23 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1

advertisement
BAB 2
TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Teoretis
2.1.1 Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara
permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya
lebih dari 1 (satu) tahun. Hukum mendefinisikan pasar modal sebagai “ Kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan efek” (Samsul, 2006:43).
Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal adalah pertemuan antara pihak
yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara
memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan
sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur
lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat dimana
terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan Bursa Efek.
2. Jenis Pasar Modal
Menurut Samsul (2006:46) jenis pasar modal dikategorikan menjadi 4 pasar:
a. Pasar pertama (perdana)
Pasar perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk pertama
kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. Di sini dikatakan
23
24
tempat karena
secara fisik masyakarat pembeli dapat bertemu dengan
penjamin emisi ataupun agen penjual untuk melakukan pesanan sekaligus
membayar uang pesanan. Dikatakan sarana karena sipembeli dapat memesan
melalui telepon dari rumah dari rumah dan membayar de ngan cara
menstransfer uang melalui bank kerekening agen penjual. Dikatakan pertama
kali karena sebelumnya perusahaan ini milik perorangan atau beberapa pihak
saja, dan sekarang menawarkan kepada masyarakat umum.
b. Pasar kedua (sekunder)
Pasar kedua adalah tempat atau sarana transaksi jual-beli efek antar investor
dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek. Dikatakan tempat
karena secra fisik para perantara efek berada dalam satu gedung dilantai
perdagangan (tranding floor), seperti di Bursa Efek Jakarta. Dikatakan sarana
karena para perantara efek tidak berada dalam satu gedung, tetapi dalam satu
jaringan sistem perdagangan (seperti di Bursa Efek Surabaya) dan kantor
perantara efek tersebar di beberapa kota. Terbentuknya harga pasar oleh
tawaran jual dan tawaran beli dari para investor ini disebut juga dengan istilah
onder driven market.
c. Pasar ketiga
Pasar ketiga adalah sarana transaksi jual-beli efek antara market maker serta
investor dan harga dibantu oleh market maker. Investor dapat memilih market
maker yang memberi harga terbaik. Market maker adalah anggota bursa. Para
market maker ini akan bersaing dalam menetukah harga saham, karena satu
jenis saham dipasarkan oleh lebih dari satu market maker.
25
d. Pasar keempat
Pasar keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara investor jual dan
investor beli tanpa melalui perantara efek. Transaksi dilakukan secara tatap
muka antara investor beli dan investor jual untuk saham atas pembawa.
Mekanisme ini pernah terjadi pada awal-awal perdagangan efek di abad ke 17.
Dengan kemajuan teknologi, mekanisme ini dapat terjadi melalui Electronic
Commucication Network (ECN) asalkan para pelaku memenuhi syarat, yaitu
memiliki efek dan dana di central custodian dan central clearing house. Pelaku
pasar keempat akan menjadi anggota dari ECN, central custadian, dan central
clearing. Pasar keempat ini hanya akan dilaksanakan oleh para investor besar
karena dapat menghemat biaya transaksi daripada jika dilakukan di pasar
skunder.
3. Tujuan dan Manfaat Pasar Modal
Tujuan dan manfaat pasar modal dapat dilihat dari 3 sudut pandang, yaitu:
(Samsul, 2006:44):
a. Sudut pandang negara
Pasar modal dibangun dengan tujuan menggerakkan perekonomian suatu
negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban ne gara. Negara
memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk mengatur bidang perekonomian tetapi
tidak harus memiliki perusahaan sendiri. Jika kegiatan ekonomi dapat
dilaksanakan oleh pihak swasta, maka negara tidak perlu ikut campur agar
tidak membuang-buang biaya. Akan tetapi, negara mempunyai kewajiban
membuat perundang-undangan agar pihak swasta dapat bersaing dengan jujur
26
dan tidak terjadi monopoli. Suatu perusahaan yang menyangkut kehidupan
publik dan keamanan negara juga dapat dimiliki juga dioperasikan oleh p ihak
swasta, tetapi negara mempunyai kekuasaan untuk membuat perundangan yang
ketat tentang pelaksanaan produksi, penjualan, tenaga kerja, kerahasiaan dan
lain sebagainya. Kata “ dikuasai” digunakan dalam pasar 33 UUD 1945, dan
bukan kata “dimiliki”, sehingga peran swasta yang besar selaras dengan jiwa
UUD 1945 dimaksud.
b. Sudut pandang emiten
Pasar modal merupakan sarana untuk mencari tambahan modal. Perusahaan
berkepentingan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih murah dan
hal itu hanya bisa diperoleh dipasar modal. Modal pinjaman dalam bentuk
obligasi jauh lebih murah daripada kredit jangka panjang perbankan.
Meningkatkan modal sendiri jauh lebih baik daripada meningkatkan modal
pinjaman, khususnya untuk menghadapi persaingan yang semakin tajam di era
globalisasi. Perusahaan yang pada awalnya memiliki hutang lebih tinggi
daripada modal sendiri dapat berbalik memiliki modal sendiri yang lebih tinggi
daripada hutang apabila memasuki pasar modal. Jadi pasar modal merupakan
sarana untuk memperbaiki struktur permodalan perusahaan.
c. Sudut pandang masyarakat
Masyarakat memiliki sarana baru untuk menginvestasikan uangnya. Investasi
yang semula dilakukan dalam bentuk deposito, emas, tanah, atau rumah
sekarang dapat dilakukan dalam bentuk saham dan obligasi. Jika investasi
dalam bentuk rumah atau tanah butuh uang ratusan juta rupiah, maka investasi
27
dalam bentuk efek dapat dilakukan dengan dana dibawah 5 juta rupiah. Jadi
pasar modal merupakan sarana yang baik untuk melakukan investasi dalam
jumlah yang tidak terlalu besar bagi kebanyakan masyarakat. Jika pasar modal
itu berjalan dengan baik, jujur, pertumbuhan stabil, dan harga tidak terlalu
bergelonjak,
maka sarana itu akan mendatangkan kemakmuran bagi
masyarakat. Akan tetapi, dalam kenyataannya pasar modal di Indonesia jatuh
bangun, banyak terjadi penipuan harga, dan ada kasus Bank Duta, Bank Pikko,
serta banyaknya emiten yang dikeluarkan dari bursa (delisting) sehingga
mencerminkan bahwa pasar modal itu tidak dikelola dengan baik. Pihak yang
dirugikan tidak lain adalah masyarakat kecil.
2.1.2 Bursa Efek Indonesia
Menurut Samsul (2006:47) Bursa Efek Indonesia merupakan lembaga atau
perusahaan yang menyelenggarakan atau menyediakan fasilitas sistem (pasar)
untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek a ntara berbagai perusahaan
atau perseroan yang terlibat dengan tujuan memperdagangkan efek perusahaanperusahaan yang telah tercatat di Bursa Efek.
Sejarah Bursa Efek Indonesia yang telah didirikan oleh pemerintah Belanda
di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1912 namun kemudian ditutup karena
perang Dunia I. Pada tahun 1977 Bursa dibuka kembali dan dikembangkan
menjadi Bursa modal yang modern dengan menerapkan Jakarta Automoted
Trading System (JATS) yang terintegrasi dengan sistem kliring dan penyelesaian,
serta depositori saham yang dimiliki oleh PT. Kustodian Depositori Efek
Indonesia (KDEI). Dengan mengenai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
28
Perdagangan surat berharga dimulai di Pasar Modal Indonesia sejak 3 Juni 1952.
Namun tonggak paling besar terjadi pada 10 Agustus 1977, yang dikenal sebagai
kebangkitan Pasar Modal Indonesia. Setelah Bursa Efek Jakarta dipisahkan dari
institusi Bapepam tahun 1992 dan diswastakan mulailah pasar modal mengalami
pertumbuhan sangat pesat . Pasar modal tumbuh pesat periode 1992 - 1997. Krisis
di Asia Tenggara tahun 1977 membuat pasar modal jatuh. Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) Turun ke posisi paling rendah. Bagaimanapun juga masalah
pasar modal tidak lepas dari arus investasi yang akan menentukan pertumbuhan
ekonomi sebuah kawasan, tidak terkecuali Indonesia dan negara-negara di Asia
Tenggara lainnya.
2.1.3 Investasi
1. Pengertian Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa
datang. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan
memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di
masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait
dengan investasi tersebut (Tandelillin, 2010:2).
Menurut
Moeljadi
(2006:121)
investasi
merupakan
suatu
tindakan
melepaskan dana saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan arus
dana masa datang dengan jumlah yang lebih besar dari dana yang dilepaskan pada
saat investasi awal (initial invesment).
29
2. Tujuan Investasi
Menurut Tandelillin (2010:8) ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan
investasi, antara lain adalah:
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang
Seseorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf
hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana
mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak
berkurang dimasa yang akan datang.
b. Mengurangi tekanan inflasi
Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain,
seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau
hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat
mendorong tumbuhnya investasi dimasyarakat melalui pemberian fasilitas
perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang
usaha tertentu.
3. Proses Keputusan Investasi
Proses investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan (going
process). menurut Tandelillin (2010:12) tahap-tahap keputusan investasi meliputi
lima tahap keputusan, yaitu:
30
a. Penentuan tujuan investasi
Tahap pertama dalam proses keputusan investasi adalah penentuan tujuan
investasi. Tujuan masing- masing investor bisa berbeda-beda tergantung pada
investor yang membuat keputusan tersebut. Misalnya, lembaga dana pensiun
yang bertujuan untuk memperoleh dana untuk membayar dana pensiun
nasabahnya di masa depan mungkin akan memilih investasi pada portofolio
reksa dana.
b. Penentuan kebijakan investasi
Tahap ke dua ini dimulai dengan penentuan keputusan alokasi aset (asset
allocation decision). Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang
dimiliki pada berbagai kelas aset yang tersedia (saham, obligasi, real estat
ataupun sekuritas luar negeri).
c. Pemilihan strategi portofolio
Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap sebelumnya.
Ada 2 strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan
strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan
informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk
mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Strategi po rtofolio pasif
meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks
pasar.
d. Memilih aset
Memilih aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Tujuan dari tahap
ini adalah untuk untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien. yaitu
31
portofolio yang menawarkan return diharapkan yang tertinggi dengan tingkat
risiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return yang diharapkan tertentu
dengan tingkat risiko terendah.
e. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio
Meliputi pengukuran kinerja portofolio dan pembandingan dari hasil
pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya melalui proses
benchnmarking. Ini biasanya dilakukan terhadap indeks portofolio pasar, untuk
mengetahui seberapa baik
kinerja portofolio
yang
telah ditentukan
dibandingkan dengan kinerja portofolio lainnya (portofolio pasar).
2.1.4 Saham
1. Pengertian Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan suatu perusahaan. Saham merupakan surat bukti
kepemilikan perusahaan atau penyertaan pada perusahaan yang berbentuk
Perseroan Terbatas (PT). Dari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
saham adalah surat bukti kepemilikan seseorang dalam suatu badan atau
perusahaan dimana nilai nominal dari kepemilikan tersebut dapat berupa uang dan
tercantum dalam bentuk sertifikat saham.
Menurut Tandelilin (2007:18): “Saham merupakan surat bukti kepemilikan
atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu
perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan
kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban
32
perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer
diperjualbelikan di pasar modal”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa saham merupakan tanda kepemilikan modal
atau penyertaan modal pada suatu perusahaan yang memberikan hak kepada
pemegang saham atas deviden yang diambil dari laba berjalan perusahaan dan
selisih kenaikan harga saham (capital gain) dan hak lainnya menurut besar
kecilnya modal yang disetor. Saham diukur berdasarkan jumlah lembarnya yang
merupakan kepemilikan. Saham memiliki hak dan keistimewaan tertentu yang
hanya dapat dibatasi oleh kontrak khusus pada saat saham diterbitkan, dan
ketentuan hukum pemerintah untuk meyakinkan batasan-batasan atau variasi dari
hak dan keistimewaan standar.
2. Jenis-Jenis Saham
Jenis-jenis saham dibedakan menjadi dua bagian, yaitu (Tandelilin, 2007:18):
a. Saham preferen (preferred stock)
Saham preferen adalah surat pernyataan kepemilikan yang mempunyai
keistimewaan tertentu dibandingkan saham biasa. Keistimewaan tersebut
antara lain mengenai pembayaran dividen dan pembagian kekayaan perusahaan
apabila perusahaan yang bersangkutan dilikuidasi.
b. Saham biasa (common stock)
Saham biasa adalah surat bukti kepemilikan atau surat bukti penyertaan atas
suatu perusahaan yang mengeluarkannya. Apabila saham biasa tersebut
diperjualbelikan kepada masyarakat luas melalui bursa efek, berarti perusahaan
33
yang mengeluarkannya sudah go public dan saham tersebut sudah terdaftar di
Bursa Efek.
3. Return Saham
a. Sumber return saham
Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield
dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang mencerminkan
aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi.
Sedangkan, capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return merupakan
kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat
utang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi
investor.
b. Konsep return saham
Dalam konteks manajemen investasi return merupakan imbalan dari investasi.
Menurut Husnan (2006:21) return ini dibedakan menjadi 2, yaitu: return yang
telah terjadi (actual return) yang dihitung berdasarkan data historis, dan return
yang diharapkan (expected return) yang akan diperoleh investor di masa yang
akan datang.
Tandelillin (2010:102) menyatakan bahwa return merupakan salah satu faktor
yang memotivasi investor berinvestasi dan merupakan imbalan atas keberanian
investor mengambil investasi yang dilakukan.
Return saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi
(actual return) yang merupakan capital gain atau capital loss yaitu selisih antara
harga saham periode saat ini (Pt) dengan harga saham periode sebelumnya (Pt- 1 ).
34
Secara matematis actual return dapat diformulasikan sebagai berikut (Jogiyanto,
2003:10):
Dimana:
Pt = Harga saham penutupan rata-rata tahunan pada tahun ke-t.
Pt-t = Harga saham penutupan rata-rata tahunan pada tahun sebelumnya.
Apabila harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode lalu
(Pt- 1 ) maka terjadi keuntungan modal (capital gain), dan sebaliknya apabila harga
saham sekarang (Pt) lebih rendah dari harga saham periode lalu (Pt- 1 ) maka terjadi
kerugian modal (capital loss).
2.1.5 Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Jumigan (2009:4) pada dasarnya laporan keuangan merupakan hasil
refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan.
Transaksi dari peristiwa yang bersifat finansial dicatat, gigolongkan, dan
diringkaskan dengan cara tepat dalam satu ruang, dan kemudian diadakan
penafsiran untuk berbagai tujuan. Berbagai tindakan tersebut tidak lain adalah
proses
akuntansi
yang
pada
hakikatnya
merupakan
seni
pencatatan,
penggolongan, dan peringkasan transaksi dan peristiwa yang setidaknya sebagian
bersifat finansial dalam cara tepat dan dalam bentuk rupiah, dan penafsiran akan
hasil- hasilnya.
Laporan keuangan (financial statement) merupakan ikhtisar mengenai
keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan keuangan
35
secara garis besar dibedahkan menjadi 4 macam, yaitu laporan neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan aliran kas. Dari keempat macam
laporan tersebut dapat diringkas lagi menjadi 2 macam, yaitu laporan neraca dan
laporan laba rugi saja. Hal ini karena laporan perubahan modal dan laporan aliran
kas pada akhirnya akan diikhtisarkan dalam laporan neraca atau laba rugi
(Martono dan Agus Harjito, 2005:51).
2. Tujuan Pelaporan Keuangan
a. Tujuan dasar laporan keuangan adalah menyediakan informasi untuk membuat
dasar keputusan ekonomi.
b. Pemakai informasi memiliki keterbatasan wewenang. Oleh karena itu,
bagaimana laporan keuangan tersebut harus dapat menyajikan informasi
kepada berbagai jenis pengguna yang memiliki segala keterbatasan.
c. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh investor dan kreditor dalam
menaksir earning power dan aliran kas perusahaan, perbandingan dan evaluasi
aliran kas, baik jumlah dan ketidakpastian yang meliputinya.
d. Earning power adalah bukan semata- mata kemampuan dalam menghasilkan
laba bersih semata (akuntansi) tetapi meliputi kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan kas (Yadiati, 2007:54).
3. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gabungan mengenai kondisi
keuangan perusahaan yang meliputi posisi keuangan serta hasil- hasil yang telah
dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.
36
Pengukuran kinerja keuangan menurut Hongren (2007:372) mempunyai
tujuan untuk mengukur kinerja bisnis dan manajemen dibandingkan dengan goal
atau sasaran perusahaan. Dengan kata lain, pengukuran kinerja keuangan
merupakan alat bagi manajemen untuk mengendalikan bisnisnya.
2.1.6 Analisis Rasio Keuangan
Dengan rasio keuangan akan dapat membantu para investor untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan, dengan melakukan
analisis rasio keuangan investor akan memperoleh informasi mengenahi kondisi
perusahaan.
Menurut Sudana (2011:20) analisis laporan keuangan penting dilakukan
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Informasi ini
diperlukan untuk mengevaluasi kinerja yang dicapai manajemen perusahaan di
masa yang lalu, dan juga untuk bahan pertimbangan dalam menyusun rencana
perusahaan ke depan. Salah satu cara untuk memperoleh informasi yang
bermanfaat dari laporan keuangan perusahaan adalah dengan melakukan analisis
rasio keuangan. Rasio keuangan didisain untuk memperlihatkan hubungan antara
item- item pada laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi).
Analisis rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis berdasarkan
ruang lingkupnya yaitu :
1. Rasio likuiditas
Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya
dalam jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari: current ratio, quick ratio,
end net working capital.
37
2. Rasio profitabilitas
Rasio ini adalah hasil dari berbagai keputusan dan kebijakan yang dijalankan
perusahaan. Analisis profitabilitas memberi jawaban akhir tentang efisien
tidaknya perusahaan. Rasio profitabilitas terdiri dari: gross profit margin, net
profil margin, return on assets, return on equity, end operating ratio.
3. Rasio solvabilitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka panjang dengan mengukur kemampuan perusahaan melunasi seluruh
kewajibannya. Rasio solvabilitas terdiri dari: debt ratio, debt to equity ratio,
long term debt to equity ratio, long term debt to capitalization ratio, times
interest, earned, cash flow interest coverage, cash flow interest coverage, cash
flow to net income, end cash flow return on sales.
4. Rasio pasar
Rasio ini mengukur realistis tidaknya harga pasar saham. Rasio pasar terdiri
dari: dividend yield, dividend per share, dividend payout ratio, price earning
ratio, earning per share, book value per share, end price to book value.
5. Rasio aktivitas
Rasio ini mengukur efisien tidaknya pengelolaan sumber dana yang dimiliki
perusahaan
dengan
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
dalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya. Rasio aktivitas terdiri dari: total asset
turnover, fixed asset turnover, account receivable turnover, inventory turnover,
average collection period, end day’s sales in inventory.
38
Dari jenis rasio-rasio di atas yang berkaitan langsung dengan kepentingan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Menurut Tandelilin (2010:372) dari sudut pandang investor, salah satu
indikator penting untuk menilai prospek perusahaan dimasa datang adalah dengan
melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat
penting diperhatikan untuk mengetahui sejauhmana investasi yang akan dilakukan
investor disuatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan
tingkat yang disyaratkan investor, untuk itu biasanya digunakan dua rasio
profitabilitas utama, yaitu: Return on Equity (ROE) dan Return on Assets (ROA),
dan untuk memprediksi ROA atau ROE dimasa datang, digunakan serta dua
komponen penting dalam menganalisis perusahaan yakni: Earning Per Share
(EPS), dan Price Earning Ratio (PER).
a. Return on Assets (ROA)
Return on assets juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan
ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan
adalah laba sebelum bungan dan pajak atau EBIT (Sutrisno, 2009:222).
b. Return on Equity (ROE)
Return on equity ini sering disebut dengan rate of return on Net Worth yaitu
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal
sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai
39
rentabilitas modal sendiri. Laba yang diperhitungkan adalah laba bersih
setelah dipotong pajak atau EAT (Sutrisno, 2009 :223).
c. Earning Per Share (EPS)
EPS menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi
semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa
diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan (Tandelillin, 2010:374).
d. Price Earning Ratio (PER)
Rasio ini mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham
perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh o leh para pemegang
saham (Sutrisno, 2009:224).
2.1.7 Penelitian Terdahulu
1. Sari dan Venusita (2013)
Meneliti tentang pengaruh EVA, EPS, ROE, dan NPM terhadap return
saham. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian secara parsial variabel
ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham, dan variabel EVA, EPS,
NPM tidak ada pengaruhnya terhadap return saham. Sedangkan hasil pengujian
secara simultan ke 4 variabel tersebut di atas memiliki pengaruh signifikan
terhadap return saham.
40
Pada penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian
terdahulu:
Persamaan:
a. Dari kedua penelitian ini memiliki tujuan yang sama yakni untuk mengetahui
return saham.
b. Kedua penelitian ini sama-sama menggunakan metode analisis regresi
berganda.
Perbedaan:
a. Sampel yang digunakan oleh penelitian terdahulu adalah perusahaan property
dan real estate, sedangkan penelitian saat ini menggunakan sampel pada
perusahaan pulp & paper yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Menggunakan metode sampel jenuh dalam melakukan pengambilam sampel.
c. Variabel yang digunakan pada penelitian terdahulu menggunakan variabel
bebas yakni: EVA, EPS, ROE, dan NPM, sedangkan penelitian saat ini
menggunakan variabel bebas yakni: ROA, ROE, EPS, dan PER.
2. Sari (2013)
Penelitian tentang pengaruh NPM, ROA, ROE, dan EPS terhadap return
saham. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian secara parsial variabel
ROA, ROE, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham, dan variabel
NPM tidak ada pengaruhnya terhadap return saham. Sedangkan hasil pengujian
secara simultan ke 4 variabel tersebut di atas memiliki pengaruh signifikan
terhadap return saham.
41
Pada penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian
terdahulu:
Persamaan:
a. Dari kedua penelitian ini memiliki tujuan yang sama yakni untuk mengetahui
return saham.
b. Kedua penelitian ini sama-sama menggunakan metode analisis regresi
berganda.
c. Kedua penelitian ini sama-sama menggunakan metode purposive sampling
dalam melakukan pengambilam sampel.
Perbedaan:
a. Sampel yang digunakan oleh penelitian terdahulu adalah perusahaan kontruksi
di Bursa Efek Indonesia, sedangkan penelitian saat ini menggunakan sampel
pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Variabel yang digunakan pada penelitian terdahulu menggunakan variabel
bebas yakni: NPM, ROA, ROE, dan EPS, sedangkan penelitian saat ini
menggunakan variabel bebas yakni: ROA, ROE, EPS, dan PER.
2.2 Rerangka Pe mikiran
Dari penjelasan teoretis dan permasalahan yang telah dikemukakan, sebagai dasar
untuk perumusan hipotesis maka yang menjadi variabel- variabel di dalam
penelitian ini adalah nilai kinerja keuangan yang terdiri dari ROA, ROE, EPS, dan
PER sebagai independent variable (variabel bebas) dan return saham sebagai
42
dependent variable (variabel terikat), sehingga rerangka pemikiran yang terbentuk
adalah sebagai berikut:
Laporan Keuangan
Neraca
Laba / Rugi
Analisis Rasio Keuangan
1. Rasio likuiditas: current ratio, quick ratio, dan net working capital.
2. Rasio profitabilitas: gross profit margin, net profil margin, return on assets,
return on equity, end operating ratio.
3. Rasio solvabilitas: debt ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio,
long term debt to capitalization ratio, times interest, earned, cash flow interest
coverage, cash flow interest coverage, cash flow to net income, end cash flow
return on sales.
4. Rasio pasar: dividend yield, dividend per share, dividend payout ratio, price
earning ratio, earning per share, book value per share, end price to book value.
5. Rasio aktivitas: total asset turnover, fixed asset turnover, account receivable
turnover, inventory turnover, average collection period, end day’s sales in
inventory.
ROA
ROE
EPS
Return Saham
Sumber: Tandelilin, 2010
Gambar 1
Rerangka Pe mikiran
PER
43
2.3 Perumusan Hipotesis
Dengan mengacu pada rumusan masalah dan tinjauan teoretis yang telah
diuraikan diatas maka hipotesis yang diajukan adalah:
H1 : ROA, ROE, EPS, dan PER secara serentak berpengaruh signifikan terhadap
return saham pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di BEI.
H2 : ROA, ROE, EPS dan PER secara terpisah berpengaruh positif signifikan
terhadap return saham pada perusahaan pulp & paper yang terdaftar di BEI.
H3 : EPS berpengaruh dominan terhadap return saham pada perusahaan pulp &
paper yang terdaftar di BEI.
Download