4. Fungsi Manusia Terhadap Allah

advertisement
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
“HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM”
Pendahuluan
Manusia adalah salah satu ciptaan Allah SWt yang paling sempurna. Diciptakan dari saripati
tanah yang kemudian menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah hingga akhirnya menjadi wujud yang
sekarang ini.
Salah satu kesempurnaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain ialah adanya akal
dan nafsu. Dua hal inilah yang membuat manusia dapat berpikir, bertanggung jawab, serta
memilih jalan hidup, kelebihan-kelebihan ini seperti yang dijelaskan pada QS Al-Isra 70. Selain itu
ada kelebihan lain yang dimiliki oleh manusia sehingga membuat manusia berbeda dari sesama
manusia, yaitu hati.
Jika hati manusia itu kotor, derajatnya tentu akan sangat rendah di mata allah SWT.
Namun sebaliknya jika hatinya bersih dari segala perbuatan yang kotor maka tentu derajatnya
akan ditinggikan oleh Allah SWT
Sebagai makhluk tuhan tentu manusia selain memiliki hak juga memiliki kewajiban.
Kewajiban yang utama adalah beribadah pada Allah SWT yang merupakan tugas pokok dalam
kehidupan manusia hingga apapun yang dilakukan manusia harus sesuai dengan perintah Allah
SWT
Adapun tanggung jawab manusia diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini adalah sebagai
Khalifatullah dan sebagai abdi/ hamba Allah
1. Konsep Manusia
1
Beberapa pendapat tentang manusia
a) Carles darwin : binatang yang terjadi dari sebab-sebab mekanis
b) Sigmund freund : makhluk yang memiliki perilaku hasil interaksi antara id, ego, dan super
ego
c) Behaviorisme: homo mechanicus- perilaku manusia yang terbentuk sebagai hasil
pembelajaran dengan lingkungan
d) Kognitif : homo sapiens- selalu berusaha memahami lingkungannya
e) Humanisme : homu ludens, berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan dan
mengaktualisasikan diri
f) Aristoteles : hewan yang berakal sehat, mengeluarkan pendapat, dan berbicara berdasar
akal pikiran.(Hamdan, dkk,2004:31)
Konsep Manusia dalam Islam
a) Historis : bani adam (al-a’raf 31)
b) Biologis : basyar (ar-rum 20)
c) Intelektual : insan (at-ton 4)
d) Sosiologis : naas (al-hujarat 13)
e) Posisional : abd(saba’ 9)
f) Khalifah (al-baqarah 30)
Al-Qur'an telah mencatat untuk kita model orang-orang seperti pada orang-orang dari “iklan” .
Firaun berbicara kepada umat-Nya dan mengatakan dalam surat Al-Qashash, (Ayat 38), "Aku tidak
mengetahui tuhan bagimu selain Aku." (http://poetraboemi.wordpress.com/2008/02/20/konsepmanusia-dalam-al-quran/)
Pada ekstrem yang lain, manusia berpikir bahwa ia adalah yang paling diremehkan, terlemah,
dan yang paling berharga di alam semesta ini, sehingga ia menunduk dengan penyerahan sebelum
pohon, batu, hewan, atau sebelum matahari, bulan , bintang-bintang atau api dan makhluk lain.
Islam menjelaskan kepada manusia realitasnya, asal-usulnya dan berbagai tahap penciptaan yang
ia melewati.
1. Asal-usul penciptaan dan tahap-tahap penciptaan-Nya:
Islam telah menjelaskan bahwa realitas manusia berasal dari dua asal: Asal jauh, yang
adalah ciptaan pertama dari lumpur ketika Allah (SWT) membuatnya dan ditiupkan ke dalam
dirinya hidup, dan asal dekat, yang ciptaan-Nya dalam rahim ibunya. Allah (SWT) berfirman
2
dalam surat As-Sajdah, (Ayat 7-9), tentang asal-usul manusia, "Dia orang yang unggul dalam
segala sesuatu yang Dia ciptakan, dan Dia mulai menciptakan manusia dari tanah liat dan
keturunan manusia kemudian dibuat dari cairan berharga, kemudian Dia membuatnya dan
ditiupkan ke dalam dirinya dari jiwanya, dan dibuat untuk Anda pendengaran, penglihatan,
dan hati, dan berkat kecil yang Anda memberi. "
Sekarang, kita melihat bagaimana Al-Qur'an ternyata perhatian manusia terhadap
cairan yang berharga dari mana ia diciptakan dalam rahim ibunya, "dari cairan berharga. Hal
ini hendaknya menyadarkan Manusia untuk memberantas potensial menindas dan
menghilangkan kesombongan dan membuat dia rendah hati dalam hidupnya.
2. Manusia adalah makhluk terhormat:
Allah (SWT) berfirman dalam surat Al-Isra ', (Ayat 70), "Kami telah menghormati anak-anak
Adam dan membawa mereka di bumi dan di laut dan memberikan kepada mereka rezeki yang
baik. Dan kita membuat mereka lebih baik daripada banyak dari apa yang kita buat. "
Kemudian Allah (SWT) menjelaskan bahwa Dia (SWT) membuat seluruh alam semesta dalam
melayani manusia. Dia mengatakan dalam surat Lu-Qman, (Ayat 20), "Apakah Anda tidak
melihat bahwa Allah disediakan bagi Anda apa yang di langit dan di bumi dan membanjiri
Anda dengan banyak berkat dikenal dan tidak dikenal."
3. Manusia memiliki kemampuan untuk dapat membedakan dan memilih antara baik dan jahat:
Allah (SWT) berfirman dalam surat Ash-Syams, (Ayat 7-10 "Dan dengan Nafs, (jiwa), dan Allah
yang sempurna dia dalam proporsi; Kemudian Dia mengilhami dia korupsi dan kebenaran nya;
Memang ia berhasil yang memilih untuk memurnikan diri sendiri-Nya;. dan memang ia gagal
yang merusak diri sendiri nya "
4. Manusia memiliki potensi untuk belajar dan memperoleh pengetahuan:
Allah (SWT) berfirman dalam surat Al-Alaq, (Ayat 3-5),
"Bacalah dan Tuhan Anda adalah yang paling murah hati, Orang yang mengajar
dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang ia tidak tahu” .
Dalam ayat lain, Allah (SWT) berfirman dalam surat An-Nahal, (Ayat 78)," Dan
dibuat untuk Anda pendengaran dan penglihatan dan hati, sehingga Anda bersyukur. "Allah
(SWT) mencemooh mereka yang tidak mendapatkan manfaat dari semua hak istimewa. Allah
(SWT) berfirman dalam surat Al-Araf, (Ayat 179), "Mereka memiliki hati yang mereka tidak
mengerti, mereka memiliki mata yang dengannya mereka tidak melihat, dan mereka memiliki
telinga yang mereka tidak mendengar, mereka seperti binatang dan bahkan lebih buruk,
mereka adalah pelupa atau lalai ".
3
5. Manusia bertanggung jawab dan akuntabel dan dia akan mendapatkan hasil dari
perbuatannya:
Allah (SWT) berfirman dalam surat Al-Baqarah, (Ayat 30),
"Dan Tuhanmu berkata kepada para malaikat bahwa saya menciptakan Khalifah di bumi."
Kemudian Allah (SWT) mengajarkan kepada Adam semua nama untuk menunjukkan
bagaimana manusia malaikat istimewa di sisi Allah, maka Allah (SWT) memerintahkan para
malaikat untuk bersujud kepada Adam karena hormat.. Allah (SWT) berfirman dalam surat AzZalzalah, (Ayat 7-8), , "Dan barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarahpun,
niscahya dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat
zarahpun, niscahya dia akan (melihat) balasannya" "Nabi Muhammad (SAW) mengatakan
dalam sebuah hadits otentik yang dilaporkan oleh Imam At-Tirmidzi," Para hamba Allah akan
ditanya tentang empat hal pada hari kiamat: sekitar hidupnya dan apa yang ia lakukan
dengan itu Dan tentang pengetahuan dan apa yang ia lakukan dengan itu Dan tentang
uangnya? mana dia mendapatkannya dari dan di mana ia menghabiskan itu? Dan tentang
tubuhnya bagaimana ia menggunakannya.? "
2. Persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain
Manusia tidak berbeda dengan binatang dalam fungsi tubuh dan fisiologisnya. Fungsi
kebinatangan ditentukan oleh naluri, pola-pola tingkah laku yang khas yang pada gilirannya
ditentukan oleh struktur syaraf bawaan. Semakin tinggi tingkat perkembangan binatang, semakin
fleksibel pola tindakannya. Pada primata (bangsa monyet) yang lebih tinggi dapat ditemukan
inteligensi, yaitu penggunaan pikiran guna mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga
memungkinkan binatang melampaui pola kelakuan yang telah digariskan secara naluri. Namun
setinggi-tingginya perkembangan binatang, elemen-elemen dasar eksistensinya yang tertentu
masih tetap sama. Manusia pada hakikatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu
memiliki hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan didukung pengetahuan
dan kesadaran. Perbedaan diantara keduanya terletak pada dimensi pengetahuan, kesadaran dan
tungkat tujuan. Disinilah letak kelebihan dan keunggulan yang dimiliki manusia dibanding dengan
makhluk lain.
Manusia sebagai salah satu makhluk hidup di muka bumi merupakan makhluk yang
memiliki karakter paling unik. Manusia secara fisik tidak begitu berbeda dengan binatang,
sehingga pemikir menyamakan dengan binatang. Letak perbedaan utama antara manusia dengan
makhluk lainnya adalah dalam kemampuannya melahirkan kebudayaan. Kebudayaan hanya
dimiliki oleh manusia, sedangkan binatang hanya mampu bergerak dalam ruang yang terbatas.
Walaupun ada binatang yang mampu bergerak di darat dan di air (laut) namun tetap memiliki
keterbatasan dan dan tidak dapat melampaui manusia. Kelebihan manusia atas makhluk lainnya
dijelaskan dalam QS. 17 (Al-Isra’) : 70.
4
Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di
daratan dan dilautam, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Manusia juga diberikan akal pikiran dan qalb sehingga dapat memahami ilmu yang
diturunkan Allah berupa Al-Qur’an. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya, Allah menciptakan
manusia dalam keadaan yang sebaik-baiknya (QS. 95 : At-Tiin:4).
Manusia bermartabat mulia jika mereka sebagai khalifah maka sesuai dengan QS. 6 (AlAn’am) : 165.
Artinya : Dan dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan
sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa
yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan
Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Oleh sebab itu manusia akan selalu mulia dan dilebihkan dari makhluk lainnya sepanjang
tetap memanfaatkan potensi untuk mempertahankan kemuliaannya.
Manusia memiliki kekhasan dibandingkan dengan makhluk yang paling mirip sekalipun.
Menurut al-Qur’an kekhasan ini menyebabkan adanya konsekuensi kemanusiaan diantaranya
kesadaran, tanggung jawab, dan pembalasan. Karakterisrik manusia adalah :
1. Aspek Kreasi
Apapun yang ada dalam tubuh manusia dirakit dalam suatu tatanan yang terbaik dan
sempurna. Hal ini dapat dibandingkan dengan makhluk lain dalam aspek penciptaannya.
Mungkin banyak kesamaannya, tetapi tangan manusia lebih fungsional dari tangan simpanse,
demikian pula organ-organ lainnya.
2. Aspek Ilmu
Hanya manusia yang punya kemampuan memahami lebih jauh hakikat alam semesta ini.
Pengetahuan hewan hanya terbatas pada naluri dasar yang tidak bisa dikembangkan melalui
pendidikan dan pengajaran. Manusia menciptakan kebudayaan dan peradaban yang terus
berkembang.
5
3. Aspek Kehendak
Manusia memiliki kehendak yang menyebabkan adanya pilihan dalam hidup. Makhluk hidup
dalam suatu pola yang telah baku dan tidak akan pernah berubah. Para malaikat yang mulia
tak akan pernah menjadi makhluk yang sombong atau maksiat.
4. Aspek Akhlak
Manusia adalah makhluk yang dapat dibentuk akhlaknya. Ada manusia yang sebelumnya baik,
tetapi karena pengaruh lingkungan tertentu menjadi penjahat atau sebaliknya. Oleh sebab itu
lembaga pendidikan diperlukan untuk mengarahkan kehidupan generasi yang akan datang
agar lebih baik. .(Hamdan, dkk,2004:36)
Selain itu Al Ghazaly juga mengemukakan pembuktian dengan kenyataan faktual dan
kesederhanaan langsung bahwa diantara makhluk-makhluk hidup terdapat perbedaan-perbedaan
yang menunjukkan tingkat kemampuan masing-masing. Keistimewaan makhluk hidup dari benda
mati adalah sifat geraknya. Benda mati mempunyai gerak monoton dan didasari oleh prinsip alam.
Sedangkan tumbuhan, makhluk hidup yang paling rendah tingkatannya. Selain mempunyai gerak
monoton juga mempunyai kemampuan bergerak secara bervariasi diantaranya ada gerak
vegetatif. Jenis hewan mempunyai prinsip yang lebih tinggi daripada tumbuh-tumbuhan yang
menyebabkan hewan selain mempunyai kemampuan bergerak bervariasi juga memiliki rasa yang
disebut prinsip jiwa sensitif. Dalam kenyataan, manusia juga mempunyai kelebihan dari hewan.
Manusia juga mempunyai prinsip an nafs al insaniyyat yang memungkinkan untuk berpikir dan
memilih dan prinsip inilah yang menjadi pembeda manusia dari makhluk hidup lainnya.
3. Exsitensi dan martabat manusia
Menurut Ibnu Sina yang terkenal dengan filasafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia adalah
makhluk sosial dan sekaligus makhluk ekonomi
a) Manusi sebagai makhluk sosial: manusia tidak bisa hidup tanpa manusia yang lain.
Manusia beru bisa mencapai kepuasan dan memenuhi segala kebutuhan bila hidup
berkumpul.
b) Manusia sebagai makhluk ekonomi, karena mereka selalu memikirkan masa depan dan
menyiapkan segala sesuatu untuk masa depannya. .(Hamdan, dkk,2004:34)
Menurut pandangan Murtadha Mutahhari, manusi adalah makhluk serba dimensi
a) Dimensi Pertama
b) Secara fisik manusia hampir sama dengan hewan, membutuhkan makan, minum, istirahat
dan menikah supaya ia dapat tumbuh dan berkembang.
c) Dimensi Kedua
d) Manusia memiliki sejumlah emosi yang bersifat etis, yaitu ingin memperoleh keuntungan
dan menghindari kerugian.
e) Dimensi Ketiga
f) Menusia mempunyai perhatian terhadap keindahan.
6
g)
h)
i)
j)
Dimensi keempat
Manusia memiliki dorongan untuk menyembah Tuhan.
Dimensi kelima
Manusia mempunyai kemampuan dan kekuatan yang berlipat ganda karena dikaruniahi
akal, fikiran dan khendak bebas.
k) Dimensi keenam
l) Manusia mampu mengenal dirinya.
4. Tujuan penciptaan manusia
1.
Tujuan Umum Adanya Manusia di Dunia
Dalam al-qur’an Q.S. Al-Anbiya ayat 107 yang artinya,“Dan tiadalah kami mengutus kamu,
melainkan untuk Rahmat bagi semesta alam”Ayat ini menerangkan tujuan manusia diciptakan
oleh Allah SWT dan berada didunia ini adalah untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Banyak
yang salah mengira bahwa menjadi khalifah berarti ‘menguasai’. Arti kata rahmat adalah karunia,
kasih sayang dan belas kasih. Jadi manusia sebagai rahmah adalah manusia diciptakan oleh Allah
SWT untuk menebar dan memberikan kasih saying kepada alam semesta. Manusia juga
dibebankan menjadi Khalifah Allah, Khalifah sebenarnya adalah perwakilan Allah untuk
memakmurkan bumi.
Dengan berpedoman pada QS Al Baqarah:30-36, maka status dasar manusia adalah sebagai
khalifah (makhluk penerus ajaran Allah) sehingga manusia harus :
a. Belajar. Obyek belajar nya adalah ilmu Allah yang berwujud Al Quran dan ciptaanNya.Hal
ini tercantum juga di dalam QS An Naml: 15-16 dan QS Al Mukmin: 54
b. Mengajarkan Ilmu. Khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah maka wajib untuk
mengajarkannya kepada manusia lain.Yang dimaksud dengan ilmu Allah adalah Al Quran
dan juga Al Bayan
c. Membudayakan Ilmu. Ilmu Allah tidak hanya untuk disampaikan kepada manusia lain
tetapi juga untuk diamalkan sehingga ilmu yang terus diamalkan akan membudaya. Hal ini
tercantum pula di dalam QS Al Mu’min:35
2.
Tujuan Khusus Adanya Manusia di Dunia
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”
(Adz-Dzariyat: 56).
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara mainmain (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembali-kan kepada Kami?” (Al-Mukminun:
115).
7
“Apakah manusia mengira, bahwa ia
pertanggungjawaban)?” (Al-Qiyamah: 36).
akan
dibiarkan
begitu
saja
(tanpa
Jadi berdasarkan ayat diatas tujuan penciptaan dari manusia tak lain adalah untuk ibadah.
Ibadah sendiri artinya tunduk dan patuh kepada allah ta’ala dengan penuh kecintaan dan
pengagungan dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-laranganNya sesuai dengan tuntutan yang ditetapkan dalam syarita-syariat-Nya.
3.
Tujuan Individu Dalam Keluarga
. Tujuan manusia berkelurga menurut Q.S. Al-Ruum ayat 21 yang artinya:
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu merasa tentram, dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih
sayang . Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaaum yang mau berfikir."
Tujuan hidup berkeluarga dari setiap manusia adalh supaya tentram. Untuk menjadi keluarga yang
tentram, Allah SWT memberikan rasa kasih sayang. Oleh sebab itu, dalam kelurga harus dibangun
rasa kasih sayang satu sama lain.
4.
Tujuan Individu Dalam Masyarakat
Setelah hidup berkeluarga, maka manusia mempunyai kebutuhan untuk
bermasyarakat. Tujuan hidup bermasyarakat adalah keberkahan dalam hidup yang
melimpah. Kecukupan kebutuhan hidup ini menyangkut kebutuhan fisik seperti
perumahan, makan, pakaian, kebutuhan sosial (bertetangga), kebutuhan rasa aman, dan
kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat mudah diperoleh apabila
masyarakat beriman dan bertakwa. Apabila masyarakat tidak beriman dan bertakwa, maka
Allah akan memberikan siksa dan jauh dari keberkahan. Oleh sebab itu, apabila dalam
suatu masyarakat ingin hidup damai dan serba kecukupan, maka kita harus mengajak
setiap anggota masyarakat untuk memelihara iman dan takwa. Allah berfirman :
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan itu,
maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (QS Al-Araaf : 96)
Pada dasarnya manusia memiliki dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu:
a.
b.
Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya yaitu
masyarakat
Keinginan untuk menjadi satu dengan suasan alam di sekelilingnya
8
5.
6.
Tujuan Individu Dalam Bernegara
Sebagai makhluk hidup yang selalu ingin berkembang menemukan jati diri sebagai
pribadi yang utuh, maka manusia harus hidup bermasyarakat/bersentuhan dengan dunia
sosial. Lebih dari itu manusia sebagai individu dari masyarakat memiliki jangkauan yang
lebih luas lagi yakni dalam kehidupan bernegara. Maka, tujuan individu dalam bernegara
adalah menjadi warganegara yang baik di dalam lingkungan negara yang baik yaitu negara
yang aman, nyaman serta makmur.
Tujuan Individu Dalam Pergaulan Internasional
Setelah kehidupan bernegara, tidak dapat terlepas dari kehidupan internasional / dunia luar.
Dengan era globalisasi kita sebagai makhluk hidup yang ingin tetap eksis, maka kita harus bersaing
dengan ketat untuk menemukan jati diri serta pengembangan kepribadian. Jadi tujuan individu
dalam pergaulan internasional adalah menjadi individu yang saling membantu dalam kebaikan dan
individu yang dapat membedakan mana yang baik dan buruk dalam dunia globalisasi agar tidak
kalah dan tersesat dalam percaturan dunia. (http://suluk.blogsome.com/2005/02/26/tujuandiciptakannya-manusia/)
6.Fungsi dan peranan yang diberikan allah kepada manusia
Berpedoman pada QS 2 (al-baqarah ):30-36,status dasar yang dipolopori adam adalah
sebagai khalifah. Jika kalifah diartikan sebagai mahluk penerus ajaran ALLAH ,maka peran yang
dilakukan adalah sebagai pelaku ajaran ALLAH dan sekaligus menjadi pelopor dalam
membudidayakan ajaran Allah,hal ini di mulai dari diri sendiri dan keluarganya.Adapun peran yang
di lakukan seorang kalifah sebagaimana yang di tetapkan Allah,di antarany ialah:
a.Belajar (surat an-naml: 15-16 dan al –mukmin: 54)
Belajar yang di nyatakan pada ayat pertama surat al-alaq adalah mempelajari ilmu Allah dan
pada ayat kedua di jelaskan yang di maksud ilmu Allah adalah al-kitab.Istilah lain yang di nyatakan
al-Qur’an adalah iqra’.istilaH iqra’ adalah istilah yang di pergunakan Allah terhadap muhammad
dan pengikutny.yang menjelaskan ilmu Allah yang berwujud Al-quran dan ciptaannya
b. Mengerjakan ilmu (al-baqaarah : 31-39)
ilmu yang di ajarkan oleh kalifatullah bukan hanya ilmu yang di karang manusia saja,tetapi juga
ilmu allah.Pengertian ilmu allah tidak identik dengan ilmu agama.Dengan demekian tidak
terbentuk asumsi bahwa yang bukan ilmu agama adlah ilmu Allah.Ilmu allah adalah ilmu al-Qur’an
dan al- bayan( ilmu pengetahuan).Al-Qur’an merupakan aturan hidup dan kehidupan manusia
serta hal-hal yang berhubungan dengan manusia.Mengerjakan Al-qur;an berarti mengerjakan
hidup dan kehidupan menurut Allah pencipta manusia dan alam semesta.
c. Mumbudayakan ilmu (al-Mu’min:35)
9
ilmu Allah yang telah diketahui bukan hanya untuk di sampaikan kepada orang lain,tetapi juga
untuk diamalkan oleh diri sendiri terlebih dahulu sehingga membudaya.seorang kalifah
bertangung jawab kepada 4 instansi,yaitu:
1. Fungsi Manusia Terhadap Diri Pribadi
Manusia pribadi terdiri dari kesatuan unsur jasmani dan rohani, unsur rohani terdiri dari
cipta (akal), rasa dan karsa. Fungsi manusia terhadap diri pribadi yaitu memenuhi kebutuhankebutuhan unsur-unsur tersebut secara menyeluruh agar kebutuhan pribadi tetap terjaga. Unsur
jasmani yang memerlukan makan-minum, pakaian, tempat tinggal, kesehatan dan sebagainya
dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Akal yang merupakan salah satu segi unsur rohani kita bertabiat
suka berpikir. Tabiat suka berpikir akan dipenuhi dengan berbagai macam ilmu pengetahuan yang
berguna bagi hidup manusia. Rasa yang juga merupakan salah satu segi unsur rohani yang selalu
merindukan keindahan, kebenaran, keadilan dan sebagainya itu kita penuhi pula kebutuhannya
dengan berbagai keseniaan yang sehat, hidup dengan pedoman yang benar, berlaku adil dan
sebagainya [Ahmad Azhar Basyir, 1985 : 4]. Perasaan yang rindu kepada kebaikan diisi dengan
nilai-nilai moral, perasaan yang rindu kepada keindahan diisi dengan nilai-nilai seni-budaya,
perasaan yang rindu kepada kemuliaan diisi dengan taqwa, perasaan yang rindu kepada kesucian
diisi dengan usaha-usaha meninggalkan sifat-sifat tercela, seperti dengki, takabbur, aniaya dan
sebagainya (Ahmad Azhar Basyir, 1984 : 8),
2. Fungsi Manusia Terhadap Masyarakat
. Firman Allah, QS. al-Hujarat : 13, Allah mengajarkan kepada manusia sebagai berikut :
"Hai manusia, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan
telah kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.
Sesungguhnya orang paling mulia di antara kamu di hadirat Allah ialah orang yang paling taqwa
di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" [QS.al-Hujarat: 13].
Dari ayat ini dapat diketahui bahwa manusia adalah makhluk individual, makhluk relegius,
dan makhluk sosial. "Sebagai makhluk individual manusia mempunyai dorongan untuk
kepentingan pribadi, sebagai makhluk relegi manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan
hubungan dengan kekuatan di luarnya [Allah], adanya hubungan yang bersifat vertikal, dan
sebagai makhluk sosial manusia mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan manusia yang
laiannya", ...maka kemudian terbentuklah kelompok-kelompok masyarakat [Bimo Walgito, 1987 :
41].
Fungsi manusia terhadap masyarakat terbangun atas dasar sifat sosial yang dimiliki
manusia, yaitu adanya kesedian untuk selalu melakukan interaksi dengan sesamanya. Ditegaskan
dalam al-Qur'an bahwa manusia selalu mengadakan hubungan dengan Tuhannya dan juga
mengadakan hubungan dengan sesama manusia. Kesedian untuk memperhatikan kepentingan
orang lain, dalam hal ini adalah tolong menolong. Hal ini ditegaskan dalam al-Qur'an surat alMaidah ayat 2, sebagai berikut :
10
"Dan tolong menolong-menolong kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran".
3. Fungsi Manusia Terhadap Alam dan Lingkungan
Fungsi manusia terhadap alam adalah bagaimana manusia memanfaatkan potensi alam
untuk mencukupkan kebutuhan hidup manusia. Banyak ayat-ayat al-Qur'an yang menegaskan
bahwa segala sesuatu di langit dan dibumi ditundukan Allah kepada manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia sendiri [QS.al-Jatsiyah:13]. Laut, sungai, matahari, bulan, siang dan
malam dijadikan sebagai sarana kemakmuran hidup manusia [QS. Ibrahim : 32-34]; binatang
ternak diciptakan Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia [QS. an-Nahl : 5] ; laut
ditundukkan kepada manusia sebagai sarana komunikasi dan untuk digali dan dimanfaatkan
kekayaannya [QS. Fathir:12 dan an-Nahl:14] [Ahmad Azhar Basyir, 1988 : 40].
Dalam memenuhi fungsi manusia terhadap alam, hendaknya selalu diusahakan agar
keselamatan manusia tidak terganggu. Tidak memanfaatkan potensi alam secara berlebih-lebihan,
agar generasi mendatang masih dapat menikmatinya, karena potensi alam terbatas [Ahmad Azhar
Basyir, 1985 : 16]. Apabila berlaku belebih-lebihan, tamak, rakus, dalam menanfaatkan potensi
alam akan berakibat kerusakan pada manusia itu sendiri. Dalam hubungan ini, Allah
memperingatkan manusia [QS. Ruum : 41] bahwa, "Kerusakan di darat dan laut terjadi akibat
perbuatan tangan manusia sendiri; Allah merasakan kepada mereka sebagai [akibat] perbuatan
mereka, supaya mereka kembali ke jalan yang benar". Berdasarkan ayat ini, maka pemanfaatan
potensi alam untuk kepentingan manusia sekarang, harus memperhatikan kepentingan generasi
mendatang, dengan berusaha menjaga, melestarikan potensi alam tersebut.
4. Fungsi Manusia Terhadap Allah
Fungsi manusia terhadap Allah ditegaskan dalam al-Qur'an surat adz-Dzariyat ayat 56,
sebagai berikut :
"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku". Dalam
al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 21, Allah memerintahkan manusia untuk beribadah, sebagai
berikut :
"Hai manusia, beribadahlah kamu kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orangorang sebelummu, agar kamu bertaqwa".
(http://abu-najah.blogspot.com/2010/06/manusia-sebagai-hamba-dan-khalifah.html)
Dengan demikian, beribadah kepada Allah yang menjadi fungsi manusia terhadap Allah
baik dalam bentuknya umum maupun dalam bentuk khusus. Ibadah dalam bentuk umum ialah
melaksanakan hidup sesuai ketentuan-ketentuan Allah, sebagaimana diajarkan al-Qur'an dan
Sunnah Rasul. Ibadah dalam pengertiam umum mencakup segala macam perbuatan, tindakan dan
sikap manusia dalam hidup sehari-hari. Sedangkan ibadah dalam bentuk khusus (mahdhah) yaitu
11
berbagai macam pengabdian kepada Allah yang cara melakukannya sesuai dengan ketentuan
syara'.
Dalam bidang 'aqidah, fungsi manusia terhadap Allah adalah meyakini bahwa tiada Tuhan yang
berhak disembah melainkan Allah. Bertuhan kepada selain Allah berarti suatu penyimpangan dari
fungsi manusia terhadap Allah. Bertuhan kepada Allah adalah sesuai sifat dasar manusia yaitu sifat
relegius, tetapi sifat "hanief" yang ada pada manusia membuat manusia harus condong kepada
kebenaran yaitu mentauhidkan Allah.
6.Tanggungjawab manusia sebagai hamba dan khalifah
1. Mengabdikan diri kepada Allah menerusi beriman kepada Allah dan melakukan amal soleh
dalam bentuk yang sempurna.
2. Sebagai hamba, manusia perlu melaksanakan amanah Allah, memelihara serta mengawal
agama Allah serta ajaran Allah SWT.
3. Ke arah melaksanakan amanah sebagai khalifah Allah ini, manusia hendaklah menyedari dan
memahami bahawa kewajipan berdakwah dengan menyebarkan dan memperluaskan ajaran Islam
ke arah menegakkan syiar Islam serta meninggikan kalimah Allah di atas muka bumi ini, dengan
berperanan menegakkan amar makruf serta mencegah kemungkaran.
“Dan hendaklah ada di antara kamu satu puak yang menyeru (berdakwah) kepada
kebajikan (mengembangkan Islam). Dan menyuruh berbuat segala perkara yang baik, serta
melarang daripada segala yang salah (buruk dan keji). Dan mereka yang bersifat demikian ialah
orang-orang yang berjaya. (Ali Imran: 104)
4. Sebagai khalifah Allah, yang dimaksudkan dengan wakil Allah, wajiblah manusia menjaga agama
dengan melaksanakan dua perkara:
i) Menegakkan Islam. Dengan berdakwah kepada manusia seperti yang dilakukan oleh Rasulullah
SAW dan para sahabat RA dan membuktikan kebaikan ajaran Islam dan hukumnya di samping
mempertahankan agamanya dari ancaman musuh.
ii) Melaksanakan Islam. Dengan mengamalkan perintahNya dan meninggalkan laranganNya, dalam
semua urusan termasuk juga urusan kemasyarakatan dan kenegaraan.
5. Bertanggungjawab menjauh dan memelihara diri dan keluarga daripada masuk ke dalam
neraka.
12
“Wahai orang-orang yang beriman ! Peliharalah diri kamu dan keluarga kamu dari neraka yang
bahan bakarnya manusia dan batu (berhala). Neraka itu dijaga dan dikawal oleh Malaikat-malaikat
yang keras kasar (layanannya), mereka tidak menderhaka kepada Allah dalam segala yang
diperintahkanNya kepada mereka dan mereka pula melakukan segala yang diperintahkan.” (AtTahrim
:
6)
Begitulah di antara tanggungjawab besar yang wajib dilaksanakan oleh setiap manusia ang hidup
di atas muka bumi Allah. Seterusnya ia mestilah kembali kepada Islam, menghayati Islam, kembali
kepada beriman dan beramal soleh
Daftar Pustaka
Azra, Azyumardi. 2004. Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta: Direktorat
Perguruan Tinggi Agama Islam
Mensoer, Adam. 2004. Materi Instruksional di Perguruan Tinggi, Jakarta: Departeman Agama
Malik, Abduh.2009.Pengembangan Kepribadian Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Daparteman
Agama.
13
14
Download