BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber pangan hewani dapat diperoleh antara lain dengan mengkonsumsi ikan, baik ikan hasil tangkapan di laut maupun ikan yang berasal dari hasil budidaya di darat. Ada berbagai jenis ikan konsumsi yang dibudidayakan oleh masyarakat salah satunya adalah gurami. Gurami banyak dipilih karena merupakan golongan jenis ikan yang cukup banyak diminati masyarakat. Bagi masyarakat umum, gurami adalah ikan yang bergengsi dan memiliki harga jual yang mahal serta merupakan salah satu komoditas andalan di sektor perikanan air tawar (DKP 2010). Gurami (Osphronemus goramy) merupakan salah satu diantara ikan air tawar yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Keunggulan gurami dibandingkan ikan air tawar lainnya yaitu gurami mudah dipelihara karena bersifat pemakan apa saja, dapat berkembang biak secara alami dan dapat hidup di air tergenang, serta harga jualnya yang relatif mahal dan stabil (Jangkaru 2002). Jenis gurami yang dikenal masyarakat cukup banyak dan bervariasi dimana antar jenis dibedakan berdasarkan kemampuannya dalam memproduksi telur, kecepatan tumbuh dan bobot maksimal yang bisa dicapai setelah dewasa. Beberapa yang dikenal dalam masyarakat adalah gurami bluesafir, paris, bastar, angsa, jepang, dan porselen (Saparinto 2008). Tetapi yang terjadi sekarang sulit sekali ditemui jenis yang masih murni karena terjadi persilangan antar jenis tersebut yang menghilangkan jenis asli gurami. Walaupun jenis asli gurami hilang, gurami masih dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis berdasarkan warna, yaitu putih, hitam, dan blorok (Hardaningsih 2012). Namun demikian penelitian tentang aspek biologi ikan tersebut belum pernah dikaji, termasuk aspek hubungan panjang-berat dan faktor kondisi. Pada biologi perikanan, hubungan panjang-berat ikan merupakan salah satu informasi pelengkap yang perlu diketahui untuk mengetahui variasi berat dan panjang tertentu dari ikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi variasi berat dan panjang adalah perbedaan spesies ikan. Analisis hubungan panjang-berat juga dapat mengestimasi faktor kondisi atau sering disebut dengan index of plumpness, di dalam 1 penggunaan secara komersil maka kondisi ini mempunyai arti kualitas dan kuantitas daging ikan yang tersedia untuk dapat dimakan (Effendie 1997). Produk olahan ikan yang tersedia untuk konsumen cukup banyak tetapi banyak dari produk olahan tersebut yang tidak memperhatikan preparasi awal sebelum pengolahan karena kurangnya informasi tentang karakter setiap jenis ikan sebagai bahan mentah. Preparasi ini biasanya dalam bentuk potongan ikan untuk menghasilkan bahan mentah yang penting dalam proses pengolahan (Eryanto 2006). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang berat dan faktor kondisi dari ketiga jenis gurami sebagai informasi dasar tentang pertumbuhan dan kondisi ikan serta mengetahui jenis gurami mana yang memiliki ketebalan daging yang tebal dan rendemen daging yang tinggi yang sesuai sebagai bahan baku filet. 1.2 Tujuan Penentuan tujuan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan mempunyai arah yang jelas dan tersusun secara sistematis. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah: 1. Mengetahui hubungan panjang berat dan faktor kondisi dari ketiga jenis gurami. 2. Mengetahui perbandingan rendemen dan ketebalan daging dari ketiga jenis gurami. 1.3 Manfaat Penelitian Menambah informasi dasar tentang pertumbuhan dan kondisi ikan yang menunjukan kemontokan ikan serta perbedaan dan perbandingan (panjang, lebar, rendemen, dan ketebalan daging) dari jenis-jenis gurami yang ada di masyarakat, sehingga dapat mengetahui jenis gurami mana yang memiliki ketebalan daging yang tebal dan rendemen daging yang tinggi yang sesuai sebagai bahan baku filet. 2