MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN Dengan Judul (KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF MANAJEMEN PENDIDIKAN) Oleh Bpk.Drs. Syamsudin M.Pd Di Susun Oleh: EKA NUR ASTUTI (20100720028) MUHAMMAD FARIS PRABOWO (20100720032) HADI SETIAWAN (20100720030) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2011/2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. DAFTAR ISI Kata Pengantar Dartar isi Bab 1. Pendahuluan Bab 11. Pembahasan PENGERTIAN KEPEMIMPINAN ,PEMIMPIN DAN PIMPINAN MANFAAT KEPEMIMPINAN MACAM-MACAM KEPEMIMPINAN KERANGKA PERSPEKTIF KEPEMIMPINAN GAYA KEPEMIMPINAN TEORI KEPEMIMPINAN MODERN KEPEMIMPINAN DALAM PENINGKATAN KINERJA PRINSIP KEPEMIMPINAN ABAD KE-21 LIMA TAHAP PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN PENDIDIKAN Bab III. Penutup Kesimpulan Bab 1V. Daftar Pustaka EFEKTIVITAS PEMIMPIN DALAM PENDAHULUAN Setiap manusia hakikatnya adalah pemimpin dan setiap manusia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya kelak.Manusia sebagai pemimpin minimal mampu memimpin dirinya sendiri.Setiap organisasi harus ada pemimpinnya,yang secara ideal dipatuhi dan disegani bawahannya.Organisasi tanpa pemimpin akan kacau balau.Oleh karena itu,harus ada seorang pemimpin yang memerintah dan mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan individu,kelompok,dan organisasi. Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu Negara.Pendidikan juga merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia,dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai factor pendukung upaya manusia dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian .Dalam kerangka inilah pendidikan diperlukan dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju,demikian halnya bagi masyarakat Indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN, PEMIMPIN, DAN PIMPINAN. Definisi kepemimpinan menurut Stogdill (1974) ialah (1) fokus dari proses kelompok, (2) penerimaan kepribadian seseorang, (3) seni memengaruhi perilaku, (4) alat untuk memengaruhi perilaku, (5) suatu tindakan perilaku, (6) bentuk dari ajakan (persuasi), (7) bentuk dari relasi yang kuat, (8) alat untuk mencapai tujuan, (9) akibat dari interaksi, (10) peranan yang diferensial, dan (11) pembuat struktur. Kepimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi .Sutisna (1993) merumuskan kepemimpinan sebagai “proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu”.Sementara Soepardi (1988) mendefinisikan kepemimpinan sebagai “kemampuan untuk menggerakkan ,mempengaruhi , memotivasi ,mengajak ,mengarahkan ,menasehati,membimbing,menyuruh,memerintah,melarang,dan bahkan menghukum,serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien.”Hal tersebut menunjukan bahwa kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga hal yang saling berhubungan ,yaitu adanya pemimpin dan karakteristik nya;adanya pengikut ;serta adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikut berinteraksi. MANFAAT KEPEMIMPINAN Teori kepemimpinan bermanfaat bagi setiap pemimpin dalam menjalankan peranannya sebagai pemimpin pendidikan.Peranan sebagai pemimpin pendidikan antara lain ; Sebagai Personnal, ia harus memiliki integritas kepribadian dan akhlak mulia,pengembangan budaya,keteladanan,keinginan yang kuat dalam pengembangan diri,keterbukaan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi,kendali diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan,bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan. Sebagai Edukator, ia pembelajaran,membimbing dan berperan merencanakan,melaksanakan,menilai melatih,meneliti dan mengabdi kepada hasil masyarakat khususnya bagi dosen. Sebagai manajer, ia melakukan perencanaan, pengorganisasian,pengarahan dan pengawasaan. Sebagai Administrator, ia harus mampu mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah. Sebagai Supervisor,ia merencanakan supervise, melaksanakan supervisi,dan menindaklanjuti hasil supervise,untuk meningkatkan provesionalisme guru. Sebagai sorang yang social, ia bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah,berpartisipasi dalam kegiatan social kemasyarakatan,dan memiliki kepekaan (empati)social terhadap orang dan atau kelompok orang. Sebagai Leader, Ia harus mampu memimpin sekolah dalam rangka pendaya gunaan sumber daya secara optimal. SEbagai interpreuner, ia harus kreatif, bekerja keras, etos kerja ulet,dan naluri kewirausahaan. Sebagai climator, ia harus mampu menciptakan iklim sekolah yang konduksif. Menurut Yukl (1987), beberapa definisi yang dianggap cukup mewakili selama seperempat abad adalah sebagai berikut. 1) Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal). 2) Kepemimpinan adalah pengaruh antarpribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi ke arah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu. 3) Kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi. 4) Kepemimpinan adalah penungkatan pengaruh sedikit demi sedikit, pada dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan – pengarahan rutin organisasi. 5) Kepemimpinan adalah proses mempengruhi aktivitas – aktivitas sebuah kelompok yang di organisasi ke arah pencapaian tujuan. 6) Kepemimpinan adalah sebuah proses memberikan arti terhadap usaha kolektif, dan mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang di inginkan untuk mencapai sasaran. 7) Para pemimpin mereka yang secara konsisten memberikan kontribusi yang efektif terhadap orde sosial, serta yan di harapkan dan dipersepsikan melakukannya. Menurut Terry dan Rue (1985) bahwa kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seorang pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas yang diinginkan. Menurut Sanusi (1989) kepemimpinan adalah penyatupaduan dari kemampuan, cita – cita, dan semangat kebangsaandalam mengatur, mengendalikan dan mengelola rumah tangga maupun organisasi atau rumah tangga negara. Kepemimipinan menurut Yaverbaum & Sherman (2008), “ Leadership is act of gaining cooperation from people in order to accomplish someting.” (Kepemimpinan adalah tindakan mendapatkan kerjasama dari orang untuk mencapai sesuatu). Pemimpin adalah orang-orang yang menentukan tujuan, motivasi, dan tindakan kepada orang lain. Pemimpin adalah orang yang memimpin. Pemimpin dapat bersifat formal dan juga bersifat non formal. Pemimpin resmi diangkat atas dasar keputusan resmi dari orang yang mengangkatnya. Pemimpin yang resmi biasanya mendapat gaji, sebaliknya pemimpin yang tidak resmi adalah pemimpin yang diangkat atas dasar tidak memakai surat keputusan dan biasanya tanpa digaji. Sebaliknya, pemimpin tidak resmi adalah pemimpin yang di angkat tanpa surat keputusan dan biasanya tanpadi gaji. Seorang dapat diangkat sebagai pemimpin karena memiliki kelebihan dari anggota lainnya. Kelebihan itu ada yang berasal dari dalam dirinya yaitu berupabakat sebagai pemimpin, dan memiliki sifat-sifat pemimpin yang efektif lalu kelebihan dari luar yaitu karena dia dikenal dan memiliki hubungan baik dengan orang yang sedang berkuasa, orang terpandang ataupun punya banyak teman. Pimpinan adalah jabatan atau posisi seseorang dalam suatu organisasi. Yang di maksud kepemimpinan adalah ilmu dan seni memengaruhi orang atau kelompok untuk bertindak seperti yang diharapkan untuk mencapai tujuan secaraefektif dan efisien. Kemudian kepemimpinan di sebut ilmu karena ada teorinya, yaitu teori kepemimpinan. Di sebut seni karena sama-sama mendapatkan ilmunya, tetapi dalam penerapannya berbeda. Dari kesimpulan di atas dapat di ketahui bahwasanya kata kunci kepemimpinan adalah memengaruhi. Unsur-unsur definisi kepemimpinan di atas mengadung: (1) ada dan/atau kelompok yang di pengaruhi, (2) ada tindakan yang di harapkan, (3) ada tujuan yang ingin di capai, dan (4) ada cara mencapainya yaiu efektif dan efisien. ** Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untukmempengaruhi orang-orang yang di arahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Sutisna (1993) merumuskan kepemimpinan sebagai “ proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha ke arah pencapain tujuan dalam situasi tertentu”. Sementara soepardi (1988) mendefinisikan kepemimpinan sebagai “kemampuan untuk menggerakkan, memengaruhi, memotivasi, mengajak mengarahkan, menasihati membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media menejemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien. “Hal tersebut menunjukan bahwa kepemimpinan sedekitnya mencakup tiga hal yang saling berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan karakteristiknya, adanya pengikut, serta adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikut berineraksi. *** kepemimpinan adalah adanya suatu proses dalam kepemimpinan untuk memberikan pengaruh secara sosial kepada orang lain, sehingga orang lain tersebut menjalankan sesuatu proses sebagaimana di inginkan oleh pemimpin. Tinjauan lain di kemukakan oleh Mintzberg bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk malangkah keluar dari budaya yang ada dan memulai proses perubahan evolusioner yang lebih adaptif. Para pengembang toeri transformasional melihat bahwa pemimpin memiliki tugas menyelaraskan, menciptakan, dan memberdayakan. Dari berbagai teori tersebut terlihat bahwa pemimpin harus memberikan pengaruh kepada orang lain. Pada teori sifat, seorang pemimpin memiliki sifat-sifat yang unggul dan membawa orang lain pada suatu kondisi tertentu. Pada teori situasional, seorang pemimpin lahir dari situasi yang ada dan kemudian memengaruhi orang lain menuju perubahan transformasional, seorang pemimpin harus mampu mentransformasi keluar dari budaya yang ada, menuju suatu budaya baru yang lebih baik. Untuk melakukan transformasi budaya, maka pemimpin harus di anut terlebih dahulu. Namun demikian, walaupun dari definisi kepemimpinan tersebut bertitik tolak dari pemberian pengaruh kepada orang lain untuk melaksanakan apa yang di kehendaki pemimpin untuk menuju suatu tujuan secara efektif dan efisien, namun ternyata proses memengaruhi dilakukan secara berbedabeda. Kasali (2007) dengan mengutif Maxwell mengemukakan 5 tahap kepemimpinan yang meliputi : (1) level 1, pemimpin karena bersifat legalitas semisal menjadi pemimpin karena surat keputusan, (2) level 2, pemimpin yang memimpin dengan keciantaan nya, pemimpin dalam level ini sudah memimpin orang bukan memimpin pekerjaan, (3) level 3, pemimpin yang berorientasi pada hasil, pada level ini prestasi kerja sangat penting, (4) level 4, pada tingkat ini pemimpin meningkatkan pribadi-pribadi dalam organisasi untik menjadi pemimpin, dan (5) level 5, pemimpin yang memiliki daya tarik yang luarbiasa. Pada level ini orang-orang ingin mengikutinya bukan hanya karena apa yang telah diberikan pemimpin secarapersonal atau manfaatnya, tetapi juga karena niai-nilai dan simbol-simbol yang melekat pada diri irang tersebut MACAM-MACAM KEPEMIMPINAN. * Pemimpin dapat bersifat formal dan dapt bersifat nonformal. Pemimpin formal di angkat atasanya dengan surat keputusan resmi, sedangkan pemimpin nonformal di angkat oleh anggota lainnya tanpa surat keputusan resmi. Seseorang pemimpin mampu tidak hanya sekedar memberi contoh akan tetapi yang lebih penting adalah menjadi teladan bagi bawahannya. Tugas seorang pemimpin pendidikan adalah melaksanakan manajemen pendidikan, baik sebagai fungsi maupun sebagai tugas. *** Adapun unsur-unsur yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah sbb: 1. Memiliki visi, untuk dapat memiliki visi yang baik, seorang pemimpin harus memiliki pikiran yang terbuka, agar ia dapat menerima berbagai hal baru, sehingga dapat memperkaya prespektif si pemimpin terhadap sesuatu. 2. Mencintai pekerjaannya, hal ini di maksudkan jika seorang pemimipin sudah cinta terhadap pekerjaannya maka ia akan bekerja dengan suka rela sehingga akan melahirkan pembaruan. 3. Bekerja realistis, maksudnya seorang pemimpin harus bersikap nyata tidak hanya menghayal saja. 4. Memiliki legalitas, kepedulian dan sensivitas yang tinggi terhadap manusia, maksudnya pemimpin harus memiliki nilai nilai kemanusiaan yang luhur. Untuk bisa memimpin dengan baik seorang pemimpin harus menyayangi bawahanya, didalam sebuah hadis tertera, “man la yarham la yurham” : barang siapa tidak mengasihi maka tidak akan di kasihi. Dengan sifat ini maka pemimpin akan menganggap bawahannya sebagai aset utama yang peling penting. Selanjutnya untuk menjadi pemimpin yang besar harus mengetahui dirinya sendiri dan harus mampu mengendalikan diri atau dengan kata lain, pemimpin harus mampu memimpin dirinya sendiri sehingga seorang dia dapat dikatakan sebagai pemimpin yang berkepribadian. KERANGKA PERSPEKTIF KEPEMIMPINAN. Teori kepemimpinan bisa di dasarkan pada beberapa perspektif yang berbeda. Jago(1982) telah mengembangkan kerangka perspektif kepemimpinan yang terdiri atas dua dimensui fokus dan pendekatan, yaitu: 1). Fokus maksudnya fokus memandang kepemimpinan sebagai perangkat sifat-sifat (traits) dan sebagai seprangkat perilaku yang esensinya menuju kepamimpinan yang efektif atu tidak efektif tergantuk sifat-sifat pemimpin yang dapat di amati dari gaya bersikap dan bertindak yang dapat di lihat dari cara mengambil keputusan, cara memotivasi, cara berkomunikasi, cara berkoordinasi dan sebagainya, sehingga muncul gaya umum pemimpin yaitu otoriter, demokratis dan laize faire( bebas kendali ). Pandangan perilaku ini di kenal dengan sebutan one best ways (satu jalan ternbaik). 2). Pendekatan terdiri dari dua yaitu universal dan kontingensi,(1) pendekatan universal menganggap hanya ada satu cara terbaik untuk memimpin, pemimpin efektif tergantung pada situasinya.(2) pandangan kontingensi , situasi yang berbeda harus di sikapi dengan perilaku kepemimpinan yang berbeda pula. GAYA KEPEMIMPINAN **Gaya kepemimpinan adalah cara uang di pergunakan pemimpin dalam memengaruhi para pengikutnya. Menurut Thoha (1995) gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba memengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Gaya kepemimpinan adalah suatu yang khas sehingga cara pemimpin untuk memengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinannya. *Adapun beberapa contoh gaya kepemimpinan yaitu:; a. Gaya Kepemimpinan Model Taylor Taylor (1911), seorang ahli tekhnik mesin sekaligus bapak manajemen ilmiah menemukan gaya kepemimpinanya dalam mememimpin perusahaan sebagai berikut. 1). Cara terbaik untuk meningkatkatkan hasil kerja ialah dengan meningkatkan teknik atau metode kerja, akibatnya manusia dianggap sebagai mesin. 2). Manusia untuk manajemen, bukan manajemen untuk manusia. 3). Fungsi pemimpin menurut teori manajemen keilmuan (teori klasik) adalah menetapkan dan menerapkan kriteria pretasi untuk mencapai tujuan. 4). Fokus pemimpin adalah pada kebutuhan organisasi. b. Gaya Kepimimpinan Model Mayo. Gaya kepemimpinan model Mayo (1920) yang terkenal dengan gerakan hubungan manusiawi merupakan reaksi dan revisi dari gaya kepemimpinan Taylor yang memperlakukan manusia seperti mesin. Akibatnya, banyak pegawai yang sakit, bercerai, kacau balau karena hidupnya untuk bekerja, lupa makan, dan keluarga. Mayo berpendapat bahwa dalam memimpinan yaitu (1) selain mencari teknik atau metode kerja terbaik, juga harus memperhatikan perasaan dan hubungan manusiawi yang baik, (2) pusat pusat kekuasaan adalah hubungan pribadi dalam unit-unit kerja, dan (3) fungsi pemimpin adalah memudahkan pencapaian tujuan anggota secara kooperatif dan mengembangkan kepribadianya. c. Studi Iowa. Dalam penelitian nya, Lewin, et al .(1981) meneliti 3 klub anak-anak barumur 10 tahun. Setiap klub diminta peran tiga gaya kepemimpinan yaitu, otoriter, demokratis dan laize faire (semaunya sendiri). Pemimpin yang otoriter bertindak sangat direktif, selalu mengarahkan dan tidak memberikan kesepatan bertanya apalagi membantah. Pemimpin demokratis mendorong kelompok untuk berdiskusi, berpartisipasi, menghargai pendapat orang, siap berbeda, dan perbedaan tidak untuk di pertengkarkan, tetapi untuk didapatkan hikmahnya. Pemimpin demokratis mencoba untuk bersikap obyektif memuji dan mengkritik. Pemimpin laize faire memberikan kebebasan mutlak pada kelompok. d.Studi ohio. Kepemimpinan itu sebagai suatu perilaku seseorang mengarah pada suatu pencapaian tujuan tertentu yang terdiri atas dua dimensi, yaitu struktur pembuatan inisiatif (initiating structure) dan perhatian (consideration). Struktur pembuatan inisiatif menunjukan periku pemimpin yang berorientasi pada pencapain tugas.penelitian ohio menemukan empat gaya kepemimpinan yang di gambarakannya seperti berikut. d. Studi Michigan. Kantor riset angkatan laut mengadakan kontrak kerja sama dengan pusat Riset Survei Universitas Michigan untuk mengadakan penelitian. Tujuan kerja sama ini adalah untuk meneliti prinsip-prinsip prokduktivitas kelompok dan kepuasan anggota kelompok yang di peroleh dari partisipasi mereka. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengawasan pada seksi produksi lebih menyukai: (1) menerima pengawasan dari pengawas-pengawas mereka yang bersifat terbuka dibandingkan yang terlalu ketat, (2) sejumlah otoritas dan tanggung jawab yang dalam pekerjaan mereka, (3) memberikan pengawasan terbuka pada bawahanya di bandingkan pengawasan yang ketat, (4) berorientasi daripada produksi (likert, 1962) Penelitian mengidentifikasi dua konsep gaya kepemimpinan, yaitu berorientasi pada bawahan dan berorientsi pada produksi. Pemimpin yang berorien tasi pada bawahan menekan kan pentingnya hubungan dengan pekerjaan dan menganggap setiap pekerja penting, di perhatikan minatnya, di terima keberadaannya dan di penuhi kebutuhanya. Pemimpin yang berorientasi pada produksi menekankan pentingnya produksi dan aspek-aspek tekhnik kerja. Pekerjaan di perlakukan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Teori Kepemimpinan Modern a. Teori pendekatan Sifat-Sifat (Traits Approach Theory) pendekatan ini berdasarkan pada sifat seseorang yang di lakukan dengan cara: (1) membandingkan sifat yang timbul sebagai pemimpin dan bukan pemimpin,dan (2) membandingkan sifat pemimpin yang tidak efektif. Sifat-sifat yang dimiliki oleh pemimpin yang efektif antara lain adalah K 11, yaitu ketaqwaan, kejujuran, kecerdasan, keikhlasan, kesederhanaan, keluasan pandangan, komitmen, keahlian, keterbukaan, keluasan hubungan sosial, kedewasaan, dan keadilan. Wexley dan Yukl (Moh. As’ad, 1996) menyatakan bahwa terdapat beberapa persyaratan untuk menjadi pemimpin yang efektif antara lain: (1) memiliki kecerdasan yang cukup, (2) memiliki kemampuan berbicara, (3) memiliki kepercayaan diri, (4) memiliki inisiatif, (5) memiliki motivasi berprestasi, (6) memiliki ambisi. Hasil penelitian Gheselli terhadap 300 manajer dari 90 lembaga berbeda di Amerika Serikat menemukan enam traits kepemimpinan efektif yaitu: 1. Kebutuhan mencapai hasil: bertanggung jawab, kerja keras untuk sukses. 2. Intelegensi: menggunakan pertimbangan yang matang, mencapai alasan yang jelas dan kemampuan berfikir. 3. Mampu mengabimbil keputusan: dapat mengabil keputusan yang sulit tanpa ragu-ragu. 4. Inisiatif: dimulai dari diri sendiri, melukan pekerjaan dengan baik, dengan pengawasan yang minimal. 5. Kemampuan super visi: dapat bekerjasama bersama orang lain. ** 1 Pendekatan sifat Mencoba menerangkan sifat-sifat yang membantu seseorang untuk berhasil. Pendekatan ini bertolak dari asumsi bahwa individu merupakan pusat kepemimpinan. Kepemipinan di pandang sebagai suatu yang mendukung lebih banyak unsur individu, terutama pada sifat-sifat individu. Menurut sutisna (1993), pendekatan sifat berpendapat bahwa terdapat sifat-sifat tertentu, seperti kekuatan fisik atau keramahan yang esensial, pada kepemimpinan yang efektif. Dengan demikian, ada seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat bawaan yang membedakannya dari yang bukan pemimpi. Pendekatan ini menyarankan beberapa syarat yang harus dimiliki pemimpin yaitu: (1) kekuatan fisik dan susunan saraf, (2) penghayatan terhadap arah dan tujuan, (3) antusiasme , (4) keramahtamahan, (5) integritas, (6) keahlian tekhnis, (7) kemampuan mengabil keputusan, (8) intelegensi, (9) keterampilan memimpin, dan (10) kepercayaan(tead ,1963). 2. Pendekatan perilaku Studi ini memfokuskan dan mengidentifikasi perilaku yang khas dari pemimpin dalam kegiatannya mempengaruhi oranglain (pengikut). Pendekatan perilaku kepemimpinan banyak membahas keefektifan gaya kepemimpinan yang di jalankan oleh pemimpin. 3. pendekatan situasional Pendekatan situasional hampir sama dengan pendekatan perilaku keduanya menyoroti perilaku kepemimpinan dalam situasi tertentu. Dalam hal ini kepemimpinan merupakan fungsi situasi daripada sebagai kualitas pribadi, dan merupakan suatu kualitas yang timbul karena situasi interaksi orang-orang dalam situasi tertentu. Menurut pandangan perilaku, dengan mengkaji kepemimpinan dari variabel yang mempengarui perilaku akan memudahkan menentukan gaya kepemimpinan yang paling cocok. Pendekatan ini menitik beratkan pada bagian gaya kepemimpinan yang paling efektif diterapkan dalam situasi tertentu. Ada bebrapa studi kepemimpinan yang menggunakan pendekatan ini a. Teori kepemimpinan kontingensi. Teoriini di kembangkan oleh fiedler and chemers, berdasarkan hasil penelitian nya tahun 1950 di simpulkan bahwa seseorang menjadi pemimpin bukan saja karena faktor situasi dan saling hubungan antara pemimpin dan situasi. Keberhasilan pemimpin bergantung baik pada diri pemimpin maupun kepada keadaan organisasi. Menurut fiedler tak ada gayakepemimpinan yang cocokuntuk semua sitiasi serta ada tiga faktor yang perlu di pertimbangkan, yaitu hubungan antara pemimpin dan bawahan, struktur tugas serta kekuasaan yang berasal dari organisasi. Ketiga faktor tersebut sesungguh nya merupakan tiga dimensi dalam situasi yang mempengaruhi gaya kepemimpinan b. Teori kepemimpinan tiga dimensi. Teori ini di kemukakan oleh reddin, seorang guru besar universitas new burnswick, canada. Menurutnya ada tiga dimensi yang dapat dipakai untuk menentukan gaya kepemimpinan, yaitu perhatian pada produksi atau tugas, perhatian pada orang, dan dimensi efektifitas. Gaya kepemimpinan reddin sama dengan jaringan menajemen memeiliki empat gaya dasar kepemimpinan, yaitu: integrated, related, separated, dan dedicated. c. Teori kepemimpinan situasional. Teori ini meripakan pengembangan dari model kepemimpinan tiga dimensi, yang didasarkan pada hubungan antara tiga faktor, yaitu perilaku tugas (task behafior), perilaku hubungan (relationship behafior) dan kematangan (maturity) perilaku tugas merupakan pemberian petunjuk oleh pemimpin terhadap anak buah meliputi penjelasan tertentu, apa yang harus dikerjakan, bila mana, dan bagaimana cara mengerjakannya, serta mengawasi mereka secara ketat. Gaya kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan dalam keempat tingkat kematangan anak buah dan kombinasi yang tepat antara perilaku tugas dan perilaku hubungan adalah sebagai berikut. 1) Gaya Mendikte (telling) Gaya ini diterapkan jika anakbuah dalam tingkat kematangan rendah, dan memerlukan petunjuk serta pengawasan yang jelas. Dalam gaya ini pemimpin dituntut untuk mengatakan apa, bagaimana, kapan dan mana tugas dilakukan. Gaya ini menekankan pada tugas sedangkan hubungan hanya di lakukan sekedarnya saja. 2) Gaya menjual (selling) Gaya ini deterapkan apabila kondisi anak buah dalam taraf rendahsampai moderat. Mereka telah memilki kemauan untuk melakukan tugas, tetapi belum didukung oleh kemampuan yang memadai. Gaya ini identik dengan pemimpin memberikan petunjuk yang banyak. Dalam kematangan anak buah seperti ini di perlukan tugas serta hubungan yang tinggi agar dapat memelihara dan meningkatkan kemauan yang telah dimiliki. 3) Gaya Melibatkan diri (participating) Gaya ini di terapkan apabila tingkat kematangan anakbuah berada pada taraf kematangan moderat sampai tinggi. Mereka memiliki kemampuan akan tetapi kurang dalam kemauan. Upaya hubungan perlu ditingkatkan dengan membuka komunikasi dua arah. 4) Gaya Mendelegasikan (delegating) Gaya ini di terapkan jika kemampuan dan kemauan anak buah telah tinggi. Dalam tahap ini anak buah sudah bisa di biarkan dan hanya di perlukan upaya tegas dan upaya hubungan sekedarnya saja. Kepemimpinan Dalam Peningkatan Kinerja. Banyak hasil-hasil studi yang menunjukan bahwa gaya kepemimpinan yang terdapat dalam setiap organIsasi merupakan faktor yang berhubungan dengan produktifitas dan efektifitas organisasi. Menurut Sagir (1985:12) mengemukakan 6 faktor yang turut menentukan tingkat produktifitas, yaitu pendidikan, tekhnologi, tatanilai, iklim kerja, derajat kesehatan dan upah minimal. 1. pembinaan disiplin Peningkatan kinerja pegawai dalam manajemen berbasis sekolah perlu di mulai dengan sikap demokratis. Oleh karena itu, dalam membina disiplin perlu berpedoman pada sikap tersebut, yakni dari, oleh dan untuk pegawai, sedangkan pemimpin tutwuri handayani. Dalama hal ini menurut Sulaiman (1985:77) mengemukakan bahwa pemimpin berfungsi sebagai pengemban ketertiban, yang patut di teladani tetapi tidak di harapkan sikap yang otoriter. Menurut Taylor (1982) mengemukakan strategi umum, membina disiplin sebagai berikut: (1) konsep diri, (2) keterampilan berkomunikasi, (3) konsekuensi, logis dan alami, (4) Klarifikasi nilai, (5) terapi realitas. 2. Pembangkitan motifasi Menurut Calahan and Clark (1988) mengemukakan bahwa motifasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah tujuan tertentu. *. PRINSIP KEPEMIMPINAN ABAD KE 21. 1. Kepemimpinan harus dapat di percaya (credible) Agar menjadi pemimpin yang credible, maka sitiap pemimpin harus memiliki 6 C yaitu: (1) characteristic menurut sadler (1997) pemimpin yang berkarakter dalam hal ini adalah pemimpin yang jujur, yang selalu membela yang benar, dan berintegritas (berkomitmen). (2) care berarti peduli untuk memenuhi kebutuhan orang lain, terutama bawahannya. (3) composure adalah tenang menghadapi tekanan-tekanan. (4) courage mengambil keputusan berdasarkan keyakinan untuk membela bawahannya. (5)copetence menurud balachart (2007) adalah sejumlah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki individu untuk melaksanankan tugas-tugasnya dalam rangngka mencapi tujuan. (6) conceptual adalah pemimpin yang banyak memiliki gagasan (ide) cemerlang atau toeriteori mutahir dan canggih untuk dapat diterapkan dalam menjalankan kepemimpinannya. 2 kepemimpinan harus menggunakan kebenaran. Logika berkenaan dengan benar dan salah etika berkenaan baik atau buruk estetika berkenaan indah atau jelek, logika terbagi 2, yaitu deduktif dan induktif,logika deduktif: berfikir dari umum kekusus, logika induktif: dari khusus ke umum. 3 kepemimpinan harus menggunakan pengetahuan nilai inti bersama Pemimpin harus menerapkan nilai inti bersama yang telah di sepakati. Contoh nilai inti adalah nilai mutu, nilai keterbukaan, nilai kejujuran nilai kemandirian, danlain-lain yang bersifat positif LIMA TAHAP PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN. Consultant leadership: jadi profesional dulu Advanve leadership: jadi kepala dulu Entry to leadership: jadi senior dulu Estabilished leadership: jadi wakil dulu Emergen leadership : jadi staf dulu Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pemimpin Dalam Manajemen Pendidikan Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktorfaktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh H. Jodeph Reitz (1981) 1. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan. 2. Harapan dan perilaku atasan. 3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap kepemimpinan. 4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin. 5. Kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan. 6. Harapan dan perilaku rekan apa gaya Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri untuk berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan sosial dengan sikap-sikap hubungan manusiawi. Selanjutnya peranan seorang pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut : 1. Sebagai pelaksana (executive) 2. Sebagai perencana (planner) 3. Sebagai seorangahli (expert) 4. Sebagai mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external group representative) 5. Sebagai mengawasi hubungan antar anggota-anggota kelompok (controller of internal relationship) 6. Bertindak sebagai pemberi gambaran/pujian atau hukuman (purveyor of rewards and punishments) 7. Bentindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator) 8. Merupakan bagian dari kelompok (exemplar) 9. Merupakan lambang dari pada kelompok (symbol of the group) 10. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for individual responsibility) 11. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologist) 12. Bertindak sebagai seorang ayah (father figure) Berdasarkan dari peranan pemimpin tersebut, jelaslah bahwa dalam suatu kepemimpinan harus memiliki peranan-peranan yang dimaksud, di samping itu juga bahwa pemimpin memiliki tugas yang embannya, sebagaimana menurut M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut : 1. Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompoknya. 2. Dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai. 3. Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan. Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanaknya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan tampak dalam proses di mana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaanperasaan atau tingkah laku orang lain. Untuk keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan diperlukan seorang pemimpian yang profesional, di mana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin. Di samping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebsan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. PENUTUP Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Dan pemimpin juga harus mampu memberikan contoh yang baik pada bawahanya agar dapat memberikan tindakan yang positif dalam menjalankan tugasnya, pemimpin juga harus bersikap peka terhadap suatu permaslahan yang ada di sekitarnya agar mampu memberikan wujud rasa aman bagi bawahannya. Mampu menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan bawahannya agar terciptanya suatu tujuan. Dan dapat berpikir global agar mampu memberikan gagasan dan pembaharuan pada dunia pendidikan. DAFTAR PUSTAKA 1. Husaini Usman.2011.Manajemen Teori,Praktik,dan Riset Pendidikan.BA.01.34.1912.Jakarta Timur.Bumi Aksara. 2. Mulyana,E.2002.ManajemenBerbasis Sekolah(konsep,strategi,Implementasi).Bandung.Remaja Rosdakarya. 3. Muhaimin,H,dkk.2009.”Manajemen Pendidikan(Aplikasinya Dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah).Jakarta.Kencana.