7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Perintah Pencairan Dana

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- 30/
PB/2014 menyatakan bahwa Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya
disingkat SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa
Bendahara Umum Negara (BUN) untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN
berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM). Adapun ketentuan SP2D adalah
sebagai berikut :
1.
Dapat Dicairkan pada Bank yang telah Ditunjuk
2.
Bukan Alat Pembayaran
3.
Dapat Diterbitkan, jika :
a. Pengeluaran yang diminta melebihi Rp 500.000.000 hingga tidak terbatas
harus mengajukan SPM 5 hari sebelum permintaan penerbitan SP2D
b. Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan
4.
Diterbitkan paling lambat 2 hari sejak SPM diterima untuk SPM Gaji
sedangkan untuk SPM Non Gaji diterbitkan paling lambat 1 hari 1 jam.
5.
Dikembalikan paling lambat 1 hari sejak SPM diterima.
7
8
B. Dokumen Terkait Retur Surat Perintah Pencairan Dana (Retur-SP2D)
Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- 30/
PB/2014 terdapat beberapa istilah/pengertian terkait Retur Surat Perintah
Pencairan Dana antara lain adalah :
1.
Surat Permintaan Pembayaran Retur, yang selanjutnya disebut SPP-Retur
adalah dokumen yang diterbitkan oleh KPPN yang berisi permintaan
pembayaran tagihan kedapa Negara berdasarkan Surat Ralat/Perbaikan
Rekening dari Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga
2.
Surat Perintah Membayar Retur, yang selanjutnya disebut SPM-Retur adalah
dokumen yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN di daerah
berdasarkan SPP-Retur untuk mencairkan dana yang bersumber dari
penerimaan Retur pada rekening retur.
3.
Surat Perintah Pencairan Dana Retur yang selanjutnya disebut SP2D Retur
adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN di
Daerah berdasarkan SPM – Retur / SPM-Retur Kas Negara untuk
pengeluaran Non Anggaran.
4.
Retur SP2D adalah penolakan/pengembalian atas pemindahbukuan dan/atau
transfer pencairan APBN dari Bank/ Kantor Pos Penerima kepada
Bank/Kantor Pos Pengirim.
9
5.
Daftar Penerimaan Retur adalah daftar yang diterbitkan melalui Modul
Penerimaan Negara atas dana retur SP2D yang didalamnya tertera Nomor
Penerimaan Retur dan diterima pada Rekening Retur KPPN / BO I Pusat.
6.
Surat Ralat/Koreksi Rekening adalah surat permohonan pembayaran yang
diterbitkan oleh Kuasa PA yang ditujukan kepada KPPN atas dana retur
SP2D yang belum disetorkan ke Kas Negara.
7.
Surat Permohonan Pembayaran Kembali yang selanjutnya disebut SPPK
adalah surat permohonan pembayaran yang diterbitkan oleh Kuasa PA yang
ditujukan kepada KPPN atas dana retur SP2D yang telah disetorkan ke kas
Negara pada Bank/Pos Persepsi sebelum pelaksanaan SPAN.
8.
PPR adalah Pernyataan Persetujuan Rekomendasi
C. Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Menurut Mulyadi (2010:5) prosedur adalah suatu kegiatan klerikal,
biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu department atau lebih, yang
dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang
terjadi berulang-ulang. Sedangkan Menurut
Baridwan (2009:30) prosedur
merupakan suatu urutan-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan
beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya
perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sedang
terjadi. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa prosedur
10
merupakan serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi yang harus
dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil
yang sama dari keadaan yang sama.
Pola pelayanan pada KPPN Surakarta menggunakan pola pelayanan
fungsional atau pelayanan sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya.
Pembagian pekerjaan didasarkan pada fungsi yaitu front office, middle office dan
back office. Prosedur pelayanan diselenggarakan secara mudah dilaksanakan
oleh publik yang meminta pelayanan, maka KPPN menyusun prinsip- prinsip
penyelesaian pekerjaan yang sederhana sebagai berikut :
1.
Proses
penyelesaian
pekerjaan
dilakukan
penyederhanaan
proses
penyelesaian pekerjaan khususnya penyelesaian SP2D Non Belanja
Pegawai.
2.
Dalam penyelesaian pekerjaan khususnya SP2D, setiap dokumen hanya
diproses sekali oleh pejabat/ pegawai (tidak ada pekerjaan mengulang).
3.
Alur penyelesaian pekerjaan dilakukan berdasarkan fungsi (Front Office,
Middle Office dan Back Office).
4.
Proses penyelesaian pekerjaan dilakukan, misalnya pengujian ketersediaan
dana, pengartuan kartu pegawai dilakukan melalui dukungan teknologi
informasi dan sistem yaitu Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara.
11
Prosedur penerbitan SP2D menurut Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER- 41/ PB/2011 yang telah di terapkan pada KPPN
Surakarta yaitu:
1.
Satker mengajukan pendaftaran supplier/kontrak sebagai data awal yang
akan digunakan sebagai pelengkap dokumen dalam mengajukan Surat
Perintah Membayar (SPM).
2.
Petugas (loket) menerima Surat Perintah Membayar (SPM) yang diajukan
oleh para Satuan Kerja (Satker).
3.
Petugas melakukan konversi atas SPM yang diajukan oleh satker sebelum
masuk ke aplikasi SPAN.
4.
Melakukan pengujian atas kebenaran dan kelengkapan dokumen oleh
petugas konversi, serta melakukan pengecekan atas ketersediaan dana.
Apabila ternyata SPM yang diajukan lebih dari Rp 500.000.000 hingga
tidak terbatas, maka SPM tersebut harus diajukan kembali 5 hari setelah
pengajuan SPM yang pertama, karena untuk memastikan ketersediaan dana
oleh Pusat.
5.
Setelah petugas melakukan konversi, maka SPM segera diteruskan ke
petugas validasi (validator) sebagai Front Office (FO) yang sudah
terhubung oleh SPAN untuk dilakukan pemilihan Bank Operasional sesuai
yang tertera pada SPM.
12
6.
Dari FO kemudian diteruskan ke fungsi Middle Office (MO) atau petugas
approver untuk dilakukan pengecekan ulang atas dokumen. Jika sudah
sesuai maka akan disetujui/dilakukan approved.
7.
Kemudian dilanjutkan ke fungsi Back Office (BO) yaitu Kepala Seksi
Pencairan Dana untuk menyetujui atau menolak SPM dari satker.
8.
Setelah ada persetujuan maka akan dikembalikan ke MO untuk dilakukan
pencetakan SPPT (Surat Perintah Pembayaran Tagihan) rangkap 2. Namun
jika terdapat penolakan, SPM akan dikembalikan kepada satker paling
lambat 1 hari setelah SPM diajukan.
9.
Lembar 1 SPPT rangkap 2 yang telah dicetak, disematkan menjadi satu
beserta dokumen SPM sedangkan lembar 2 dicatat dan diteruskan ke Seksi
Bank.
10. Setelah SPPT diterima oleh Seksi Bank, maka akan segera di approved oleh
Kepala Seksi Bank dan dibubuhi stempel untuk dlakukan penerbitan SP2D.
11. Setelah diterbitkan SP2D, maka SP2D tersebut dikirim ke Bank Operasional
(BO) yang ditunjuk oleh Pusat untuk dilakukan pencairan dana ke Rekening
Satker yang dituju.
13
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retur SP2D
1.
Manajemen Sumber Daya Manusia
a)
Pengertian
Menurut Rosidah dan Sulistyani (2003:10) manajemen sumber
daya manusia merupakan usaha untuk menggerakkan dan mengelola
sumber daya manusia di dalam organisasi agar mampu berpikir dan
bertindak sebagaimana yang diinginkan oleh organisasi.
Menurut Flippo dalam Kismono (2010:162) manajemen sumber
daya manusia adalah:
“Proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan,
pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan
pelepasan sember daya manusia agar tercapai tujuan yang di
inginkan.”
Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber
daya manusia adalah suatu aktivitas untuk mengendalikan sumber daya
manusia agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b) Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Tujuan dari manajemen sumber daya manusia, menurut Martoyo
(2000:13):
(1) Tujuan Organisional
Manajemen sumber daya manusia atau “Human Resource
Management” pada dasarnya adalah untuk tercapainya efektivitas
14
maksimal dari suatu organisasi, dengan menggerakkan dan
mengefektifkan
sumber
daya
manusianya
di
masing-masing
organisasi.
(2) Tujuan Fungsional
Tujuan utama di setiap organisasi adalah harus sesuai dengan
tujuan organisasi yang lebih besar. Tidak berlebihan maupun tidak
terlalu kurang dari tujuan organisasi secara keseluruhan. Sebab
adanya suatu “kelebihan” atau “kekurangan” pencapaian sasaran di
masing-masing unit organisasi tersebut, menunjukkan adanya
“wasted” atau pemborosan penggunaan sumber daya manusia.
(3) Tujuan Sosial
Setiap organisasi, apapun tujuannya, harus mengingat akibatnya
bagi kepentingan masyarakat umumnya, di samping untuk
kepentingan masyarakat internal organisasinya. Di samping itu
aspek etika dan moral dari produk yang dihasilkan suatu
organisasi, juga merupakan tanggung jawab organisasi yang di
dalamnya terdapat manusia-manusia yang menangani, yang tidak lain
juga anggota masyarakat di luar organisasinya.
(4) Keterbatasan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia juga terbatas akan keberadaannya, maksudnya
sumber daya manusia yang sesuai dengan jumlah kebutuhan
organisasi dan sumber daya manusia yang berkulitas bisa mengalami
15
akan keterbatasan. Terbatasnya sumber daya manusia yang sesuai
dengan jumlah kebutuhan organisasi dan sumber daya manusia yang
berkualitas akan mempengaruhi dalam melaukan aktivitas pekerjaan
khususnya dalam menyelesaikan pekerjaan penerbitan SP2D di suatu
organisasi sektor publik karena jika terbatasnya atau sedikitnya
sumber daya manusia dan sumber daya manusia yang mempunyai
keterampilan dalam hal ketelitian serta ketekunan pada saat
menyelesaikan pekerjaan penerbitan SP2D di suatu organisasi akan
mengalami ketidaktepatan maupun kesalahan atau human error
dalam manjalankan prosedur pekerjaan tugas penerbitan SP2D.
c)
Fungsi dan Aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Sunyoto (2013:7) Manajemen Sumber Daya Manusia
memiliki beberapa fungsi dimana fungsi-fungsi tersebut terkait satu
dengan yang lainnya, dan aktivitas yang dijalankan oleh manajemen
sumber daya manusia sesuai dengan fungsi yang dimilikinya, dengan
tujuan peningkatan produktivitas, kualitas kehidupan kerja dan
pelayanan. Fungsi-fungsi yang terkait tersebut antara lain:
(1) Fungsi pengadaan
Merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia dalam usaha
untuk memperoleh jenis dan jumlah sumber daya manusia yang
tepat, yang diperlukan untuk mencapai sasaran organisasi.
16
(2) Fungsi pengembangan
Merupakan
fungsi
yang
berkaitan
dengan
peningkatan
keterampilan dan kemampuan yang diupayakan melalui jalur
pelatihan maupun pendidikan terhadap sumber daya manusia yang
ada.
(3) Fungsi pemeliharaan
Berkaitan
dengan
upaya
mempertahankan
kemauan
dan
kemampuan kerja karyawan melalui penerapan beberapa program
yang dapat meningkatkan loyalitas dan kebanggaan kerja.
Sesuai
Dirjen
Perbendaharaan,
2016
dijelaskan
bahwa
untuk
melaksanakan kegiatan serta pelayanan yang merupakan bagian dari program
pada satuan kerja, maka diperlukan sumber daya manusia. Sumber daya manusia
yang dimaksud adalah yang baik, berkualitas, unggul dalam kepandaian, unggul
dalam kepribadian, unggul dalam penguasaan pekerjaan dan profesional.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan, antara lain usaha dalam bentuk
keterampilan, ketelitian dan ketekunan. Dengan adanya usaha demikian
diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada peningkatan kinerja dan dapat
memperkecil tingkat kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaan pada suatu
perusahaan/organisasi, serta dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja
karyawan guna mencapai sasaran kerja yang telah ditetapkan. Peningkatan
17
kualitas sumber daya manusia yang berkenaan dengan penerbitan SP2D yang
dilaksanakan oleh organisasi bertujuan agar pegawai selaku sumber daya
manusia yang terlibat mampu menyelesaikan pekerjaan sehubungan dengan
pelayanan kepada tiap satuan kerja. Sehingga pegawai dapat melaksanakan
prosedur penerbitan SP2D, memahami dan melaksanakan sesuai ketentuan.
2.
Satuan Kerja (Satker)
Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER30/PB/2014 Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit
organisasi lini Kementerian Negara/Lembaga atau unit organisasi
Pemerintah
daerah
yang
melaksanakan
kegiatan
Kementerian
Negara/Lembaga dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab pengguna
anggaran.
Dalam modul Bintek Perbendaharaan Tahun 2014 menjelaskan
bahwa satuan kerja adalah adalah Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Barang yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi pada
Kementerian Negara/Lembaga yang melaksanakan satu atau beberapa
kegiatan dari suatu program..
Adapun jenis satuan kerja menurut www.wikiapbn.org, yaitu:
a) Satker Pusat, yaitu adalah satker yang kewenangan dan tanggung
jawabnya melakukan kegiatan pengelolaan anggaran dalam rangka
18
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kantor pusat Kementerian
Negara/Lembaga yang lokasinya dapat berada di pusat dan atau di
daerah.
b) Satker/Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Negara/Lembaga,
yaitu instansi vertikal di daerah yang kewenangan dan tanggung
jawabnya melakukan kegiatan pengelolaan anggaran dalam rangka
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang berasal dari kantor pusat.
c) Satker khusus, yaitu satker yang ditetapkan untuk melaksanakan tugas
pokok dan fungsi dalam melaksanakan program/kegiatan yang dibiayai
dari Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan.
d) Satker Perangkat Daerah (SKPD), yaitu satker di provinsi yang
melaksanakan
tugas
dekonsentrasi
dan
satker
di
provinsi/kabupaten/kota/desa yang melaksanakan tugas pembantuan.
e) Satker Non-Vertikal Tertentu (SNVT), yaitu satker yang bukan
merupakan instansi vertikal Kementerian Negara/Lembaga yang
melakukan kegiatan yang dibiayai dari alokasi anggaran Kementerian
Negara/Lembaga yang bersangkutan.
f) Satker Sementara (SKS), yaitu satker di luar pengertian butir 2 sampai
dengan 5, yang ditetapkan untuk melakukan kegiatan yang dibiayai dari
alokasi anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang kewenangan dan
19
tanggung jawabnya berasal dari Kementerian Negara/Lembaga yang
bersangkutan.
SP2D
diperlukan
oleh
satuan
kerja
sebagai
pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran, sebagai dasar untuk mencairkan
dananya baik sebagai belanja langsung maupun belanja tidak langsung,
SP2D yang cepat terbit dan cepat dicairkan akan mempercepat satuan
kerja dalam memenuhi kebutuhannya baik operasional kantor maupun
non operasional. Dengan demikian hubungan antara SP2D dengan satuan
kerja erat kaitannya, karena satuan kerja membutuhkan SP2D guna
mencairkan dana.
3.
Manajemen Waktu
Menurut Haynes dalam penelitian Nuranto (2013), manajemen
waktu merupakan proses tentang bagaimana seseorang dapat menyelesaikan
pekerjaan dan target yang dilakukan secara efektif. Manajemen waktu
merupakan proses pribadi dan harus sesuai dengan gaya dan lingkungan
individu masing-masing.
Sedangkan
menurut
Forsyth
dalam
Ila,
2015
di
www.pengertianmanajemen.net manajemen waktu adalah bagaimana
seorang individu mampu mengendalikan waktunya sehingga dapat
mencapai produktivitas yang diinginkan dengan efektif. Prinsip dari
20
manajemen
waktu
berhubungan
dengan
bagaimana
individu
bisa
menentukan prioritas dari kegiatan kegiatan yang dijalankannya.
Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan, manajemen waktu
adalah suatu usaha merencanakan, mengorganisasikan, mengaktualisasikan
dan mengontrol atau mengendalikan
kegiatan diri sendiri dalam
menyelesaikan tugas, baik tugas yang diarahkan untuk keperluan diri sendiri
maupun tugas yang diarahkan untuk keperluan orang lain, secara efektif dan
efisien dan serta bagaimana memanfaatkan waktu yang baik.
Dalam kaitannya dengan penerbitan SP2D, manajemen waktu sangat
diperhatikan. Sebab dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) telah diatur
bahwa proses pekerjaan SP2D harus selai dikerjakan pada waktu 1 hari dan
1 jam untuk mencapai target pelayanan yang maksimal. Namun, apabila
pekerjaan SP2D tidak selesai dalam waktu 1 jam, maka proses SP2D
tersebut akan di cancel pengerjaannya. Dilakukannya hal tersebut karena,
agar tidak terjadi pelanggaran terhadap SPM serta dapat selalu memenuhi
target pelayanan publik yaitu 100 persen. Selain itu, manajemen waktu juga
sangat diperhatikan pada saat mengupload data SP2D ke Bank Operasional
yang dituju guna proses pencairan dana, karena terdapat beberapa waktu
untuk cut off upload data SP2D.
21
E. Upaya Penyelesaian Retur SP2D
Menurut PER-30/PB/2014 dijelaskan beberapa upaya penyelesaian Retur
SP2D, yaitu:
1.
Pihak KPPN menerima pemberitahuan atas adanya retur dari aplikasi SPAN
yang telah terintegrasi pada pusat.
2.
KPPN menyampaikan Surat Pemberitahuan Retur SP2D ke KPA/Satker
yang berupa softcopy dan hardcopy.
3.
Berdasarkan
Surat
Pemberitahuan
Retur
tersebut
KPA/Satker
menyampaikan Surat Ralat/Perbaikan Rekening ke KPPN paling lambat 7
hari kerja dengan dilampiri :
4.
a.
Surat Permintaan Perubahan Data Supplier.
b.
SPTJM (Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak)
c.
Rekening Koran/dokumen sumber
Kepala KPPN menerbitkan SPM Retur dan SP2D melalui aplikasi SPAN,
kemudian SP2D dan dokumen pendukung lain diserahkan kepada Seksi
Bank untuk dilakukan upload data ke Bank Operasional yang dituju untuk
dilaksanakan proses pencairan dana.
Download