TATACARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN APBN Dasar Peraturan : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 KETENTUAN UMUM 1. KPA menetapkan PPK dan PPSPM dengan surat keputusan 2. Penetapan PPK dan PPSPM sebagaimana dimaksud pada poin 1 tidak terikat periode tahun anggaran 3. Dalam hal tidak ada perubahan pejabat yang ditetapkan sebagai PPK dan / atau PPSPM pada saat pergantian periode tahun anggaran penetapan PPK dan / atau PPSPM tahun yang lalu masih tetap berlaku 4. Dalam hal penunjukan KPA terakhir apabila tidak teralokasi anggaran untuk program yang sama pada tahun anggaran berikutnya, penetapan PPK dan PPSPM secara otomatis berakhir 5. PPK dan PPSPM yang penunjukannya berakhir sebagaimana dimaksud pada poin 5 harus menyelesaikan seluruh administrasi keuangan yang menjadi tanggungjawabnya pada saat menjadi PPK atau PPSPM 6. KPA menyampaikan surat keputusan sebagaimana dimaksud pada poin 1 dan 4 kepada : Kepala KPPN selaku Kuasa BUN beserta spesimen tandatangan PPSPM dan cap stempel satker PPSPM disertai dengan spesimen tandatangan PPSPM dan PPK 7. Pada awal tahun anggaran KPA menyampaikan pemberitahuan kepada pejabat sebagaimana dimaksud pada poin 7 dalam hal tidak terdapat penggantian PPK dan/atau PPSPM sebagaimana dimaksud pada poin 3 PENYAMPAIAN SPM BELANJA PEGAWAI Persyaratan kelengkapan dokumen pengajuan SPM-LS Belanja Pegawai diatur sebagai berikut : a. Gaji Induk/Gaji Susulan/Kekurangan Gaji 1) ADK SPM 2) Daftar perubahan yang ditandatangani PPSPM 3) Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) 4) Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB) 5) Surat Setoran Pajak (SSP) 6) SPM LS untuk pembayaran gaji induk disampaikan kepada KPPN paling lambat tanggal 15 sebelum bulan pembayaran 7) Dalam hal tanggal 15 merupakan hari libur atau hari yang dinyatakan libur, penyampaian SPM LS untuk pembayaran gaji induk kepada KPPN dilakukan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal 15 b. Uang Duka Wafat 1. ADK SPM 2. Daftar perubahan yang ditandatangani PPSPM c. Uang Duka Tewas/Gugur 1) ADK SPM 2) Daftar perubahan yang ditandatangani PPSPM d. 1) 2) 3) 4) 5) Gaji Terusan ADK SPM Daftar perubahan yang ditandatangani PPSPM Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB) Surat Setoran Pajak (SSP) e. 1) 2) 3) Belanja Uang Lembur ADK SPM Daftar perubahan yang ditandatangani PPSPM Surat Setoran Pajak (SSP) f. Uang Honor dan Vakasi 1) ADK SPM 2) Surat Setoran Pajak (SSP) g. 1) 2) 3) Uang Makan ADK SPM Daftar Nominatif untuk yang lebih dari (1) satu penerima / daftar terlampir Surat Setoran Pajak (SSP) PENYAMPAIAN SPM NON BELANJA PEGAWAI Persyaratan kelengkapan dokumen pengajuan SPM-LS Non Belanja Pegawai diatur sebagai berikut : a. Belanja Barang/Belanja Modal/Bantuan Sosial 1) ADK SPM 2) Surat Setoran Pajak (SSP) dan atau bukti setor lainnya b. Khusus untuk penyampaian SPM-LS dalam rangka pembayaran jaminan uang muka atas perjanjian / kontrak dilampiri dengan : 1) ADK SPM 2) Asli surat jaminan uang muka 3) Asli surat kuasa bermeterai cukup dari PPK kepada kepala KPPN untuk mencairkan jaminan uang muka 4) Surat Setoran Pajak (SSP) dan atau bukti setor lainnya c. Khusus untuk penyampaian SPM-LS atas beban pinjaman /hibah luar negeri, juga dilengkapi dengan faktur pajak PENYAMPAIAN SPM UP/TUP/GUP a. SPM UP 1) ADK SPM 2) Surat pernyataan dari KPA yang menyatakan a) Uang Persediaan (UP) tersebut akan dipergunakan untuk membiayai pengeluaran kegiatan operasional sehari-hari satuan kerja dan tidak untuk membiayai pengeluaran yang menurut peraturan perundang-undangan harus dilakukan dengan pembayaran langsung (LS) b) Apabila dalam 3 (tiga) bulan sejak SP2D UP diterbitkan belum dilakukan penggantian (revolving) UP,maka bersedia memotong atau menyetorkan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari UP yang diterima c) Apabila dalam 1 (satu) bulan setelah surat pemberitahuan kepala KPPN untuk memotong atau menyetorkan UP sebesar 25% (dua puluh lima persen) belum dilaksanakan maka bersedia memotong atau menyetorkan 50% (lima puluh persen) dari UP yang diterima b. SPM TUP 1) ADK SPM 2) Surat persetujuan pemberian TUP dari kepala KPPN c. SPM GUP ISI 1) ADK SPM 2) Diajukan setelah UP digunakan sekurang-kurangnya 50% dari UP yang diterima d. SPM GUP NIHIL 1) ADK SPM 2) Dapat diajukan setelah TUP digunakan PENCAIRAN DANA PNBP Pencairan dana PNBP diatur sebagai berikut : 1. Satker pengguna PNBP dapat diberikan UP sebesar 20% dari realisasi PNBP yang dapat digunakan sesuai pagu pagu PNBP dalam DIPA maksimum sebesar Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) 2. Realisasi PNBP yang dimaksud pada poin 1 termasuk sisa Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP tahun anggaran sebelumnya 3. Dalam hal UP tidak mencukupi dapat mengajukan TUP sebesar kebutuhan riil 1 (satu) bulan dengan memperhatikan batas maksimum 4. Pembayaran UP/TUP untuk satker pengguna PNBP dilakukan terpisah dari UP/TUP yang berasal dari Rupiah Murni 5. Satker pengguna PNBP yang belum memperoleh Maksimum Pencairan (MP) dapat diberikan UP sebesar maksiman 1/12 dari pagu dana PNBP pada DIPA, maksimal sebesar Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) 6. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada poin5 dapat dilakukan untuk penggunaan PNBP : a. Yang telah memperoleh MP dana PNBP namun belum mencapai 1/12 dari pagu dana PNBP pada DIPA, atau b. Yang belum memperoleh pagu pencairan dalam hal PNBP yang ditetapkan penggunaannya secara terpusat, pembayaran dilakukan berdasarkan pagu pencairan sesuai SE/Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan 7. Penggantian UP atas pemberian UP sebagaimana dimaksud pada poin 5 dan 6 dilakukan setelah satker pengguna PNBP memperoleh MP dana PNBP paling sedikit sebesar UP yang diberikan 8. Penyesuaian besaran UP dapat dilakukan terhadap satker pengguna PNBP yang telah memperoleh MP dana PNBP melebihi UP yang telah diberikan sebagaimana dimaksud pada poin 5 dan 6 9. Dana yang berasal dari PNBP dapat dicairkan maksimal sesuai formula: MP= (PPP x JS)-JPS 10. Sisa MP dana PNBP tahun anggaran sebelumnya dari satker pengguna, dapat dipergunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan tahun anggaran berjalan setelah DIPA disahkan dan berlaku efektif dan diperhitungkan dengan Maksimum Pencairan tahun anggaran berjalan.