I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Gurami (Osphronemus goramy Lac.) adalah ikan air tawar yang banyak menghuni daerah perairan tenang. Budidaya gurami dipilih petani karena memiliki harga yang ekonomis dan relatif stabil dipasaran. Pakan gurami dapat berupa dedaunan (contohnya daun talas), sehingga dapat menekan biaya produksi yang dikeluarkan untuk membeli pakan. Keuntungan yang lain adalah mampu berkembang biak secara alami sehingga mudah untuk dikembangkan. Produktivitas gurami pada tingkat kelulushidupan dan pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya seperti ikan mas dan nila. Kendala yang sering dihadapi dalam industrialisasi komoditi ini adalah tingginya tingkat kematian pada tahap larva dan benih yaitu hingga 50-70% serta laju pertumbuhannya yang lambat. Penyebab kematian gurami pada stadia benih biasanya terserang jamur dan bintik putih (white spot). Kegiatan perawatan benih merupakan kegiatan yang memerlukan perhatian khusus. Masa perkembangan awal dalam kegiatan ini salah satunya sangat dipengaruhi oleh keberhasilan pemberian pakan. Masalah masa kritis pada benih juga perlu diperhatikan (Sulhi, 2007). Produksi optimal akan didapatkan jika benih yang dipelihara merupakan benih yang unggul. Salah satu cara untuk mendapatkan benih yang unggul yaitu dengan melakukan pendederan pada ikan gurami. Pendederan adalah suatu kegiatan pemeliharaan benih gurami setelah periode larva sampai dihasilkan ukuran benih tertentu yang siap untuk didederkan. Pendederan juga merupakan tahapan yang tepat untuk menyeleksi benih-benih unggul. Pendederan benih ikan gurami dapat dilakukan secara berulang kali sehingga dapat dijadikan kegiatan sebagai suatu bisnis (Mahyuddin, 2009). Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain keturunan/genetik, kelamin/seks, umur dan ketahanan terhadap serangan penyakit. Faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain makanan, kualitas air dan ruang gerak. Salah satu kualitas air yang berpengaruh terhadap pertumbuhan gurami adalah suhu karena gurami merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm) sehingga sebagian energi dari pakan digunakan 1 untuk menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu lingkungan. Oksigen juga merupakan salah satu parameter kualitas air yang memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan. Budidaya gurami memiliki sifat pertumbuhan yang sangat lambat, ditambah lagi kematangan kelaminnya baru mulai terjadi pada umur dua tahun. Tingkat keberhasilan pendederan gurami yang rendah juga terkadang menjadi kendala bagi petani, sehingga para petani perlu mengetahui teknik pendederan gurami yang baik agar tingkat keberhasilannya tinggi. Segmentasi pendederan diperlukan agar para petani tidak merasa terlalu lama untuk masa pemeliharaan. Segmentasi budidaya gurami merupakan pembagian tahapan budidaya berdasarkan umur ikan atau ukuran produksi yang diinginkan. Teknologi segmentasi dapat mempercepat perputaran uang karena waktu pemanenan yang dibutuhkan lebih singkat. Segmentasi budidaya gurami dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Segmentasi pada budidaya gurami Produksi No Segmen budidaya Umur ikan 1 Pemijahan Nol 2 Larva 1 21 hari 3 Larva 2 45 hari 4 Benih 1 105 hari 5 Benih 2 165 hari 6 Remaja 1 210 hari 7 Remaja 2 270 hari 8 Dewasa 12 bulan Sumber : Hardaningsih et al., 2012 Ukuran pasar Panjang (cm) Berat (g) Telur Biji oyong Satu jari Dua jari Tiga jari Empat jari Lima jari Konsumsi – 2–3 4,5–6 9–11 14–15 18–20 21–23 28–30 – 0,1–0,5 2–4 18–20 50–60 100–150 200–250 600–700 Faktor yang perlu diperhatikan untuk menghasilkan produktivitas gurami yang tinggi, meliputi kandungan oksigen terlarut, suhu, pH, debit air, ketinggian air dan kecerahan. Penggunaan bahan seperti pakan dan obat-obatan juga perlu diperhatikan. Kandungan oksigen dapat tercukupi dengan adanya tambahan aerasi atau pergantian air secara rutin. Jika terjadi penguapan air perlu dilakukan penambahan air. Pengendalian suhu air dapat dilakukan dengan pemberian water heater, sehingga suhu dapat ditentukan sesuai dengan kebutuhan benih ikan. Pengendalian pH air dapat menggunakan potongan-potongan pohon pisang yang disebar di kolam. Ketinggian air juga perlu dipertahankan agar benih ikan dapat tumbuh optimal. Benih gurami menyukai perairan yang bersih. Jika dasar kolam sudah terlalu banyak kotoran atau sisa pakan, maka perlu dilakukan penyifonan. 2 Pemeliharaan gurami secara terkontrol dalam akuarium memiliki keuntungan dan dapat diusahakan dengan modal yang relatif kecil serta lahan yang terbatas, resiko terserang penyakit lebih kecil karena perawatannya lebih mudah dan kesehatannya mudah dikontrol (Effendi et al., 2006). Perlakuan kombinasi suhu dan aerasi digunakan karena kajian mengenai perlakuan tersebut masih belum pernah dilakukan sebelumnya. Peningkatan suhu diharapkan dapat meningkatkan laju metabolisme dalam tubuh ikan sehingga energi yang digunakan untuk pertumbuhan akan terbentuk lebih cepat. Proses metabolisme juga membutuhkan oksigen yang cukup. Peningkatan suhu akan mengurangi kandungan oksigen dalam perairan, oleh karena itu dengan adanya penambahan aerasi dapat mencukupi kandungan oksigen yang digunakan untuk proses metabolisme. Benih gurami pada umur 91-133 hari masih dalam masa-masa pertumbuhan cepat sehingga penambahan perlakuan berupa kombinasi suhu dan aerasi diharapkan dapat meningkatkan laju sintasan dan pertumbuhan benih gurami. Kajian tentang budidaya benih gurami dengan penambahan perlakuan berupa kombinasi suhu dan aerasi sangat penting dilakukan sebagai informasi kepada masyarakat dalam kegiatan budidaya ikan air tawar. 2. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengetahui pengaruh kombinasi suhu dan aerasi terhadap laju sintasan, pertumbuhan mutlak dan spesifik benih gurami pada pendederan umur 91-133 hari. b. Memperoleh kombinasi suhu dan aerasi yang terbaik untuk laju sintasan, pertumbuhan mutlak dan spesifik benih gurami pada pendederan umur 91-133 hari. 3. Kegunaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai suhu dan jumlah aerasi yang menghasilkan laju sintasan dan pertumbuhan benih gurami yang paling optimal pada pendederan umur 91-133 hari. 3