BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Hukum mendefinisikan pasar modal sebagai “ Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek” (Samsul, 2006:43). Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat dimana terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan Bursa Efek. 2. Jenis Pasar Modal Menurut Samsul (2006:46) jenis pasar modal dikategorikan menjadi 4 pasar: a. Pasar pertama (perdana) Pasar perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. Di sini dikatakan 23 24 tempat karena secara fisik masyakarat pembeli dapat bertemu dengan penjamin emisi ataupun agen penjual untuk melakukan pesanan sekaligus membayar uang pesanan. Dikatakan sarana karena sipembeli dapat memesan melalui telepon dari rumah dari rumah dan membayar de ngan cara menstransfer uang melalui bank kerekening agen penjual. Dikatakan pertama kali karena sebelumnya perusahaan ini milik perorangan atau beberapa pihak saja, dan sekarang menawarkan kepada masyarakat umum. b. Pasar kedua (sekunder) Pasar kedua adalah tempat atau sarana transaksi jual-beli efek antar investor dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek. Dikatakan tempat karena secra fisik para perantara efek berada dalam satu gedung dilantai perdagangan (tranding floor), seperti di Bursa Efek Jakarta. Dikatakan sarana karena para perantara efek tidak berada dalam satu gedung, tetapi dalam satu jaringan sistem perdagangan (seperti di Bursa Efek Surabaya) dan kantor perantara efek tersebar di beberapa kota. Terbentuknya harga pasar oleh tawaran jual dan tawaran beli dari para investor ini disebut juga dengan istilah onder driven market. c. Pasar ketiga Pasar ketiga adalah sarana transaksi jual-beli efek antara market maker serta investor dan harga dibantu oleh market maker. Investor dapat memilih market maker yang memberi harga terbaik. Market maker adalah anggota bursa. Para market maker ini akan bersaing dalam menetukah harga saham, karena satu jenis saham dipasarkan oleh lebih dari satu market maker. 25 d. Pasar keempat Pasar keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek. Transaksi dilakukan secara tatap muka antara investor beli dan investor jual untuk saham atas pembawa. Mekanisme ini pernah terjadi pada awal-awal perdagangan efek di abad ke 17. Dengan kemajuan teknologi, mekanisme ini dapat terjadi melalui Electronic Commucication Network (ECN) asalkan para pelaku memenuhi syarat, yaitu memiliki efek dan dana di central custodian dan central clearing house. Pelaku pasar keempat akan menjadi anggota dari ECN, central custadian, dan central clearing. Pasar keempat ini hanya akan dilaksanakan oleh para investor besar karena dapat menghemat biaya transaksi daripada jika dilakukan di pasar skunder. 3. Tujuan dan Manfaat Pasar Modal Tujuan dan manfaat pasar modal dapat dilihat dari 3 sudut pandang, yaitu: (Samsul, 2006:44): a. Sudut pandang negara Pasar modal dibangun dengan tujuan menggerakkan perekonomian suatu negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban ne gara. Negara memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk mengatur bidang perekonomian tetapi tidak harus memiliki perusahaan sendiri. Jika kegiatan ekonomi dapat dilaksanakan oleh pihak swasta, maka negara tidak perlu ikut campur agar tidak membuang-buang biaya. Akan tetapi, negara mempunyai kewajiban membuat perundang-undangan agar pihak swasta dapat bersaing dengan jujur 26 dan tidak terjadi monopoli. Suatu perusahaan yang menyangkut kehidupan publik dan keamanan negara juga dapat dimiliki juga dioperasikan oleh p ihak swasta, tetapi negara mempunyai kekuasaan untuk membuat perundangan yang ketat tentang pelaksanaan produksi, penjualan, tenaga kerja, kerahasiaan dan lain sebagainya. Kata “ dikuasai” digunakan dalam pasar 33 UUD 1945, dan bukan kata “dimiliki”, sehingga peran swasta yang besar selaras dengan jiwa UUD 1945 dimaksud. b. Sudut pandang emiten Pasar modal merupakan sarana untuk mencari tambahan modal. Perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih murah dan hal itu hanya bisa diperoleh dipasar modal. Modal pinjaman dalam bentuk obligasi jauh lebih murah daripada kredit jangka panjang perbankan. Meningkatkan modal sendiri jauh lebih baik daripada meningkatkan modal pinjaman, khususnya untuk menghadapi persaingan yang semakin tajam di era globalisasi. Perusahaan yang pada awalnya memiliki hutang lebih tinggi daripada modal sendiri dapat berbalik memiliki modal sendiri yang lebih tinggi daripada hutang apabila memasuki pasar modal. Jadi pasar modal merupakan sarana untuk memperbaiki struktur permodalan perusahaan. c. Sudut pandang masyarakat Masyarakat memiliki sarana baru untuk menginvestasikan uangnya. Investasi yang semula dilakukan dalam bentuk deposito, emas, tanah, atau rumah sekarang dapat dilakukan dalam bentuk saham dan obligasi. Jika investasi dalam bentuk rumah atau tanah butuh uang ratusan juta rupiah, maka investasi 27 dalam bentuk efek dapat dilakukan dengan dana dibawah 5 juta rupiah. Jadi pasar modal merupakan sarana yang baik untuk melakukan investasi dalam jumlah yang tidak terlalu besar bagi kebanyakan masyarakat. Jika pasar modal itu berjalan dengan baik, jujur, pertumbuhan stabil, dan harga tidak terlalu bergelonjak, maka sarana itu akan mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat. Akan tetapi, dalam kenyataannya pasar modal di Indonesia jatuh bangun, banyak terjadi penipuan harga, dan ada kasus Bank Duta, Bank Pikko, serta banyaknya emiten yang dikeluarkan dari bursa (delisting) sehingga mencerminkan bahwa pasar modal itu tidak dikelola dengan baik. Pihak yang dirugikan tidak lain adalah masyarakat kecil. 2.1.2 Bursa Efek Indonesia Menurut Samsul (2006:47) Bursa Efek Indonesia merupakan lembaga atau perusahaan yang menyelenggarakan atau menyediakan fasilitas sistem (pasar) untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek a ntara berbagai perusahaan atau perseroan yang terlibat dengan tujuan memperdagangkan efek perusahaanperusahaan yang telah tercatat di Bursa Efek. Sejarah Bursa Efek Indonesia yang telah didirikan oleh pemerintah Belanda di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1912 namun kemudian ditutup karena perang Dunia I. Pada tahun 1977 Bursa dibuka kembali dan dikembangkan menjadi Bursa modal yang modern dengan menerapkan Jakarta Automoted Trading System (JATS) yang terintegrasi dengan sistem kliring dan penyelesaian, serta depositori saham yang dimiliki oleh PT. Kustodian Depositori Efek Indonesia (KDEI). Dengan mengenai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 28 Perdagangan surat berharga dimulai di Pasar Modal Indonesia sejak 3 Juni 1952. Namun tonggak paling besar terjadi pada 10 Agustus 1977, yang dikenal sebagai kebangkitan Pasar Modal Indonesia. Setelah Bursa Efek Jakarta dipisahkan dari institusi Bapepam tahun 1992 dan diswastakan mulailah pasar modal mengalami pertumbuhan sangat pesat . Pasar modal tumbuh pesat periode 1992 - 1997. Krisis di Asia Tenggara tahun 1977 membuat pasar modal jatuh. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Turun ke posisi paling rendah. Bagaimanapun juga masalah pasar modal tidak lepas dari arus investasi yang akan menentukan pertumbuhan ekonomi sebuah kawasan, tidak terkecuali Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara lainnya. 2.1.3 Investasi 1. Pengertian Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut (Tandelillin, 2010:2). Menurut Moeljadi (2006:121) investasi merupakan suatu tindakan melepaskan dana saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan arus dana masa datang dengan jumlah yang lebih besar dari dana yang dilepaskan pada saat investasi awal (initial invesment). 29 2. Tujuan Investasi Menurut Tandelillin (2010:8) ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain adalah: a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang Seseorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang dimasa yang akan datang. b. Mengurangi tekanan inflasi Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. c. Dorongan untuk menghemat pajak Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi dimasyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu. 3. Proses Keputusan Investasi Proses investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan (going process). menurut Tandelillin (2010:12) tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu: 30 a. Penentuan tujuan investasi Tahap pertama dalam proses keputusan investasi adalah penentuan tujuan investasi. Tujuan masing- masing investor bisa berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut. Misalnya, lembaga dana pensiun yang bertujuan untuk memperoleh dana untuk membayar dana pensiun nasabahnya di masa depan mungkin akan memilih investasi pada portofolio reksa dana. b. Penentuan kebijakan investasi Tahap ke dua ini dimulai dengan penentuan keputusan alokasi aset (asset allocation decision). Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai kelas aset yang tersedia (saham, obligasi, real estat ataupun sekuritas luar negeri). c. Pemilihan strategi portofolio Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap sebelumnya. Ada 2 strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Strategi po rtofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar. d. Memilih aset Memilih aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Tujuan dari tahap ini adalah untuk untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien. yaitu 31 portofolio yang menawarkan return diharapkan yang tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return yang diharapkan tertentu dengan tingkat risiko terendah. e. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio Meliputi pengukuran kinerja portofolio dan pembandingan dari hasil pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya melalui proses benchnmarking. Ini biasanya dilakukan terhadap indeks portofolio pasar, untuk mengetahui seberapa baik kinerja portofolio yang telah ditentukan dibandingkan dengan kinerja portofolio lainnya (portofolio pasar). 2.1.4 Saham 1. Pengertian Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan suatu perusahaan. Saham merupakan surat bukti kepemilikan perusahaan atau penyertaan pada perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Dari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat bukti kepemilikan seseorang dalam suatu badan atau perusahaan dimana nilai nominal dari kepemilikan tersebut dapat berupa uang dan tercantum dalam bentuk sertifikat saham. Menurut Tandelilin (2007:18): “Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban 32 perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjualbelikan di pasar modal”. Jadi dapat disimpulkan bahwa saham merupakan tanda kepemilikan modal atau penyertaan modal pada suatu perusahaan yang memberikan hak kepada pemegang saham atas deviden yang diambil dari laba berjalan perusahaan dan selisih kenaikan harga saham (capital gain) dan hak lainnya menurut besar kecilnya modal yang disetor. Saham diukur berdasarkan jumlah lembarnya yang merupakan kepemilikan. Saham memiliki hak dan keistimewaan tertentu yang hanya dapat dibatasi oleh kontrak khusus pada saat saham diterbitkan, dan ketentuan hukum pemerintah untuk meyakinkan batasan-batasan atau variasi dari hak dan keistimewaan standar. 2. Jenis-Jenis Saham Jenis-jenis saham dibedakan menjadi dua bagian, yaitu (Tandelilin, 2007:18): a. Saham preferen (preferred stock) Saham preferen adalah surat pernyataan kepemilikan yang mempunyai keistimewaan tertentu dibandingkan saham biasa. Keistimewaan tersebut antara lain mengenai pembayaran dividen dan pembagian kekayaan perusahaan apabila perusahaan yang bersangkutan dilikuidasi. b. Saham biasa (common stock) Saham biasa adalah surat bukti kepemilikan atau surat bukti penyertaan atas suatu perusahaan yang mengeluarkannya. Apabila saham biasa tersebut diperjualbelikan kepada masyarakat luas melalui bursa efek, berarti perusahaan 33 yang mengeluarkannya sudah go public dan saham tersebut sudah terdaftar di Bursa Efek. 3. Return Saham a. Sumber return saham Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Sedangkan, capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat utang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. b. Konsep return saham Dalam konteks manajemen investasi return merupakan imbalan dari investasi. Menurut Husnan (2006:21) return ini dibedakan menjadi 2, yaitu: return yang telah terjadi (actual return) yang dihitung berdasarkan data historis, dan return yang diharapkan (expected return) yang akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Tandelillin (2010:102) menyatakan bahwa return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan merupakan imbalan atas keberanian investor mengambil investasi yang dilakukan. Return saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi (actual return) yang merupakan capital gain atau capital loss yaitu selisih antara harga saham periode saat ini (Pt) dengan harga saham periode sebelumnya (Pt- 1 ). 34 Secara matematis actual return dapat diformulasikan sebagai berikut (Jogiyanto, 2003:10): Dimana: Pt = Harga saham penutupan rata-rata tahunan pada tahun ke-t. Pt-t = Harga saham penutupan rata-rata tahunan pada tahun sebelumnya. Apabila harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode lalu (Pt- 1 ) maka terjadi keuntungan modal (capital gain), dan sebaliknya apabila harga saham sekarang (Pt) lebih rendah dari harga saham periode lalu (Pt- 1 ) maka terjadi kerugian modal (capital loss). 2.1.5 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Jumigan (2009:4) pada dasarnya laporan keuangan merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi dari peristiwa yang bersifat finansial dicatat, gigolongkan, dan diringkaskan dengan cara tepat dalam satu ruang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Berbagai tindakan tersebut tidak lain adalah proses akuntansi yang pada hakikatnya merupakan seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan peristiwa yang setidaknya sebagian bersifat finansial dalam cara tepat dan dalam bentuk rupiah, dan penafsiran akan hasil- hasilnya. Laporan keuangan (financial statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan keuangan 35 secara garis besar dibedahkan menjadi 4 macam, yaitu laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan aliran kas. Dari keempat macam laporan tersebut dapat diringkas lagi menjadi 2 macam, yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi saja. Hal ini karena laporan perubahan modal dan laporan aliran kas pada akhirnya akan diikhtisarkan dalam laporan neraca atau laba rugi (Martono dan Agus Harjito, 2005:51). 2. Tujuan Pelaporan Keuangan a. Tujuan dasar laporan keuangan adalah menyediakan informasi untuk membuat dasar keputusan ekonomi. b. Pemakai informasi memiliki keterbatasan wewenang. Oleh karena itu, bagaimana laporan keuangan tersebut harus dapat menyajikan informasi kepada berbagai jenis pengguna yang memiliki segala keterbatasan. c. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh investor dan kreditor dalam menaksir earning power dan aliran kas perusahaan, perbandingan dan evaluasi aliran kas, baik jumlah dan ketidakpastian yang meliputinya. d. Earning power adalah bukan semata- mata kemampuan dalam menghasilkan laba bersih semata (akuntansi) tetapi meliputi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas (Yadiati, 2007:54). 3. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gabungan mengenai kondisi keuangan perusahaan yang meliputi posisi keuangan serta hasil- hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. 36 Pengukuran kinerja keuangan menurut Hongren (2007:372) mempunyai tujuan untuk mengukur kinerja bisnis dan manajemen dibandingkan dengan goal atau sasaran perusahaan. Dengan kata lain, pengukuran kinerja keuangan merupakan alat bagi manajemen untuk mengendalikan bisnisnya. 2.1.6 Analisis Rasio Keuangan Dengan rasio keuangan akan dapat membantu para investor untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan, dengan melakukan analisis rasio keuangan investor akan memperoleh informasi mengenahi kondisi perusahaan. Menurut Sudana (2011:20) analisis laporan keuangan penting dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Informasi ini diperlukan untuk mengevaluasi kinerja yang dicapai manajemen perusahaan di masa yang lalu, dan juga untuk bahan pertimbangan dalam menyusun rencana perusahaan ke depan. Salah satu cara untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dari laporan keuangan perusahaan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan. Rasio keuangan didisain untuk memperlihatkan hubungan antara item- item pada laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi). Analisis rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis berdasarkan ruang lingkupnya yaitu : 1. Rasio likuiditas Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari: current ratio, quick ratio, end net working capital. 37 2. Rasio profitabilitas Rasio ini adalah hasil dari berbagai keputusan dan kebijakan yang dijalankan perusahaan. Analisis profitabilitas memberi jawaban akhir tentang efisien tidaknya perusahaan. Rasio profitabilitas terdiri dari: gross profit margin, net profil margin, return on assets, return on equity, end operating ratio. 3. Rasio solvabilitas Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang dengan mengukur kemampuan perusahaan melunasi seluruh kewajibannya. Rasio solvabilitas terdiri dari: debt ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, long term debt to capitalization ratio, times interest, earned, cash flow interest coverage, cash flow interest coverage, cash flow to net income, end cash flow return on sales. 4. Rasio pasar Rasio ini mengukur realistis tidaknya harga pasar saham. Rasio pasar terdiri dari: dividend yield, dividend per share, dividend payout ratio, price earning ratio, earning per share, book value per share, end price to book value. 5. Rasio aktivitas Rasio ini mengukur efisien tidaknya pengelolaan sumber dana yang dimiliki perusahaan dengan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan harta yang dimilikinya. Rasio aktivitas terdiri dari: total asset turnover, fixed asset turnover, account receivable turnover, inventory turnover, average collection period, end day’s sales in inventory. 38 Dari jenis rasio-rasio di atas yang berkaitan langsung dengan kepentingan penelitian ini adalah sebagai berikut : Menurut Tandelilin (2010:372) dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan dimasa datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauhmana investasi yang akan dilakukan investor disuatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor, untuk itu biasanya digunakan dua rasio profitabilitas utama, yaitu: Return on Equity (ROE) dan Return on Assets (ROA), dan untuk memprediksi ROA atau ROE dimasa datang, digunakan serta dua komponen penting dalam menganalisis perusahaan yakni: Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER). a. Return on Assets (ROA) Return on assets juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bungan dan pajak atau EBIT (Sutrisno, 2009:222). b. Return on Equity (ROE) Return on equity ini sering disebut dengan rate of return on Net Worth yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai 39 rentabilitas modal sendiri. Laba yang diperhitungkan adalah laba bersih setelah dipotong pajak atau EAT (Sutrisno, 2009 :223). c. Earning Per Share (EPS) EPS menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan (Tandelillin, 2010:374). d. Price Earning Ratio (PER) Rasio ini mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh o leh para pemegang saham (Sutrisno, 2009:224). 2.1.7 Penelitian Terdahulu 1. Sari dan Venusita (2013) Meneliti tentang pengaruh EVA, EPS, ROE, dan NPM terhadap return saham. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian secara parsial variabel ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham, dan variabel EVA, EPS, NPM tidak ada pengaruhnya terhadap return saham. Sedangkan hasil pengujian secara simultan ke 4 variabel tersebut di atas memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. 40 Pada penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu: Persamaan: a. Dari kedua penelitian ini memiliki tujuan yang sama yakni untuk mengetahui return saham. b. Kedua penelitian ini sama-sama menggunakan metode analisis regresi berganda. Perbedaan: a. Sampel yang digunakan oleh penelitian terdahulu adalah perusahaan property dan real estate, sedangkan penelitian saat ini menggunakan sampel pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b. Menggunakan metode sampel jenuh dalam melakukan pengambilam sampel. c. Variabel yang digunakan pada penelitian terdahulu menggunakan variabel bebas yakni: EVA, EPS, ROE, dan NPM, sedangkan penelitian saat ini menggunakan variabel bebas yakni: ROA, ROE, EPS, dan PER. 2. Sari (2013) Penelitian tentang pengaruh NPM, ROA, ROE, dan EPS terhadap return saham. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian secara parsial variabel ROA, ROE, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham, dan variabel NPM tidak ada pengaruhnya terhadap return saham. Sedangkan hasil pengujian secara simultan ke 4 variabel tersebut di atas memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. 41 Pada penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu: Persamaan: a. Dari kedua penelitian ini memiliki tujuan yang sama yakni untuk mengetahui return saham. b. Kedua penelitian ini sama-sama menggunakan metode analisis regresi berganda. c. Kedua penelitian ini sama-sama menggunakan metode purposive sampling dalam melakukan pengambilam sampel. Perbedaan: a. Sampel yang digunakan oleh penelitian terdahulu adalah perusahaan kontruksi di Bursa Efek Indonesia, sedangkan penelitian saat ini menggunakan sampel pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b. Variabel yang digunakan pada penelitian terdahulu menggunakan variabel bebas yakni: NPM, ROA, ROE, dan EPS, sedangkan penelitian saat ini menggunakan variabel bebas yakni: ROA, ROE, EPS, dan PER. 2.2 Rerangka Pe mikiran Dari penjelasan teoretis dan permasalahan yang telah dikemukakan, sebagai dasar untuk perumusan hipotesis maka yang menjadi variabel- variabel di dalam penelitian ini adalah nilai kinerja keuangan yang terdiri dari ROA, ROE, EPS, dan PER sebagai independent variable (variabel bebas) dan return saham sebagai 42 dependent variable (variabel terikat), sehingga rerangka pemikiran yang terbentuk adalah sebagai berikut: Laporan Keuangan Neraca Laba / Rugi Analisis Rasio Keuangan 1. Rasio likuiditas: current ratio, quick ratio, dan net working capital. 2. Rasio profitabilitas: gross profit margin, net profil margin, return on assets, return on equity, end operating ratio. 3. Rasio solvabilitas: debt ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, long term debt to capitalization ratio, times interest, earned, cash flow interest coverage, cash flow interest coverage, cash flow to net income, end cash flow return on sales. 4. Rasio pasar: dividend yield, dividend per share, dividend payout ratio, price earning ratio, earning per share, book value per share, end price to book value. 5. Rasio aktivitas: total asset turnover, fixed asset turnover, account receivable turnover, inventory turnover, average collection period, end day’s sales in inventory. ROA ROE EPS Return Saham Sumber: Tandelilin, 2010 Gambar 1 Rerangka Pe mikiran PER 43 2.3 Perumusan Hipotesis Dengan mengacu pada rumusan masalah dan tinjauan teoretis yang telah diuraikan diatas maka hipotesis yang diajukan adalah: H1 : ROA, ROE, EPS, dan PER secara serentak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di BEI. H2 : ROA, ROE, EPS dan PER secara terpisah berpengaruh positif signifikan terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di BEI. H3 : EPS berpengaruh dominan terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di BEI.