EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL

advertisement
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI
INTERPERSONAL
Komunikasi I dikatakan efektif bila :
pesan diterima dan dimengerti
sebagaimana dimaksud oleh pengirim
pesan, pesan ditindak lanjuti dengan
sebuah perbuatan secara suka rela oleh
penerima pesan, dapat meningkatkan
kualitas hubungan antar pribadi dan
tidak ada hambatan untuk hal itu (
Hardjana 2003)
KI dikatakan efektif, bila memenuhi 3
persyaratan utama :
1. Pesan yang dapat diterima dan
dipahami oleh komunikan sebagaimana
dimaksud oleh komunikator.
2. Ditindak lanjuti dengan perbuatan
secara suka rela.
3. Meningkatkan kualitas hubungan antar
pribadi
1. Pengertian yang sama terhadap makna
pesan
Salah satu indikator yg dpt digunakan sebagai
ukuran komunikasi dikatakan efektif, bila
makna pesan yang dikirim oleh
komunikator sama dengan makna pesan
yang diterima oleh komunikan.
Makna pesan yg dikirim oleh komunikator
-------------------------------------------------------- = 1
Makna pesan yg diterima oleh komunikan
Sering terjadi mis komunikasi yg disebabkan
krn komunikan memahami makna pesan tdk
sesuai dgn yg dimaksudkan oleh komunikator.
Contoh : sekelompok remaja berwisata di
danau. Satu org remaja dr klmpok itu berenang,
yg lain berjalan2 di sekitar danau. Org yg
berenang itu tiba2 melambaikan tangan, dan
teman2nya membalasnya. Beberapa saat kmd,
org yg berenang tsb tdk tmpak. Teman2nya
baru menyadari telah terjadi “mis
communication”, dimana makna lambaian org
berenang itu sebenarnya “meminta
pertolongan”
2. Melaksanakan pesan secara sukarela
Komunikan menindaklanjuti pesan tsb dgn
perbuatan dan dilakukan secara sukarela,
tdk krn dipaksa.
KI yg baik dan berlangsung dlm kedudukan
setara, sangat diperlukan agar kedua
belah pihak menceritakan dan
mengungkapkan isi pikirannya secara
suka rela, jujur, tanpa merasa takut.
KI yg efektif, mampu mempengaruhi
emosi pihak2 yg terlibat dlm komunikasi
itu ke dlm suasana yg nyaman, harmonis.
3. Meningkatkan kualitas hubungan
antarpribadi.
Efektivitas dlm KI akan mendorong tjdnya
hub yg positif thd rekan, keluarga dan
kolega. Hal ini disebabkan pihak yg saling
brkomunikasi, merasakan mmperoleh
manfaat dr komunikasi itu, shg merasa
perlu utk memelihara hub antarpribadi.
 FUNGSI KOMUNIKASI
INTERPERSONAL YG EFEKTIF
1. Membentuk dan menjaga hubungan baik
antar individu
2. Menyampaikan pengetahuan / informasi
3. Mengubah sikap dan perilaku
4. Pemecahan masalah hubungan
antarmanusia
5. Citra diri mjd lebih baik
6. Jalan menuju sukses
Dalam semua aktivitas di atas, esensi KI yg
berhasil adalah : proses saling berbagi
(sharing) informasi yg menguntungkan kedua
belah pihak, Anda dan orang2 yg
berkomunikasi dgn Anda.
KI yg efektif, akan membantu Anda
mengantarkan kpd tercapainya tujuan ttt.
Contoh : Guru yg ingin mentransfer
pengetahuan dan membimbing sikap peserta
didik, tdk skedar ditentukan oleh ilmu
pengetahuan yg dia miliki, ttp jg bgmna cara
dia berkomunikasi.
Jika KI tdk brhasil, akibatnya bisa
membuang waktu, sampai akibat buruk yg
tragis.
Contoh : Kegagalan komunikasi antara
pengatur perjalanan KA dgn masinis, dpt
mengakibatkan tjdinya tabrakan sesama
KA yg membawa korban harta dan nyawa.
KI merup jalan menuju sukses, apapun
kedudukan Anda, ketrampilan
berkomunikasi secara efektif
merupakan modal penting bg sebuah
keberhasilan.
LIMA HUKUM KOMUNIKASI EFEKTIF
The 5 Inevitable Laws of Effective
Communication : respect, empathy,
audible, clarity, humble.
disingkat REACH yg artinya meraih.
Hal ini relevan dgn Prinsip KI , yakni sbg
upaya bgmana meraih perhatian,
pengakuan, cinta kasih, simpati,
maupun respon positif dari orang lain.
1. RESPECT
Sikap menghargai setiap individu yg mjd
sasaran pesan yg kita sampaikan. Rasa
hormat dan saling menghargai
merupakan hukum pertama dlm kita
berkomunikasi dgn org lain.
Ingat : prinsipnya manusia ingin dihargai
dan dianggap penting.
Jika kita hrs mengkritik / memarahi
seseorang, lakukan dgn penuh respek
thd harga diri dan kebanggaan
seseorang.
Jika kita membangun komunikasi dgn rasa
dan sikap saling menghargai dan
menghormati, maka kita dpt membangun
kerjasama yg menghasilkan sinergi yg
akan meningkatkan kualitas hub. Antar
manusia.
2. EMPATHY / empati
Yaitu kemampuan kita untuk
menempatkan diri kita pada situasi atau
kondisi yg dihadapi oleh orang lain.
Contoh : jgn melanggar ketertiban dlm
suatu antrian.
3. AUDIBLE
Maknanya : dapat didengarkan atau
dimengerti dengan baik.
Jika empati berarti kita hrs mendengar
terlebih dahulu ataupun mampu menerima
umpan balik dgn baik, maka audible
berarti : pesan yg kita sampaikan dpt
diterima oleh penerima pesan.
4. CLARITY
Adalah kejelasan dari pesan itu sendiri
shg tidak menimbulkan multi interpretasi
atau berbagai penafsiran yg berlainan.
- Atau berarti keterbukaan dan
transparansi.
Dalam berkomunikasi interpersonal kt
perlu mengembangkan sikap terbuka ( tdk
ada yg ditutupi / disembunyikan), shg dpt
menimbulkan rasa percaya / trust dr
penerima pesan.
5. Humble
Adalah sikap rendah hati.
Sikap ini merupakan unsur yg terkait
dengan sikap utk membangun rasa
menghargai org lain, biasanya didasari
oleh sikap rendah hati yg kita miliki.
- Sikap rendah hati pd intinya antara
lain : sikap melayani, sikap menghargai,
mau mendengar dan menerima kritik, tdk
sombong dan memandang rendah org
lain, berani mengakui kesalahan, rela
memaafkan, lemah lembut, dan penuh
pengendalian diri, serta mengutamakan
kepentingan yg lebih besar.
Jika komunikasi yg kita bangun
didasarkan 5 hukum komunikasi yg efektif
ini, maka kt dpt mjd seorang
komunikator yg handal, dpt
menyampaikan pesan dgn cara yg sesuai
dgn keadaan komunikan.
KI yg tdk mempertimbangkan keadaan
komunikan, akan menghasilkan
komunikasi yg arogan, satu arah, dan
seringkali menjengkelkan orang lain.
Lima Sikap Positif yg Mendukung
Komunikasi Interpersonal
Devito, mengemukakan 5 sikap positif yg
perlu dipertimbangkan ketika seseorang
merencanakan KI.
Lima sikap positif tsb, meliputi :
1. Keterbukaan (opennes)
Sikap dapat menerima masukan dari
orang lain, serta berkenan menyampaikan
informasi penting kpd org lain.
Keterbukaan : Kesediaan untuk membuka diri
mengungkapkan informasi yg biasanya
disembunyikan, asalkan pengungkapan diri
informasi ini tdk bertentangan dgn asas
kepatutan.
Sikap keterbukaan ditandai adanya kejujuran
dlm merespon segala stimuli komunikasi. Tidak
berkata bohong, dan tdk menyembunyikan
informasi yg sebenarnya.
Dengan keterbukaan, maka KI akan
berlangsung secara adil, transparan, dua
arah, dan dpt diterima oleh semua pihak yg
berkomunikasi.
2. Empati (empathy)
Adalah kemampuan seseorang untuk
merasakan kalau seandainya mjd org
lain, dpt memahami sesuatu yg sedang
dialami orang lain, dpt merasakan apa yg
dirasakan orang lain, dan dapat
memahami sesuatu persoalan dari
sudut pandang orang lain, melalui
kacamata orang lain.
Orang yg berempati, mampu memahami
motivasi dan pengalaman org lain,
perasaan dan sikap mereka, serta
harapan dan keinginan mereka.
Contoh :
Guru yg memiliki empati, tdk akan
semena-mena thd siswa yg terlambat
datang di sekolah.
Karena guru yg berempati, dpt berfikir dan
bersikap : seandainya aku jd dia, rumahku
jauh dr sekolah, hrs naik kendaraan
umum.
Empati akan menjadi filter agar kita tdk
mudah menyalahkan orang lain. Namun
dibiasakan utk dpt memahami esensi
setiap keadaan, tdk semata2 berdasarkan
cara pandang kita sendiri, melainkan jg
menggunakan sudut pandang org lain.
Hakikat empati :
a. Usaha masing2 pihak utk merasakan
apa yg dirasakan orang lain.
b. Dpt memahami pendapat, sikap dan
perilaku orang lain.
3. Sikap Mendukung (supportiveness)
Hub Interpersonal yg efektif adalah hub
dimana tdp sikap mendukung. Artinya :
masing2 pihak yg berkomunikasi memiliki
komitmen utk mendukung terselenggaranya
interaksi secara terbuka.
Respon yg relevan adalah respon yg bersifat
spontan dan lugas, bukan respon bertahan
dan berkelit.
Pemaparan gagasan bersifat deskriptif naratif,
bukan bersifat evaluatif. Sdgkan pola
pengambilan keputusan bersifat akomodatif,
bukan intervensi yg disebabkan rasa percaya
diri yg berlebihan.
4. Sikap Positif
Sikap positif ditunjukkan dlm bentuk sikap
dan perilaku.
Dalam bentuk sikap, : maksudnya adalah
bhw pihak2 yg terlibat dlm KI hrs memiliki
perasaan dan pikiran positif, bukan
prasangka dan curiga.
Dlm bntuk perilaku : artinya bhw tndakan
yg dipilih adalah yg relevan dgn tujuan KI,
yaitu secara nyata melakukan aktivitas
utk terjalinnya kerjasama.
Misalnya secara nyata membantu partner
komunikasi utk memhami pesan komunikasi,
yaitu kt memberikan penjelasan yg memadai
sesuai dgn karakteristik mereka.
Sikap positif dpt ditunjukkan dgn berbagai
macam perilaku dan sikap :
- Menghargai org lain
- Berpikiran positif thd org lain.
- Tidak menaruh curiga secara berlebihan
- Meyakini pentingnya org lain
- Memberikan pujian dan penghargaan
- Komitmen menjalin kerjasama
5. Kesetaraan (equality)
Adalah pengakuan bahwa kedua belah
pihak memiliki kepentingan, kedua belah
pihak sama2 bernilai dan berharga, dan
saling memerlukan.
Secara alamiah, ketika 2 org komunikasi
secara interpersonal, tdk pernah tercapai
suatu situasi yg menunjukkan kesetaraan /
kesamaan secara utuh diantara keduanya.
Pastilah yg satu lebih kaya, lebih pintar,
lebih muda, lebih berpengalaman dsb.
Kesetaraan yg dimaksud disini adlah : berupa
pengakuan atau kesadaran, serta kerelaan utk
menempatkan diri setara (tdk ada yg superior /
inferior) dgn partner komunikasi.
Sehingga indikator kesetaraan meliputi :
- Menempatkan diri setara dgn org lain
- Menyadari akan adanya kepentingan yg
berbeda.
- Mengakui pentingnya kehadiran orang lain.
- Tidak memaksakan kehendak
- Komunikasi dua arah
- Saling memerlukan
- Suasana komunikasi : akrab dan nyaman.
FAKTOR KEEFEKTIFAN KI
Faktor yg sangat menentukan
keberhasilan KI bila dipandang dr sudut
komunikator, komunikan dan pesan :
1. Faktor keberhasilan dilihat dr sudut
komunikator
a. Kredibilitas : adalah kewibawaan
seorang komunikator di hadapan
komunikan. Pesan yg disampaikan oleh
seorang komunikator yg kredibilitasnya
tinggi akan lebih banyak memberi
pengaruh terhadap penerima pesan.
b. Daya tarik :
adalah daya tarik fisik maupun non fisik.
Adanya daya tarik ini akan mengundang
simpati penerima pesan komunikasi.
Pada akhirnya penerima pesan akan dgn
mudah menerima pesan2 yg disampaikan
oleh komunikator.
c. Kemampuan Intelektual :
adalah tingkat kecakapan, kecerdasan,
dan keahlian seorang komunikator.
Kemampuan intelektual itu diperlukan
seorang komunikator, terutama dlm hal
menganalisis suatu kondisi shg bisa
mewujudkan cara komunikasi yg sesuai.
d. Integritas / keterpaduan sikap dan
perilaku dlm aktivitas sehari-hari.
Komunikator yg memiliki keterpaduan,
kesesuaian antara ucapan dan
tindakannya akan lebih disegani oleh
komunikan,.
e. Keterpercayaan : jika komunikator
dipercaya oleh komunikan maka akan
lebih mudah menyampaikan pesan dan
mempengaruhi sikap orang lain.
f. Kepekaan sosial : yaitu suatu
kemampuan komunikator untuk
memahami situasi di lingkungan hidupnya.
Apabila situasi lingkungan sedang sibuk,
maka komunikator perlu mencari waktu
lain yg lebih tepat utk menyampaikan
suatu informasi kpd org lain.
g. Kematangan tingkat emosional
Adalah kemampuan komunikator untuk
mengendalikan emosinya, shg tetap dpt
melaksanakan komunikasi dlm suasana
yg menyenangkan di kedua belah pihak.
h. Berorientasi kepada kondisi psikologis
komunikan, artinya seorang komunikator
perlu memahami kondisi psikologis orang
yg diajak bicara. Diharapkan komunikator
dpt memilih saat yg paling tepat utk
menyampaikan suatu pesan kpd
komunikan.
i.
Komunikator hrs bersikap supel, ramah
dan tegas.
2. Faktor keberhasilan dilihat dari sudut
komunikan
a. Komunikan yg cakap akan mudah
menerima dan mencerna materi yg
diberikan oleh komunikator.
b. Komunikan yg mempunyai
pengetahuan yg luas akan cepat
menerima informasi yg diberikan
komunikator.
c. Komunikan harus bersikap ramah, supel,
dan pandai bergaul agar tercipta proses
komunikasi yg lancar.
d. Komunikan hrs memahami dengan siapa
ia berbicara
e. Komunikan bersikap bersahabat dengan
komunikator.
3. Faktor keberhasilan dilihat dari sudut pesan
a. Pesan komunikasi interpersonal perlu
dirancang dan disampaikan sedemikiann
rupa shg dpt menumbuhkan perhatian
komunikan.
b. Lambang2 yg dipergunakan hrs benar2 dpt
dipahami oleh kedua belah pihak, yaitu
komunikator dan komunikan.
c. Pesan2 tsb disampaikan secara jelas dan
sesuai dgn kondisi maupun situasi setempat.
d. Tidak menimbulkan multi interpretasi
atau penafsiran yg berlainan.
e. Sediakan informasi yg praktis, berguna
dan membantu komunikan melakukan
tindakan yg diinginkan.
f. Berikan fakta, bukan kesan dgn cara
menyampaikan kalimat konkret, detail dan
spesifik disertai bukti utk mndukung
opini.
g. Tawarkan rekomendasi dgn cara
mengemukakan langkah2 yg disarankan
utk membantu komunikan menyelesaikan
masalah yg dihadapi.
4. Faktor Penghambat Komunikasi
a. Kredibilitas komunikator rendah
Komunikator yg tdk berwibawa di hadapan
komunikan, menyebabkan berkurangnya
perhatian komunikan thd komunikator.
b. Kurang memahami latar belakang sosial
dan budaya.
Nilai2 sosial budaya yg berlaku di suatu
komunitas atau di masy hrs diperhatikan, shg
komuniktor dpt menyampaikan pesan dgn
baik, tdk bertentangan dgn nilai2 sosial
budaya yg berlaku. Sebaliknya, antara pihak2
yg berkomunikasi perlu menyesuaikan diri dgn
kebiasaan yg berlaku.
c. Kurang memahami karakteristik
komunikan
Karakteristik komunikan meliputi tingkat
pendidikan, usia, jenis kelamin, dsb perlu
dipahami oleh komunikator. Bila
komunikator kurang memahami, cara
komunikasi yg dipilih mgkin tdk sesuai dgn
karakteristik komunikan dan hal ini dpt
menghambat komunikasi krn dpt
menimbulkan kesalah pahaman.
d. Prasangka buruk
Prasangka negatif antara pihak2 yg
terlibat komunikasi hrs dihindari, krn dpt
mendorong ke arah sikap apatis dan
penolakan.
e. Verbalistis
Komunikasi yg hanya berupa penjelasan
verbal berupa kata2 saja akan
membosankan dan mengaburkan
komunikan dlm memahami makna pesan.
f. Komunikasi satu arah
Komunikasi brjalan satu arah, dari
komunikator kepada komunikan terus
menerus dari awal smpai akhir,
menyebabkan hilangnya kesempatan
komunikan utk meminta penjelasan thd
hal2 yg belum dimengerti.
g. Tidak digunakan media yang tepat
Pilihan penggunaan media yg tdk tepat
menyebabkan pesan yg disampaikan
sukar dipahami oleh komunikan.
h. Perbedaan bahasa
Perbedaan bahasa menyebabkan terjadinya
perbedaan penafsiran thd simbol2 ttt.
Bahasa yg kita gunakan utk berkomunikasi
dpt berubah mjd penghambat bila dua orang
mendefinisikan kata, frasa atau kalimat ttt
secara berbeda.
Ketika pimpinan meminta Anda
menyelesaikan penyusunan konsep pidato
“sesegera mungkin” , apakah berarti 10
menit? 10 jam? Atau satu hari?
i.
Perbedaan persepsi
Bila pesan yg dikirimkan oleh komunikator
dipersepsi sama oleh komunikan, maka
keberhasilan komunikasi menjadi lebih
baik.
 CONTOH HASIL KOMUNIKASI
INTERPERSONAL YG EFEKTIF
1. Karyawan merasakan pimpinan telah
memberikan penjelasan langkah2 yg
perlu dilakukan oleh kedua belah pihak
sesuai dgn tujuan KI itu, yakni utk
meningkatkan kinerja organisasi,
perkantoran, atau perusahaan.
Berdasarkan pengetahuannya ttg jabaran
tugas yg mjd tanggungjawabnya,
karyawanpun dpt memahami saran2
dari pimpinan, misalnya : perlu
meningkatkan kedisiplinan, membina
kekompakan dgn karyawan lain,
berkonsultasi dengan penyelia dan atasan
apabila ada masalah kesulitan dalam
pelaksanaan tugas.
2.Karyawan memahami dampak yg mjd
konsekuensi dari etos kerja karyawan yg
rendah, sesuai dgn penjelasan pimpinan,
spt : produktivitas menurun, kalah
bersaing dgn perusahaan lain, pelanggan
kecewa, pendapatan perusahaan
menurun, gaji karyawan terancam.
3. Karyawan merasa bhw pimpinan telah
mendengarkan keluhannya dan mau
memahami berbagai kendala di
perusahaan, kemudian bersama2 mencari
solusi yg berpihak utk kemajuan
perusahaan sekaligus kesejahteraan kyw.
4. Pimpinan merasa memiliki partner yg
dpt diajak bekerjasama, berbagi
informasi, dan bertukar pikiran shg dpt
menyusun langkah2 memperoleh
kemajuan kinerja seluruh karyawan.
5. Karyawan merasa dihargai, ditempatkan
dlm garda terdepan yg menentukan maju
mundurnya kinerja perusahaan.
6. Tercapainya pengertian dan
kesepakatan yg dibangun pimpinan
bersama karyawan pd setiap langkah
penyelesaian masalah perusahaan.
CONTOH HASIL KOMUNIKASI YG TDK
EFEKTIF
1. Karyawan tdk memahami apa yg telah
tjd, serta tdk tahu langkah2 yg harus
ditempuh. Krywan merasa bahwa
pimpinan hanya main perintah, tidak mau
bertanya dan tidak menginginkan
informasi dari karyawan. Pimpinan hanya
mengevaluasi menurut cara pandangnya
sndiri, kmd menimpakan kesalahan kpd
bawahan.
2. Kyw merasa bhw pimpinan tdk memberinya
kesempatan utk bicara, pdhal ia yg
merasakan adanya ketidakberesan di dlm
perusahaan yg tdk ia mengerti dan karenanya
ia menghadap utk berkonsultasi dgn pimpinan.
Ia merasa usahanya sia2 krn sepulang dr
konsultasi dgn pimpinan ia tetap tdk tahu apa2.
3. Kyw merasa telah diperlakukan semata2
sebagai objek, bukan sbg subjek yg sedang
menghadapi masalah di perusahaan.
4. Kyw ragu2, apakah ia harus mematuhi
perintah pimpinan atau tidak.
5. Karyawan memutuskan utk bekerja
sesuai kemauannya sendiri, yg ptg
selamat tdk mndpt sanksi dari
perusahaan.
Download