SIARAN PERS Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa – Indonesia Pada Dialog Bisnis Uni Eropa - Indonesia (EIBD) keempat yang berlangsung di Jakarta hari ini, para pemimpin bisnis Indonesia dan Eropa mengusulkan agar pemerintah Indonesa dan Uni Eropa segera memulai negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA). Konferensi yang bertema "Menambahkan Nilai bagi Kemitraan Komersial Strategis: Menuju CEPA” terfokus pada pengidentifikasian peluang pertumbuhan melalui peningkatan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Uni Eropa (UE). Konferensi ini diselenggarakan oleh KADIN Indonesia dan lima Kamar Dagang Eropa (BritCham, Ekonid, EuroCham, IFCCI dan INA) Dalam pidatonya, Duta Besar Terpilih Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam dan ASEAN H. E. Mr Olof Skoog, menggarisbawahi kebutuhan untuk menjalin hubungan yang lebih erat dalam perdagangan dan investasi. “Dengan UE sebagai pasar ekspor kedua terbesar bagi Indonesia dan investor terbesar kedua di Indonesia, kedua belah pihak akan mendapat manfaat dari kesepakatan kemitraan ekonomi komprehensif. Mempererat hubungan perdagangan dengan UE adalah situasi yang saling menguntungkan, mengingat Indonesia dan UE memiliki ekonomi yang saling melengkapi. Tahun lalu Indonesia menikmati surplus perdagangan hingga 5,7 miliar euro dengan UE. Mencapai sebuah kesepakatan akan meningkatkan perdagangan dengan peningkatan akses terhadap pasar dan tidak kalah penting, hal ini akan menarik lebih banyak lagi investasi Eropa ke Indonesia karena tersedianya kerangka regulasi yang transparan dan terprediksi melalui CEPA” Duta Besar menambahkan, “UE telah memulai negosiasi perdagangan di wilayah ASEAN dengan Thailand, Malaysia dan Vietnam serta telah mencapai kesepakatan dan penandatanganan dengan Singapura. Kami mencatat perkembangan yang baik dalam sejumlah negosiasi ini. Kami yakin Indonesia juga akan menjadi contoh yang sempurna dalam memulai negosiasi CEPA yang mendalam dan komprehensif. Ketika kesepakatan dicapai dengan negara-negara ASEAN, resikonya adalah Indonesia akan kehilangan daya tarik, dan tertinggal dalam hal perdagangan dan investasi Uni Eropa di kawasan Asia. Kita perlu menghindari skenario tersebut.” Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Chris Kanter mengemukakan bahwa berbeda dari hubungan bilateral lainnya, Indonesia dan UE memiliki kepentingan yang saling melengkapi. "Kita membutuhkan investasi Eropa, dan Eropa perlu pasar negara berkembang. Keduanya merupakan mitra yang sempurna." Ketua Kamar Dagang Eropa di Indonesia Jakob Friis Sorensen mengatakan: "Ekonomi Indonesia dan Eropa saling melengkapi. Bisnis Eropa dapat memberi solusi bagi setiap tantangan di Indonesia -- di setiap sektor. Dengan demikian kita perlu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi dan kemitraan". Forum dialog tahunan yang penting ini -- yang mencakup diskusi meja bundar, diskusi panel dan beberapa pertemuan sektoral-- menghasilkan solusi konkret dan rekomendasi bersama mengenai isu yang mempengaruhi perdagangan dan investasi antara UE dan Indonesia. Diskusi meja bundar para CEO yang mewakili perusahaan Eropa dan Indonesia mengusukkan agar pemerintah Indonesia dan UE agar segera menegosiasikan CEPA. Manfaat yang akan diperoleh dari kesepakatan yang penting ini dalam hal peningkatan perdagangan dan investasi terutama didiskusikan bagi UKM dan sangat relevan mengingat bisnis adalah bagian dari rantai pasokan global. Terlepas dari kekhawatiran bahwa CEPA akan menimbulkan lebih banyak kompetisi, pada dialog ini digarisbawahi bahwa mengingat hubungan perdagangan UE – Indonesia yang saling melengkapi, CEPA justru akan menarik lebih banyak perdagangan dan investasi dengan menciptakan iklim bisnis yang lebih baik. Berdasarkan peraturan WTO, tarif istimewa akan segera berakhir dan perwakilan dari sektor-sektor tertentu secara kuat meminta agar CEPA dapat dilangsungkan agar sektor-sektor tersebut dapat bersaing di arena global. Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa direkomendasikan agar kembali fokus pada upaya memulai negosiasi dan segera menyepakati CEPA agar kedua belah pihak sama-sama memperoleh manfaat dari kemitaan yang lebih erat dan kuat. Rekomendasi yang disusun selama konferensi dua hari ini akan disampaikan kepada Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Komisi Eropa untuk membantu meningkatkan peluang perdagangan dan investasi dan sebagai masukan dalam negosiasi CEPA yang sedang berlangsung. UE dan Indonesia telah membangun hubungan komersial yang kuat, dengan perdagangan bilateral bernilai sekitar EUR 25 miliar pada tahun 2012. Selain itu, Uni Eropa adalah investor kedua terbesar dalam perekonomian Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, diperkirakan 1000 perusahaan Eropa telah berinvestasi sekitar EUR 130 miliar ke dalam perekonomian Indonesia dan secara langsung mempekerjakan 1,1 juta orang Indonesia. Meskipun Indonesia adalah ekonomi terbesar di ASEAN namun keseluruhan perdagangan bilateral UE - Indonesia yang mencapai rekor tertinggi EUR 25 miliar masih jauh di bawah beberapa negara tetangga lain di kawasan Asia Tenggara (Singapura - EUR 52 miliar, Malaysia - EUR 35 miliar dan Thailand - EUR 32 miliar). Lebih jauh lagi, meskipun UE merupakan salah satu sumber terbesar Foreign Direct Investment (FDI) bagi Indonesia selama periode 2004-2010 , Indonesia hanya menerima 1,6 % dari semua FDI UE ke Asia, dan hanya 6 % dari semua investasi UE yang mengalir ke kawasan ASEAN. Berdasar latar belakang ini pemimpin bisnis Indonesia dan Eropa menekankan bahwa sudah saatnya untuk menambah nilai kemitraan komersial strategis antara UE dan Indonesia dengan bergerak menuju CEPA. Dengan mempertimbangkan khususnya, komplementaritas ekonomi Eropa dan Indonesia serta gambaran ekonomi positif baru-baru ini di beberapa pasar Eropa, sangatlah penting untuk memanfaatkan potensi besar perdagangan dan investasi UE - Indonesia. Informasi lebih lanjut: Dokumen ini, seluruh rekomendasi EIBD, presentasi, makalah latar belakang, dan foto tersedia pada situs www.eibd-conference.com Kontak pers: Gadizsa Zselamart | [email protected] | 021-72159000 ext. 121 | 081289939364 Sarah Fitrisia | [email protected] | 021-72159000 ext. 179 | 08176015899 LATAR BELAKANG 4 EU-Indonesia Business Dialogue Conference 2013 th Apa itu EIBD? EU-Indonesia Business Dialogue (EIBD) atau Dialog Bisnis UE-Indonesia dimulai tahun 2009 sebagai forum business-to-business dengan tujuan meningkatkan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan UE. Di tahun yang sama pemerintah Indonesia dan Uni Eropa mengundang perwakilan dari sektor swasta untuk bersama-sama mengusahakan peluang pertumbuhan dalam perdagangan dan investasi. EIBD diatur dan diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia) dan sejumlah asosiasi bisnis anggotanya serta lima Kamar Dagang Eropa yang berbasis di Jakarta (BritCham, EKONID, EuroCham, IFCCI dan INA). Kerja sektoral dan lintas sektor EIBD yang kini berjalan mengarah pada konferensi tingkat tinggi tahunan. Konferensi keempat berlangsung di Jakarta pada 21 dan 22 Oktober, dengan tema "Menambahkan Nilai untuk Kemitraan Komersial Strategis: Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA)". Perkembangan sejauh ini Sejak tahun 2009, masukan dan rekomendasi yang dikembangkan oleh EIBD telah membantu memperbaiki iklim untuk melakukan bisnis antara Indonesia dan UE. Peraturan sektoral telah difasilitasi, memungkinkan akses pasar bagi kedua sisi. Indonesia, misalnya, akan memperoleh akses pasar bagi kayu ramah lingkungan ke pasar-pasar UE. EIBD 2012 mengusulkan kedua pemerintah untuk menegosiasikan CEPA dan dalam sejumlah besar pertemuan dan seminar, EIBD dan para pemangku kepentingan telah mengevaluasi manfaat dari CEPA maupun hambatan-hambatan potensialnya. Konferensi EIBD 2013 menawarkan kesempatan baik untuk mengambil langkah agar dapat memulai negosiasi CEPA . Apa yang dapat diharapkan dari Konferensi EIBD 2013? Konferensi EIBD 2013 akan menyajikan rekomendasi dari komunitas bisnis UE dan Indonesia kepada kedua pemerintah. Selama lebih dari setahun, sejumlah Kelompok Kerja bilateral telah mengevaluasi hubungan perdagangan dan investasi yang ada dan mengidentifikasi area yang memiliki potensi pertumbuhan. Tahun ini kelompok kerja pada konferensi EIBD mencakup lima sektor, yaitu Otomotif, Makanan & Minuman, Infrastruktur, Farmasi, Tekstil & Alas Kaki, serta topik lintas sektor mengenai Keberlanjutan. Kelompok-kelompok kerja ini bertujuan untuk menentukan situasi yang akan menguntungkan kedua belah pihak dan juga di mana dan bagaimana bisnis membutuhkan dukungan dari kedua pemerintah, terutama dalam hal pengembangan kapasitas pengusaha Indonesia. Untuk mencapai tujuan ini, kelompok-kelompok kerja ini akan merekomendasikan area prioritas kepada pemerintah yang akan membantu untuk mencapai potensi yang belum dimanfaatkan.