Modul Psikologi Perkembangan 1

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Modul 6
Teori Etologi
Pengertian teori Etologi, Tokoh-tokoh Teori Etologi
dan Aplikasi Teori Etologi
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
06
Kode MK
Disusun Oleh
MK61013
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Abstract
Kompetensi
Teori etologi adalah studi mengenai
Mahasiswa mampu memahami dan
tingkah laku hewan dan manusia dalam
menjelaskan pengertian teori etologi,
konteks evolusi. Tokoh-tokoh teori
tokoh-tokoh teori etologi dan dapat
etologi diantaranya Charles Darwin,
menggunakan dalam aplikasi/kasus
Bowlby, Konrad Lorenz dan Niko
Tindbergen
Teori Etologi
Pengertian Teori Etologi
Etologi
ialah
studi
ilmiah
pada perilaku binatang
yang
dianggap
sebagai
cabang zoologi. Istilah “etologi” diturunkan dari bahasaYunani, sebagaimana ethos (ήθος)
ialah kata Yunani untuk "kebiasaan". Kata lain yang diturunkan dari kata Yunani ethos ialah:
etis dan etika. Pertama kali istilah ini diperkenalkan dalam bahasa Inggris oleh ekolog
Amerika, William Morton Wheeler pada 1902. Teori etologi diartikan sebagai ilmu yang
bermula dari tingkah laku hewan.Tokoh yang menganut paham etologi adalah seorang
naturalistis yang mempelajari hewan di lingkungan alami bukan di laboratorium (T Lawton,
Joseph. 1982).Teori yang membahas tentang etologi antara lain;Teori seleksi alam (Darwin,
1859), Etologi Modern ( Lorenz dan Tindbergen), Teori Bowlby ( Teori Kelekatan).
Tokoh-tokoh Teori Etologi
Charles Robert Darwin lahir di Shrewsbury, Shropshire, Inggris, tanggal 12
Desember 1809 dan meninggal di Downe, Kent, Inggris, tanggal 19 April1882 pada umur 72
tahun. Darwin adalah tokoh yang paling tahu mengenai teori evolusi. Teori ini berdampak
besar pada studi perkembangan manusia. Darwin adalah seorang naturalis Inggris yang
teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis
keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai
mekanismenya.
Darwin sudah lama berpikir tentang ide evolusi yang menyatakan bahwa semua
spesies berhubungan satu sama lain dan mempunyai "common ancestor" (berasal dari satu
garis keturunan) dan melalui mutasi spesies baru muncul. Namun dia masih penasaran
tentang mekanisme bagaimana proses itu terjadi. Secara kebetulan, ia membaca tulisantulisan Thomas Malthus. Malthus berpendapat bahwa populasi manusia bertambah lebih
cepat daripada produksi makanan, sehingga menyebabkan manusia bersaing satu sama
lain untuk memperebutkan makanan dan menjadikan perbuatan amal sia-sia. Dengan
gembira Darwin menggunakan mekanisme ini untuk menjelaskan teorinya. Ia menulis
"Manusia cenderung untuk bertambah dalam tingkat yang lebih besar daripada caranya
untuk bertahan. Akibatnya, sesekali ia harus berjuang keras untuk bertahan, dan seleksi
alam akan mempengaruhi apa yang terletak di dalam jangkauan ini." (Descent of Man,
h..21) Ia menghubungkan hal ini dengan temuan-temuannya mengenai spesies-spesies
yang terkait dengan tempat-tempat, penelitiannya tentang pengembangbiakan binatang, dan
2014
2
Psikologi Perkembangan 1
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
gagasan tentang "hukum seleksi alam" (Natural Selection). Menjelang akhir 1838 ia
membandingkan ciri-ciri seleksi para peternak dengan seleksi alam menurut teori Malthus
dari varian-varian yang terjadi "secara kebetulan" sehingga "setiap bagian dari struktur yang
baru diperoleh sepenuhnya dipraktikkan dan disempurnakan", dan menganggap bahwa ini
adalah "bagian yang paling indah dari teori saya" tentang bagaimana spesies-spesies itu
bermula.
Tokoh etologi berikutnya adalah Konrad Zacharias Lorenz lahir pada tanggal 7
November 1903 di Kota Vienna, Austria. Dia adalah anak kedua dari seorang dokter bedah
terkenal bernama Prof. Dr. Adolf Lorenz dan istrinya Emma. Lorenz dibesarkan dalam
sebuah rumah luas yang dilengkapi dengan taman. Rumah tersebut terletak di Altenberg,
sebuah kota kecil di dekat Vienna. Sejak kecil, Lorenz telah menyayangi berbagai jenis
hewan yang hidup di sekitarnya. Ia merupakan seorang
ahli psikologi, zoologi,
dan ornitologi berkebangsaan Austria.
Ketertarikan Lorenz terhadap tingkah laku hewan diawali ketika tetangganya memberi
anak itik berumur satu hari kepada Lorenz. Pada saat itu, Lorenz mengamati anak itik yang
dimilikinya dan dia telah menemukan tingkah laku imprinting pada itik tersebut. Imprinting
merupakan kemampuan untuk mempelajari tipe informasi khusus pada suatu periode kritis
(critical period) dalam perkembangannya. Lorenz telah menjadi ahli tingkah laku hewan
sejak masih berada dalam masa kanak-kanak. Salah satu karya Lorenz yang paling dikenal
adalah Model Psikohidrolik (Psychohydraulic Model) yang dikembangkannya dari para
peneliti lain. Model Psikohidrolik memungkinkan tingkah laku hewan yang timbul dapat
dilihat dalam sebuah konteks metafora. Dalam model ini, tingkah laku hewan yang timbul
berdasarkan stimulus dianalogikan dalam sebuah skema. Namun, model ini sudah tidak
digunakan lagi pada zaman sekarang karena model ini masih menggunakan aliran energi
(energy flow) dalam menjelaskan sistem saraf dan kontrol tingkah laku. Meskipun demikian,
karya Lorenz ini membuat ilmu tingkah laku ternak (ethologi) menjadi lebih dikenal
masyarakat.
Pada musim gugur tahun 1936, Lorenz menghadiri sebuah simposium yang
diprakarsai Prof. Van der Klaauw di Kota Leiden, Belanda. Dalam simposium ini, Lorenz
bertemu dengan Nikolaas Tinbergen yang juga seorang ahli tingkah laku hewan (ethologist).
Pertemuan ini nampaknya menjadi pertemuan bersejarah bagi kedua ilmuwan tersebut.
Mereka berdiskusi tentang hubungan antara respon penyesuaian tempat dengan
mekanisme pelepasan yang dapat menjelaskan timbulnya tingkah laku berdasarkan insting.
2014
3
Psikologi Perkembangan 1
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pemikiran mereka merupakan cikal bakal lahirnya ethologi.Di tahun 1973, Konrad Z. Lorenz
bersama dengan Nikolaas Tinbergen dan Karl von Frisch meraih Hadiah Nobel.
Nikolas "Niko" Tinbergen lahir di Den Haag, tanggal 15 April 1907 dan meninggal
tanggal 21 Desember 1988. Niko adalah seorang etolog dan ornitolog Belanda yang berbagi
penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1973 bersama Karl von
Frisch dan Konrad Lorenz atas penemuan mereka di bidang biologi. Tinbergen terkenal
untuk 4 pertanyaan yang dipercayainya harus ditanyakan berkenaan dengan berbagai
perilaku binatang. Selain itu, dengan metodenya ia menerapkannya untuk menangani
gejala autisme pada anak.
John Bowlby
(26 Februari 1907 - 2 September 1990) adalah seorang
psikiater dan psikoanalis, terkenal karena minatnya dalam perkembangan anak. Bowlby lahir
di London dari keluarga kelas menengah. Ia adalah anak ke empat dari enam anak dan
dibesarkan oleh seorang pengasuh dengan gaya Inggris kelasnya pada saat itu. Ayahnya,
Sir Anthony Bowlby, adalah ahli bedah keluarga kerajaan. Sedangkan kakeknya tewas saat
bertugas sebagai wartawan perang dalam Perang Opium.
Biasanya, Bowlby melihat ibunya hanya satu jam sehari setelah minum teh,
meskipun selama musim panas ia lebih tersedia. Seperti banyak ibu-ibu lain dari keluarga
kelas menengah, ia menilai bahwa perhatian dan kasih sayang orang tua akan
menyebabkan berbahaya memanjakan anak-anak. Bowlby beruntung bahwa pengasuh
dalam keluarganya hadir sepanjang masa kecilnya. Bowlby mempelajari psikologi dan ilmu
pra-klinis di Trinity College, Cambridge, dan dia memenangkan hadiah untuk kinerja
intelektual yang luar biasa. Setelah tamat dari Cambridge, ia bekerja dengan anak-anak
maladjusted, kemudian pada usia 22 tahun di melanjutkan kuliah di University College
Hospital di London. Pada usia 26 tahun, ia tamat dalam bidang kedokteran. Saat masih
kuliah di fakultas kedokteran, ia mendaftarkan diri ke Institut Psikoanalisis. Setelah kuliah
kedokteran, ia dilatih psikiatri untuk menangani gangguan dan penyakit mental pada orang
dewasa di Rumah Sakit Maudsley. Pada tahun 1937, ia memenuhi syarat sebagai seorang
ahli psikoanalis.
Meski sepanjang sejarah telah banyak naturalis yang mempelajari aneka aspek dari
tingkah laku hewan, disiplin ilmu etologi modern umumnya dianggap lahir di sekitar tahun
1930an tatkala biolog berkebangsaan Belanda Nikolas Tinbergen dan Konrad Lorenz, biolog
dari Austria, mulai merintisnya. Atas jerih payahnya, kedua peneliti ini kemudian
dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang kedokteran di tahun 1973 (T Morgan.1986).
2014
4
Psikologi Perkembangan 1
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ilmu perilaku hewan, pada keseluruhannya merupakan kombinasi kerja-kerja
laboratorium dan pengamatan di lapangan, yang memiliki keterkaitan yang kuat dengan
disiplin ilmu-ilmu tertentu semisal neuroanatomi, ekologi, dan evolusi. Seorang ahli perilaku
hewan umumnya menaruh perhatian pada proses-proses bagaimana suatu jenis perilaku
(misalnya agresi) berlangsung pada jenis-jenis hewan yang berbeda. Meski ada pula yang
berspesialisasi pada tingkah laku suatu jenis atau kelompok kekerabatan hewan yang
tertentu. Ahli perilaku hewan juga disebut etolog.
Perkembangan Teori Etologi
a. Teori seleksi alam (Darwin, 1859)
Darwin berpendapat bahwa tidak ada sifat baru yang perlu dimiliki semasa hidup
individu. Pada dasarnya, teori Darwin berjalan sebagai berikut: diantara anggota-anggota
sebuah spesies, terdapat variasi yang tak tehitung jumlahnya dan diantara anggota yang
bermacam-macam itu hanya kelompok tertentu yang berhasil bertahan hidup yang bisa
menghasilkan keturunannya. Dengan demikian terdapat ‘perjuangan untuk bertahan hidup’
dimana anggota-anggota terbaik sebuah spesies dapat hidup cukup panjang untuk
meneruskan sifat unggul mereka kepada generasi berikutnya. Terhadap jumlah generasi
yang tak terhitung jumlahnya itu, alam kemudian ‘memilih’ siapa-siapa yang bisa
beradaptasi paling dengan lingkungan mereka.Teori ini kini dianggap sebagai komponen
integral dari biologi (ilmu hayat). Menurut Darwin, Istilah ‘perjuangan untuk bertahan hidup’
(survival for the existence) adalah yang unggul yang bisa bertahan hidup (survival of the
fittest). Darwin juga merupakan ilmuwan pertama yang memberikan perhatian pada
perkembangan melalui observasi yang hati-hati terhadap bayi-bayi. Di samping itu, Darwin
pun membahas tentang keadaan emosional pada bayi. Menurutnya sangat sulit untuk
mengetahui seberapa dini bayi dapat menunjukkan dirinya sedang marah. Ia mengatakan
bahwa bayi yang baru berumur 8 hari akan mengerutkan kening disekitar matanya sebelum
ia menangis. Hal ini bisa menandakan bahwa bayi tersebut merasakan menderita atau sulit
tapi bukan marah (Karl,1982).
b. Etologi Modern ( Lorenz dan Tindbergen)
Etologi modern lahir sebagai suatu pandangan penting karena pekerjaan para pakar
ilmu hewan Eropa, khususnya Konrad Lorenz (1903-1989). Etologi menekankan bahwa
perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi dan ditandai oleh periode
penting atau peka. Konsep periode penting (critical period), adalah suatu periode tertentu
yang sangat dini dalam perkembangan yang memunculkan perilaku tertentu secara optimal.
2014
5
Psikologi Perkembangan 1
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Konsep etologi untuk belajar dengan cepat dan alamiah dalam satu periode waktu yang
kritis yang melibatkan kedekatan dengan obyek yang dilihat bergerak pertama kali. Para
Etologist adalah para pengamat perilaku yang teliti, dan mereka yakin bahwa laboratorium
bukanlah setting yang baik untuk mengamati perilaku. Mereka mengamati perilaku secara
teliti dalam lingkungan alamiahnya seperti : di rumah, taman bermain, tetangga, sekolah,
rumah sakit dan lain-lain. Oleh karena itu pendekatan metodologis teori etologis merupakan
pendekatan yang memahami tingkah laku dengan setting yang alamiah.
Langkah–langkahnya :
1. Mengetahui informasi tentang spesies tersebut sebanyak mungkin,
2. Mengamati tingkah laku khasnya,
3. Membandingkan dengan tingkah laku spesies yang lain.
Tingkah laku Instingtif adalah tingkah laku yang tidak pernah dipelajari dan muncul
karena stimulus eksternal tertentu. Pola tindakan tertentu juga memiliki komponen
pendorong dasariah, sebuah desakan dari dalam untuk terlibat dalam tingkah laku instingtif.
Contohnya : tindakan penyelamatan diri anak ayam oleh induknya karena dapat merespon
kapan pun jika anak-anaknya berada dalam bahaya dan dicontohkan pada hasil percobaan
Lorenz terhadap dua butir telur angsa. Telur pertama dierami oleh induknya sedangkan
telur kedua dihangatkan di dalam inkubator. Setelah telur angsa menetas, angsa yang
dierami induknya akan mengikuti tingkah laku induknya dan angsa yang dihangatkan di
dalam inkubator selama belum menetas mengikuti tingkah laku Lorenz (T Lawton, Joseph,
1982).
c. Teori Bowlby (Hetherington dan Parke, 1999)
Teori ini dipengaruhi oleh teori evolusi dalam observasinya pada perilaku hewan.
Menurut teori Etologi (Berndt, 1992) tingkah laku lekat pada anak manusia diprogram secara
evolusioner dan instinktif. Sebetulnya tingkah laku lekat tidak hanya ditujukan pada anak
namun juga pada ibu. Ibu dan anak secara biologis dipersiapkan untuk saling merespon
perilaku. Bowlby (dalam Hetherington dan Parke, 1999) percaya bahwa perilaku awal sudah
diprogam secara biologis. Reaksi bayi berupa tangisan, senyuman, isapan akan
mendatangkan reaksi ibu dan perlindungan atas kebutuhan bayi. Proses ini akan
meningkatkan hubungan ibu dan anak. Sebaliknya bayi juga dipersiapkan untuk merespon
tanda, suara dan perhatian yang diberikan ibu. Hasil dari respon biologis yang terprogram ini
adalah
anak
menguntungkan
dan
ibu
akan
(mutuality
mengembangkan
attachment).
Teori
hubungan
etologi
kelekatan
juga
yang
saling
menggunakan
istilah
“Psychological Bonding” yaitu hubungan atau ikatan psikologis antara ibu dan anak, yang
2014
6
Psikologi Perkembangan 1
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bertahan lama sepanjang rentang hidup dan berkonotasi dengan kehidupan sosial (Bowley
dalam Hadiyanti,1992). Bowlby menyatakan bahwa kita dapat memahami tingkah laku
manusia dengan mengamati lingkungan yang diadaptasinya yaitu : lingkungan dasar tempat
berkembang.
Tingkah laku lekat (attachment behavior) adalah beberapa bentuk perilaku yang
dihasilkan dari usaha seseorang untuk mempertahankan kedekatan dengan seseorang yang
dianggap mampu memberikan perlindungan dari ancaman lingkungan terutama saat
seseorang merasa takut, sakit dan terancam. Ada dua stimulus yang membuat merasa
terancam, yaitu : 1) stimulus yang berbentuk besar, suaranya keras, datang secara tiba-tiba
dan berubah dengan cepat; 2) objek yang bagi anak merupakan sesuatu yang asing. Jika
anak berada dalam kondisi ini maka sistem kelekatannya diaktifkan. Anak akan bergerak
mendekat untuk melihat atau memeriksa keberadaan ibunya. Adapun tujuan tingkah laku
lekat adalah mendapatkan kenyamanan dari pengasuh (Bowlby dalam Durkin 1995).
Menurut Ainsworth (dalam Adiyanti,1985) tingkah laku lekat adalah berbagai macam
tingkah laku yang dilakukan anak untuk mencari, menambah dan mempertahankan
kedekatan serta melakukan komunikasi dengan figur lekatnya. Capitanio (dalam Adiyanti,
1985) berpendapat bahwa tingkah laku lekat merupakan sesuatu yang dapat dilihat, namun
kadang perilaku ini dapat muncul dan kadang tidak. Intensitas perilaku lekat sangat
bervariasi dan tergantung pada situasi lingkungan. Tingkah laku lekat ini ditujukan pada figur
tertentu dan tidak ditujukan pada semua orang (Ainsworth dalam Ervika, 2000).
Telah disebutkan sebelumnya pada teori etologi bahwa sebetulnya tingkah laku lekat
tidak hanya ditujukan pada anak namun juga pada ibu. Bentuk tingkah laku lekat pada ibu
berupa sikap yang ingin mempertahankan kontak dengan anak dan memperlihatkan
ketanggapan terhadap kebutuhan anak. tingkah laku lekat ini berfungsi membantu individu
bertahan dan menjaga anak dibawah perlindungan orang tua. Bowlby (dalam Stams, Juffer
dan Ijzendoorn, 2002) menyebutnya dengan istilah “care taking behavior” yang merupakan
bagian program biologis yang tidak dipelajari.
Tingkah laku lekat tidak berhubungan dengan kebutuhan makan, melainkan
mendapatkan perlindungan dari ibu. Unsur penting dalam pembentukan kelekatan adalah
peluang untuk mengembangkan hubungan yang timbal balik antara pengasuh dan anak.
interaksi anak dengan pengasuh membutuhkan waktu dan pengulangan, dalam hal ini
fungsi orang tua adalah memulai interaksi, bukan sekedar memberi respon terhadap
kebutuhan anak (Newman dan Newman dalam Hadiyanti,1992).
Interaksi yang intens antara ibu dan anak biasanya dimulai saat proses pemberian
ASI (air susu ibu). Melalui proses pemberian ASI diharapkan akan berkembang kelekatan
2014
7
Psikologi Perkembangan 1
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dan tingkah laku lekat karena dalam proses ini terjadi kontak fisik yang disertai upaya untuk
membangun hubungan psikologis antara ibu dan anak.
Berkaitan dengan tingkah laku lekat, Ainsworth (dalam Papalia dan Old 1986)
menyebutkan ada mekanisme yang disebut dengan “working model” atau istilah Bowlby
(Pramana 1996; Parker dkk, 1995; Bretherton, Golby dan Cho 1997; Mc Cartney dan
Dearing, 2002) disebut dengan “internal working model”.
Berdasarkan kualitas hubungan anak dengan pengasuh, maka anak akan
mengembangkan konstruksi mental atau internal working model mengenai diri dan orang
lain yang akan akan menjadi prototip dalam hubungan social (Bowlby dalam Pramana
1996). Konsep working model selanjutnya dikembangkan oleh Collins dan Read (dalam
Pramana, 1996) yang terdiri dari empat komponen yang saling berhubungan, yaitu;
a) Memori tentang kelekatan yang dihubungkan dengan pengalaman
b) Kepercayaan, sikap dan harapan mengenai diri dan orang lain yang dihubungkan dengan
kelekatan
c) Kelekatan dihubungkan dengan tujuan dan kebutuhan (goal and needs)
d) Strategi dan rencana yang disosiasikan dengan pencapaian tujuan kelekatan.
Mc Cartney dan Dearing (2002) menyatakan bahwa pengalaman awal akan
menggiring dan menentukan perilaku dan perasaan melalui internal working model. Adapun
penjelasan mengenai konsep ini adalah, “Internal” : karena disimpan dalam pikiran;
“working” : karena membimbing persepsi dan perilaku dan “model” : karena mencerminkan
representasi kognitif dari pengalaman dalam membina hubungan. Anak akan menyimpan
pengetahuannya mengenai suatu hubungan, khususnya pengetahuan mengenai keamanan
dan bahaya. Model ini selanjutnya akan menggiring mereka dalam interaksi di masa yang
akan datang. Interaksi interpersonal dihasilkan dan diinterpretasikan berdasarkan gambaran
mental yang dimiliki seorang anak.
Model ini diasumsikan bekerja di luar pengalaman sadar (Mc Cartney dan Dearing,
2002) Pengetahuan anak didapatkannya dari interaksi dengan pengasuh, khususnya ibu.
Anak yang memiliki orang tua yang mencintai dan dapat memenuhi kebutuhannya akan
mengembangkan model hubungan yang positif yang didasarkan pada rasa percaya (trust).
Selanjutnya secara simultan anak akan mengembangkan model yang parallel dalam dirinya.
Anak dengan orang tua yang mencintai akan memandang dirinya “berharga”. Model ini
selanjutnya akan digeneralisasikan anak dari orang tua pada orang lain, misalnya pada guru
dan teman sebaya. Anak akan berpendapat bahwa guru dan teman adalah orang yang
dapat dipercaya. Sebaliknya anak yang memiliki pengasuh yang tidak menyenangkan akan
mengembangkan kecurigaan (mistrust) dan tumbuh sebagai anak yang pencemas dan
kurang mampu menjalin hubungan sosial.
2014
8
Psikologi Perkembangan 1
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Menurut Bowlby (dalam Bretherton dkk,1997 ) internal working model dan figur lekat
saling melengkapi serta saling menggambarkan dua sisi hubungan tersebut. Bayi yang
diasuh dengan kehangatan, sensitifitas dan responsifitas akan mengembangkan internal
working model yang positif pada orang tua dan diri sendiri. Internal working model
merupakan hasil interpretasi pengalaman secara terus-menerus dan interaksinya dengan
figur lekat. Ada dua faktor yang dapat meningkatkan kestabilan internal working model, yaitu
: 1). Familiar, yaitu pola interaksi yang berulang, cenderung akan menjadi kebiasaan yang
terjadi secara otomatis; 2). Dyadic Pattern, pola yang timbal balik cenderung akan
mengubah pola individual karena harapan yang timbal balik memerintahkan masing-masing
pasangan untuk mengartikan perilaku pihak lainnya.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
tingkah laku lekat adalah beberapa bentuk perilaku yang dihasilkan dari usaha seseorang
untuk mempertahankan kedekatan dengan seseorang yang dianggap mampu memberikan
perlindungan dari ancaman lingkungan terutama saat anak merasa takut, sakit dan
terancam, tujuannya adalah mendapatkan kenyamanan dari figur lekat. Tingkah laku lekat
berupa berbagai macam tingkah laku yang dilakukan anak untuk mencari, menambah dan
mempertahankan kedekatan serta melakukan komunikasi dengan figur lekatnya
Fase Perkembangan Kelekatan
Biasanya, masa peka untuk mengembangkan kelekatan adalah pada usia satu tahun
(Bernt, 1992) dengan efek yang lebih kuat pada orang yang sering melakukan interaksi dan
berhubungan langsung dengan anak. Pendapat lain mengatakan bahwa masa kritis bayi
adalah dua jam pertama setelah dilahirkan (Kennel dan Klaus dalam Bee, 1981). Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa kontak yang dilakukan ibu pada satu jam pertama
setelah melahirkan selama 30 menit akan memberikan pengalaman mendasar pada anak.
Hal senada juga diungkapkan oleh Sosa (dalam Hadiyanti, 1992), ia menemukan bahwa ibu
yang segera didekatkan dengan bayinya setelah melahirkan akan menunjukkan perhatian
50% lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak melakukannya.
Perkembangan kelekatan dan tingkah laku lekat harus disertai perkembangan
kemampuan kognitif dan berhubungan dengan permanensi objek (Flavell dalam
Hadiyanti,1992). Adanya kemampuan permanensi objek membuat anak mengetahui bahwa
ibunya mempunyai sosok yang berbeda dengan sosok atau objek lain, sehingga pada sosok
istimewa inilah anak memutuskan untuk mengikatkan tali emosional dan menjadi lekat.
Sebaliknya, kenyataan membuktikan bahwa tidak hanya kemampuan kognitif yang berperan
dalam perkembangan kelekatan, namun perkembangan kelekatan juga berpengaruh
terhadap perkembangan kognitif. Anak yang lekat dengan ibu dan pengasuh akan
2014
9
Psikologi Perkembangan 1
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mengembangkan minat terhadap objek kelekatannya, sehingga perilaku objek lekatnya akan
menjadi stimulus bagi aspek kognitif anak.
Menurut Bowlby (dalam Scarr, Weiberg dan Levin, 1986) perkembangan kelekatan
dibagi menjadi empat fase, yaitu:
a) Indiscriminate Sociability
Terjadi pada anak yang berusia dibawah dua bulan. Bayi menggunakan tangisan untuk
menarik perhatian orang dewasa, menghisap dan menggenggam, tersenyum dan berceloteh
digunakan untu menarik perhatian orang dewasa agar mendekat padanya.
b) Discriminate Sociability
Terjadi pada anak yang berusia dua hingga tujuh bulan. Pada fase ini bayi mulai dapat
membedakan objek lekatnya, mengingat orang yang memberikan
perhatian dan
menunjukkan pilihannya pada orang tersebut.
c) Spesific attachment
Terjadi pada anak yang berusia tujuh bulan hingga dua tahun. Bayi mulai menunjukkan
kelekatannya pada figur tertentu. Fase ini merupakan fase munculnya intensional behavior
dan independent locomosi yang bersifat permanen. Anak untuk pertama kalinya
menyatakan protes ketika figur lekat pergi. Anak sudah tahu orang-orang yang diinginkan
dan memilih orang-orang yang sudah dikenal. Mereka mulai mendekatkan diri pada objek
lekat. Anak mulai menggunakan kemampuan motorik untuk mempengaruhi orang lain.
d) Partnership
Terjadi pada usia dua sampai empat tahun . Fase ini sama dengan fase egosentris yang
dikemukakan Piaget. Memasuki usia dua tahun anak mulai mengerti bahwa orang lain
memiliki perbedaan keinginan dan kebutuhan yang mulai diperhitungkannya. Kemampuan
berbahasa membantu anak bernegosiasi dengan ibu atau objek lekatnya. Kelekatan
membuat anak jadi lebih matang dalam hubungan sosial. Bowlby menamakannya goal
corrected partnerships, hal ini membuat anak lebih mampu berhubungan dengan peer dan
orang yang tidak dikenal.
ETOLOGI SOSIAL DAN PERKEMBANGANNYA SAAT INI
Pada 1970, etolog Inggris John H. Crook menerbitkan naskah penting yang mana ia
membedakan etologi komparatif dengan etologi sosial, dan mengemukakan bahwa banyak
dari etologi yang telah ada sampai kini sesungguhnya merupakan etologi komparatif,
memandang hewan sebagai individu, sedangkan di masa depan, para etolog akan
memerlukan konsentrasi pada perilaku kelompok sosial dari hewan dan struktur sosial di
dalamnya. Buku E. O. Wilson ‘’Sosiobiologi’’ muncul pada 1975, dan sejak saat itu studi
perilaku telah lebih banyak berkaitan dengan aspek sosial. Juga telah didorong dengan yang
2014
10
Psikologi Perkembangan 1
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
lebih kuat, namun lebih sulit, Darwinisme yang dihubungkan dengan Wilson dan Richard
Dawkins. Pengembangan terkait ekologi perilaku juga telah membantu mengubah etologi. Di
saat yang sama persesuaian substansial dengan psikologi komparatif telah terjadi, maka
studi ilmiah modern pada perilaku menawarkan spektrum pendekatan tanpa klaim secara
kurang lebih, dari kesadaran hewan, psikologi komparatif yang lebih tradisional, etologi,
sosiobiologi dan ekologi perilaku.
APLIKASI TEORI ETOLOGI DALAM PENELITIAN
Eksperimen untuk melihat tingkah laku lekat dilakukan oleh Ainsworth, Blehar,
Waters dan Wall (dalam Fraley dan Spieker,2003; Cummings,2003, Sroufe,2003;
Cassidy,2003; Waters dan Beauchaine,2003). Ainsworth menggunakan metode eksperimen
dengan situasi asing (the strange situation). Anak ditempatkan dalam ruangan yang
dirancang dengan lingkungan fisik yang tidak familier, adanya perpisahan dengan
pengasuh, dan adanya kontak dengan orang asing. Kombinasi dari ketiga aspek tersebut
dengan sengaja diciptakan untuk melihat reaksi anak.
Berdasarkan eksperimen tersebut diperoleh tiga respon, yaitu:
a) Insecurely Attached Avoidant infant (Type A )
ditemukan pada 20% sample penelitian. Anak menolak kehadiran ibu, menampakkan
permusuhan, kurang memiliki resiliensi ego dan kurang mampu mengekspresikan emosi
negatif (Cicchetti dan Toth,1995). Selain itu anak juga tampak mengacuhkan dan kurang
tertarik dengan kehadiran ibu (Dishion, French dan Patterson,1995).
b) Securely Attached Infant(Type B)
ditemukan pada 70% subjek penelitian. Ibu digunakan sebagai dasar eksplorasi. Anak
berada dekat ibu untuk beberapa saat kemudian melakukan eksplorasi, anak kembali pada
ibu ketika ada orang asing, tapi memberikan senyuman apabila ada ibu didekatnya
(Cicchetti dan Toth,1995) Anak merasa terganggu ketika ibu pergi dan menunjukkan
kebahagiaan ketika ibu kembali.
c) Insecurely Attached Resinstant Infant (Type C)
ditemukan pada10% subjek penelitian. Menunjukkan keengganan untuk mengeksplorasi
lingkungan. Tampak impulsive, helpless dan korang kontrol (Cicchetti dan Toth,1995).
Beberapa tampak selalu menempel pada ibu dan bersembunyi dari orang asing. Anak
tampak sedih ketika ditinggal ibu dan sulit untuk tenang kembali meskipun ibu telah kembali.
Mampu mengekspresikan emosi negatif namun dengan reaksi yang berlebihan.
d) Disorganized/ Disoriented Attached (Type D)
2014
11
Psikologi Perkembangan 1
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ini merupakan tipe kempat yang dihasilkan dari pengembangan eksperimen yang dilakukan
oleh Main, Hesse dan Solomon (dalam Dishion, Frech dan Patterson, 1995; Cummings,
2003). Ditemukan pada anak-anak yang mengalami salah pengasuhan (maltreated) dimana
kekacauan emosi terlihat saat episode pertemuan kembali dengan ibu. Perilaku mereka
tampak sangat tidak terorganisasi, mengalami konflik dalam dirinya serta menunjukkan
kedekatan sekaligus penolakan. Adakalanya secara langsung menunjukkan kekhawatiran
dan penolakan yang lebih besar pada ibu dibandingkan dengan orang asing.
Berdasarkan variasi kelekatan tersebut kemudian dikelompokkan menjadi kelompok
kelekatan yang aman (secure attachment) yaitu Tipe B dan kelompok kelekatan yang tidak
aman (insecure attachment) yaitu Tipe A, Tipe C dan Tipe D. Ainsworth (dalam Ervika,
2000; Belsky,1988) menemukan bahwa anak yang memiliki kelekatan yang tidak aman
mengalami masalah dalam hubungan dengan pengasuh atau figur lekat sebaliknya anak
yang memiliki kelekatan aman memiliki pola hubungan dengan kualitas yang sangat baik.
Anak dengan kelekatan insecure avoidant memiliki ibu yang tidak sensitif terhadap
sinyal yang diberikan bayi dalam berbagai situasi pengasuhan dan situasi bermain.
Sedangkan anak dengan kelekatan insecure resistant memiliki ibu yang tidak menyukai
kontak fisik dengan anak dan memiliki ekspresi emosional yang kurang memadai atau
kurang ekspresif, ibu juga menunjukan sikap yang tidak konsisten. Berbeda dengan anak
yang memiliki pola kelekatan tidak aman, anak yang memiliki kelekatan aman (secure
attached) memiliki ibu yang responsif pada kebutuhan dan sinyal-sinyal yang diberikan bayi
dan mempunyai sikap yang konsisten. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa anak yang
memiliki kualitas kelekatan yang paling baik adalah anak dengan kelekatan aman (Tipe B).
KRITIKAN TERHADAP TEORI ETOLOGI
Pada waku yang lalu etologi memiliki deskripsi yang terbatas terhadap tingkah laku
dari burung, mamalia, ikan dan sejenisnya. Baru-baru ini tingkah laku tersebut juga
termasuk tingkah laku manusia. Bagaimana pun sebagai pendatang baru dibidang psikologi
perkembangan, hal ini belum menjadi tekanan yang kuat. Dengan berbagai macam usaha
ilmiah, deskripsi dari fenomena yang telah dipelajari datang sebelum penjelasan dari
fenomena tersebut. Sehingga, satu kelemahan dari penjelasan etologi mungkin suatu saat
nanti akan lebih baik dampaknya kepada lingkungan. Sementara itu etologi memperluas
perspektif kita, memberikan kita ide baru dan teori seharusnya, mengembangkan berbagai
pertanyaan tentang pengembangan manusia (Dewsbury, 1989).
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa bidang dari etologi telah
membantu para psikolog memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang tingkah laku
2014
12
Psikologi Perkembangan 1
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kelekatan manusia. Seperti permintaan yang telah diusulkan bahwa tingkah laku hewan dan
manusia yang tidak berhubungan sebagai salah satu harapan awal.
Daftar Pustaka
Adiyanti. M.G., (1985). Perkembangan Kelekatan Anak. Tesis. Yogyakarta: Program Studi
Psikologi Pascasarjana UGM.
Andayani,T.R., (2001). Perlakuan Salah Terhadap Anak (Child Abuse) Ditinjau dari Nilai
Anak dan Tingkat Pendidikan Orang Tua. Tesis. Yogyakarta: Program Studi
Psikologi Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
Berndt, T.J., (1992). Child Development. Harcourt: Brace Jovanovich College Publishers
Bretherton, I., Golby, B., & Cho, Eunyoung., (1997). Attachment and Transmission of Values
dalam Grusec,J.E. & Kuczynski, L. Parenting and Children’s Internalization of
Values: A Handbook of Contemporary Theory . Halaman 103-134. John Willey &
Sons Inc
Eka Ervika. (2005). Kelekatan (Attachment) Pada Anak. Medan: Prodi Psikologi Fakultas
Kedokteran
Universitas
Sumatera
Utara.
Tersedia
di
http://library.usu.ac.id/download/fk/psikologi-eka%20ervika.pdf. Dikases tanggal 4 April
2014
Hadiyanti, F.N.R., (1992). Perkembangan Perilaku Adaptif Pada Anak ditinjau dari Perilaku
Ibu saat Bersama Anak dan Lama Anak Menerima ASI. Tesis. Yogyakarta: Program
Studi Psikologi Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
Hetherington, E.M & Parke R.D.,(Ed). (1999). Child Psychology : A Contemporary View
Point. Fifth Edition. Mc Graw-Hill College
Karl U Smith, Lawrence B Schiamberg. (1982). Human Development. NewYork: Mcmillan
Publishing Co, Inc.
Miller. P.H. (1993). Theories of Developmental Psychology. Third edition. New York:
Freeman and Company
Papalia, D.E. & Olds, S.W., (2008). Human Development. Edisi Terjemahan. Jakarta:
Kencana
Pramana, W, (1996). The Utility of Theories of Parenting, Attachment, Stress and Stigma in
Predicting Adjustment to Illness. Disertasi. Departement of Psychology the University
Of Queensland.
T Lawton, Joseph. (1982). Introduction to Child Development. USA: Brown Company
Publisher.
T Morgan Clifford. (1986). A Brief Introduction to Psychology. PT Prodnya Paramita.
2014
13
Psikologi Perkembangan 1
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download