MODUL PERKULIAHAN Kewarganegaraan Hak Asasi Manusia Fakultas Program Studi Ekonomi dan bisnis Manajemen Tatap Muka 09 Kode MK Disusun Oleh 90037 Yuvinus Elyus, SH., MH. Abstract Kompetensi Membahas mengenai hak asasi manusia Mahasiswa dapat memahami peranan anggota dunia pancasila dalam hak asasi manusia Arti dan Makna HAK ASASI MANUSIA 1. Pengertian dan Ruang Lingkup HAM HAM adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak tersebut diperoleh bersama dengan kelahirannya atau kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat (Tilaar, 2001). HAM bersifat umum (universal) karena diyakini bahwa beberapa hak dimiliki tanpa perbedaan atas bangsa, ras, atau jenis kelamin. HAM juga bersifat supralegal, artinya tidak tergantung pada adanya suatu Negara atau undang-undang dasar, kekuasaan pemerintah, bahkan memiliki kewenangan lebih tinggi karena berasal dari sumber yang lebih tinggi (Tuhan). UU No. 39/1999 tentang HAM mendefinisikan HAM sebagai seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai mahkluk Tuhan YME. Ruang lingkup HAM meliputi: (1) hak pribadi: hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan lain sebagainya; (2) hak milik pribadi dalam kelompok sosial di mana ia ikut serta; (3) kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan; (4) hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial. 2. HAM pada Tataran Global Sebelum konsep HAM diratifikasi PBB, terdapat beberapa konsep utama mengenai HAM, yaitu: a. HAM menurut konsep Negara-negara Barat Ingin meninggalkan konsep Negara yang mutlak. Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas, Negara sebagai coordinator dan pengawas. Filosofi dasar: hak asasi tertanam pada diri individu manusia. Hak asasi lebih dulu ada daripada tatanan Negara. b. 2015 HAM menurut konsep Sosialis Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat. Hak asasi manusia tidak ada sebelum Negara ada. 2 Kewarganegaraan Yuvinus Elyus,SH.,MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi menghendaki. c. HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika Tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama/sesuai dengan kodratnya. Masyarakat sebagai keluarga besar artinya penghormatan utama untuk kepala keluarga. Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan kewajiban. d. HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika Tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama/sesuai dengan kodratnya. Masyarakat sebagai keluarga besar dengan penghormatan utama terhadap kepala keluarga. Individu tunduk kepada kepala adat yang merupakan tugas dan kewajiban anggota masyarakat. ‘ a. HAM menurut konsep PBB Konsep HAM ini dibidani oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin oleh Elenor Roosevelt (10 Desember 1948) dan secara resmi disebut “Universal Declaration of Human Rights”. Di dalamnya menjelaskan tentang hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan yang dinikmati manusia di dunia yang mendorong penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia. Sejak tahun 1957, konsep HAM tersebut dilengkapi dengan tiga perjanjian, yaitu: (1) Hak Ekonomi Sosial dan Budaya, (2) Perjanjian internasional tentang hak sipil dan politik, (3) Protokol opsional bagi Perjanjian hak sipil dan politik internasional. Pada Sidang Umum PBB tanggal 16 Desember 1966 ketiga dokumen tersebut diterima dan diratifikasi. Universal Declaration of Human Rights menyatakan bahwa setiap orang mempunyai: Hak untuk hidup. kemerdekaan dan keamanan badan. hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum. hak untuk memperoleh perlakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum. hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana seperti diperiksa di muka umum, dianggap tidak bersalah kecuali ada bukti yang sah. 2015 hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu Negara. hak untuk mendapat hak milik atas benda. hak untuk bebas untuk mengutarakan pikiran dan perasaan. 3 Kewarganegaraan Yuvinus Elyus,SH.,MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id hak untuk bebas memeluk agama serta mempunyai dan mengeluarkan pendapat. hak untuk berapat dan berkumpul. hak untuk mendapatkan jaminan sosial. hak untuk mendapatkan pekerjaan. hak untuk berdagang. hak untuk mendapatkan pendidikan. hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam masyarakat. hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan. 3. HAM di Indonesia: Permasalahan dan Penegakannya Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan dan perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hak pembangunan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan baik dalam penerapan, pemantauan, maupun dalam pelaksanaannya (Wirayuda, 2005). Sesuai dengan pasal 1 (3), pasal 55 dan 56 Piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan HAM harus dilakukan melalui suatu konsep kerjasama internasional yang berdasarkan pada prinsip saling menghormati, kesederajatan, dan hubungan antarnegara serta hukum internasional yang berlaku. HAM di Indonesia didasarkan pada Konstitusi NKRI, yaitu: Pembukaan UUD 1945 (alinea I), Pancasila sila ke-4, Batang Tubuh UUD 1945 (pasal 27, 29 dan 30), UU no. 39/1999 tentang HAM dan UU No. 26/2000 tentang Pengadilan HAM. HAM di Indonesia menjamin hak untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri, hak memperoleh keadilan, hak atas kebebasan, hak atas rasa aman, hak atas kesejahteraan, hak turut serta dalam pemerintahan, hak wanita, dan hak anak. Program penegakan hukum dan HAM (PP No. 7 tahun 2005) meliputi pemberantasan korupsi, antiterorisme dan pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan hukum dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak diskriminatif, dan konsisten. Kegiatan-kegiatan pokok meliputi: a. penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi 2004-2009. b. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari 2004-2009 sebagai gerakan nasional. 2015 4 Kewarganegaraan Yuvinus Elyus,SH.,MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id c. peningkatan penegakan hukum terhadap pemberantasan tindak pidana terorisme dan penyalahgunaan narkotika serta obat berbahaya lainnya. d. peningkatan efektivitas dan penguatan lembaga/institusi hukum maupun lembaga yang fungsi dan tugasnya mencegah dan memberntas korupsi. e. peningkatan efektivitas dan penguatan lembaga/institusi hukum maupun lembaga yang fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia. f. peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warganegara di depan hukum melalui keteladanan Kepala Negara dan pimpinan lainnya untuk mematuhi dan mentaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten dan konsekuen. g. penyelenggaraan audit reguler atas seluruh kekayaan pejabat pemerintah dan pejabat Negara. h. peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka mewujudkan proses hukum yang lebih sederhana, cepat, tepat dan dengan biaya yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. i. peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi manusia dalam rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamika masyarakat dapat berjalan sewajarnya. j. pembenahan sistem manajemen penanganan perkara yang menjamin akses public, pengembangan sistem pengawasan yang transparan dan akuntabel. k. pengembangan sistem manajemen kelembagaan hukum yang transparan. l. penyelamatan barang bukti akuntabilitas kinerja yang berupa dokumen/arsip lembaga Negara dan badan pemerintahan untuk mendukung penegakan hukum dan HAM. 2015 5 Kewarganegaraan Yuvinus Elyus,SH.,MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id m. peningkatan koordinasi dan kerjasama yang menjamin efektivitas penegakan hukum dan HAM. n. pembaharuan materi hukum yang terkait dengan pemberantasan korupsi. o. peningkatan pengawasan terhadap lalu lintas orang yang melakukan perjalanan baik ke luar maupun masuk ke wilayah Indonesia. p. peningkatan fungsi intelejen agar aktivitas terorisme dapat dicegah pada tahap yang sangat dini, serta meningkatkan berbagai operasi keamanan dan ketertiban; serta q. peningkatan penanganan dan tindakan hukum terhadap penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya melalui identifikasi dan memutus jaringan peredarannya, meningkatkan penyidikan, penyelidikan, penuntutan serta menghukum para pengedarnya secara maksimal. Pemenuhan, perlindungan dan penghormatan terhadap HAM harus diikuti dengan pemenuhan terhadap kewajiban asasi manusia (KAM) dan tanggung jawab asasi manusia (TAM) dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara. HAM memiliki ciri: a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa kecuali c. HAM tidak bisa dilanggar A. Ruang Lingkup HAm a. b. 2015 6 hak sosial politik (hak alamiah), yang dibawa oleh manusia sejak ia dilahirkan, contohnya: hak hidup, hak milik, dan hak untuk mengusahakan kebahagiaan hak sosial ekonomi-sosial budaya, yaitu hak yang diperoleh manusia dari masyarakatnya, contohnya; hak mendapatkan pekerjaan, hak menerima upah yang layak, hak berserikat/ berorganisasi, hak mengemukakan pendapat (lisan dan tertulis), hak mendapatkan pendidikan, dan hak mendapatkan pelayanan kesehatan Kewarganegaraan Yuvinus Elyus,SH.,MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id B. Perkembangan Ham 1. Magna Charta (Piagam Agung 1215): raja adil, bila salah dihukum, dan ada pertanggungjawaban 2. Bill Of Rights ( UU Hak 1689): perlakuan yang sama dimuka hukum 3. Deklarasi HAM Perancis 1789: manusia lahir merdeka dan suci, tidak boleh ada penangkapan semena-mena 4. Bill of Right (UU Hak Virginia 1789) 5. Declarations Of Human Rights PBB 1948: menyelamatkan manusia dari perang; kedudukan manusia yang sama, rasa adil dan kehidupan yang lebih baik 6. Piagan Atlantic Charter 1941: Freedom from fear (bebas dari rasa takut) Freedom of religion (bebas memeluk agama). Freedom of expression (bebas menyatakan pendapat ). Freedom of information (bebas dalam hal pemberitaan). Freedom from want (bebas dari kemelaratan). C. HAM menurut UUD 1945 hasil amandemen - Hak kebebasan untuk mengeluarkan pendapat. - Hak kedudukan yang sama di dalam hokum - Hak kebebasan berkumpul - Hak kebebasan beragama - Hak penghidupan yang layak - Hak kebebasan berserikat - Hak memperoleh pengajaran atau pendidikan. D. HAM menurut UU 39 tahun 1999 - Hak hidup - Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan - Hak mengembangkan diri - Hak memperoleh keadilan - Hak atas kebebasan pribadi - Hak atas rasa aman - Hak atas kesejahteraan - Hak turut serta dalam pemerintahan - Hak wanita - Hak anak. E. Lembaga Penegak HAM 2015 7 Kewarganegaraan Yuvinus Elyus,SH.,MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id - KOMNAS HAM : lembaga yang mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi hak asasi manusia. - PENGADILAN HAM : untuk mengadili pelanggaran hak asasi manusia yang berat di bentuk Pengadilan Hak Asasi Manusia dilingkungan peradilan umum yaitu pengadilan negeri dan pengadilan tinggi - Peranan masyarakat : pemberdayaan masyarakat, LSM, pelaporan, perumusan HAM, dan bekerjasama dengan lembaga penegak ham lainnya. F. Jenis Pelanggaran HAM 1. The crime of genocide; 2. Crimes against humanity; 3. War crimes; 4. The crime of aggression GENOCIDE atau Kejahatan Genosida. Pasal 8 UU No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Kejahatan genosida sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara: a. membunuh anggota kelompok; b. mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok; c. menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya; d. memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok; atau e. memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain. Crimes Against Humanity atau Kejahatan Terhadap Kemanusiaan. Pasal 9 UU No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Kejahatan terhadap kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa: 2015 8 Kewarganegaraan Yuvinus Elyus,SH.,MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id a. pembunuhan; b. pemusnahan; c. perbudakan; d. pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa; e. perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional; f. penyiksaan; g. perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara; h. penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah di,akui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional; i. penghilangan orang secara paksa; atau j. kejahatan apartheid. War Crimes atau Kejahatan Perang dan Agresi a. Secara sengaja melancarkan serangan melawan penduduk sipil misalnya atau melawan individu sipil tidak mengambil bagian langsung dalam bagian peperangan b. Secara sengaja melancarkan serangan terhadap bangunan, material, unitunitdantransportasi kesehatan, dan penggunaan pribadi dari lambang Konvensi Jenewa yang selaras dengan hukum internasional c. Secara sengaja melancarkan serangan terhadap orang, instalasi, material, unitunitatau kendaraan yang terkait dengan kegiatan kemanusiaan atau misi perdamaian berdasarkan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, selama merekaberhak atas perlindungan yang diberikan kepada penduduk sipil atau obyek penduduk sipil dibawah hukum internasional dari konflik bersenjata; d. Secara sengaja melancarkan serangan terhadap tempat ibadah, pendidikan, kesenian,ilmu pengetahuan atau tujuan amal, monumen bersejarah, rumah sakitd an tempat-tempat di mana orang-orang dikumpulkan,disediakan bukan untuk tujuan militer; 2015 9 Kewarganegaraan Yuvinus Elyus,SH.,MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sakit dan terluka e. Penjarahan suatu Kota atau tempat, bahkan saat dikuasaidengan penyerangan; f. Melakukan pemerkosaan, perbudakan seksual, pelacuran/prostitusi, kehamilansecara paksa, seperti yang disebutkan pada pasal 7, ayat 2 9f), pemandulan secara paksa, dan bentuk kekerasan seksual lainnya juga melakukan kekerasan serius dari pasal 3 umum bagi empat Konvensi Jenewa g. Melakukan tindakan wajib militer atau mendaftar anak-anak di bawah umur 15 tahun ke dalam angkatan atau pasukan bersenjata atau mempergunakan mereka untuk berpastisipasi aktif dalam peperangan/pertempuran; h. Memerintahkan pemindahan lokasi penduduk sipil untuk alasan- alasanyangberkaitan dengan konflik, kecuali keamanan dari penduduk sipil mengikutsertakanatau mengharuskan alasan-alasan militer sangat dibutuhkan i. Membunuh atau melukai tentara lawan secara berbahaya/curang j. Menyatakan bahwa tidak akan ada wilayah yang diberikan k. Mempengaruhi orang yang dalam kekuasaan pihak lawan untuk sasaran pemotongan Peserta tubuh secara fisik, atau untuk pengobatan, atau untuk percobaan keilmuan apapun yang tidak dengan dalih medis, pengobatan gigi,atau pengobatan rumah sakit terhadap seseorang, yang dilakukan diluar kepentingan orangtersebut, dan menyebabkan kematian terhadap atau bahaya serius terhadap kesehatan orang itu l. Menghancurkan atau merampas milik pihak lawan kecuali tindakan-tindakan tersebut di minta secara imperatif karena kebutuhan dari konflik tersebut;(f) Ayat 2 (e) berlaku terhadap konflik bersenjata yang tidak bersifat internasional dan tidak berlaku dalam hal kerusuhan atau kekacauan internal, seperti kerusuhan, perbuatankekerasan pengisoliran dan sporadis yang terjadidalam wilayah suatu Negara ketika terjadi konflik bersenjata berkepanjangan antara pemerintah yang berwenang dengan kelompok bersenjata yang terorganisir atau antara kelompokkelompok tersebut. Daftar Pustaka 2015 10 Kewarganegaraan Yuvinus Elyus,SH.,MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Azra, Azyumardi. 2003. Demokrasi Hak Asasi Manusia Masyarakat Madani. Jakarta: Prenada Media Indonesia. UUD 1945 dan Amandemennya. Bandung: Fokus Media Malian, S. dan S. Marjuki (editor). 2003. Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia. UII Press: Yogyakarta. Soemiarno, S. 2005. Hak Asasi Manusia. Makalah yang disampaikan dalam Kursus Calon Dosen Kewarganegaraan Angkatan I , 12 – 23 Desember 2005. Dirjen Dikti Depdiknas, Jakarta. Syarbani, Syahrial. 2002. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi Edisi Revisi, Jakarta: Ghalia Indonesia 2015 11 Kewarganegaraan Yuvinus Elyus,SH.,MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id