PERAN SERTA GEREJA KATOLIK DI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT, BANGSA DAN NEGARA INDONESIA OLEH Dr. COSMAS BATUBARA Perjalanan panjang Indonesia mencapai tingkat sekarang ini tidak terlepas dari keterlibatan umat Katolik di dalamnnya. Gerakan orang Katolik di pelopori oleh I.J. Kasimo. Ia mendapat semangat nasionalisme itu dari gurunya di Muntilan, seorang Romo bernama Frans Van Lith. 2 Sebelum kemerdekaan ada anggapan bahwa orang Katolik Indonesia sama saja dengan orang Katolik Belanda (penjajah). Terhadap pendapat ini I.J. Kasimo menjawab dengan tindakan bahwa orang Katolik Indonesia, beda dengan penjajah Belanda. I.J. Kasimo berjuang dengan berpedoman “Salus Populi Suprema Lex” (Kesejahteraan Rakyat adalah Hukum Tertinggi) 3 Tampilnya orang Katolik diinspirasi oleh peran dari Romo Franciscus Georgius Josephus Van Lith atau Frans van Lith (17 Mei 1863-9 Januari 1926). Dia adalah seorang imam Yesuit yang berasal dari Belanda yang meletakkan dasar karya Katolik di Jawa, khususnya Jawa Tengah yang menyatakan, bahwa “Orang Jawa sekarang sudah mulai memandang Gereja katolik sebagai suatu kekuatan yang berdiri di luar nasionalisme Belanda dan yang mencari hubungan dan kasih dengan kehidupan jiwa dan kepribadian Jawa”. 4 Dalam sejarah politik Indonesia tercatat peran tokoh Katolik menolak paham komunisme dan menolak tampilnya kembali piagam Jakarta. Peran I.J. Kasimo dalam liga demokrasi bersama Tokoh Islam tercatat dengan tinta emas. Begitu juga peran Harry Tjan Silalahi SH dalam Front Pancasila di tahun 1966. Dan peran PMKRI di awal Orde Baru. Yang selalu menonjol di dalam diri kader-kader Katolik dari masa ke masa adalah: selalu mendahulukan kebaikan umum (bonum commune); konsistensi sikap atau tidak “mencla-mencle”; mengamalkan dan melaksanakan Pancasila; jujur, bertanggung jawab; saleh/sederhana; rajin dan rela berkorban... 5 Dalam setiap kurun waktu pelaksanaan UUD, parpol selalu tampil orang Katolik tersebar diberbagai parpol dan organisasi profesi. Mgr. Albertus Soegijapranata SJ memberi pegangan : in principiis unitas, in dubiis libertas, in omnibus caritas (dalam hal-hal yang prinsip adalah satu dalam hal-hal yang masih terbuka, bebas, dalam segala hal, kasih). 6 Dalam mengkaji perkembangan politik dari dahulu sampai sekarang, secara teoritis dapat dilihat pendekatan politik tradisional, pendekatan segi-segi normatif dan konstitusional. Kemudian perkembangan pendekatan tingkah laku dan pasca tingkah laku. Pendekatan yang paling banyak adalah syntese dari ketiga pendekatan tersebut. Bergeser dari lembaga ke manusianya. 7 Membahas sejarah politik Indonesia dan peran umat Katolik di sepanjang perjalanan sejarah itu, dapat dilihat dari UUD yang dipakai sebagai landasan. Kita mengenal UUD 1945, UUD RIS, UUD Sementara, kembali ke UUD 1945 dan terakhir UUD 1945 yang diamandemen. 8 Pemilu yang akan datang 2014, bagaimana peran FMKI? Apakah dapat jadi motor?. Pemilu Legislatif ada 15 Parpol akan bersaing, seperti telah dikemukakan di depan bahwa dalam mengkaji perkembangan politik dari dahulu sampai sekarang, secara teoritis dapat dilihat pendekatan politik tradisional, pendekatan segi-segi normatif dan konstitusional. Kemudian perkembangan pendekatan tingkah laku dan pasca tingkah laku. Pendekatan yang paling banyak adalah syntese dari ketiga pendekatan tersebut. Bergeser dari lembaga ke manusianya. 9 Peran orang sangat penting. Apalagi parpol peserta pemilu kebanyakan aliran Kebangsaan dan Demokrasi, maka penting orang Katolik diperjuangkan untuk terpilih. 10 Herbert Feith dan Lance Castles berpendapat bahwa di Indonesia dari tahun 1945 s/d 1965: 1. Nasionalisme radikal 2. Tradionalisme Jawa 3. Islam 4. Sosialisme Demokratis 5. Komunisme 11 Dengan Partai politik yang banyak, dari landasan dapat digolongkan: 1. Aliran Kebangsaan 2. Aliran Sosial Demokrat 3. Aliran Islam 12 FMKI sebagai apa? Pemilih kita dibagi dalam 3 kategari : 1. Pemilih mewakili seseorang karena ia melihat ada hal-hal yang menarik dari caleg, memilih karena idealisme. 2. Pemilih memilih seseorang caleg karena ada kaitan emosional primordialisme. 3. Pemilih memilih karena menjawab pertanyaan : “Wani Piro” (berani berapa?) Diluar ketiga kategori tersebut masih ada golput. 13 Ada berpendapat FKMI sebagai “King Maker” dengan catatan apa yang diputuskan FKMI mendapat dukungan dari seluruh gereja (Rohaniawan dan awam) Dengan berpedoman jumlah umat di beberapa Dapil, maka ide ini mungkin bisa terwujud. 14 SISTEM POLITIK Kehidupan politik sebagai satu sistem tidak lain adalah kesatuan antara unsur-unsur dari struktur politik dalam interaksi dan interelasinya satu sama lain, atau dengan perkataan lain sistem politik adalah kesatuan antara struktur dan proses (fungsi-fungsi) politik. Dengan demikian maka struktur politik merupakan “mesin” dari kehidupan politik, sehingga suatu kehidupan politik yang sehat banyak pula tergantung kepada struktur politik yang mendukungnya. 15 Sistim Politik Komponen politik Fungsi tertentu Struktur Politik 16 Sistim Politik Input Supra struktur politik Infra struktur politik Output 17 Infra struktur politik • Partai politik • Kelompok kepentingan • Media massa • Federasi buruh, Kerukunan Tani, Himpunan Nelayan Golongan kepentingan/ • Fungsi: pengaju kepentingan sedangkan parpol pemadu kepentingan golongan fungsional Dimana FMKI? 18 Supra Struktur Politik : - Presiden - DPR/MPR - DPD - MA - BPK - MK - DLL. 19 Amandemen-amandemen terhadap UUD’45 Sidang MPR thn 1 9 9 9 • 9 pasal • 19 ayat Sidang MPR thn 2 0 0 0 • 25 pasal • 59 ayat Sidang MPR thn 2 0 0 1 • 23 pasal • 66 ayat Sidang MPR thn 2 0 0 2 • 32 pasal • 31 ayat Sekarang ini UUD RI terdiri dari 16 Bab, 37 Pasal dan 198 ayat 20 Di tengah-tengah masyarakat sekarang ini, ada 3 kelompok pendapat terhadap sistim politik atas UUD 1945: 1 Menerima UUD 1945 dengan keseluruhan amandemennya 2 Menerima pembukaan UUD 1945, tetapi tidak menerima pasal dan ayat yang baru 3 Mempertahankan UUD 1945 sebagaimana aslinya, ada pembukaan, batang tubuh dan penjelasan bab dan pasal2nya 21 Dengan adanya amandemen terhadap UUD 1945, masalah penerapan demokrasi berkaitan dengan masalah partisipasi politik. • Herbert Mc Closky: Partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung dalam pembentukan kebijaksanaan umum. 22 • P. Huntington dan Joan.M.Nelson: Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara yang bertindak sebagai pribadi, yang dimaksud untuk mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bersifat individual atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadis, secara damai atau kekerasan, legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif. 23 Ada 5 kategori dari partisipasi politik: Pembunuhan politik, pembajakan, teroris Menyimpang Pejabat umum, pejabat partai, sepenuh waktu, pimpinan kelompok kepentingan Petugas kampanye, aktif dalam partai/ kelompok kepentingan, aktif dalam proyek-proyek sosial Menghadiri rapat umum, anggota kelompok kepentingan, usaha menyakinkan orang, memberikan suara dalam pemilu, mendiskusikan masalah politik, perhatian pada perkembangan politik Aktivis Partisipan Pengamat Orang yang apolitis 24 Untuk mendalami penerapan demokrasi era reformasi, kita perlu mendalami berbagai putusan politik antara Pemerintah dengan DPR yang melahirkan berbagai Undang-undang tentang Partai Politik, tentang Otonomi Daerah, Pers, Organisasi kemasyarakatan. - DPR berapa Undang-undang yang dihasilkan dalam satu tahun kerja. - Apakah aspirasi masyarakat dapat ditampung kebijaksanaan Pemerintah?. - Pelaksana Pemilu, Pilpres, Pilkada apa sah langsung, bebas, jujur dan adil? Apakah masih ada “Money Politik?”. 25 Penutup Pemimpin ideal sempurna tidak ada. Pemimpin harus menguasai hukum, di mana, kapan dan bagaimana menghadapi masalah bangsa. Tindakan pemimpin setiap kesatuan atau unit harus selalu berdasarkan pemikiran, pandangan dari yang dipimpinnya. Pemimpin yang asyik dengan pemikirannya sendiri sangat tidak baik. Pemimpin harus berakar kepada yang dipimpin (jangan lain dari hasil kongres, rapimnas dan rapat) 26 Sekian dan Terimakasih Medan, 1 Maret 2014 27