Edisi 302 – 8 Agustus 2014 Page 1 Edisi 302 – 8 Agustus 2014 PIMPINAN BAIT MINISTRY Pembina : Pdt. Dr. Moldy Mambu & Handry Sigar Pengawas : Willy Wuisan & Yoshen Danun Pengurus : Ketua – Lucky Mangkey Sekertaris – Janette Sepang Bendahara – Yance Pua PENGURUS BULETIN BAIT Penasihat : Pdt. Dr.Moldy Mambu, Pdt. Noldy Sakul, Pdt. Sammy Lee Pemimpin Umum : Handry Sigar Wkl Pem. Umum : Yoshen Danun Pemred : Willy Wuisan Wapemred : Herschel Najoan Sekretaris : Meilien Langi-M Bendahara : Yance Pua BAIT MINISTRY Visi: Menyebarkan pekabaran tiga malaikat khususnya di Indonesia Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan General Controller : Ellen Manueke, Tommy Manawan HRD : Janette Sepang, Koordinator Produksi : Osvald Taroreh, Harold Somba Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu, Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu. Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan,Pdt. Raymond Lohonauman, pdtm. Ronie Umboh Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau, Pdt. Dr. Allan Pasuhuk, Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Dr. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng Rubrik Ragam Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Manueke Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio Motivational Words Dr. Peggy Iskandar-Wowor Inspirational Story Bredly Sampouw Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Dr. Ronell Mamarimbing Cerita Anak Max Kaway Catatan Kami Denny Kalangi Bersukacita Janda Yang Tulus Apa Gelar Anda ? Kisah 5 Monyet Prinsip-Prinsip Penatalayanan Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana, Herold Heydemans, pdtm. Davy Tielung, Jimi Moehadjedi, Belly Wungkana, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe, Marchel Tombeng, Pdtm. Raynald Makalew Tulisan Roh Nubuat Web Master Michael Mangowal, Nielson Assa Multimedia : Ellen Mangkey Distribution Pdtm. Dale Sompotan Biro: Philipina Govert Woramuri Manado Jeiner Rawung, Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey, Erwin Wuisan, Papua David Bindosano, Samuel Rorimpandey, Hendy Sahetapy, Noldy Abraham Sulawesi Tengah Pdt. Stenly Karwur Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli Ompi,Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu Maikel Makarewa Balikpapan Beverly Nangon Runturambi Toraja Hartoyo Tismail Cerita Untuk Anak Surat Orang-Orang Tesalonika Anak Yang Baik & Yang Nakal Pathfinder Pedoman Administrative PA Remaja Palakat - Berita Page 2 Edisi 302 – 8 Agustus 2014 Bersukacita Bertemu seorang sahabat akan selalu menggembirakan. Kabar mengenai keluarga, kabar tentang tamanteman dulu di SMA, berita suksesnya si Mience padahal dulu di sekolah dulu adalah siswa yang selalu menyendiri, kabar kabari dikampung halaman semuanya sangat menggembirakan. “Tapi kamu koq kelihatan muda terus masih sama seperti dulu, tetap gembira seperti hidup ini tanpa beban, apa sih rahasianya”? Dengan ketawa berderai-derai dijawabnya singkat, karena itu pilihan saya, saya memilih bersukacita. Benar, menjadi tua itu alamiah tetapi tetap bersukacita adalah pilihan. Lebih lanjut ia mengutarakan kebiasaannya bahwa ketika ia bangun tidur langsung saja di tekadkan ‘saya memilih gembira hari ini”. Macet di jalan, pekerjaan menumpuk panjang seperti rel kereta atau hari hujanmengguyur maupun menyengat panas pilihan sudah jelas ‘tetap gembira’. Bersukacitalah senantiasa adalah ajakan Firman Tuhan untuk mempunyai sikap yang tetap. Sikap ini tidak bersifat sementara tetapi berkelanjutan, tidak berakhir pada suatu situasi, sepanjang waktu, tidak bersyarat tetapi permanen. Bersukacita dalam Tuhan disemua keadaan sebab ada kasih Tuhan sebab kita telah di tebus, kita telah di selamatkan, kita adalah anak Tuhan. Bersukacita itu dibedakan dengan Senang. Alkitab menggunakan kata sukacita – rejoice dalam menunjukkan keadaan orang yang gembira didalam Tuhan bukannya senang – happy. Banyak kali kita mendengar sapaan tulus pembuka pembicaraan How are you – I’m fine – are you happy? Bila seseorang bersuka sebab menerima hadiah, mendapat makanan yang sesuai selera itu adalah situasional. Sama halnya ketika terjadi perubahan kurs uang yaitu dollar melemah terhadap rupiah dipagi hari tetapi menguat kembali di sore hari maka keadaan gembiranya seperti yoyo yang naik turun. Bila ada sukacita didalam diri seseorang maka sikap yang muncul dalam keseharian tingkah laku akan berbeda dengan orang lain. Betul, bahwa dalam kehidupan ini ada banyak kesedihan, kesukaran, masalah maupun tantangan yang dihadapi tapi mereka yang mempunyai sukacita didalam Kristus akan menghadapinya dengan tegar, senyum, sabar, ulet bahkan bersifat positif. Sudah pasti tidak akan kenal menyerah apalagi putus asa karena meyakini tuntunan Tuhan bahwa bila sebuah pintu tertutup tentu akan ada jendela yang terbuka. Mereka yang bersukacita akan tidak gampang berhenti tetapi lebih mudah mendapat jalan keluar serta merumuskan solusi terbaik disetiap tantangan. Kenapa? Itu karena mereka yang bersukacita didalam Tuhan akan selalu mempunyai hubungan erat dengan Tuhan. Lihatlah beberapa kebiasaan baik Raja Daud. Maz 119:147 Pagi-pagi buta aku bangun dan berteriak minta tolong; aku berharap kepada firman-Mu. Memulai hari yang baru dengan Tuhan sangatlah penting karena itu akan mengatur ‘setting’ perjalanan sepanjang hari. Evangelist Charles Finney mengatakan bahwa Prayer bathes the soul in an atmosphere of the divine presence. Bagaimana anda melangkah kehari yang baru. Hadapi dengan seadanya? Jalani tanpa beban sebagaimana air mengalir? Atau, nanti sajalah dilihat bagaimana. Banyak pilihan untuk bersikap tapi anjuran terbaik datang dari Firman Tuhan sehingga sikap yang akan diambil adalah … Saya Memilih Bersukacita. Redaksi BAIT Page 3 Edisi 302 – 8 Agustus 2014 P ada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggilNya murid-muridNya dan berkata kepada mereka : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. (Markus 12:41-43). dan mencermati korelasi antara jumlah persembahan, ketulusan serta semangat berbakti. Di sana jemaat berdatangan lalu muncul seorang kaya member persembahan disusul seorang janda miskin yang seperti malu dilihat orang ketika menjatuhkan persembahannya. Di jaman itu uang kertas belum digunakan sehingga bunyi gemerincing yang keras dan lama akan terdengar bilamana orang kaya menjatuhkan persembahannya. Setelah bunyi yang panjang selesai maka orang akan melihat si pemberi berjalan masuk, dengan kepala diangkat. Dibanding dengan si janda yang persembahannya hanya berdenting kecil dua kali nyaris tidak kedengaran. Tapi apa yang dilihat manusia beda dengan yang dinilai Yesus. Di mata Yesus persembahan perempuan janda miskin ini lebih banyak (lebih bernilai) daripada persembahan semua orang yang dimasukkan dalam peti Menarik kisah yang ditulis dalam Injil Markus diperjanjian baru persembahan ketika. Hal ini disebakan sang janda bukan mengenai lapuran pandangan mata dengan setting sebuah rumah member dari kelimpahannya tapi dari kekurangannya. ibadah dengan rombongan Yesus serta muridnya. Berada di pintu masuk rumah ibadah,Yesus dan murid-muridnya duduk Suatu pemberian bukan hanya menyangkut jumlah maupun nilai memperhatikan setiap pengunjung yang dating berbakti. Di namun terkait pula dengan motif, kwalitas dan kerelaan. depan pintu masuk diletakkan sebuah peti persembahan di mana Sehubungan dengan janda miskin ini, pemberiannya adalah pengunjung memasukkan pemberiannya. Yesus memperhatikan sebuah ibadah yang didorong oleh rasa syukur. Pemberiannya itu satu persatu tangan yang diulur bersama jumlah persembahan adalah sesuatu yang direncanakan sehingga kalau terlupa maka Bejana Advent Indonesia Timur Page 4 Edisi 302 – 8 Agustus 2014 akan terasa ada yang kurang dan belum dilakukan. Selanjutnya ketika tangan melepas persembahan maupun perpuluhan di pundi maka jalaran berkata kan terasa mengalir ke hati memuaskan sanubari yang berserah. Persembahan adalah pemberian yang merupakan ungkapan terima kasih kepada Tuhan sedangkan perpuluhan adalah mengembalikan kepada Tuhan sesuatu yang adalah milikNya. Dasar Alkitabiah untuk pengembalian persepuluhan dan persembahan dapat ditemukan dalam referensi berikut: Im. 27:30; Mal. 33-12; Mat. 23:23; 1 Kor. 9:9-14; 2 Kor. 9:6-15. Perhatikan juga kutipan berikut ini dari Roh Nubuat: "Sistem persepuluhan dan persembahan ini dimaksudkan untuk mengingatkan satu kebenaran besar kepada pikiran mereka bahwa Allah adalah sumber dari segala berkat kepada mahklukmahkluk dan kepada-Nyalah rasa syukur manusia harus disampaikan atas segala pemberian-pemberian yang baik dari pemeliharaan-Nya."-Alfa dan Omega, jld. 2, hlm. 140. Tiap anggota jemaat harus diajar untuk setia dalam mengembalikan persepuluhan dengan tulus."-Testimonies, jld. 9, hlm. 251. "lni bukanlah permintaan manusia; ini adalah petunjuk Allah, melalui mana pekerjaan-Nya dapat disokong dan dijalankan di dunia .... Tidak seorang pun dapat mengizinkan dirinya untuk tidak mengembalikan persepuluhan dan persembahan kepada Tuhan."- Testimonies to Ministers, hlm. 307. Perpuluhan adalah sakral yang penggunaannya diatur dengan teliti (1 Kor 9:7-14; CS 65-79; AA 335-337). Itu sebabnya uang perpuluhan yang diterima oleh Bendahara Jemaat dari seluruh anggota Jemaat harus dikirim ke Kantor Daerah seluruhnya untuk maksud yang ditentukan. Dapatkah Jemaat yang lagi membangun mengambil uang perpuluhan untuk pembangunan, membeli kendaraan, membayar hutang di bank? Jawabnya jelasya itu tidak. Roh nubuat memberi pencerahan bahwa “The tithe is to be used for one purpose—to sustain the ministers whom the Lord has appointed to do His work. It is to be used to support those who speak the words of life to the people, and carry the burden of the flock of God.”—Ellen G White, Manuscript 82, 1904. berada di “store house” – Rumah Perbendaharaanya itu di kantor Konferens atau Kantor Daerah. Adalah suatu kekeliruan bilamana kita langsung membiayai proyek KKR ataupun membayar gaji PS/TSPM/Pendeta dari uang perpuluhan yang seharusnya dikirim. Banyak kali kita mendengar adanya pendeta muda yang dibiayai oleh jemaat namun itu mutlak bukan dari uang perpuluhan. Fondsnya boleh datang dari donasi maupun keuangan jemaat. Bendahara Jemaat /Jemaat tidak berada dalam kapasitas untuk mengatur uang perpuluhan karena itu adalah wewenang Konferens/Daerah. “Only conference/mission/field organizations are authorized to make allocations from tithe funds. The tithe is the Lord’s and should be returned to the storehouse, the conference/mission/field treasury. “Bring ye all the tithes into the storehouse, that there may be meat in mine house, and prove me now herewith, saith the Lord of hosts, if I will not open you the windows of heaven, and pour you out a blessing, that there shall not be room enough to receive it” (Mal 3:10). “The tithe is sacred, reserved by God for Himself. It is to be brought into His treasury to be used to sustain the gospel laborers in their work.”—Gospel Workers,p 226. Anggota gereja yang baru bergabung sangat perlu dimantapkan mengenai doktrin persepuluhan. Di banyak tempat seseorang yang akan diterima menjadi anggota jemaat baik melalui pindahan ataupun baptisan harus lebih dahulu menunjukkan kesetiaan dalam soal persepuluhan. Walaupun Persepuluhan bukanlah sebuah ujian untuk keanggotaan namun setiap pemimpin perlu menjadi teladan dalam mengembalikan persepuluhan. Sangat janggal bilamana seorang yang menjadi tua-tua jemaat lalu tidak setia dalam soal perpuluhan karena bagaimanakah dia akan menjadi panutan di jemaat? Seorang pemimpin jemaat yang melalaikan persepuluhan maka ia akan kehilangan kuasa untuk berbicara mengenai penatalayanan. Keadaan setiap anggota jemaat harus diketahui dengan teliti oleh pendeta Jemaat untuk kepentingan pemilihan pegawai Jemaat. Banyak kali kita menerima surat maupun himbauan untuk mengirimkan uang perpuluhan ke daerah tertentu yang lagi kekurangan dana. Kadang pula yang memohon adalah dari tempat asal kita di mana dulu kita telah dibesarkan. Ketika dulu kita sekolah di SD/SMP/SMA, jemaat setempat yang memberi subsidy bersama daerah kepada gaji guru dan untuk kelangsungan institusi. Juga ketika di Perguruan Tinggi dulu dari konferens/daerah pulalah yang menyokong dengan berbagai cara agar semuanya berjalan lancar. Kemudian setelah tamat merantau ke negeri orang dan memberikan perpuluhan di tempat itu. Maaf kata, tempat baru itulah yang mendapat buahnya padahal dulunya tidak ikut menanam dan member pupuk ketika dulu kita berada di pendidikan dasar dan selanjutnya sampai selesai sekolah. Uang perpuluhan pengelolaannya bukan berada di Jemaat. Pembiayaan perongkosan di Jemaat sudah diatur menggunakan kas gereja demikian juga dengan departemen yang ada di Jemaat. Persentasi keuangan terpadu dibagi menurut porsi anggaran masing-masing departemen. Keuangan pembiayaan pendidikan / sekolah disokong oleh uang sekolah, subsidi organisasi dan persembahan pendidikan. Itu sebabnya sejumlah persembahan dan perpuluhan diatur untuk digunakan menurut aturan yang pengelolaannya terdapat di Konferens/Misi, Uni, Namun policy dalam peraturan Jemaat mengatakan bahwa Divisidan GC. “Persepuluhan adalah milik Tuhan dan harus dibawa sebagai suatu tindakan perbaktian ke dalam perbendaharaan Walaupun proyek evangelisasi menjadi kebutuhan mendesak di konferens/daerah melalui jemaat di mana keanggotaan seseorang Jemaat namun penggunaan uang perpuluhan wewenangnya berada. (Peraturan Jemaat hal. 164 – Edisi ke 17). Walaupun ada Bejana Advent Indonesia Timur Page 5 Edisi 302 – 8 Agustus 2014 banyak kebutuhan keuangan yang terjadi namun Tuhan terlebih rohani yang nanti akan disempurnakan dalam kerajaan mempunyai banyak cara untuk mencukupkan kebutuhan Surga. ladangNya. Bila kita sudah memberikan hati kita untuk Tuhan maka waktu, Persembahan dan Perpuluhan adalah milik Tuhan yang uang dan talenta lainnya akan sangat mudah untuk penggunaannya sudah diatur melalui petunjuk Firman Tuhan dan mengikutinya. Dan mendapat berkat seperti Perempuan janda Roh Nubuat. Melalui sarana pemberian ini maka berkat akan yang telah lebih dahulu memberikan seluruh kehidupannya dicurahkan dari tingkap-tingkap langit kepada seluruh anggota kepada Tuhan.*** jemaat sehingga kita akan berkelimpahan kekayaan badani H idup di dalam abad ke-21 dengan semua tantangan pada zamannya menuntut seseorang untuk bisa berkarya dan berpikir tidak kalah cepat dengan orang lain. Setiap individu harus bisa bersaing dan mampu menunjukkan kualitas yang unik atau paling tidak lebih tinggi dibandingkan dengan orang orang di sekitarnya. Bejana Advent Indonesia Timur Di dalam kehidupan pelayanan tentu saja kualitas individu semestinya juga harus bisa menapaki jenjang yang mampu mengikuti perkembangan zaman khususnya di dalam dunia pendidikan. Sementara ini, tidak sedikit para pengerja kita yang berusaha meningkatkan ilmu mereka dengan memperoleh pendidikan yang lebih tinggi dan memiliki gelar yang dapat dibanggakan. Namun seiring dengan ini, seringkali pertanyaan yang timbul adalah; apakah gelar seseorang dapat menjamin kualitas kepribadian dan panggilan pelayanan Tuhan? Apakah oleh Page 6 Edisi 302 – 8 Agustus 2014 karena standard pendidikan seseorang sebegitu tingginya kemudian memberikan jaminan bahwa orang yang sama “patut dan layak” untuk memperoleh penghargaan dan apresiasi khusus? Namun sebelumnya perlu ada klarifikasi bahwa artikel ini tidak ditulis dengan pekerjaan pelayanan kependetaan sebagai tolak ukurnya. Gantinya, dalam setiap aspek yang menyangkut pekerjaan kerohanian dan spiritualitas baik itu dalam kehidupan gereja sehari hari, hubungan sosial, sampai kepada pemilihan kepemimpinan pelayanan Tuhan di Gereja, perlu adanya refleksi akan pertanyaan di atas “gelar mana yang Tuhan bisa pakai?” Saat saya membaca banyak artikel, khususnya dari Indonesia seringkali nama seseorang akan selalu ditampilkan beserta gelar akademis yang telah dicapai orang tersebut. Contohnya saja, Bpk.A kemudian akan dilanjutkan dengan gelar yang dicapainya entah itu SE, SKP, MA, MM, MMin, MBA, MTh, MSW, MCM, dan M, M yang lain kecuali M&M (merk coklat ternama yang berbentuk keping2 coklat warna warni) Kalau beliau telah mencapai gelar S3 maka akan ditambahkan lagi Dr. atau PHd. Tentu saja gelar ini sangat penting untuk dicantumkan bilamana sang pemilik gelar dan namanya berada di Jurnal Akademis, atau sedang menghadiri Simposium Universitas dan Civitas Akademika. Di dalam forum forum akademis seperti itu, pencapaian akademis akan membantu peserta symposium, atau pembaca jurnal mengerti latar belakang pendidikan orang yang disebutkan dan dapat mengambil keputusan untuk menerima atau menolak hasil riset penelitian atau presentasi yang akan diberikan tanpa harus mengenal orang yang diperkenalkan. Yang jadi pertanyaan saya adalah, apakah maksud dan tujuan yang sama juga diaplikasikan ke dalam artikel artikel yang lain termasuk artikel rohani? Sesuatu yang belum dapat saya temukan jawabannya. Namun beralih dari pertanyaan itu, dan kembali ke dalam pertanyaan mula mula Alkitab menunjukan bahwa Tuhan menggunakan berbagai macam orang untuk memenuhi pekerjaan pelayanan di dalam dunia ini. Tuhan menggunakan dokter, raja, ahli sejarah, professor, pemungut cukai, pelacur, gembala, pangeran, bahkan seekor keledai untuk menyampaikan maksudNya kepada umat manusia. Di dalam konteks tertentu Tuhan akan menggunakan kepribadian tertentu untuk melaksanakan kehendaknya. Bagi raja Nebuchadnezzar yang agung, Tuhan menggunakan para pangeran Ibrani untuk menjadi juru bicaranya. Daniel dan ketiga sahabatnya adalah anak anak bangsawan Ibrani yang bertumbuh dan hidup di dalam kehidupan yang berkecukupan dan dengan tingkat pendidikan yang tinggi (Dan 1: 3 -4) namun di waktu yang lain Tuhan memilih seorang gembala sederhana untuk menjadi pahlawan di dalam peperangan yang tidak dapat dimenangkan bahkan oleh pasukan Elit Israel (1 Samuel 17). Beralih ke dalam perjanjian Baru, dan melihat ke dalam daftar murid murid Yesus keunikan yang sama Yesus terapkan di dalam pemilihan murid muridNya. Yesus memilih untuk Bejana Advent Indonesia Timur menjadikan nelayan sebagai golongan mayoritas dari muridnya. Tentu saja ini dengan alasan yang tepat. Sebagai nelayan, murid murid Yesus paling tidak harus mahir dalam 4 bahasa. Bahasa Ibrani yang dipakai untuk membaca Taurat, Bahasa Aramaic untuk percakapan sehari hari, Bahasa Yunani dalam berbisnis, dan Bahasa Latin sebagai Bahasa Resmi Pemerintah Roma. Penggalian Arkeologi di Kapernaum menunjukan bahwa rumah nelayan tidak dapat dikategorikan kecil menunjukkan bahwa murid2 Yesus kebanyakan datang dari golongan menengah dan lebih menariknya lagi Josephus menerangkan bahwa daerah Kapernaum merupakan daerah yang subur dan sebagai hasilnya pendapatan yang tidak sedikit dapat diterima oleh penduduknya. Alkitab bahkan menuliskan bahwa ayah dari Yakobus dan Yohanes, Zebedeus mampu menggaji orang untuk bekerja baginya (Mark 1: 20). Hanya orang yang berada mampu menggaji orang lain untuk bekerja bagi dia khususnya di bawah pemerintahan Jajahan Roma. Akan tetapi oleh karena latar belakang pekerjaan mereka, nelayan jarang diizinkan untuk mengikuti seorang Rabbi sebagai murid mereka. Pekerjaan mereka mengharuskan mereka untuk menyentuh ikan dan juga makanan laut lainnya yang tidaklah halal disentuh oleh orang Yahudi berdasarkan Imamat 11. Oleh karena itu, murid murid Yesus tidak memperoleh pendidikan normal, atau dengan kata lain mereka tidak punya gelar apa apa. Sekalipun begitu, kita tahu melalui pekerjaan dari murid murid inilah Gereja mula mula berdiri. Yesus memakai orang orang yang tidak “terdidik” secara formal untuk membangun Gereja dan pekerjaan Tuhan. Namun sebelum kita akan menyimpulkan bahwa Tuhan tidak memerlukan gelar akademis untuk pekerjaan pelayananNya kita perlu mempertimbangkan seorang Rasul yang lain, Paulus. Berbeda dengan murid murid Yesus, Paulus merupakan seorang ahli Alkitab atau lebih tepatnya ahli Taurat. Pendidikan formal Yahudi biasanya dimulai pada umur 12 tahun dan berlanjut saat mereka berumur 15 tahun waktu waktu ini diisi dengan membaca dan mendiskusikan Taurat beserta ajaran2 Yahudi lainnya. Di dalam konteks Paulus, bukan hanya dia belajar semua ilmu Yahudi. Paulus juga merupakan anggota golongan Sanhedrin. Kelompok Sanhedrin merupakan otoritas tinggi di Kalangan Yahudi dan anggotanya merupakan para cendekiawan dan ahli ahli hukum Taurat. Yang lebih menariknya lagi Paulus juga bukanlah ahli Taurat biasa. Paulus dipercaya merupakan salah satu murid dari Gamaliel, salah satu guru besar Hukum Taurat di zaman Perjanjian Baru. Gamaliel dipercayai memegang gelar setaraf doktor (S3) di dalam Ilmu Hukum Taurat, khususnya Hukum Musa. Maka dari itu bisa disimpulkan bahwa Paulus juga paling tidak memiliki gelar PhD atau ThD di dalam Ilmu Hukum Taurat. Namun yang lebih menariknya dibandingkan memikirkan tentang gelar yang diperoleh oleh Paulus adalah bagaimana Paulus dapat bekerja sama dengan murid – murid Yesus yang Page 7 Edisi 302 – 8 Agustus 2014 lain di dalam pekerjaan penginjilan. Sekalipun pernah terjadi konflik antara Paulus dan Petrus khususnya dalam hal hal teologis (Kisah 15) tetapi tidak pernah ada perbedaan di dalam misi yang sama yaitu pekabaran Injil. Baik Paulus dan Petrus tetap menyadari bahwa di akhir dari segalanya mereka mempunyai gelar yang sama “pendosa diselamatkan oleh kasih Karunia” sang nelayan tanpa pendidikan formal, dan sang professor teologia bukanlah gelar yang terpenting bagi mereka. Sebagai hasil dari pekerjaan kedua rasul ini, dan rasul rasul lainnya Kekristenan telah menjadi agama dominan (kalau bukan paling dominan) di seantero dunia sampai saat ini. saya adalah umat Tuhan yang setia dan patut dihormati kalau saya tidak bisa menerima kenyataan bahwa saya tidak bisa menanamkan modal saya di sorga, dan bukanlah tangan atau uang saya yang dipakai untuk membangun rumah di Sorga. Satu satunya alasan saya bisa memiliki rumah dan tanah di Sorga dan Dunia Baru adalah karena Yesus yang telah mati buat saya. Sampai kita bisa menyadari kenyataan ini maka apapun gelar akademis kita, apapun pencapaian kita, apapun kemampuan kita tidak ada artinya sebab semuanya itu tidak akan kita bawa saat ajal menjemput kita. Satunya satunya pengharapan kita adalah Kristus di dalam hidup dan hati kita. Belajar dari pengalaman kedua rasul dari latar belakang yang sangat berbeda ini, saya menyadari bahwa Tuhan menggunakan kedua macam latar belakang untuk menyelesaikan pekerjaanNya. Tuhan kadang memakai mereka yang tidak punya pendidikan formal untuk bekerja baginya, namun disisi yang lain Tuhan juga menggunakan orang orang terpelajar khususnya secara akademik untuk menyelesaikan pekerjaanNya yang lain. Namun satu hal yang tidak bisa dihilangkan dari mereka atau dari siapapun yang bekerja untuk Tuhan adalah, hati mereka. Keyakinan mereka bahwa Tuhan memakai mereka sekalipun mereka adalah orang orang berdosa dan berkekurangan. Baik raja, maupun budak, baik nelayan atau professor teologi semua mereka yang dipanggil dan bekerja bagi Tuhan di dalam alkitab tetap mengakui bahwa Tuhanlah sumber kekuatan mereka. Bukan pengalaman mereka, dan bukan gelar akademis mereka. Bagi mereka hanya satu gelar yang mereka miliki “pendosa, diselamatkan oleh kasih karunia” Merefleksikan pelajaran ini ke dalam kehidupan kita sehari hari, adalah penting bagi kita untuk melihat bahwa hanya ada satu gelar juga yang saya miliki yaitu “pendosa, diselamatkan oleh kasih karunia” gelar akademis saya, maupun pengalaman saya betapa tinggi dan hebatnya itu tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah dosa dunia ini. Seberapa mahirnya saya di dalam bermain piano, atau seberapa tingginya pangkat saya di perusahaan saya, bukanlah menjamin saya menjadi pemimpin lagu yang baik atau ketua jemaat yang diberkati Tuhan kalau saya tidak bisa menerima gelar saya yang terutama sebagai “pendosa, diselamatkan oleh kasih karunia” Seberapa dalam keahlian saya di dalam bahasa Ibrani, seberapa lihai tangan saya membedah tubuh manusia, seberapa banyak kasus hukum yang saya menangkan di meja pengadilan, bukanlah menjadi jaminan bagi saya untuk merasa bahwa saya layak di hadapan Tuhan bilamana saya tidak bisa menyadari keberdosaan saya, dan betapa saya membutuhkan Karunia Yesus setiap hari dalam kehidupan saya. Seberapa banyak uang yang sudah saya berikan ke Gereja, dan seberapa besar gedung yang sudah saya bangun buat Gereja bukanlah jaminan bahwa Oleh karena itu mungkin ada perlunya bagi kita untuk mengambil waktu dan merenungkan arti “gelar” di dalam kehidupan kita. Bukan berarti kita tidak perlu untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Saya selalu percaya nasihat ayah mantu saya yang mengatakan bahwa “pendidikan merupakan investasi terbesar dan terbaik di dunia, sebab investasi ini tidak ditanamkan di bank, atau di perusahaan, atau di bursa saham. Pendidikan ditanamkan di dalam hati dan pikiran dan hanyalah kamu yang bisa menariknya”. Saya sangat setuju dengan pernyataan ini. Yang menjadi tantangan saya adalah menyeimbangkan pernyataan ini dengan “gelar” saya sebagai “pendosa, diselamatkan oleh kasih karunia” Saya harus bisa menyadarkan diri saya berulang – ulang bahwa saya bisa mempunyai gelar Prof. Dr. dan lain lain dan semoga pendidikan saya dapat memberikan kontribusi kepada pekerjaan Tuhan. Tetapi gelar yang terutama tidaklah pernah akan berubah bahwa saya adalah sang pendosa yang diselamatkan oleh kasih Yesus. Bejana Advent Indonesia Timur Oleh karena itu buat saudara saudara yang sedang menempuh pendidikan yang lebih tinggi kejarlah terus cita cita anda. Baktikanlah ilmu yang anda peroleh untuk pekerjaan Tuhan di ladang mana saja yang Tuhan sediakan entah itu di bidang Teologia, Kedokteran, Psikologi, Biologi, Keperawatan, bahkan sampai Sosiologi, Antropologi, Ekonomi, Hukum, dan masih banyak lagi. Biarlah ilmu yang saudara terima akan menjadi saluran berkat buat umat umat Tuhan yang lain, dan membawakan pekabaran 3 Malaikat kepada orang orang yang anda temui. Bagi saudara saudara yang lain, yang merasa kurang karena tidak punya kesempatan belajar secara formal bukanlah berarti jalan tertutup buat anda. Bilamana Yesus dapat menggunakan nelayan tanpa pendidikan formal menjadi rasul dan pemimpin gereja, dia dapat menggunakan anda di dalam segala kapasitas yang anda miliki. Namun satu hal yang jangan pernah berubah bahwa siapapun anda apapun pencapaian anda, hanya satu gelar yang kita miliki yaitu “pendosa diselamatkan oleh kasih karunia”*** Page 8 Edisi 302 – 8 Agustus 2014 Artikel Rohani PERSEPULUHAN Oleh Pdt. Kalvein R. Mongkau Kedermawanan yang sistematis, pertama kali diusulkan dan diadopsi oleh orang-orang Advent pemelihara Sabat, di tahun 1859, terdiri atas rencana memberi secara sistematis bukan hanya berbasis pada persentasi, tetapi juga pada persembahanpersembahan sukarela. Beberapa Dokumentasi Atas kedermawanan Sistematis dan Persepuluhan di tahun1859. Rencana berikut ini direkomendasikan pada rapat bulan Januari 1859 di Battle Creek: “1. Biarlah masing-masing saudara dari umur 18 hingga 60 tahun menyisihkan di dalam perbekalan pada hari pertama dari tiap-tiap minggu dari 5 hingga 25 sen. “2. Masing-masing saudara dari umur 18 hingga 60 tahun menyisihkan di perbekalan pada hari pertama tiap-tiap minggu.dari 2 hingga 10 sen. “3. Juga, biarlah masing-masing saudara dan saudari menyisihkan paa hari pertama tiap-tiap minggu dari 1 hingga 5 sen pada masing-masing dan setiap-100 properti yang mereka miliki . . .“Jumlah yang terendah dinyatakan adalah yang sangat kecil bahwa mereka di dalam lingkungan yang termiskin (dengan beberapa harapan yang sangat dari beberapa janda, lemah, dan sudah tua umurnya) dapat bertindak terhadap rencana ini, sementar merekea did lam lingkungan yang lebih pahit ditinggalkan untuk bertindak di dalam takut akan Allah di dalam penampilan dari penatalayanan mereka, untuk membatalkan semua jalan terhadap jumlah tertinggi yang dinyatakan, atau lebih-lebih lagi, saat mereka mencari tugas mereka untuk dilakukan.” —RH February 3, 1859, p.84 Dengan satusatunya modifikasi yang sedikit rencana ini diadopsi di rapat General Conference, 4 Juni 1859. Dilaporkan di RH 9 Juni June 1859, hlm. 20. Bejana Advent Indonesia Timur Apa Yang Akan Dilakukan Dengan Uang Itu. Saat gereja-gereja mulai menjawab rencana yang diadopsi di Battle Creek, sebuah pertanyaan timbul bagaimana menggunakan uang yang diperoleh tersebut. James White, di dalam the Review 3 Maret 1859, menjawab pertanyaan: “Saudara I. C. Vaughn menulis dari Hillsdale, Michigan, bahwa gereja di tempat itu ‘sedang bertindak pada rencana Kedermawanan Sistematis, dan seperti itu banyaknya,’ dan menuntut, ‘Apakah yang harus dilakukan dengan uang pada akhir bulan?’ Kami menyarankan bahwa masing-masing gereja menyimpan paling kurang 5 dollar di dalam perbendaharaan untuk menolong para pengkhotbah itu yang secara rutin melawat mereka, dan bekerja di antara mereka. Ini nampaknya keharusan. Demikianlah kelangkaan uang yang saudarasaudara yang baik kita sangat jarang tersedia untuk menolong seorang jurukabar keliling. Biarlah akan ada sedikit dollar di setiap bendahara jemaat. Di seberang ini, hutang pada usaha tenda, dst., menuntut kesinambungan pendapatan dari Kedermawanan Sistematis di Negara bagian ini [Michigan].” Pada tanggal 29 Januari 1861, White dapat melaporkan di jemaat Battle Creek: “Sebagai hasil dari mengadakan secara teliti rencana Sorga, sekarang ada di bendahara kita (B.C.) 150 dollar menantikan beberapa objek yang layak yang mana sungguh akan memajukan maksud kebenaran.”—RH 29 January, 1861. Diperkenalkan sebagai “Persepuluhan” di tahun 1861. Pada bulan yang sama ia merujuk kepada Kedermawanan yang Sistematis sebagai persepuluhan, dari pendapatan mereka, memperkirakan pendapatan mereka 10 persen dari apa yang mereka miliki —Good Samaritan, No. 5, Januari, 1861. Tidak lama sesudah itu ia menjelaskan rencana lebih lanjut: “Kami maksudkan apa yang jemaat-jemaat sedang serap Michigan (sedang merujuk kepada pernyataan ini diterbitkan pada surat kabar Good Samaritan, No. 5), yaitu, mereka cakupkan penggunaan properti mereka yang berharga sama dengan uang 10 persen. Uang 10 persen ini mereka cakupkan sebagai pertambahan properti mereka. Sebuah persepuluhan ini akan menjadi 1 persen, dan akan mendekati 2 sen per minggu pada tiap-tiap 100 dollar, yang mana saudarasaudara kita, demi kenyamanan, adalah dengan suara bulat meletakkannya. . . Berikutnya datang sumbangan-sumbangan pribadi. Biarlah orang-orang muda yang tidak memiliki properti wajib pajak datang dengan budi tinggi di sini, juga wanita-wanita muda.”—James White, RH 9 April 1861, hlm. 164. Alasan-Alasan Memilih Istilah “Kedermawanan Sistematis.” Sementara istilah “persepuluhan” tidak sering muncul di dalam presentasi-presentasi terhadap rencana-rencana kedermawanan sistematis, dokumentasi akan mengindikasikan bahwa fase utama dan terkuat dari rencana ini didasarkan secara pasti atas prinsip persepuluhan, dan bahwa langkahlangkah yang mencakup 2 dasawarsa kemudian adalah sekedar penyaringan-penyaringan dan perlusan-perluasan dari apa yang Page 9 Edisi 302 – 8 Agustus 2014 diadopsi di tahun 1859. Mereka bukanlah dua rencana yang terpisah dan berbeda. Mengapa istilah “persepuluhan” tidak muncul secara lebih utama pada permulaan? Kapan para perintis berpindah ke dalam pertimbangan organisasi di tahun 1850an, saat itu adalah penentuan “aturan injil.” Mereka melihat kepada pola Perjanjian Baru. Mereka menemukan ini secara luas di dalam penetuan 7 diakon dan bukan di dalam penentuan oleh Musa dari 70 tua-tua. Nyonya White di tahun 1854 membuka artikel pertamanya yang lengkap pada pokok persoalan ini dengan perkataan-perkataan: “Tuhan sudah menujukkan kepada bahwa aturan injil sudah sangat ditakuti dan dilalaikan” (EW 97). James White, di tahun 1853 pada ajakan pertamanya kepada orang-orang Advent pemelihara Sabat untuk sokongan keuangan bagi pelayanan, memaparkan itu di bawah Aturan Persepuluhan Injil. Ia menggambarkan sokongan Perjanjian Baru. Pernyataan-pernyataannya kemudian, yang mengargumentasikan bagi keberlangsungan kewajiban persepuluhan di seberang Salib, mengisyaraktkan bahwa pada pertama kalinya itu secara umum dianggap bahwa tanggungjawab persepuluhan dihentikan dengan kematian Kristus, dan olehkarena itu Maleakhi 3 tidak menempatkan tuntutan-tuntutan yang mengikat ke atas orang-orang percaya zaman kita ini. (Lihat J. N. Andrews in RH 18 Mei 1869.) Di tahun 1875, di dalam menekankan cara persepuluhan dari sepersepuluh tambahan, (lihat 3T 395), Ellen White mengakui bahwa “Beberapa akan mengucapkan satu hukumhukum yang teliti ini mengikat atas orangorang Ibrani.”—3T 396. Dan ia menyatakan: Sistem yang khusus dari persepuluhan ini dijumpai pada sebuah prinsip mana adalah sebagai sebuah prinsip yang sama abadinya dengan hukumhukum Allah. Sistem persepuluhan ini adalah berkat bagi orang-orang Yahudi, juga yang Allah sudah tidak berikannya kepada mereka. Jadi akankah itu menjadi berkat bagi mereka yang membawakannya keluar hingga akhir zaman. Bapa kita yang di surga tidak memulaikan rencana kedermawanan sistematis untuk meperkaya Diri-Nya Sendiri, tetapi itu menjadi berkat besar bagi manusia. Ia melihat bahwa sistem kedermawanan ini adalah hanya diperlukan untuk manusia.”— 3T 404, 405. Akibatnya, kekuatan argumen untuk sokongan terhadap pekerjaan Allah pertama kali berasal dari Perjanjian Baru, tetapi di dalam menghitung kewajiban-kewajiban orang percaya, prinsip persepuluhan diembankan. Itu seharusnya dicatat bawa sementara kedermawanan sistematis diadopsi para pendahulu kita lebih luas dari pada persepuluhan, itu mewujudkan persepuluhan. Ellen G. White pada awalnya menghubungkan persepuluhan dengan “Kedermawanan Sistematis.” Pertama ia meyakinkan jemaat di bulan Juni tahun 1859: “Rencana kedermawanan Sistematis adalah menyenangkan Allah” (1T 190). Lau kemudian di bulan Januari 1861, di dalam artikel berjudul “Kedermawanan Sistematis,” ia menulis: “janganlah merampok Allah oleh menahan dari Dia persembahanpersembahan dan persepuluhan-persepuluhan.” Artikel ini ditutup dengan Maleakhi 3:8-11 yang dikutip lengkap (1T Bejana Advent Indonesia Timur 221,222). Terbitan dari the Review and Herald melalui sepanjang tahun 1860an membawakan sejumlah artikel yang merujuk kepada kedermawanan sistematis, melaporkan pada kesuksesan dari rencana memberi nasihat berkenaan dengan operasi ini. Rencana Dinyatakan Kembali Tahun 1864. James Whie menyatakan kembali rencana itu di bulan Nopember tahun 1864, dan di dalam mengikatkan diri dengan cara yang sangat erat dengan persepuluhan: “Anak-anak Israel dituntut untuk memberkan sebuah persepuluhan, atau yang kesepuluh dari pendapatan mereka….Dan itu tidakdapat dianggap bahwa Tuhan menuntut sedikit dariuamt-Nya saat waktunya benar-benar singkat adanya, dan sebuah pekerjaan besar harus diselesaikan di dalam penggunaan kekayaan mereka dalam memberikan pekabaran rahmat yang terakhir kepa dunia. Kata nabi itu: [Maleakhi 3:8-10, dikutip]. “Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! Kamu telah kena kuntuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa! Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.” Jikalau nabi Maleakhi tidak mnengajarkan di sini membawa system persepuluhan Israel, ia secara pasti sedang mendesakkan satu tugas yang sama kodratnya, dan perkataan-perkataannya boleh datang ke rumah kita dengan penuh kausa, dan prinsip itu boleh diemban olehpenurutan kepada bahasa —‘Pada hari pertama dari tiaptiap minggu hendaklah kamu masing-masing--sesuai dengan apa yang kamu peroleh--menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang.’ Kata Tuhan kita, ‘tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan (Lukas 11:42). “Berapa banyak yang kita kurangi mempraktekkan saran-saran terbaik ini? Kita merekomendasikan rencana berikut, yang masna semua, dengan sangat sedikit harapan, dapat mengadopsi: Jikalau saudara-saudara memberikan persepuluhan, atau yang kesepuluh, dari pendapatan mereka, memperkirakan pendapatan mereka pada 10 persen atas apa yang mereka miliki, itu akan berjumlah kira-kira 2 sen dari tiap-tiap 100 dola propertinya. Di samping ini, biarlah semua yang sanggup melakukan hal tersebut, memberikan sumbangan untuk setiap minggu, lebih atau kurang, menurut kesanggupan mereka. Inilah keperluan yang mencakupkan mereka yang memiliki sedikit atau tidak memiliki properti, namun memiliki kesanggupan memperoleh pendapatan,dan harus memberikan sebagian dari pendapatan-pendapatan mereka. Sementara beberapa janda, atau yang sudah lanjut usia dan lemah, harus diijinkan dari saran terhadap pribadi-pribadi Page 10 Edisi 302 – 8 Agustus 2014 ini, tetapi orang-orang muda dan yang masih aktif yang memiliki sedikit atau tak punya properti, haruslah meletakkan sumbangan pribadi yang sukarela mingguan. . . . “Mereka yang pendapatannya lebih dari 10 persen atas properti mereka dapat membayar lebih tinggi di dalam proporsi untuk jumlah pendapatan mereka. Sebuah persepuluhan, atau yang kesepuluh dari pendapatan mereka itu benar-benar harus sepersepuluh dari pendapatan properti mereka. Saudara dan saudari yang memiliki pendapatan atau propertinya selama tahun 1864 [oleh] jumlah 1.000 dollar memiliki persepuluhan sebesar 100 dollar.”— RH 29 Nopember 1864. Satu Rencana Dengan Beberapa Pendapatan Sementara sistem persepuluhan, sebagai mana beberapa jalur lain dari kebenaran mana menjadi doktrin mendasar Advent, para perintis MAHK ini tidak melihat itu didalam segala keindahan dan kelengkapan pada permulaannya. Mereka mengupayakan untuk menemukan sebuah sistem keuangan yang mana selaras dengan Aturan Injil. Tuhan memimpin mereka hanya secepat yang mereka dapat lihat, terima, dan mengikuti penyingkapan Alkitab-yang berdasarkan kebenaran. Ada sebuah perkembangan yang berangsur-angsur baik di dalam dasar untuk memastikan atau menegaskan kewajiban-kewajiban terhadap orang percaya dan penggunaan yang jelas ke mana penghasilan injil ini harus diletakkan. Kebutuhan besarnya adalah sokongan terhadap pelayanan, dan dana-dana yang diserahkan oleh kedermawanan sistematis, yang mencakup baik persepuluhan maupun persembahanpersembahan khusus, disalurkan hampir secara ekslusif terhadap sokongan pelayanan kependetaan. Kecuali para pegawai rumah percetakan, maka sesudah tahun 1866, para pekerja sanatorium, yang disokong dari pendapatan-pendapatan institusi-institusi, semua ini berada di jalur kependetaan. Ada banyak rujukkan kepada kedermawanan sistematis dan persepuluhan sepanjang akhir tahun 1860an dan 1870an. Ellen White, di dalam Testimony No. 24, dituliskan tahun 1874 dan diterbitkan bulan Januari tahun 1875, menyerahkan tulisan sebanyak 28 halaman berjudul “Tithes and Offerings,” diikuti oleh 5 halaman di bawah judul “Systematic Benevolence” (Kedermawanan Sistematis) (3T 381-413.). Di tahun 1876 keyakinan datang menuntun saudarasaudara bahwa ada sejumlah pendapatan di dalam rencana, khususnya di dalam basis mana persepuluhan diperhitungkan. Berikutini berasal dari rapat khusus General Conference yang diadakan di awal tahun: “Sambutan-sambutan kemudian dibuat oleh Brother Canright pada pokok bahasan kedermawanan sistematis ini. Mengambil beberapa fakta yang ditegaskan dengan baik sebagai sebuah dasar, ia menekankan bahwa jikalau semua akan datang kepada rencana Alkitab dari Kedermawanan Sistematis, jumlah di dalam tingkatantingkatan kita akan mencapai jumlah 150.000 dollar pertahun, gantinya sekarang hanya kira-kira 40.000 dollar. Tuhan berkata, ‘Bawalah segala persepuluhanmu ke dalam rumah perbendaharaan-Ku,’ dan sampai itu dilakukan, Tuhan tidak akan ‘membuktikan’ untuk melihat apakah Ia tidak akan membukakan tingkap-tingkap langit untuk mencurahkan Bejana Advent Indonesia Timur berkatmu hingga tidak ada lagi ruangan untuk menampungnya.” Saudara White menyusul dan memberikan sambutan yang menggerakkan semangat pada pokok yang sama. “Saudara Canright mempersembahkan resolusi-resolusi berikut ini pada pokok kedermawanan sistematis, yang mana diadopsi secara bulat oleh konferensi dan jemaat: “Diputuskan, Bahwa kami percaya itu menjadi tugas semua saudara-saudari kita, apakah yang berhubungan dengan jemaat-jemaat atau hidup sendirian, di bawah lingkungan-lingkungan yang teratur, untuk menyerahkan satu persepuluh dari semua pendapatan mereka dari mana saja sumbernya, sesuai maksud Allah. Dan lebih lanjut: “Diputuskan, Bahwa kita meminta perhatian dari semua pendeta kepada tugas mereka di dalam materi penting ini untuk menentukannya secara sederhana dan secara setia sebelum semua saudara dan komite tiga, dirinya sendiri menjadi salah satu dari komite itu, untuk menyediakan sebuah traktat ke atas pokok dari kerdermawanan sistematis Ketua komite ditentukan D. M. Canright dan U. Smith untuk bertindak dengan dia sebagai komite itu”— Minutes dari Rapat Khusus General Conference, diterbitkan pada Review and Herald tanggal April 6 1876, hlm. 108. Menjelang tahun 1878 sebuah perobahan sudah dibuat di terhadap dalam rencana menghitung persentasi (percentage) pemberian atau persepuluhan, perobahan dari yang diperkirakan 1 persen per tahun kepada penaksiran properti untuk10 persen dari pendapatan nyata. Rencana sebelumnya dijumpai menjadi tak sempurna. Di dalam satu kasus pada rencana yang lama persepuluhan dihitung berjumlah 10 dollar per bulan, sementara di bawah rencana baru terhadap sebuah 10persen nyata dari pendapatan, persepuluhan, dihitung berjumlah 36 dollar per bulan. Rencana Sempurna Dilukiskan dalam sebuah Pamflet tahun 1878. Menurut tindakan konferensi rencana sempurna adalah ditentukan sebelum orangorang percaya di dalam pamflet secara signifikan mendengar uraian berjudul Systematic Benevolence or the Bible Plan of Supporting the Ministry (Kedermawanan Sistematis atau Rencana Alkitab Menyokiong Pelayanan . Itulah tetapi sebuah perbaikan dengan cara yang lebih baik dari perhitungan persepuluhan dan presentasi dibuat di bawah judul yang sama yakni, “Systematic Benevolence” (Kedermawanan Sistematis). Bagian pernyataan pendahuluan di pamflet itu terbaca: Pokok dari Kedermawanan Sistematis sudah berada di bawah pertimbangan praktis oleh MAHK untuk satu periode 20 tahun atu lebih. Dan tidak ada bahan yang berubah dari sistem pertama yang telah diadopsi karena dilihat sangat dibutuhkan hingga sejak dua tahun sebelumnya. Alasan-alasan untuk perobahan ini diberikan di halamanhalaman berikut ini: “‘Berapa banyak yang harus saya berikan untuk sokongan injil? Sesudah memandang dengan berhati-hati pokok permasalahan ini dari segala sudut pandang, kami menjawab, ‘Sebuah persepuluhan dari semua pendapatan kami.” “Ini tidak berarti sepersepuluh dari pertambahan properti tahunan kami sesudah biaya pakaian dan makanan, dan biaya-biaya lainnya, yang dibayarkan, tetapi sembilan bagian dari pendapatan kami adalah untuk memenuhi semua biayabiaya ini, sementara persepuluhan dari pendapatan kami dalah Page 11 Edisi 302 – 8 Agustus 2014 milik Tuhan, untuk diserahkan secara sakral untuk menyokong pelayanan. Kami mencakupkan rencana perjanjian sejumlah yang sama dengan 1 persen secara tahunan dari properti kami yang sempurna di dalam beberapa hal: “1. Itu tidak memberikan sebuah persepuluhan dari pendapatan kami….Itu adalah keyakinan kami bahwa umat kami telah merampok Allah lebih dari 1 ½ dari persepuluhan yang mana adalah milik-Nya, sementara bartindak terhadap bertindak ke atas rencana yang sempurna dari membayarkan Kedermawanan Sistematis untuk jumlah hanya satu persen per tahun dari properti mereka “2. Perkataan paulus menjamah pokok bahasan ini— ‘sat Tuhan mensejahterakan dia—adalah di dalam keselarasan yang ketat dengan sistem itu di dalam Perjanjian Lama yang menuntut satu per sepuluh (1/10) dari semua pendapatan umat Allah sebagai milik-Nya. Selanjutnya ini kami memperhatikannya sebagai janji yang wajar dan bersifat pengajaran Kitab Suci untuk semua umat yang mengadakannya: “Kami dengan hikmat berjanji, di hadapan Allah dan di hadapan masing-masing kita satu sama lain, dengan bersungguh-sungguh untuk membayar kepada bendahara dari Kedermawanan Sistematis persepuluhan dari semua pendapatan kami, untuk disisihkan saat itu diperoleh, dan dibayarkan pada hari Minggu pertama dari masing-masing dari 4 triwulan setiap tahun, yaitu hari Minggu pertama di bulan April, hari Minggu pertama di bulan Juli, dan hari Minggu pertama di bulan Oktober. “3. Oleh rencana yang sempurna, mereka yang mempunyai atau tidak mempunyai properti, dan pada waktu yang sama sudah mempertimbamgkan pendapatan, di dalam beberapa kasus sudah merampok Allah agak sedikit atau hampir seluruh persepuluhan dari pendapatan nyata mereka. Oleh rencana Allah, 1 dollar dari setiap 10 dollar yang diperoleh diamankan untuk maksud Tuhan, Inilah satu-satunya yang membuat sebuah perbedaan dari beribu-ribu untuk dimasukkan ke dalam perbendaharaan Tuhan demi sokongan terhadap maksud Allah. “Dan kami tidak dapat melihat alasanalasan mengapa institusi-institusi kami, seperti rumah-rumah percetakan, sekolah-sekolah, sanotrium-sanatorium, dan konferensi-konferensi Negara-negaa bagian, tidak harus menaruh ke dalam perbendaharaan Tuhan persepuluhan dari semua pendapatan mereka. Hal-hal ini dihutangkan kepada Tuhan dan hamba-hamba-Nya bagi eksistensi dan kesejahteraan mereka. Saat hal-hal ini menerima sokongan dari General Conference, persepuluhan mereka harus diletakkan ke dalam bendahara General Conference. Jumlah tahunan yang dikumpulkan dari lebaga-lembaga kita di Battle Creek saja tidak akan kurang dari pada 4.000 dollar jumlah banyak yang benar-benar dimasukkan ke dalam seorang bendahara yang mana tidak hanya kosong, sebuah warisan hendak disampaikan yang sudah lama dirasakan.” Statement disediakan oleh komite yang ditujuk oleh General Conference, 2-13 Oktober 1878. Susunan komitenya sebagai berikut: James White, D. M. Canright, S. N. Haskell, J. N. Andrews, Uriah Smith. Systematic Benevolence; or the Bible Plan Supporting the Ministry. Bersambung…. Bejana Advent Indonesia Timur APOLOS DI KORINTUS Kisah Para Rasul - Ellen G. White Lanjutan….. esudah meninggalkan Korintus, pekerjaan Paulus yang berikutnya ialah Efesus. Ia dalam perjalanannya ke Yerusalem untuk menghadiri pesta yang akan datang, dan ia singgah sebentar saja di Efesus. Ia bertukar pikiran dengan orang-orang Yahudi di dalam rumah ibadat, dan begitu baik kesan yang diadakan kepada mereka sehingga mereka memohon kepadanya untuk meneruskan pekerjaannya di antara mereka. Rencananya untuk mengunjungi Yerusalem mencegah dia daripada tinggal, tetapi ia menjanjikan untuk kembali kepada mereka, "jika Allah menghendakinya." Akwila dan Priskila telah menemaninya ke Efesus dan meninggalkan mereka di sana untuk melaksanakan pekerjaan yang telah dimulainya. S Pada waktu inilah "seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria, ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. "Ia telah mendengar Yohanes Pembaptis berkhotbah, telah menerima baptisan pertobatan, dan adalah seorang saksi yang hidup bahwa pekerjaan nabi itu tidaklah sia-sia. Catatan Kitab Suci tentang Apolos ialah bahwa "ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes." Sementara di Efesus, Apolos "mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat." Di antara pendengarnya adalah Akwila dan Priskila yang, melihat bahwa ia belum menerima terang yang sempurna dari Injil, ''mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah." Dengan Page 12 Edisi 302 – 8 Agustus 2014 ajaran mereka ia memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang Kitab Suci dan menjadi salah satu daripada penganjur yang paling gigih untuk iman orang Kristen. Apolos rindu sekali untuk pergi ke Akhaya, dan saudara-saudara di Efesus, "mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia" sebagai seorang guru sesuai benar dengan sidang Kristus. Ia pergi ke Korintus, di mana dalam pekerjaan untuk khalayak ramai dan dari rumah ke rumah, "ia membantah orang-orang Yahudi . . . dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias." Paulus telah menanam benih kebenaran; Apolos sekarang menyiraminya. Kemajuan yang mengikuti Apolos dalam mengkhotbahkan Injil memimpin beberapa orang percaya untuk meninggikan pekerjaannya melebihi yang dikerjakan oleh Paulus. Membandingkan orang dengan orang hal ini membawa ke dalam sidang suatu roh perpecahan yang sangat menghambat pesatnya perkembangan kemajuan Injil. Selama satu setengah tahun yang digunakan oleh Paulus di Korintus, ia bermaksud untuk mempersembahkan Injil dalam kesederhanaannya. "Aku tidak datang dengan kata-kata yang indah" di Korintus; "tetapi dengan takut dan gentar, dan "dengan keyakinan akan kekuatan Roh telah ia nyatakan "kesaksian Allah," bahwa mereka "jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah." 1 Korintus 2:1, 4, 5. Paulus perlu menyesuaikan cara mengajarnya kepada keadaan sidang. "Aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani," ia sesudah itu menerangkan kepada mereka, "tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya."1 Korintus 3:1, 2. Banyak dari orang-orang percaya di Korintus lamban mempelajari pelajaran-pelajaran yang ia coba ajarkan kepada mereka. Pengetahuan mereka dalam perkara rohani tidak seimbang dengan hak dan kesempatan mereka. Bila mereka telah maju dalam pengalaman Kristen, dan sanggup mengerti dan mempraktikkan kebenaran-kebenaran yang lebih dalam dari perkataan itu, mereka sedang berdiri di mana murid-murid itu berdiri bila Kristus mengatakan kepada mereka, "Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya." Yohanes 16:12. Kecemburuan, sangka-sangka jahat, dan dakwaan telah menutup hati dari banyak orang percaya di Korintus terhadap pekerjaan sepenuhnya daripada Roh Kudus, yang "menyelidik segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah." 1 Korintus 2:10. Betapa bijaksana keadaan mereka dalam perkara-perkara duniawi sehingga mereka adalah bayi-bayi dalam pengetahuan akan Kristus. Adalah pekerjaan Paulus untuk menasihati orang-orang yang bertobat di Korintus tentang dasar-dasar, abjad dari iman Kristen. Ia telah diharuskan untuk menasihati mereka seperti Bejana Advent Indonesia Timur mereka yang tidak tahu tentang cara kerja kuasa Ilahi ke atas hati mereka. Pada waktu itu mereka tidak sanggup mengerti rahasia keselamatan; karena "manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani." Ayat 14. Paulus telah berusaha untuk menaburkan benih, namun harus diairi oleh orang lain. Mereka yang mengikuti dia harus menjalankan pekerjaan dari batas di mana ia meninggalkannya, memberikan terang rohani dan pengetahuan pada waktu yang tepat, seperti sidang itu sanggup menahannya. Bila rasul itu menerima pekerjaannya di Korintus, ia menyadari bahwa ia harus memperkenalkan kebenaran yang besar itu yang ingin diajarkannya dengan hati-hati. Ia mengetahui bahwa di antara para pendengarnya akan ada orang percaya yang sombong dalam teori manusia, orang-orang yang menguraikan sistem yang salah dari perbaktian, yang meraba-raba dengan mata yang buta, mencoba mencari dalam buku alam teori-teori yang akan berlawanan dengan kenyataan kehidupan rohani dan kehidupan yang kekal sebagaimana yang dinyatakan dalam Kitab Suci. Ia juga mengetahui bahwa pengecam-pengecam akan mencoba membalikkan tafsiran Kristen mengenai perkataan yang dinyatakan, dan bahwa orang-orang yang suka meragukan akan memperlakukan Injil Kristus dengan ejekan dan cemooh. Sementara ia berusaha memimpin jiwa-jiwa ke kaki salib, Paulus tidak mencoba mempersalahkan secara langsung mereka yang tak bermoral, dan untuk menunjukkan berapa ngeri dosa mereka pada pemandangan Allah yang suci. Agaknya ia menentukan di hadapan mereka tujuan yang benar dari kehidupan dan mencoba mengesankan kepada pikiran mereka pelajaran-pelajaran dari Guru Ilahi, yang kalau diterima, akan mengangkat mereka dari keduniawian dan dosa kepada kesucian dan kebenaran. Ia bahas terutama dengan kesalehan dan kesucian yang praktis kepada siapa mereka harus mendapat yang akan dianggap layak dalam kerajaan Allah. Dia rindu untuk melihat terang Injil Kristus menembus kegelapan dari pikiran mereka, supaya mereka dapat melihat bagaimana ngeri pada pemandangan Allah kebiasaan-kebiasaan mereka yang salah. Sebab itu beban ajarannya di antara mereka adalah Kristus dan Dia yang disalibkan. Ia berusaha menunjukkan kepada mereka, bahwa pelajaran mereka yang paling sungguh-sungguh dan kesukaan mereka yang terbesar haruslah menjadi kebenaran keselamatan yang ajaib melalui pertobatan kepada Allah dan iman dalam Tuhan Yesus Kristus. Ahli filsafat mengesampingkan terang keselamatan, sebab hal itu teori yang sombong itu kepada perasaan malu; orang duniawi enggan menerimanya, sebab itu akan memisahkan dia dari berhala-berhala duniawi. Paulus melihat bahwa tabiat Kristus harus dipahami sebelum manusia dapat mengasihi Dia atau memandang salib dengan mata iman. Di sinilah harus mulai pelajaran itu yang akan menjadi ilmu pengetahuan dan nyanyian orang-orang tebusan selama masa kekekalan Dalam Page 13 Edisi 302 – 8 Agustus 2014 terang salib saja dapatlah nilai yang benar dari jiwa manusia dinilai. Pekerja Yang Agung itu adalah kehormatan dan kemuliaan yang datang dengan kemajuan. Pengaruh yang menghaluskan dari rahmat Allah mengubah pembawaan manusia yang alami itu. Surga tidak dapat merindukan pikiran yang bersifat jasmani; hati mereka yang alami dan tidak disucikan itu akan merasa tidak ada penarikan kepada tempat yang suci, jika itu mungkin bagi mereka untuk memasuki, mereka tidak akan mendapat sesuatu yang cocok. Kecenderungan yang mengendalikan hati alamiah harus ditaklukkan oleh anugerah Kristus sebelum manusia yang telah jatuh diserasikan untuk memasuki surga dan menikmati masyarakat malaikat-malaikat yang suci. Bila manusia mati kepada dosa dan dipercepat dengan kehidupan yang baru dalam Kristus, kasih Ilahi memenuhi hatinya; pengertiannya disucikan; ia minum dari mata air kesukaan dan pengetahuan yang tidak habis-habisnya dan terang dari hari yang kekal menerangi jalannya, karena dengan dia terus-menerus adalah Terang kehidupan. Hamba-hamba Allah tidak semuanya mempunyai pemberian-pemberian yang sama, tetapi mereka semuanya adalah pekerja-pekerja-Nya. Semuanya haruslah belajar dari Guru Yang Besar itu dan kemudian harus memancarkan apa yang telah dipelajarinya. Allah telah memberikan kepada tiap-tiap pesuruh-Nya suatu pekerjaan pribadi. Ada berbagai-bagai pemberian, tetapi semua pekerja haruslah bersatu-padu dalam keselarasan, dikendalikan oleh pengaruh yang menyucikan dari Roh Kudus. Sementara mereka memberitahukan Injil keselamatan, banyak yang akan diyakinkan dan ditobatkan oleh kuasa Allah. Alat manusia tersembunyi dengan Kristus dalam Allah, dan Kristus kelihatan sebagai yang paling utama di antara sepuluh ribu, dan Seorang yang sama sekali menyenangkan. Paulus telah berusaha memberi kesan kepada pikiran saudara-saudara orang Korintus fakta bahwa ia dan pendeta-pendeta yang bekerja sama hanyalah orang-orang yang diperintahkan oleh Allah untuk mengajarkan kebenaran, sehingga semua terlibat dalam pekerjaan yang sama, dan bahwa mereka bersama-sama bergantung kepada Allah untuk kemajuan dalam pekerjaan mereka. Perbincangan yang timbul dalam sidang mengenai kebaikan yang relatif dari pendeta-pendeta yang berbeda-beda tidaklah dalam perintah Allah, tetapi adalah akibat dari menghargai sifat hati alamiah. "Karena jika yang seorang berkata: 'Aku dari golongan Paulus,' dan yang lain berkata: 'Aku dari golongan Apolos,' bukanlah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani? Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan." 1 Korintus 3:4-7. Pauluslah yang mula-mula mengkhotbahkan Injil di Korintus, dan yang telah mengorganisasikan sidang di tempat itu. Inilah pekerjaan yang telah ditentukan Tuhan baginya. Kemudian, oleh petunjuk Tuhan, pekerja-pekerja yang lain telah dibawa ke dalam, untuk berdiri pada nasib dan tempat mereka. Benih yang telah ditaburkan haruslah diairi, dan inilah pekerjaan yang harus dikerjakan oleh Apolos. Ia mengikuti Paulus dalam pekerjaannya, untuk memberikan instruksi yang lebih lanjut, dan menolong benih yang ditaburkan untuk berkembang. Ia mendapatkan jalannya kepada hati orang banyak, tetapi Allahlah yang memberikan pertumbuhan. Bukanlah kuasa manusia, tetapi kuasa Ilahi, yang mengerjakan perubahan dalam tabiat. Mereka yang menanam dan mereka yang mengairi tidaklah menyebabkan pertumbuhan benih; mereka bekerja dengan Allah, sebagai alat yang telah ditentukan-Nya, untuk bekerja sama dengan Dia dalam pekerjaan-Nya. Kepada Bejana Advent Indonesia Timur "Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri. Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah." Ayat 8, 9. Dalam tulisan ini Paulus mengumpamakan sidang dengan ladang yang dikerjakan, dalam mana tukang kebun bekerja, menjaga anggur yang ditanam oleh Tuhan; dan juga kepada suatu bangunan, yang harus bertumbuh menjadi bait suci yang suci bagi Tuhan. Allah adalah Pekerja Yang Agung, dan Ia menentukan kepada setiap orang apa pekerjaannya. Semuanya harus bekerja di bawah pengawasan-Nya, membiarkan mereka bekerja untuk dan melalui pekerja-pekerja-Nya. Ia memberikan kepada mereka akal budi dan kesanggupan, dan jika mereka memperhatikan petunjuk-Nya, memahkotai usaha mereka dengan kemenangan. Hamba-hamba Allah harus bekerja bersama-sama, bersatu padu dalam peraturan yang ramah-tamah dan sopan, "saling mendahului dalam memberi hormat." Roma 12:10. Tidak boleh ada kritik yang tidak baik, tidak boleh menghancurluluhkan pekerjaan orang lain; dan tidak boleh ada rombongan yang terpisah-pisah. Tiap-tiap orang mempunyai kepribadiannya sendiri, yang tidak boleh dihanyutkan dalam kepribadian orang lain. Namun demikian masing-masing harus bekerja selaras dengan saudara-saudaranya. Dalam pelayanan mereka pekerjapekerja Allah harus menjadi satu. Tidak ada seorang pun dapat menyatakan dirinya sebagai suatu patokan, berbicara dengan tidak hormat tentang teman sekerjanya atau memperlakukan mereka sebagai orang bawahan. Di bawah Allah masing-masing harus melakukan pekerjaan yang sudah ditentukan, dihormati, dikasihi, dan diberanikan oleh pekerja-pekerja yang lain. Bersama-sama mereka harus menjalankan pekerjaan sampai selesai. Prinsip-prinsip ini harus tinggal berkepanjangan dalam suratan Paulus yang pertama kepada sidang di Korintus. Rasul itu menyebut "hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah," dan mengenai pekerjaan mereka Page 14 Edisi 302 – 8 Agustus 2014 ia menjelaskan: "Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai. Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiri pun tidak kuhakimi. Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan. Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah." 1 Korintus 4:1-5. Tidaklah diberikan kepada seseorang manusia untuk menghakimi antara berbagai-bagai hamba Allah. Tuhan saja yang menghakimi pekerjaan manusia, dan Ia akan memberi kepada masing-masing pahalanya yang adil. Rasul itu, meneruskan, menunjuk dengan langsung kepada perbedaan yang telah diadakan antara pekerjaannya dan pekerjaan Apolos: "Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu, supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: 'Jangan melampaui yang ada tertulis,' supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu daripada yang lain. Sebab siapakah yang kau anggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?" Ayat 6, 7. yang terbaik untuk mereka. Sangat jarang bahwa seorang pendeta mempunyai segala kecakapan yang perlu untuk menyempurnakan suatu sidang dalam segala tuntutan Kekristenan; sebab itu Allah sering mengirim mereka kepada pendeta-pendeta yang lain, masing-masing mempunyai beberapa kesanggupan dalam mana orang lain kekurangan. Sidang harus menerima hamba-hamba Kristus dengan perasaan terima kasih, sebagaimana mereka mau menerima Tuhan Sendiri. Mereka harus berusaha untuk mendapat segala keuntungan dari petunjuk itu yang setiap pendeta boleh berikan kepada mereka dari sabda Allah. Kebenaran yang hamba-hamba Allah bawa harus diterima dan dihargai dalam kerendahan, tetapi tak ada pendeta yang harus didewa-dewakan. Melalui rahmat Kristus, pendeta-pendeta harus dijadikan pesuruh-pesuruh terang dan berkat. Sebagaimana dengan doa yang sungguh-sungguh dan tabah mereka mendapat anugerah Roh Kudus dan keluar dengan beban menyelamatkan jiwa, hati mereka penuh dengan semangat untuk menyampaikan kemenangan salib, mereka akan melihat buah-buah dari pekerjaan mereka. Enggan untuk mempertunjukkan akal budi manusia atau meninggikan diri sendiri, mereka akan melaksanakan suatu pekerjaan yang akan menahan serbuan Setan. Banyak jiwa akan berbalik dari gelap kepada terang, dan banyak gereja akan didirikan. Manusia akan bertobat, bukan kepada alat manusia, tetapi kepada Kristus. Diri sendiri akan ditahan di belakang; Yesus saja, Manusia di Kalvari itu, akan kelihatan. Paulus dengan jelas menghadapkan kepada sidang bahaya-bahaya dan kesukaran-kesukaran yang ia dan teman-temannya telah menanggung dengan sabar dalam pelayanan untuk Kristus. "Sampai pada saat ini," ia menyatakan, "kami lapar, haus, telanjang, dipukul, dan hidup mengembara, kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar; kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini. Hal ini kutuliskan bukan untuk memalukan kamu, tetapi untuk menegur kamu sebagai anak-anakku yang kukasihi. Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan kepadamu." Ayat 11-15. Mereka yang sedang bekerja bagi Yesus hari ini boleh menyatakan keistimewaan yang menarik serupa dengan yang dinyatakan oleh mereka yang dalam zaman rasul-rasul memasyhurkan Injil. Allah sudah sedia untuk mengaruniakan kepada hamba-hamba-Nya hari ini sebagaimana Ia memberikan kuasa kepada Paulus dan Apolos, kepada Silas dan Timotius, kepada Petrus, Yakobus dan Yohanes. Ia yang mengirim pekerja-pekerja Injil sebagai utusan-utusan-Nya tidak dihormati bila dinyatakan di antara para pendengarnya cinta kasih yang kuat kepada beberapa pekerja yang kenamaan sehingga tidak ada kerelaan untuk menerima pekerja-pekerja dari guru yang lain. Tuhan mengirim pertolongan kepada umat-Nya, bukan selamanya sebagaimana mereka pilih, tetapi sebagaimana mereka perlukan; karena manusia itu berpandangan dangkal dan tak dapat melihat apa Allah telah menempatkan di dalam sidang, sebagai penolong-penolong yang telah ditentukan-Nya, manusia dengan talenta yang beraneka ragam, sehingga melalui akal budi yang dipersatukan dari banyak pendapat pikiran Roh itu boleh ditemui. Manusia yang bergerak dengan sifat tabiat mereka sendiri yang kuat, enggan untuk menanggung dengan orang lain yang telah mempunyai pengalaman yang panjang dalam pekerjaan Allah, akan menjadi buta oleh kepercayaan pada diri Bejana Advent Indonesia Timur Pada zaman rasul-rasul ada beberapa jiwa yang salah jalan yang menuntut percaya pada Kristus, namun enggan menunjukkan penghormatan kepada utusan-utusan-Nya. Mereka menyatakan bahwa mereka tidak mengikuti guru manusia, tetapi diajar langsung oleh Kristus tanpa pertolongan pendeta-pendeta Injil. Mereka tidak bergantung pada roh dan tidak rela untuk menyerah kepada suara sidang. Orang seperti itu ada dalam bahaya besar untuk diperdaya. Page 15 Edisi 302 – 8 Agustus 2014 sendiri, tidak sanggup melihat antara yang salah dan yang benar. Tidaklah aman bagi orang-orang seperti itu dipilih sebagai pemimpin-pemimpin di dalam sidang; karena mereka akan mengikuti pertimbangan dan rencana mereka sendiri, tidak mempedulikan pertimbangan dari saudara-saudara mereka sendiri. Mudahlah bagi musuh bekerja melalui mereka yang, diri sendiri memerlukan nasihat pada setiap langkah, menjalankan perwalian jiwa dalam kekuatan sendiri, tanpa mempelajari sifat rendah hati Kristus. Kesan saja tidak menjadi penuntun yang aman kepada kewajiban. Musuh sering mendesak manusia untuk percaya bahwa Allah yang memimpin mereka, sedangkan sebenarnya mereka sedang mengikuti dorongan manusia. Tetapi bila kita memperhatikan dengan teliti, dan minta nasihat kepada saudara-saudara kita, kita akan diberikan pengertian tentang kemauan Tuhan; karena perjanjian adalah, "Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati." Mazmur 25:9. Dalam gereja Kristen yang mula-mula ada beberapa orang yang menolak untuk mengakui baik Paulus atau Apolos, tetapi mengatakan bahwa Petruslah pemimpin mereka. Mereka menegaskan bahwa Petrus telah erat sekali dengan Kristus sementara Tuhan mereka tinggal di atas dunia, sementara Paulus adalah penganiaya orang-orang percaya. Pandangan dan perasaan mereka terikat oleh prasangka. Mereka tidak menunjukkan kebebasan, kedermawanan, dan sikap lemah Bejana Advent Indonesia Timur lembut, yang menunjukkan bahwa Kristus tinggal di dalam hati. Ada bahaya bahwa roh berpihak-pihak ini akan berakibat dalam kejahatan yang besar kepada gereja Kristen, dan Paulus dinasihatkan oleh Tuhan untuk mengutarakan perkataan nasihat yang sungguh-sungguh dan kecaman yang serius. Tentang mereka yang berkata, "yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus. Adakah Kristus itu terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus?" "Karena itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia," ia memohon, "sebab segala sesuatu adalah milikmu: baik Paulus, maupun Kefas, baik dunia, hidup, maupun mati, baik waktu sekarang, maupun waktu yang akan datang. Semuanya kamu punya. Tetapi adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah." 1 Korintus 1:12, 13: 3:21-23. Paulus dan Apolos dalam keselarasan yang sempurna. Orang terakhir ini dikecewakan dan disusahkan sebab perpecahan dalam sidang di Korintus; ia tidak mengambil keuntungan yang memihak yang ditunjukkan kepada dirinya sendiri, pula tidak menganjurkannya, tetapi dengan lekas meninggalkan ladang pergumulan. Sesudah itu bila Paulus mendesak dia untuk berkunjung kembali ke Korintus, ia menolak dan tidak lagi bekerja di sana sampai jauh sesudahnya apabila sidang telah mencapai keadaan kerohanian yang lebih baik. .*** Page 16 Edisi 302 – 8 Agustus 2014 Kejadian 4:2-26; 1 Yohanes 3:11, 12; Yohanes 11:25. Tengoklah Kain dan Habel sekarang. Mereka sudah menjadi dewasa. Kain menjadi seorang petani. Dia menanam biji-bijian, buah-buahan dan sayur-sayuran. Habel menjadi gembala domba. Dia senang menjaga anak-anak domba yang masih kecil. Domba-domba itu menjadi besar dan tidak lama kemudian Habel mempunyai sekawanan domba untuk digembalakan. Pada suatu hari Kain dan Habel membawa hadiah bagi Allah. Kain membawa makanan hasil tanamannya. Dan Habel membawa dombanya yang paling baik. Yehuwa senang dengan Habel dan hadiahnya. Tetapi Dia tidak senang dengan Kain dan hadiahnya. Tahukah kau mengapa demikian? memukulnya begitu keras sehingga Habel mati. Tidakkah mengerikan perbuatan Kain itu? Meskipun Habel mati, Allah masih mengingatnya. Habel orang baik, dan Allah tidak pernah melupakan orang yang demikian. Jadi suatu waktu nanti Allah akan menghidupkan Habel kembali. Nanti dia tidak perlu mati lagi. Dia akan dapat hidup untuk selama-lamanya di atas bumi ini. Sangat menyenangkan untuk mengenal orang seperti Habel, bukan? Bukan saja karena hadiah Habel lebih baik dari hadiah Kain. Tetapi karena Habel adalah orang yang baik. Dia mengasihi Yehuwa dan saudaranya. Tetapi Kain jahat; dia tidak mengasihi saudaranya. Tetapi Allah tidak senang dengan orang-orang seperti Kain. Jadi, setelah Kain membunuh saudaranya, Allah menghukumnya dengan membuangnya jauh-jauh dari keluarganya. Sewaktu Kain pergi untuk hidup di tempat lain, dia membawa salah seorang dari adik-adik perempuannya, dan menjadi istrinya. Maka Allah berkata kepada Kain agar dia merobah sikapnya. Tetapi kain tidak mau mendengar. Dia menjadi sangat marah karena Allah lebih menyukai Habel. Maka Kain berkata kepada Habel, ’Mari kita pergi ke ladang.’ Di sana, sewaktu mereka berdua saja, Kain memukul saudaranya Habel. Dia Kemudian Kain dan istrinya mulai mendapat anak-anak. Putraputra dan putri-putri lainnya dari Adam dan Hawa kawin, dan mereka juga mendapat anak-anak. Tidak lama kemudian banyaklah orang di atas bumi. Mari kita belajar tentang beberapa di antara mereka. (Bersambung) Bejana Advent Indonesia Timur Page 17 Edisi 302 – 8 Agustus 2014 D alam suatu penelitian yang dilakukan oleh para profesor di USA, ada 2 ekor monyet yang dimasukkan ke dalam satu ruangan kosong secara bersamasama. Kita sebut saja monyet tersebut Monyet A dan B. Di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah tiang, dan diatas tiang tersebut nampak beberapa pisang yang sudah matang. Apa yang akan dilakukan oleh 2 monyet tersebut menurut anda ? Setelah membiasakan diri dengan keadaan lingkungan di dalam ruangan tersebut, mereka mulai mencoba meraih pisang-pisang tersebut. Monyet A yang mula-2 mencoba mendaki tiang. Begitu monyet A berada di tengah tiang, sang profesor menyemprotkan air kepadanya, sehingga terpleset dan jatuh. Monyet A mencoba lagi, dan disemprot, jatuh lagi, demikian berkali-2 sampai akhirnya monyet A menyerah. Giliran berikutnya monyet B yang mencoba, mengalami kejadian serupa, dan akhirnya menyerah pula. Lalu ke dalam ruangan dimasukkan monyet C. Yang menarik adalah para profesor tidak akan lagi menyemprot Bejana Advent Indonesia Timur para monyet jika mereka naik. Begitu si monyet C mulai menyentuh tiang, dia langsung ditarik oleh monyet A dan B. Mereka berusaha mencegah, agar monyet C tidak mengalami `kesialan’ seperti mereka. Karena dicegah terus dan diberi nasehat tentang bahayanya bila mencoba memanjat keatas, monyet C akhirnya takut juga dan tidak pernah memanjat lagi. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh para profesor adalah mengeluarkan monyet A dan B, serta memasukkan monyet D dan E. Sama seperti monyet-2 sebelumnya, monyet D dan E juga tertarik dengan pisang diatas tiang dan mencoba memanjatnya. Monyet C secara spontan langsung mencegah keduanya agar tidak naik. Mungkin dalam bahasa monyet, monyet C menjelaskan kepada monyet yang lain ada bahaya kalau naik. Monyet D percaya dan tidak berani naik, tapi tidak demikian dengan monyet E yang memang bandel. Walaupun sudah dicegah oleh monyet C dan D, monyet E nekad naik … Dan karena memang sudah tidak disemprot lagi, monyet E bisa meraih pisang yang diinginkannya….. INSPIRASI Manakah di antara karakter diatas yang menggambarkan tingkah laku anda saat ini ? Karakter A dan B adalah orang yang pernah melakukan sesuatu, dan gagal. Karena itu mereka kapok, tidak akan mengulanginya lagi, dan berusaha Page 18 Edisi 302 – 8 Agustus 2014 mengajarkan ke orang lain tentang kegagalan tersebut. Mereka tidak ingin orang lain juga gagal seperti mereka. Karakter C dan D, adalah orang yang menerima petunjuk dari orang lain, hal-hal apa yang tidak boleh dilakukan, dan mereka mematuhinya tanpa berani mencobanya sendiri. Karakter E adalah type orang yang tidak mudah percaya dengan sesuatu, sebelum mereka mencobanya sendiri. Mereka juga berani menentang arus dan menanggung resiko asalkan bisa mencapai keinginan mereka. Pisang dalam cerita diatas menggambarkan impian kita. Setiap orang dalam hidup ini mempunyai impian yang tinggi tentang masa depannya. Namun sayangnya, banyak sekali halhal yang terjadi di sekitar kita, yang menyebabkan impian kita terkubur. Orang-orang dengan karakter ABCD akan mengatakan kepada kita hal-2 seperti ini ”Sudahlah, jangan melakukan pekerjaan yang sia-sia seperti itu. Percuma. Saya dulu sudah pernah melakukannya berkali-kali dan gagal. Sebagai seorang teman yang baik, saya tidak mau kamu gagal seperti saya” atau mungkin kalimat “Kamu mau gagal kayak si X … lebih baik lakukan sesuatu yang pasti-pasti saja deh”. Bukankah hal-2 seperti itu yang sering kita dengar sehari-hari ? Orang dengan karakter E akan selalu berpikir optimis dalam menjalankan sesuatu. “Kalaupun orang lain gagal melakukan sesuatu, belum tentu saya juga akan gagal” adalah kekuatan yang selalu memompa motivasinya. Dan kegagalan orang lain dapat dipelajari dan dijadikan batu loncatan untuk melangkah lebih baik, bukannya dijadikan suatu ketakutan. Jangan biarkan orang lain membunuh impian anda. Maju terus, hadapi semua rintangan dan raih impian anda. *** TANDA PENGHARGAAN KLUB REMAJA Lanjutan….. TUJUAN PROSES PEMILIHAN Sementara dasar kegiatan pathfinder/remaja adalah dibentuk untuk menolong anak-anak muda untuk menghargai nilai-nilai keikutsertaan dalam grup, juga tidak boleh dilupakan bahwa ada bagian untuk pengembangan anak-anak muda ini secara pribadi. Bagian yang besar dari klub remaja/pathfinder adalah aktifitas grup. Adalah sangat vital dalam mempelajari seni dari kerjasama, yang adalah bahan-bahan penting dalam pembentukan keseimbangan keKristenan yang baik. Hinga penutupan dari satu tahun kegiatan klub remaja/pathfinder, Komite Executive klub remaja/pathfinder bertindak sebagai grup penyeleksi di klub mereka. Komite ini akan membandingkan data prestasi dari masing-masing anggota klub dengan kriterianya untuk menilai siapa diantara klub yang mampu menerima penghargaan ini. Tanda-tanda penghargaan telah dikembangkan untuk mengenali prestasi secara individu untuk periode satu tahun. Sementara di kelas ada tanda pelantikan dan prestasi, tanda-tanda penghargaan harus diberikan hanya kepada mereka yang mencapai standar yang tinggi dari efisiensi klub remaja/pathfinder seperi yang telah digariskan dalam kriteria. Bejana Advent Indonesia Timur KRITERIA Kriteria berikut ini harus diterapkan oleh Komite Executive klub remaja/pathfinder ketika memutuskan apakah seorang anggota berhak atas penghargaan tersebut: 1. Anggota yang aktif dari klub remaja/pathfinder dan telah menjadi anggota selama dua tahun atau lebih Page 19 Edisi 302 – 8 Agustus 2014 2. Sebagai contoh dalam pemakain atribut seragam, tepat waktu dalam setiap rapat, dan bertindak aktif sebagai pemimpin di regunya 3. Percaya dan menghidupkan perjanjian dan peraturan klub remaja/pathfinder. Memperagakan kesetiaan kepada citacita klub remaja dan memegangnya sebagai sesuatu yang suci. 4. Mau menerima tanggung jawab yang diberikan dan menunjukkan inisiatif dan kepemimpinan dan menjalankannya dalam cara yang sederhana atau dengan usaha secara grup. 5. Memperbaiki peralatan pribadi dalam kondisi terbaik yang memungkinkan 6. Menghubungkan semua pertandingan dan seluruh kelompok dalam cara kristen yang benar. 7. Menyelesaikan kelas klub remaja/pathfinder setiap tahun dan sebagai tambahan, menmperolehi tanda-tanda kepahaman. KAPAN DAN OLEH SIAPA TANDA PENGHARGAAN DIBERIKAN Tanga penghargaan klub remaja/pathfinder diharapkan untuk dilaksanakan pada acara hari Pathfinder klub remaja di gereja dengan tingkat-tingkat klub atau pada waktu program pelantikan dengan meneliti pemimpinnya atau pada saat Perkemahan remajapathfinder daerah/konferens atau fair kepemimpinan pemuda daerah/konferens. BAGAIMANA CARA MEMAKAINYA Pita penghargaan diatas dipakai selama tahun-tahun adanya penghargaan. Jika anggota itu tidak memenuhi syarat lagi, maka penghargaan itu ditempatkan di dalam tempat inventori untuk peringatan baggi klub remaja/pathfinder. Penghargaan ini hanya bisa dipakai selama tahun penghargaan. Kirimkan berita, kesaksian atau artikel rohani anda ke redaksi BAIT melalui email [email protected] Redaksi berhak melakukan proses editing atau sma sekali tidak menerbitkan artikel, berita atau kesaksian anda bilamana tidak sesuai dengan visi, misi dan kebijakan bulletin BAIT. Bejana Advent Indonesia Timur Page 20