Uploaded by User8686

05 Slide Materi Kebijakan IKPA 2019

advertisement
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA):
Kebijakan Tahun 2019
DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN
TAHUN 2019
Landasan Hukum
Ayat 1
Pasal 131 PP Nomor 45/2013 jo.
PP Nomor 50/2018 tentang
Tata Cara Pelaksanaan APBN
Menteri Keuangan selaku BUN dan Menteri/Pimpinan Lembaga
selaku PA melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan
anggaran belanja Kementerian Negara/Lembaga untuk menjamin
efektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi penggunaan anggaran,
dan kepatuhan terhadap regulasi pelaksanaan anggaran.
Ayat 1
Menteri Keuangan selaku BUN menggunakan hasil monitoring dan
evaluasi atas pelaksanaan anggaran belanja oleh Menteri Keuangan
selaku BUN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk: a. evaluasi
kinerja pelaksanaan anggaran; b. pengendalian belanja negara; dan
c. peningkatan efisiensi anggaran belanja.
Pasal 4 PMK Nomor 195/2018 tentang
Monev Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L
Hasil monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan anggaran belanja
Kementerian Negara/Lembaga yang dilakukan oleh Menteri
Keuangan selaku BUN sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (
1) huruf a, digunakan oleh Menteri Keuangan selaku BUN untuk: a.
evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran; b. pengendalian belanja
negara; dan c. peningkatan efisiensi anggaran belanja.
Ayat 2
Ayat 2
Evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a diwujudkan dalam
bentuk pengukuran kualitas kinerja menggunakan
IKPA.
POLA PIKIR DALAM MELAKSANAKAN ANGGARAN
PREAMBULE
TUJUAN BERNEGARA
KOMITMEN NASIONAL
DIPA
PERATURAN PEMERINTAH
Kontrak/Surat
Keputusan
PERATURAN PRESIDEN
PERATURAN
MENTERI
PERATURAN
DIRJEN
SURAT-SURAT
PMK
GOOD
GOVERNANCE
AKTIVITAS
PENGADAAN
BARANG
DAN JASA
Pelaksanaan
Pekerjaan
Hasil/Output
Berita Acara &
Pernyataan
PERDIRJEN PBN
PER-XX/PB/20XX
SE DIRJEN PBN
SE-XX/PB/20XX
OUTCOME
UNDANG-UNDANG
RPJMN
LAYANAN
PUBLIK
SPPSPMSP2D
LKPP
SEBESAR-BESARNYA KEMAKMURAN RAKYAT
3
TIMEFRAME PENCAPAIAN OUTPUT SECARA IDEAL
Fungsi
APBN
adalah
untuk
operasionalisasi
pemerintahan,
penyediaan layanan publik, dan
mendorong pertumbuhan ekonomi
Dalam satu tahun fiskal,
APBN yang telah ditetapkan
harus dapat memenuhi
ketiga fungsi tersebut.
Pemenuhan fungsi dicerminkan dengan
pencapaian output, outcome, & impact
dalam satu kurun waktu tahun anggaran
sesuai RKP dan renja K/L
TAHUN FISKAL ... PERIODE PELAKSANAAN APBN
PENCAPAIAN OUTPUT
 Sesuai dengan fungsi APBN, sejak
dilaksanakan
harus
menghasilkan
output;
 Kerangka waktu pencapaian output
harus dibatasi s/d Triwulan III
PENCAPAIAN OUTCOME
 Outcome adalah manfaat dari belanja
negara terhadap pelayanan publik dan
pembangunan.
 Output harus dirasakan oleh masyarakat
secepat mungkin dan keseluruhan
outcome tercapai pada akhir tahun.
PENCAPAIAN IMPACT
 Impact adalah dampak dari belanja
negara pada APBN;
 Impact harus dicapai sesuai dengan
RKP dan kebijakan fiskal tahun
bersangkutan.
4
Definisi IKPA
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)
“
adalah indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan selaku BUN
untuk mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran belanja
Kementerian Negara/Lembaga dari sisi kesesuaian terhadap
perencanaan, efektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi pelaksanaan
anggaran, dan kepatuhan terhadap regulasi
“
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 195/PMK.05/2018 tentang
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L
5
Tujuan Pengukuran Kinerja dengan IKPA
1
Kelancaran Pelaksanaan Anggaran:
(Pembayaran/Realisasi Anggaran, Penyampaian Data Kontrak, Penyelesaian Tagihan, SPM
yang Akurat, Kebijakan Dispensasi SPM)
Menjamin
Ketercapaian
Keluaran/Output
(Output Delivery)
2
3
Mendukung Manajemen Kas:
(Pengelolaan UP/TUP, Revisi DIPA, Renkas/RPD, Deviasi Halaman III DIPA, Retur
SP2D)
Meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan (LKKL/LKPP):
(Penyampaian LPJ Bendahara dan Penyelesaian Pagu Minus Belanja)
6
KERANGKA PENGUKURAN
KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN
Aspek
Perencanaan
RKA KL
Kontrak
DIPA
Petunjuk Operasional
Kegiatan (POK)
Aspek
Pertanggungjawan
Aspek Pelaksanaan
Komitmen
Pembelian
Barang/Jasa
Tagihan
BAST
Uang
Persediaan
SPM
LS
Revolving UP
Retur SP2D
LK
SP2D
Pencairan
Dana
E-rekon/
LK
Pengembalian SPM
Revisi DIPA
Renkas/RPD Harian
Revisi
Halaman III
LPJ
Realisasi
Anggaran
Tata Kelola & Proses Bisnis Pelaksanaan Anggaran
OUTPUT
7
INTEGRASI IKPA PADA OM SPAN
https://spanint.kemenkeu.go.id/
TUJUAN
Transparansi dan akuntabilitas
Mudah diakses dan user friendly
SPAN
SPRINT
Real time dan by system
1
Integrasi IKPA pada OM SPAN merupakan
terobosan untuk menjamin perhitungan IKPA
yang terotomasi untuk meningkatkan
Transparansi dan Akuntabilitas.
2
Seluruh satker DJPb (sebagai satker dan
Pembina K/L (BUN)) dapat mengakses IKPA
dengan user dan password OM SPAN masingmasing, melalui perangkat PC maupun
smartphone, kapanpun & dimanapun.
3
Menu IKPA terbagi atas 3 layer: (1) Nilai
Indikator; (2) Rekap Transaksi; dan (3) Detil
Transaksi.
RKAK/L
OMSPAN IKPA
8
Perkembangan IKPA Agregat K/L
Tahun 2016 - 2018
120.00
Nilai Kinerja
100.00
80.00
97.53
95.71
72.50
70.00
69.45
93.11
92.10
88.55
40.00
20.00
0.00
Semester I 2016
Kesesuaian
dengan
Perencanaan
72.50
Kepatuhan
terhadap
Regulasi
55.89
Efektivitas
Pelaksanaan
Kegiatan
69.45
Efisiensi
Pelaksanaan
Kegiatan
70.00
Semester II 2016
80.77
59.33
69.53
70.00
69.82
Semester I 2017
67.19
76.68
79.11
62.98
77.09
Semester II 2017
73.42
74.16
82.32
76.99
82.19
Semester I 2018
82.63
87.50
92.72
85.51
85.81
Semester II 2018
95.71
88.55
97.53
92.10
93.11
Sumber: OMSPAN 06-01-19 (diolah)
2018
67,17
93,11
67.17
55.89
60.00
2016
NILAI KINERJA
Capaian kinerja pelaksanaan
anggaran (IKPA)
mencerminkan peningkatan
yang sangat signifikan
terhadap pola eksekusi
anggaran yang dilakukan
oleh satker K/L.
67.17
Sejak tahun 2016, capaian
IKPA K/L telah meningkat
signifikan dari 67,17
menjadi 93,11.
9
12 INDIKATOR PENILAIAN
KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN
A. Kesesuaian Perencanaan
dan Penganggaran
B. Efektivitas Pelaksanaan
Kegiatan
C. Kepatuhan Terhadap
Regulasi
D. Efisiensi Pelaksanaan
Kegiatan
10
PEMBOBOTAN IKPA 2019
INDIKATOR
Realisasi
BOBOT
20%
UP
Revisi
DIPA
Deviasi
Hal. III
Bendahara
10%
5%
5%
5%
Data
Kontrak
Pengelolaan
Tagihan
15%
15%
LPJ
Renkas
5%
SPM
Retur
Salah
SP2D
Pagu
Minus
6%
6%
4%
Dispensasi
SPM
4%
11
PENGUKURAN DAN PEMBOBOTAN IKPA (1)
No.
1.
2.
3.
Subkriteria
Uraian Indikator
Kalkulasi
Bobot
(%)
Revisi DIPA
Dihitung berdasarkan jumlah revisi anggaran K/L per Satker. Data revisi
DIPA yang digunakan adalah untuk data revisi yang bersifat pergeseran
(dalam hal pagu tetap) dengan target 1x per triwulan.
σ 𝑅𝑒𝑣𝑖𝑠𝑖 𝐷𝐼𝑃𝐴
σ Target Revisi DIPA
5
100 /Rasio Revisi DIPA
Hal III DIPA
Dihitung berdasarkan rata-rata gap antara realisasi dengan rencana
penarikan dana (% gap realisasi terhadap rencana). Angka gap per
bulan yang diambil bernilai absolut sehingga dalam penghitungan ratarata gap tidak saling meniadakan. Perhitungan Deviasi s.d. bulan
November tahun berjalan.
5
100 - Rasio Rata-rata Deviasi
Hal III
Pengelolaan UP
Dihitung berdasarkan jumlah GUP yang tepat waktu dibagi seluruh
record GUP yang terdapat dalam set data.
10
sesuai dengan rasio GUP yang
tepat waktu
Indikator
4.
Penyampaian
LPJ Bendahara
5.
Data Kontrak
6.
Penyelesaian
Tagihan
7.
Penyerapan
Anggaran
𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 ฮ൫ 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑛𝑎 −
σ SPM GUP yang disampaikan tepat waktu
σ SPM GUP
𝑥 100
Dihitung berdasarkan rasio LPJ
Bendahara yang tepat waktu
Data LPJ Bendahara yang disampaikan
σ
tepat waktu
disampaikan terhadap seluruh LPJ Bendahara yang disampaikan ke
𝑥100
LPJ Bendahara yang disampaikan ke
σ
KPPN.
KPPN
Dihitung berdasarkan rasio data kontrak (diatas Rp 200 Juta) yang tepat
σ Data kontrak yang disampaikan tepat waktu
waktu disampaikan terhadap seluruh kontrak yang disampaikan ke
𝑥100
σ data kontrak yang disampaikan ke KPPN
KPPN.
Dihitung berdasarkan rasio penyelesaian tagihan atas kontrak diatas Rp
σ 𝑇𝑎𝑔𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
200 Juta yang tepat waktu dibagi dengan seluruh SPM LS Kontraktual
𝑥100
σ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑇𝑎𝑔𝑖ℎ𝑎𝑛
Non Belanja Pegawai yang disampaikan ke KPPN
Dihitung berdasarkan persentase realisasi anggaran terhadap pagu
DIPA efektif (dikurangi blokir). Target penyerapan anggaran KL untuk
σ 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛
Triwulan I sebesar 15%, Triwulan II sebesar 40%, Triwulan III sebesar
𝑥100
σ Pagu
60%, dan Triwulan IV sebesar 90%. K/L dengan tingkat realisasi di atas
target per triwulan diberikan nilai maksimal.
5
Sub
Kriteria
Nilai
sesuai dengan rasio lpj tepat
waktu
15
sesuai dengan rasio data
kontrak yang tepat waktu
15
sesuai dengan rasio tagihan
tepat waktu
20
(Persentase Realisasi : Target
Realisasi) x 100
12
PENGUKURAN DAN PEMBOBOTAN IKPA (2)
No.
8.
9.
10.
11.
12.
Indikator
Uraian Indikator
Retur SP2D
Dihitung dengan membandingkan jumlah retur SP2D dengan Jumlah
SP2D yang terbit
Renkas
Dihitung berdasarkan rasio Renkas yang tepat waktu disampaikan
sesuai nilai rencana penarikan dan kategori KPPN terhadap seluruh
Renkas yang disampaikan ke KPPN.
Pengembalian/
Kesalahan SPM
Dispensasi
Penyampaian SPM
Pagu Minus
Dihitung berdasarkan jumlah pengembalian SPM oleh KPPN
Dihitung berdasarkan jumlah SPM yang mendapat dispensasi karena
melewati batas waktu penyampaian SPM pada akhir tahun anggaran
Dihitung berdasarkan persentase pagu minus (level 6 digit/akun)
terhadap pagunya
Bobot
(%)
Kalkulasi
σ Retur SP2D
σ SP2D 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑖𝑡
𝑥100
data Renkas yang disampaikan
tepat waktu
Renkas yang disampaikan ke
σ
KPPN
σ
𝑥100
Terdapat 4 rentang jumlah SPM yang
dikembalikan/salah
Terdapat 4 rentang SPM yang mendapat dispensasi
σ 𝑃𝑎𝑔𝑢 𝑀𝑖𝑛𝑢𝑠
𝑥100
σ Pagu
Subkriteria
Sub
kriteria
Nilai
5
100 - Rasio Retur SP2D
6
Sesuai dengan Rasio
renkas tepat waktu
6
4
4
1-100 SPM
101-500
SPM
501-1000
SPM
>1000 SPM
1-10
11-30
99
31-50
94
>50
90
97
94
90
99
97
100 - Rasio pagu minus
13
Tren Realisasi Anggaran Belanja K/L 2014-2018
RATA-RATA
SERAPAN
TARGET
SERAPAN
TW I
10,11%
15%
TW II
29,58%
40%
TW III
52,14%
60%
TW IV
88,29%
90%
PERSENTASE PENYERAPAN ANGGARAN
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
2014
2015
2016
2017
2018
jan
feb
mar
apr
mei
jun
jul
ags
sep
okt
nov
des
2.34%
1.40%
1.91%
1.81%
2.71%
2.51%
3.15%
3.35%
5.16%
4.12%
5.33%
5.92%
5.56%
4.94%
5.71%
5.12%
5.69%
4.73%
6.44%
6.93%
6.40%
5.64%
10.46%
8.50%
9.08%
7.93%
5.25%
7.79%
6.78%
7.00%
7.51%
7.59%
7.96%
7.60%
8.05%
6.95%
7.46%
8.37%
6.59%
7.35%
9.59%
10.03%
8.43%
10.05%
20.36%
22.48%
16.70%
20.15%
2.19% 3.79% 5.19% 6.80% 7.10% 7.00% 8.70% 7.08% 7.55% 8.14% 8.66% 16.38%
Pola penyerapan anggaran belanja K/L selama 5 tahun terakhir terkonsentrasi pada Triwulan IV dengan kisaran pada rentang 30%-40% dari
pagu DIPA. Tren ini semakin membaik di tahun 2018, dimana realisasi anggaran semakin proporsional dan penumpukkan pencairan di bulan
Desember semakin berkurang.
14
Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (1)
No.
1.
Indikator
Revisi DIPA
Keterangan/Penjelasan
1. Jenis revisi anggaran yang diperhitungkan adalah revisi dalam
kewenangan pagu tetap (tidak masuk adalah revisi dalam
kewenangan pagu berubah dan revisi administratif).
2. Frekuensi revisi hanya diperkenankan 1x dalam rentang triwulanan.
Apabila dalam satu triwulan akan ada 2x revisi, maka revisi yang
kedua agar diajukan pada triwulan berikutnya.
1. Halaman III DIPA memuat Rencana Penarikan Dana (RPD) per
bulan sepanjang tahun anggaran berjalan atas pelaksanaan
anggaran yang dilakukan pada suatu satker.
2.
Deviasi Halaman
III DIPA
2. Validitas dan keakuratan RPD pada Halaman III DIPA sangat
penting untuk menjaga likuiditas Kas Negara guna memenuhi
kebutuhan penyediaan dana bagi pencairan anggaran atas suatu
DIPA.
3. Keakuratan Deviasi Halaman III pada IKPA dihitung untuk rencana
yang dieksekusi sampai dengan bulan November tahun anggaran
berjalan.
Langkah Peningkatan
1. Untuk mempertahankan capaian ini, maka Satker agar sangat
selektif dalam melakukan pergeseran anggaran dalam revisi
DIPA (pagu tetap).
2. Selain itu, Satker agar dapat mengelola dan menghimpun
kebutuhan revisi anggaran untuk kemudian dapat dijadwalkan
dengan frekuensi revisi yang akan diajukan baik kepada
DJA maupun Kanwil DJPb sebanyak 1 kali dalam 1
triwulan.
1. Untuk meningkatkan nilai capaian pada indikator ini, seluruh
satker yang memiliki deviasi tinggi, agar melakukan
penyesuaian rencana kegiatan dan realisasi anggaran dengan
mengajukan revisi administratif penyesuaian Halaman III
DIPA ke Kanwil DJPb pada triwulan berjalan.
2. Satker agar lebih disiplin dalam melaksanakan kegiatan dan
pencairan dananya, dan menjadikan RPD pada Halaman III
DIPA sebagai plafon pencairan dana bulanan secara internal
pada Satker.
15
Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (2)
No.
3.
Indikator
Keterangan/Penjelasan
Langkah Peningkatan
1. SPM GUP merupakan sarana pertanggungjawaban belanja atas
penggunaan UP pada Bendahara Pengeluaran.
Untuk meningkatkan nilai capaian pada indikator ini, maka seluruh
2. Jenis UP yang diperhitungkan dalam IKPA adalah UP Tunai (tidak satker agar memperhatikan periode pengajuan SPM GUP dari
Pengelolaan UP
termasuk UP yang menggunakan Kartu Kredit Pemerintah).
SP2D UP/GUP terakhir paling lambat dalam rentang 30 hari
3. Pertanggungjawaban UP tepat waktu sangat penting agar belanja kalender ( pengajuan GUP minimal sekali dalam sebulan ke
dapat segera dibebankan pada DIPA satker masing-masing sebagai KPPN) dan tidak menambah frekuensi SPM GUP yang terlambat.
realisasi anggaran.
1. LPJ
Bendahara
Pengeluaran
merupakan
pertanggungjawaban atas uang yang dikelolanya.
4.
LPJ Bendahara
sarana
2. LPJ dibuat oleh bendahara setiap bulan dan disampaikan paling Satker agar senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan
lambat tanggal 10 bulan berikutnya atau hari kerja sebelumnya jika ketepatan waktu dalam penyampaian LPJ sebelum tanggal 10
tanggal 10 adalah hari libur kepada KPPN.
bulan berikutnya, dan memastikan data LPJ telah terverifikasi
3. Penyampaian LPJ dilakukan dengan menu upload pada Aplikasi oleh KPPN pada Aplikasi SPRINT.
SPRINT, dan terhitung sejak Satker pertama kali melalukan upload
tersebut.
16
Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (3)
No.
5.
6.
Indikator
Keterangan/Penjelasan
Langkah Peningkatan
1. Kontrak yang dihitung pada IKPA merupakan kontrak dengan nilai
diatas Rp 200 Juta (bukan hasil pengadaan langsung menurut Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar
batasan Perpres No. 16/2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan ketepatan
Penyampaian Data
Pemerintah).
waktu dalam penyampaian data kontrak sebelum 5 hari kerja
Kontrak
2. ADK kontrak maksimal disampaikan ke KPPN 5 hari kerja sejak setelah ditanda tangani dan dipastikan verifikasi kebenaran
tanggal tanda tangan kontrak sampai dengan tanggal data kontraknya (approval) oleh KPPN.
penyampaian/konversi di KPPN.
Penyelesaian
Tagihan
Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, Satker agar
senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan ketepatan
waktu dalam penyelesaian tagihan kontraktual (LS Non-Belanja
Pegawai) paling lambat dalam 17 hari kerja setelah BAST
2. Penyelesaian tagihan dihitung dengan ketentuan selambat- ditanda- tangani sudah diajukan SPM-nya ke KPPN. Selain itu,
lambatnya selama 17 hari kerja setelah BAST/BAPP, satker telah satker agar teliti, lengkap, dan akurat dalam pengisian uraian pada
diterbitkan SPM tagihan dimaksud ke KPPN.
SPM terutama untuk tanggal dan nomor BAST/BAPP.
1. Indikator ini diukur berdasarkan ketepatan waktu penyelesaian
tagihan kontraktual (SPM LS Kontraktual Non-Belanja Pegawai)
yang ADK nya telah disampaikan ke KPPN (dengan nilai kontrak
diatas Rp 200 Juta).
17
Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (4)
No.
7.
8.
Indikator
Keterangan/Penjelasan
Langkah Peningkatan
Penyerapan
Anggaran
1. Indikator ini dihitung dari pemenuhan realisasi anggaran secara
1. Untuk mempertahankan capaian ini, maka Satker agar
proporsi penyerapan anggaran pada setiap triwulan: Triwulan I
senantiasa memperhatikan progres penyerapan anggaran
(15%), Triwulan II (40%), Triwulan III (60%), dan Triwulan IV
secara proporsional dari pagu DIPA efektif.
(90%).
2. Memperbaiki perencanaan dan eksekusi kegiatan secara relevan
2. Pagu anggaran pembagi diperhitungkan sebagai pagu efektif,
dan terjadwal, tidak menumpuk pencairan anggaran pada
dimana pagu anggaran DIPA dikurangi dengan pagu yang masih
akhir tahun.
diblokir.
Retur SP2D
1. Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar
senantiasa meningkatkan ketelitian dalam memproses
1. Indikator ini dihitung dari rasio SP2D yang diretur dengan jumlah
dokumen pembayaran dalam SPM terutama kebenaran dan
SP2D total yang telah terbit.
keakuratan nama dan nomor rekening bank Pihak Ketiga/
penerima pembayaran.
2. Semakin sedikit SP2D yang diretur, maka indikator ini semakin
bagus.
2. Diperlukan proses konfirmasi atas status aktif rekening penerima.
Apabila terjadi retur SP2D, satker agar berkoordinasi dengan
KPPN untuk penyelesaiannya tidak lebih dari 7 hari kerja.
18
Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (5)
No.
9.
10.
Indikator
Keterangan/Penjelasan
Langkah Peningkatan
Perencanaan Kas
Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, Satker agar
1. Indikator ini dihitung dari rasio ketepatan waktu penyampaian senantiasa
meningkatkan
kedisiplinan,
ketertiban,
dan
renkas/RPD Harian yang disampaikan ke KPPN untuk jenis ketepatan waktu dalam penyampaian Renkas (RPD Harian)
transaksi besar (Diatas Rp 1 Miliar).
untuk transaksi pencairan dana dalam kategori besar (> Rp 1
2. Renkas tepat waktu akan mendukung terwujudnya likuiditas Kas Miliar) yang memerlukan penyampaian renkas dengan tidak lebih
dari 5 hari kerja sejak tanggal APS pada Aplikasi SAS sampai
Negara yang terencana dan terkendali.
dengan pengajuan SPM ke KPPN.
Pengembalian/
Kesalahan SPM
1. Indikator ini dihitung dari besaran/jumlah SPM yang terdapat Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar
kesalahan secara substantif dan dikembalikan oleh KPPN.
senantiasa meningkatkan ketelitian dalam memproses dokumen
2. Pengembalian SPM secara substantif biasanya disebabkan oleh pembayaran dalam SPM terutama kebenaran dan keakuratan
kesalahan pengisian data supplier, sehingga SPM harus diperbaiki data supplier yang telah dicocokkan dengan data yang ada
oleh Satker.
pada OM SPAN maupun data identitas supplier yang terkonfirmasi
dengan pihak bank agar SPM yang diajukan tidak tertolak oleh
3. Pengembalian SPM berpotensi menyebabkan tagihan tidak dapat
KPPN.
dibayarkan secara tepat waktu.
19
Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (6)
No.
11.
Indikator
Pagu Minus
Keterangan/Penjelasan
Langkah Peningkatan
1. Pagu Minus dihitung akhir tahun (triwulan IV) untuk sesuai jenis
belanja sampai dengan level 6 digit/akun.
Satker-satker yang memiliki pagu minus agar dapat segera
2. Pagu minus dapat terjadi akibat kekurangan anggaran maupun menyelesaikan pagu minus dengan mempersiapkan revisi
karena pergeseran akun (revisi POK) yang belum dilakukan anggaran untuk menutup pagu minus tersebut.
penyamaan data/revisi ke Kanwil DJPb.
12.
Dispensasi SPM
1. Dispensasi SPM dihitung berdasarkan jumlah SPM yang terlambat Satker agar senantiasa memantau progres penyelesaian kegiatan
disampaiakan melewati batas-batas akhir SPM pada akhir tahun sesuai rencana, menetapkan mitigasi risiko penyelesaian pekerjaan
anggaran.
dan pembayaran, dan menghitung prognosis belanja agar dapat
2. Dikenakan penalti nilai sesuai dengan rentang SPM yang dieksekusi tepat waktu untuk menghindari penumpukkan pencairan
anggaran pada akhir tahun.
mendapat dispensasi.
20
TERIMA KASIH
DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN – DITJEN PERBENDAHARAAN
Gedung Prijadi Praptosuhardjo I lt IV
JL. Lapangan Banteng Timur No. 2-4
Jakarta 10710
Telepon (021) 3449230 PSW. 5709
Faksimili (021) 3813039
SITUS:
www.djpb.kemenkeu.go.id
Download