Pembahasan Tentir UTS PIH 2016

advertisement
Departemen Pendidikan & Keilmuan BEM FHUI 2016
PEMBAHASAN TENTIR UTS PIH 2016
1. Jelaskan perbedaan yang terdapat diantara PIH (Pengantar Ilmu Hukum) dengan PHI
(Pengantar Hukum Indonesia)!
PIH (Pengantar Ilmu Hukum)
objek dari PIH yaitu mempelajari hukum secara umum (pengertian-pengertian pokok, disiplin
hukum, dan asas-asas hukumnya)
PIH bersifat universal, tidak terikat ruang dan waktu, pengetahuan mengenai hukum secara umum di
seluruh dunia
PHI (Pengantar Hukum Indonesia)
objek dari PHI yaitu hukum positif di Indonesia seperti pidana, perdata, HTN, HAN, dsb
PHI bersifat terikat pada tempat dan waktu tertentu serta cakupannya hanya terdapat di Indonesia
2. Jelaskan pengertian atau definisi hukum!
Belum ada definisi ajeg mengenai hukum karena luasnya ruang lingkup hukum mencakup banyak segi
dan aspek. Berikut adalah pengertian hukum menurut masyarakat pada umumnya. Menurut Soerjono
Soekanto yaitu:
1. Hukum sebagai Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan yang tersusun secara sistematis
2. Hukum sebagai Disiplin
Sistem ajaran mengenai kenyataan dan gejala-gejala yang dihadapi
3. Hukum sebagai Kaedah
Pedoman sikap tindak yang pantas atau yang diharapkan
4. Hukum sebagai Tata Hukum
Struktur dan proses perangkat kaedah-kaedah hukum yang berlaku pada waktu dan tempat tertentu,
serta bentuknya tertulis
5. Hukum sebagai Petugas
Pribadi-pribadi yang berhubungan erat dengan penegakan hukum (pejabat hukum seperti polisi, jaksa,
hakim, dsb)
6. Hukum sebagai Keputusan Penguasa
Hasil atau proses pertimbangan/kebijakan penguasa
7. Hukum sebagai Proses Pemerintahan
Proses hubungan timbal balik antara unsur-unsur pokok dalam sistem kenegaraan
8. Hukum sebagai Perikelakuan Ajeg
Perikelakuan yang diulang-ulang dengan cara sama dan bertujuan untuk mencapai kedamaian
9. Hukum sebagai Jalinan Nilai-Nilai
Jalinan dari konsep-konsep abstrak tentang apa yang baik dan buruk
3. Jelaskan ruang lingkup disiplin hukum!
Disiplin Analitis: yaitu sistem ajaran yang menganalisis, memahami serta mejelaskan gejala -gejala
yang dihadapi.
Disiplin preskriptif adalah sistem ajaran yang menentukan apa seyogyanya dilakukan dalam
menghadapi kenyataan-kenyataan tertentu.
Departemen Pendidikan & Keilmuan BEM FHUI 2016
I. Ilmu Hukum yaitu kumpulan dari berbagai cabang ilmu pengetahuan yang terbagi atas pengertian,
kaedah, dan kenyataan.
-Ilmu tentang kaedah yaitu ilmu yang menelaah hukum sebagai kaedah atau sistem kaedah,
berhubungan dengan dogmatik hukum/sistem hukum.
-Ilmu tentang pengertian yaitu ilmu tentang pengertian pengertian pokok dalam hukum (subjek
hukum, dll)
-Ilmu tentang kenyataan yang menyoroti hukum sebagai perikelakuan atau sikap tindak yang
mencakup Sosiologi hukum, Antropologi hukum, Psikologi Hukum, Perbandingan hukum dan Sejarah
hukum.
- Sosiologi hukum, secara empiris dan analitis mempelajari hubungan timbal balik antara hukum
sebagai gejala sosial dengan gejala sosial lain (Soerjono Soekanto)
- Antropologi hukum, mempelajari pola-pola sengketa dan penyelesaiannya, maupun masyarakat
yang sedang mengalami proses perkembangan dan pembangunan/proses modernisasi (Charles
Winick)
- Psikologi hukum, mempelajari hukum sebagai suatu perwujudan perkembangan jiwa manusia
(Purnadi Purbacaraka)
- Perbandingan hukum, metode studi hukum yang mempelajari perbedaan sistem hukum atau
hukum positif antara negara yang satu dengan negara yang lain.
- Sejarah hukum, asal usul terbentuknya dan perkembangan suatu sistem hukum dalam suatu
masyarakat tertentu
Disiplin
Hukum
Pengertian
Sosiologi
Hukum
Ilmu Hukum
Kaedah
Antropologi
Hukum
Politik Hukum
Kenyataan
Psikologi
Hukum
Filsafat Hukum
Perbandingan
Hukum
Sejarah
Hukum
II Politik Hukum adalah dasar kebijaksanaan yang menjadi landasan penerapan hukum.
III Filsafat Hukum adalah perenungan dan perumusan nilai nilai dan penyerasian
nilai nilai.
Departemen Pendidikan & Keilmuan BEM FHUI 2016
4. Sebutkan macam-macam sistem hukum yang ada pada saat ini!
Terdapat sekitar 5 jenis sistem hukum yang ada pada saat ini, yaitu:
a. Sistem hukum adat yang berlaku terutama pada hukum perdata dan berdasarkan kebiasaankebiasaan yang berlaku di masyarakat
b. Sistem hukum Civil Law (Eropa Kontinental) yang berlaku di Eropa (seperti Belanda, Perancis)
dan Indonesia. Ciri khas Civil Law ialah hukumnya tertulis, terdapat kodifikasi dan pemisahan
antara hukum publik dengan hukum privat
c. Sistem hukum Common Law (Anglo Saxon) yang berkembang di Inggris dan Amerika Serikat.
Ciri khas Common Law ialah didominasi hukum tidak tertulis, tidak ada pemisahan antara hukum
publik dan hukum privat serta didasarkan pada asas precedent (yurisprudensi)
d. Sistem hukum Islam yang dianut oleh orang-orang beragama Muslim. Bersumber pada Al-qur’an,
Sunnah Nabi, Ijma, Qiyas.
e. Sistem hukum kanonik yang dibentuk berdasarkan orang-orang beragama Katolik.
5. A. Apakah yang dimaksud dengan subjek hukum?
B. Berdasarkan hakekatnya, bagaimanakah subjek hukum kemudian dapat dibedakan?
C. Siapa sajakah yang tidak dapat menjadi subjek hukum?
Subjek hukum adalah segala sesuatu yang menurut undang-undang dapat menjadi pendukung hak dan
kewajiban (pengemban hak dan kewajiban). Berdasarkan hakekatnya, subjek hukum dapat dibedakan
menjadi:
a. Pribadi kodrati (natuurlijk person) yaitu manusia
b. Pribadi hukum (rechtpersoon) yaitu badan hukum yang merupakan perkumpulan atau lembaga
yang dibuat oleh hukum dan memiliki tujuan tertentu. Sebagai subjek hukum, badan hukum
memiliki syarat-syarat yang telah ditentukan oleh hukum yaitu:
(1) Memiliki harta kekayaan yang terpisah dari kekayaan anggotanya
(2) Hak dan kewajiban badan hukum terpisah dari hak dan kewajiban anggotanya
Prinsipnya, orang atau manusia sebagai subjek hukum dimulai sejak ia lahir hingga meninggal dunia.
Namun menurut Pasal 2 KUHPerdata, terdapat pengecualian yaitu bayi yang masih ada di dalam
kandungan ibunya dianggap telah lahir dan menjadi subjek hukum jika kepentingannya menghendaki,
seperti dalam hal kewarisan. Berbeda jika ia dilahirkan dalam keadaan meninggal dunia, maka
menurut hukum ia dianggap tidak pernah ada.
Golongan manusia yang tidak dapat menjadi subjek hukum adalah:
(1) Anak yang masih dibawah umur dan belum menikah
(2) Orang dewasa yang berada dibawah pengampuan, disebabkan karena sakit ingatan, dungu
maupun pemboros
6. Menurut isinya, hukum dibedakan dalam arti materiil dan arti formil. Jelaskan hal ini menurut
Saudara!
Hukum dalam arti materiil adalah hukum yang berisikan hal hal yang mengatur hubungan antara
subjek hukum, hak-hak kewajiban dan peristiwa hukum.
Hukum dalam arti formiil adalah aturan yang mengatur bagaimana cara mempertahankan hukum
materiil dan bagaimana cara mengajukan perkaranya ke pengadilan. (dalam bentuk hukum acara /
Adjective law)
Departemen Pendidikan & Keilmuan BEM FHUI 2016
7. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis kaedah sosial!
Kaedah sosial yang menjadi pedoman manusia berperilaku dalam masyarakat ada bermacam-macam,
yaitu:
1) Kaedah agama atau kaedah kepercayaan yaitu kaedah sosial yang asalnya dari Tuhan dan
berisikan larangan-larangan, perintah-perintah dan anjuran-anjuran.
Kaedah ini merupakan tuntunan hidup manusia untuk menuju ke arah yang baik dan benar. Kaedah
agama mengatur tentang kewajiban-kewajiban manusia kepada Tuhan dan kepada dirinya sendiri.
Pelanggaran terhadap kaedah agama ada sanksinya, namun sanksi itu akan datang dari Tuhan.
2) Kaedah kesusilaan, adalah peraturan hidup yang berasal dari suara hati manusia. Suara hati
manusia menentukan perbuatan mana yang baik dan perbuatan mana yang buruk, oleh karenanya
kaedah kesusilaan bergantung pada setiap pribadi manusia. Manusia itu berbuat baik atau berbuat
buruk karena bisikan suara hatinya. Kaedah kesusilaan mendorong manusia untuk kebaikan
akhlak pribadinya guna penyempurnaan manusia. Kaedah kesusilaan melarang juga manusia
untuk mencuri, berbuat cabul dan lain-lain, karena hal tersebut juga dirasa bertentangan dengan
kaedah kesusilaan yang ada dalam hati nurani setiap manusia yang normal. Kaedah kesusilaan
ditujukan kepada sikap batin manusia, asalnya dari manusia sendiri maka yang mengancam setiap
pelanggaran kaedah kesusilaan adalah batin manusia itu sendiri. Dengan kata lain sanksi untuk
mereka yang melanggar kaedah kesusilaan bukanlah paksaan dari luar dirinya melainkan dari
batinnya sendiri, oleh karena itu kaedah kesusilaan bersifat otonom.
3) Kaedah kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan dalam masyarakat tertentu.
Kaedah kesopanan, dasarnya adalah kepantasan, kebiasaan atau kepatutan yang berlaku
dalam masyarakat. Oleh karena itu kaedah kesopanan dinamakan pula kaedah sopan santun, tata
krama atau adat. Kaedah sopan santun atau kaedah kesopanan ditujukan kepada sikap lahir setiap
pelakunya demi ketertiban masyarakat dan untuk mencapai suasana keakraban dalam pergaulan,
sehingga tujuannya bukan manusia sebagai pribadi tetapi manusia sebagai makhluk sosial yang
hidup bersama di tengah masyarakat. Sanksi terhadap setiap pelanggar kaedah kesopanan adalah
mendapat celaan dari masyarakat dimana ia berada. Dengan demikian maka sanksi itu dipaksakan
oleh kekuasaan dari luar yaitu
masyarakat.
Karena itu kaedah kesopanan bersifat
heteronom.
4) Kaedah hukum adalah peraturan yang dibuat atau yang dipositifkan secara resmi oleh penguasa
masyarakat atau penguasa negara, mengikat setiap orang dan berlakunya dapat dipaksakan oleh
aparat masyarakat atau aparat negara, sehingga berlakunya kaedah hukum dapat dipertahankan.
Kaedah hukum ditujukan kepada sikap lahir manusia atau perbuatan konkrit yang dilakukan oleh
manusia. Kaedah hukum tidak mempersoalkan apakah sikap batin seseorang itu baik atau buruk,
yang diperhatikannya adalah bagaimana perbuatan lahiriah orang itu. Kaedah hukum tidak akan
memberi sanksi kepada seseorang) yang mempunyai sikap batin yang buruk, tetapi yang akan
diberi sanksi oleh kaedah hukum adalah perwujudan sikap batin yang buruk itu menjadi perbuatan
nyata atau perbuatan konkrit.
8. a.Sebutkan isi dari kaedah hukum?
b.Apakah yang dimaksud dengan kaedah hukum bersifat imperatif dan bersifat fakultatif?
a. Isi dari kaedah hukum adalah:
1) Adanya perintah/suruhan dan/atau larangan dan kebolehan.
Departemen Pendidikan & Keilmuan BEM FHUI 2016
2) Perintah (gebod) dan larangan itu harus dipatuhi/ditaati orang dan ada sanksi hukum yang tegas.
(verbod)
3) Kebolehan tidak harus dipatuhi. (mogen)
b.
Kaedah hukum yang bersifat imperatif maksudnya adalah hukum yang memaksa,yang bisa
diartikan juga merupakan hukum yang dalam keadaan kongkret harus ditaati atau hukum yang
tidak boleh di tinggalkan oleh para pihak dan harus diikuti.
Kaedah hukum yang bersifat fakultatif adalah hukum yang mengatur,yang bisa di artikan juga
sebagai hukum pelangkap yang artinya dalam keadaan kongkret,hukum tersebut dapat di
kesampingkan sehingga tidaklah mengikat atau wajib di taati.
9. Jelaskan keberlakuan kaedah hukum dari segi sasaran dan segi landasan!
Keberlakuan kaedah hukum dari segi sasarannya:
1. Yuridis:
Menurut Hans Kelsen: berhubungan dengan stufenbau theory “bahwa hukum merupakan susunan
kaedah” (yang harus Hirarki); mempunyai kekuatan berlaku yuridis, jika penerapannya didasarkan
pada kaedah yang lebih tinggi tingkatannya
Menurut Zevenbergern: “bahwa suatu tata kaedah hukum terbentuk menurut cara ditetapkan
(pasal 5 UUD `45 Radbruch) dari segi sasaran”; mempunyai kekuatan berlaku yuridis, jika kaedah
tersebut terbentuknya menurut cara yang telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan
Menurut Logeman: merupakan hubungan sebab dan akibat (Menghubungkan Peristiwa Hukum
dengan Akibat Hukum) sifatnya memaksa; mempunyai kekuatan berlaku yuridis, apabila
menunjukkan hubungan keharusan antara suatu kondisi dan akibatnya
2. Sosiologis: berlakunya kaedah hukum adalah efektivitas dari kaedah hukum tersebut.
a.Teori Kekuatan: dapat dipaksakan oleh penguasa (Power Theori (Gustav Raddbrucl.)
berlakunya, terlepas diterima/tidak oleh warga negara
b. Teori Pengakuan: Kaedah Hukum berlaku karena penerimaan (pengakuan, yaitu diterima dan
diakui warga masyarakat.
3. Filosofis: Kaedah Hukum harus sesuai dengan cita-cita hukum sebagai nilai-nilai positif
(Pancasila). Agar berfungsi, kaedah hukum harus memenuhi ketiga unsur diatas
o
Gebiedsleer : Jika suatu kaedah hukum telah memenuhi kaedah-kaedah dasar
keberlakuan, maka sasaran kaedah tersebut secara formal terdiri dari (menurut Logeman):
1. Lingkup Laku Wilayah (dibentuk dan diberlakukan dalam batas tempat tertentu)
- Hukum Nasional
- Hukum Internasional
- Hukum Regional
2. Lingkup Laku Pribadi (dibentuk dan ditujukan kepada subjek tertentu)
- Hukum yang berlaku bagi semua warga negara
- Hukum yang berlaku bagi suatu golongan tertentu
- Hukum antar golongan
3. Lingkup Laku Masa (memiliki keberlakuan dalam jangka waktu tertentu)
- Ius Constitutum (Hukum Positif)
- Ius Constituendum (Hukum yang masih dicita-citakan, misal RUU)
Departemen Pendidikan & Keilmuan BEM FHUI 2016
4. Lingkup Laku Ikhwal (ketika dibentuk dan diberlakukan maka akan memuat sasaran
ikhwal/objek tertentu) lebih lanjut lagi penggolongan dalam hukum privat/publik
Contoh
: Aturan perdagangan unggas di Indonesia
Sasaran
: Perdagangan unggas
10. Mengapa harus terdapat kaedah hukum?
Karena ketiga kaedah lain (kepercayaan, kesusilaan, kesopanan) belum cukup meliputi dan mengatur
keseluruhan hidup manusia. Kaedah hukum tsb misalnya digunakan dalam Pembuatan KTP,
pencatatan akta kelahiran, kontrak kerja, dsb.
Selain itu, kemungkinan hidup bersama menjadi kurang pantas jika hanya diatur oleh ketiga kaedah
tersebut. Misalnya jika mencurigai seseorang maka bertentangan dengan kaedah kesusilaan,
menunjukkan sikap kecurigaan terhadap seseorang bertentangan dengan kaedah kesopanan, saat
terjadi pencurian harus ada pihak yang dicurigai dan disertakan bukti atas kecurigaan tersebut, tanpa
kaedah hukum maka perkara tumpang tindih antar kaedah tersebut tidak dapat diselesaikan
11. Apakah yang dimaksud dengan Stuffenbau Theory? Jelaskan hubungannya dengan hukum
positif di Indonesia disertai gambar!
Stiffenbau Theory merupakan ajaran Hans Kelsen yg menyatakan bahwa suatu tata kaedah hukum
merupakan sistwm kaedah2 hukum secara hierarkis. Kaedah dasar menjadi pandangan yuridis yg
hipotesis, aktualisasinya dalam kaedah hukum suatu negara tertentu. Berikut skemanya:
Departemen Pendidikan & Keilmuan BEM FHUI 2016
Ketiga macam kaedah tsb merupakan kaedah2 positif. Grundnorm/norma dasar merupakan kaedah
dasar hipotesis yg lebih tinggi dan bukan merupakan kaedah yg dihasilkan oleh pemikiran yuridis.
Kaedah umum atau abstrak tidak ditujukan pada pihak tertentu tetapi kepada siapa saja yg dikenai
perumusan kaedah2 umum. Kaedah konkrit/individual ditujukan kepada orang2 tertentu saja.
Dalam hukum positif di Indonesia, kaedah dasar hipotesis atau grundnorm adalah pancasila. Kaedah
dasar atau kaedah konstitusi di indonesia adalah UUD NRI 1945. Kaedah abstrak dan umum dalam
hukum positif Indonesia adalah UU, PP, Perda. Kaedah konkrit/individual di Indonesia adalah
keputusan pengadilan/ketetapan2.
12. Jelaskan maksud dari teori Hans Kelsen yaitu Reine Rechtslehre (The Pure Theory of Law)!
Hukum dibersihkan dari faktor-faktor politis, sosiologis, filosofis, dll yang mempengaruhi pengkajian
hukum. Metode pengkajian tidak boleh dicampuradukkan dengan metode pengkajian ilmu-ilmu lain
sehingga makna dan hakikat ilmu hukum terpelihara
13. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Das Sein dan Das Sollen serta hubungan keduanya!
Sertakan juga contoh!
Das sollen adalah kaedah hukum yg berisi kenyataan normatif atau apa yg seyogyanya dilakukan.
Das sein adalah kaedah hukum yg berisi kenyataan atau peristiwa konkret.
Hubungannya: agar terjadinya peristiwa hukum, maka das sollen dan das sein harus bertemu. Untuk
menerapkan peraturan harus ada kenyataan dan utk menjadikan peristiwa alamiah menjadi peristiwa
hukum diperlukan das sollen. Jadi das sollen memerlukan das sein.
Contohnya sebuah kasus pencurian tidak dapat dipidana apabila belum dirumuskan dalam UU dan
sebaliknya UU ttg pencurian tidak akan berguna jika tidak ada yg melakukan pencurian.
Departemen Pendidikan & Keilmuan BEM FHUI 2016
14. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Ius Constitum dan Ius Constituendum! Bagaimana Ius
Constituendum kemudian dapat menjadi Ius Constitutum?
Yang dimaksud dengan Ius Constitutum adalah hukum yang berlaku dalam suatu negara pada suatu
saat. Sedangkan Ius Constituendum adalah hukum yang dicita-citakan oleh pergaulan hidup dan
negara, akan tetapi belum mejadi kaedah yang berbentuk peraturan perundang undangan.
Adapun Ius Constituendum berubah menjadi Ius Constitutum dengan cara:
-digantinya suatu undang-undang dengan undang-undang yang baru (UU yang baru pada mulanya
merupakan rancangan Ius Constituendum)
-perubahan undang-undang yang ada dengan cara memasukkan unsur-unsur baru (unsur-unsur baru
pada mulanya berupa Ius Constituendum)
-perkembangan doktrin atau pendapat sarjana hukum terkemuka di bidang teori hukum.
Dengan demikian setelah diundangkan, maka Ius Constituendum berubah menjadi Ius Constitutum.
Download