Hukum Tata Negara Pertemuan 3

advertisement
Munafrizal Manan, S.H., S.Sos., M.Si., M.IP.
Pokok Bahasan:



Pengertian Sumber Hukum
Bentuk Sumber Hukum
Sumber Hukum Tata Negara



Dalam disiplin ilmu hukum biasa dikenal
istilah sumber hukum
Setiap bidang hukum punya sumber hukum
sendiri, temasuk juga HTN
Pemahaman tentang sumber hukum akan
memberikan petunjuk tentang bagaimana
dan di mana hukum itu berada


Pengertian sumber hukum dipahami secara
berbeda sesuai dengan sudut pandang
masing-masing orang
Perbedaan disiplin ilmu, sistem hukum,
tradisi hukum, pengalaman sejarah, dan
preferensi fokus pembahasan dapat berakibat
munculnya perbedaan tentang pengertian
sumber hukum



Menurut Paton George Whitecross, pengertian
sumber hukum memiliki banyak arti dan
sering menimbulkan kesalahan pemahaman
Hans Kelsen berpendapat, istilah sumber
hukum bersifat figuratif (kiasan) dan ambigu
(mendua)
Van Apeldoorn mengatakan, istilah sumber
hukum kadang dipakai dalam konteks
sejarah, konteks filsafat, dan konteks sosial


Sumber hukum  tempat dari mana suatu
nilai atau norma tertentu berasal
Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, sumber
hukum dapat juga menunjuk pada pengertian
“tempat asal ditariknya suatu kaedah hukum
yang bersifat umum untuk dipakai sebagai
peralatan dalam menilai suatu peristiwa atau
kaidah hukum yang bersifat konkrit”

Bagi Hans Kelsen, sumber hukum memiliki
beberapa pengertian:
1. Sebagai metode menciptakan hukum  kebiasaan
(customary) & UU (statutory)
2. Sebagai cara untuk memvalidasi hukum  hukum
yang lebih tinggi sebagai sumber hukum bagi
norma hukum yang lebih rendah
3. Terkait dengan aspek non-juridis (misal: norma
moral, etika, prinsip politik, doktrin para ahli)
yang dapat mempengaruhi pembentukan suatu
norma hukum

1.
2.
3.
4.
5.
Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo memberikan
pengertian sumber hukum sebagai berikut:
Sebagai asas hukum, yang merupakan permulaan
hukum
Menunjukkan hukum terdahulu yang memberi
bahan-bahan pada hukum yang sekarang berlaku
Sebagai sumber berlakunya, yang memberi
kekuatan berlaku secara formal
Sebagai sumber dari mana kita dapat mengenal
hukum
Sebagai sumber terjadinya hukum atau sumber
yang menimbulkan hukum
E. Utrecht membagi sumber hukum menjadi dua:
1. Sumber hukum formal

 Sumber hukum yang dikenal dari bentuknya
 Tempat formal dalam bentuk tertulis dari mana suatu
kaedah hukum diambil
 Hukum dibuat oleh lembaga yang berwewenang
 Hukum kemudian berlaku umum, diketahui dan ditaati
2.
Sumber hukum materiil
 Sumber hukum yang dikenal dari isi hukum
 Tempat dari mana norma itu berasal, baik yang berbentuk
tertulis ataupun yang tidak tertulis
 Sumber hukum yang menentukan isi hukum



Para sarjana hukum umumnya lebih
mengutamakan sumber hukum formal
Sumber hukum materiil menempati posisi
sekunder, dirujuk hanya bila diperlukan ketika
tidak terdapat pada sumber hukum formal
Prof. Jimly Asshiddiqie menyebut 4 bentuk
sumber hukum formal, yaitu: regeling,
contract/treaty, vonnis, dan beschikking




Dilihat dari aspek HTN Positif, sumber HTN dapat
berbeda antara negara yang satu dengan yang lain
Perbedaan sumber HTN antarnegara dapat berbeda
dalam bentuk sumber HTN dan isi dari sumber HTN
tersebut
Sumber HTN di negara sistem hukum common law
mungkin berbeda dengan sistem hukum civil law
Sumber HTN di negara yang menggunakan
konstitusi tertulis mungkin berbeda dengan negara
yang menggunakan konstitusi tidak tertulis
Menurut Prof. Jimly Asshiddiqie, dalam HTN
umumnya yang diakui sebagai sumber
hukum adalah:
1. UUD dan peraturan perundang-undangan
tertulis.
2. Yurisprudensi peradilan
3. Konvensi ketatanegaraan
4. Hukum internasional
5. Doktrin ilmu HTN tertentu


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Secara lebih spesifik, Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie
membagi sumber HTN menjadi 7 macam, yaitu:
Nilai-nilai konstitusi yang tidak tertulis
UUD, baik pembukaannya maupun pasal-pasalnya
Peraturan perundang-undangan tertulis
Yurisprudensi peradilan
Konvensi ketatanegaraan
Doktrin ilmu hukum yang telah menjadi ius comminis
opinio doctorum
Hukum internasional yang telah diratifikasi atau telah
berlaku sebagai hukum kebiasaan internasional
Berdasarkan pengalaman ketatanegaraan Inggris,
John Alder membedakan sumber HTN dalam 7
macam bentuk, yaitu:
1. The basic principle
2. General political and moral values
3. Strict law (i) The laws enforced through the
courts; (ii) The law and custom of Parliament
4. Conventions of the Constitution
5. Political practices
6. The rules of the political parties
7. International law


A.V. Dicey membedakan pengertian constitutional
law menjadi 2 unsur, yaitu the law of the
constitution dan the conventions of the
constitution

Kedua unsur itu sebagai sumber HTN di Inggris
1. The law of the constitution
 Historic documents  dokumen sejarah (misal: Magna
Charta 1215, Bill of rights 1689)
 Legislative/parliamentary acts  UU yang dibuat parlemen
 Judicial decisions  putusan pengadilan
 Principles and rules of common law  sudah diterima
sebagai hukum meskipun tidak dalam bentuk peraturan
tertulis; umumnya sudah dikuatkan oleh putusan
pengadilan
2. The conventions of the constitution
 Habits  kebiasaan
 Traditions  tradisi
 Customs  adat-istiadat
 Practices and usages  praktik dan cara


MPR pernah membuat Ketetapan MPR No.
III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan
Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan
yang secara eksplisit menyebut apa yang
menjadi sumber hukum Indonesia
Ketetapan MPR ini menunjukkan bahwa telah
pernah ada upaya ketatanegaraan untuk
mempertegas apa yang dimaksud dengan
sumber hukum Indonesia
Pasal 1 Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang
Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan
Perundang-Undangan menentukan bahwa :
1. Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan
bahan untuk penyusunan peraturan
perundang-undangan;
2. Sumber hukum terdiri atas sumber hukum
tertulis dan sumber hukum tidak tertulis;
3. Sumber hukum dasar nasional adalah (i)
Pancasila sebagaimana tertulis dalam
Pembukaan UUD 1945 dan (ii) batang tubuh
UUD 1945.


Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie mencatat beberapa
hal yang menjadi sumber HTN Indonesia
1. Sumber Materiel dan Formil
 Pancasila sebagai sumber materiel
 UUD 1945 sebagai sumber formil
2. Peraturan Dasar dan Norma Dasar
 UUD 1945  gerund norm  menurut stuffenbau
theorie dari Hans Kelsen
 Pancasila  staasfundamental norms  menurut
stuffenbau theorie dari Hans Nawiasky
3. Peraturan Perundang-Undangan
 Berisi norma-norma hukum yang mengikat untuk umum,
baik yang ditetapkan oleh legislator maupun oleh
regulator atau lembaga-lembaga pelaksana UU untuk
mendapatkan kewenangan delegasi dari UU untuk
menetapkan peraturan-peraturan tertentu menurut
peraturan yang berlaku
 Semua produk hukum tertulis yang berisi norma yang
bersifat mengatur (regeling) dinamakan peraturan
perundang-undanga
 Pasal 7 UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan menentukan bentukjenis dan hirarki peraturan perundang-undangan yaitu;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
UUD NRI Tahunj 1945
Ketetapan MPR
UU/Peraturan Pemerintah Pengganti UU
Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
Peraturan Daerah Provinsi
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
 Termasuk juga peraturan yang dibuat oleh lembaga tinggi
negara, kementerian, badan, lembaga, komisi negara ,
hingga pemerintahan tingkat desa yang bersifat
mengatur (regeling).
4. Konvensi Ketatanegaraan
 Konvensi ketatanegaraan umumnya merupakan praktik
ketatanegaraan yang dasar hukumnya tidak diatur dalam
peraturan tertulis
 Konvensi ketatanegaraan kadang dituangkan dalam bentuk
tertulis, sehingga punya kekuatan hukum mengikat dan
memaksa
 Konvensi ketatanegaraan mempunyai kekuatan yang sama
dengan UU, karena diterima dan dijalankan, meskipun
hakim di pengadilan tidak terikat olehnya.
 Konvensi ketatanegaraan tidak harus merupakan kebiasaan
ketatanegaraan yang dilakukan secara berulang sehingga
diterima dan ditaati dalam praktik ketatanegaraan.
5. Traktat (Perjanjian)
 Traktat atau perjanjian biasa dikenal dalam bidang
hukum internasional
 Traktat atau perjanjian dapat menjadi sumber hukum
formil dari HTN sepanjang ia menentukan segi hukum
ketatanegaraan yang hidup bagi negara masing-masing
yang terikat di dalamnya
 Bentuk traktat dapat tertulis atau sekadar dengan
pertukaran nota atau surat-surat belaka



Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata
Negara, Jilid I (Sekretariat Jenderal dan
Kepaniteraan MKRI: Jakarta, 2006).
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar
Hukum Tata Negara Indonesia (PSHTN FH UI:
Jakarta, Cetakan Kelima, 1983).
Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia
(PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta, 2005).
Download