Pengertian Nilai, Norma, dan Moral

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Pancasila
Pancasila sebagai sistem Etika
(etika, aliran etika dan etika Pancasila)
Fakultas
Program Studi
Ekonomi
Akuntansi
Tatap Muka
09
Kode MK
Disusun Oleh
90037
Yuvinus Elyus, Amd. IP., SH., MH.
Abstract
Kompetensi
Membahas mengenai Pancasila
sebagai sistem etika
Mahasiswa dapat memahami pancasila
dalam segi etika, aliran etika dan etika
Pancasila sebagai suatu sistem etika
Dalam filsafat pancasila terkandung di dalamnya suatu pemikiran-pemikiran yang
bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis, dan komperhensif (menyeluruh) dan
sistem pemikiran ini merupakan suatu nilai.
Sebagai suatu nilai, pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental
dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Adapun nilai-nilai tersebut akan dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis
atau kehidupan yang nyata dalam masyarakat, bangsa, maupun negara, maka nilainilai tersebut dijabarkan dalam suatu norma-norma yang jelas sehingga merupakan
suatu pedoman yang jelas.
Norma-norma tersebut, meliputi:

Norma moral
berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik maupun
buruk, sopan ataupun tidak, susila ataupun tidak.
Dalam kapasitas inilah nilai-nilai pancasila telah terjabarkan dalam suatu normanorma moralitas atau norma-norma etika, sehingga pancasila merupakan sistem
etika dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Norma hukum
suatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Dalam pengertian inilah, maka pancasila berkedudukan sebagai sumber dari segala
sumber hukum di negara Indonesia.
Sebagai sumber dari segala sumber hukum nilai-nilai Pancasila yang sejak dahulu
telah merupakan suatu cita-cita moral yang luhur yang terwujud dalamkehidupan
sehari-hari bangsa Indonesia sebelum membentuk negara.
Atas dasar pengertian inilah, maka nilai-nilai pancasila sebenarnya berasal dari
bangsa Indonesia sendiri atau dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai asal
mula materi (kausa materialis) nilai-nilai pancasila.
Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya bukan merupakan suatu pedoman
yang langsung bersifat normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem
nilai-nilai etika yang merupakan sumber norma.
Pengertian Etika
2016
2
Pancasila
Yuvinus Elyus
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengertian etika menurut para ahli diantaranya adalah :

Drs. O.P. Simorangkir
mengatakan bahwa etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik

Drs. H. Burhanudin Salam
mengatakan bahwa etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai
dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya
Jadi kesimpulan dari pendapat para ahli, etika adalah perilaku baik atau buruk
manusia yang dilakukan secara alami dan tanpa paksaan dari orang lain.
Etika adalah kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas bagaimana manusia
bersikap terhadap apa yang ada) dan dibagi menjadi dua kelompok. Etika
merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral.
Etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti
suatu ajaran tertentu atau bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab dengan
berbagai ajaran moral.
Kedua kelompok etika yaitu:


Etika Umum,
mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia.
Pemikiran etika beragam, tetapi pada prinsipnya membicarakan asas-asas dari
tindakan dan perbuatan manusia, serta sistem nilai apa yang terkandung
didalamnya.
Etika khusus,
membahas prinsip-prinsip tersebut diatas dalam hubungannya dengan berbagai
aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (etika individual) maupun
makhluk sosial (etika sosial)
Etika khusus dibagi menjadi 2 macam yaitu:

Etika Individual:
membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri dan dengan kepercayaan
agama yang dianutnya serta kewajiban dan tanggung jawabnya terhadap Tuhannya.

Etika Sosial:
membahas norma-norma sosial yang harus dipatuhi dalam hubungannya dengan
manusia, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pancasila sebagai sistem etika adalah poin – poin yang terkandung di dalam
pancasila yang mencerminkan etika yang ada pada diri bangsa Indonesia.
Pembentukan etika ini berdasarkan hati nurani dan tingkah laku, tidak ada paksaan
dalam hal ini. Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem
etika yang baik di negara ini. Disetiap saat dan dimana saja kita berada diwajibkan
untuk beretika disetiap tingkah laku. Seperti tercantum di sila ke dua “ kemanusian
2016
3
Pancasila
Yuvinus Elyus
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang adil dan beradab” tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam
membangun etika bangsa ini sangat berandil besar, setiap sila pada dasarnya
merupakan azas dan fungsi sendiri-sendiri, namun secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan.
Pengertian Nilai, Norma, dan Moral
Nilai (value) adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda
untuk memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik
minat seseorang atau kelompok.
Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan
(motivator) sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem merupakan salah
satu wujud kebudayaan di samping sistem sosial dan karya.
Pandangan para ahli tentang nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat :
Alport mengidentifikasikan nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat menjadi 6
macam, yaitu:
1. Nilai Teori
2. Nilai Politik
3. Nilai Sosial
4. Nilai Religius
5. Nilai Ekonomi
6. Nilai Estetika
Walter G. Everet mengidentifikasikan nilai-nilai manusiawi kedalam 8 kelompok,
yaitu:
1. Nilai Kejasmanian
membantu pada kesehatan, efisiensi, dan keindahan dari kehidupan
badan.
2. Nilai Ekonomis
nilai yang ditunjukkan oleh harga pasar dan meliputi semua benda
yang dapat dibeli.
3. Nilai Estetis
nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya seni.
4. Nilai Sosial
nilai yang berasal mula dari keutuhan kepribadian dan sosial yang
diinginkan.
2016
4
Pancasila
Yuvinus Elyus
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Nilai Intelektual
nilai-nilai pengetahuan dan pengajaran kebenaran
6. Nilai Religi
nilai keagamaan
7. Nilai Hiburan
nilai-nilai permainan dan waktu senggang yang dapat menyumbangkan
pada pengayaan kehidupan.
8. Nilai Watak
keseluruhan dari keutuhan kepribadian dan sosial yang diinginkan.
Max Scheler, mengelompokkan nilai menjadi enam tingkatan, yaitu:
1. Nilai kenikmatan
nilai yang mengenakkan atau tidak mengenakkan (die Wertreihe des
Angenehmen und Unangehmen) dan menyebabkan orang senang atau
menderita tidak enak.
2. Nilai kehidupan
nilai yang penting bagi kehidupan (Werte des vitalen Fuhlens), misalnya
kesehatan, kesegaran jasmani, kesejahteran umum
3. Nilai kejiwaan
nilai-nilai kejiwaan (geistige warte) yang sama sekali tidak tergantung dari
keadaan jasmani maupun lingkungan. Nilai-nilai semacam ini ialah
keindahan, kebenaran, dan pengetahuan murni yang dicapai dalam filsafat.
4. Nilai kerohanian
modalitas nilai dari yang suci dan tidak suci (wermodalita des Heiligen
ung Unheiligen). Nilai-nilai semacam ini terutama terdiri dari nilai-nilai pribadi.
Notonagoro, membedakan nilai menjadi tiga, yaitu :
1. Nilai material
segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia, atau
kebutuhan material ragawi manusia.
2. Nilai vital
segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan atau aktifitas.
3. Nilai kerohanian
segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai ini terbagi atas 4 macam, yaitu:
1. Nilai kebenaran
2016
5
Pancasila
Yuvinus Elyus
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
nilai yang bersumber pada akal (ratio, budi, cipta) manusia.
2. Nilai keindahan atau nilai estetis
nilai yang bersumber pada unsur perasaan (esthesis, gevoel, rasa)
manusia.
3. Nilai kebaikan atau nilai moral
nilai yang bersumber pada unsur kehendak (wiel, wollen karsa) manusia
4. Nilai religius
yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai ini
bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.
Kelompok nilai menurut penjabarannya:
1. Nilai Dasar
Meskipun nilai bersifat abstrak dan tidak dapat diamati oleh panca indra
manusia, namun dalam kenyataannya nilai berhubungan dengan tingkah laku
manusia. Setiap meiliki nilai dasar yaitu berupa hakikat, esensi, intisari atau makna
yang dalam dari nilai-nilai tersebut. Nilai dasar bersifat universal karena karena
menyangkut kenyataan obyek dari segala sesuatu. Contohnya tentang hakikat
Tuhan, manusia serta mahkluk hidup lainnya.
Apabila nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat Tuhan maka nilai dasar itu
bersifat mutlak karena Tuhan adalah kausa prima (penyebab pertama). Nilai dasar
yang berkaitan dengan hakikat manusia maka nilai-nilai itu harus bersumber pada
hakikat kemanusiaan yang dijabarkan dalam norma hukum yang diistilahkan dengan
hak dasar (hak asasi manusia). Dan apabila nilai dasar itu berdasarkan kepada
hakikat suatu benda (kuatutas,aksi, ruang dan waktu) maka nilai dasar itu juga dapat
disebut sebagai norma yang direalisasikan dalam kehidupan yang praksis. Nilai
Dasar yang menjadi sumber etika bagi bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila
2. Nilai Instrumental
Nilai instrumental adalah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai
dasar. Nilai dasar belum dapat bermakna sepenuhnya apabila belum memiliki
formulasi serta parameter atau ukuran yang jelas dan konkrit. Apabila nilai
instrumental itu berkaitan dengan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari
makan itu akan menjadi norma moral. Namun apabila nilai instrumental itu berkaitan
dengan suatu organisasi atau Negara, maka nilai instrumental itu merupakan suatu
arahan, kebijakan, atau strategi yangbersumber pada nilai dasar sehingga dapat
juga dikatakan bahwa nilai instrumental itu merupakan suatu eksplisitasi dari nilai
dasar. Dalam kehidupan ketatanegaraan Republik Indonesia, nilai-nilai instrumental
dapat ditemukan dalam pasal-pasal undang-undang dasar yang merupakan
penjabaran Pancasila.
2016
6
Pancasila
Yuvinus Elyus
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Nilai Praksis
Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam
kehidupan yang lebih nyata dengan demikian nilai praksis merupakan pelaksanaan
secara nyata dari nilai-nilai dasar dan nilai-nilai instrumental.
Nilai berperan sebagai pedoman menentukan kehidupan setiap manusia.
Nilai manusia berada dalam hati nurani, kata hati dan pikiran sebagai suatu
keyakinan dan kepercayaan yang bersumber pada berbagai sistem nilai.
Norma adalah perwujudan martabat manusia sebagai mahluk budaya, moral,
religi, dan sosial. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang
dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi. Oleh karena itu norma dalam
perwujudannya norma agama, norma filsafat, norma kesusilaan, norma hukum dan
norma sosial. Norma memiliki kekuatan untuk dipatuhi karena adanya sanksi.
Norma-norma yang terdapat dalam masyarakat antara lain :




Norma agama adalah ketentuan hidup masyarakat yang bersumber pada agama.
Norma kesusilaan adalah ketentuan hidup yang bersumber pada hati nurani, moral
atau filsafat hidup.
Norma hukum adalah ketentuan-ketentuan tertulis yang berlaku dan bersumber
pada UU suatu Negara tertentu.
Norma sosial adalah ketentuan hidup yang berlaku dalam hubungan antara
manusia dalam masyarakat.
Pengertian moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim dengan kesusilaan,
kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut
tingkah laku dan perbuatan manusia.
Seorang pribadi yang taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan normanorma yang berlaku dalam masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak secara
moral. Jika sebaliknya yang terjadi maka pribadi itu dianggap tidak bermoral.
Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau prinsip-prinsip
yang benar, baik terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan
terhadap nilai dan norma yang mengikat kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Hubungan Nilai, Norma, dan Moral
Keterkaitan nilai, norma dan moral merupakan suatu kenyataan yang seharusnya
tetap terpelihara di setiap waktu pada hidup dan kehidupan manusia.
2016
7
Pancasila
Yuvinus Elyus
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Keterkaitan itu mutlak digarisbawahi bila seorang individu, masyarakat, bangsa dan
Negara menghendaki fondasi yang kuat tumbuh dan berkembang.
Sebagaimana tersebut diatas maka nilai akan berguna menuntun sikap dan tingkah
laku manusia bila dikonkritkan dan diformulakan menjadi lebih obyektif sehingga
memudahkan manusia untuk menjabarkannya dalam aktivitas sehari-hari. dalam
kaitannya dengan moral maka aktivitas turunan dari nilai dan norma akan
memperoleh integritas dan martabat manusia.
Derajat kepribadian itu amat ditentukan oleh moralitas yang mengawalnya.
Sementara itu hubungan antara moral dan etika seringkali disejajarkan arti dan
maknanya. Namun demikian, etika dalam pengertiannya tidak berwenang
menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan seseorang. Wewenang itu
dipandang berada di tangan pihak yang memberikan ajaran moral.
Daftar Pustaka
Azra, Azyumardi. 2003. Demokrasi Hak Asasi Manusia Masyarakat Madani. Jakarta:
Prenada Media
Indonesia. UUD 1945 dan Amandemennya. Bandung: Fokus Media
Malian, S. dan S. Marjuki (editor). 2003. Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak Asasi
Manusia. UII Press: Yogyakarta.
Soemiarno, S. 2005. Hak Asasi Manusia. Makalah yang disampaikan dalam Kursus Calon
Dosen Kewarganegaraan Angkatan I , 12 – 23 Desember 2005. Dirjen Dikti Depdiknas,
Jakarta.
Syarbani, Syahrial. 2002. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi Edisi Revisi,
Jakarta: Ghalia Indonesia
2016
8
Pancasila
Yuvinus Elyus
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download