Mengejawantahkan Keputusan Kongres Nomor

advertisement
Mengejawantahkan Keputusan Kongres Nomor Kep-IX / Kongres XIX /2013
tentang Partisipasi Dalam Partai Politik dan Pemilu
Wanita Katolik Republik Indonesia
MENDENGARKAN HATI NURANI
Ibu-ibu segenap Anggota dan Pengurus Wanita Katolik Republik Indonesia
Seperti diketahui tahun ini, kita merayakan pesta demokrasi, dengan melaksanakan 2
tahapan pemilu, yaitu Pileg (Pemilihan Anggota Legislatif) dan Pilpres (Pemilihan
Presiden). Kita patut bersyukur karena Pemilihan Anggota Legislatif sudah berjalan dengan
lancar dan aman tanggal 9 Mei 2014 yang lalu. Dan kini kita menyongsong Pemilihan
Presiden. Mudah-mudahan tahapan pemilu kedua ini juga dapat berjalan dengan tertib dan
aman, sehingga kita sungguh-sungguh merayakan demokrasi yang sebenarnya dengan
penuh tanggung jawab dan kebijaksanaan.
Menyongsong pemilihan presiden dan wakil presiden yang tinggal menghitung hari, dan di
saat-saat kampanye yang cukup gencar sekarang ini, ada sejumlah hal yang kiranya perlu
dicermati oleh kita sebagai anggota dan pengurus Wanita Katolik RI (ref. AD-ART Tahun
2013, Keputusan Kongres Nomor Kep-IX/KONGRES XIX/2013 dan Surat Gembala KWI
Menyambut Pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden 9 Juli 2014)
Pertama, kiranya perlu diingat bahwa Organisasi Wanita Katolik RI merupakan organisasi
yang bersifat mandiri dan sosial aktif. Dalam hal ini, utamanya sebagai pengurus di semua
tingkat, dalam masa-masa kampanye seperti ini kita perlu memperhatikan dan
mempertanggungjawabkan independensi sebagai organisasi yang tidak berpihak kepada
partai mana pun. Sekaligus menegaskan di sini bahwa tidak ada instruksi atau panduan
dalam bentuk apa pun dari DPP untuk menentukan pilihan terhadap salah satu calon.
Kedua, Keputusan Kongres XIX Wanita Katolik RI tahun 2013, Nomor KEP-IX / KONGRES
XIX /2013 tentang Partisipasi dalam Partai Politik dan Pemilu (terlampir), menegaskan
bahwa sebagai warga negara, kita sepatutnyalah turut bertanggungjawab terhadap
keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Butir 4 Keputusan Kongres
tersebut menegaskan: Anggota Wanita Katolik RI sebagai Warga Negara Indonesia, dapat
menggunakan haknya untuk menentukan pilihan sesuai hati nurani yang berlandaskan Iman
Kristiani, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan serta semangat kesatuan dan persatuan
demi kepentingan masyarakat. Jadi, Ibu-ibu sangat diharapkan untuk turut berpartisipasi
pada tanggal 9 Juli 2014 nanti, memilih presiden dan wakil presiden sesuai hati nurani dan
dengan mempertimbangkan kesejahteraan rakyat banyak, untuk mencapai cita-cita bangsa
sejahtera yang berkeadilan sesuai dengan visi-misi Organisasi Wanita Katolik RI.
Ketiga, kiranya baik Ibu-ibu dapat membaca dan memahami pesan Surat Gembala
Konferensi Wali Gereja Indonesia dalam rangka Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
2014, pada tanggal 26 Mei 2014, dengan tema “Pilihlah secara Bertanggung Jawab,
Berlandaskan Suara Hati” (terlampir). Surat Gembala KWI ini sejalan dengan visi-misi
Organisasi serta Keputusan Kongres XIX yang baru lalu: mengajak kita berupaya sungguhsungguh untuk mempertimbangkan dan menentukan pilihan dengan hati dan pikiran yang
jernih dan menyerukan agar kita menggunakan hak untuk memilih dan jangan tidak ikut
memilih. Hendaknya pilihan kita tidak dipengaruhi oleh uang atau imbalan-imbalan lainnya.
Sikap demikian merupakan perwujudan ajaran Gereja yang menyatakan, “Hendaknya semua
warga negara menyadari hak maupun kewajibannya untuk secara bebas menggunakan hak
suara mereka guna meningkatkan kesejahteraan umum” (Gaudium et Spes 75).
Pada akhirnya, hendaknya Ibu-ibu betul-betul turut merayakan pesta demokrasi ini
dengan saling menghormati, menghargai satu sama lain, dan berhenti pada saatnya.
Berlapang dadalah untuk menerima siapa pun yang kemudian menjadi Presiden dan Wakil
Presiden RI 2014 - 2019, agar cita-cita menuju kesejahteraan yang berkeadilan dapat
diperjuangkan bersama.
Allah Yang MahaRahim kiranya Engkau selalu menyertai dalam segala pemikiran dan
langkah kami demi kemuliaan nama Mu saja.
Jakarta, 20 Juni 2014
Wanita Katolik RI
Ketua Presidium
Justina Rostiawati
Lampiran 1
KEPUTUSAN
NOMOR KEP-IX / KONGRES XIX /2013
TENTANG
PARTISIPASI DALAM PARTAI POLITIK DAN PEMILU
KONGRES XIX WANITA KATOLIK REPULIK INDONESIA
Menimbang :
1. Bahwa Wanita Katolik RI sebagai organisasi yang berlandaskan iman
Katolik menghormati hak dan kewajiban anggotanya untuk berpartisipasi
aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Bahwa Wanita Katolik RI yang mandiri dan merupakan wadah kader
bangsa dan gereja, memiliki anggota yang potensial, mempunyai aspirasi
dan sikap terhadap pemahaman serta minat untuk berpolitik
3. Bahwa seluruh anggota Wanita Katolik RI sebagai warga negara
Indonesia yang memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap masa
depan bangsa dan negara, selayaknya menggunakan hak pilihnya dalam
Pemilu
4. Bahwa perlu dikeluarkan keputusan tentang Partisipasi dalam Partai
Politik dan Pemilu
Mengingat
:
1. Anggaran Dasar :
Bab II tentang Asas, Visi-Misi, Sifat dan Pedoman, Pasal 5 tentang Asas,
Pasal 6 tentang Visi-Misi, Pasal 7 tentang Sifat dan Pedoman
2. Berita Acara Hasil Sidang Komisi Pengembangan Kualitas Organisasi
dalam Kongres XIX yang dilaksanakan tanggal 30 Oktober 2013 di Jakarta
Memperhatikan : Keputusan Sidang Pleno III dalam Kongres XIX tanggal 30 Oktober 2013
tentang pengesahan hasil Sidang Komisi Pengembangan Kualitas Organisasi
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama
:
Anggota biasa Wanita katolik RI dapat menjadi anggota atau pengurus Partai
Politik yang memiliki asas dan visi-misi yang tidak bertentangan
dengan organisasi Wanita Katolik RI
Kedua
:
Anggota Dewan Pengurus Wanita Katolik RI pada semua jenjang diberi
kebebasan memilih untuk tetap menjadi Pengurus Organisasi atau menjadi
Pengurus dan/atau Anggota Partai Politik
Ketiga
:
Kegiatan sebagai anggota atau pengurus organisasi tidak dibenarkan
menggunakan identitas Parpol dan/atau diintegrasikan ke dalam kegiatan
organisasi
Keempat :
Anggota Wanita Katolik RI sebagai Warga Negara Indonesia, dapat
menggunakan haknya untuk menentukan pilihan sesuai hati nurani yang
berlandaskan Iman Kristiani, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan serta
semangat kesatuan dan persatuan demi kepentingan masyarakat
Kelima
:
Dengan dikeluarkannya keputusan ini maka Keputusan Kongres XVIII Tahun
2008 No. Kep- VI / Kongres XVIII / 2008 dinyatakan dicabut dan tidak berlaku
lagi
Keenam
:
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan
diterbitkannya keputusan tentang pencabutan
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 31 Oktober 2013
____________________________
KONGRES XIX WANITA KATOLIK RI
Ketua,
Ignatia Endang K.Siregar
Lampiran 2
SURAT GEMBALA KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA
MENYAMBUT PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
9 JULI 2014
PILIHLAH SECARA BERTANGGUNGJAWAB,
BERLANDASKAN SUARA HATI
Segenap Umat Katolik Indonesia yang terkasih,
Kita bersyukur karena salah satu tahap penting dalam Pemilihan Umum 2014 yaitu pemilihan anggota
legislatif telah selesai dengan aman. Kita akan memasuki tahap berikutnya yang sangat penting dan
menentukan perjalanan bangsa kita ke depan. Pada tanggal 9 Juli 2014 kita akan kembali memilih Presiden
dan Wakil Presiden yang akan memimpin bangsa kita selama lima tahun ke depan. Marilah Pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden ini kita jadikan kesempatan untuk memperkokoh bangunan demokrasi serta
sarana bagi kita untuk ambil bagian dalam membangun dan mangembangkan negeri tercinta kita agar
menjadi damai dan sejahtera sesuai dengan cita-cita kemerdekaan bangsa kita.
Ke depan bangsa kita akan menghadapi tantangan-tantangan berat yang harus diatasi di bawah
kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden yang baru, misalnya masalah kemiskinan dan kesenjangan
sosial, pendidikan, pengangguran, tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Masalah dan tantangan lain yang
tidak kalah penting adalah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, kerusakan lingkungan hidup dan upaya
untuk mengembangkan sikap toleran, inklusif dan plural demi terciptanya suasana rukun dan damai dalam
masyarakat. Tantangan-tantangan yang berat ini harus diatasi dengan sekuat tenaga dan tanpa henti. Kita
semua berharap semoga di bawah kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden yang akan terpilih, bangsa
Indonesia mampu menghadapi, mengatasi dan menyelesaikan masalah-masalah itu.
Kami mendorong agar pada saat pemilihan mendatang umat memilih sosok yang mempunyai integritas
moral. Kita perlu mengetahui rekam jejak para calon Presiden dan Wakil Presiden, khususnya mengamati
apakah mereka sungguh-sungguh mempunyai watak pemimpin yang melayani dan yang memperjuangkan
nilai-nilai sesuai dengan Ajaran Sosial Gereja : menghormati kehidupan dan martabat manusia,
memperjuangkan kebaikan bersama, mendorong dan menghayati semangat solidaritas dan subsidiaritas
serta memberi perhatian lebih kepada warga negara yang kurang beruntung. Kita sungguh mengharapkan
pemimpin yang gigih memelihara, mempertahankan dan mengamalkan Pancasila. Oleh karena itu kenalilah
sungguh-sungguh para calon sebelum menjatuhkan pilihan.
Agar pemilihan Presiden dan Wakil Presiden bisa berjalan dengan langsung, umum, bebas dan rahasia serta
berkualitas, kita harus mau terlibat. Oleh karena itu kalau saudara dan saudari memiliki kesempatan dan
kemampuan, sungguh mulia jika Anda bersedia ikut menjaga agar tidak terjadi kecurangan pada tahap-tahap
pemilihan. Hal ini perlu kita lakukan melulu sebagai wujud tanggungjawab kita, bukan karena tidak percaya
kepada kinerja penyelenggara Pemilu.
Kami juga menghimbau agar umat katolik yang terlibat dalam kampanye mengusahakan agar kampanye
berjalan dengan santun dan beretika, tidak menggunakan kampanye hitam dan tidak menggunakan isu-isu
SARA. Khususnya kami berharap agar media massa menjalankan jurnalisme damai dan berimbang.
Pemberitaan media massa hendaknya mendukung terciptanya damai, kerukunan serta persaudaraan,
mencerdaskan dan tidak melakukan penyesatan terhadap publik, sebaliknya menjadi corong kebenaran.
Marilah kita berupaya sungguh-sungguh untuk mempertimbangkan dan menentukan pilihan dengan hati dan
pikiran yang jernih. Konferensi Waligereja Indonesia menyerukan agar saudara-saudari menggunakan hak
untuk memilih dan jangan tidak ikut memilih. Hendaknya pilihan Anda tidak dipengaruhi oleh uang atau
imbalan-imbalan lainnya. Sikap demikian merupakan perwujudan ajaran Gereja yang menyatakan,
“Hendaknya semua warga negara menyadari hak maupun kewajibannya untuk secara bebas menggunakan
hak suara mereka guna meningkatkan kesejahteraan umum” (Gaudium et Spes 75).
Pada akhirnya, marilah kita dukung dan kita berikan loyalitas kita kepada siapa pun yang akan terpilih
sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2014 – 2019. Segala perbedaan pendapat
dan pilihan politik, hendaknya berhenti saat Presiden dan Wakil Presiden terpilih dilantik pada bulan
Oktober 2014. Kita menempatkan diri sebagai warga negara yang baik, menjadi seratus prosen Katolik dan
seratus prosen Indonesia, karena kita adalah bagian sepenuhnya dari bangsa kita, yang ingin menyatu dalam
kegembiraan dan harapan, dalam keprihatinan dan kecemasan bangsa kita (bdk GS 1).
Marilah kita mengiringi proses pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dengan memohon berkat
dari Tuhan, agar semua berlangsung dengan damai dan berkualitas dan dengan demikian terpilihlah
pemimpin yang tepat bagi bangsa Indonesia. Semoga Bunda Maria, Ibu segala bangsa, senantiasa melindungi
bangsa dan negara kita dengan doa-doanya.
Jakarta, 26 Mei 2014
KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA
Mgr. I. Suharyo
Ketua
Mgr. Y. Pujasumarta
Sekretaris Jendral
Download