DEBAT CAPRES CAWAPRES DI TELEVISI (Studi Analisis isi Komunikasi non Verbal dalam tayangan debat capres cawapres di televisi pada tangal 9 Juni 2014 dan 5 Juli 2014) Adrie Ayu Farahmilla Mursito Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract Ahead of the 2014 election a lot of television media that every time of exposure and campaign information are packaged in the form of advertising or in the form of events such as talk show to the public. At least the people of Indonesia can see the personal appearance, psychological view, the view of public speaking, non-verbal communication, as well as the mindset and specificity of each candidate. In the event that each candidate debate often perform non-verbal communication in any unconscious verbal speech and meaning. Often the nonverbal messages are even more powerful than verbal messages. Therefore, researchers interested in studying non-verbal communication that occurs at each candidate impressions contained in the presidential debate for mengetehui how often the intensity of non-verbal communication is done and what the meaning contained in the non-verbal communication. This study focuses on the analysis of the content of non-verbal communication in the presidential and vice presidential debate on television on June 9, 2014 and July 5, 2014. This study is a descriptive study that describes the intensity and forms of non-verbal communication that occurs and describe its meaning. While the techniques used to analyze the data is content analysis using a reliability test. The results of this study indicate that footage presidential and vice presidential debate found some non-verbal forms of personal communication is done over and over again by each candidate in which non-verbal communication is non -verbal communication can show feelings, the mind, the psyche / psychology someone at that time. Non-verbal communication that occurs implies that is different between each other . Another inherent meaning is authoritative, confident and mastering conversation, creativity, and openness to experience Keywords : presidential and vice presidential debate, non-verbal communication, content analysis 1 Pendahuluan Menjelang Pemilu 2014 banyak sekali media televisi yang setiap saat memberikan terpaan informasi yang dikemas baik dalam bentuk iklan maupun dalam bentuk acara seperti talk show kepada masyarakat. Televisi menjadi sebagai salah satu media penyiaran yang berkembang pesat di Indonesia. banyaknya acara televisi yang hadir dalam rangka masa kampanye pilpres ini yang ditayangkan di berbagai macam stasiun televisi mengandung pesan yang tersirat yang ingin disampaikan oleh si pembuat program kepada masyarakat. Baik dimanfaatkan dalam publisitas untuk menginformasikan visi misi calon presiden, strategi politik, kepedulian politik, maupun yang berisi menyerang / menyudutkan pesaing nya. Tayangan yang hadir ditengah masyarakat tersebut, diharapkan mampu membentuk persepsi masyarakat sesuai dengan tujuan program acara. Acara yang ditayangkan di televisi secara langsung atau tidak akan memberikan pengaruh bagi pemirsa nya. Sama hal nya dengan acara debat capres 2014 ditelevisi yang di adakan oleh KPU secara langsung atau tidak akan memberikan pengaruh bagi pemirsa nya dalam mengenal kandidat calon presiden atau sekadar memunculkan persepsi / image mengenai performance masing masing kandidat calon presiden dan wakil presiden yaitu Joko Widodo, Jusuf Kalla, Prabowo Subianto, dan Hatta Rajasa. Secara sosial televisi sudah masuk ke dalam aspek kehidupan masyarakat. Tidak hanya diperkotaan tetapi juga di pelosok pelosok desa. Dengan kondisi seperti ini pengaruh televisi menjadi sangat besar terhadap pola pikir maupun sikap masyarakat. Tayangan program televisi seperti reality show, infotaiment, sinetron, film bahkan iklan sekalipun turut serta dalam mengatur dan mengubah lifestyle di masyarakat. Informasi yang diberikan televisi seperti program berita tentang politik, budaya ekonomi maupun sosial masyarakat dari suatu negara juga ikut serta membentuk persepsi masyarakat yang memperhatikan nya. Hal tersebut bisa saja menimbulkan dampak negatif namun tidak sedikit juga sebagai masyarakat pemerhati televisi yang menemukan dampak positif dari tayangan tersebut. 2 Televisi adalah sebagai sarana pendidik dan pemberi informasi kepada mayarakat harus mampu membuka wawasan berpikir bagi pemirsa nya untuk menerima dan mengetahui kejadian yang berada di lingkungan masyarakat. Salah satu program televisi yang sedang gencar diminati dan menjadi topik perbincangan yang hangat ditengah masyarakat pada masa kampanye pilpres saat ini adalah debat capres cawapres yang diadakan langsung oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum). Televisi bisa menghibur, membentuk opini publik, rumor, mendorong sikap masyarakat terhadap suatu isu, dapat pula membunuh seseorang atau suatu objek. Disisi lain televisi dapat membuat masyarakat menjadi semakin cerdas, kritis, atau justru malah tenggelam kedalam pola pikir yang ingin dibentuk oleh si pembuat. Komisi pemilihan umum (KPU) bekerja sama dengan televisi pemerintah dan swasta menggelar acara kenegaraan dalam masa kampanye pilpres berupa debat kenegaraan yaitu debat calon presiden dan calon wakil presiden 2014. Acara debat capres pada masa kampanye 4 juni sampai 5 juli 2014 ini akan berlangsung sebanyak 5 kali, yang terdiri dari 1 kali debat capres dan cawapres, 2 kali debat capres, dan 2 kali debat cawapres. Penyelenggaran debat capres ditayangkan secara live (siaran langsung) di beberapa stasiun televisi. Acara ini bertujuan untuk membantu memberikan informasi / pengetahuan kepada calon pemilih guna membentuk persepsi / image kandidat. Pasangan Calon presiden dan wakil presiden terpilih sebagai kandidat dan menjadi peserta dalam debat capres cawapres dalam pemilu 2014 adalah pasangan dengan nomer urut pertama yaitu Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, sedangkan pasangan nomer urut 2 adalah Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Masing masing calon kandidat memiliki karakter dan latar belakang pendidikan yang berbeda beda. Komisioner Komisi Pemilihan Umum, Ferry Kurnia Rizkiyansyah, mengatakan acara debat calon presiden dan wakil presiden yang perdana dilaksanakan pada Senin, 9 Juni 2014, di Balai Sarbini pada pukul 20.00 WIB. Berikut ini merupakan tema dan jadwal debat capres dan cawapres: 3 1. Debat capres-cawapres dengan Tema Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih, dan Kepastian Hukum. (disiarkan di SCTV, Indosiar, dan Berita Satu pada tanggal 9 juni 2014). 2. Debat capres dengan tema Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial (Disiarkan Metro TV dan Bloomberg pada tanggal 15 Juni 2014) 3. Debat capres dengan tema Politik Internal dan Ketahanan Nasional. (disiarkan di TV One dan ANTV pada tanggal 22 juni 2014) 4. Debat cawapres dengan tema Pembangunan Sumber Daya Manusia dan IPTEK. (Disiarkan di RCTI dan MNCTV pada tanggal 29 Juni 2014) 5. Debat capres-cawapres dengan tema Pangan, Energi, dan Lingkungan (Disiarkan di TVRI dan Kompas TV pada tanggal 5 Juli 2014).1 Menurut Sigit Pamungkas selaku anggota KPU, debat Capres - Cawapres bukanlah talk show melainkan debat kenegaraan sehingga ada batas-batas tertentu dalam penyelenggaraannya. Menurutnya, batas-batas atau atura main tersebut di antaranya, moderator tetap berada di balik podium, moderator tidak boleh mengeluarkan gerakan anggota tubuh yang bisa dinilai keberpihakan, moderator tidak boleh memberikan pertanyaan 'mengejar' si calon hingga pendukung tidak bertepuk tangan saat calon memberikan jawaban atau pernyataan.2 Batas batas atau aturan main dalam debat seperti itu dilakukan berdasarkan hasil kesepakatan KPU dengan kedua tim sukses capres-cawapres. Acara debat capres-cawapres tersebut diharapkan dapat memberi gambaran pasti tentang siapa yang pantas menjadi presiden dan wakil presiden Republik Indonesia pada periode 2014 -2019 mendatang. Setidaknya rakyat indonesia bisa menyaksikan tampilan pribadi, tampilan psikologis, tampilan public speaking, komunikasi non verbal, serta pola pikir dan ketegasan masing masing calon. Cara penyampaian calon presiden dan wakil presiden akan sangat dinilai oleh calon pemilih dalam pemilu 9 juli 2014. 1 Dikutip dari http://www.pemilu.tempo.co/debatcapres. yang diakses pada 26/06/2014 jam 12.10 Wib 2 Dikutip dari http://www.kompas.com/debatcaprescawapres, yang diakses tanggal 23/05/2014 jam 10.15 4 Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa pandai berpidato dan dapat menyampaikan dengan baik ide / pola pikir adalah tidak penting, yang penting adalah kerja nyata. Padahal kenyataan nya, kita bukan akan memilih seorang pemimpin perusahaan, bukan akan memilih walikota / bupati, tanggal 9 juli seluruh warga indonesia akan memilih seorang presiden yang akan memimpin, menyemangati dan memotivasi seluruh anak bangsa selama 5 tahun kedepan. Dalam kepemimpinan nya presiden tidak lah harus pandai kerja lapangan, tidak harus selalu hadir di setiap pelosok tanah air yang luas ini untuk bekerja langsung menerapkan ide ide nya, presiden tidak akan punya banyak waktu mengerjakan sendiri permasalahan yang ada. Seorang presiden indonesia haruslah orang yang mampu mentransformasikan, merefleksikan, memproyeksikan pola pikirnya dalam bentuk pidato motivasi, pidato gebrakan moral serta akhlak agar seluruh gubernur, bupati, walikota serta rakyat mengikuti kalimat ucapanya yang mampu membuat gerak langkah seluruh kegiatan produktif serempak secara nasional. Presiden pun tak perlu bekerja seperti mentri mentri nya, presiden hanya cukup mengawasi seluruh pekerjaan yang telah dikomandokan dalam bentuk pidato, dan mengoreksi setiap saat kinerja para mentri nya. Namun dalam tampilan pidato secara verbal terkadang banyak pula komunikasi non verbal yang terjadi yang terkadang tidak kita sadari. Komunikasi non verbal adalah proses penyampaian pesan pesan oleh seseorang yang dilakukan tidak dengan kata kata atau bahasa verbal, melainkan melalui petunjuk atau tanda tanda lain yang terjadi pada seseorang. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi komunikan saat menerima pesan. Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, symbol - simbol, pakaian seragam kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara. 5 Seringkali komunikasi non verbal menggambarkan perasaan orang itu sendiri. Faktanya Penelitian telah menunjukkan bahwa 80% komunikasi antara manusia dilakukan secara non verbal. Banyak interaksi dan komunikasi yang mengandung makna yang terjadi dalam masyarakat yang berwujud nonverbal. 3 Terdapat beberapa Tindakan non-verbal yang sangat erat kaitannya dengan konteks budaya. Salah mengartikan tindakan non verbal dari orang-orang dengan budaya yang berbeda merupakan hal yang umum terjadi. Misalnya di Irak, jangan pernah berpikir bahwa mengacungkan jempol di Irak berarti wujud ekspresi dari sambutan hangat atau apresiasi positif terhadap seseorang, karena di Irak tanda acungan jempol itu sama artinya dengan tanda mengacungkan jari tengah di Amerika. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun banyak komunikasi non-verbal yang sifatnya universal, namun ada juga beberapa tindakan non-verbal yang dibentuk oleh budaya. Seperti hal nya pada acara debat capres yang ditayangkan di televisi, masing masing kandidat juga melakukan komunikasi non verbal dalam setiap pidato verbalnya yang tidak disadari dan mengandung makna. Seringkali pesanpesan non verbal justru lebih kuat dibandingkan dengan pesan-pesan verbal. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti komunikasi non verbal yang terjadi pada masing masing calon yang terdapat dalam tayanga debat capres tersebut untuk mengetehui seberapa sering intensitas komunikasi non verbal dan makna yang terkandung dalam komunikasi non verbal tersebut. Rumusan Masalah 1. Berapa banyak frekwensi komunikasi non verbal yang berlangsung dalam program acara debat Capres-Cawapres yang ditayangkan di televisi pada tanggal 9 Juni 2014 dan 5 Juli 2014? 2. Adakah makna yang terkandung dalam komunikasi non verbal tersebut? Tujuan Ttujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1.Menunjukan Berapa banyak frekwensi komunikasi non verbal yang berlangsung dalam program acara debat Capres-Cawapres pada pemilu tahun 2014 3 Jalaludin Rahmat. 1994. Psikologi komunikasi. PT. Remaja Rosda karya 6 2. Mendeskripsikan makna yang terkandung dalam komunikasi non verbal Tinjauan Pustaka 1. Komunikasi sebagai proses Komunikasi merupakan sebuah proses yang mendasar dan sangat vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan sangat vital karena semua manusia baik yang primitif maupun modern melakukan komunikasi dalam kehidupanya. Komunikasi itu sendiri sebenarnya berasal dari kata latin communicare atau communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.4 komunikasi terdiri dari beberapa unsur diantara nya: a. Sumber – Yaitu pembuat informasi atau pengirim informasi. Pada komunikasi antar manusia, sumber komunikasi bisa dari satu orang atau dari beberapa orang (kelompok) misalnya sebuah organisasi atau lembaga. Sumber komunikasi disebut juga komunikator. b. Penerima – pihak yang menjadi tujuan untuk dikirimi pesan oleh sumber (komunikator). Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima disebut juga komunikan. c. Pesan – adalah informasi yang disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima (komunikan). Pesan tersebut bisa disampaikan dengan bertatap muka (langsung) atau melalui media komunikasi (tidak langsung). d. Media – alat yang digunakan dalam berkomunikasi untuk memindahkan pesan (informasi) dari sumber kepada penerima e. Efek – Pengaruh yang dipikirkan dan dirasakan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Yang kemudian akan mempengaruhi sikap seseorang dalam menelaah pesan. f. Umpan Balik – sebuah bentuk tanggapan balik dari penerima setelah memperoleh pesan yang diterima. 4 Dedy mulyana. 2005. ilmu Komunikasi Suatu Pengantar . PT. Remaja rosdakarya. Hal: 62 7 2. Komunikasi sebagai pembangkit makna Komunikasi bukan hanya sebagai proses, melainkan komunikasi juga sebagai pembangkitan makna (the generation of meaning). John Fiske menyebutkan 2 mazhab utama dalam studi komunikasi. Pertama, yaitu mazhab sebagai proses, yaitu komunikasi sebagai proses transmisi pesan. Dan yang kedua adalah melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna. 5 komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna, Mahzab ini berkaitan dengan bagaimana pesan, teks, dan tanda berinteraksi dengan orang orang dalam rangka menghasilkan makna. Mahzab semiotika banyak menggunakan istilah istilah seperti pertandaan (signification), dan tidak memandang kesalah pahaman sebagai bukti penting dari kegagalan komunikasi. Hal tersebut mungkin akibat perbedaan budaya antara pengirim dan penerima. Menurut mahzab ini studi komunikasi adalah studi tentang teks dan budaya.6 Komunikasi sebagai proses bukanlah penekanan yang utama dalam penelitian ini, namun lebih menekankan pada komunikasi yang dipahami sebagai pembangkitan makna. Menurut fiske, agar komunikasi berlangsung, seorang actor social harus membuat pesan dalam bentuk tanda. Pesan itu mendorong penerima pesan untuk menciptakan makna untuk diri penerima sendiri yang terkait dalam beberapa hal dengan makna yang dibuat dalm pesanya. Makin banyak actor sosial (pelaku encoder) dengan penerima pesan (selaku decoder) menggunakan sistem yang sama, maka makin dekat makna yang datang pada mereka.7 Dan yang dihasilkan dalam sebuah komunikasi merupakan merupakan generating pembangkitan makna, bukan proses. 3. Komunikasi Non Verbal Komunikasi non verbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, 5 John fiske. 2004. cultural and communication studies: sebuah pengantar paling komprehensif, jalasutra, jogjakarta. 6 John fiske. 2004. cultural and communication studies: sebuah pengantar paling komprehensif, jalasutra, jogjakarta. Hal: 10 7 John fiske. 2004. cultural and communication studies: sebuah pengantar paling komprehensif, jalasutra, jogjakarta. Hal: 59 8 penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbolsimbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara. Pesan - pesan nonverbal dikelompokan sebagai berikut: 1. Kinesics behavior, berupa sikap tubuh (gesture), gerakan tubuh, ekspresi muka, dan kontak mata, dan sebagainya. 2. Physical characteristic, tanda-tanda fisik yang tidak bergerak, seperti berat, tinggi badan, berjenggot, tatanan rambut, dan sebagainya. 3. Touching behavior, perilaku-perilaku dalam bentuk kontak tubuh, seperti bersalaman, mengusap, memegang, atau yang sejenisnya 4. Paralanguage, perilaku yang berhubungan dengan penggunaan bahasa dan suara. Seperti intonasi, artikulasi, resonansi, dan sebagainya. 5. Proxemics, perilaku yang terkait dengan jarak kedekatan saat berkomunikasi. Intim (0-45cm) Personal (75-120cm) Sosial (120-210 atau 210-360 formal) Publik (360-450 cm 6. Artifac, perilaku yang erat kaitannya dengan benda-benda yang dipergunakan, seperti kalung, kacamata, lipstick, parfum, dan sebagainya. 7. Environmental factors, perilaku non verbal yang berkaitan dengan lingkungan, seperti perabotan, dekorasi, musik, dan sebagainya. 8 4. Variasi Budaya Dalam Perilaku Non Verbal Perilaku non verbal merupakan produk sosial budaya, sehingga sangat terpengaruh dengan lingkungan budaya dimana komunikasi berlangsung. Perilaku non verbal di lingkungan budaya Amerika atau Eropa tentu saja akan berbeda dengan lingkungan budaya Asia, atau budaya Indonesia misalnya. Namun demikian, tentu saja ada perilaku non verbal yang sama yang berlaku secara 8 Jalaludin Rahmat. 1994. Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rosda Karya 9 global, misalnya menyeringai ketika menahan sakit, atau melambaikan tangan ketika memanggil seseorang untuk mendekat. Budaya asal seseorang amat menentukan bagaimana orang tersebut berkomunikasi secara nonverbal. Perbedaan ini dapat meliputi perbedaan budaya Barat-Timur, budaya konteks tinggi dan konteks rendah, bahasa, dsb. Contohnya, orang dari budaya Oriental cenderung menghindari kontak mata langsung, sedangkan orang Timur Tengah, India dan Amerika Serikat biasanya menganggap kontak mata penting untuk menunjukkan keterpercayaan, dan orang yang menghindari kontak mata dianggap tidak dapat dipercaya. 5. Media Televisi Media mempunyai peranan yang sangat penting dalam kaitanya dengan kehidupan masyarakat. Media dikenal sebagai sebuah sistem yang dituduh dapat memeberikan pengaruh besar dalam masyarakat. Tanpa disadari, baik disengaja maupun tidak, dampak media baik dari sisi negative maupun positifnya tidak akan dapat terhindarkan. Televisi, adalah sebuah media yang tergolong paling unik dalam sejarah penemuan media saat ini. Jalur komunikasi yang memadukan dua unsur yaitu audio dan visual membuat media ini lebih mudah untuk dinikmati dibandingkan dengan media yang lain yang hanya memadukan satu jalur komunikasi saja. Misalnya koran yang hanya bisa dinikmati dengan kemampuan mata untuk membacanya, atau radio yang hanya bisa kita nikmati dengan kemampuan mendengarkan saja. Sedangkan televisi, memberikan kelebihan dibanding dengan media yang lain. 6. Debat Capres Cawapres 2014 Debat identik dengan memaparkan atau mendiskusikan sesuatu untuk mendapatkan titik temu atau kesimpulan dari suatu permasalahan. Dalam sebuah negara demokrasi debat memegang peranan tersendiri sebagai sarana komunikasi publik yang efektif. Debat yang mengikuti standar internasional atau ketentuan – ketentuan khusus yang berlaku dalam suatu negara. Debat ini, mengutamakan posisi moderator sebagai pengarah proses debat. Debat ini sering disebut dengan debat politik atau dalam dunia internasional dikenal dengan debat parlementer. 10 Ciri khas dari debat ini selain memberikan peran aktif kepada moderator, juga ada pertentangan dari dua pihak yang berdebat, yaitu pihak yang setuju (pro) dan pihak yang tidak setuju (kontra). Dalam debat parlementer ini, ada beberapa istilah yang tidak asing lagi seperti topik debat atau mosi (motion), tim afrimatif (tim pro-kontra) dan interupsi untuk setiap pernyataan pendapat. Debat jenis inilah yang digunakan dalam debat politik capres dan cawapres menjelang dalam massa kampanye Pilpres 2014. Dalam debat ini, disampaikan ke public pemaparan visi-misi untuk meyakinkan publik tentang kemampuan faktor-faktor kepemimpinan dalam pribadi capres. Debat capres cawapres dalam masa kampanye Pilpres memiliki dasar – dasar hukum. Pelaksanaan debat dalam Pilpres telah diatur dalam Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pemilu. Dalam Pasal 38 ayat (1) g Undangundang Nomor 42 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa kampanye salah satunya dapat dilakukan dengan cara debat para kandidat mengenai materi kampanye. Tentang tata cara debat capres cawapres, dalam Pasal 39 Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008. Debat yang menelan biaya hingga 1,4 Milyar ini diikuti oleh dua kandidat yaitu Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta yang akan dilaksanakan dalam 5 termin dengan jadwal sebagai berikut : 1. Debat Termin Satu Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih, dan Kepastian Hukum (Disiarkan SCTV, Indosiar, dan Berita Satu pada 9 Juni 2014) 2. Debat Termin Dua Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial (Disiarkan Metro TV dan Bloomberg pada 15 Juni 2014) 3. Debat Termin Tiga Politik Internal dan Ketahanan Nasional (Disiarkan TV One dan ANTV pada 22 Juni 2014) 4. Debat Termin Empat Pembangunan Sumber Daya Manusia dan IPTEK (Disiarkan RCTI dan MNCTV pada 29 Juni 2014) 11 5. Debat Termin Lima Pangan, Energi, dan Lingkungan (Disiarkan TVRI dan Kompas TV 5 Juli 2014) Sajian Data 1. Data Frekwensi Komunikasi Non Verbal Debat Capres dan Cawapres tanggl 9 Juni 2014 NO 1. 2. .3. Kategori komunikasi non verbal Jenis komunikasi non verbal Kinesics behavior Touching behavior Paralanguage TOTAL Peneliti Pengkoder P H JW JK P H JW JK Menganggukan kepala 5 - 3 3 4 - 3 3 Menganggukan kepala 5 - 3 3 4 - 3 3 Membenarkan microphone 32 3 2 - 32 3 2 - Membenarkan kacamata 5 - - - 5 - - - Mengepalkan tangan / menggenggam Tangan menunjuk 12 7 - - 12 7 - - 10 5 2 - 10 5 2 - Gerakan 1 tangan di udara saat bicara telapak membuka ke atas Tepuk tangan 69 79 71 45 66 72 71 43 22 17 19 50 22 16 19 49 2 - - - 2 - - - Tangan ke belakang 1 - - - 1 - - - Tangan memegang dada Gerakan tangan memutar / membentuk sesuatu Bersalaman 1 - - - 1 - - - - - 4 3 - - 4 3 3 2 4 4 3 2 4 4 Berpelukan - - 2 - - - 2 - Nada dan kecepatan meninggi Lambat dan nada akhir turun Penekanan kata / bahasa 21 16 45 30 19 16 43 30 83 19 36 35 77 19 35 34 268 150 190 174 255 142 190 174 Keterangan: P: Prabowo Hatta, H: Hatta Rajasa, JW: Joko Widodo, JK: Jusuf Kalla 12 2. Data Frekwensi Komunikasi Non Verbal Debat Capres dan Cawapres tanggl 5 Juli 2014 NO 1. 2. 3. Kategori Komunikasi Jenis komunikasi non Peneliti non verbal verbal P H JW JK P H JW JK Kinesics behavior Menganggukan kepala 3 2 15 1 3 2 15 1 Memainkan jari - 2 - - - 2 - - Membenarkan kacamata Memegang hidung 4 - - - 4 - - - 1 - - - 1 - - - Mengepalkan tangan / menggenggam Menunjuk 11 - - - 11 - - - 15 20 22 - 15 20 22 - Gerakan 1 tangan di udara saat bicara Telapak membuka ke atas Tepuk tangan 108 69 131 39 105 66 130 39 46 18 9 7 45 18 9 7 3 - 1 - 3 - 1 - Mengusap mulut 1 - 1 - 1 - 1 - Tangan di dada / perut 8 - 3 3 8 - 3 3 Tangan terbuka ke samping Tangan membentuk angka atau menggambarkan bentuk Tangan memutar 9 - - 3 9 - - 3 7 4 12 - 7 4 12 - 2 - 7 - 2 - 7 - Tangan mengerucut 2 5 9 - 2 5 9 - Garuk kepala - 1 - - - 1 - - Bersalaman 6 6 6 6 6 6 6 6 Berpelukan 2 2 2 2 2 2 2 2 Lambat dan nada akhir turun Nada dan kecepatan meninggi Penekanan kata 10 15 18 7 10 15 18 7 14 4 10 9 14 4 10 9 133 62 105 56 130 62 106 56 Total 385 210 351 133 378 207 351 133 Touching behaviour Paralanguage Pengkoder Keterangan : P: Prabowo Hatta, H: Hatta Rajasa, JW: Joko Widodo, JK: Jusuf Kalla 13 3. Makna Koding Komunikasi Non Verbal Berdasarkan analisis isi perilaku komunikasi non verbal yang telah ditemukan oleh pengkoder, mengungkapkan makna sebagai berikut: 9 Kategori Kinesics Behaviour Bentuk komunikasi non verbal Mengangguk Banyak menoleh Kedipan cepat Telapak terbuka ke atas Mengepal / menggenggam gerakan tangan di udara saat bicara tangan Membentuk kerucut tangan terbuka kesamping tangan memutar membentuk angka atau suatu bentuk memainkan Jari mengetukngetuk menggaruk kepala membenarkan microphone tangan ke belakang Kombinasi gerakan tangan dan tatapan. Kaki atau tangan bersilang Tatapan langsung banyak dengan lensa mata membesar Arah kaki lurus dan Postur tubuh terbuka Meletakan tangan di dada. Memainkan kacamata. Touching behaviour Paralanguage 9 Bersalaman, berpelukan Lambat dan nada akhir turun Penekanan kata Nada dan kecepatan meninggi Makna komunkasi non verbal Setuju tidak sabar, ingin menyudahi pembicaraan. tidak setuju jujur terbuka tegang, tidak nyaman, marah, tegas menguasai pembicaraan percaya diri atau yakin. terbuka akan pengalamanya Kreativitas bosan atau ingin bicara. salah tingkah / malu ketidak nyamanan, ingin segera menyudahi pembicaraan merasa berkuasa tidak mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat tidak setuju atau penolakan Keterbukaan keterbukaan, siap menerima Gerakan ini menunjukkan sebuah penerimaan. Biasanya diiringi oleh bahasa lisan, seperti janji dan kekaguman. Gerakan ini menunjukkan seseorang ingin mengulur-ulur waktu sampai ia merasa nyaman mengambil keputusan. menunjukan hubungan kekerabatan yakin dan menguasai. otoritatif. emosi, tegang, atau menyembunyikan sesuatu. Allan pease. 2001. Seni membaca Bahasa Tubuh. Jakarta: arcan. 14 Analisis Data A. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Uji reliabilitas yang pertama adalah uji reliabilitas data komunikasi non verbal pada acara debat Capres tanggal 9 Juni 2014 dan tanggal 5 Juli 2014 yang dilakukan dengan formula Holsti. Setelah itu dilanjutkan dengan uji reliabilitas dengan menggunakan formula scoot’pi untuk menguatkan. Uji Reproductibility atau intercoder reliability / antar-coder dengan menggunakan Formula Holsti mempunyai indeks reliabilitas 0-1, tetapi minimum angka yang ditoleransi adalah 0,7 jika dibawah 0,7 maka tidak reliabel. Untuk memperkuat uji reliabilitas maka Coder melakukan uji reliabilitas yang kedua dengan menggunakan Formula Scoot’s/Scoot’s Pi. Pada Formula Scoot’s pi indeks reliabilitas bergerak dari 0-1. Menurut Lasswell: “nilai nilai yang menujukan 70% sampai 80% kesesuaian antara atau kalangan pemberi koding independen, dapat diterima sebagai kepercayaan yang mencukupi”. 10 Hasil dari perhitungan dengan menggunakan formula holsti pada acara debat capres cawapres tanggal 9 Juni 2014 adalah benar benar reliable. Karena hasil perhitungan melebihi batas minimum 0,7 atau 70% yaitu 0,98 atau 98%. Hasil tersebut masih di uji lagi dengan menggunakan rumus formula scott untuk mendapatkan persetujuan intercoder. Dengan menggunakan rumus formula scottpi didapatkan hasil reliabilitas antar coder adalah 0,318. Angka realibilias bergerak dari 0 hingga 1. Maka, semakin besar angka, semakin besar pula reliabilitasnya. 0,318 menunjukan bahwa data adalah reliabel. Hasil tersebut bermakna bahwa persetujuan intercoder dapat diterima sebagai kepercayaan yang mencukupi. Begitu pula degan acara debat capres cawapres pada tanggal 5 Juli 2014 ditemukan hasil yang sama sama reliable yaitu dengan angka 0,99. Dinyatakan reliable karena lebih dari 0,7 atau 70%. Hasil tersebut masih di uji lagi dengan menggunakan rumus formula scott untuk mendapatkan persetujuan intercoder. Dan didapatkan hasil reliabilitas antar coder adalah 0,302. Angka yang diperoleh 10 Don michael flournoy & akhmad syah naina. 1898. analisa isis surat kabar indonesia . yogyakarta gajah mada university press. Hal: 81 15 dari hasil perhitungan menunjukan bahwa data adalah reliabel. Hasil tersebut bermakna bahwa persetujuan intercoder dapat diterima sebagai kepercayaan yang mencukupi. B. Hasil Analisis Makna Komunikasi non verbal Calon Presiden dan Calon wakil presiden dalam tayangan Debat Capres Cawapres pada pemilu 2014 1. Prabowo Subianto a. Ketegasan dan ke Ambisiusan Prabowo Subianto Karena terbiasa hidup dalam kemiliteran, mungkin hal tersebut yang menyebabkan pabowo menjadi pribadi yang tegas, berani, dan ambisius. Pribadi yang tegas sangat melekat pada sosok prabowo subianto, bahkan karakter tegas juga tampak pada saat ia berpidato. Prabowo subianto lebih sering mengepalkan tangan diudara saat berbicara. Dalam buku Seni bahasa tubuh karya Allan pease menggenggam / mengepalkan tangan diudara bermakna ketegasan. Cara berpidato prabowo cenderung selalu mengutarakan visi misi kenegarawan seperti kalau kita menyaksikan pidatonya seorang pahlawan. Prabowo cara bicaranya berapi-api, seperti hal nya yang banyak peneliti temukan pada tayangan debat capres dan cawapres, prabowo sering menggunakan nada dan kecepatan meninggi saat berbicara. Ia juga sering melakukan penekanan/penegasan kata. Bahkan dalam pidato yang pertama pada acara debat capres cawapres tanggal 9 juni 2014 dengan tema Demokrasi, pemerintahan yang bersih dan kepastian hukum prabowo tidak pernah sama sekali berbicara dengan nada lambat dengan nada akhir yang menurun. Berbicara dengan nada Lambat dan nada akhir turun menunjukan bahwa orang tersebut yakin dengan apa yang ia bicarakan dan menguasai materi pembicaraan. Sedangkan dengan Nada dan kecepatan meninggi bermakna emosi, tegang, atau menyembunyikan sesuatu.11 menyembunyikan sesuatu yang dimaksud Prabowo dengan ketegasan secra fisik dan sikap, bisa saja hanya ketegasan sebagai pencitraan / realitas rekaan, belum tentu kenyataan. 11 Barbara, allan pease. 2001. Seni membaca bahasa tubuh. Jakarta: Arcan 16 2. Hatta Rajasa a. Hatta Rajasa yang tenang dan cerdas Hatta Rajasa adalah sosok yang cukup tenang dan santai. Tetapi dibalik ketenangan nya itu Hatta Rajasa juga dikenal sebagai orang yang sangat disiplin. Hatta Rajasa dikenal sebagai pribadi yang sangat disiplin baik soal waktu, peraturan, ataupun hal lainya. Nada bicara dan intonasi Hatta Rajasa cenderung lambat dan perlahan. Seperti yang tampak pada acara debat capres cawapres, kandidat cawapres pasangan dari capres prabowo subianto ini selalu tampak berhati hati dalam menyusun kalimat yang akan diucapkan nya. Dialeknya tampak tenang, dan dengan nada akhir yang menurun. Sangat jarang sekali berbicara dengan kecepatan meningkat dan nada tinggi. Namun di setiap ucapanya hatta rajasa selalu tampak yakin, dan percaya diri. Hatta rajasa lebih terkesan tenang dan santai akan tetapi cerdas dan menguasai pembicaraan. Menurut Allan pease bicara dengan tenang, Lambat dan nada akhir turun memiliki makna bahwa sang komunikator yakin dan menguasai apa yang ia bicarakan. Komunikasi non verbal hatta rajasa pada tayangan debat capres cawapres yang menonjol lainya adalah hatta rajasa sering melakukan gerakan 1 tangan yang berbarengan saat berbicara. Hatta rajasa memiliki intensitas yang lebih tinggi dibanding kandidat lainya. Menurut Allan Pease dalam buku bahasa tubuh nya, gerakan 1 tangan di udara saat berbicara bermakna bahwa orang tersebut sangat menguasai pembicaraan nya. Jadi, hatta rajasa menguasai dialek / topik pidato yang ia sampaikan kepada masyarakat. 3. Joko Widodo .a. Joko widodo Yang penuh kreatifitas dan inovasi Data yang terkumpul menunjukan bahwa Jokowi mempunyai tingkat kreatifitas yang lebih tinggi dibanding kandidat yang lain nya. Cara jokowi memutuskan sesuatu dan mengambil tindakan untuk memecahkan suatu masalah selalu penuh dengan ide ide / gagasan yang baru. Jokowi selalu mencoba untuk memecahkan masalah dengan inovasi yang baru yang belum pernah ada sebelumnya. Seperti hal nya dalam debat capres cawapres jokowi menjawab permasalahan tentang prosedural kebijakan peraturan yang prosesnya lama, maka 17 ia ingin mengubah itu semua dengan memanfaatkan tekhnologi yang ada sekarang. Seperti membuat E -budgeting, E-ticketing, dll. Allan Pease mengungkapkan gerakan tangan memutar membentuk angka atau menggambarkan sesuatu merupakan suatu ekpresi yang mengandung makna ke kreativitasan. Sedangkan jari jari tangan membentuk kerucut / mengerucut bermakna bahwa sang komunikator yakin dan penuh percaya diri. 12 Jokowi sendiri memang selalu tampak yakin dan percaya diri saat berpidato. Permasalahan yang ada selalu ia jawab dengan tenang, penuh solusi dan ide baru untuk memecahkan masalah yang disampaikan dengan yakin dan percaya diri. Gaya kepemimpinan Jokowi yang seperti itu dikenal dengan gaya kepemimpinan yang pragmatis dan membumi. Pemimpin pragmatis selalu bekerja dan bertindak dengan memilih cara yang paling efektif, serta yang paling mudah untuk memenuhi tujuan dan target akhir. Pemimpin pragmatis tidak suka ambisi dan obsesinya terganjal oleh sikap idealis. Karakter kepemimpinan pragmatis benar-benar tergantung kepada situasi, kondisi, peluang, risiko, dan intuisi; kemudian semuanya itu, diperkuat oleh nilai-nilai atau prinsip-prinsip universal atau nilai-nilai etika yang sifatnya umum. 4. Jusuf Kalla a. Jusuf Kalla sosok Humoris dan merakyat JK sapaan akrabnya, dalam gayanya berbicara didepan publik dinilai sebagai sosok yang tenang dan santai. Namun tidak jarang pula nada bicara beliau juga cepat dan meninggi karena terlalu bersemangat. JK sangat terbuka dengan pengalaman pengalaman, serta cukup kreatif dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan sesuai dengan pengalaman – pengalaman yang telah ia dapatkan. Menurut Allan pease dalam bukunya telapak tangan sering membuka keatas saat berbicara / berpidato, hal tersebut menunjukan memiliki kepribadian yang sangat terbuka dengan pengalaman yang dimilikinya 13. 12 Allan pease. 1996. Bahasa tubuh. Jakarta: arcan. Hal: 21 Allan pease. 1996. Bahasa tubuh. Jakarta: arcan. Hal: 24 13 18 Berdasarkan hasil analisa, JK memiliki aspek dimensi terpenting yakni Integritas, Visi dan Gagasan, Leadership dan Keberanian Mengambil Keputusan, Kompetensi dan Kapabilitas, Pengalaman dan Prestasi Kepemimpinan, serta Kemampuan Memimpin Pemerintahan dan Negara. Karena pengalaman nya yang cukup lama dalam dunia politik serta pengalaman JK sebagai wakil presiden, hal tersebut membuatnya memiliki kompetensi yang cukup. Kesimpulan 1. Dalam tayangan acara debat capres dan cawapres ditemukan beberapa bentuk komunkasi non verbal yang dilakukan dengan intensitas sering / secara berulang ulang dengan frekwensi komunikasi non verbal tyang tinggi oleh masing masing kandidat yang berbeda antara satu dengan yang lainya. 2. Terdapat makna dalam komunikasi non verbal yang dilakukan oleh masing masing kandidat capres dan cawapres. komunikasi non verbal tersebut mengandung makna yang berbeda beda antara satu dengan yang lainya. Makna yang terkandung dinilai mampu menggambarkan sikap / kepribadian masing masing kandidat pada saat itu. Makna komunikasi non verbal yng mendominasi dari masing masing kandidat antara lain adalah otoritatif, percaya diri dan menguasai pembicaraan, Kreativitas, dan keterbukaan terhadap pengalaman. Saran 1. Saran untuk acara debat capres yang akan mendatang dalam memberikan pertanyaan kepada kandidat sebaiknya disertakan / ditampilkan tulisan pertanyaan di layar studio agar moderator tidak selalu mengulang pertanyaan yang sama untuk kandidat yang lain, dan agar penonton juga bisa lebih mudah memahami isi dari pertanyaan yang diberikan. 2. Dalam acara debat capres sebaiknya setelah para kandidat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh moderator, ditampilkan kesimpulan singkat dari jawaban masing masing kandidat tersebut. Sehingga penonton dapat memahami pola pikir dan cara kepemimpinn masing 19 masing kandidat, serta dapat dengan mudah membandingkan isi jawaban dari masing masing kandidat. Daftar pustaka Badjuri, Adi. (2010). Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu Pease, Allan. (1996). Bahasa tubuh. Jakarta: Arcan Barbara, Allan Pease. (2001). Seni membaca bahasa tubuh. Jakarta: Arcan Mulyana, Dedi. (2005). ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Michael, Don. (1898). analisa isis surat kabar indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Effendy, Onong Uchjana. (2000). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti Eriyanto. (2001). analisis isi (pengantar metodologi untuk penelitian dan ilmu sosial lainya). Jakarta: Prenada media group. Fiske, Jhon. (2004). cultural and communication studies: sebuah pengantar paling komprehensif. Jogjakarta: jalasutra). Rahmat, Jalaludin. (1994). Psikologi komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda karya. Dikutip dari http://www.pemilu.tempo.co/debatcapres. Diakses pada tanggal 26/06/2014 jam 12.10 Wib Dikutip dari http://www.kompas.com/debatcaprescawapres, Diakses pada tanggal 23/05/2014 jam 10.15 20