Edisi 302 – 8 Agustus 2014 – Part 1

advertisement
Edisi 302 – 8 Agustus 2014
Page 1
Edisi 302 – 8 Agustus 2014
PIMPINAN BAIT MINISTRY
Pembina : Pdt. Dr. Moldy Mambu & Handry Sigar
Pengawas : Willy Wuisan & Yoshen Danun
Pengurus : Ketua – Lucky Mangkey
Sekertaris – Janette Sepang
Bendahara – Yance Pua
PENGURUS BULETIN BAIT
Penasihat : Pdt. Dr.Moldy Mambu, Pdt. Noldy Sakul, Pdt. Sammy Lee
Pemimpin Umum : Handry Sigar
Wkl Pem. Umum : Yoshen Danun
Pemred
: Willy Wuisan
Wapemred : Herschel Najoan
Sekretaris : Meilien Langi-M
Bendahara : Yance Pua
BAIT MINISTRY
Visi: Menyebarkan pekabaran tiga
malaikat khususnya di Indonesia Kawasan
Timur dan untuk mempersiapkan umat
pada kedatangan Kristus yang kedua kali
Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah
perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia
Kawasan Timur mengusahakan
mendorong berkembangnya pekerjaan
Tuhan secara maksimal melalui berbagai
bidang pelayanan
General Controller : Ellen Manueke, Tommy Manawan
HRD : Janette Sepang,
Koordinator Produksi : Osvald Taroreh, Harold Somba
Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu, Wayne
Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu.
Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap,
Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy
Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie
Panambunan,Pdt. Raymond Lohonauman, pdtm. Ronie Umboh
Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke,
dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean,
dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit
Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip,
Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah
Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau, Pdt. Dr. Allan Pasuhuk,
Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Dr. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag
Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu
Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias
Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng
Rubrik Ragam Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Manueke
Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke
Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio
Motivational Words Dr. Peggy Iskandar-Wowor
Inspirational Story Bredly Sampouw
Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap,
Pdt. Larry Windewani, Pdt. Dr. Ronell Mamarimbing
Cerita Anak Max Kaway
Catatan Kami Denny Kalangi
Bersukacita
Janda Yang Tulus
Apa Gelar Anda ?
Kisah 5 Monyet
Prinsip-Prinsip Penatalayanan
Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi,
Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana, Herold Heydemans, pdtm. Davy
Tielung, Jimi Moehadjedi, Belly Wungkana, Brayn Mamanua, Stanly
Keles, Pdtm. Ressa Liwe, Marchel Tombeng, Pdtm. Raynald Makalew
Tulisan Roh Nubuat
Web Master Michael Mangowal, Nielson Assa
Multimedia : Ellen Mangkey
Distribution Pdtm. Dale Sompotan
Biro: Philipina Govert Woramuri Manado Jeiner Rawung, Mikael
Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey, Erwin Wuisan,
Papua David Bindosano, Samuel Rorimpandey, Hendy Sahetapy, Noldy
Abraham Sulawesi Tengah Pdt. Stenly Karwur
Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli Ompi,Sangir Talaud
Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu
Maikel Makarewa Balikpapan Beverly Nangon Runturambi
Toraja Hartoyo Tismail
Cerita Untuk Anak
Surat Orang-Orang Tesalonika
Anak Yang Baik & Yang Nakal
Pathfinder
Pedoman Administrative PA Remaja
Palakat - Berita
Page 2
Edisi 302 – 8 Agustus 2014
Bersukacita
Bertemu seorang sahabat akan selalu menggembirakan. Kabar mengenai keluarga, kabar tentang tamanteman dulu di SMA, berita suksesnya si Mience padahal dulu di sekolah dulu adalah siswa yang selalu
menyendiri, kabar kabari dikampung halaman semuanya sangat menggembirakan. “Tapi kamu koq
kelihatan muda terus masih sama seperti dulu, tetap gembira seperti hidup ini tanpa beban, apa sih
rahasianya”? Dengan ketawa berderai-derai dijawabnya singkat, karena itu pilihan saya, saya memilih
bersukacita. Benar, menjadi tua itu alamiah tetapi tetap bersukacita adalah pilihan. Lebih lanjut ia
mengutarakan kebiasaannya bahwa ketika ia bangun tidur langsung saja di tekadkan ‘saya memilih
gembira hari ini”. Macet di jalan, pekerjaan menumpuk panjang seperti rel kereta atau hari
hujanmengguyur maupun menyengat panas pilihan sudah jelas ‘tetap gembira’.
Bersukacitalah senantiasa adalah ajakan Firman Tuhan untuk mempunyai sikap yang tetap. Sikap ini
tidak bersifat sementara tetapi berkelanjutan, tidak berakhir pada suatu situasi, sepanjang waktu, tidak
bersyarat tetapi permanen. Bersukacita dalam Tuhan disemua keadaan sebab ada kasih Tuhan sebab kita
telah di tebus, kita telah di selamatkan, kita adalah anak Tuhan.
Bersukacita itu dibedakan dengan Senang. Alkitab menggunakan kata sukacita – rejoice dalam
menunjukkan keadaan orang yang gembira didalam Tuhan bukannya senang – happy. Banyak kali kita
mendengar sapaan tulus pembuka pembicaraan How are you – I’m fine – are you happy? Bila seseorang
bersuka sebab menerima hadiah, mendapat makanan yang sesuai selera itu adalah situasional. Sama halnya
ketika terjadi perubahan kurs uang yaitu dollar melemah terhadap rupiah dipagi hari tetapi menguat kembali
di sore hari maka keadaan gembiranya seperti yoyo yang naik turun.
Bila ada sukacita didalam diri seseorang maka sikap yang muncul dalam keseharian tingkah laku akan
berbeda dengan orang lain. Betul, bahwa dalam kehidupan ini ada banyak kesedihan, kesukaran, masalah
maupun tantangan yang dihadapi tapi mereka yang mempunyai sukacita didalam Kristus akan
menghadapinya dengan tegar, senyum, sabar, ulet bahkan bersifat positif. Sudah pasti tidak akan kenal
menyerah apalagi putus asa karena meyakini tuntunan Tuhan bahwa bila sebuah pintu tertutup tentu akan
ada jendela yang terbuka.
Mereka yang bersukacita akan tidak gampang berhenti tetapi lebih mudah mendapat jalan keluar serta
merumuskan solusi terbaik disetiap tantangan. Kenapa? Itu karena mereka yang bersukacita didalam Tuhan
akan selalu mempunyai hubungan erat dengan Tuhan. Lihatlah beberapa kebiasaan baik Raja Daud. Maz
119:147 Pagi-pagi buta aku bangun dan berteriak minta tolong; aku berharap kepada firman-Mu.
Memulai hari yang baru dengan Tuhan sangatlah penting karena itu akan mengatur ‘setting’ perjalanan
sepanjang hari. Evangelist Charles Finney mengatakan bahwa Prayer bathes the soul in an atmosphere of
the divine presence. Bagaimana anda melangkah kehari yang baru. Hadapi dengan seadanya? Jalani tanpa
beban sebagaimana air mengalir? Atau, nanti sajalah dilihat bagaimana. Banyak pilihan untuk bersikap tapi
anjuran terbaik datang dari Firman Tuhan sehingga sikap yang akan diambil adalah … Saya Memilih
Bersukacita.
Redaksi BAIT
Page 3
Edisi 302 – 8 Agustus 2014
P
ada suatu kali Yesus
duduk
menghadapi
peti persembahan dan
memperhatikan
bagaimana orang banyak
memasukkan uang ke dalam
peti itu. Banyak orang kaya
memberi jumlah yang besar.
Lalu datanglah seorang
janda yang miskin dan ia
memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggilNya
murid-muridNya dan berkata kepada mereka : “Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih
banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam
peti persembahan. (Markus 12:41-43).
dan mencermati korelasi antara jumlah persembahan, ketulusan
serta semangat berbakti. Di sana jemaat berdatangan lalu muncul
seorang kaya member persembahan disusul seorang janda
miskin yang seperti malu dilihat orang ketika menjatuhkan
persembahannya.
Di jaman itu uang kertas belum digunakan sehingga bunyi
gemerincing yang keras dan lama akan terdengar bilamana orang
kaya menjatuhkan persembahannya.
Setelah bunyi yang
panjang selesai maka orang akan melihat si pemberi berjalan
masuk, dengan kepala diangkat. Dibanding dengan si janda
yang persembahannya hanya berdenting kecil dua kali nyaris
tidak kedengaran. Tapi apa yang dilihat manusia beda dengan
yang dinilai Yesus. Di mata Yesus persembahan perempuan
janda miskin ini lebih banyak (lebih bernilai) daripada
persembahan semua orang yang dimasukkan dalam peti
Menarik kisah yang ditulis dalam Injil Markus diperjanjian baru persembahan ketika. Hal ini disebakan sang janda bukan
mengenai lapuran pandangan mata dengan setting sebuah rumah member dari kelimpahannya tapi dari kekurangannya.
ibadah dengan rombongan Yesus serta muridnya. Berada di
pintu masuk rumah ibadah,Yesus dan murid-muridnya duduk Suatu pemberian bukan hanya menyangkut jumlah maupun nilai
memperhatikan setiap pengunjung yang dating berbakti. Di namun terkait pula dengan motif, kwalitas dan kerelaan.
depan pintu masuk diletakkan sebuah peti persembahan di mana Sehubungan dengan janda miskin ini, pemberiannya adalah
pengunjung memasukkan pemberiannya. Yesus memperhatikan sebuah ibadah yang didorong oleh rasa syukur. Pemberiannya itu
satu persatu tangan yang diulur bersama jumlah persembahan adalah sesuatu yang direncanakan sehingga kalau terlupa maka
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 4
Edisi 302 – 8 Agustus 2014
akan terasa ada yang kurang dan belum dilakukan. Selanjutnya
ketika tangan melepas persembahan maupun perpuluhan di
pundi maka jalaran berkata kan terasa mengalir ke hati
memuaskan sanubari yang berserah. Persembahan adalah
pemberian yang merupakan ungkapan terima kasih kepada
Tuhan sedangkan perpuluhan adalah mengembalikan kepada
Tuhan sesuatu yang adalah milikNya.
Dasar Alkitabiah untuk pengembalian persepuluhan dan
persembahan dapat ditemukan dalam referensi berikut: Im.
27:30; Mal. 33-12; Mat. 23:23; 1 Kor. 9:9-14; 2 Kor. 9:6-15.
Perhatikan juga kutipan berikut ini dari Roh Nubuat:
"Sistem persepuluhan dan persembahan ini dimaksudkan untuk
mengingatkan satu kebenaran besar kepada pikiran mereka
bahwa Allah adalah sumber dari segala berkat kepada mahklukmahkluk dan kepada-Nyalah rasa syukur manusia harus
disampaikan atas segala pemberian-pemberian yang baik dari
pemeliharaan-Nya."-Alfa dan Omega, jld. 2, hlm. 140.
Tiap anggota jemaat harus diajar untuk setia dalam
mengembalikan persepuluhan dengan tulus."-Testimonies, jld. 9,
hlm. 251. "lni bukanlah permintaan manusia; ini adalah petunjuk
Allah, melalui mana pekerjaan-Nya dapat disokong dan
dijalankan di dunia .... Tidak seorang pun dapat mengizinkan
dirinya untuk tidak mengembalikan persepuluhan dan
persembahan kepada Tuhan."- Testimonies to Ministers, hlm.
307.
Perpuluhan adalah sakral yang penggunaannya diatur dengan
teliti (1 Kor 9:7-14; CS 65-79; AA 335-337). Itu sebabnya uang
perpuluhan yang diterima oleh Bendahara Jemaat dari seluruh
anggota Jemaat harus dikirim ke Kantor Daerah seluruhnya
untuk maksud yang ditentukan. Dapatkah Jemaat yang lagi
membangun mengambil uang perpuluhan untuk pembangunan,
membeli kendaraan, membayar hutang di bank? Jawabnya
jelasya itu tidak. Roh nubuat memberi pencerahan bahwa “The
tithe is to be used for one purpose—to sustain the ministers
whom the Lord has appointed to do His work. It is to be used to
support those who speak the words of life to the people, and
carry the burden of the flock of God.”—Ellen G White,
Manuscript 82, 1904.
berada di “store house” – Rumah Perbendaharaanya itu di kantor
Konferens atau Kantor Daerah. Adalah suatu kekeliruan
bilamana kita langsung membiayai proyek KKR ataupun
membayar gaji PS/TSPM/Pendeta dari uang perpuluhan yang
seharusnya dikirim. Banyak kali kita mendengar adanya pendeta
muda yang dibiayai oleh jemaat namun itu mutlak bukan dari
uang perpuluhan. Fondsnya boleh datang dari donasi maupun
keuangan jemaat. Bendahara Jemaat /Jemaat tidak berada dalam
kapasitas untuk mengatur uang perpuluhan karena itu adalah
wewenang Konferens/Daerah. “Only conference/mission/field
organizations are authorized to make allocations from tithe
funds. The tithe is the Lord’s and should be returned to the
storehouse, the conference/mission/field treasury. “Bring ye all
the tithes into the storehouse, that there may be meat in mine
house, and prove me now herewith, saith the Lord of hosts, if I
will not open you the windows of heaven, and pour you out a
blessing, that there shall not be room enough to receive it” (Mal
3:10). “The tithe is sacred, reserved by God for Himself. It is to
be brought into His treasury to be used to sustain the gospel
laborers in their work.”—Gospel Workers,p 226.
Anggota gereja yang baru bergabung sangat perlu dimantapkan
mengenai doktrin persepuluhan. Di banyak tempat seseorang
yang akan diterima menjadi anggota jemaat baik melalui
pindahan ataupun baptisan harus lebih dahulu menunjukkan
kesetiaan dalam soal persepuluhan. Walaupun Persepuluhan
bukanlah sebuah ujian untuk keanggotaan namun setiap
pemimpin perlu menjadi teladan dalam mengembalikan
persepuluhan. Sangat janggal bilamana seorang yang menjadi
tua-tua jemaat lalu tidak setia dalam soal perpuluhan karena
bagaimanakah dia akan menjadi panutan di jemaat? Seorang
pemimpin jemaat yang melalaikan persepuluhan maka ia akan
kehilangan kuasa untuk berbicara mengenai penatalayanan.
Keadaan setiap anggota jemaat harus diketahui dengan teliti oleh
pendeta Jemaat untuk kepentingan pemilihan pegawai Jemaat.
Banyak kali kita menerima surat maupun himbauan untuk
mengirimkan uang perpuluhan ke daerah tertentu yang lagi
kekurangan dana. Kadang pula yang memohon adalah dari
tempat asal kita di mana dulu kita telah dibesarkan. Ketika dulu
kita sekolah di SD/SMP/SMA, jemaat setempat yang memberi
subsidy bersama daerah kepada gaji guru dan untuk
kelangsungan institusi. Juga ketika di Perguruan Tinggi dulu dari
konferens/daerah pulalah yang menyokong dengan berbagai cara
agar semuanya berjalan lancar.
Kemudian setelah tamat
merantau ke negeri orang dan memberikan perpuluhan di tempat
itu. Maaf kata, tempat baru itulah yang mendapat buahnya
padahal dulunya tidak ikut menanam dan member pupuk ketika
dulu kita berada di pendidikan dasar dan selanjutnya sampai
selesai sekolah.
Uang perpuluhan pengelolaannya bukan berada di Jemaat.
Pembiayaan perongkosan di Jemaat sudah diatur menggunakan
kas gereja demikian juga dengan departemen yang ada di
Jemaat. Persentasi keuangan terpadu dibagi menurut porsi
anggaran masing-masing departemen. Keuangan pembiayaan
pendidikan / sekolah disokong oleh uang sekolah, subsidi
organisasi dan persembahan pendidikan. Itu sebabnya sejumlah
persembahan dan perpuluhan diatur untuk digunakan menurut
aturan yang pengelolaannya terdapat di Konferens/Misi, Uni, Namun policy dalam peraturan Jemaat mengatakan bahwa
Divisidan GC.
“Persepuluhan adalah milik Tuhan dan harus dibawa sebagai
suatu tindakan perbaktian ke dalam perbendaharaan
Walaupun proyek evangelisasi menjadi kebutuhan mendesak di konferens/daerah melalui jemaat di mana keanggotaan seseorang
Jemaat namun penggunaan uang perpuluhan wewenangnya berada. (Peraturan Jemaat hal. 164 – Edisi ke 17). Walaupun ada
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 5
Edisi 302 – 8 Agustus 2014
banyak kebutuhan keuangan yang terjadi namun Tuhan terlebih rohani yang nanti akan disempurnakan dalam kerajaan
mempunyai banyak cara untuk mencukupkan kebutuhan Surga.
ladangNya.
Bila kita sudah memberikan hati kita untuk Tuhan maka waktu,
Persembahan dan Perpuluhan adalah milik Tuhan yang uang dan talenta lainnya akan sangat mudah untuk
penggunaannya sudah diatur melalui petunjuk Firman Tuhan dan mengikutinya. Dan mendapat berkat seperti Perempuan janda
Roh Nubuat. Melalui sarana pemberian ini maka berkat akan yang telah lebih dahulu memberikan seluruh kehidupannya
dicurahkan dari tingkap-tingkap langit kepada seluruh anggota kepada Tuhan.***
jemaat sehingga kita akan berkelimpahan kekayaan badani
H
idup di dalam abad ke-21 dengan
semua tantangan pada zamannya
menuntut seseorang untuk bisa
berkarya dan berpikir tidak kalah
cepat dengan orang lain. Setiap individu
harus
bisa
bersaing
dan
mampu
menunjukkan kualitas yang unik atau
paling tidak lebih tinggi dibandingkan
dengan orang orang di sekitarnya.
Bejana Advent Indonesia Timur
Di dalam kehidupan pelayanan tentu saja kualitas individu
semestinya juga harus bisa menapaki jenjang yang mampu
mengikuti perkembangan zaman khususnya di dalam dunia
pendidikan. Sementara ini, tidak sedikit para pengerja kita yang
berusaha meningkatkan ilmu mereka dengan memperoleh
pendidikan yang lebih tinggi dan memiliki gelar yang dapat
dibanggakan.
Namun seiring dengan ini, seringkali pertanyaan yang timbul
adalah; apakah gelar seseorang dapat menjamin kualitas
kepribadian dan panggilan pelayanan Tuhan? Apakah oleh
Page 6
Edisi 302 – 8 Agustus 2014
karena standard pendidikan seseorang sebegitu tingginya
kemudian memberikan jaminan bahwa orang yang sama “patut
dan layak” untuk memperoleh penghargaan dan apresiasi
khusus? Namun sebelumnya perlu ada klarifikasi bahwa artikel
ini tidak ditulis dengan pekerjaan pelayanan kependetaan
sebagai tolak ukurnya. Gantinya, dalam setiap aspek yang
menyangkut pekerjaan kerohanian dan spiritualitas baik itu
dalam kehidupan gereja sehari hari, hubungan sosial, sampai
kepada pemilihan kepemimpinan pelayanan Tuhan di Gereja,
perlu adanya refleksi akan pertanyaan di atas “gelar mana yang
Tuhan bisa pakai?”
Saat saya membaca banyak artikel, khususnya dari Indonesia
seringkali nama seseorang akan selalu ditampilkan beserta gelar
akademis yang telah dicapai orang tersebut. Contohnya saja,
Bpk.A kemudian akan dilanjutkan dengan gelar yang
dicapainya entah itu SE, SKP, MA, MM, MMin, MBA, MTh,
MSW, MCM, dan M, M yang lain kecuali M&M (merk coklat
ternama yang berbentuk keping2 coklat warna warni) Kalau
beliau telah mencapai gelar S3 maka akan ditambahkan lagi Dr.
atau PHd. Tentu saja gelar ini sangat penting untuk
dicantumkan bilamana sang pemilik gelar dan namanya berada
di Jurnal Akademis, atau sedang menghadiri Simposium
Universitas dan Civitas Akademika. Di dalam forum forum
akademis seperti itu, pencapaian akademis akan membantu
peserta symposium, atau pembaca jurnal mengerti latar
belakang pendidikan orang yang disebutkan dan dapat
mengambil keputusan untuk menerima atau menolak hasil riset
penelitian atau presentasi yang akan diberikan tanpa harus
mengenal orang yang diperkenalkan. Yang jadi pertanyaan saya
adalah, apakah maksud dan tujuan yang sama juga
diaplikasikan ke dalam artikel artikel yang lain termasuk artikel
rohani? Sesuatu yang belum dapat saya temukan jawabannya.
Namun beralih dari pertanyaan itu, dan kembali ke dalam
pertanyaan mula mula Alkitab menunjukan bahwa Tuhan
menggunakan berbagai macam orang untuk memenuhi
pekerjaan pelayanan di dalam dunia ini. Tuhan menggunakan
dokter, raja, ahli sejarah, professor, pemungut cukai, pelacur,
gembala, pangeran, bahkan
seekor keledai untuk
menyampaikan maksudNya kepada umat manusia. Di dalam
konteks tertentu Tuhan akan menggunakan kepribadian tertentu
untuk melaksanakan kehendaknya. Bagi raja Nebuchadnezzar
yang agung, Tuhan menggunakan para pangeran Ibrani untuk
menjadi juru bicaranya. Daniel dan ketiga sahabatnya adalah
anak anak bangsawan Ibrani yang bertumbuh dan hidup di
dalam kehidupan yang berkecukupan dan dengan tingkat
pendidikan yang tinggi (Dan 1: 3 -4) namun di waktu yang lain
Tuhan memilih seorang gembala sederhana untuk menjadi
pahlawan di dalam peperangan yang tidak dapat dimenangkan
bahkan oleh pasukan Elit Israel (1 Samuel 17).
Beralih ke dalam perjanjian Baru, dan melihat ke dalam daftar
murid murid Yesus keunikan yang sama Yesus terapkan di
dalam pemilihan murid muridNya. Yesus memilih untuk
Bejana Advent Indonesia Timur
menjadikan nelayan sebagai golongan mayoritas dari muridnya.
Tentu saja ini dengan alasan yang tepat.
Sebagai nelayan, murid murid Yesus paling tidak harus mahir
dalam 4 bahasa. Bahasa Ibrani yang dipakai untuk membaca
Taurat, Bahasa Aramaic untuk percakapan sehari hari, Bahasa
Yunani dalam berbisnis, dan Bahasa Latin sebagai Bahasa
Resmi Pemerintah Roma. Penggalian Arkeologi di Kapernaum
menunjukan bahwa rumah nelayan tidak dapat dikategorikan
kecil menunjukkan bahwa murid2 Yesus kebanyakan datang
dari golongan menengah dan lebih menariknya lagi Josephus
menerangkan bahwa daerah Kapernaum merupakan daerah
yang subur dan sebagai hasilnya pendapatan yang tidak sedikit
dapat diterima oleh penduduknya. Alkitab bahkan menuliskan
bahwa ayah dari Yakobus dan Yohanes, Zebedeus mampu
menggaji orang untuk bekerja baginya (Mark 1: 20). Hanya
orang yang berada mampu menggaji orang lain untuk bekerja
bagi dia khususnya di bawah pemerintahan Jajahan Roma.
Akan tetapi oleh karena latar belakang pekerjaan mereka,
nelayan jarang diizinkan untuk mengikuti seorang Rabbi
sebagai murid mereka. Pekerjaan mereka mengharuskan
mereka untuk menyentuh ikan dan juga makanan laut lainnya
yang tidaklah halal disentuh oleh orang Yahudi berdasarkan
Imamat 11. Oleh karena itu, murid murid Yesus tidak
memperoleh pendidikan normal, atau dengan kata lain mereka
tidak punya gelar apa apa. Sekalipun begitu, kita tahu melalui
pekerjaan dari murid murid inilah Gereja mula mula berdiri.
Yesus memakai orang orang yang tidak “terdidik” secara
formal untuk membangun Gereja dan pekerjaan Tuhan.
Namun sebelum kita akan menyimpulkan bahwa Tuhan tidak
memerlukan gelar akademis untuk pekerjaan pelayananNya
kita perlu mempertimbangkan seorang Rasul yang lain, Paulus.
Berbeda dengan murid murid Yesus, Paulus merupakan
seorang ahli Alkitab atau lebih tepatnya ahli Taurat. Pendidikan
formal Yahudi biasanya dimulai pada umur 12 tahun dan
berlanjut saat mereka berumur 15 tahun waktu waktu ini diisi
dengan membaca dan mendiskusikan Taurat beserta ajaran2
Yahudi lainnya.
Di dalam konteks Paulus, bukan hanya dia belajar semua ilmu
Yahudi. Paulus juga merupakan anggota golongan Sanhedrin.
Kelompok Sanhedrin merupakan otoritas tinggi di Kalangan
Yahudi dan anggotanya merupakan para cendekiawan dan ahli
ahli hukum Taurat. Yang lebih menariknya lagi Paulus juga
bukanlah ahli Taurat biasa. Paulus dipercaya merupakan salah
satu murid dari Gamaliel, salah satu guru besar Hukum Taurat
di zaman Perjanjian Baru. Gamaliel dipercayai memegang gelar
setaraf doktor (S3) di dalam Ilmu Hukum Taurat, khususnya
Hukum Musa. Maka dari itu bisa disimpulkan bahwa Paulus
juga paling tidak memiliki gelar PhD atau ThD di dalam Ilmu
Hukum Taurat.
Namun yang lebih menariknya dibandingkan memikirkan
tentang gelar yang diperoleh oleh Paulus adalah bagaimana
Paulus dapat bekerja sama dengan murid – murid Yesus yang
Page 7
Edisi 302 – 8 Agustus 2014
lain di dalam pekerjaan penginjilan. Sekalipun pernah terjadi
konflik antara Paulus dan Petrus khususnya dalam hal hal
teologis (Kisah 15) tetapi tidak pernah ada perbedaan di dalam
misi yang sama yaitu pekabaran Injil. Baik Paulus dan Petrus
tetap menyadari bahwa di akhir dari segalanya mereka
mempunyai gelar yang sama “pendosa diselamatkan oleh kasih
Karunia” sang nelayan tanpa pendidikan formal, dan sang
professor teologia bukanlah gelar yang terpenting bagi mereka.
Sebagai hasil dari pekerjaan kedua rasul ini, dan rasul rasul
lainnya Kekristenan telah menjadi agama dominan (kalau
bukan paling dominan) di seantero dunia sampai saat ini.
saya adalah umat Tuhan yang setia dan patut dihormati kalau
saya tidak bisa menerima kenyataan bahwa saya tidak bisa
menanamkan modal saya di sorga, dan bukanlah tangan atau
uang saya yang dipakai untuk membangun rumah di Sorga.
Satu satunya alasan saya bisa memiliki rumah dan tanah di
Sorga dan Dunia Baru adalah karena Yesus yang telah mati
buat saya. Sampai kita bisa menyadari kenyataan ini maka
apapun gelar akademis kita, apapun pencapaian kita, apapun
kemampuan kita tidak ada artinya sebab semuanya itu tidak
akan kita bawa saat ajal menjemput kita. Satunya satunya
pengharapan kita adalah Kristus di dalam hidup dan hati kita.
Belajar dari pengalaman kedua rasul dari latar belakang yang
sangat berbeda ini, saya menyadari bahwa Tuhan menggunakan
kedua macam latar belakang untuk menyelesaikan
pekerjaanNya. Tuhan kadang memakai mereka yang tidak
punya pendidikan formal untuk bekerja baginya, namun disisi
yang lain Tuhan juga menggunakan orang orang terpelajar
khususnya secara akademik untuk menyelesaikan pekerjaanNya
yang lain. Namun satu hal yang tidak bisa dihilangkan dari
mereka atau dari siapapun yang bekerja untuk Tuhan adalah,
hati mereka. Keyakinan mereka bahwa Tuhan memakai mereka
sekalipun mereka adalah orang orang berdosa dan
berkekurangan. Baik raja, maupun budak, baik nelayan atau
professor teologi semua mereka yang dipanggil dan bekerja
bagi Tuhan di dalam alkitab tetap mengakui bahwa Tuhanlah
sumber kekuatan mereka. Bukan pengalaman mereka, dan
bukan gelar akademis mereka. Bagi mereka hanya satu gelar
yang mereka miliki “pendosa, diselamatkan oleh kasih karunia”
Merefleksikan pelajaran ini ke dalam kehidupan kita sehari
hari, adalah penting bagi kita untuk melihat bahwa hanya ada
satu gelar juga yang saya miliki yaitu “pendosa, diselamatkan
oleh kasih karunia” gelar akademis saya, maupun pengalaman
saya betapa tinggi dan hebatnya itu tidak akan pernah bisa
menyelesaikan masalah dosa dunia ini. Seberapa mahirnya saya
di dalam bermain piano, atau seberapa tingginya pangkat saya
di perusahaan saya, bukanlah menjamin saya menjadi
pemimpin lagu yang baik atau ketua jemaat yang diberkati
Tuhan kalau saya tidak bisa menerima gelar saya yang terutama
sebagai “pendosa, diselamatkan oleh kasih karunia” Seberapa
dalam keahlian saya di dalam bahasa Ibrani, seberapa lihai
tangan saya membedah tubuh manusia, seberapa banyak kasus
hukum yang saya menangkan di meja pengadilan, bukanlah
menjadi jaminan bagi saya untuk merasa bahwa saya layak di
hadapan Tuhan bilamana saya tidak bisa menyadari
keberdosaan saya, dan betapa saya membutuhkan Karunia
Yesus setiap hari dalam kehidupan saya. Seberapa banyak uang
yang sudah saya berikan ke Gereja, dan seberapa besar gedung
yang sudah saya bangun buat Gereja bukanlah jaminan bahwa
Oleh karena itu mungkin ada perlunya bagi kita untuk
mengambil waktu dan merenungkan arti “gelar” di dalam
kehidupan kita. Bukan berarti kita tidak perlu untuk menempuh
pendidikan yang lebih tinggi. Saya selalu percaya nasihat ayah
mantu saya yang mengatakan bahwa “pendidikan merupakan
investasi terbesar dan terbaik di dunia, sebab investasi ini tidak
ditanamkan di bank, atau di perusahaan, atau di bursa saham.
Pendidikan ditanamkan di dalam hati dan pikiran dan hanyalah
kamu yang bisa menariknya”. Saya sangat setuju dengan
pernyataan ini. Yang menjadi tantangan saya adalah
menyeimbangkan pernyataan ini dengan “gelar” saya sebagai
“pendosa, diselamatkan oleh kasih karunia” Saya harus bisa
menyadarkan diri saya berulang – ulang bahwa saya bisa
mempunyai gelar Prof. Dr. dan lain lain dan semoga pendidikan
saya dapat memberikan kontribusi kepada pekerjaan Tuhan.
Tetapi gelar yang terutama tidaklah pernah akan berubah
bahwa saya adalah sang pendosa yang diselamatkan oleh kasih
Yesus.
Bejana Advent Indonesia Timur
Oleh karena itu buat saudara saudara yang sedang menempuh
pendidikan yang lebih tinggi kejarlah terus cita cita anda.
Baktikanlah ilmu yang anda peroleh untuk pekerjaan Tuhan di
ladang mana saja yang Tuhan sediakan entah itu di bidang
Teologia, Kedokteran, Psikologi, Biologi, Keperawatan,
bahkan sampai Sosiologi, Antropologi, Ekonomi, Hukum, dan
masih banyak lagi. Biarlah ilmu yang saudara terima akan
menjadi saluran berkat buat umat umat Tuhan yang lain, dan
membawakan pekabaran 3 Malaikat kepada orang orang yang
anda temui. Bagi saudara saudara yang lain, yang merasa
kurang karena tidak punya kesempatan belajar secara formal
bukanlah berarti jalan tertutup buat anda. Bilamana Yesus dapat
menggunakan nelayan tanpa pendidikan formal menjadi rasul
dan pemimpin gereja, dia dapat menggunakan anda di dalam
segala kapasitas yang anda miliki. Namun satu hal yang jangan
pernah berubah bahwa siapapun anda apapun pencapaian anda,
hanya satu gelar yang kita miliki yaitu “pendosa diselamatkan
oleh kasih karunia”***
Page 8
Edisi 302 – 8 Agustus 2014
Artikel Rohani
PERSEPULUHAN
Oleh Pdt. Kalvein R. Mongkau
Kedermawanan yang sistematis,
pertama kali diusulkan dan diadopsi
oleh orang-orang Advent pemelihara
Sabat, di tahun 1859, terdiri atas
rencana memberi secara sistematis
bukan hanya berbasis pada persentasi,
tetapi juga pada persembahanpersembahan sukarela.
Beberapa
Dokumentasi
Atas
kedermawanan Sistematis dan
Persepuluhan di tahun1859.
Rencana berikut ini
direkomendasikan pada rapat bulan Januari 1859 di Battle
Creek:
“1. Biarlah masing-masing saudara dari umur 18 hingga 60
tahun menyisihkan di dalam perbekalan pada hari pertama dari
tiap-tiap minggu dari 5 hingga 25 sen.
“2. Masing-masing saudara dari umur 18 hingga 60 tahun
menyisihkan di perbekalan pada hari pertama tiap-tiap
minggu.dari 2 hingga 10 sen.
“3.
Juga, biarlah masing-masing saudara dan saudari
menyisihkan paa hari pertama tiap-tiap minggu dari 1
hingga 5 sen pada masing-masing dan setiap-100 properti
yang mereka miliki . . .“Jumlah yang terendah dinyatakan
adalah yang sangat kecil bahwa mereka di dalam
lingkungan yang termiskin (dengan beberapa harapan yang
sangat dari beberapa janda, lemah, dan sudah tua umurnya)
dapat bertindak terhadap rencana ini, sementar merekea did
lam lingkungan yang lebih pahit ditinggalkan untuk
bertindak di dalam takut akan Allah di dalam penampilan
dari penatalayanan mereka, untuk membatalkan semua
jalan terhadap jumlah tertinggi yang dinyatakan, atau
lebih-lebih lagi, saat mereka mencari tugas mereka untuk
dilakukan.” —RH February 3, 1859, p.84 Dengan satusatunya modifikasi yang sedikit rencana ini diadopsi di
rapat General Conference, 4 Juni 1859. Dilaporkan di RH
9 Juni June 1859, hlm. 20.
Bejana Advent Indonesia Timur
Apa Yang Akan Dilakukan Dengan Uang Itu.
Saat gereja-gereja mulai menjawab rencana yang diadopsi
di Battle Creek, sebuah pertanyaan timbul bagaimana
menggunakan uang yang diperoleh tersebut. James White, di
dalam the Review 3 Maret 1859, menjawab pertanyaan:
“Saudara I. C. Vaughn menulis dari Hillsdale, Michigan,
bahwa gereja di tempat itu ‘sedang bertindak pada rencana
Kedermawanan Sistematis, dan seperti itu banyaknya,’ dan
menuntut, ‘Apakah yang harus dilakukan dengan uang pada
akhir bulan?’ Kami menyarankan bahwa masing-masing gereja
menyimpan paling kurang 5 dollar di dalam perbendaharaan
untuk menolong para pengkhotbah itu yang secara rutin
melawat mereka, dan bekerja di antara mereka. Ini nampaknya
keharusan. Demikianlah kelangkaan uang yang saudarasaudara yang baik kita sangat jarang tersedia untuk menolong
seorang jurukabar keliling. Biarlah akan ada sedikit dollar di
setiap bendahara jemaat. Di seberang ini, hutang pada usaha
tenda, dst., menuntut kesinambungan pendapatan dari
Kedermawanan Sistematis di Negara bagian ini [Michigan].”
Pada tanggal 29 Januari 1861, White dapat melaporkan di
jemaat Battle Creek: “Sebagai hasil dari mengadakan secara
teliti rencana Sorga, sekarang ada di bendahara kita (B.C.) 150
dollar menantikan beberapa objek yang layak yang mana
sungguh akan memajukan maksud kebenaran.”—RH 29
January, 1861.
Diperkenalkan sebagai “Persepuluhan” di tahun 1861.
Pada bulan yang sama ia merujuk kepada Kedermawanan
yang Sistematis sebagai persepuluhan, dari pendapatan mereka,
memperkirakan pendapatan mereka 10 persen dari apa yang
mereka miliki —Good Samaritan, No. 5, Januari, 1861.
Tidak lama sesudah itu ia menjelaskan rencana lebih
lanjut: “Kami maksudkan apa yang jemaat-jemaat sedang
serap
Michigan (sedang merujuk kepada pernyataan ini
diterbitkan pada surat kabar Good Samaritan, No. 5), yaitu,
mereka cakupkan penggunaan properti mereka yang berharga
sama dengan uang 10 persen. Uang 10 persen ini mereka
cakupkan sebagai pertambahan properti mereka. Sebuah
persepuluhan ini akan menjadi 1 persen, dan akan mendekati 2
sen per minggu pada tiap-tiap 100 dollar, yang mana saudarasaudara kita, demi kenyamanan, adalah dengan suara bulat
meletakkannya. . . Berikutnya datang sumbangan-sumbangan
pribadi. Biarlah orang-orang muda yang tidak memiliki
properti wajib pajak datang dengan budi tinggi di sini, juga
wanita-wanita muda.”—James White, RH 9 April 1861, hlm.
164.
Alasan-Alasan Memilih Istilah “Kedermawanan
Sistematis.”
Sementara istilah “persepuluhan” tidak sering muncul di
dalam
presentasi-presentasi
terhadap
rencana-rencana
kedermawanan sistematis, dokumentasi akan mengindikasikan
bahwa fase utama dan terkuat dari rencana ini didasarkan
secara pasti atas prinsip persepuluhan, dan bahwa langkahlangkah yang mencakup 2 dasawarsa kemudian adalah sekedar
penyaringan-penyaringan dan perlusan-perluasan dari apa yang
Page 9
Edisi 302 – 8 Agustus 2014
diadopsi di tahun 1859. Mereka bukanlah dua rencana yang
terpisah dan berbeda.
Mengapa istilah “persepuluhan” tidak muncul secara
lebih utama pada permulaan? Kapan para perintis berpindah ke
dalam pertimbangan organisasi di tahun 1850an, saat itu adalah
penentuan “aturan injil.” Mereka melihat kepada pola
Perjanjian Baru. Mereka menemukan ini secara luas di dalam
penetuan 7 diakon dan bukan di dalam penentuan oleh Musa
dari 70 tua-tua. Nyonya White di tahun 1854 membuka artikel
pertamanya yang lengkap pada pokok persoalan ini dengan
perkataan-perkataan: “Tuhan sudah menujukkan kepada bahwa
aturan injil sudah sangat ditakuti dan dilalaikan” (EW 97).
James White, di tahun 1853 pada ajakan pertamanya
kepada orang-orang Advent pemelihara Sabat untuk sokongan
keuangan bagi pelayanan, memaparkan itu di bawah Aturan
Persepuluhan Injil. Ia menggambarkan sokongan Perjanjian
Baru.
Pernyataan-pernyataannya
kemudian,
yang
mengargumentasikan bagi
keberlangsungan
kewajiban
persepuluhan di seberang Salib, mengisyaraktkan bahwa pada
pertama kalinya itu secara umum dianggap bahwa
tanggungjawab persepuluhan dihentikan dengan kematian
Kristus, dan olehkarena itu Maleakhi 3 tidak menempatkan
tuntutan-tuntutan yang mengikat ke atas orang-orang percaya
zaman kita ini. (Lihat J. N. Andrews in RH 18 Mei 1869.)
Di tahun 1875, di dalam menekankan cara persepuluhan
dari sepersepuluh tambahan, (lihat 3T 395), Ellen White
mengakui bahwa “Beberapa akan mengucapkan satu hukumhukum yang teliti ini mengikat atas orangorang Ibrani.”—3T
396.
Dan ia menyatakan: Sistem yang khusus dari
persepuluhan ini dijumpai pada sebuah prinsip mana adalah
sebagai sebuah prinsip yang sama abadinya dengan hukumhukum Allah. Sistem persepuluhan ini adalah berkat bagi
orang-orang Yahudi, juga yang Allah sudah tidak berikannya
kepada mereka. Jadi akankah itu menjadi berkat bagi mereka
yang membawakannya keluar hingga akhir zaman. Bapa kita
yang di surga tidak memulaikan rencana kedermawanan
sistematis untuk meperkaya Diri-Nya Sendiri, tetapi itu menjadi
berkat besar bagi manusia.
Ia melihat bahwa sistem
kedermawanan ini adalah hanya diperlukan untuk manusia.”—
3T 404, 405.
Akibatnya, kekuatan argumen untuk sokongan terhadap
pekerjaan Allah pertama kali berasal dari Perjanjian Baru,
tetapi di dalam menghitung kewajiban-kewajiban orang
percaya, prinsip persepuluhan diembankan. Itu seharusnya
dicatat bawa sementara kedermawanan sistematis diadopsi para
pendahulu kita lebih luas dari pada persepuluhan, itu
mewujudkan persepuluhan.
Ellen G. White pada awalnya menghubungkan
persepuluhan dengan “Kedermawanan Sistematis.” Pertama ia
meyakinkan jemaat di bulan Juni tahun 1859: “Rencana
kedermawanan Sistematis adalah menyenangkan Allah” (1T
190). Lau kemudian di bulan Januari 1861, di dalam artikel
berjudul “Kedermawanan Sistematis,” ia menulis: “janganlah
merampok Allah oleh menahan dari Dia persembahanpersembahan dan persepuluhan-persepuluhan.” Artikel ini
ditutup dengan Maleakhi 3:8-11 yang dikutip lengkap (1T
Bejana Advent Indonesia Timur
221,222). Terbitan dari the Review and Herald melalui
sepanjang tahun 1860an membawakan sejumlah artikel yang
merujuk kepada kedermawanan sistematis, melaporkan pada
kesuksesan dari rencana memberi nasihat berkenaan dengan
operasi ini.
Rencana Dinyatakan Kembali Tahun 1864.
James Whie menyatakan kembali rencana itu di bulan
Nopember tahun 1864, dan di dalam mengikatkan diri dengan
cara yang sangat erat dengan persepuluhan: “Anak-anak Israel
dituntut untuk memberkan sebuah persepuluhan, atau yang kesepuluh dari pendapatan mereka….Dan itu tidakdapat dianggap
bahwa Tuhan menuntut sedikit dariuamt-Nya saat waktunya
benar-benar singkat adanya, dan sebuah pekerjaan besar harus
diselesaikan di dalam penggunaan kekayaan mereka dalam
memberikan pekabaran rahmat yang terakhir kepa dunia. Kata
nabi itu: [Maleakhi 3:8-10, dikutip]. “Bolehkah manusia
menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu
berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?"
Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan
khusus! Kamu telah kena kuntuk, tetapi kamu masih menipu
Aku, ya kamu seluruh bangsa! Bawalah seluruh persembahan
persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada
persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman
TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu
tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu
sampai berkelimpahan.”
Jikalau nabi Maleakhi tidak
mnengajarkan di sini membawa system persepuluhan Israel, ia
secara pasti sedang mendesakkan satu tugas yang sama
kodratnya, dan perkataan-perkataannya boleh datang ke rumah
kita dengan penuh kausa, dan prinsip itu boleh diemban
olehpenurutan kepada bahasa —‘Pada hari pertama dari tiaptiap minggu hendaklah kamu masing-masing--sesuai dengan
apa yang kamu peroleh--menyisihkan sesuatu dan
menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru
diadakan, kalau aku datang.’ Kata Tuhan kita, ‘tetapi celakalah
kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar
persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi
kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus
dilakukan dan yang lain jangan diabaikan (Lukas 11:42).
“Berapa banyak yang kita kurangi mempraktekkan saran-saran
terbaik ini? Kita merekomendasikan rencana berikut, yang
masna semua, dengan sangat sedikit harapan, dapat
mengadopsi:
Jikalau
saudara-saudara
memberikan
persepuluhan, atau yang kesepuluh, dari pendapatan mereka,
memperkirakan pendapatan mereka pada 10 persen atas apa
yang mereka miliki, itu akan berjumlah kira-kira 2 sen dari
tiap-tiap 100 dola propertinya. Di samping ini, biarlah semua
yang sanggup melakukan hal tersebut, memberikan sumbangan
untuk setiap minggu, lebih atau kurang, menurut kesanggupan
mereka. Inilah keperluan yang mencakupkan mereka yang
memiliki sedikit atau tidak memiliki properti, namun memiliki
kesanggupan memperoleh pendapatan,dan harus memberikan
sebagian dari pendapatan-pendapatan mereka.
Sementara beberapa janda, atau yang sudah lanjut usia
dan lemah, harus diijinkan dari saran terhadap pribadi-pribadi
Page 10
Edisi 302 – 8 Agustus 2014
ini, tetapi orang-orang muda dan yang masih aktif yang
memiliki sedikit atau tak punya properti, haruslah meletakkan
sumbangan pribadi yang sukarela mingguan. . . . “Mereka yang
pendapatannya lebih dari 10 persen atas properti mereka dapat
membayar lebih tinggi di dalam proporsi untuk jumlah
pendapatan mereka.
Sebuah persepuluhan, atau yang
kesepuluh dari pendapatan mereka itu benar-benar harus
sepersepuluh dari pendapatan properti mereka. Saudara dan
saudari yang memiliki pendapatan atau propertinya selama
tahun 1864 [oleh] jumlah 1.000 dollar memiliki persepuluhan
sebesar 100 dollar.”— RH 29 Nopember 1864.
Satu Rencana Dengan Beberapa Pendapatan
Sementara sistem persepuluhan, sebagai mana beberapa
jalur lain dari kebenaran mana menjadi doktrin mendasar
Advent, para perintis MAHK ini tidak melihat itu didalam
segala keindahan dan kelengkapan pada permulaannya.
Mereka mengupayakan untuk menemukan sebuah sistem
keuangan yang mana selaras dengan Aturan Injil. Tuhan
memimpin mereka hanya secepat yang mereka dapat lihat,
terima, dan mengikuti penyingkapan Alkitab-yang berdasarkan
kebenaran. Ada sebuah perkembangan yang berangsur-angsur
baik di dalam dasar untuk memastikan atau menegaskan
kewajiban-kewajiban terhadap orang percaya dan penggunaan
yang jelas ke mana penghasilan injil ini harus diletakkan.
Kebutuhan besarnya adalah sokongan terhadap pelayanan, dan
dana-dana yang diserahkan oleh kedermawanan sistematis,
yang mencakup baik persepuluhan maupun persembahanpersembahan khusus, disalurkan hampir secara ekslusif
terhadap sokongan pelayanan kependetaan. Kecuali para
pegawai rumah percetakan, maka sesudah tahun 1866, para
pekerja sanatorium, yang disokong dari pendapatan-pendapatan
institusi-institusi, semua ini berada di jalur kependetaan. Ada
banyak rujukkan kepada kedermawanan sistematis
dan
persepuluhan sepanjang akhir tahun 1860an dan 1870an. Ellen
White, di dalam Testimony No. 24, dituliskan tahun 1874 dan
diterbitkan bulan Januari tahun 1875, menyerahkan tulisan
sebanyak 28 halaman berjudul “Tithes and Offerings,” diikuti
oleh 5 halaman di bawah judul “Systematic Benevolence”
(Kedermawanan Sistematis) (3T 381-413.).
Di tahun 1876 keyakinan datang menuntun saudarasaudara bahwa ada sejumlah pendapatan di dalam rencana,
khususnya di dalam basis mana persepuluhan diperhitungkan.
Berikutini berasal dari rapat khusus General Conference yang
diadakan di awal tahun: “Sambutan-sambutan kemudian dibuat
oleh Brother Canright pada pokok bahasan kedermawanan
sistematis ini. Mengambil beberapa fakta yang ditegaskan
dengan baik sebagai sebuah dasar, ia menekankan bahwa
jikalau semua akan datang kepada rencana Alkitab dari
Kedermawanan Sistematis, jumlah di dalam tingkatantingkatan kita akan mencapai jumlah 150.000 dollar pertahun,
gantinya sekarang hanya kira-kira 40.000 dollar. Tuhan
berkata, ‘Bawalah segala persepuluhanmu ke dalam rumah
perbendaharaan-Ku,’ dan sampai itu dilakukan, Tuhan tidak
akan ‘membuktikan’ untuk melihat apakah Ia tidak akan
membukakan tingkap-tingkap langit untuk mencurahkan
Bejana Advent Indonesia Timur
berkatmu hingga tidak ada lagi ruangan untuk
menampungnya.” Saudara White menyusul dan memberikan
sambutan yang menggerakkan semangat pada pokok yang
sama. “Saudara Canright mempersembahkan resolusi-resolusi
berikut ini pada pokok kedermawanan sistematis, yang mana
diadopsi secara bulat oleh konferensi dan jemaat: “Diputuskan,
Bahwa kami percaya itu menjadi tugas semua saudara-saudari
kita, apakah yang berhubungan dengan jemaat-jemaat atau
hidup sendirian, di bawah lingkungan-lingkungan yang teratur,
untuk menyerahkan satu persepuluh dari semua pendapatan
mereka dari mana saja sumbernya, sesuai maksud Allah. Dan
lebih lanjut: “Diputuskan, Bahwa kita meminta perhatian dari
semua pendeta kepada tugas mereka di dalam materi penting ini
untuk menentukannya secara sederhana dan secara setia
sebelum semua saudara dan komite tiga, dirinya sendiri
menjadi salah satu dari komite itu, untuk menyediakan sebuah
traktat ke atas pokok dari kerdermawanan sistematis Ketua
komite ditentukan D. M. Canright dan U. Smith untuk
bertindak dengan dia sebagai komite itu”— Minutes dari Rapat
Khusus General Conference, diterbitkan pada Review and
Herald tanggal April 6 1876, hlm. 108.
Menjelang tahun 1878 sebuah perobahan sudah dibuat di
terhadap dalam rencana menghitung persentasi (percentage)
pemberian atau persepuluhan, perobahan dari yang
diperkirakan 1 persen per tahun kepada penaksiran properti
untuk10 persen dari pendapatan nyata. Rencana sebelumnya
dijumpai menjadi tak sempurna. Di dalam satu kasus pada
rencana yang lama persepuluhan dihitung berjumlah 10 dollar
per bulan, sementara di bawah rencana baru terhadap sebuah
10persen nyata dari pendapatan, persepuluhan, dihitung
berjumlah 36 dollar per bulan. Rencana Sempurna Dilukiskan
dalam sebuah Pamflet tahun 1878.
Menurut tindakan
konferensi rencana sempurna adalah ditentukan sebelum orangorang percaya di dalam pamflet secara signifikan mendengar
uraian berjudul Systematic Benevolence or the Bible Plan of
Supporting the Ministry (Kedermawanan Sistematis atau
Rencana Alkitab Menyokiong Pelayanan .
Itulah tetapi sebuah perbaikan dengan cara yang lebih
baik dari perhitungan persepuluhan dan presentasi dibuat di
bawah judul yang sama yakni, “Systematic Benevolence”
(Kedermawanan Sistematis). Bagian pernyataan pendahuluan
di pamflet itu terbaca: Pokok dari Kedermawanan Sistematis
sudah berada di bawah pertimbangan praktis oleh MAHK
untuk satu periode 20 tahun atu lebih. Dan tidak ada bahan
yang berubah dari sistem pertama yang telah diadopsi karena
dilihat sangat dibutuhkan hingga sejak dua tahun sebelumnya.
Alasan-alasan untuk perobahan ini diberikan di halamanhalaman berikut ini:
“‘Berapa banyak yang harus saya
berikan untuk sokongan injil? Sesudah memandang dengan
berhati-hati pokok permasalahan ini dari segala sudut pandang,
kami menjawab, ‘Sebuah persepuluhan dari semua pendapatan
kami.” “Ini tidak berarti sepersepuluh dari pertambahan
properti tahunan kami sesudah biaya pakaian dan makanan, dan
biaya-biaya lainnya, yang dibayarkan, tetapi sembilan bagian
dari pendapatan kami adalah untuk memenuhi semua biayabiaya ini, sementara persepuluhan dari pendapatan kami dalah
Page 11
Edisi 302 – 8 Agustus 2014
milik Tuhan, untuk diserahkan secara sakral untuk menyokong
pelayanan. Kami mencakupkan rencana perjanjian sejumlah
yang sama dengan 1 persen secara tahunan dari properti kami
yang sempurna di dalam beberapa hal:
“1. Itu tidak memberikan sebuah persepuluhan dari
pendapatan kami….Itu adalah keyakinan kami bahwa umat
kami telah merampok Allah lebih dari 1 ½ dari persepuluhan
yang mana adalah milik-Nya, sementara bartindak terhadap
bertindak ke atas rencana yang sempurna dari membayarkan
Kedermawanan Sistematis untuk jumlah hanya satu persen per
tahun dari properti mereka
“2. Perkataan paulus menjamah pokok bahasan ini— ‘sat
Tuhan mensejahterakan dia—adalah di dalam keselarasan yang
ketat dengan sistem itu di dalam Perjanjian Lama yang
menuntut satu per sepuluh (1/10) dari semua pendapatan umat
Allah sebagai milik-Nya.
Selanjutnya ini kami
memperhatikannya sebagai janji yang wajar dan bersifat
pengajaran Kitab Suci untuk semua umat yang
mengadakannya: “Kami dengan hikmat berjanji, di hadapan
Allah dan di hadapan masing-masing kita satu sama lain,
dengan bersungguh-sungguh untuk membayar kepada
bendahara dari Kedermawanan Sistematis persepuluhan dari
semua pendapatan kami, untuk disisihkan saat itu diperoleh,
dan dibayarkan pada hari Minggu pertama dari masing-masing
dari 4 triwulan setiap tahun, yaitu hari Minggu pertama di bulan
April, hari Minggu pertama di bulan Juli, dan hari Minggu
pertama di bulan Oktober.
“3. Oleh rencana yang sempurna, mereka yang
mempunyai atau tidak mempunyai properti, dan pada waktu
yang sama sudah mempertimbamgkan pendapatan, di dalam
beberapa kasus sudah merampok Allah agak sedikit atau
hampir seluruh persepuluhan dari pendapatan nyata mereka.
Oleh rencana Allah, 1 dollar dari setiap 10 dollar yang
diperoleh diamankan untuk maksud Tuhan, Inilah satu-satunya
yang membuat sebuah perbedaan dari beribu-ribu untuk
dimasukkan ke dalam perbendaharaan Tuhan demi sokongan
terhadap maksud Allah. “Dan kami tidak dapat melihat alasanalasan mengapa institusi-institusi kami, seperti rumah-rumah
percetakan, sekolah-sekolah, sanotrium-sanatorium, dan
konferensi-konferensi Negara-negaa bagian, tidak harus
menaruh ke dalam perbendaharaan Tuhan persepuluhan dari
semua pendapatan mereka. Hal-hal ini dihutangkan kepada
Tuhan dan hamba-hamba-Nya bagi eksistensi dan
kesejahteraan mereka. Saat hal-hal ini menerima sokongan dari
General Conference, persepuluhan mereka harus diletakkan ke
dalam bendahara General Conference. Jumlah tahunan yang
dikumpulkan dari lebaga-lembaga kita di Battle Creek saja
tidak akan kurang dari pada 4.000 dollar jumlah banyak yang
benar-benar dimasukkan ke dalam seorang bendahara yang
mana tidak hanya kosong, sebuah warisan hendak disampaikan
yang sudah lama dirasakan.” Statement disediakan oleh komite
yang ditujuk oleh General Conference, 2-13 Oktober 1878.
Susunan komitenya sebagai berikut: James White, D. M.
Canright, S. N. Haskell, J. N. Andrews, Uriah Smith.
Systematic Benevolence; or the Bible Plan Supporting the
Ministry.
Bersambung….
Bejana Advent Indonesia Timur
APOLOS DI KORINTUS
Kisah Para Rasul - Ellen G. White
Lanjutan…..
esudah
meninggalkan
Korintus, pekerjaan Paulus
yang
berikutnya
ialah
Efesus.
Ia
dalam
perjalanannya ke Yerusalem
untuk menghadiri pesta yang
akan datang, dan ia singgah
sebentar saja di Efesus. Ia
bertukar
pikiran
dengan
orang-orang Yahudi di dalam
rumah ibadat, dan begitu baik
kesan yang diadakan kepada mereka sehingga mereka
memohon kepadanya untuk meneruskan pekerjaannya di antara
mereka. Rencananya untuk mengunjungi Yerusalem mencegah
dia daripada tinggal, tetapi ia menjanjikan untuk kembali
kepada mereka, "jika Allah menghendakinya." Akwila dan
Priskila telah menemaninya ke Efesus dan meninggalkan
mereka di sana untuk melaksanakan pekerjaan yang telah
dimulainya.
S
Pada waktu inilah "seorang Yahudi bernama Apolos, yang
berasal dari Aleksandria, ia seorang yang fasih berbicara dan
sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. "Ia telah mendengar
Yohanes Pembaptis berkhotbah, telah menerima baptisan
pertobatan, dan adalah seorang saksi yang hidup bahwa
pekerjaan nabi itu tidaklah sia-sia. Catatan Kitab Suci tentang
Apolos ialah bahwa "ia telah menerima pengajaran dalam Jalan
Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia
mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan
Yohanes."
Sementara di Efesus, Apolos "mulai mengajar dengan berani di
rumah ibadat." Di antara pendengarnya adalah Akwila dan
Priskila yang, melihat bahwa ia belum menerima terang yang
sempurna dari Injil, ''mereka membawa dia ke rumah mereka
dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah." Dengan
Page 12
Edisi 302 – 8 Agustus 2014
ajaran mereka ia memperoleh pengertian yang lebih jelas
tentang Kitab Suci dan menjadi salah satu daripada penganjur
yang paling gigih untuk iman orang Kristen.
Apolos rindu sekali untuk pergi ke Akhaya, dan
saudara-saudara di Efesus, "mengirim surat kepada
murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia" sebagai
seorang guru sesuai benar dengan sidang Kristus. Ia pergi ke
Korintus, di mana dalam pekerjaan untuk khalayak ramai dan
dari rumah ke rumah, "ia membantah orang-orang Yahudi . . .
dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah
Mesias." Paulus telah menanam benih kebenaran; Apolos
sekarang menyiraminya. Kemajuan yang mengikuti Apolos
dalam mengkhotbahkan Injil memimpin beberapa orang
percaya untuk meninggikan pekerjaannya melebihi yang
dikerjakan oleh Paulus. Membandingkan orang dengan orang
hal ini membawa ke dalam sidang suatu roh perpecahan yang
sangat menghambat pesatnya perkembangan kemajuan Injil.
Selama satu setengah tahun yang digunakan oleh Paulus di
Korintus, ia bermaksud untuk mempersembahkan Injil dalam
kesederhanaannya. "Aku tidak datang dengan kata-kata yang
indah" di Korintus; "tetapi dengan takut dan gentar, dan
"dengan keyakinan akan kekuatan Roh telah ia nyatakan
"kesaksian Allah," bahwa mereka "jangan bergantung pada
hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah." 1 Korintus 2:1, 4,
5.
Paulus perlu menyesuaikan cara mengajarnya kepada keadaan
sidang. "Aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat
berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani," ia
sesudah itu menerangkan kepada mereka, "tetapi hanya dengan
manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah
yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab
kamu belum dapat menerimanya."1 Korintus 3:1, 2. Banyak
dari orang-orang percaya di Korintus lamban mempelajari
pelajaran-pelajaran yang ia coba ajarkan kepada mereka.
Pengetahuan mereka dalam perkara rohani tidak seimbang
dengan hak dan kesempatan mereka. Bila mereka telah maju
dalam pengalaman Kristen, dan sanggup mengerti dan
mempraktikkan kebenaran-kebenaran yang lebih dalam dari
perkataan itu, mereka sedang berdiri di mana murid-murid itu
berdiri bila Kristus mengatakan kepada mereka, "Masih banyak
hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu
belum dapat menanggungnya." Yohanes 16:12. Kecemburuan,
sangka-sangka jahat, dan dakwaan telah menutup hati dari
banyak orang percaya di Korintus terhadap pekerjaan
sepenuhnya daripada Roh Kudus, yang "menyelidik segala
sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah." 1
Korintus 2:10. Betapa bijaksana keadaan mereka dalam
perkara-perkara duniawi sehingga mereka adalah bayi-bayi
dalam pengetahuan akan Kristus.
Adalah pekerjaan Paulus untuk menasihati orang-orang yang
bertobat di Korintus tentang dasar-dasar, abjad dari iman
Kristen. Ia telah diharuskan untuk menasihati mereka seperti
Bejana Advent Indonesia Timur
mereka yang tidak tahu tentang cara kerja kuasa Ilahi ke atas
hati mereka. Pada waktu itu mereka tidak sanggup mengerti
rahasia keselamatan; karena "manusia duniawi tidak menerima
apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah
suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal
itu hanya dapat dinilai secara rohani." Ayat 14. Paulus telah
berusaha untuk menaburkan benih, namun harus diairi oleh
orang lain. Mereka yang mengikuti dia harus menjalankan
pekerjaan dari batas di mana ia meninggalkannya, memberikan
terang rohani dan pengetahuan pada waktu yang tepat, seperti
sidang itu sanggup menahannya.
Bila rasul itu menerima pekerjaannya di Korintus, ia menyadari
bahwa ia harus memperkenalkan kebenaran yang besar itu yang
ingin diajarkannya dengan hati-hati. Ia mengetahui bahwa di
antara para pendengarnya akan ada orang percaya yang
sombong dalam teori manusia, orang-orang yang menguraikan
sistem yang salah dari perbaktian, yang meraba-raba dengan
mata yang buta, mencoba mencari dalam buku alam teori-teori
yang akan berlawanan dengan kenyataan kehidupan rohani dan
kehidupan yang kekal sebagaimana yang dinyatakan dalam
Kitab Suci. Ia juga mengetahui bahwa pengecam-pengecam
akan mencoba membalikkan tafsiran Kristen mengenai
perkataan yang dinyatakan, dan bahwa orang-orang yang suka
meragukan akan memperlakukan Injil Kristus dengan ejekan
dan cemooh.
Sementara ia berusaha memimpin jiwa-jiwa ke kaki salib,
Paulus tidak mencoba mempersalahkan secara langsung mereka
yang tak bermoral, dan untuk menunjukkan berapa ngeri dosa
mereka pada pemandangan Allah yang suci. Agaknya ia
menentukan di hadapan mereka tujuan yang benar dari
kehidupan dan mencoba mengesankan kepada pikiran mereka
pelajaran-pelajaran dari Guru Ilahi, yang kalau diterima, akan
mengangkat mereka dari keduniawian dan dosa kepada
kesucian dan kebenaran. Ia bahas terutama dengan kesalehan
dan kesucian yang praktis kepada siapa mereka harus mendapat
yang akan dianggap layak dalam kerajaan Allah. Dia rindu
untuk melihat terang Injil Kristus menembus kegelapan dari
pikiran mereka, supaya mereka dapat melihat bagaimana ngeri
pada pemandangan Allah kebiasaan-kebiasaan mereka yang
salah. Sebab itu beban ajarannya di antara mereka adalah
Kristus dan Dia yang disalibkan. Ia berusaha menunjukkan
kepada mereka, bahwa pelajaran mereka yang paling
sungguh-sungguh dan kesukaan mereka yang terbesar haruslah
menjadi kebenaran keselamatan yang ajaib melalui pertobatan
kepada Allah dan iman dalam Tuhan Yesus Kristus.
Ahli filsafat mengesampingkan terang keselamatan, sebab hal
itu teori yang sombong itu kepada perasaan malu; orang
duniawi enggan menerimanya, sebab itu akan memisahkan dia
dari berhala-berhala duniawi. Paulus melihat bahwa tabiat
Kristus harus dipahami sebelum manusia dapat mengasihi Dia
atau memandang salib dengan mata iman. Di sinilah harus
mulai pelajaran itu yang akan menjadi ilmu pengetahuan dan
nyanyian orang-orang tebusan selama masa kekekalan Dalam
Page 13
Edisi 302 – 8 Agustus 2014
terang salib saja dapatlah nilai yang benar dari jiwa manusia
dinilai.
Pekerja Yang Agung itu adalah kehormatan dan kemuliaan
yang datang dengan kemajuan.
Pengaruh yang menghaluskan dari rahmat Allah mengubah
pembawaan manusia yang alami itu. Surga tidak dapat
merindukan pikiran yang bersifat jasmani; hati mereka yang
alami dan tidak disucikan itu akan merasa tidak ada penarikan
kepada tempat yang suci, jika itu mungkin bagi mereka untuk
memasuki, mereka tidak akan mendapat sesuatu yang cocok.
Kecenderungan yang mengendalikan hati alamiah harus
ditaklukkan oleh anugerah Kristus sebelum manusia yang telah
jatuh diserasikan untuk memasuki surga dan menikmati
masyarakat malaikat-malaikat yang suci. Bila manusia mati
kepada dosa dan dipercepat dengan kehidupan yang baru dalam
Kristus, kasih Ilahi memenuhi hatinya; pengertiannya
disucikan; ia minum dari mata air kesukaan dan pengetahuan
yang tidak habis-habisnya dan terang dari hari yang kekal
menerangi jalannya, karena dengan dia terus-menerus adalah
Terang kehidupan.
Hamba-hamba
Allah
tidak
semuanya
mempunyai
pemberian-pemberian yang sama, tetapi mereka semuanya
adalah pekerja-pekerja-Nya. Semuanya haruslah belajar dari
Guru Yang Besar itu dan kemudian harus memancarkan apa
yang telah dipelajarinya. Allah telah memberikan kepada
tiap-tiap pesuruh-Nya suatu pekerjaan pribadi. Ada
berbagai-bagai pemberian, tetapi semua pekerja haruslah
bersatu-padu dalam keselarasan, dikendalikan oleh pengaruh
yang menyucikan dari Roh Kudus. Sementara mereka
memberitahukan Injil keselamatan, banyak yang akan
diyakinkan dan ditobatkan oleh kuasa Allah. Alat manusia
tersembunyi dengan Kristus dalam Allah, dan Kristus kelihatan
sebagai yang paling utama di antara sepuluh ribu, dan Seorang
yang sama sekali menyenangkan.
Paulus telah berusaha memberi kesan kepada pikiran
saudara-saudara orang Korintus fakta bahwa ia dan
pendeta-pendeta yang bekerja sama hanyalah orang-orang yang
diperintahkan oleh Allah untuk mengajarkan kebenaran,
sehingga semua terlibat dalam pekerjaan yang sama, dan bahwa
mereka bersama-sama bergantung kepada Allah untuk
kemajuan dalam pekerjaan mereka. Perbincangan yang timbul
dalam sidang mengenai kebaikan yang relatif dari
pendeta-pendeta yang berbeda-beda tidaklah dalam perintah
Allah, tetapi adalah akibat dari menghargai sifat hati alamiah.
"Karena jika yang seorang berkata: 'Aku dari golongan Paulus,'
dan yang lain berkata: 'Aku dari golongan Apolos,' bukanlah
hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang
bukan rohani? Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus?
Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya,
masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan
kepadanya. Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah
yang memberi pertumbuhan." 1 Korintus 3:4-7.
Pauluslah yang mula-mula mengkhotbahkan Injil di Korintus,
dan yang telah mengorganisasikan sidang di tempat itu. Inilah
pekerjaan yang telah ditentukan Tuhan baginya. Kemudian,
oleh petunjuk Tuhan, pekerja-pekerja yang lain telah dibawa ke
dalam, untuk berdiri pada nasib dan tempat mereka. Benih yang
telah ditaburkan haruslah diairi, dan inilah pekerjaan yang
harus dikerjakan oleh Apolos. Ia mengikuti Paulus dalam
pekerjaannya, untuk memberikan instruksi yang lebih lanjut,
dan menolong benih yang ditaburkan untuk berkembang. Ia
mendapatkan jalannya kepada hati orang banyak, tetapi
Allahlah yang memberikan pertumbuhan. Bukanlah kuasa
manusia, tetapi kuasa Ilahi, yang mengerjakan perubahan dalam
tabiat. Mereka yang menanam dan mereka yang mengairi
tidaklah menyebabkan pertumbuhan benih; mereka bekerja
dengan Allah, sebagai alat yang telah ditentukan-Nya, untuk
bekerja sama dengan Dia dalam pekerjaan-Nya. Kepada
Bejana Advent Indonesia Timur
"Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama;
dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan
pekerjaannya sendiri. Karena kami adalah kawan sekerja Allah;
kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah." Ayat 8, 9. Dalam
tulisan ini Paulus mengumpamakan sidang dengan ladang yang
dikerjakan, dalam mana tukang kebun bekerja, menjaga anggur
yang ditanam oleh Tuhan; dan juga kepada suatu bangunan,
yang harus bertumbuh menjadi bait suci yang suci bagi Tuhan.
Allah adalah Pekerja Yang Agung, dan Ia menentukan kepada
setiap orang apa pekerjaannya. Semuanya harus bekerja di
bawah pengawasan-Nya, membiarkan mereka bekerja untuk
dan melalui pekerja-pekerja-Nya. Ia memberikan kepada
mereka akal budi dan kesanggupan, dan jika mereka
memperhatikan petunjuk-Nya, memahkotai usaha mereka
dengan kemenangan.
Hamba-hamba Allah harus bekerja bersama-sama, bersatu padu
dalam peraturan yang ramah-tamah dan sopan, "saling
mendahului dalam memberi hormat." Roma 12:10. Tidak boleh
ada kritik yang tidak baik, tidak boleh menghancurluluhkan
pekerjaan orang lain; dan tidak boleh ada rombongan yang
terpisah-pisah. Tiap-tiap orang mempunyai kepribadiannya
sendiri, yang tidak boleh dihanyutkan dalam kepribadian orang
lain. Namun demikian masing-masing harus bekerja selaras
dengan saudara-saudaranya. Dalam pelayanan mereka pekerjapekerja Allah harus menjadi satu. Tidak ada seorang pun dapat
menyatakan dirinya sebagai suatu patokan, berbicara dengan
tidak hormat tentang teman sekerjanya atau memperlakukan
mereka sebagai orang bawahan. Di bawah Allah
masing-masing harus melakukan pekerjaan yang sudah
ditentukan, dihormati, dikasihi, dan diberanikan oleh
pekerja-pekerja yang lain. Bersama-sama mereka harus
menjalankan pekerjaan sampai selesai.
Prinsip-prinsip ini harus tinggal berkepanjangan dalam suratan
Paulus yang pertama kepada sidang di Korintus. Rasul itu
menyebut
"hamba-hamba
Kristus,
yang
kepadanya
dipercayakan rahasia Allah," dan mengenai pekerjaan mereka
Page 14
Edisi 302 – 8 Agustus 2014
ia menjelaskan: "Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan
yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.
Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu
atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiri pun
tidak kuhakimi. Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu,
tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang
menghakimi aku, ialah Tuhan. Karena itu, janganlah
menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang.
Ia akan menerangi juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan,
dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam
hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah." 1
Korintus 4:1-5.
Tidaklah diberikan kepada seseorang manusia untuk
menghakimi antara berbagai-bagai hamba Allah. Tuhan saja
yang menghakimi pekerjaan manusia, dan Ia akan memberi
kepada masing-masing pahalanya yang adil.
Rasul itu, meneruskan, menunjuk dengan langsung kepada
perbedaan yang telah diadakan antara pekerjaannya dan
pekerjaan Apolos: "Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan
pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu, supaya dari
teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: 'Jangan
melampaui yang ada tertulis,' supaya jangan ada di antara kamu
yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang
satu daripada yang lain. Sebab siapakah yang kau anggap
engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang
tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya,
mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau
tidak menerimanya?" Ayat 6, 7.
yang terbaik untuk mereka. Sangat jarang bahwa seorang
pendeta mempunyai segala kecakapan yang perlu untuk
menyempurnakan suatu sidang dalam segala tuntutan
Kekristenan; sebab itu Allah sering mengirim mereka kepada
pendeta-pendeta yang lain, masing-masing mempunyai
beberapa kesanggupan dalam mana orang lain kekurangan.
Sidang harus menerima hamba-hamba Kristus dengan perasaan
terima kasih, sebagaimana mereka mau menerima Tuhan
Sendiri. Mereka harus berusaha untuk mendapat segala
keuntungan dari petunjuk itu yang setiap pendeta boleh berikan
kepada mereka dari sabda Allah. Kebenaran yang
hamba-hamba Allah bawa harus diterima dan dihargai dalam
kerendahan, tetapi tak ada pendeta yang harus
didewa-dewakan.
Melalui rahmat Kristus, pendeta-pendeta harus dijadikan
pesuruh-pesuruh terang dan berkat. Sebagaimana dengan doa
yang sungguh-sungguh dan tabah mereka mendapat anugerah
Roh Kudus dan keluar dengan beban menyelamatkan jiwa, hati
mereka penuh dengan semangat untuk menyampaikan
kemenangan salib, mereka akan melihat buah-buah dari
pekerjaan mereka. Enggan untuk mempertunjukkan akal budi
manusia atau meninggikan diri sendiri, mereka akan
melaksanakan suatu pekerjaan yang akan menahan serbuan
Setan. Banyak jiwa akan berbalik dari gelap kepada terang, dan
banyak gereja akan didirikan. Manusia akan bertobat, bukan
kepada alat manusia, tetapi kepada Kristus. Diri sendiri akan
ditahan di belakang; Yesus saja, Manusia di Kalvari itu, akan
kelihatan.
Paulus dengan jelas menghadapkan kepada sidang
bahaya-bahaya dan kesukaran-kesukaran yang ia dan
teman-temannya telah menanggung dengan sabar dalam
pelayanan untuk Kristus. "Sampai pada saat ini," ia
menyatakan, "kami lapar, haus, telanjang, dipukul, dan hidup
mengembara, kami melakukan pekerjaan tangan yang berat.
Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya,
kami sabar; kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan
ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama
dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini. Hal
ini kutuliskan bukan untuk memalukan kamu, tetapi untuk
menegur kamu sebagai anak-anakku yang kukasihi. Sebab
sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam
Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah
yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang
kuberitakan kepadamu." Ayat 11-15.
Mereka yang sedang bekerja bagi Yesus hari ini boleh
menyatakan keistimewaan yang menarik serupa dengan yang
dinyatakan oleh mereka yang dalam zaman rasul-rasul
memasyhurkan Injil. Allah sudah sedia untuk mengaruniakan
kepada hamba-hamba-Nya hari ini sebagaimana Ia memberikan
kuasa kepada Paulus dan Apolos, kepada Silas dan Timotius,
kepada Petrus, Yakobus dan Yohanes.
Ia
yang
mengirim
pekerja-pekerja
Injil
sebagai
utusan-utusan-Nya tidak dihormati bila dinyatakan di antara
para pendengarnya cinta kasih yang kuat kepada beberapa
pekerja yang kenamaan sehingga tidak ada kerelaan untuk
menerima pekerja-pekerja dari guru yang lain. Tuhan mengirim
pertolongan kepada umat-Nya, bukan selamanya sebagaimana
mereka pilih, tetapi sebagaimana mereka perlukan; karena
manusia itu berpandangan dangkal dan tak dapat melihat apa
Allah telah menempatkan di dalam sidang, sebagai
penolong-penolong yang telah ditentukan-Nya, manusia dengan
talenta yang beraneka ragam, sehingga melalui akal budi yang
dipersatukan dari banyak pendapat pikiran Roh itu boleh
ditemui. Manusia yang bergerak dengan sifat tabiat mereka
sendiri yang kuat, enggan untuk menanggung dengan orang lain
yang telah mempunyai pengalaman yang panjang dalam
pekerjaan Allah, akan menjadi buta oleh kepercayaan pada diri
Bejana Advent Indonesia Timur
Pada zaman rasul-rasul ada beberapa jiwa yang salah jalan yang
menuntut percaya pada Kristus, namun enggan menunjukkan
penghormatan kepada utusan-utusan-Nya. Mereka menyatakan
bahwa mereka tidak mengikuti guru manusia, tetapi diajar
langsung oleh Kristus tanpa pertolongan pendeta-pendeta Injil.
Mereka tidak bergantung pada roh dan tidak rela untuk
menyerah kepada suara sidang. Orang seperti itu ada dalam
bahaya besar untuk diperdaya.
Page 15
Edisi 302 – 8 Agustus 2014
sendiri, tidak sanggup melihat antara yang salah dan yang
benar. Tidaklah aman bagi orang-orang seperti itu dipilih
sebagai pemimpin-pemimpin di dalam sidang; karena mereka
akan mengikuti pertimbangan dan rencana mereka sendiri,
tidak mempedulikan pertimbangan dari saudara-saudara mereka
sendiri. Mudahlah bagi musuh bekerja melalui mereka yang,
diri sendiri memerlukan nasihat pada setiap langkah,
menjalankan perwalian jiwa dalam kekuatan sendiri, tanpa
mempelajari sifat rendah hati Kristus.
Kesan saja tidak menjadi penuntun yang aman kepada
kewajiban. Musuh sering mendesak manusia untuk percaya
bahwa Allah yang memimpin mereka, sedangkan sebenarnya
mereka sedang mengikuti dorongan manusia. Tetapi bila kita
memperhatikan dengan teliti, dan minta nasihat kepada
saudara-saudara kita, kita akan diberikan pengertian tentang
kemauan Tuhan; karena perjanjian adalah, "Ia membimbing
orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia
mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati."
Mazmur 25:9.
Dalam gereja Kristen yang mula-mula ada beberapa orang yang
menolak untuk mengakui baik Paulus atau Apolos, tetapi
mengatakan bahwa Petruslah pemimpin mereka. Mereka
menegaskan bahwa Petrus telah erat sekali dengan Kristus
sementara Tuhan mereka tinggal di atas dunia, sementara
Paulus adalah penganiaya orang-orang percaya. Pandangan dan
perasaan mereka terikat oleh prasangka. Mereka tidak
menunjukkan kebebasan, kedermawanan, dan sikap lemah
Bejana Advent Indonesia Timur
lembut, yang menunjukkan bahwa Kristus tinggal di dalam
hati.
Ada bahaya bahwa roh berpihak-pihak ini akan berakibat dalam
kejahatan yang besar kepada gereja Kristen, dan Paulus
dinasihatkan oleh Tuhan untuk mengutarakan perkataan nasihat
yang sungguh-sungguh dan kecaman yang serius. Tentang
mereka yang berkata, "yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu
masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku
dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku
dari golongan Kristus. Adakah Kristus itu terbagi-bagi? Adakah
Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis
dalam nama Paulus?" "Karena itu janganlah ada orang yang
memegahkan dirinya atas manusia," ia memohon, "sebab segala
sesuatu adalah milikmu: baik Paulus, maupun Kefas, baik
dunia, hidup, maupun mati, baik waktu sekarang, maupun
waktu yang akan datang. Semuanya kamu punya. Tetapi adalah
milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah." 1 Korintus 1:12,
13: 3:21-23.
Paulus dan Apolos dalam keselarasan yang sempurna. Orang
terakhir ini dikecewakan dan disusahkan sebab perpecahan
dalam sidang di Korintus; ia tidak mengambil keuntungan yang
memihak yang ditunjukkan kepada dirinya sendiri, pula tidak
menganjurkannya, tetapi dengan lekas meninggalkan ladang
pergumulan. Sesudah itu bila Paulus mendesak dia untuk
berkunjung kembali ke Korintus, ia menolak dan tidak lagi
bekerja di sana sampai jauh sesudahnya apabila sidang telah
mencapai keadaan kerohanian yang lebih baik. .***
Page 16
Edisi 302 – 8 Agustus 2014
Kejadian 4:2-26; 1 Yohanes 3:11, 12; Yohanes 11:25.
Tengoklah Kain dan Habel sekarang. Mereka sudah menjadi
dewasa. Kain menjadi seorang petani. Dia menanam biji-bijian,
buah-buahan dan sayur-sayuran.
Habel menjadi gembala domba. Dia senang menjaga anak-anak
domba yang masih kecil. Domba-domba itu menjadi besar dan
tidak lama kemudian Habel mempunyai sekawanan domba
untuk digembalakan.
Pada suatu hari Kain dan Habel membawa hadiah bagi Allah.
Kain membawa makanan hasil tanamannya. Dan Habel
membawa dombanya yang paling baik. Yehuwa senang dengan
Habel dan hadiahnya. Tetapi Dia tidak senang dengan Kain dan
hadiahnya. Tahukah kau mengapa demikian?
memukulnya begitu keras sehingga Habel mati. Tidakkah
mengerikan perbuatan Kain itu?
Meskipun Habel mati, Allah masih mengingatnya. Habel orang
baik, dan Allah tidak pernah melupakan orang yang demikian.
Jadi suatu waktu nanti Allah akan menghidupkan Habel
kembali. Nanti dia tidak perlu mati lagi. Dia akan dapat hidup
untuk selama-lamanya di atas bumi ini. Sangat menyenangkan
untuk mengenal orang seperti Habel, bukan?
Bukan saja karena hadiah Habel lebih baik dari hadiah Kain.
Tetapi karena Habel adalah orang yang baik. Dia mengasihi
Yehuwa dan saudaranya. Tetapi Kain jahat; dia tidak mengasihi
saudaranya.
Tetapi Allah tidak senang dengan orang-orang seperti Kain.
Jadi,
setelah
Kain
membunuh
saudaranya,
Allah
menghukumnya dengan membuangnya jauh-jauh dari
keluarganya. Sewaktu Kain pergi untuk hidup di tempat lain,
dia membawa salah seorang dari adik-adik perempuannya, dan
menjadi istrinya.
Maka Allah berkata kepada Kain agar dia merobah sikapnya.
Tetapi kain tidak mau mendengar. Dia menjadi sangat marah
karena Allah lebih menyukai Habel. Maka Kain berkata kepada
Habel, ’Mari kita pergi ke ladang.’ Di sana, sewaktu mereka
berdua saja, Kain memukul saudaranya Habel. Dia
Kemudian Kain dan istrinya mulai mendapat anak-anak. Putraputra dan putri-putri lainnya dari Adam dan Hawa kawin, dan
mereka juga mendapat anak-anak. Tidak lama kemudian
banyaklah orang di atas bumi. Mari kita belajar tentang
beberapa di antara mereka. (Bersambung)
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 17
Edisi 302 – 8 Agustus 2014
D
alam suatu penelitian
yang dilakukan oleh para
profesor di USA, ada 2
ekor
monyet
yang
dimasukkan ke dalam satu
ruangan kosong secara bersamasama. Kita sebut saja monyet
tersebut Monyet A dan B.
Di dalam ruangan tersebut
terdapat sebuah tiang, dan diatas
tiang tersebut nampak beberapa pisang yang sudah matang.
Apa yang akan dilakukan oleh 2 monyet tersebut menurut anda
?
Setelah membiasakan diri dengan keadaan lingkungan di dalam
ruangan tersebut, mereka mulai mencoba meraih pisang-pisang
tersebut. Monyet A yang mula-2 mencoba mendaki tiang.
Begitu monyet A berada di tengah tiang, sang profesor
menyemprotkan air kepadanya, sehingga terpleset dan jatuh.
Monyet A mencoba lagi, dan disemprot, jatuh lagi, demikian
berkali-2 sampai akhirnya monyet A menyerah. Giliran
berikutnya monyet B yang mencoba, mengalami kejadian
serupa, dan akhirnya menyerah pula.
Lalu ke dalam ruangan dimasukkan monyet C.
Yang menarik adalah para profesor tidak akan lagi menyemprot
Bejana Advent Indonesia Timur
para monyet jika mereka naik. Begitu si monyet C mulai
menyentuh tiang, dia langsung ditarik oleh monyet A dan B.
Mereka berusaha mencegah, agar monyet C tidak mengalami
`kesialan’ seperti mereka. Karena dicegah terus dan diberi
nasehat tentang bahayanya bila mencoba memanjat keatas,
monyet C akhirnya takut juga dan tidak pernah memanjat lagi.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh para profesor adalah
mengeluarkan monyet A dan B, serta memasukkan monyet D
dan E. Sama seperti monyet-2 sebelumnya, monyet D dan E
juga tertarik dengan pisang diatas tiang dan mencoba
memanjatnya.
Monyet C secara spontan langsung mencegah keduanya agar
tidak naik. Mungkin dalam bahasa monyet, monyet C
menjelaskan kepada monyet yang lain ada bahaya kalau naik.
Monyet D percaya dan tidak berani naik, tapi tidak demikian
dengan monyet E yang memang bandel. Walaupun sudah
dicegah oleh monyet C dan D, monyet E nekad naik … Dan
karena memang sudah tidak disemprot lagi, monyet E bisa
meraih pisang yang diinginkannya…..
INSPIRASI
Manakah di antara karakter diatas yang menggambarkan
tingkah laku anda saat ini ? Karakter A dan B adalah orang
yang pernah melakukan sesuatu, dan gagal. Karena itu mereka
kapok, tidak akan mengulanginya lagi, dan berusaha
Page 18
Edisi 302 – 8 Agustus 2014
mengajarkan ke orang lain tentang kegagalan tersebut.
Mereka tidak ingin orang lain juga gagal seperti mereka.
Karakter C dan D, adalah orang yang menerima petunjuk dari
orang lain, hal-hal apa yang tidak boleh dilakukan, dan mereka
mematuhinya
tanpa
berani
mencobanya
sendiri.
Karakter E adalah type orang yang tidak mudah percaya dengan
sesuatu, sebelum mereka mencobanya sendiri. Mereka juga
berani menentang arus dan menanggung resiko asalkan bisa
mencapai keinginan mereka.
Pisang dalam cerita diatas menggambarkan impian kita.
Setiap orang dalam hidup ini mempunyai impian yang tinggi
tentang masa depannya. Namun sayangnya, banyak sekali halhal yang terjadi di sekitar kita, yang menyebabkan impian kita
terkubur. Orang-orang dengan karakter ABCD akan
mengatakan kepada kita hal-2 seperti ini ”Sudahlah, jangan
melakukan pekerjaan yang sia-sia seperti itu. Percuma. Saya
dulu sudah pernah melakukannya berkali-kali dan gagal.
Sebagai seorang teman yang baik, saya tidak mau kamu gagal
seperti saya” atau mungkin kalimat “Kamu mau gagal kayak si
X … lebih baik lakukan sesuatu yang pasti-pasti saja deh”.
Bukankah hal-2 seperti itu yang sering kita dengar sehari-hari ?
Orang dengan karakter E akan selalu berpikir optimis dalam
menjalankan sesuatu. “Kalaupun orang lain gagal melakukan
sesuatu, belum tentu saya juga akan gagal” adalah kekuatan
yang selalu memompa motivasinya. Dan kegagalan orang lain
dapat dipelajari dan dijadikan batu loncatan untuk melangkah
lebih baik, bukannya dijadikan suatu ketakutan. Jangan biarkan
orang lain membunuh impian anda. Maju terus, hadapi semua
rintangan dan raih impian anda. ***
TANDA PENGHARGAAN KLUB REMAJA
Lanjutan…..
TUJUAN
PROSES PEMILIHAN
Sementara dasar kegiatan pathfinder/remaja adalah dibentuk
untuk menolong anak-anak muda untuk menghargai nilai-nilai
keikutsertaan dalam grup, juga tidak boleh dilupakan bahwa
ada bagian untuk pengembangan anak-anak muda ini secara
pribadi. Bagian yang besar dari klub remaja/pathfinder adalah
aktifitas grup. Adalah sangat vital dalam mempelajari seni dari
kerjasama, yang adalah bahan-bahan penting dalam
pembentukan keseimbangan keKristenan yang baik.
Hinga penutupan dari satu tahun
kegiatan klub
remaja/pathfinder, Komite Executive klub remaja/pathfinder
bertindak sebagai grup penyeleksi di klub mereka. Komite ini
akan membandingkan data prestasi dari masing-masing anggota
klub dengan kriterianya untuk menilai siapa diantara klub yang
mampu menerima penghargaan ini.
Tanda-tanda penghargaan telah dikembangkan untuk mengenali
prestasi secara individu untuk periode satu tahun. Sementara di
kelas ada tanda pelantikan dan prestasi, tanda-tanda
penghargaan harus diberikan hanya kepada mereka yang
mencapai standar yang tinggi dari efisiensi klub
remaja/pathfinder seperi yang telah digariskan dalam kriteria.
Bejana Advent Indonesia Timur
KRITERIA
Kriteria berikut ini harus diterapkan oleh Komite Executive
klub remaja/pathfinder ketika memutuskan apakah seorang
anggota berhak atas penghargaan tersebut:
1. Anggota yang aktif dari klub remaja/pathfinder dan telah
menjadi anggota selama dua tahun atau lebih
Page 19
Edisi 302 – 8 Agustus 2014
2. Sebagai contoh dalam pemakain atribut seragam, tepat
waktu dalam setiap rapat, dan bertindak aktif sebagai
pemimpin di regunya
3. Percaya dan menghidupkan perjanjian dan peraturan klub
remaja/pathfinder. Memperagakan kesetiaan kepada citacita klub remaja dan memegangnya sebagai sesuatu yang
suci.
4. Mau menerima tanggung jawab yang diberikan dan
menunjukkan
inisiatif
dan
kepemimpinan
dan
menjalankannya dalam cara yang sederhana atau dengan
usaha secara grup.
5. Memperbaiki peralatan pribadi dalam kondisi terbaik yang
memungkinkan
6. Menghubungkan semua pertandingan dan seluruh kelompok
dalam cara kristen yang benar.
7. Menyelesaikan kelas klub remaja/pathfinder setiap tahun
dan sebagai tambahan, menmperolehi tanda-tanda
kepahaman.
KAPAN DAN OLEH SIAPA TANDA
PENGHARGAAN DIBERIKAN
Tanga penghargaan klub remaja/pathfinder diharapkan untuk
dilaksanakan pada acara hari Pathfinder klub remaja di gereja
dengan
tingkat-tingkat klub atau pada waktu program
pelantikan dengan meneliti pemimpinnya atau pada saat
Perkemahan remajapathfinder daerah/konferens atau fair
kepemimpinan pemuda daerah/konferens.
BAGAIMANA CARA MEMAKAINYA
Pita penghargaan diatas dipakai selama tahun-tahun adanya
penghargaan. Jika anggota itu tidak memenuhi syarat lagi,
maka penghargaan itu ditempatkan di dalam tempat inventori
untuk peringatan baggi klub remaja/pathfinder. Penghargaan ini
hanya bisa dipakai selama tahun penghargaan.
Kirimkan berita, kesaksian atau
artikel rohani anda ke redaksi BAIT
melalui email
[email protected]
Redaksi berhak melakukan proses
editing atau sma sekali tidak
menerbitkan artikel, berita atau
kesaksian anda bilamana tidak
sesuai dengan visi, misi dan
kebijakan bulletin BAIT.
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 20
Download