Model Simulasi Kebijakan Perdagangan ATPSM

advertisement
ANALISIS LIBERALISASI
PERDAGANGAN KOMODITAS
PERTANIAN INDONESIA
RESULTS FROM ATPSM
LATAR BELAKANG
PERUBAHAN TATANAN EKONOMI DUNIA
LIBERALISASI PERDAGANGAN
WTO NEGOTIATIONS ON
AGRICULTURE
MARKET ACCESS,
DOMESTIC SUPPORT,
EXPORT SUBSIDY,
INDONESIA
- MEMBUKA AKSES PASAR IMPOR
PRODUK PERTANIAN
- SIAP BERSAING DGN PRODUK
IMPOR
- REDUKSI SUBSIDI PERTANIAN
KEBIJAKAN
PERDAGANGAN ?
DEVELOPING COUNTRY CONCERNS IN
THE POST URUGUAY ROUND PERIOD
The Uruguay Round
Agreement on Agriculture Led
to Tariffication of many Nontariff Barriers & Reduction
Tarrifs
Reductions of 36 per cent
from bound tariff rates (with a
minimum of 15 per cent on
each tariff line),
Additional reduction
commitments on domestic
support (20 per cent)
Export subsidies (21 per cent
in export volumes and 36 per
cent in expenditure) to be
implemented over six years.
DEVELOVED COUNTRY
IMPLEMENTED OVER
6 YEARS
DEVELOPING COUNTRIES
AGREED TO COMMITMENTS
AT TWO THIRDS OF THESE
LEVELS
IMPLEMENTED OVER
10 YEARS
WTO NEGOTIATIONS
ON AGRICULTURE
MARKET ACCESS,
DOMESTIC SUPPORT,
EXPORT SUBSIDY,
SPECIAL AND DIFFERENTIAL
TREATMENT FOR DC
NON-TRADE CONCERNS.
• The post-UR tariff profile of many developed countries
in particular is characterized by relatively high tariffs
• Bound tariffs are also high in many developing country
markets which will affect negatively other developing
countries as intra-developing country trade is high and
growing.
• The UR did not reduce tariffs significantly
• Tariff Rate Quotas (TRQs) including access to quotas
and rules of administration.
DOHA ROUND DEVELOPMENT
DOHA ROUND
DEVELOPMENT
Modalities are being debated in order to
reach a negotiated agreement
Trade policy instruments and it is often not a
simple task to quantify their impacts
Model results are often criticized for not
being accurate to the extent desired
MAIN
OBJECTIVE
QUANTITATIVE
ASSESSMENTS MODALITIES
- Uruguay Round
ECONOMICS IMPACT :
- VOLUME CHANGES IN C, M, X
- TRADE VALUE CHANGES
- WELFARE CHANGES- PRODUCER &
CONSUMER SURPLUS & NET GOV
REVENUE
- PRICE CHANGES- WORLD MARKET,
CONSUMER AND FARM
ATPSM
Agricultural Trade Policy Simulation Model
• Comparative-Static
• Deterministic
• Partial equilibrium for agriculture product
• Multi commodity  35 commodities
• 160 countries plus EU25 plus RoW.
(42 are LDCs, 99 RDCs and 20 DDs)
ATPSM
•
•
•
•
•
Reduction of out-of-quota tariffs
Reduction of in-quota tariffs
Expansion of TRQ volumes
Reduction of domestic subsidies
Reduction of export subsidies.
DATA SOURCES
• FAOSTAT (Supply and Utilization Accounts
and Trade Domain data) The quantities of
production, consumption, export and imports
• AMAD (Agricultural Market Access Data
Base) In-quota Tariffs, Out Quota Tariffs and
Global Quotas
• UNCTAD COMTRADE  Source for Bilateral
Trade Flows
Limitations
ALL COMMODITIES ARE ASSUMED
TO BE TRADABLE
- No independent behaviour for domestic prices
- No other domestic policies besides the Amber
Box subsidies.
- Agricultural commodities are assumed to be
homogeneous and so there is perfect
substitution among goods produced in
different countries
- Model does not account for the possibility of
countries exerting market power
- Comparative static model
- No income variable in the model.
(1)
Limitations
TARIFF LINE LEVEL CUTS
(2)
ATPSM DOES NOT ACCOUNT FOR PREFERENTIAL
ACCESS AND TRADE DIVERSION
(3)
BILATERAL TRADE ISSUES (NON-SPATIAL)
QUOTA RENTS ARE DISTRIBUTED IN
PROPORTION TO TRADE FLOWS.
(4)
ATPSM Commodity Aggregation
(1)
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Livestock
Bovine meat
Sheepmeat
Pigmeat
Poultry
Milk, fresh
Milk, conc.
Butter
Cheese
Hides and skins
Wheat
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Maize
Sorghum
Barley
Rice
Sugar raw
Sugar refined
Oilseeds, temperate
Oilseeds, tropical
Vegetable oils
ATPSM Commodity Aggregation
(2)
•
•
•
•
•
•
•
Pulses
Roots, tubers
Tomatoes
Non-tropical fruits
Citrus fruits
Bananas
Other tropical fruits
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Coffee green
Coffee processed
Cocoa beans
Cocoa processed
Tea
Tobacco leaves
Tobacco processed
Rubber
Cotton linters
Trade Policies Specified
•
•
•
•
•
•
•
•
Global import quota
Bound in-quota tariff rates
Bound out-of-quota tariff rates
Applied tariff rates
Distribution of quota rents
Export subsidies
Domestic support
Production quota
Two tier
tariff
structure
ATPSM EQUATIONS AND PROCEDURES
Skenario
Liberalisasi
Perdagangan
ATPSM
∆ Trade Policies
∆
∆
∆
∆
∆
∆
Applied tariff rate
Domestic support rate
Export subsidy rate
Global quota
Out of quota bound tariff rate
Within quota tariff rate
∆ Harga
∆ Domestic Producer Price
∆ Domestic Consumer Price
∆ Harga Dunia
∆ Volume Produksi
∆ Volume Impor
∆ Volume Konsumsi
∆ Volume Ekspor
Welfare Effect
∆
∆
∆
∆
Producer Surplus
Consumer Surplus
Government Revenue
Total Welfare
Trade Revenue
∆ Export revenue
∆ Import cost
∆ Trade balance
Total Government Revenue
∆ Domestic support expenditure
∆ Export subsidy expenditure
∆ Government revenue
Model Simulasi Kebijakan Perdagangan
ATPSM
Pendekatan keseimbangan partial (partial equilibrium),
fungsi permintaan, penawaran, ekspor dan impor
dapat digambarkan sebagai berikut :
• Produksi (Sd) dan permintaan (Dd) tergantung secara
linear pada harga domestik (Pd)
• Harga dunia (Pw) terhubung dengan harga domestik
(Pd) oleh persamaan transmisi harga, atau harga
pasar domestik merupakan fungsi harga pasar dunia
• Semua aturan proteksi dinyatakan dalam setara nilai
tarif.
• Semua instrumen kebijakan digambarkan di dalam
terminologi tariff ad velorem.
Pendekatan Model
• Tarif pasar dalam negeri (td) dihitung sebagai
rataan terbobot dua pajak perdagangan, angka
tariff ekspor (tx) dan tariff impor (tm), dimana
pembobotnya adalah ekspor (X) dan impor (M):
td = (X tx + M tm )/(M + X) ........................ (1)
Pendekatan Model
• Tariff konsumsi tc pada pasar dalam negeri
dihitung sebagai rataan terbobot tarif impor
(tm) dan tariff pasar dalam negeri (td) dimana
pembobotnya adalah impor (M) dan
penawaran dalam negeri (Sd):
tc = (M tm + Sd td )/D ........................... (2)
Pendekatan Model
• Tariff penawaran ts (pasar dalam negeri)
dihitung sebagai rataan terbobot tariff impor
(tm) dan tariff pasar dalam negeri (td) dimana
pembobotnya adalah ekspor (X) dan
penawaran dalam negeri (Sd ) ditambah tariff
penawaran dalam negeri (tp):
ts = (X tx + Sd td )/S + tp
……….. (3)
Pendekatan Model
• Fungsi permintaan untuk negeri r dan komoditas i
dinyatakan sebagai:



J
Dˆ i ,r  i , j ,r Pˆwt  (1  tˆci ,r )  i , j ,r Pˆwj  (1  tˆcj ,r )
j 1
j 1

• Penawaran domestik untuk negeri r dan komoditas i
dengan cara yang sama dinyatakan sebagai


J

Sˆi ,r   i , j ,r Pˆwt  (1  tˆpi,r )   i , j ,r Pˆwj  (1  tˆpj,r )
j 1

Pendekatan Model
• Fungsi Impor dan ekspor dinyatakan :
M i ,r  Di ,r Dˆ i ,r  Si ,r Sˆi ,r  X i
X i ,r   i ,r S i ,r
No
Variabel
Batasan pengertian
Indikator
Unit
Skala
PRODUKSI (S)
Produksi komoditas
pertanian
Volume produksi komoditas
yang ditawarkan pada
masing-masing negara
kg
Rasio
PERMINTAAN (D)
Permintaan komoditas
pertanian
Volume permintaan
komoditas yang dikonsumsi
pada masing-masing negara
kg
Rasio
3
IMPOR (M)
Impor komoditas
pertanian
Volume impor komoditas
yang diperlukan pada
masing-masing negara
kg
Rasio
4
EKSPOR (X)
Ekspor komoditas
pertanian
Volume ekspor komoditas
pada masing-masing negara
kg
Rasio
5
TARIFF IMPOR (tm)
Tariff impor komoditas
pertanian
Besar tariff impor yang
diterapkan untuk komoditas
di masing-masing negara
%
Rasio
6
TARIFF EKSPOR (tx)
Tariff ekspor komoditas
pertanian
Besar tariff ekspor yang
diterapkan untuk komoditas
di masing-masing negara
%
Rasio
7
TARIFF PASAR DALAM
NEGERI (td)
tariff pasar dalam negeri
untuk komoditas
pertanian
Nilai angka tariff ekspor dan
tariff impor/ekspor dan
impor
%
Rasio
8
TARIFF KONSUMSI
(tc)
Tariff konsumsi pasar
dalam negeri untuk
komoditas pertanian
%
Rasio
9
SUBSIDI DOMESTIK
Nilai subsidi domestik
produksi pertanian
Nilai tariff impor dan tariff
pasar/ impor dan
penawaran dalam negeri
Nilai subsidi domestik untuk
produksi komoditas , reduksi
subsidi dinyatakan dalam
setara nilai tariff
$ US
Rasio
10
HARGA DUNIA (Pw)
Harga komoditas
pertanian di pasar dunia
$ US
Rasio
1
2
Harga keseimbangan
komoditas di pasar dunia
Analisis Data
• Perubahan pada permintaan dan penawaran
merupakan fungsi dari elastisitas harga yang
dipengaruhi oleh adanya perubahan tariff pada
masing-masing komoditas di setiap negara.
• Kepekaan permintaan dan penawaran komoditas
bergantung pada kepekaan terhadap perubahan harga
yang terjadi
• Pendapatan perdagangan dan kesejahteraan dihitung
didasarkan pada perubahan volume (yaitu., DX, DM,
DS, dan DP) dan perubahan harga.
• Pengaruh pendapatan perdagangan dari perubahan
kebijakan dihitung untuk masing-masing negeri dan
komoditas
Analisis Data
R  ( Pw  Pw ) X  X   (M  M   Pw ( X  M )
• Kesejahteraan total adalah penjumlahan dari
produser surplus, konsumer surplus dan
belanja pemerintah
DW = DPS + DCS +DNGR
Analisis Data
Surplus Produsen dan Surplus Konsumen
masing-masing negeri dan komoditas
PS  Pv S  0.5(S d )  cU
CS  Ps D  0.5(Dd )
Perubahan Pendapatan Bersih Pemerintah (ΔNGR)
disebabkan oleh perubahan pendapatan yang berasal
dari tariff, perubahan pengeluaran untuk subsidi ekspor,
subsidi domestik dan perubahan dalam in quota rent
yang tidak diterima oleh eksportir
ΔNGR = ΔTR - ΔES - ΔDS + (1-c) ΔU
Analisis Data
Output dari model simulasi dengan menggunakan ATPSM
pada skenario liberalisasi perdagangan yang ditetapkan
akan menghasilkan perubahan jumlah maupun
persentase yg terjadi pada :
1. Harga komoditas pada harga pasar dunia, harga di
tingkat konsumen dan harga di tingkat produsen.
2. Jumlah komoditas pada sisi produksi, konsumsi,
impor dan ekspor (X, M, S, dan D)
3. Nilai perdagangan pada ekspor, impor, dan
keseimbangan perdagangan
4. Welfare effects pada surplus produsen, surplus
konsumsi, penerimaan pemerintah dan kesejahteraan
total
Download