DAMPAK NEGATIF MIKROORGANISME HASIL REKAYASA

advertisement
DAMPAK NEGATIF MIKROORGANISME HASIL REKAYASA
GENETIK
OLEH:
TETY AFRIYAN R.
(0711010043)
CHANDRA MAYSASRI T.
(0711010081)
RIDHA ARDHANA R.
(0711010099)
ARUM WINEDAR
(0711013001)
KARTIKA CAHYANIA P.
(0711013003)
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009
DAMPAK NEGATIF MIKROORGANISME
HASIL REKAYASA GENETIK
A. Sejarah Sejarah Dan Pengertian Rekayasa Genetika
Rasa ingin tahu manusia dan keinginan untuk selalu mendapatkan yang terbaik dalam
memecahkan semua masalah kehidupan membawa manusia untuk berfantasi dan mengembangkan
imajinasinya. Hal inilah yang dialami oleh para ilmuwan di bidang biologi ketika mereka
dihadapkan pada masalah kesehatan dan biologi. Mereka berimajinasi dan berandai-andai adanya
suatu makhluk hidup yang merupakan perpaduan dari sifat-sifat positif makhluk hidup yang sudah
ada.
Pada awalnya, proses rekayasa genetika ditemukan oleh Crick dan Watson pada tahun
1953. Rekayasa genetika merupakan suatu rangkaian metode yang canggih dalam perincian akan
tetapi sederhana dalam hal prinsip yang memungkinkan untuk dilakukan pengambilan gen atau
sekelompok gen dari sebuah sel dan mencangkokkan gen atau sekelompok gen tersebut pada sel
lain dimana gen atau sekelompok gen tersebut mengikat diri mereka dengan gen atau sekelompok
gen yang sudah ada dan bersama-sama menaggung reaksi biokimia penerima.
Secara sederhana, proses rekayasa genetika tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Setiap
makhluk hidup terdiri atas jutaan sel individu yang masing-masing sel tersebut mengandung satu
set gen yang identik. Gen-gen tersebut berfungsi memberikan perintah-perintah biologi yang
hanya mengeluarkan satu dari ribuan perintah yang diperlukan untuk membangun dan menjaga
kelangsungan suatu makhluk hidup serta menentukan penampakan yang dimunculkan dalam
bentuk fisik suatu makhluk hidup.
Setiap gen mengandung ribuan rantai basa yang tersusun menjadi sebuah rangkaian
dimana gen tersebut berada dalam kromosom sebuah sel. DNA mudah diekstraksi dari sel-sel, dan
kemajuan biologi molekuler sekarang memungkinkan ilmuwan untuk mengambil DNA suatu
spesies dan kemudian menyusun konstruksi molekuler yang dapat disimpan di dalam
laboratorium. DNA rekombinan ini dapat dipindahkan ke makhluk hidup lain bahkan yang
berbeda jenisnya. Hasil dari perpaduan tersebut menghasilkan makhluk hidup rekombinan yang
memiliki kemampuan baru dalam melangsungkan proses hidup dan bersaing dengan makhluk
hidup lainnya. Dengan kata lain makhluk hidup rekombinan memiliki sifat unggul bila
dibandingkan dengan makhluk asalnya. Perkembangan rekayasa genetika sebagai bagian dari
perkembangan bioteknologi.
Teknologi rekayasa genetika merupakan transplantasi atau pencangkokan satu gen ke gen
lainnya dimana dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen. Rakayasa genetika juga
diartikan sebagai perpindahan gen. Misalnya gen pankreas babi ditransplantasikan ke bakteri
Escheria coli sehingga dapat menghasilkan insulin dalam jumlah yang besar.
B. Dampak Negatif Rekayasa Genetik
Banyak dijumpai definisi tentang bioteknologi. Namun begitu ada satu keseragaman yang
dapat ditarik bahwa bioteknologi selalu berkaitan dengan kegiatan mikroorganisme, sistem dan
proses biologi untuk menghasilkan brang dan jasa.
Bioteknologi ini menjadi pebincangan menarik terutama ketika dikembangkannya teknologi
rekombinan DNA (deoxyribose nucleid acid). Dengan teknologi ini, manusia mampu menghasilkan
sesuatu yang sebelumnya sulit dapat dibayangkan. Ini bisa dimungkinkan karena DNA, sebagai
bahan materi genetik, mampu dimanipulasi dan direkayasa sesuai dengan keinginan manusia.
Seperti diketahui, DNA berupa pita ganda yang saling terpilin membentuk spiral (double helix).
Dengan demikian, salah satu pita molekul DNA itu dapat diibaratkan sebagai pita kaset; jika pita itu
dapat dihapus rekamannya, mengapa pita molekul DNA yang berisi informasi genetik itu tidak
dapat dihapus dan diganti dengan informasi keturunan yang lain? Di sinilah awal munculnya
teknologi rekayasa genetika. Ternyata, DNA suatu organisme dapat dipergunakan untuk merekayasa
DNA organisme lain sehingga terbentuk hasil yang sama sekali baru.
Mikroorganisme hasil rekayasa genetik memiliki banyak manfaat. Di bidang kedokteran dan
kedokteran hewan, telah diproduksi obat-obatan khusus antibiotik dan beberapa hormon, vaksin,
bahan diagnostik berupa antigen yang menggunakan OHMG (Organisme Hasil Modifikasi
Genetik). Selain itu, saat ini sedang diperkenalkan tranplantasi organ dari hewan ke manusia dengan
menggunakan teknologi OHMG. Dalam bidang food-additive (zat tambahan makanan) seperti
enzim, penambah cita rasa makanan, pengawet makanan, pewarna pangan, pengental pangan, dan
sebagainya juga telah menggunakan teknologi OHMG. Pada ikan juga sudah diperkenalkan
penggunaan OHMG, sehingga penyimpanan lebih tahan lama. Sedangkan di bidang teknologi
lingkungan, OHMG telah dikembangkan untuk memecah limbah plastik dan membersihkan
pencemaran logam berbahaya.
Produk-produk rekayasa genetika (bioteknologi) sebelum dilepas ke masyarakat harus
melalui seleksi keamanan hayati yang mencakup keamanan pangan, keamanan pakan, keamanan
lingkungan. Jadi sebenarnya tingkat keamanan mikroorganisme yang dimodifikasi secara genetik
cukup terjamin. Pasalnya mekanisme uji dan kontrol selalu diakukan sebelum di aplikasikan di
lapangan.
Syarat minimal yang harus dimiliki oleh suatu mikroorganisme produk rekayasa genetik
(PRG) setidaknya harus memenuhi standar keamanan uji antara lain :
1. Uji alergisitas, untuk mengetahui ada tidaknya zat pemicu alergi.
2. Uji toksisitas untuk melihat adakah racun pada pangan.
3. Uji imunitas apakah pangan itu membahayakan daya tahan tubuh atau tidak.
4. Uji lain yang mendukung.
Dengan rekayasa genetika, manusia memang dapat memperoleh banyak kemudahan,
misalnya dalam bidang kedokteran berhasil diproduksi insulin dari bakteri. Namun, dibalik
keuntungan tersebut terdapat dampak negatif dari rekayasa genetik tersebut.
Sumber potensi bahaya bagi kesehatan dari mikroorganisme hasil rekasaya genetika adalah
transfer horisontal sekunder DNA transgenik kepada spesies yang tak berhubungan; secara prinsip,
kepada semua spesies yang berinteraksi dengan mikroorganisme transgenik. Penyebaran gen
penanda resistensi terhadap antibiotik pada patogen merupakan bahaya yang paling mendesak
karena alam lebih jauh mempengaruhi pengobatan terhadap penyakit yang tahan terhadap obat dan
antibiotik yang kini kembali merebak di seluruh dunia. Masuknya DNA asing secara acak kedalam
genom yang berkaitan dengan transfer horisontal DNA transgenik juga dapat menimbulkan efek
berbahaya, termasuk kanker pada sel-sel mamalia.
Berikut adalah resiko potensial yang dimiliki oleh mikroorganisme hasil modifikasi genetik :
1. Gen sintetik dan produk gen baru yang berevolusi dapat menjadi racun dan atau imunogenik
untuk manusia dan hewan.
2. Rekayasa genetik tidak terkontrol dan tidak pasti, genom bermutasi dan bergabung, adanya
kelainan bentuk generasi karena racun atau imunogenik, yang disebabkan tidak stabilnya
DNA rekayasa genetik.
3. Virus di dalam sekumpulan genom yang menyebabkan penyakit mungkin diaktifkan oleh
rekayasa genetik.
4. Penyebaran gen tahan antibiotik pada patogen oleh transfer gen horizontal, membuat tidak
menghilangkan infeksi.
5. Meningkatkan transfer gen horizontal dan rekombinasi, jalur utama penyebab penyakit.
6. DNA rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang genom dan kekuatan sebagai promoter
sintetik yang dapat mengakibatkan kanker dengan pengaktifan oncogen (materi dasar sel-sel
kanker).
7.
Penggunaan bakteri Echerichia coli yang mengandung DNA rekombinan sevara besarbesaran kemungkinan dapat menimbulkan jenis penyakit baru.
8.
Penyalahgunaan teknik rekayasa genetika oleh orang yang tidak bertanggung jawab dapat
menimbulkan bahaya bagi manusia dan lingkungan, misalnya diciptakannya senjata biologis
dan makhluk hidup baru melalui rekayasa genetika.
9. Produksi olahan dari mikroorganisme yang mampu menghasilkan protein sel tunggal (PST)
belum dapat dikonsumsi oleh manusia dengan alas an manusia tidak memiliki enzim
pencerna PST tersebut dan proses pengolahannya yang aseptic.
10. Ditemukannya strain baru bakteri pengolah limbah, terutama bakteri pemakan senyawa
hidokarbon yang dapat menimbulkan masalah baru. Apabila berada di alam dalam kondisi
bebas maka bakteri ini dapat mengakibatkan habisnya minyak mentah yang terdapat dalam
tanah.
11. Bakteri pemakan plastic yang apabila terlepas dan berkeliaran di alam, akan merugikan
karena bakteri ini akan memakan plastic yang ditanam di dalam tanah seperti pipa PVC
untuk saluran air dan alat-alat yang terbuat dari plastic lainnya.
12. Tidak semua teknik genetic terhadap teknik hibridoma berhasil karena belum tentu semua
tubuh yang sudah sakit dapat melawan virus yang ada dalam tubuhnya untuk membantu
menyerang virus tersebut.
Download