BERITA TERKINI Varicella-Zoster Immuneglobulin Mengurangi Gejala Infeksi Berat Chickenpox F DA (Food and Drug Administration) Amerika telah memberikan persetujuan untuk sediaan mengandung varicellazoster immune globulin (VZIG), yang merupakan sediaan immunoglobulin untuk varicella, sebagai terapi untuk mengurangi derajat berat infeksi chickenpox pada pasienpasien dengan risiko tinggi. Pasien risiko tinggi yang dimaksud adalah pasien dengan kekebalan lemah atau pasien yang tidak memiliki kekebalan terhadap VZV (Varicellazoster virus). Hingga kini, varicella-zoster immune globulin (VZIG) merupakan satu-satunya terapi imunogobulin untuk pasien-pasien terpajan VZV yang telah disetujui oleh FDA di Amerika Serikat. VZV (Varicella-zoster virus) merupakan virus penyebab chickenpox pada anak-anak dan cacar ular pada orang-orang dewasa. Chickenpox merupakan penyakit menular dan umum terjadi pada masa kanak-kanak. Pengamatan epidemiologik dan virologik memperkirakan bahwa infeksi terjadi setelah pajanan VZV melalui udara atau kontak langsung dari pasien yang menderita chickenpox atau cacar ular (shingles). Masa infeksius untuk infeksi chickenpox adalah 1-2 hari sebelum munculnya kemerahan (rash) hingga 4-5 hari setelahnya. Pada umumnya, pasien memiliki kekebalan terhadap VZV karena pernah terpajan chickenpox pada masa kanak-kanak. Kekebalan yang dihasilkan dari infeksi VZV merupakan kekebalan jangka panjang. Namun orangorang yang tidak memiliki kekebalan terhadap VZV, dapat mengalami infeksi berat yang dapat berakibat fatal. Individu-individu yang berisiko tinggi mengalami infeksi berat karena VZV adalah anak-anak dan orang dewasa dengan sistim imun yang lemah, wanita hamil, dan bayi yang terpajan VZV dalam kandungan atau setelah lahir. Pada orang-orang tanpa kekebalan terhadap VZV, terapi antiviral seringkali tidak efektif dan terapi antiviral tidak bisa digunakan dalam kasus-kasus tertentu. Varicella-zoster immune globulin (VZIG) merupakan sediaan antibodi yang dibuat dari plasma orang sehat yang memiliki kadar anti-VZV yang tinggi. Varicella-zoster immune globulin (VZIG) diberikan dalam 2 injeksi atau lebih, tergantung dari berat badan pasien, dan diberikan 96 jam setelah terpajan virus. Varicella-zoster immune globulin (VZIG) terbukti menurunkan risiko infeksi berat bila diberikan segera setelah pajanan. Efek samping yang paling sering terjadi setelah pemberian varicella-zoster immune globulin (VZIG) adalah nyeri pada tempat penyuntikan dan sakit kepala. Varicella-zoster immune globulin (VZIG) dapat diberikan sebagai terapi bagi anak dan dewasa, bayi baru lahir, wanita hamil, bayi prematur, anak lebih muda dari 1 tahun dengan sistem imun yang lemah, dan orang dewasa yang tidak memiliki kekebalan terhadap VZV. Dr. Karen Midthun, direktur dari FDA’s Center for Biologics Evaluation and Research, mengatakan bahwa persetujuan FDA ini sangat bermanfaat dalam menyediakan terapi pencegahan untuk menurunkan risiko infeksi varicella yang berat pada individu-individu berisiko tinggi. Hingga kini, varicella-zoster immune globulin (VZIG) merupakan satu-satunya terapi imunogobulin untuk pasien-pasien yang terpajan VZV yang telah disetujui pemberiannya oleh FDA di Amerika Serikat. Simpulannya, FDA telah memberikan persetujuan untuk sediaan mengandung varicella-zoster immune globulin (VZIG) , sebagai terapi untuk mengurangi derajat berat infeksi chickenpox pada pasien-pasien dengan risiko tinggi. Hingga kini, varicella-zoster immune globulin (VZIG) merupakan satu-satunya terapi imunogobulin untuk pasien-pasien terpajan VZV yang telah disetujui oleh FDA di Amerika Serikat. (YYA) REFERENSI: 1. A New Drug for Postexposure Prophylaxis of Varicella: When and How to Use It. Journal Watch Pediatrics and Adolescent Medicine 2006:1. 2. Asano Y, Yoshikawa T, Ihira M, Furukawa H, Suzuki K, Suga S. Spread of varicella-zoster virus dna to family members and environments from siblings with varicella in a household. Pediatrics 3. Crane M. FDA Approves Varizig to reduce chickenpox symptoms. [Internet] [cited 24 Dec 2012]. Available from: http://www.medscape.com/viewarticle/776569 1999;103:e61. 4. Parella D, Fiks AG, Jumaan A, Robinson D, Gargiullo P, Pletcher J, et al. Validity of reported varicella history as a marker for varicella zoster virus immunity among unvaccinated children, adolescents, and young adults in the post–vaccine licensure era. Pediatrics 2009;123:e820–e8. 5. Pickering LK. Severe varicella in immunocompromised child. AAP News 2012; 33: 12. CDK-207/ vol. 40 no. 8, th. 2013 621