pustaka dengan membaca literatur yang mengkaji teori tentang rasio likuiditas. 2. Observasi non perilaku berupa metode pengamatan laporan keuangan yang diterbitkan oleh PT. Kalbe Farma Tbk selama periode 2010 dan 2011 3. metode Pengambilan kesimpulan. Setelah proses analisa telah selesai dilakukan, maka dilakukan pengambilan kesimpulan dengan Tabel 1 : Ringkasan Laporan Keuangan PT. Kalbe Farma Tbk Periode 31 Desember 2010 dan 2011 Keterangan Aktiva Lancar Hutang Lancar 2009 4701892518076 1574137415862 Kas lnvestasi jangka 12endek Piutang Persediaan Penjualan Harga Pokok Penjualan Sumber; idx.co.id 1324079569142 1561382418796 Berdasarkan tabel 1 diatas, maka tahapan selanjutnya penulis menganalisis laporan keuangan tersebut dengan menggunakan rasio likuiditas. Hal ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang 2010 5031544864749 1146489093666 1901871765050 5315920203 1363957102811 1550828819836 10226789206223 5060403621307 2011 5956123240307 1630588528518 2291335810101 113871418384 1635311256739 1705189186310 10911860141523 5360686806582 jangka pendeknya. Tabel berikut ini merupakan hasil perhitungan rasio likuiditas pada PT. Kalbe Farma Tbk yang telah diolah oleh penulis. Tabel 2 : Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas PT. Kalbe Farma Tbk Periode 31 Desember 2010 dan 2011 Keterangan Rasia Lancar Rasia Kas Rasio Ce12at Perputaran Piutang Perputaran Modal Kerja Perputaran 12ersediaan Surriber:Hasil o1ahan penulis Berdasarkan data tabel 2, diketahui bahwa PT. Kalbe Farma Tbk memiliki likuiditas yang baik jika dilihat dari current rasio > 1 meskipun current rasio untuk periode 2011 menurun sebesar 16,85% dari current rasio tahun 2010. 2010 2011 439% 166% 303% 7,6 kali 2,9 kali 3,25 kali 365% 147% 261% 7,3 kali 2,7 kali 3,29 kali Interpretasi current rasio 2010 dengan angka 439% mempunyai maksud bahwa setiap 1 Rupial1 hutang lancar perusahaan dijarnin oleh 4,39 Rupiah al.1:iva lancar. Sedangkan interpretasi current rasio 2011 dengan angka 159 PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012 365% merniliki arti setiap 1 Rupiah hutang lancar dijarnin oleh 3,65 Rupiah aktiva lancar. Penurunan rasio lancar tahun 2011 disebabkan oleh faktor kenaikan hutang lancar yang signifikan tidak seimbang dengan meningkatnya jumlah aktiva lancar yang dirniliki oleh perusahaan. Sedangkan Interpretasi untuk cash ratio tahun 2010 sebesar 166% mempunyai arti setiap 1 Rupiah hutang lancar dij arnin oleh 1,66 Rupiah kas yang dirniliki perusahaan. Interpretasi cash ratio tahun 2011 sebesar 147% merniliki maksud setiap 1 Rupiah hutang lancar dijarnin oleh 1,47 Rupiah dana tunai perusahaan. Kalau diamati temyata cash ratio tahun 2011 mengalarni penurunan sebesar 11,44% dibandingkan cash ratio tahun 2010. Hal ini akan menyebabkan perusahaan kesulitan membayar kewajiban lancarnya dan masih memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari aktiva lancar lainnya Untuk quick ratio, ketika rekening persediaan dikeluarkan dari komponen aktiva lancar maka pada tahun 2010 diperoleh rasio cepat sebesar 303% yang artinya setiap 1 Rupiah utang lancar tanpa persediaan dijamin oleh 3,03 Rupiah aktiva lancar. Sedangkan tahun 2011, rasw cepat perusahaan menunjukkan angka 261% yang artinya setiap 1 Rupiah hutang lancar tanpa persediaan dijarnin oleh 2,61 Rupiah aktiva lancar. Berdasarkan pengamatan untuk rasio cepat selama dua periode terjadi penurunan sebesar 13,86%. Hal ini menyebabkan perusahaan harus menjual persediaannya untuk melunasi hutang lancar, padahal menjual persediaan untuk harga normal relatif sulit, kecuali perusahaan menjual di bawah harga pasar, yang tentunya akan menambah kerugian perusahaan. Rasio perputaran piutang mence1minkan dana dalam piutang dikonversi menjadi penjuaan. Semakin tinggi perputaran piutang perusahaan mengindikasikan kondisi keuangan perusahaan baik, karena rendahnya perputaran piutang secara umum menunjukkan bahwa jangka waktu penagihan piutang (collection period) semakin lama. Rendahnya perputaran piutang akan menyebabkan semakin lama dana dalam bentuk piutang yang tertanam pada pembeli. Berdasarkan tabel 1.2, maka rasio perputaran piutang 2010 sebanyak 7,6 kali (dibulatkan) 8 kali. Hal ini berarti dalam setahun perusahaan menagih piutang ke konsumen sebanyak 8 kali. Namun pada tahun 2011 rasio perputaran piutang perusahaan menurun sebesar 7,3 kali (dibulatkan) 7 kali. Kondisi ini menyebabkan perusahaan hams bekerja keras untuk melakukan penagihan piutang kepada konsumen. 160 Indikator rasio perputaran modal kerja mencerrninkan sampai berapa kali modal kerja perusahaan dapat menghasilkan penjualan selama satu tahun operasi. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan aktivitas perusahaan semakin efisien. Dari tabel 1.2, rasio perputaran modal kerja tahun 2010 menunjukkan angka 2,9 kali (dibulatkan) 3 kali. Hal ini artinya modal kerja perusahaan hanya mampu menghasilkan penjualan sebanyak 3 kali selama satu tahun. Kondisi ini berbanding terbalik dengan kondisi rasio perputaran modal kerja pada tahun 2011 yang hanya 2,7 kali (dibulatkan) 3 kali. Hasil rasio perputaran modal kerja kedua periode tersebut masih dalam kondisi yang stabil. Rasio perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun. Rasio perputaran persediaan tahun 2010 hanya berkisar pada angka 3,25 kali (dibulatkan) 3 kali. Sedangkan untuk periode 2011, rasw perputaran persediaan tidak terlampau jauh dari hasil periode 2010 yaitu sebesar 3,29 kali (dibulatkan) 3 kali. Interpretasi dari rasio ini adalah perusahaan menganti atau menjual persediaan barang dagangannya sebanyak 3 kali dalam setahun. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa rata-rata current rasio PT. Kalbe Farma selama 2 tahun berkisar pada angka 4,02. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan cukup likuid untuk membayar hutang jangka pendeknya. Sedangkan rata-rata cash rasio selama 2 tahun menunjukkan angka 1,56. Indikator 1m mencerrninkan bahwa rata-rata setiap 1 Rupiah hutang lancar hanya dapat dijamin dengan 1,56 Rupiah dana tunai yang dirniliki oleh perusahaan. Rata-rata rasio cepat untuk 2 periode sebesar 2,82 yang artinya rata-rata setiap 1 Rupiah utang lancar tanpa persediaan dijarnin oleh 2,82 Rupiah aktiva lancar. Sedangkan rasio rata-rata perputaran piutang yang diperoleh perusahaan selama dua periode sebanyak 7,5 kali (dibulatkan) 8 kali. Artinya selama satu periode perusahaan dapat melaksanakan penagihan piutang kepada konsumen sebanyak 8 kali. Rasio rata-rata perputaran persediaan selama 2 tahun relatif stabil yaitu 3 kali yang artinya selama satu tahun, perusahaan sebanyak 3 kali menjual atau mengganti persediaan barang dagangannya. Rata-rata rasio perputaran modal kerja selama dua periode berada pada angka 3 kali. Hal ini menggambarkan bahwa modal kerja perusahaan hanya mampu menghasilkan penjualan sebanyak 3 kali selama satu tahun. PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012 Munawir. (2007). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta DAFTAR PUSTAKA Ik:atan Akw1tan Indonesia. (2007). Laporan Keuangan.Jakarta: Lembaga YAI Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). Akuntansi Keuangan. Jakarta: IAI Standar Jumingan. (2009). Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara Prastowo, Dwi. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN ht!:]://www.idx.eo.id/Home/ListedCompanies/ R eportDocument/tabid/91/language/enUS/Defaultaspx (25 Juni 2012) Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Press 161