PEMISAHAN KEWENANGAN DALAM UU No. 1

advertisement
Pokok-Pokok
Pelaksanaan Anggaran
1
Dasar Hukum
• UU No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
• UU No.1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
• UU No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Tanggung
Jawab Keuangan Negara
• Keppres No.42 Tahun 2002 jo Keppres No.72 Tahun 2004 Tentang
Pedoman Pelaksanaan APBN
• Keppres 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
• PMK No. 96 Tahun 2005 Tentang Petunjuk Penyusunan, Penelaahan,
Pengesahan dan Revisi DIPA TA 2006
• PMK No. 134 Tahun 2005 Tentang
Pedoman Pembayaran Dalam
Pelaksanaan APBN
• PMK No. 13 Tahun 2005 Tentang Bagan Perkiraan Standar
• PERDIRJEN PBN No.66.PB/2006 Tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran atas beban APBN
2
Pasal 4 ayat 1 UU No. 1/2004
Menteri / pimpinan lembaga adalah
Pengguna Anggaran / Pengguna Barang
bagi kementerian negara/ lembaga yang
dipimpinnya.
3
Pasal 4 ayat 2 UU No. 1/2004
Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran / Pengguna
Barang kementerian negara/ lembaga yang dipimpinnya berwenang :
a. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
b. menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang;
c. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan
penerimaan negara;
d. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang
dan piutang;
e. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja;
f. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian dan
perintah pembayaran;
g. menggunakan barang milik negara;
h. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang
milik negara;
i. mengawasi pelaksanaan anggaran;
j. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan.
4
Pasal 10 ayat 2 UU No. 1/2004
Menteri/pimpinan lembaga / gubernur / bupati /
walikota mengangkat bendahara pengeluaran
untuk melaksanakan tugas kebendaharaan
dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja
pada kantor/satuan kerja di lingkungan
kementerian / lembaga / satuan kerja perangkat
daerah.
5
Pasal 7 ayat 1 UU No. 1/2004
Menteri Keuangan adalah
Bendahara Umum Negara.
6
Pasal 18 ayat 1 UU No. 1/2004
Pengguna anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran
berhak
untuk
menguji,
membebankan pada mata anggaran
yang telah
disediakan,
dan
memerintahkan
pembayaran
tagihantagihan atas beban APBN/APBD
7
Pasal 18 ayat 2 UU No.1/2004
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berwenang :
1.
2.
3.
4.
5.
Menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak pihak
penagih;
Meneliti kebenaran dokumen yang menjadi persyaratan/
kelengkapan sehubungan dengan ikatan/perjanjian pengadaan
barang/jasa;
Meneliti tersedianya dana yang bersangkutan;
Membebankan pengeluaran sesuai dengan mata anggaran
pengeluaran yang bersangkutan;
Memerintahkan pembayaran atas beban APBN/APBD
8
Pasal 19 Ayat 1 UU No.1/2004
Pembayaran atas tagihan yang menjadi
beban APBN dilakukan oleh Bendahara
Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum
negara
9
Pasal 19 Ayat 2 UU No.1/2004
Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum negara
berkewajiban untuk :
Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan
oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;
Menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBN
yang tercantum dalam perintah pembayaran;
Menguji ketersediaan dana yang bersangkutan
Memerintahkan pencairan dana sebagai dasar pengeluaran
negara
Menolak pencairan dana, apabila perintah pembayaran yang
diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan
10
Pengelola Anggaran
1. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Diangkat dengan SK Menteri/Pimpinan Lembaga pada setiap awal
tahun anggaran untuk satker/satker sementara di lingkungan instansi
PA, tidak boleh merangkap sebagai Bendaharawan Pengeluaran (Psl 2
ayat 5 Perdirjen PBN No.66/2005)
2. Penanggung jawab kegiatan/pembuat komitment
Diangkat dengan SK Menteri/Pimpinan Lembaga atau oleh Kuasa PA
(dalam hal mendapat pendelegasian kewenangan)
3. Penguji SPP dan Penerbit/penanda tangan SPM
Diangkat dengan SK Menteri/Pimpinan Lembaga atau oleh Kuasa PA
(dalam hal mendapat pendelegasian kewenangan)
4. Bendahara Pengeluaran
Diangkat dengan SK Menteri/Pimpinan Lembaga atau oleh Kuasa PA (dalam
hal mendapat pendelegasian kewenangan)
Apabila diperlukan Kasatker dpt dapat menunjuk Pemegang Uang Muka
untuk membantu mengelola Uang Persediaan. PUM bertanggung jawab
kepada Bendahara Pengeluaran
Pejabat pada butir 2,3 dan 4 tidak boleh saling merangkap
11
Dokumen Pelaksanaan Anggaran
•
DIPA :
–
–
•
SPM:
–
–
•
Pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN oleh KPPN dilakukan atas dasar SPM
yang diterbitkan oleh PA/Kuasa PA.
PA/Kuasa PA atau Pejabat penandatangan SPM yang ditunjuk menerbitkan SPM
didasarkan pada alokasi dana yg tersedia dalam DIPA/dok lain yg dipersamakan
dengan DIPA.
SP2D:
–
•
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran dibuat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga dan
disahkan oleh DJPb atau Kanwil DJPb, berfungsi sbg dokumen pelaksanaan
anggaran.
Dana yang dimuat dalam anggaran belanja negara merupakan batas tertinggi untuk
tiap-tiap pengeluaran (termasuk belanja pegawai) Kepala KPPN memberitahukan
kepada satker selambat2nya 6 bulan sebelum TA berakhir jika diasumsikan pagu gaji
tidak mencukupi
Pembayaran dilakukan oleh KPPN selaku Kuasa BUN dengan penerbitan SP2D.
BUKTI PEMBAYARAN :
–
Pengeluaran atas beban APBN dilakukan atas dasar hak dan bukti-bukti yang sah
untuk memperoleh pembayaran.
12
Prosedur Umum Pembayaran Oleh KPPN
Pembayaran dilaksanakan oleh KPPN setelah menerima :
1.
Dokumen Penyediaan Dana (DIPA/Dokumen Lain yang
disamakan), yang memuat alokasi dana yang dibebankan
pada SPM yang disampaikan.
2.
Tembusan SK Pengangkatan Pengelola Anggaran dari
Menteri/Pimpinan Lembaga / Pejabat yang ditunjuk dan
spesimen tandatangan / paraf masing2 yaitu :
•
•
•
•
3.
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),
Pejabat Pembuat Komitmen/Penanggung jawab kegiatan,
Pejabat Penanda tangan SPM/penguji SPP
Bendahara Pengeluaran.
Surat Perintah Membayar (SPM), beserta lampirannya
sesuai ketentuan dan jenis pembayaran.
13
Jenis Pembayaran APBN
1. Pembayaran Langsung
– Jenis Pembayaran yang Utama (prinsip)
– Langsung ke rekening yg berhak/rekanan/pihak ketiga
– Untuk keperluan tertentu (gaji dsb) melalui Bendahara
Pengeluaran
2. Pembayaran Dengan Uang Persediaan (UP):
– Untuk membiayai keperluan sehari-hari perkantoran
– Pembayaran tidak boleh melebihi Rp 10 juta kepada
satu rekanan.
– Tetap memperhatikan ketentuan perpajakan.
14
Uang Persediaan (UP)
• Adalah Uang Muka Kerja yang diberikan kepada bendahara pengeluaran,
bersifat daur ulang (revolving) untuk membiayai kegiatan operasional
sehari-hari perkantoran yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran
langsung
• Untuk memperoleh UP, Kuasa PA menerbitkan SPM-UP.
• 1/12 dari pagu maksimal Rp. 50 Juta untuk pagu sampai dengan Rp.900
Juta
• 1/18 dari pagu maksimal Rp. 100 Juta untuk pagu diatas Rp. 900 Juta
sampai dengan Rp. 2,4 Miliar
• 1/24 dari pagu maksimal Rp. 200 Juta untuk pagu diatas Rp. 2,4 Miliar
• 20 % dari pagu dana PNBP pada DIPA maksimal sebesar Rp. 500 Juta
• Penggantian UP dapat dilakukan setelah UP digunakan sekurangkurangnya 75% dari UP yang diterima
• Sisa UP pada akhir tahun anggaran harus disetor ke rekening Kas Negara
paling lambat tanggal 31 Desember
• Dalam hal Penggunaan UP belum mencapai 75% sedangkan satker
memerlukan pendanaan melebihi sisa dana yang tersedia dapat
dimintakan Tambahan Uang Persediaan (TUP)
15
Uang Persediaan (UP)
•
UP dapat diberikan untuk Klasifikasi Belanja tertentu, yaitu:
–5211
–5212
–5221
–5231
–5241
–5811
: Belanja Barang Operasional
: Belanja Barang Non Operasional
: Belanja Jasa
: Belanja Pemeliharaan
: Belanja Perjalanan
: Belanja Lain-lain
Dapat diberikan pengecualian oleh Dirjen PBN atau
Kanwil Ditjen PBN
16
Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
Adalah dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yg bertanggung jawab
atas pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada PA/KPA atau
pejabat lain yg ditunjuk selaku pemberi kerja untuk diteruskan ke
pejabat penerbit SPM
SPP-UP
Permintaan Uang Persediaan
SPP-TU
Permintaan Tambahan Uang Persediaan
SPP-GU
Permintaan Penggantian Uang Persediaan
SPP-LS
Permintaan Pembayaran langsung kepada pihak ketiga
17
Surat Perintah Membayar
Adalah dokumen yang diterbitkan oleh PA/KPA untuk mencairkan
alokasi dana yang tercantum pada DIPA/Dok yang
dipersamakan
SPM-UP
Uang Persediaan untuk membiayai operasional kantor
sehari-hari, membebani MAK transito
SPM-TU
Tambahan Uang Persediaan karena kebutuhan dana
melebihi UP, membebani MAK transito
SPM-GU
Penggantian UP untuk mengganti dana UP yang telah
dibelanjakan, membebani MAK pada DIPA
SPM-LS
Pembayaran kepada pihak ketiga, membebani MAK
pada DIPA
SPM ditebitkan dalam rangkap 3
Lembar ke satu dan dua disampaikan kepada KPPN
18
Lembar ke tiga pertinggal pada satlker ybs
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Atas dasar SPM yang diterbitkan oleh PA/KPA, KPPN akan
menerbitkan SP2D
KPPN
Satuan Kerja
Penerbitan SP2D
SPP-UP
SPM-UP
SP2D-UP
SPP-TU
SPM-TU
SP2D-TU
SPP-GU
SPP-LS
SPM-GU
SPM-LS
SP2D-GU
SP2D-LS
UP/ TU/ GU/ LS paling
lambat satu hari kerja
setelah SPM diterima
secara lengkap.
SP2D Gaji Induk paling
lambat
5
hari
kerja
sebelum
awal
bulan
pembayaran gaji
Non Gaji Induk paling
lambat satu hari kerja
setelah
SPM
diterima
secara lengkap.
19
PENGEMBALIAN SPM
• KPPN menolak perintah pembayaran yg diajukan
Kuasa PA apabila tidak memenuhi syarat penerbitan
SP2D.
• SPM Belanja Pegawai Non Gaji Induk dikembalikan
paling lambat 3 hari kerja setelah diterima SPM
• SPM UP/TUP/GUP dan LS dikembalikan paling
lambat 1 hari kerja setelah diterima SPM
20
Pelaporan Realisasi Anggaran
•
Kepala Satker Selaku Unit Akuntansi Kuasa
Pengguna Anggaran (UAKPA) Wajib
membuat LRA dan Neraca serta ADK yang
dikelolanya disampaikan Kepada :
a. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna
Anggaran Tingkat Wilayah ( UAPPAW )
b. KPPN Setempat dan melakukan Rekonsiliasi
21
Ketentuan Lain-Lain
• Bukti Asli disimpan untuk Arsip PA/KPA
• SKPP Pindah dan SKPP Pensiun diterbitkan oleh
Kepala Satker
• Bendahara Pengeluaran Wajib membuat
Pembukuan seluruh transaksi keuangan yang
dilaksanakan pada Satker
• Untuk setiap Awal Tahun Anggaran KPA Menunjuk
Pembuat Daftar Gaji (PDG)
• Untuk Pembayaran yang bersumber dari PHLN
diatur sesuai peraturan Dirjen PBN yang berlaku
22
Prosedur kerja penerbitan SPM pada Satker dan SP2D pada KPPN
No
Kegiatan
Kasatker/ Bend./
KPA/PK
Rekanan
1.
Pembuatan komitment/
tindakan …Pengel Neg
2.
Susun / periksa bukti
tagih untuk pembayaran
SPP
3.
Pengujian bukti tagihan
sesuaidengan ketentuan
No
4.
5.
6.
Dok.
Unit
Keu.
KPPN
BO I
Tagihan
SPP
Uji
Yes
Pembuatan SPM untuk
diajukan ke KPPN
SPM
Pengujian SPM dan Dok
sesuaidengan ketentuan
No
KPPN akan menerbitkan
SP2D atas SPM yang
memenuhi ketentuan
SPM+
Bukti
Uji
Yes
SP2D
7.
SP2D lbr ke 3 dan SPM
diterima dari KPPN
SP2D+
SPM
8.
Proses SAI dengan input
SP2D dan SPM yang telah
disetujui
SAI
SP2D
23
Kelengkapan SPP-UP
1. Surat Pernyataan dari KPA atau Pejabat yang ditunjuk, menyatakan tidak untuk
membiayai pengeluaran yang harus dengan LS
2. Daftar Nominatif pemilik tanah yg ditanda tangani KPA untuk Pengadaan tanah yang
luas nya kurang dari 1 hektar
3. Daftar Nominatif pemilik tanah dan besaran harga tanah yang ditanda tangani KPA
dan diketahui Oleh Panitia Pengadaan Tanah (PPT) untuk Pengadaan Tanah yg
luasnya lebih dari 1 hektar dilakukan dengan bantuan PPT setempat
4. Pengadaan Tanah yang pembayarannya Melalui UP/TUP harus terlebih dahulu
mendapat ijin dari Kantor Pusat Ditjen PBN / Kanwil Ditjen PBN sedangkan besaran
uangnya harus mendapat dispensasi UP/TUP sesuai ketentuan yang berlaku
UP/TUP untuk PNBP diajukan terpisah dari UP/TUP Lainnya
24
Kelengkapan SPP-TU
Dari Kuasa Pengguna Anggaran atau Pejabat
yang ditunjuk;
Rincian pengunaan
dana
Bahwa dana untuk kebutuhan yang mendesak
a. Dari Kepala KPPN untuk TUP s/d Rp. 200 Juta
Surat Dispensasi
Surat Pernyataan
b. Dari Kepala Kanwil Ditjen PBN untuk TUP diatas
Rp. 200 Juta
Dari Kuasa Pengguna Anggaran atau Pejabat yang ditunjuk;
-
Dana akan habis digunakan dalam 1 bulan sejak terbit
SP2D
-
Tidak untuk pengeluaran dengan LS
-
Sisa setelah 1 bulan akan disetor ke rekening Kas
Negara
Rekening Koran
Menunjukan saldo terakhir
25
Kelengkapan SPP-GU
Bukti pengeluaran
- SPTB
- Kuitansi
Copy SSP
Dilegalisir oleh KPA atau Pejabat yang ditunjuk
26
Kelengkapan SPP-LS
1. BELANJA PEGAWAI
Pembayaran Gaji Induk/Gaji
Susulan/Kekurangan Gaji/
Gaji terusan/Uang Duka Wafat/
Tewas,
Lembur
Honor/Vakasi
Daftar, SK,Srt Pernyataan, Daftar Keluarga
(Kp4), copy srt nikah, copy akte lahir, SKPP,
Daftar Pot Sewa RD, Ket. Sekolah/kuliah,Srt
kematian, SSP Pph 21 sesuai peruntukan
Daftar, surat perintah kerja lembur, SSP Pph 21
Daftar , SK, SSP Pph 21
Uang duka wafat dibebankan pada MAK Uang Duka Wafat/Tewas
27
Kelengkapan SPP-LS
2. BELANJA NON PEGAWAI
1) Kontrak/SPK yang mencantumkan nomor rekening rekanan;
Pengadaan
barang dan jasa
2) Surat Pernyataan Kuasa PA menngenai penetapan rekanan;
3) Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan;
4) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan;
5) Berita Acara Pembayaran;
6) Kuitansi yang disetujui oleh Kuasa PA atau pejabat yg ditunjuk;
7) Faktur pajak beserta SSP yang telah ditandatangani Wajib Pajak;
8) Jaminan Bank atau yang dipersamakan yang dikeluarkan oleh bank atau
lembaga keuangan non bank;
9) Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang dananya
sebagian atau seluruhnya bersumber dari pinjaman/ hibah luar negeri
10) Ringkasan Kontrak
Berita Acara sekurang-kurangnya dalam rangkap 5 disampaikan kepada :
a) Asli dan satu tembusan untuk penerbit SPM;
b) Masing-masing satu tembusan untuk para pihak yang membuat kontrak;
c) Satu tembusan untuk pejabat pelaksana pemeriksaan pekerjaan.
A
28
Kelengkapan SPP-LS
Pengadaan
Tanah
1) Persetujuan Panitia Pengadaan Tanah untuk tanah yang
luasnya lebih dari 1 hektar;
2) Foto copy kepemilikan Tanah;
3) Kuitansi;
4) SPPT PBB tahun transaksi;
5) Surat Persetujuan Harga;
6) Pernyataan dari penjual bahwa tanah tersebut tidak
dalam sengketa dan tidak sedang dalam agunan;
7) Pelepasan /Penyerahan hak atas tanah/ akta jual beli di
hadapan PPAT;
8) SSP PPh Final atas Pelepasan Hak;
9) Surat Pelepasan Hak adat ( Bila diperlukan)
29
Kelengkapan SPP-LS
Langganan daya
Dan jasa
(Tlp, Listrik, air)
Perjalanan Dinas
1.
Bukti tagihan
2.
No rekening pihak ketiga (PLN, TELKOM, PDAM)
1. Surat Tugas
2. SPPD
3. Kuitansi
4. Daftar Nominatif
30
Kelengkapan SPM-UP
1. Rincian Penggunaan Dana
2. Surat Pernyataan Bahwa tidak untuk
membiayai Pengeluaran yang seharusnya
dengan LS
31
Kelengkapan SPM-TU
Rincian pengunaan
dana
Dari Kuasa Pengguna Anggaran atau Pejabat
yang ditunjuk;
1. Dari Kepala KPPN untuk TUP s/d Rp. 200
Juta
Surat dispensasi
2. Dari Kepala Kantor Wilayah Ditjen PBN
untuk TUP diatas Rp. 200 Juta
Dari Kuasa Pengguna Anggaran atau Pejabat yang
ditunjuk;
Surat Pernyataan
-
Bahwa dana untuk kebutuhan mendesak
-
Dana akan habis digunakan dalam 1 bulan sejak
terbit SP2D
-
Tidak untuk pengeluaran dengan LS
-
Sisa setelah 1 bulan akan disetor ke rekening
Kas Negara *)
*
32
Kelengkapan SPM-GU
• SPTB
• Faktur Pajak dan SSP
33
Kelengkapan SPM-LS
1. BELANJA PEGAWAI
Pembayaran Gaji Induk/Gaji
Susulan/Kekurangan Gaji/
Gaji terusan/Uang Duka Wafat/
Tewas,
Lembur
Honor/Vakasi
Daftar, SK,Srt Pernyataan, Daftar Keluarga
(Kp4), copy srt nikah, copy akte lahir, SKPP,
Daftar Pot Sewa RD, Ket. Sekolah/kuliah,Srt
kematian, SSP Pph 21 sesuai peruntukan
Daftar, surat perintah kerja lembur, SSP Pph 21
Daftar, SK, SSP Pph 21
34
Kelengkapan SPM-LS
2. BELANJA NON PEGAWAI
• Resume Kontrak/SPK atau Daftar Nominatif
Perjalanan Dinas
• SPTB
• Faktur Pajak Dan SSP
(Sesuai Peruntukannya)
35
PEMISAHAN KEWENANGAN
SEBELUM UU NO. 1 tahun 2004
Menteri Teknis
PEMBUATAN
KOMITMEN
PENGUJIAN &
PEMBEBANAN
administratief beheer
Menteri Keuangan
PERINTAH
MEMBAYAR
administratief
beheer
PENGUJIAN
PENCAIRAN
DANA
Comptabel beheer
36
MEKANISME PELAKSANAAN
BELANJA/PENGELUARAN NEGARA
Sebelum UU No. 1 Tahun 2004
Menteri Teknis
Menteri Keuangan
Selaku Yang Menguasai Anggaran
Tahapan Administratif
Selaku Bendahara Umum Negara
Tahapan Komtabel
PEMBUATAN
KOMITMEN
PENGUJIAN &
PEMBEBANAN
SPM
PENGUJIAN
•Substantif :
PENGUJIAN
SPP
Wetmatigheid
Rechmatigheid
Formal
Pengujian:
•Wetmatigheid
•Rechmatigheid
•Doelmatigheid
37
PEMISAHAN KEWENANGAN
DALAM UU No. 1 Tahun 2004
Menteri Teknis
Selaku Pengguna Anggaran
PEMBUATAN
KOMITMEN
PENGUJIAN &
PEMBEBANAN
PERINTAH
MEMBAYAR
Pengurusan Administrasi
administratief beheer
Menteri Keuangan
Selaku Bendahara Umum Negara
PENGUJIAN
PERINTAH
PENCAIRAN
DANA
Pengurusan Komtabel
Comptabel beheer
38
MEKANISME PELAKSANAAN
BELANJA/PENGELUARAN NEGARA
Menteri Teknis
Selaku Pengguna Anggaran
Tahapan Administratif
PEMBUATAN
KOMITMEN
Menteri Keuangan
Selaku Bendahara Umum Negara
Tahapan Komtabel
PENGUJIAN
Ps. 19 Ayat 2
UU No. 1 Th. 2004
PENGUJIAN &
PEMBEBANAN
Ps. 18 Ayat 2
UU No. 1 Th. 2004
SP2D
PENGUJIAN
•Substantif :
SPM
Wetmatigheid
Rechmatigheid
Formal
Pengujian:
•Wetmatigheid
•Rechmatigheid
•Doelmatigheid
39
STRUKTUR ORGANISASI
PENGELOLA KEUANGAN NEGARA (IDEAL MENURUT UU)
Psl 4 ayat 1
KEMENTERIAN/LEMBAGA
PENGGUNA ANGGARAN
Psl 4 ayat 2 b
SATKER
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
PEMBUAT
KOMITMEN
Psl 4 ayat 2 e
BENDAHARA
PENGUJI &
PENERBIT SPM
UNIT
AKUNTANSI
INSTANSI
PENGAWAS
PELAKSANAAN
ANGGARAN
Psl 10 ayat 2
Psl 4 ayat 2 f
Psl 4 ayat 2 j
Psl 4 ayat 2 i
Sampai tingkat eselon terendah disesuaikan
40
Kuasa PA/Pejabat lain yang ditunjuk
1.
Membuat komitmen/perikatan yg berakibat terjadinya
pengeluaran negara:
 Keputusan kepegawaian
 Keputusan pelaksanaan Tupoksi
 Pengadaan Barang/jasa (Perikatan)
2.
Melaksanakan komitmen/perikatan
 Menetapkan Pemenang Pengadaan B/J
 Menandatangani kontrak/SPK Pengadaan B/J
 Menyetujui/mengesahkan dokumen perikatan
3.
Menyiapkan kelengkapan dokumen persyaratan SPP
(BA/BAST/ dll) 5 rangkap:
 2 tembusan masing2 kpd para pihak perikatan
 1 asli dan 1 tembusan untuk lampiran SPP
 1 tembusan untuk pejabat pemeriksa dokumen ybs
4.
Membuat SPP (Surat Permintaan Pembayaran)
41
Penguji & Penerbit SPM
1. Menerima dan menguji SPP:
a.
b.
c.
d.
Keabsahan dokumen lampiran SPP
Ketersediaan dana/pagu DIPA
Kebenaran hak tagih
Kesesuaian dengan Rencana kerja dan/atau kelayakan
hasil kerja
e. Pencapaian tujuan/sasaran indikator kinerja DIPA
2. Menerbitkan SPM, rangkap 3
– 2 lembar (asli dan tembusan) dikirim ke KPPN
– 1 lembar tembusan sbg pertinggal
– Diterbitkan paling lambat 1 hari seterimanya SPP
3. Pengajuan SPM kepada Bendahara Umum
Negara
42
Bendahara Pengeluaran
1.
2.
3.
4.
Meneliti kelengkapan/persyaratan tagihan
Menguji kebenaran perhitungan tagihan
Menguji ketersediaan dana
Menolak tagihan apabila tidak memenuhi
persyaratan 1 s/d 3 diatas
5. Bertanggungjawab secara pribadi atas
pelaksanaan pembayaran
43
Sekian
Terima kasih atas
perhatiannya dan
mohon ma’af atas
segala kekurangannya
44
Download