MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Perspektif Ilmu Komunikasi sebagai Ilmu Multidisiplin Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Public Relations Abstract Tatap Muka 01 Kode MK Disusun Oleh MK10230 Ispawati Asti Kompetensi Komunikasi ada dalam kehidupan Mahasiswa dapat mengetahui dan manusia. Hal ini menggambarkan memahami Perspektif Ilmu Komunikasi sebagai Ilmu multidisiplin bahwa peristiwa komunikasi selalu terjadi dalam berbagai konteks kehidupan manusia. Pemahaman terhadap peristiwa komunikasi yang terjadi dipengaruhi oleh bagaimana seseorang mengamati peristiwa komunikasi tersebut. Dengan kata lain, perspektif yang menuntun kita menafsirkan suatu peristiwa atau perilaku seseorang yang kita temui. Sumber Perspektif Dalam Ilmu Komunikasi Perspektif memang membatasi pandangan kita, dan kita hanya dapat melihat sesuatu sejauh berada dalam perspektif kita. Sepintas, perspektif itu sama dengan persepsi. Namun Charon (1998 : 8) menyebutkan bahwa perspektif itu bukan persepsi, melainkan pemandu persepsi kita; perspektif mempengaruhi apa yang kita lihat dan bagaimana kita menafsirkan apa yang kita lihat. Perspektif adalah „kacamata‟ yang kita pakai untuk melihat. Dalam bidang keilmuan – termasuk bidang ilmu komunikasi - perspektif akan mempengaruhi definisi, model atau teori dan mempengaruhi cara kita melakukan penelitian. Perspektif menentukan apa yang dianggap fenomena yang relevan. Oleh karena setiap ilmuwan memandang bidang ilmunya secara berbeda, ia cenderung menafsirkan fenomena yang sama dengan cara yang berbeda pula. Oleh karenanya tidak ada pendekatan, sudut pandang atau perspektif yang diterima secara universal, semua interpretasi yang beranekaragam sama-sama absah. Keragaman perspektif berguna karena hal itu memberikan berbagai perspektif mengenai fenomena yang sama. Perbedaan perspektif ini pada dasarnya merupakan perbedaan penafsiran tentang apa itu realitas. Meskipun semua perspektif itu berbeda, tidak berarti perspektif yang satu benar dan lainnya keliru. Seperti dikatakan Charon (1998), meskipun para ilmuwan sepakat mengenai suatu perspektif, mereka berbeda pendapat mengenai aspek yang menjadi fokus perhatian, dan akan sulit bagi mereka untuk menentukan tolok ukur dalam menilai perspektif mana yang paling baik atau paling „ilmiah‟ dalam menangkap realitas. Namun, sebenarnya kita tidak perlu berdebat mengenai perspektif mana yang paling baik. Yang penting kita harus menjelaskan aspek-aspek mana dari fenomena yang dapat kita amati lewat perspektif tersebut. Dalam pandangan Tucker et al, penggunaan berbagai perspektif bermanfaat, setidaknya dalam arti bahwa bila hasil-hasil penelitian yang diperoleh berbagai paradigma itu serupa, kita akan lebih yakin akan hasil penelitian tsb. Meskipun suatu perspektif mungkin lebih mendekati realitas yang dimaksud daripada perspektif lainnya, semua perspektif itu mungkin menangkap setidaknya sebagian dari realitas tsb, yakni menonjolkan aspek-aspek tertentu dan mengabaikan aspek-aspek lainnya. Tidak satu perspektifpun dapat ‘13 2 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menangkap keseluruhan realitas yang diamati. Jadi, suatu perspektif bersifat terbatas dan mengandung bias, karena hanya memungkinkan manusia melihat satu sisi saja dari realitas „di luar sana‟. Dengan kata lain, tidak ada perspektif yang memungkinkan manusia dapat melihat semua aspek realitas secara simultan. Oleh karena itu, tidak ada seorang ilmuan yang berhak mengklaim bahwa perspektifnya yang benar atau sah, sedangkan perspektif lainnya salah. Bagi ilmuwan sosial, keistimewaan ilmu sosial justru pada keanekaragaman perspektifnya. Apa yang telah dipaparkan diatas memperlihatkan bahwa ilmu komunikasi sebagai bidang yang bersifat multidisipliner; setiap masalah, gejala dan perilaku komunikasi yang sama seringkali bisa dijelaskan dengan cara berbeda-beda, sebagai akibat dari keanekaragaman perspektif, sudut pandang atau pendekatan yang digunakan para ilmuwan tersebut. Tidaklah mungkin untuk menghitung berapa jumlah perspektif untuk menangkap fenomena atau peristiwa komunikasi yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Definisi Komunikasi Bila anda ditanya apa itu ‟komunikasi‟ ? Jawaban atas pertanyaan ini bisa beragam dan berbeda satu sama lain. Karena sifatnya yang kompleks dan multidisipliner, komunikasi sulit untuk didefinisikan. Kata komunikasi adalah abstrak dan mengandung banyak arti. Para pakar telah berupaya mendefinisikan komunikasi, akan tetapi untuk menetapkan sebuah definisi tunggal terbukti tidak mungkin dan tidak berguna untuk melihat gagasan-gagasan yang ada dalam definisi tsb. Isu-isu tentang definisi ini penting, sebagaimana dikemukakan Andersen yang dikutip Littlejohn (1996) bahwa “tidak ada pandangan yang benar atau salah, pilihan-pilihan yang berdasarkan definisi-definisi tidaklah sepele. Pandanganpandangan ini menyebabkan para pakar menurunkan cara teoritis berbeda, mempengaruhi pertanyaan yang berbeda dan membuat jenis-jenis studi komunikasi yang berbeda. Definisi-definisi yang berbeda memiliki fungsifungsi yang berbeda dan membuat para teoritisi dapat melakukan hal-hal yang jenisnya berbeda. Suatu definisi hendaklah dievaluasi berdasarkan seberapa tepat definisi tersebut memungkinkan seorang pakar menyelesaikan tujuan suatu penelitian. Jenis ‘13 3 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id penelitian yang berbeda sering memerlukan definisi komunikasi yang berbeda bahkan bertolak belakang. Dengan demikian, definisi merupakan alat yang hendaknya digunakan secara fleksibel. Untuk memperjelas arti konsep komunikasi, Littlejohn (1989) mengacu pada Frank Dance yang telah menemukan 15 komponen konseptual yang berbeda dalam berbagai definisi : 1. Simbol-simbol/verbal/ujaran Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau gagasan secara verbal (Hoben, 1954) 2. Pengertian/pemahaman komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa memahami dan dipahami oleh orang lain. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku (Anderson, 1959) 3. Interaksi/hubungan/proses social Interaksi, juga dalam tingkatan biologis adalah salah satu perwujudan komunikasi, karena tanpa komunikasi tindakan-tindakan kebersamaan tidak akan terjadi (Mead, 1963) 4. Pengurangan rasa ketidakpastian Komunikasi timbul mengurangi rasa didorong oleh ketidakpastian, kebutuhan-kebutuhan bertindak secara untuk efektif, mempertahankan atau memperkuat ego (Barnlund, 1964) 5. Proses Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan symbol-simbol seperti katakata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain 6. Pengalihan/penyampaian/pertukaran Penggunaan kata komunikasi tampaknya menunjuk kepada adanya sesuatu yang dialihkan dari suatu benda atau orang lainnya. Kata komunikasi kadang-kadang menunjuk kepada apa yang dialihkan, alat apa yang dipakai sebagai saluran pengalihan atau menunjuk kepada keseluruhan proses upaya pengalihan. Dalam banyak kasus, apa yang dialihkan itu kemudian menjadi milik atau bagian bersama. Oleh karena itu komunikasi juga menuntut adanya partisipasi (Ayer, 1955) 7. Menghubungkan/menggabungkan Komunikasi sebagai suatu proses yang menghubungkan satu bagian dalam kehidupan dengan bagian lainnya (Ruesch, 1957) ‘13 4 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 8. Kebersamaan Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih (Gode, 1959) 9. Saluran/alat/jalur komunikasi sebagai alat pengiriman pesan-pesan kemiliteran/order dan lain-lain seperti telegraf, radio, kurir dan lain-lain (American College Dictionary) 10. Replikasi Memori Komunikasi adalah proses yang mengarahkan perhatian seseorang dengan tujuan mereplikasi memori (Cartier dan Harwood, 1953) 11. Tanggapan diskriminatif Komunikasi adalah tanggapan diskriminatif dari suatu organisme terhadap suatu stimulus (Stevens, 1950) 12. Stimuli Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai penyampaian informasi yang berisikan stimuli diskriminatif, dari suatu sumber terhadap penerima (Newcomb, 1966) 13. Tujuan/kesengajaan Komunikasi pada dasarnya penyampaian pesan yang disengaja dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk mempengaruhi perilaku penerima (Miller, 1966) 14. Waktu/situasi Proses komunikasi merupakan suatu transisi dari suatu keseluruhan struktur situasi ke situasi yang lain sesuai pola yang diinginkan (Sondel, 1956) 15. Kekuasaan/kekuatan Komunikasi adalah suatu mekanisme yang menimbulkan kekuatan/kekuasaan (Schacter, 1951) Dari paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa para pakar telah berupaya mendefinisikan komunikasi, tetapi untuk menetapkan sebua definisi tunggal terbukti tidak mungkin dan tidak berguna untuk melihat gagasangagasan yang ada dalam definisi tsb. Meskipun bidang komunikasi sangat kompleks dan luas cakupannya, akan tetapi kajian komunikasi akan melibatkan sistem tanda dan lambang dalam konteks kehidupan manusia. Berger dan Chaffee (1987) mengemukakan bahwa: ‘13 5 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ”Ilmu Komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teoriteori yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari systemsistem tanda dan lambang.” Tiga pokok pikiran dari pengertian ilmu komunikasi yang dijelaskan Berger dan Chaffee : a. obyek pengamatan dalam ilmu komunikasi adalah produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem lambang dan tanda dalam konteks kehidupan manusia b. ilmu komunikasi bersifat scientific (ilmiah empiris) dalam arti pokok-pokok pikiran dalam ilmu komunikasi (dalam bentuk teori-teori) harus berlaku umum c. ilmu komunikasi bertujuan menjelaskan fenomena sosial yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari system-sistem lambang dan tanda Perspektif Diplomatik Secara sederhana Komunikasi Internasional adalah nama yang kita berikan kepada suatu bentuk komunikasi antar bangsa atau antar negara. Karena suatu bangsa adalah terdiri dari banyak orang maka komunikasi itu adalah merupakan komunikasi yang ditujukan kepada orang banyak atau lebih tepat komunikasi dari orang banyak kepada orang banyak. Karena itu banyak orang melihat komunikasi ini ditujukan kepada orang banyak maka sering juga disebut atau digolongkan sebagai Komunikasi Massa. Ada juga karena dasar komunikasi adalah bersifat politik, maka banyak penulis menyebutnya Komunikasi Politik Internasional atau International Political Communication. Menurut Robert O. Angell, meskipun menganggap Komunikasi Internasional itu adalah komunikasi politik yang dilaksanakan oleh setiap bangsa/negara. Ia juga menganggap bahwa kunjungan atau perpindahan penduduk suatu negara ke negara lain misal seperti turis asing, bisnis internasional, sekolah, tugas belajar pada hakikatnya juga termasuk (bentuk) pelaksanaan Komunikasi Internasional. Termasuk Wilbur Schramm dalam pengantarnya di buku karangan W. Philips Davison dan Alexander L. George berjudul The Process and Effects of Massa Communication menyebut juga sebagai Komunikasi Internasional, ‘13 6 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id walaupun beberapa kali menyebut dengan Komunikasi Politik Internasional. Hanya saja kedua pengarang tersebut menyebut secara jelas sebagai International Political Communication. Dari penjelasan singkat di atas, walaupun ada kesulitan mendeskripsikan pengertian Komunikasi Internasional, kita bisa memudahkan dengan kenyataan bahwa komunikasi itu tidak selalu bersifat politik. Hal yang lain juga ada. Sedang Komunikasi Internasional dilihat dalam hubungan dengan keseluruhan bentuk komunikasi pada umumnya adalah salah satu bentuk spesialisasi komunikasi yang bertujuan untuk memenangkan suatu bangsa terhadap bangsa yang lain (M.O. Palapah). Menurut Davison dan George yang melihat Komunikasi Internasional itu sebagai hubungan politik antar bangsa menyebutkan sebagai “By International Political Communication, we refer to the use by national states of Communication to influence the politically relevent behaviour in other national states (hal 433). Dengan ini maka dapat dimasukkan ke dalam pengertian ini segala macam bentuk kegiatan seperti propaganda, informasi, diplomasi dan pertahanan keamanan suatu negara. Tapi dari pengertian ini, tidak termasuk penyebaran agama dan pendidikan. Menurut formulasi di atas maka semua kegiatan hubungan internasional itu ditujukan umumnya untuk memenangkan (kepentingan) bangsa-komunikator terhadap bangsa-bangsa-komunikannya. Kenyataannya ialah, bahwa walaupun suatu kunjungan ke negara lain itu hanya dilaksanakan oleh seseorang atau golongan atau perorangan, tetapi efeknya selalu melihat kedua bangsa yang bersangkutan. Termasuk bila komunikasi internasional, misalnya digunakan untuk menyampaikan moves politik atau kegiatan-kegiatan yang berlatar belakang politik antar negara. Pengertian lain oleh tiga editor buku Komunikasi Internasional terbitan Remaja Rosdakarya dijelaskan komunikasi internasional adalah komunikasi yang dilakukan antara komunikator yang mewakili suatu negara untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan berbagai kepentingan negaranya kepada komunikan yang meawakili negara lain dengan tujuan untuk memperoleh dukungan yang luas. Komunikasi internasional ini berfungsi untuk mendinamisasikan hubungan internasional yang dijalin oleh dua megara atau lebih. Juga meningkatkan membantu mencapai capaian-capaian tujuan tujuan hubungan hubungan internasional internasional meningkatkan capaian-capaian yang dikehendaki dari hubungan tersebut. ‘13 7 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dan dan Dalam perspektif ini komunikasi internasional lazimnya dilakukan secara interpersonal atau kelompok kecil. Jalur diplomatik atau komunikasi langsung antara pejabat tinggi negara lebih banyak dipergunakan untuk memperluas pengaruh dan mengatasi ketidak sepakatan, salah pengertian ataupun pertentangan dalam masalah tujuan dan kepentingan setiap negara, memperteguh keyakinan dan menghindarkan konflik. Disini, terasa betapa pentingnya teknik komunikasi diplomatik serta perlunya tradisi komunikasi diplomatik diantara negara berdaulat dalam meletakkan jalur utama komunikasi internasional untuk tujuan-tujuan perdamaian dunia yang lebih mantap. Dengan demikian, komunikasi internasional diplomatik ditempuh untuk mengembangkan dan memelihara hubungan bilateral atau multilateral atau untuk memperkuat posisi tawar menawar ataupun untuk meningkatkan reputasi. F. Rachmadi mengangkat konsep pemikiran bahwa hubungan politik pada hakikatnya adalah hubungan diplomatik yang dijadikan wahana untuk memperjuangkan kepentingan masing-masing negara nasional. Tentang hubungan diplomatik sendiri Robert F. Delancy mendefinisikan sebagai : Public diplomacy hjas been defined as the ways in which both governments and private individuals and group influence directly or indirectly those public attitudes and opinions which bear directly on other governments, foreign policy decisions”. Oleh sebab itu, hubungan diplomatik merupakan manifestasi kegiatan komunikasi internasional. Disini terjadi arus komunikasi timbal balik antara negara-negara nasional yang pada dasarnya merupakan produk transaksi dalam sistem internasional, baik dalam bentuk antar negara nasional, bilateral, multinasional atau internasional. Pada pelaksanaannya pengelola sumber komunikasi diatribusikan oleh presiden kepada menteri Luar Negeri dengan seluruh perangkatnya. Untuk efektifnya jalinan komunikasi maka pada setiap negara mempunyai perwakilan diplomatik untuk kepentingan nasional masingmasing negara. Menurut Syahmin AK untuk melakukan pembukaan atau pertukaran perwakilan diplomatik maupun konsuler dengan negara-negara nasional harus memenuhi persyaratan, yaitu : 1. Harus ada kesepakatan antara kedua belah pihak (mutual consent), sebagaimana konvensi Wina tahun 1961 yang menyatakan pembentukan hubungan diplomatik anatara masing-masing negara dengan persetujuan bersama. 2. ‘13 Mentaati prinsip-prinsip hukum internasional yang berlaku. 8 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Menurut Konvensi Wina perwakilan diplomatik mempunyai tugas dan fungsi yaitu: a. Mewakili negara pengirim di negara penerima (reprenseting the sending state in the receiving state) b. Melindungi kepentingan-kepentingan negara pengirim serta warga negaranya di dalam wilayah dimana ia diakreditasi dalam batas-batas ketentuan hukum internasional (protection) c. Mengadakan perundingan untuk atas nama rakyat dan negaranya (negotiation) d. Memberi laporan kepada negara pengirim mengenai keadaan-keadaan dan perkembangan negara penerima sesuai ketentuan hukum yang berlaku Akhirnya kebutuhan untuk dibukanya perwakilan atau hubungan diplomatik sebagai jaringan komunikasi antar negara nasional sangat dibutuhkan karena terkait dengan berbagai kepentingan nasional. Bahkan sekarang ini arah jalinan komunikasi ini dapat memicu pada berbagai kepentingan termasuk masalah ekonomi dan kebudayaan daripada masalah-masalah ideologi. Boutros-Boutros Ghali mengemukakan bahwa kecenderungan konflik antar negara dikarenakan kurang mengembangkan bidang ekonomi, sosial dan pembangunan politik. Karena itu, untuk mencapai perdamaian dan keamanan harus memfokuskan kepada keadilan sosial, demokrasi dan mengngkat hak-hak asasi manusia. Dalam konsepnya, Boutros tidak lagi mengandalkan kemampuan dewan keamanan dalam memecahkan konflik-konflik negara nasional, bahkan disarankan pergantian pendekatan ideologis dengan oleh pendekatan sosio kultural dan humaniora yang menitik beratkan kepada nilai-nilai kepentingan negara-negara nasional. Perspektif Jurnalistik Dalam perspektif ini komunikasi dilakukan melalui saluran media massa cetak dan elektronik. Arus informasi yang bebas dan terbuka dari negara-negara maju yang datang melalui media tersebut saat ini dinilai lebih merugikan negaranegara berkembang. Arus semacam ini tidak mencerminkan adanya mutual respect antara kedua kubu negara tersebut. Komunikasi internasional dengan penyebaran informasi satu arah menunjukkan betapa negara maju telah mendominasi komunikasi internasional. Komunikasi semacam ini telah dijadikan ‘13 9 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pula oleh negara-negara maju sebagai alat kontrol terhadap kekuatan sosial yang dikendalikan oleh kekuatan politik dam percaturan politik internasional. Karena negara maju memiliki fasilitas komunikasi yang lengkap dan canggih serta sistem yang terus dikembangkan secara mantap, terpaan informasi dari mereka menjadi demikian kuat. Itulah sebabnya, sebagian negara berkembang yang masih jauh tertinggal, mereka menghendaki pengaturan seperti yang disebut ‘Tata Informasi Baru (New Information Order)’. Disini peran negara stimulaltor yang netral sangat diperlukan dan bahkan menjadi begitu penting karena ia bertibdak sebagai gatekeeper yang mengontrol arus komunikasi yang sering berisi gagasan-gagasan baru. Negara-negara maju berpendapat bahwa kebebasan informasi merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan internasional. Namun, negaranegara berkembang menganggap hal itu sebagai upaya mempengaruhi proses penerapan kebijakan intranegara, jika tidak merupakan suatu pelanggaran kedaulatan. Inilah yang ditakuti oleh negara-negara berkembang dan jika mereka tidak mampu membendung arus informasi dari luar seperti itu, maka tidak mustahil akan timbul kekuatan untuk merebut kekuasaan atau melahirkan gangguan atau ketidakstabilan. Perspektif Propaganda Dalam perspektif ini kegiatan-kegiatan propaganda dengan tujuan-tujuan untuk mengubah kebijakan dan kepentingan suatu negara atau memperlemah posisi negara lawan digunakan. Bahkan dengan propaganda di komunikasi internasional lebih ditujukan untuk menanamkam gagasan ke dalam benak masyarakat negara lain dan dipacu demikian kuat agar mempengaruhi pemikiran, perasaan serta tindakan. Tujuan ini mencakup perolehan dan penguatan atau perluasan dukungan rakyat dan negara sahabat, mempertajam atau mengubah sikap dan cara pandang terhadap suatu gagasan atau suatu peristiwa atau kebijakan luar negeri tertentu, pelemahan atau peruntuhan pemerintah negara asing atau penggagalan kebijakan serta program nasional negara tidak bersahabat, serta netralisasi atau penghancuran propaganda tidak bersahabat dari negara atau kelompok lain. Selama ini, propaganda memang diakui merupakan instrumen yang paling ampuh untuk memberikan pengaruh. Apabila terdapat kesatuan psikologis dalam komunikasi internasional, satu opini publik dalam suatu negara yang cocok dengan opini publik negara lain bisa saja berintegrasi menjadi opini internasional dan selanjutnya akanmerupakan polar yang terpisahkan oleh ‘13 10 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan latar belakang ideologi, sejarah, sosial dan faktor-faktor lain dari suatu negara. Lebih jauh tentang propaganda akan diuraikan singkat pemahaman akan propaganda. Dari sejarah propganda sebenarnya tidaklah negatif karena istilah ini pertama kali digunakan oleh Paus Gregorius XV tahun 1622 dan atau oleh Paus Urbanus VIII tahum 1633 untuk menanamkan suatu badan atau organisasipenyebaran agama Katolik. Untuk istilah politik mula pertama digunakan oleh Napoleon Bonaparte dan Mrs. Harriet Beecher Stove adalah orang pertama yang menggunakan istilah ini di bidang sosial. Lenin mengatakan bahwa propaganda adalah mengemukakan banyak pikiran yang menrangkan masalah khusus. Leonard W. Doob berpendapat bahwa propaganda is a systematic attempt by a interested individual individual (or individuals) to control the attitudes of group of individuals through the use of suggestion and consequently their actions. Sebanrnya banyak pengertian tentang propaganda minimal kita memahami bahwa propaganda adalah suatu spesialisasi komunikasi yang bertujuan untuk menanamkan pandangan, sentimen dan atau penilaian atas dasar sugesti. Tujuan propaganda sendiri menurut Herbert Blumer adalah hendak menciptakan keyakinan dan mendorong diadakannya suatu aksi atas dasar keyakinan itu. Sementara dalam operasinya ada beberapa syarat : Dalam rangka menanamkan pandangan atau sikap perlu upaya untuk menarik perhatian Untuk menarik perhatian haruslah diberi ‘kerangka yang baik dan mengikat’ Harus ada pengulangan secara terus menerus Memberikan desakan-desakan yang kukuh Selanjutnya adanya objek propaganda yang berbeda yang saling bertentangan atau secara teknis akan menimbulkan adanya ‘propaganda dan kontra propaganda’, karena itu maka setiap propagand selalu ditawarkan sebagai suatu grup propaganda yang ditujukan kepada mass audience. Untuk itu, setiap propaganda selalu ditujukan kepada out-group dan tidak in-group. Seperti contoh saat perang, Donovan Pedelty menyebutkan peranan utama propganda dalam perang bukannya hendak meyakinkan lawan bahwa mereka itu salah, akan tetapi untuk mempertahankan daya tempur mereka sendiri. Untuk teknik Propaganda menurut George L. Bird dan Frederic E. Merwin adalah : 1. Name Calling yaitu memberikan nama jelek kepada pihak lain sehingga kita menjadi benci dan menolaknya. ‘13 11 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Glittering Generalities yaitu mengunakan kata-kata muluk (virtue word) bagi sesuatu yang sdang dipropagandakan. Disini, kita dirangsang agar membenarkan atau menrima saja apa yang dipropgandakan tanpa menolak benar salahnya. Berbeda dengan name calling. 3. Transfer yaitu menggunakan prestise dari pada sesuatu yang kita hormati dan autoritas daripada sangsi-sangsi. 4. Testimonial untuk merangsang komunikan agar menerima seperti dunia bisnis dan periklanan. 5. Plain Folks seperti testimonial tapi untuk kalangan politik, para pemimpin dsb. 6. Card Stacking yaitu mengunakan emosi para komunikannya untuk menutupi hal-hal yang sebenarnya dan menungkapkan bukti-bukti palsu dsb. 7. Band Wagon teknik ini merangsang komunikan untuk mengikuti setiap orang yang telah terkena propaganda. Perspektif Bisnis Memasuki millenium baru, dunia usaha banyak menghadapi masalah kompleks. Bukan saja karena cakupan bisnisnya yang semakin beragam, melainkan juga karena skala bisnis sudah menjadi problem yang sangat luas. Sejumlah ahli mengatakan bisnis sudah menjadi masalah global. Mengapa sampai demikian? o Pertama, karena semakin pesatnya kemajuan di bidang sain dan teknologi, sehingga merangsang terciptanya sistem dan proses produksi yang efisien. Produksi barang dan jasa sudah melampaui batas kebutuhan pasar dalam negeri, sehingga perlu di ekspor. o Kedua, karena teknologi telah mempercepat pembangunan sarana dan prasarana transportasi, sehingga mobilitas sosial menjadi semakin cepat dan tinggi. o Ketiga, bersamaan dengan itu, kemajuan di bidang transformasi informasi [komunikasi] juga berlangsung sangat pesat, sehingga informasi tentang keadaan tertentu dapat disampaikan tanpa tergantung pada jarak geografis. Bukan itu saja, kemajuan di bidang komunikasi [media massa] telah mempengaruhi pola-pola bisnis antarmanusia. Fenomena inilah yang menyadarkan banyak orang betapa pentingnya memahami gejala komunikasi dalam rangka memahami gejala bisnis.Jika kita ‘13 12 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id melihat bisnis dan komunikasi sebagai sama-sama suatu proses sosial, kita akan sampai pada kesimpulan bahwa komunikasi adalah bisnis dan, sebaliknya, bisnis adalah komunikasi. Artinya, pada tingkatan gejala [fenomena], antara komunikasi dan bisnis merupakan gejala yang terintegrasi. Tidak bisa dipisahpisahkan. Bisnis dan komunikasi sama-sama memulai kegiatannya dengan melakukan proses produksi. Lebih jelasnya bisa dijelaskan sbb : o Dalam komunikasi, yang diproduksi dinamakan informasi; sedangkan dalam bisnis, yang diproduksi adalah barang dan jasa. Dalam konteks tertentu, informasi juga termasuk barang dan jasa. Misalnya : informasi lewat surat kabar, majalah, televisi, dll. o Kemudian, bisnis dan komunikasi menyampaikan produk tsb kepada pihak lain. Dalam komunikasi, disebut communicator,audience, destination, pihak dst. lain Sementara bisa dalam kegiatan bisnis pihak lain sering disebut konsumen, klien, buyer, dst. o Komunikasi dan bisnis sama-sama menimbulkan reaksi tertentu dan mempunyai hambatan-hambatan yang spesifik. Dengan cara berpikir di atas, kita akan berusaha menjelajahi kajian-kajian yang relevan tentang hubungan bisnis dengan komunikasi. Ada tiga kajian yang bisa kita telaah : o Kajian tentang kegiatan bisnis dari perspektif komunikasi. Bagaimana sudut pandangan komunikasi menerangkan gejala bisnis. o Kajian tentang kegiatan komunikasi dari perspektif bisnis. Bagaimana sudut pandang bisnis dalam menerangkan kegiatan komunikasi. Atau, secara sederhana, komunikasi sebagai bisnis. o Kajian tentang faktor-faktor eksternal dari keduanya yang turut terlibat dalam proses komunikasi maupun bisnis. Dalam aktivitas di suatu organisasi bisnis, komunikasi merupakan aktivitas urgent yang memegang peranan sangat penting. Sebuah kegagalan dalam organisasi bisnis, banyak yang disebabkan oleh kurang tertatanya komunikasi bisnis yang dilakukan para pelaku di organisasi tersebu. Komunikasi bisnis ( Communication Bussines ) sejatinya adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis, mecakup berbagai macam bentuk komunikasi. Baik komunikasi verbal, maupun non verbal ‘13 13 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Komunikais bisnis yang berhasil dengan baik, adalah komunikasi yang bisa dilakukan secara efektif sesuai dengan situasi dan kondisi di organisasi bersangkutan. Pimpinan yang baik,tahu dan faham benar macam dan bentuk komunikasi yang harus diterapkan saar bicara dengan bawahan misalnya. Atau seorang salesman faham menggunakan trik-trik approach komunikasi saat akan mempersuasi calon klien atau pembeli. Intinya, jika dilakukan dengan tepat, baik dan efekti, komunikasi akan menjadikan salah satu item penting penentu sukses tidaknya sebuah organisasi.perusahaan. Perspektif Komunikasi Bisnis Lintas Budaya Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan faktor-faktor budaya di suatu daerah, wilayah, atau negara. Pengertian lintas budaya dalam hal ini bukanlah semata-mata budaya asing (internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah dalam wilayah suatu negara. Apabila pelaku bisnis akan melakukan ekspansi bisnisnya ke daerah lain atau negara lain, pemahaman budaya di suatu daerah atau negara tersebut menjadi sangat penting artinya, termasuk bagaimana memahami produk-produk musiman di suatu negara, agar tidak terjadi kesalahan fatal yang dapat mengakibatkan kegagalan bisnis. Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya Sudah saatnya para pengambil keputusan, khususnya manajemen puncak, mengantisipasi era perdagangan bebas dan globalisasi sejak dini. Era yang ditandai dengan semakin meluasnya berbagai produk dan jasa termasuk teknologi komunikasi ini, menyebabkan pertukaran informasi dari suatu negara ke negara lain semakin leluasa, sehingga seolah dunia tidak terikat dengan sekat-sekat yang membatasi wilayah suatu negara. Dalam menyikapi era perdagangan bebas dan globalisasi, perusahaanperusahaan besar mencoba melakukan bisnis secara global. Pada umumnya, perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi di tanah air baik di bidang manufaktur, eksplorasi, maupun jasa, menggunakan beberapa konsultan asing untuk membantu mengembangkan perusahaan mereka, begitupun sebaliknya. Dengan melihat perkembangan atau tren yang ada saat ini, komunikasi bisnis lintas budaya menjadi sangat penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis di antara mereka. Bagaimanapun diperlukan suatu pemahaman bersama antara dua orang atau lebih dalam melakukan komunikasi lintas budaya, baik melalui tulisan maupun tulisan. Dengan semakin terbukanya peluang perusahaan multinasional masuk ke wilayah suatu negara dan didorong dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, maka pada saat itulah kebutuhan akan komunikasi bisnis lintas budaya menjadi semakin penting artinya. ‘13 14 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Memahami Budaya dan Perbedaannya Menurut Mitchel, budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar, pengetahuan, moral, hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu-individu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana seseorang bertindak, berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain. Budaya suatu masyarakat disampaikan dari generasi ke generasi dan aspek-aspek seperti bahasa, kepercayaan/keyakinan, adat, dan hukum, akan saling berkaitan dan membentuk pandangan masyarakat akan otoritas, moral, dan etika. Pada akhirnya budaya akan bermanifestasi ke dalam bagaimana seseorang menjalankan bisnis, menegosiasikan kontrak atau menangani hubungan bisnis potensial. Komponen Budaya Menurut Lehman, Himstreet dan Baty, setiap elemen terbangun oleh beberapa komponen utamanya, yaitu: nilai-nilai (baik atau buruk, diterima atau ditolak), norma-norma (tertulis dan tidak tertulis), simbol-simbol (warna logo suatu perusahaan), bahasa, dan pengetahuan. Menurut Mitchell, komponen budaya mencakup anatara lain: bahasa, kepercayaan/keyakinan, sopan santun, adat istiadat, seni, pendidikan, humor, dan organisasi sosial. Menurut Cateora, budaya memiliki beberapa elemen, yaitu budaya material, lembaga sosial, sistem kepercayaan, estetika, dan bahasa. Budaya material (material culture) dibedakan ke dalam dua bagian, yaitu teknologi dan ekonomi. Teknologi mencakup teknik atau cara yang digunakan untuk mengubah atau membentuk material menjadi suatu produk yang dapat berguna bagi masyarakat pada umumnya. Pendududk di negara maju dan mempunyai tingkat teknologi tinggi akan lebih mudah mengadopsi teknologi baru dibandingkan penduduk di negara dengan tingkat teknologi rendah. Ekonomi dalam hal ini dimaksudkan sebagai suatu cara orang menggunakan segala kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Termasuk di dalamnya adalah segala bentuk kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa, distribusi, konsumsi, cara pertukaran, dan penghasilan yang diperoleh dari kegiatan kreasi. Organisasi sosial (social institution) dan pendidikan adalah suatu lembaga yang berkaitan dengan cara bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain, mengorganisasikan kegiatan mereka untuk dapat hidup secara harmonis dengan yang lain, dan mengajar perilaku yang dapat diterima oleh generasi berikutnya. Kedudukan pria dan wanita dalam suatu masyarakat, keluarga, kelas sosial, dan kelompok umur dapat ditafsirkan secara berbeda/berlainan dalam setiap budaya. Pada masa lalu dalam masyarakat tertentu, kaum wanita cenderung memiliki posisi yang relatif lemah daripada pria. Namun, kini tanggapan seperti itu sudah tidak berlaku lagi. Pria dan wanita memiliki kedudukan yang seimbang dalam meniti karier masing-masing. ‘13 15 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sistem kepercayaan atau keyakinan (belief system) yang dianut oleh suatu masyarakat akan berpengaruh terhadap sistem nilai yang ada di masyarakat tersebut. Keyakinan yang dianut oleh suatu masyarakat juga akan mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan mereka, bagaimana mereka memandang hidup dan kehidupan ini, jenis produk yang mereka konsumsi dan cara bagaimana mereka membelisuatu produk. Bahkan jenis pakaian yang dikenakan, jenis makanan yang dikonsumsi, dan bacaan yang dibaca setiap harinya, sebenarnya juga tidak lepas dari pengaruh yang kuat atas keyakinan atau kepercayaan yang dianut seseorang. Estetika (aesthetics) berkaitan dengan seni, dongeng, hikayat, musik, drama dan tari-tarian. Nilai-nilai estetika yang ditunjukkan masyarakat dalam berbagai peran tentunya perlu dipahami secara benar, agar pesan yang disampaikan mencapai sasaran secara efektif. Contoh sederhana, di kalangan masyarakat Barat ada yang beranggapan angka 13 adalah angka yang akan membawa kesialan sehingga angka 13 sering dilewati dan dijadikan 14A. Bahasa (language) adalah suatu cara yang digunakan seseorang dalam mengungkapkan sesuatu melalui simbol-simbol tertentu kepada orang lain. Bahasa adalah suatu komponen budaya yang paling sulit dipahami. Meskipun demikian, bahasa sangatlah penting untuk dipelajari dan dipahami dengan benar sehingga melalui bahasa orang dapat memperoleh empati dan simpati dari orang lain. Untuk dapat memahami bahasa asing secara baik dan benar diperukan ketekunan, kesabaran, dan latihan yang cukup. Tingkatan Budaya Menurut Murphy dan Hildebrandt, dalam dunia praktis terdapat tiga tingkatan budaya, yaitu: a. Formal Budaya pada tingkatan formal merupakan sebuah tradisi satu kebiasaan yang dilakukan oleh suatu masyarakat yang turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya dan hal itu bersifat formal/resmi. Dalam dunia pendidikan, tata bahasa Indonesia adalah termasuk salah satu budaya tingkat formal yang mempunyai suatu aturan yang bersifat formal dan terstruktur dari dulu hingga sekarang. Contohnya, sebuah kalimat sebaiknya terdiri dari subjek, predikat, objek. Dimensi waktu yang diukur dengan satuan tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit, dan detik juga termasuk bagian dari budaya tingkat formal. b. Informal Pada tingkatan ini, budaya lebih banyak diteruskan oleh suatu masyarakat dari generasi ke generasi berikutnya melalui apa yang didengar, dilihat, dipakai (digunakan) dan dilakukan, tanpa diketahui alasannya mengapa hal itu dilakukan. Contoh, mengapa seseorang bersedia dipanggil dengan nama ‘13 16 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id julukan bukan nama aslinya, hal tersebut dilakukan karena dia tahu temantemannya biasa memanggil dengan nama julukan. c. Teknis Pada tingkatan ini, bukti-bukti dan aturan-aturanmerupakan hal yang terpenting. Terdapat suatu penjelasan yang logis mengapa sesuatu harus dilakukan dan yang lain tidak boleh dilakukan. Pada tingkat formal, pembelajaran dalam budaya mencakup pembelajaran pola perilakunya, sedangkan pada tingkatan teknis,aturan-aturan disampaikan secara logis dan tepat, seperti kapan suatu kegiatan tertentu dapat diprediksi waktunya secara tepat, seperti kapan suatu kegiatan peluncuran roket bisa dimulai. Pembelajaran secara teknis memiliki ketergantungan sangat tinggi pada orang yang mampu memberikan alasanalasan yang logis bagi suatu tindakan tertentu. Mengenal Perbedaan Budaya a. Nilai-Nilai Sosial Secara umum orang-orang Amerika berpandangan bahwa uang akan dapat mengatasi berbagai masalah, kekayaan yang diperoleh dari usahanya sendiri merupakan sinyal superioritas, dan orang yang bekerja keras lebih baik daripada yang tidak bekerja keras. Mereka juga benci terhadap kemiskinan dan menghargai kerja keras. Di Indonesia, khususnya orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan masih memiliki nilai-nilai kebersamaan yang tinggi, sementara ada kecenderungan bahwa nilai gotong royong mulai memudar di daerah perkotaan, seiring dengan semakin tingginya sikap individualistis. b. Peran dan Status Budaya menuntun peran yang akan dimainkan seseorang, termasuk siapa berkomunikasi dengan siapa, apa yang mereka komunikasikan, dan dengan cara bagaimana mereka berkomunikasi. Sebagai contoh, di negara-negara yang sedang berkembang peran wanita dalam dunia bisnis marih relatif rendah. Sementara, di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa, peran wanita di dunia bisnis sudah cukup kuat. Begitu pula dalam hal konsep status, yang cara pandangnya berbeda antara negara yang satu dengan negara yang lain. Kebanyakan status para eksekutif di Amerika Serikat dilihat dari simbol-simbol yang bernuansa materialistik. Status sebagai seorang eksekutif ditandai dengan ruang sudut kantor yang luas, karpet mahal, meja kerja eksekutif, dan sejumlah aksesoris yang menarik. Di Indonesia, status seorang eksekutif dapat dilihat dari penataan ruang kerja yang terkesan luks dan seberapa mewah jenis kendaraan yang digunakan. c. Pengambilan Keputusan Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada, para eksekutif selalu berupaya secepat dan seefisien mungkin dalam mengambil suatu keputusan penting. Umumnya, para manajer puncak berkaitan dengan suatu keputusan pokok atau utama, sedangkan hal-hal yang lebih rinci diserahkan kepada manajer yang lebih bawa. Lain halnya di Amerika Latin dan Jepang, ‘13 17 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajer puncak umumnya berjalan lambat dan bertele-tele. d. Konsep Waktu Sebagian besar penduduk negara maju sudah menyadari bahwa waktu sangatlah berharga. Untuk menghemat waktu, para eksekutif Amerika Serikat dan Jerman membuat rencana bisnis secara efisien dengan memusatkan perhatian pada tugas tertentu pada periode tertentu. Oleh karena waktu sangatlah terbatas, dalam berkomunikasi mereka cenderung langsung menuju pada pokok persoalan (to the point) dan cepat. Hal ini berbeda dengan para eksekutif dari Amerika Latin dan Asia, yang umumnya memandang waktu relatif luwes/fleksibel. Menurut mereka, menciptakan dasar-dasar hubungan bisnis lebih penting daripada sekedar dapat menyelesaikan suatu pekerjaan. e. Konsep Jarak Komunikasi Sebagaimana masalah waktu, menjaga jarak komunikasi juga berbeda untuk budaya yang berbeda. Ketika melakukan pembicaraan bisnis, para eksekutif Amerika Serikat dan Kanada menjaga jarak sekitar 5 feet dari lawan bicara. Namun, bagi para eksekutif Jerman atau Jepang, jarak komunikasi tersebut dirasakan kurang dekat. Sementara itu, para eksekutif dari negara Timur Tengah mempunyai kecenderungan untuk melakukan pembicaraan bisnis dengan jarak komunikasi yang relatif dekat f. Konteks Budaya Salah satu dari berbagai macam cara orang menyampaikan pesannya kepada orang lain sangat ditentukan konteks budaya. Di dalam konteks budaya tinggi seperti Korea Utara atau Taiwan, orang kurang tergantung pada komunikasi verbal, tetapi lebih banyak tergantung pada komunikasi nonverbal. Dalam melakukan percakapan mereka cenderung menyampaikan pesan-pesan secara tidak langsung (indirect) yang disertai dengan ekspresi ataupun geraka-gerakan tubuh; dalam konteks budaya rendah, seperti Amerika Serikat dan Jerman, orang sangat tergantung pada komunikasi verbal dan bukan komunikasi nonverbal. Jadi, dalam melakukan pembicaraan mereka cenderung langsung pada persoalan atau disampaikan secara eksplisit tanpa basa basi. g. Bahasa Tubuh Perbedaan bahasa tubuh sering kali menjadi sumber kesalahpahaman berkomunikasi lintas budaya. Sering kali orang perlu mewaspadai antara kata yang diucapkan dengan gerakan-gerakan tubuhnya agar dapat diketahui apa maksud yang sebenarnya. Contohnya, sinyal ”Tidak” orang Amerika Serikat dan Kanada dengan mengerakkan kepala ke kiri dan ke kanan namun orang Bulgaria dengan menganggukkan kepala ke atas dan ke bawah atau membungkukkan badan yang dilakukan di Jepang dapat dipandang oleh orang Amerika Serikat sebagai sikap menjilat. Bantuk bahasa tubuh lainnya adalah kontak mata. Mata adalah salah satu bagian tubuh yang sangat ekspresif. Orang-orang Mediterania menggunakan mata untuk berbagai tujuan antara lain: membelalakkan mata (menyatakan ‘13 18 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kemarahan), mata berkedip (menyatakan persengkongkolan), bulu mata bergetar (untuk memperkuat rayuan). h. Perilaku Sosial Apa yang dianggap sopan di suatu negara bisa jadi dianggap kurang sopan di negara lain. Contohnya, di negara-negara Arab memberikan suatu hadiah kepada istri orang lain dianggap tidak sopan, namun tidak demikian jika diberikan kepada anak-anaknya. i. Perilaku Etis Perilaku yang etis dan tidak etis antarnegara pun bisa berbeda. Di beberapa negara, perusahaan diharapkan membayar sejumlah uang secara resmi untuk persetujuan kontrak pemerintah. Pembayaran tersebut dianggap sebagai hal yang rutin, namun di negara Amerika Serikat dan Swedia hal tersebut dikategorikan sebagai bentuk suap sehingga tidak etis dan ilegal. j. Perbedaan Budaya Perusahaan Budaya organisasi adalah cara perusahaan dalam melaksanakan sesuatu. Dengan kata lain, budaya organisasi mempengaruhi cara orang bereaksi dengan orang lain. Ia juga dapat melihat bagaimana pekerja melakukan tugasnya, bagaimana mereka menafsirkan dan bereaksi satu sama lainnya, dan bagaimana mereka memandang perubahan. Saat ini, banyak perusahaan di Amerika Serikat mencoba membuat aliansi strategis dengan perusahaan asing dan sebagian mengalami kegagalan. Salah satu alasan kegagalannya adalah pertentangan budaya antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Komunikasi Dengan Orang Berbudaya Asing 1. Belajar tentang Budaya Ketika merencanakan untuk melakukanbisnis dengan orang yang memiliki budaya berbeda, seseorang akan dapat berkomunikasi secara efektif bila ia telah mempelajari budayanya. Lagipula, ketika merencanakan untuk tinggal di negara lain, ia tentunya juga sudah mempersiapkan bahasa yang harus dikuasainya. Di samping itu, ketika tinggal di negara lain alangkah baiknya orang tersebut juga sedikit banyak mengenal budaya maupun adat istiadat yang berlaku di negara tersebut. Bahasa asing tentunya tidak bisa dipelajari dalam waktu singkat. Namun, memulai mengenal beberapa kata bahasa asing untuk suatu pergaulan di lingkungan bisnis merupakan langkah baik yang senantiasa perlu dikembangkan. Selain belajar bahasa, anda juga harus membaca buku dan artikel tentang budaya asing tersebut, dan selanjutnya menanyakan secara langsung kepada mitra bisnis Anda. Usahakan agar Anda berkonsentrasi belajar pada masalahmasalah yang berkaitan dengan sejarah budaya, agama, politik, nilai-nilai, dan adat istiadat. Berikut ini adalah contoh komunikasi lintas budaya ketika melakukan perjalanan ke suatu negara: ‘13 19 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id a. di Spanyol, orang berjabat tangan paling lama antara lima sampai dengan tujuh ayunan; melepas jabat tangan segera dapat diartikan sebagai suatu bentuk penolakan. Di Perancis, orang berjabat tangan cukup dengan hanya sekali ayunan atau gerakan. b. Jangan memberikan hadiah minuman-minuman beralkohol di negara-negara Arab. c. Di Pakistan atau negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, jangan heran kalau di tengah-tengah suatu pertemuan bisnis mereka minta izin keluar untuk menunaikan ibadah sholat karena setiap Muslim wajib sholat lima kali sehari. d. Anda dianggap menghina tuan rumah jika Anda menolak tawaran makanan, minuman atau setiap bentuk kebaikan di negara-negara Arab. Namun, anda juga jangan cepat-cepat menerima segala bentuk tawaran tersebut. Kalau mau menolak suatu tawaran, tolaklah dengan cara-cara sopan. e. Tekankan usia perusahaan Anda ketika berhubungan bisnis dengan pengusaha di Jerman, Belanda, dan Swiss. Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Lintas Budaya Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seseorang tentang budaya tertentu sebenarnya merupakan suatu cara yang baik untuk menemukan bagaimana mengirim dan menerima pesan-pesan lintas budaya secara efektif. Namun, perlu diingat dua hal penting, yaitu pertama, jangan terlalu yakin bahwa seseorang akan dapat memahami budaya orang lain secara utuh atau sempurna. Kedua, jangan mudah terbawa kepada pola generalisasi terhadap perilaku seseorang dari budaya yang berbeda. Mempelajari keterampilan komunikasi lintas budaya pada umumnya akan membantu seseorang beradaptasi dalam setiap budaya, khususnya jika seseorang berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda. Berikut ini adalah beberapa petunjuk atau tips yang diperlukan seseorang ketika berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda. a. Asumsikan berbeda hingga suatu persamaan telah terbukti. Jangan berasumsi bahwa orang lain memiliki pandangan sama sampai benar-benar menjadi kenyataan. b. Berani mengambil tanggung jawab saat berkomunikasi. Jangan berasumsi bahwa ini adalah pekerjaan orang lain untuk berkomunikasi dengan orang lain. c. Tidak memberi pendapat. Belajar mendengar suatu cerita yang utuh dan terimalah perbedaan dengan tanpa memberikan pendapat atau penilaian tentang mereka. ‘13 20 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id d. Tunjukkan suatu penghargaan. Belajar bagaimana suatu penghargaan itu dikomunikasikan melalui suatu gerak isyarat, kontak mata, dan sejenisnya dalam berbagai budaya yang berbeda. e. Empati. Sebelum menyampaikan suatu pesan, cobalah untuk membayangkan perasaan orang lain bagaimana dan mengapa berkomunikasi. f. Menahan sikap ambiguitas/mendua. Belajar kekecewaan pada situasi yang membingungkan. untuk mengendalikan g. Jangan melihat sesuatu yang superfisial. Jangan diganggu dengan sesuatu seperti pakaian, penampilan, atau ketidaknyamanan lingkungan. h. Sabar dan tekun. Ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda, jangan mudah menyerah. i. Mengenal bias budaya Anda sendiri. Belajar untuk mengidentifikasi ketika asumsi Anda berbeda dengan orang lain. j. Fleksibel/luwes. Siap mengubah kebiasaan atau sikap Anda ketika berkomunikasi dengan orang yang memiliki budaya berbeda. k. Tekankan hal-hal yang biasa. Carilah kesamaan untuk menjalin suatu kerja sama. l. Mengirim pesan yang jelas. Membuat sinyal verbal dan nonverbal yang jelas dan konsisten. m. Tingkatkan kepekaan budaya Anda. Belajar tentang berbagai kebiasaan dan praktik, sehingga seseorang perlu waspada terhadap potensi munculnya salah komunikasi. n. Bersifat individual. Berkomunikasi dengan setiap orang sebagai individu bukanlah mewakili kelompok lain. o. Belajar secara langsung. Investigasi setiap budaya, sehingga Anda tahu kapan mengirim suatu pesan dengan cara langsung atau tidak langsung. p. Memperlakukan tafsiran Anda sebagai hipotesis kerja. Saat Anda memahami budaya asing, berhati-hatilah terhadap umpan balik yang dilakukan si penerima pesan. Negosiasi Lintas Budaya Moran, Stahl & Boyer Internasional, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pelatihan lintas budaya (cross-cultural training), membedakan budaya dalam dua kelompok yaitu budaya permukaan (surface culture) seperti makanan, liburan, gaya hidup, dan budaya tinggi (deep culture), yang terdiri atas sikap dan nilai-nilai yang menjadi dasar budaya tersebut. ‘13 21 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Orang yang berasal dari budaya yang berbeda sering kali mempunyai pendekatan negosiasi yang juga berbeda. Tingkat toleransi untuk suatu ketidaksetujuan pun bervariasi. Contohnya, negosiator dari Amerika Serikat cenderung relatif impersonal dalam melakukan negosiasi. Mereka melihat tujuan mereka dalam sudut pandang ekonomi dan biasanya mereka menganggap unsur kepercayaan penting di antara mereka. Sebaliknya, para negosiator dari Cina dan Jepang lebih suka pada suasana hubungan sosial. Jika ingin berhasil bernegosiasi, Anda sebaiknya bersikap bersabar dan menguasai bagaimana hubungan personal (pribadi) di Cina. Anda harus dapat menumbuhkan hubungan personal sebagai dasar membangun kepercayaan dalam proses negosiasi. Di Perancis, hubungannya relatif kurang personal dan menyukai suasana yang formal dan dimulai dengan unsur ketidakpercayaan kepada pihak lain. Negosiator dari budaya yang berbeda mungkin menggunakan teknik pemecahan masalah dan metode pengambilan keputusan yang berbeda. Jika mempelajari budaya partner Anda sebelum bernegosiasi, Anda akan lebih mudah dalam memahami pandangan mereka. Lebih lanjut, menunjukkan sikap luwes, hormat, sabar dan sikap bersahabat akan membawa pengaruh yang baik bagi proses negosiasi yang sedang berjalan, yang pada akhirnya dapat menemukan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak. ‘13 22 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi.Bandung. Citra Aditya Bakti. Littlejhon, Stephen W. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta. Salemba Humanika. Morrisan, dan Andy Corry Wardhani. 2009. Teori Komunikasi Tentang Komunikator, Pesan, Percakapan, dan Hubungan. Bandung. Ghalia Indonesia. Rakhmat, Jalaluddin. 2009. Psikologi Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya. Littlejohn, Stephen W. 2005. Theories of Human Communication (7th ed), Wadsworth Publishing, Belmont CA Littlejohn, Stephen W & Karen A. Foss, 2006. Theories of Human Communication, Eighth edition. Belmont : Thompson Wadsworth Publishing Company Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung Rogers, Everett M. 1997. A History of Communication Study – A Biographical Approach, The Free Press, New York. Sendjaja, Sasa Djuarsa. 2003. Pengantar Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta ‘13 23 Kapita Selekta Komunikasi Ispawati Asri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id