A.A. B. Dinariyana Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan – ITS Surabaya 2011 Kapal/bangunan apung memerlukan gaya apung (buoyancy) untuk melawan berat dari kapal/bangunan apung itu sendiri. Kapal juga harus memenuhi kondisi keseimbangan statis (static equilibrium condition) selain gaya apung oleh air. 2 Berdasarkan prinsip Archimedes, jika sebuah benda tenggelam sebagian maupun seluruhnya, maka benda tersebut akan kehilangan massa sebesar massa dari fluida yang dipindahkan. Massa jenis air tawar adalah 1000 kg per m3. Jika sebuah benda tenggelam di air tawar, benda tersebut akan kehilangan massa sebesar 1000 kg tiap 1 m3 air yang dipindahkan. 3 1 m3 Jika sebuah benda dengan volume 1 m3 dengan massa 4000 kg tenggelam di air tawar, maka benda tersebut seakan kehilangan massa sebesar 1000 kg. 4 1 m3 Gaya dengan arah vertikal ke atas yang menyebabkan seakan massa dari kotak hilang sebesar 1000 kg. Karena pada dasarnya massa dari benda/kotak tidak berubah. Gaya ini disebut gaya apung (force of buoyancy), dan bekerja ke arah vertikal keatas melalui sebuat titik yang disebut dengan titik pusat apung (center of buoyancy). Titik pusat gaya apung adalah titik berat volume benda yang tenggelam dibawah permukaan air. 5 Sebuah kotak memiliki massa 4000 kg dan volume 8 m3. Jika kotak tersebut ditenggelamkan seluruhnya, total bagian yang tenggelam memindahkan air tawar sebesar 8 m3 . Karena 8 m3 air memiliki massa 8000 kg, maka apabila kotak tersebut dilepas, seakan-akan kotak akan kehilangan massa sebesar 8000 kg yang menyebabkan kotak akan muncul ke permukaan sampai kondisi setimbang dicapai. Resultan dari massa yang hilang adalah 4000 kg. 6 Sebuah kotak tenggelam setengahnya pada air tawar. Jika massa sebesar 1000 kg diletakkan diatas deck, massa total menjadi 5000 kg. Karena buoyancy bertambah sebesar 1000 kg, maka titik B akan bergerak kebawah. Pergerakan kebawah akan berlanjut sampai gaya apung (buoyancy) bernilai sama dengan massa dari kotak. Kondisi setimbang akan dicapai apabila kotak tersebut memindahkan air sebesar 5 m3 dengan buyancy 5000 kg. G B ∆ 7 ∆ = ∇ρ W G B ∆=W ∆ Sebuah kapal mengapung di air pada kondisi statis. Integrasi dari komponen yang bekerja keatas yang diakibatkan oleh gaya tekan hidrostatis (hydrostatic pressures) pada permukaan kapal atau yang dikenal dengan gaya apung besarnya sama dengan berat dari volume air yang dipindahkan oleh badan kapal (∆). Gaya apung ini diseimbangkan oleh gaya gravitasi dari massa kapal dengan arah yang berlawanan (arah ke bawah). 8 TPC pada setiap sarat kapal adalah massa yang ditambahkan atau dikeluarkan dari kapal untuk mengubah sarat rata-rata kapal di air tawar sebesar satu sentimeter. WPA = AWP 9 Sebuah kapal mengapung di air laut dengan sarat yang dihitung dari garis WL. Sebuah massa dengan berat `w' ton ditambahkan sehingga sarat kapal bertambah sebesar 1 cm. Kapal berada pada sarat yang diukur dari garis W1 L1. Karena sarat kapal bertambah 1 cm = TPC. Massa air yang dipindahkan antara garis WL dan W1 L1 = TPC 10 11 Sarat dari sebuah balok yang terapung dipermukaan air dapat dihitung dengan: 12 Hitung jarak antara titik berat benda (center of gravity) dan titik pusat apung (center of buoyancy) dari sebuah balok yang memiliki lebar 1,2m, tinggi , 0.6 m dan massa jenis 0.8. 13 Kapal akan memiliki sarat yang lebih besar apabila berada pada permukaan air tawar dibandingkan dengan ketika kapal berada di air laut massa jenis air tawar lebih kecil dari air laut sehingga memerlukan volume air tawar yang lebih besar untuk menghasilkan gaya apung yang sama Kapal juga akan mengalami trim untuk menjaga LCB dan LCG berada pada garis vertikal yang sama. Konsep TPC dapat digunakan untuk menentukan perubahan sarat saat kapal berada di air laut ke air tawar. 14 F t B AWP t Volume dari lapisan t dapat dihitung dari perbedaan displasmen kapal saat berada di air tawar dan di air laut atau dengan mengalikan luasan waterplane dengan ketenggelaman (t). ∇ F − ∇ S = A WP t Karena berat kapal tidak berubah (konstan): ρ F∇ F = ρS∇ S ∇S ρS − ∇ S = A WP t ρF ρS ρF ∇ t= S A WP ∇ F = ∇S ⇒ ⇒ ρS − 1 ρF 15 Sebuah kapal kontainer yang memiliki panjang 161 m dan lebar 23.2 m berada di pelabuhan yang memiliki massa jenis air 1,010 t/m3. Kapal ini akan dibebani muatan sehingga ketika kapal ini berlayar di air laut dengan massa jenis 1,025 t/m3 , kapal ini akan berada pada sarat 8,75 meter. Di air laut, displasmen kapal pada sarat 8,75 m adalah 19420 ton dan TPC adalah 27,62 t/cm. Sampai dengan sarat berapakah kapal dapat dibebani sebelum berlayar di air laut. 16 Volume displasmen ∇= ∆ 19420 = = 18946 m3 ρS 1.025 Luasan waterplane AWP = 100TPC ρS Parallel sinkage t= = 100 × 27.62 = 2694.6 m 2 1.025 18946 1.025 ∇ ρS − 1 = − 1 = 0.104 m A WP ρF 2694.6 1.010 Sarat air saat di pelabuhan 0.104 meter lebih besar dari sarat air saat di air laut, sehingga kapal dapat dibebani sampai dengan sarat air: Sarat air (T) : 8.75 + 0.104 = 8.854 m 17 Tongkang (barge) dengan displasmen 12300 ton memiliki panjang 100 meter memiliki penampang melintang seperti gambar di bawah. 16 m 8m 6m Pada sarat berapakah tongkang tersebut jika berada pada air laut dan air tawar? 18 Volume displasmen di air laut ∇= W 12300 = = 12000 m 3 ρ S 1.025 Luasan Waterplane persegi empat ∇= terdiri dari prisma segitiga dan 1 × 100 × 16 × 6 + 100 × 16 × ( t − 6) = 12000 2 Sarat (T) di air laut adalah =10.5 . Parallel sinkage di air tawar: t= 12000 1.025 ∇ ρS − 1 = − 1 = 0.1875 m A WP ρF 100 × 16 1 Sarat (T) di air tawar adalah =10.5+0.1875=10.6875 m 19 Ship Stability for Masters and Mates, Fourth Edition, Revised, D.R. Derrett, B-H Newnes, 1990 20