Dali Telaumbanua Keadilan sebagai norma moral mendapatkan wujud konkretnya dalam bentuk hukum. Pertimbangan hukum tidak dapat dilepaskan sepenuhnya dari pertimbangan moral. Hukum dan moralitas hanya berbeda dari sisi formal, tetapi tidak ada perbedaan mendasar dari segi substansi. Oleh karena norma hukum dan norma moral sama-sama mengatur perilaku manusia. Hukum dan moralitas memberi batasan dalam bentuk perintah dan larangan mengenai apa yang seharusnya dilakukan dan tidak seharusnya dilakukan. Pandangan Penganut Realisme hukum terhadap moral Para pelopor utama realisme hukum seperti Karl Liwelyn, Weseley Sturges, morris dan felix cohen mengkritik apa yang dalam ilmu hukum disebut sebagai ortodoks yakni pendekatan yang melihat praktek semata-mata sebagai penerapan peraturan. Kaum realis menuntut pendekatan ilmiah yang memberi tekanan lebih pada apa yang dilakukan para hakim dan memperhatikan dampak keputusan hakim bagi masyarakat luas. Disini letak pentingnya pertimbangan moral dalam keputusan hakim. Pandangan Penganut Realisme hukum terhadap moral Kaum realis percaya bahwa norma moral tidak dapat dilepaskan dari hukum terutama karena prinsip moral berperan sebagai uji kritis terhadap hukum positif. Ronal Dworkin, pemikir hukum kontemporer mengatakan bahwa apabila kita menghendaki yurisprudensi yang bisa membawa hasil atau bermanfaat bagi masyarakat, sehingga yurisprudensi harus mampu membongkar persoalan hukum maka jalan yang hendak ditempuh ialah dengan menggunakan teori moral untuk mengkritiknya. Ronal percaya bahwa posisi moral itu sendiri bukanlah sesuatu yang serba subjektif. Pertanggungjawaban moral selalu menuntut argumen yang secara rasional dapat diuji siapapun. Pandangan Teori Hukum Kodrat thp Moral Berpandangan bahwa hukum dan moralitas tidak dapat dipisahkan Teori hukum kodrat menjadi titik temu antara hukum dan moralitas oleh karena keduanya ditemukan dalam setiap masyarakat dan berfungsi mengatur perilaku masyarakat meskipun dengan kekuatan mengikat berbeda. Moralitas ini merupakan isi minimum suatu hukum Moralitas dan Kompleksitas Kasus Hukum Pendekatan moral (prinsip keadilan) menjadi penting dalam menyingkirkan penggunaan kekuatan atau paksaan. Oleh karena 2 alasan: 1. Tidak semua persoalan imoral (tidak bermoral) diatur dengan hukum, dan karenanya juga tidak semua tindakan kriminal yang melibatkan persoalan moral dapat diatasi secara hukum. 2. Terobosan berupa yurisprudensi menjadi penting karena tidak semua kasus hukum dapat secara langsung ditemukan jawabannya dalam hukum yang tersedia. Kesimpulan Pertimbangan hukum tidak dapat dilepaskan sepenuhnya dari pertimbangan moral. Hukum dan moralitas hanya berbeda dari sisi formal, tetapi tidak ada perbedaan mendasar dari segi substansi. Oleh karena norma hukum dan norma moral sama-sama mengatur perilaku manusia. Moralitas ini merupakan isi minimum suatu hukum