- Dr. Utary Maharany Barus, SH., M.Hum

advertisement
FAKULTAS HUKUM
UMA 2016

Adalah pikiran dasar yang umum sifatnya
atau merupakan latar belakang dari suatu
peraturan yang konkrit yang terdapat di
dalam dan dibelakang setiap sistem hukum
yang terjelma dalam peraturan
perundangan dan putusan hakim yang
merupakan hukum positif dan dapat
diketemukan dengan mencari sifat-sifat
umum dalam peraturan konkrit tersebut.


Jadi asas hukum bukanlah kaedah hukum
yang konkrit, melainkan merupakan latar
belakang dari suatu peraturan hukum yang
konkrit dan bersifat abstrak dan umum.
Asas hukum itu bisa tertuang dalam
peraturan itu sendiri tapi kadang juga tidak
ada peraturannya.
1. Pasal 1 ayat (1) KUHP:
“Nullum delictum nulla paena sine praevia
lege poenale”, yaitu tidak mungkin
seseorang diadili kalau peraturan itu belum
ada. (UU itu tidak berlaku surut);
2. Pasal 8 UU No. 14 tahun 1970 (tugas: carilah
peraturan perundangan terbaru tentang
Kekuasaan Kehakiman dan Mahkamah
Agung):asas “presumption of innocence” yaitu
asas praduga tidak bersalah, maksudnya jika
seseorang dihadapkan di muka hakim maka
sebelum ada vonis dari hakim, seseorang
tersebut dianggap tidak bersalah. Oleh karena itu
seseorang yang diduga melakukan pelanggaran
atau suatu tindak kejahatan maka jika akan
diberitakan melalui surat kabar,nama seseorang
tersebut tidak boleh secara lengkap, namun
harus disingkat atau cukup dengan inisial, sebab
memuat nama secara lengkap ini merupakan
hukuman tambahan.
3. “Setiap orang dianggap tahu undangundang”. (setiap orang dianggap tahu hukum).
Apabila suatu UU sudah
diundangkan/diumumkan dalam LN maka
berlaku fiksi di atas. Konsekuensinya bahwa
walaupun seseorang itu memang benar-benar
tidak tahu tentang suatu aturan yang berlaku,
alasan ini tidak dapat digunakan sebagai alasan
pemaaf. Asas di atas tidak dapat ditulis dalam
suatu peraturan perundangan.
4. Asas “In Dubio Proreo” : keragu-raguan
hukum, mengatakan : bilamana hakim merasa
ragu-ragu dalam memutus maka diambil
keputusan yang paling ringan. Ini khususnya
terdapat dalam hukum pidana.
Ciri-ciri asas hukum :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Mempunyai sifat-sifat yang abstrak;
Tidak mesti diterangkan dalam peraturan
hukum konkrit;
Dimungkinkan penyimpangan sehingga
sistem hukum itu luwes;
Merupakan suatu persangkaan;
Berkembang sesuai dengan kaedah
hukum/nilai-nilai (dinamis);
Dalam setiap asas, manusia itu mencari
cita-citanya.
FUNGSI ASAS HUKUM:
1.
2.
FUNGSI DALAM HUKUM. Asas dalam hukum
mendasarkan eksistensinya pada rumusan oleh
pembentuk undang-undang dan hakim (ini
merupakan fungsi yang bersifat mengesahkan)
serta mempunyai pengaruh yang normatif dan
mengikat para pihak;
FUNGSI DALAM ILMU HUKUM. Asas dalam
ilmu hukum hanya bersifat mengatur dan
eksplikatif (menjelaskan). Tujuannya adalah
memberi ikhtisar, tidak normatif sifatnya dan
termasuk hukum positif.
Sifat Instrumental Asas Hukum:
Bahwa asas hukum mengakui
adanya kemungkinankemungkinan, yang berarti
memungkinkan adanya
penyimpangan-penyimpangan
sehingga membuat sistem hukum
itu luwes. (No Rule Without
Exeption)
JENIS ASAS HUKUM:
1.
ASAS HUKUM UMUM: adalah asas hukum
yang berhubungan dengan seluruh bidang
hukum, contoh:
a. Asas Restitutio in integrum;
b. Asas Lex posterior derogat legi priori;
c. Untuk sementara harus dianggap demikian
sampai diputus (lain) oleh pengadilan.
JENIS ASAS HUKUM:
2. ASAS HUKUM KHUSUS adalah asas hukum
yang berfungsi dalam bidang hukum yang
lebih sempit, seperti dalam bidang hukum
perdata, hukum pidana, dsb., yang sering
merupakan penjabaran dari asas hukum umum,
contoh: Asas Pacta Sunt Servanda, Asas
Konsensualisme, Asas Praduga Tak Bersalah.
ASAS HUKUM YANG BERLAKU
UNIVERSAL:
Menurut Paul Scolten, terdapat lima asas yang tidak
terpengaruh waktu dan tempat, yaitu:
1.Asas Kepribadian;
2.Asas Persekutuan;
3.Asas Kesamaan;
4.Asas Kewibawaan;
5.Asas Pemisahan antara baik dan buruk.
Keterangan: Asas nomor 1-4 terdapat pada setiap sistem
hukum.
Download