Oleh: Luthfia Anggit K. (13) Monika Septia Khozaain (14) Sejarah Perang Perang Khandaq Perang Khandaq Penyebab Perang Strategi Perang Pasukan Perang Kronologi Perang Pertempuran Khandaq terjadi pada bulan Syawal tahun 5 Hijriah atau pada tahun 627 Masehi, yang terjadi di perbatasan Medina. Pertempuran ini dinamai Pertempuran Khandaq (Arab )الخندقkarena parit yang digali oleh umat Islam dalam persiapan untuk pertempuran. Kata Khandaq adalah bentuk bahasa Arab dari bahasa Persia "kandak" (yang berarti "Itu yang telah digali"). Pertempuran ini terjadi antara kaum kafir Quraisy dengan kaum Muslimin. Perang Khandaq juga dikenal sebagai Pertempuran Al-Ahzab, Pertempuran Konfederasi, dan Pengepungan Madinah Perang khandaq disebabkan oleh orang-orang Yahudi yang diusir lalu ditempatkan di Khaibar, sebuah wilayah di luar Kota Madinah. Hal itu membuat mereka kecewa dan marah. Kemudian, kaum kafir Quraisy menyerang kaum Muslimin. Kaum kafir Quraisy Pihak kaum kafir terdiri dari Arab Pagan Quraiysh dari Mekkah, Suku Arab Yahudi Bani Qaynuqa, dan Bani Nadir. Suku Arab pagan lain terdiri dari Bani Murra, Khaybar, Huyyay bin Auf Murri, Bani Ghatafan, Bani Assad, Bani Shuja. Dipimpin oleh Abu Sofyan dengan kekuatan 10.000 orang. Kaum Muslimin Pihak kaum muslim dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW dengan kekuatan 3000 orang kaum muslimin. Perang Khandaq merupakan "pertempuran kecerdasan", di mana para ahli taktik Muslim mengatasi lawan-lawan mereka, sementara jatuh korban sangatlah sedikit. Upaya konfederasi untuk mengalahkan kaum Muslim gagal, dan kekuatan Islam menjadi berpengaruh di wilayah tersebut. Akibatnya, tentara Muslim mengepung sekitar Banu Qurayza, yang mengarah ke penyerahan tanpa syarat mereka. Kekalahan itu menyebabkan Mekah kehilangan perdagangan mereka dan sebagian besar adalah kehormatan harga diri mereka. Untuk melindungi Madinah dari serangan gabungan, maka dibuatlah parit sebagai strategi berperang untuk menghindari serbuan langsung dari pasukan Al-Ahzab Quraisy dan Bani Nadir. Strategi pembuatan parit di sela sela daerah yang tidak terlindungi oleh pegunungan sebagai tempat perlindungan adalah strategi dari sahabat Rasulullah S.A.W bernama Salmanal al-Farisi. Dua puluh pimpinan Yahudi bani Nadhir datang ke Makkah untuk melakukan provokasi agar kaum kafir mau bersatu untuk menumpas kaum muslimin. Pimpinan Yahudi bani Nadhir juga mendatangi Bani Ghathafan dan mengajak mereka untuk melakukan apa yang mereka serukan pada orang Quraisy. Selanjutnya mereka mendatangi kabilah-kabilah Arab di sekitar Makkah untuk melakukan hal yang sama. Semua kelompok itu akhirnya sepakat untuk bergabung dan menghabisi kaum muslimin di Madinah sampai ke akar-akarnya. Setelah pasukan kaum muslimin menggali parit di bagian utara Madinah selama sembilan/sepuluh hari, Pasukan gabungan datang dengan kekuatan 10.000 pasukan yang siap berperang. Pasukan gabungan membuat kemah di bagian utara Madinah, karena di tempat itu adalah tempat yang paling tepat untuk melakukan perang. Pada Pertempuran Khandaq, terjadi pengkhianatan dari kaum Yahudi Bani Qurayzhah atas kesepakatan yang telah disetujui sebelumnya untuk mempertahankan kota Madinah, tetapi bani Quraizhah mengkhianati perjanjian itu. Setelah terjadi pengepungan selama satu bulan penuh, Nua’im bin Mas’ud al Asyja’I yang telah memeluk Islam tanpa sepengetahuan pasukan gabungan dengan keahliannya memecah belah pasukan gabungan. Lalu Allah S.W.T mengirimkan angin yang memporakporandakan kemah pasukan gabungan, memecahkan periuk-periuk mereka, dan memadamkan api mereka. Hingga akhirnya pasukan gabungan kembali ke rumah mereka dengan kegagalan menaklukan kota Madinah. Setelah peperangan itu, Rasulullah dan para sahabat berangkat menuju kediaman bani quraizah untuk mengadili mereka. 1. Dyah Utami Nugraheni (07) : Apa bentuk penghianatan Bani Quraizhah? 2. Wirinda Safira (24) : Apa nama strategi kaum muslimin dalam Perang Khandaq? 3. Hasna Aisy Fathiya (10) : Apa strategi kaum kafir dalam Perang Khandaq? 4. Annisa Dzikra Salma (03): Berapa m kedalaman parit yang dibangun kaum muslimin? 1. Para yahudi pergi menemui Bani Quraizhah. Awalnya mereka menolak, namun pada akhirnya mereka mau menerima kedatangan Yahudi. Mereka mengajak Bani Quraizhah untuk mengajaknya memerangi Rasulullah SAW. Namun lagi-lagi ajakan mereka ditlak. Setelah dibujuk berkali-kali, akhirnya mereka mau menuruti kata yahudi dengan syarat bila mereka tidak berhasil mengalahkan Rasulullah SAW, mereka harus turut bergabung menerima akibat yang diberikan oleh kaum muslimin kepada Bani Quraizhah. Yahudi pun menyetujuinya. Bani Quaizhah melanggar perjanjian yang telah disepakati antara Bani Quraizhah dengan Rasulullah SAW. Rasulullah SAW yang mendengar penghianatan mereka segera mengirim utusan menuju Bani Quraizhah. Ternyata keadaannya jauh lebih buruk. Orang-orang Bani Quraizhah dengan terangterangan mencaci maki Rasulullah SAW dan menampakkan permusuhan. 2. Strategi yang dibuatolejh kaum muslimin adalah strategi parit. Strategi tersebut dikemukakan oleh Salman Al-Farisi. Beliau berkata : “Wahai Rasulullah, sewaktu kami di Persia, jika kami diserang, kami membuat parit. Alangkah baiknya jika kita juga membuat parit sehingga dapat emenghalangi serangan.” Kemudian dibuatlah parit tersebut. Penggalian parit dimulai dari Ajam Sya’khain hingga mencapai Al-Madzadz, Madinah.penggalian tersebut memakan waktu selama seminggu. 3. Dalam menghadapi kaum muslimin, orang-orang Quraisy dan para Yahudi datang menuju Gathafan dan beberapa kabilah Arab lainnya untuk menghasut mereka agar mau melawan Rasulullah. Akhirnya mereka berhasil mengumpulkan 10.000 personil yang terdiri dari Arab Pagan Quraiysh dari Mekkah, Suku Arab Yahudi Bani Qaynuqa, dan Bani Nadir. Suku Arab pagan lain yang terdiri dari Bani Murra, Khaybar, Huyyay bin Auf Murri, Bani Ghatafan, Bani Assad, Bani Shuja. Cara inilah yang disebut dengan Al-Ahzab atau gabungan. 4. Parit yang dibuat oleh kaum mulimin mencapai panjang 5,544 km, lebar 4,62 m, dan kedalaman 3.234 m.