NILAI ENERGI BAHAN MAKANAN

advertisement
NILAI ENERGI BAHAN MAKANAN
BAB VII
Dasar-dasar pengertian beberapa istilah.

Calorie (cal = satuan kalori kecil) dalam ilmu makanan ternak adalah jumlah
panas yng dibutuhkan untuk meningkatkan temperatur 1 gram air dari 14,5 ºC
menjadi 15,5 ºC.

K.cal = kilo calori ialah 1000 kalori kecil.

Megacal = 1000 k.cal = 1 juta kalori kecil.

Grosss energy (GE) : adalah jumlah panas dalam kalori yang dihasilkan
apabila
substansi
makanan
dioksider
secara
menyeluruh
sehingga
menghasilkan CO2, H2O dan gas-gas lain di dalam bomb kalorimeter.

Energy bruto (GEi) : berat kering makanan yang dikonsomsikan kali GE dari
makan persatuan berat bahan kering.

Energy faeces / Feacal energy (FE) : adalah gross energy dari faeces. Ini
terdiri dari energy zat-zat yang tidak dapat dicerna dan fraksi metabolis dari
faeces.
FE = berat kering dari faeces kail GE faeces per unit berat kering faeces.

Urinary energy (UE) : adalah gross energy dari urine. Termasuk didalamnya
energy dari non oxidized portion dari makanan yang diabsorbsi dan energy
yang terdapat dalam urine.

Gaseons Products of Digestion (GPD) : adalah energy dari gas-gas yang
mudah terbakar yang dihasilkan di dalam trachus digestivus dengan jalan
fermentasi dari ransum. Sebagian besar gas tersebut berbentuk gas methane.

Metabolyzable Energy (ME) : adalah energi yang terhimpun dalam zat-zat
yang dapat dicerna dikurangi dengan energi yang ada dalam urine (UE) dan
energi dalam gas-gas (GPD) juga disebut Energi Tersedia atau Available
Energy.

Heat Incerment (HI) disebut pula Energy Thermis : ialah energi yang
digunakan untuk pengunyahan dan proses pencernaan makanan.

Net Energy (NE). NE=ME-HI. Adalah energi yang digunakan untuk hidup
pokok (Nem) dan untuk berproduksi (Nep).
PENGUKURAN NILAI NUTRISI
Nilai nutrisi biasanya dibatasi untuk penentuan-penentuan energi dan
protein ; mineral dan vitamin diperhatikan secara terpisah.
Nilai energi dari bahan makanan dapat dinyatakan dengan cara yang
berbeda-beda. Pernyataan mengenai nilai energi bisa didapatkan secara langsung
dengan penelitian atau dihitung dengan menggunakan faktor-faktor yang
dimilikinya. Perlu diketahui bahwa faktor-faktor ini bagi peneliti yang berbeda
mempunyai nilai yang berbeda, jadi faktor-faktor tersebut hanya merupakan ratarata saja.
Nilai Energi
Gross Energy. Gross Energy didefinisikan sebagai energi yang dinyatakan dalam
panas bila suatu zat dioksider secara sempurna menjadi CO2 dan air. Tentu saja
CO2 dan air ini masih mengandung energi, akan tetapi dianggap mempunyai
tingkat nol karena hewan sudah tidak bisa memecah zat-zat melebihi CO2 dan air.
Gross Energy diukur dengan alat bomb calorymeter. Apabila N dan S terdapat
dalam senyawa disamping karbon, H dan O (C, H dan O), unsur-unsur tersebut
akan timbul sebagai oksida nitrogen dan sulfur pada waktu senyawa itu dioksider
dalam bomb calorymeter.
Nilai-nilai tertentu dari Gross Energy dapat dilihat dalam tabel 5. Nilainilai tersebut dan nilai-nilai lainnya apabila dirata-ratakan menurut 3 kelompok
makanan utama memberikan suatu gambaran yang dapat dilihat dalam tabel 6
kolom 2 dan 3.
Tabel 5. Panas pemabkaran, atau nilai graoss energy (Maynard, L. A.
Animal Nutrition, Mc Graw Hill, 2nd Ed, 1947 Copyright, 1983,
1947).
Tabel 6.
Senyawa
Panas pembakaran (Kcal/gr)
Glucose
3,76
Sucrose
3,96
Gula
4,23
Lemak mentega
9,21
Lemak
9,48
Lemak biji-bijian
9,33
Casein
5,86
Elastin
5,96
Gliadin
5,74
Rata-rata panas pembakaran dengan berbagai koreksi yang
digunakan untuk memberikan nilai-nilai fisiologi. Imbangan dari nilainilai akhir yang telah dibetulkan dengan mengambil karbohidrat sebagai
satuan. (Berdasarkan Wood, T. B. Animal Nutrition, University Tutorial
Press, 1924).
Nilai energi
Senyawa
Panas pemabkaran disesuaikan Ratio berdi laboratorium dengan
kehilangan dengan kehil. Dasarkan seb. Absorbsi. Kolom 7.
Kcal/g
Kcal/lb
Kcal/g
Kcal/lb
Kcal/g
Kcal/lb
Karbohidrat
4,10
1.861
3,76
1.77
3,76
1.77
1,00
Protein
5,80
2.633
5,80
2.633
4,70
2.133
1,25
Lemak
9,30
4.222
8,80
4.000
8,80
4.000
2,34
Dapat dilihat bahwa lemak lebih kaya akan energi daripada karbohidrat maupun
protein.
Energy dapat dicerna. Bila gross energy dari faeces dikurangkan dari gross energy
makanan, kedua nilai tersebut didapatkan dengan alat bomb calorimeter, dan
faeces tersebut didapatkan pada keadaan experiment yang terkontrol, perbedaan
tersebut merupakan energi dapat dicerna.
Jadi : Gross energy makan – gross energy faeces = energy dapat dicerna. (D.E).
Dengan perkataan lain energi dapat dicerna merupakan kandungan energi
dari bagian makanan itu yang nampaknya dapat dicerna dan diabsorbsi. Nilai ini
merupakan suatu petunjuk yang baik untuk menilai nutrisi daripada gross energy.
Walaupun demikian gas-gas sisa terutama methan dapat dihasilkan dan
dilepaskan akan tetapi dihitung sebagai telah dicerna dan absorbsi. Kehilangankehilangan seperti itu dapat diabaiakan pada hewan non ruminansia, tetapi pada
ruminan perlu dibetulkan dari kehilangan energi tambahan itu sebagai methan
untuk mendapatkan nilai energi dapat dicerna yang benar.
Biasanya diadakan pembentukan koefisien daya cerna dengan mengadakan
perhitungan terhadap produk excretory yang benar, dan tidak mengadakan
pembetulan dari kehilangan yang ditimbulkan karena methan, tetapi bukan dengan
kesalahan-kesalahan yang yang berhubungan dengan excretory yang sebenarnya.
Hal ini sudah semestinya karena pada penelitian-penelitian energi produk
excretory yang sebenarnya merupakan suatu kehilangan yang harus diperhatikan.
Pembetulan terhadap methan di dalam mempelajari energi merupakan suatu
pembetulan yang besar dari pada dalam hal memelajari daya cerna.
Jadi
:
Gross energy makanan – (gross energy faeces + gross energy methan) =
energi dapat dicerna yang sebenarnya.
Persamaan ini dapat disempurnakan dengan mengalikan gross energy
methan dengan faktor 1,8.
Hal ini sehubungan dengan kehilangan panas
tambahan oleh fermentasi pada waktu methan itu dihasilkan.
Perlu juga dicatat bahwa produksi methan ini dapat dihitung dari
persamaan-perasamaan yang berdasarkan pada daya cerna energi atau daya cerna
karbohidrat ransum tersebut.
Untuk mendapatkan nilai-nilai energi yang dapat dicerna dengan
perhitungan-perhitungan memerlukan penelitian yang mana makanan . faeces dan
gas-gas sisa (methan) dikumpulkan dan diambil sample-nya dan dihitung gross
energynya. Akan tetapi suatu cara lain untuk mendapatkan hasil yang serupa
terdapat juga, bila penggunaannya dibuat dari data banyak percobaan daya cerna
yang telah dilakukan terhadap kelas makanan yang dipelajari dan terhadap
kelompok hewan yang diberi makan.
Rata-rata gross energy karbohidrat
diketahui adalah 4,1 kcal/g dan bial perhitungan dilakukan untuk fermentasi nilai
rata-rata ini menurun menjadi 3,76 karena methan yang dibentuk selama
fermentasi membawa beberapa energy kimia dari karbohidrat. Pembetulan ini
tidak bisa digunakan untuk kehilangan yang lebih lanjut dalam panas fermentasi
dan lebih lanjut hal ini tidak perlu pada non ruminan, karena methan yang
dihasilkan sedikit sekali. Lemak mempunyai nilai 9,3, tetapi ini merupakan lemak
murni, sedangkan dalam bahan makanan alam lemak yang terdapat di dalamnya
bukanlah lemak murni akan tetapi ekstrak eter. Untuk menghitung ini lemak
diturunkan dari 9,3 menjadi 8,8 kcal/g (Tabel 6 kolom 4 dan 5). Pada tahap ini
protein tidak memrlukan pembetulan (lihat dibawah).
Jadi dengan menggunakan faktor-faktor kolom 5 tabel 6 dan mengalikan
bahan-bahan makanan dapat dicerna itu dengan faktor-faktor ini dadapatkan nilai
energi dapat dicerna (contoh – I),
Contoh – I. Perhitungan energi dapat dicerna, TDN, ME, dan gross digestible
energy.
Dengan menggunakan bungkil kacang sebagai contoh yang mengandung :
42,0 % protein kasar dapat dicerna, 6,8 % extrak eter dd., 19,7 % BETN dd, 0,5 %
S.K. dd.
A. Energi dapat dicerna per 100 lb.
Dikalikan dengan faktor-faktor yang dimiliki :
Protein kasar dapat dicerna
Extrak eter dapat dicerna
BETN dapat dicerna
S.K dapat dicerna
42,0 x 2.633 = 110.586 kcal
6,8 x 4.000 = 27.200 kcal
19,7 x 1.707 = 33.627 kcal
0,5 x 1.707 =
854 kcal
172.267 kcal
Energi dapat dicerna itu (bukan gross digestible energy) adalah 172.267
kcal / lb. Nilai ini adalah energi yang dapat dicerna yang sebenarnya karena
disesuaikan dengan kehilangan methan tetapi tidak disesuaikan dengan kehilangan
panas fermentasi methan.
B. TDN per 100 lb.
Untuk menimbang nilai extrak eter karena kandungan energinya yang
tinggi, pertama-tama dikalikan dengan faktor 2,25.
Jadi extrak eter dapat dicerna 6,8 x 2,25 = 15,3.
Kemudian :
Protein kasar dapt dicerna
42,0 lb.
Extrak eter dapat dicerna
15,3 lb. (tertimbang).
BETN dapat dicerna
19,7 lb.
S.K. dapat dicerna
0,5 lb.
77,5 lb TDN
C. Energi metabolis per 100 lb.
Dikalikan dengan faktor-faktor yang dimiliki.
Protein kasardapat dicerna
42,0 x 2.123 = 89.586 kcal
Extrak eter dapat dicerna
6,8 x 4.000 = 27.200 kcal
BETN dapat dicerna
S.K. dapat dicerna
19,7 x 1.707 = 33.627 kcal
0,5 x 1.707 =
854 kcal
151.267 kcal
Jadi energi metabolis = 151.267 kcal / lb.
Ini adalah energi dapat dicerna dikurangi yang hilang dari urine.
D. Gross digestible energy (dinyatakan sebagai pati) per 100 lb.
Dikalikan dengan faktor-faktor yang dimiliki.
Protein kasar dapat dicerna
Extrak eter dapat dicerna
BETN dapat dicerna
S.K. dapat dicerna
42,0 x 1,25 = 52,50 lb.
6,8 x 2,34 = 15,91 lb.
19,7 x 1,00 = 19,70 lb.
0,5 x 1,00 = 0,50 lb.
88,61 lb.
Jadi gross digestable energynya adalah 88,61 lb. Per 100 lb.
Ini berarti bahwa 88,61 lb. Pati akan menghasilkan energi pada tubuh itu sebanyak
yang dihasilkan oleh 100 lb. bahan makanan itu.
Sekarang 1 lb. pati menghasilkan 1.707 kcal energi pada tubuh itu, jadi kandungan
energi dari 88,61 lb. pati adalah : 88,61 x 1.707 = 151.257 kcal.
Jadi gross digestible energy (dinyatakan sebagai pati) merupakan cara lain untuk
menyatakan ME, dan tidak sama dengan energi dapat dicerna (DE).
Sekarang ini lebih banyak digunakan suatu sistim yang berdasarkan
pendapat yang sama, adalah menggunakan suatu nilai yang dikenal sebagai TDN.
Dalam hal ini, dianggap bahwa lemak mempunyai 2,25 kali energi lebih banyak
dari karbohidrat maupun protein. Oleh karena itu, nilai lemak dapat dicerna
dikalikan dengan 2,25 sebelum menambahkan nilai itu pada bahan-bahan dapat
dicerna lainnya (contoh I B).
Cara ini seperti juga yang lainnya, menganggap bahwa energi dapat
dicerna dari berbagai ransum digunakan secara sama pada semua tingkat
pemberian makan dan untuk semua tujuan produksi.
Hal ini tidak benar.
Dikatakan bahwa hal tersebut benar untuk ransum yang seimbang, akan tetapi
sulit untuk mendefinisikan ransum semacam itu. Lepas dari masalah tersebut perlu
diketahui bahwa sistim TDN telah diperkenalkan ke negara ini, baru-baru ini
dalam bulletin kementrian pertanian no. 48;: Rationspor Livestock, sebagai suatu
cara penghitungan pemberian makan pada babi perlu diketahui bahwa ini
mempunyai hubungan yang erat dengan ME.
Energi metabolis. Energi dapat dicerna yang sebenarnya, terdapat dalam
senyawa-senyawa kimia yang mana melalui tubuh hewan itu dengan cara
absorbsi, akan tetapi energi ini tidak semuanya digunakan oleh hewan itu, karena
ada yang dalam urine. Ini adalah gross energy urine dan dapat dihitung dengan
alat bomb calorimeter juga. Apabila ini diperhitungkan maka sisanya merupakan
ME.
Jadi :
Energi dapat dicerna yang sebenarnya gross energy urine = ME.
Atau
Gross energy G.E. makanan – (gross energy F.E faeces + gross CPD energy
methan + gross energi urine) + M.E.
M.E. yang disesuaikan dengan panas fermentasi, didapatkan apabila nilai
gross energy methan dikalikan dengan faktor 1,8.
Nilai ME dapat dihitung dengan menentukan gross energy makanan dan
excreta padat, cair dan gas, dengan menggunakan bomb calorymeter: tetapi harus
dilakukan penelitian yang lengkap. Masih ada cara lain dalam mengadakan
perhitungan itu. Telah dapat dilihat bahwa nilai-nilai energi untuk karbohidrat
dan lemak dapat disesuaikan untuk memberikan nilai energi fisiologis yang agak
rendah daripada nilai laboratoris.
Nilai protein dapat disesuaikan juga dengan mengadakan perhitungan
bagian energi kimia dari protein itu yang terlapas dari tubuh dalam bentuk urea;
penyesuaian ini menurun dari 5,8 menjadi 4,7 kcal / g protein (tabel 6 kolom 6
dan 7).
Walaupun demikian perlu diingat bahwa ada beberapa perbedaan
pendapat tentang nilai 5,8 itu, peneliti-peneliti lain lebih senang menggunakan
nilai 5,7 dan lebih jauh penurunan sebesar 1,1 tersebut tidak diterima oleh semua
peneliti-peneliti dan biar bagaimanapun akan mengubah klas-klas ternak yang
berbeda.
Dengan memakai nilai-nilai faktor fisiologi (tabel 6, kolom 7), dan dengan
mengalikan unsur-unsur pencernakan dari bahan makanan oleh faktor-faktornya
yang layak, didapatkan ME yang dihitung (misal I C).
Belum lama ini telah dibuktikan oleh Carpenter dan Clegg bahwa untuk
ransum ayam ME boleh dihitung dari hasil analisa kimia.
Jadi :
ME (kcal per kg) = 38 [(persen protein kasar) + 2,25 (persen esktrak eter) +
1,1 (persen pati) + (persen gula)] + 53.
Bahan makanan dengan demikian dapat dievaluasi atas dasar ME, yang
secara luas digunakan sebagai ukuran energi dari isi makanan dalam ranmsum
ayam. Blaxter juga menganjurkan basis ini dalam hubungan lain. Adalah penting
juga untuk mengenal lagi bahwa ME tidak menggambarkan dengan sesungguhnya
faedah sesuatu makanan terhadap hewan, pula bukan sesuatu yang tetap, oleh
karena telah dibuktikan bahwa pada makanan yang penuh ME nya lebih rendah
daripada dalam makanan yang kurang. Meskipun demikian sebelum memikirkan
akan suatu pemurnian lebih lanjut, hal-hal yang ada hubungannya dengan ME
harus diperhatikan.
Pertama, jika ME makanan dipengaruhi oleh endapan protein, akan lebih
berharga daripada jika dipengaruhi oleh produksi panas karena oksidasi, oleh
karena yang pertama tidak menghasilkan pengurangan urea dalam urine
sedangkan yang terakhir ini kehilangan urea dalam urine. Meskipun demikian
akan terdapat kesalahan-kesalahan hanya jika memakai faktor-faktor standart,
tidak demikian jika ME diukur dengan langsung.
memindahkan
4,7
jika
endapan
protein
Tentunya faktor 5,8 bisa
diindahkan
asalkan
dijamin
penggunaannya 100%.
Kedua, telah dibuktikan bahwa untuk ransum yang dicampur timbul
hubungan antara energi metabolis dengan jumlah zat-zat makanan yang dapat
dicerna. Nilai-nilai yang biasa digunakan :
1 1b. seluruh makanan yang dicerna mengandung 1,616 kcal. ME.
Ketiga, hal yang ketiga ini ada kaitannya dengan waktu-waktu yang
tertentu yang bisa menimbulkan sesuatu salah pengertian.
Jika nilai-nilai untuk unsur-unsur pencernaan dari bahan makan dikalikan
dengan faktor-faktor yang layak yang tercantum dalam tabel 6 kolom 8
(perimbangan pokok) kemudian dijumlah, akan didapat suatu angka yang
menunjukkan gross energy dapat dicerna dimana dapat diwujudkan sebagai pati.
Nilai ini sungguh-sungguh mewujudkan idea bahwa jumlah pati yang dapat
dicerna dengan baik akan menghasilkan jumlah energi badan yang sama sebagai
bahan makanan yang dibicarakan dan jelas ini adalah perwujudan ME yang
diberikan. Maka apabila nilai gross energy bisa dicerna bisa ditambah dengan
adanya faktor-faktor dari energi yang berada dalam pati kemudian nilai dari energi
yang bisa dimetabolisir dalam kcal bisa diperoleh. (contoh I D).
Jadi hal-hal yang tidak menguntungkan bagi gross energi bisa dicerna
adalah bahwa itu adalah suatu nilai energi bisa dicerna melainkan energi yang bisa
dimetabolisir, selanjutnya ini telah ditunjukkan sebagai daya tahan strarch
equivalent dan akan sama saja tidak menguntungkan bila daya tahan tersebut
masih menyebabkan kebingungan dalam hubungannya terhadap produksi dari
Kellner yaitu strarch equivalent, strarch equivalent biasa akan dibicarakan
kemudian.
Penggunaan istilah gross energy dapat dicerna dan daya tahan strarch
equivalent sekarang harus kita kesampingkan dahulu.
Net Energy (NE) bila makanan telah dimakan selalu ada penambahan
panas tubuh.
Kenaikan ini berasal dari masticasi dan penambahan gerakan
intestinal, fermentasi dalam retikulorumen, rangsangan terhadap sekresi cairan
pencernaan dan sebuah rangsangan langsung terhadap metabolisme. Jumlah dari
semua efek ini diukur dalam panas yang dihasilkan, yang dinyatakan dalam
spesifik dynamic efect (S.D.A) atau tyhermic energy. Pertambahan produksi
panas per unit dari makanan ekstra dapat juga disebut panas tambahan (heat
increament).
Bila nilai untuk thermic energy dikurangkan dengan energy
metabolis maka perbedaanya merupakan net energy.
Metabolis energy – thermic energy = net energy
(M.E.)
(H.I.)
(N.E.)
net energy dapat digunakan untuk tiga dasar keperluan. Pertama, dipandangan
sebagai simpanan energi untuk melakukan fungsi pokok, seperti mempertahankan
organ-organ tubuh dari posisinya, menggerakkan internal organ dan bahkan untuk
mencukupi keperluan energi untuk berdiri.
Pada akhirnya semua energi ini
dinyatakan sebagai panas.
Kedua, dapat digunakan untuk menghasilkan gerakan eksternal, misalnya
beraknya binatang itu dari tempat ke tempat lain, atau menggerakkan pedati
dengan sebaik-baiknya. Pertama dan kedua disebut Net Energy for Maintenance
(NEm).
Ketiga, Net Energy dapat disimpan sebagai energi kimia dalam tubuh,
misalnya lemak yang menempel pada binatang itu. Simpanan energi ini dapat
digunakan hewan itu kemudian bila diperlukan. Demikian juga simpanan energi
kimia dapat berbentuk telur atau susu. Disebut Net Energy for Production (NEp)
atau NE gain. Dalam sesuatu hal ini akan bisa hilang pada ternak tertentu, tetapi
mungkin digunakan oleh manusia atau hewan itu sebagai sumber energi
keturunannya. Dalam proses produksi, termasuk kerja maka Net Energy akan
ditunjukkan oleh nilai energi dari hasilnya dan sisa dari metabolis energi akan
berbentuk panas.
Net energy dari makanan sangat berguna baik untuk daya tahan ataupu n
produksi. Dan untuk langkah selanjutnya kita akan mengukurnya.
Adalah mungkin dalam pengukuran gross energy dengan menggunakan
keseimbangan energi, energi dapat dicerna, metabolis energi dan produksi panas.
Akan tetapi bila kita mengetahui bahwa binatang itu tidak beraktifitas nilai net
energy dinyatakan dengan energy yang disimpan dalam tubuh ditambah dengan
energy yang digunakan untuk melakukan fungsi pokok, yang mana akan
dinyatakan sebagai panas. Maka hal ini dapat dilihat bahwa keseimbangan energy
dari tipe yang umum tidak dapat digunakan untuk memperoleh suatu angka dari
net energy, sebab dia terdiri dari simpanan energy ditambah dengan bagian dari
produksi panas yang tidak diketahui, yang mana berasal dari kenaikan energy
untuk melakukan fungsi vital ditambah dengan thermic energy.
Armsby,
menyelesaikan
seorang
yang
menciptakan
kesukaran-kesukaran
dengan
konsep
dari
net
energy,
mengemukakan
dua
macam
percobaan tentang keseimbangan energy dengan menggunakan dua macam
standart makanan yang berbeda dan dari rasio yang sama yang masing-masing
dibawah pengawasan. Kemudian dengan cara yang bermacam-macam dia bisa
menghitung nilai net energy dengan menyamakan penambahan makanan terhadap
akibat penyimpanan dalam jaringan-jaringan (contoh II).
Contoh II.
Perhitungan nilai net energy dari data-data percobaan (Armsby H.P,
Animal Nutrition thn 1917, Macmillan Co.)
Bila lembu yang dikebiri diberi makan dengan rumput kering pada dua
level yang masing-masing dibawah pengawasan dan dikerjakan pula pengukuran
terhadap energy serta produksi panasnya.
Rumput kering tadi mengandung 935 kcal dari meabolis energy per lbs.
Percobaan
Rumput
kering dalam
lb.
1
6.17
Metabolis
energy yang
diperoleh
Kcal
5,768
Kcal
8,064
Energy yang
hilang dari
tubuh
Kcal
2,296
2
10.21
9,544
9,812
268
Perbedaan
4.04
3,776
1,748
2,028
Perbedaan
per lb.
1.00
935
433
502
Panas yang
diproduksi
Maka 1 lb. rumput kering mengandung 935 kcal metabolis energy yang mana dari
433 kcal hilang sebagai panas.
Pertambahan dari produksi panas dengan
bertambahnya konsumsi makanan biasanya dinyatakan sebagai panas tambahan
(increament). Sisa 502 kcal memperkecil hilangnya energy dari tubuh dengan
kata lain, 1 lb. rumput kering dengan ransum dibawah standart pemeliharaan akan
menurunkan pengrusakan jaringan-jaringan tubuh oleh sejumlah energy yang
setara dengan 502 kcal. energy ini adalah energy rumput kering.
Percobaan ini dilakukan dalam usaha penggemukan lembu-lembu kebiri
dan perhitungan nilai Net Energy oleh Armsby didasarkan atas data dari Kellner.
Dengan cara ini maka nilai Net Energy dapat diperoleh, tetapi dengan suatu
anggapan bahwa nilai NE adalah konstan pada semua tingkat nutrisi atau dengan
kata lain ada hubungan langsung antara NE dan GE. Pendapat ini sekarang
dinyatakan tidak tepat. NE berkurang dengan bertambahnya nilai dari tingkat
nutirisi (sebagian, tidak menyeluruh), berkat adanya pengurangan ME.
NE pada level pemberian makanan yang tetap akan berbeda pula untuk
tipe produksi yang berbeda. Sebagai contoh, dari 1000 Kcal ME, 693 Kcal NE
dapat diperoleh dari susu, tetapi hanya 575 Kcal yang untuk penggemukan
disebabkan nilai-nilai yang berbeda dari thermic energy (H.I.) yang berhubungan
dengan proses tersebut. Selanjutnya nilai NE untuk pemeliharaan tidak sama
dengan NE untuk penggemukan.
Niali NE secara teoritis adalah cara yang paling benar dalam penilain nilai
nutrisi, sebab telah diperhiutngkan segala bentuk penyusutan energy dalam proses
metabolisme. Meskipun demikian penggunaannya didalam praktek tidak begitu
cocok.
-
Angka Manfaat (AM)
Adalah angak prosentase yang didapat dari
NE x 100
DE
Sebagai penutup dari bab ini, dibawah ini akan dituliskan bagan terjadinya Net
Energy.
Energy makanan (G.E.)
-- FE
Digestible Energy (DE)
--UE
--GPD
Metaboliza ble Energy (ME)
--HI
NET ENERGY (NE)
NEm (untuk pokok hidup)
Nep (untuk produksi).
Download