BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Motivasi Istilah motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak dan berbuat. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan atau melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motif lebih dekat pada mau melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya, atau dengan kata lain motivasi dapat diartikan sebagai dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai anggota masyarakat. Motivasi dapat juga diartikan sebagai proses untuk mencoba mempengaruhi orang atau orang-orang yang dipimpinnya agar melakukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan tertentu yang ditetapkannya lebih dahulu. 2.1.1 Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli. 1 Berkenan dengan motivasi, para ahli banyak mengemukakan teori-teorinya. Uzer (2009:29) Motivasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi Instrinsik dan motivasi Ekstrinsik. Motivasi Instrinsik, timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri indiividu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannnya. Sedangkan motivasi ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terutama minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan timbul karena melihat manfaatnya. Menurut David Mc Celland ( Uno, 2010:9) mengatakan bahwa A motiv is the redintegration by a cue of a change in an affective situation, yang berarti motif merupakan implikasi dari hasil pertimbangan yang dipelajari (redintegration) dengan ditandai suatu perubahan pada situasi afektif. Mc. Donald (Sardiman, 2009:73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Berdasarkan teori-teori motivasi yang telah dikemukakan diatas, disimpulkan motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan baik dari dalam diri maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku/aktifitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya. 2.1.2 Motivasi Ekstrinsik dalam Pembelajaran 2 Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktifitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar. French Reven (Slameto, 2010: 179) seseorang akan dapat mempengaruhi motivasi orang lain bila ia memiliki suatu bentuk kekuasaan sosial. Motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting, dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik. 2.2 Pengertian Belajar Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya, dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam sebuah aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat di definisikan sebagai berikut: 3 Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang hanya sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. 2.2.1 Pengerian Belajar Menurut Para Ahli. Witherington (Hanafiah, 2009:7) yang menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang dibentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. Sedangkan Gagne, Berliner dan Hilgard (Hanafiah, 2009:7) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman. Menurut Good dan Brophy (Uno, 2010:15) bahwa belajar merupakan suatu proses interaksi atau interaksi yang dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk perubahan tingkah laku, perubahan tidak hanya berkaitan dengan pemahaman ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Berdasarkan teori – teori belajar yang telah dikemukakan diatas, disimpulkan belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku pada 4 individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya. 2.2.2. Peranan Motivasi Dalam Belajar dan Pembelajaran Motivasi pada dasaranya dapat membantu dalam memahami dalam menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peran penting dalam motivasi belajar pembelajaran antara lain: 1. Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seseorang yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya motivasi dapat menentukan hal-hal apa dilingkungan anak yang dapat memperkuat perbuatan belajar. 2. Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar, anak akan tertarik untuk belajar sesuatu jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak. 3. Motivasi Menentukan Kekuatan Belajar Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun dengan harapan memperoleh hasil yang 5 baik. Dalam hal ini tampak bahwa motivasi untuk belajar dapat menyebabkan seseorang tekun belajar, sebaliknya seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka ia tidak tahan lama belajar, dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar. 2.3 Strategi Pembelajaran Inquiry Kata inquiry berasal dari bahasa inggris, inquiry yang artinya penyelidikan, sedangkan dalam bahasa latin inquiry (in = guarere) artinya mencari atau menanyakan sesuatu. Dalam mengajar istilah ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif berbuat melalui proses-proses ilmiah. Dari uraian di atas diperoleh pengertian inquiry yaitu suatu pendekatan mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa-siswa untuk melatih mengemukakan persoalan sendiri dan berusaha menyelesaikan persoalan yang di hadapi. Strategi pembelajaran inquiry merupakan salah satu strategi pembelajaran yang penggunaannya melibatkan dalam proses kegiatan mental. Strategi ini dapat di terapkan secara klasikan atau berkelompok. Dalam strategi ini siswa lebih banyak diberikan kesempatan untuk belajar sendiri, mengembangkan keterampilan dan mengajukan pertanyaan dan mencari pemecahannya. Siswa ditetapkan sebagai subjek belajar yang turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. 6 Strategi mengajar yang dilakukan seorang guru dalam kelas, tentunya mempunyai kelebihan dan kelemahan. Hal ini tergantung kondisi siswa, media penunjang, materi yang di ajarkan serta kompotensi dasar yang dicapai. Adapun kelebihan dan kelemahan adalah sebagai berikut: a. Kelebihan strategi pembelajaran inquiry 1. Burner, seorang ahli psikolog mengemukakan bahwa kelebihan-kelebihan strategi pembelajaran inquiry sebagai berikut: - Pendekatan inquiry meningkatkan potensi intelektual siswa - Seorang siswa dapat belajar bagaimana melakukan penemuan hanya melalui proses melakukan penemuan itu sendiri.Siswa memperoleh suatu kepuasan intelektual yang datang dari diri siswa - Belajar melalui inquiry memperpanjang proses ingatan 2. Guru lebih banyak memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan alat pikirannya, sedangkan peran guru hanya sebagai pembimbing. 3. Dapat menghindari cara belajar yang tradisional dan memberikan waktu yang memadai bagi siswa untuk mengumpul dan mengelola informasi. b. Kelemahan strategi pembelajaran inquiry 1. Memerlukan perubahan kekuasaan cara belajar siswa yang menerima informasi dari guru apa adanya, kalau tidak ada guru tidak belajar 2. Dalam pelaksanaan selalu memerlukan penyediaan sebagai sumber belajar dan fasilitas yang memadai. 7 3. Cara belajar siswa dengan strategi ini menurut bimbingan guru lebih baik, seperti pada waktu siswa melakukan penyelidikan dan lain sebagainya. Strategi pembelajaran inquiry ini dikembangkan oleh tokoh bernama Suchman. (Hamzah dkk,2008:34) meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu. Oleh karena itu prosedur ilmiah dapat diajarkan secara langsung kepada mereka. Berikut ini adalah postulat yang diajarkan secara langsung kepada mereka. Berikut ini adalah postulat yang diajukan oleh Suchman (Hamzah dkk, 2008: 35) untuk mendukung teori yang didasari strategi pembelajaran ini: 1. Secara alamiah manusia mempunyai kecenderungan untuk selalu mencari tahu akan segala sesuatu yang menarik perhatian. 2. Mereka akan menyadari keingintahuannya akan segala sesuatu tersebut dan akan belajar menganalisis strategi berpikirnya tersebut. 3. Strategi baru dapat diajarkan secara langsung dan akan ditambahkan/ digabungkan dengan strategi lama yang telah dimiliki siswa. 4. Penelitian koopertif (cooperative inquiry) dapat memperkaya kemampuan berfikir dan membantu siswa belajar tentang suatu ilmiah yang senantiasa bersifat tentatif dan belajar menghargai penjelasan atau solusi alternatif. Secara singkat strategi ini bertujuan untuk melatih kemampuan siswa dalam meneliti, menjelaskan fenomena dan memecahkan masalah secara ilmiah, melalui strategi ini Suchman juga ingin meyakinkan kepada siswa bahwa ilmu bersifat tentatif dan dinamis, karena ilmu berkembang terus menerus, 8 Yang diyakini saat ini benar, suatu saat tertentu belum tentu benar atau berubah. Disamping itu, siswa dilatih untuk menghargai alternatif- alternatif lain yang mungkin berbeda dengan yang telah ada sebelum dan yang telah diyakini sebagai suatu kebenaran. Menurut Mulyasa (2005: 94) strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi penyelidikan yang melibatkan proses mental yang kegiatan-kegiatannya meliputi (a). Mengajukan pertanyaan tentang fenomena alam; (b) merumuskan masalah yang ditemukan; (c). menarik kesimpulan dan mengembangkan sikap ilmiah yang objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka kemauan dan tanggung jawab. Selanjutnya menurut Sund and Trowbridge (Mulyasa,2005:96) bahwa ada tiga macam strategi pembelajaran inquiry yakni: a. Inquiry terpimpin, siswa memperoleh pedoman sesuai yang di butuhkan. Pedoman tersebut biasanya sebagai pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Pendekatan ini digunakan terutama bagi para siswa yang belum berpengalaman belajar dengan strategi pembelajaran inquiry, dalam hal ini guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas, Pada tahap awal bimbingan lebih banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit dikurangi sesuai dengan perkembangan pemahaman siswa. Dalam pelaksanaannya sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru. Siswa tidak merumuskan permasalahan, petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat data diberikan dari guru. 9 b. Inquiry Bebas, pada inquiry bebas, siswa melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuan. Pada pelajaran ini siswa harus mengidentifikasi dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak di selidiki. Strateginya adalah inquiry role approach yang melibatkan siswa pada kelompok tertentu. Setiap anggota kelompok memiliki tugas, misalnya koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatat data, dan pengevaluasi proses. c. Inquiry bebas yang dimodifikasikan, pada inquiry ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian siswa diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian. Berangkat dari hal diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manfaat strategi pembelajaran inquiry adalah mengembangkan kemampuan dan keterampilan memecahkan masalah dan dapat mengembangkan rasa ingin tahu dan cara berpikir kritis dan analisis serta mengembangkan rasa ingin tahu dan cara berpikir objektif secara individual maupun kelompok. 2.4 Prosedur Pembelajaran Inquiry Tujuan utama dari strategi pembelajaran inquiry adalah membuat siswa menjalani suatu proses tentang bagaimana pengetahuan diciptakan. Untuk mencapai tujuan ini, siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang misterius, belum diketahui, tetapi menarik. Perlu diingat bahwa masalah tersebut harus dirasakan pada suatu gagasan yang memang dapat ditemukan (drable ideas) bukan mengada-ada. 10 Terdapat 5 prosedur mengajar Inquiry (Depdikbud, 2006: 56) antara lain: tahap pertama, siswa dihadapkan pada situasi yang membingungkan (teka-teki), tahap kedua, dan ketiga pengumpulan data untuk ferifikasi dan eksperimentasi. Pada tahap kedua bab ketiga ini, siswa menyampaikan serangkaian pertanyaan yang dapat dibawah oleh guru dengan jawaban “Ya” atau “Tidak. Sementara melakukan percobaan sesuai dengan permasalahan yang diperhadapkan kepada mereka . perlu dicatat bahwa pada tahap pertama guru hendaknya menjelaskan prosedur penelitian yang dilakukan oleh siswa. untuk itu, didasarkan agar mendasar permasalahan yang diperhadapkan kepada siswa berawal dari ide yang paling sederhana dulu. Verifikasi (ada tahap kedua) merupakan proses dimana siswa menggali informasi tentang peristiwa yang mereka alami. Sedangkan eksperimen (percobaan) pada tahap ketiga merupakan proses dimana guru memperkenalkan kepada siswa suatu unsur baru kepada suatu situasi tertentu untuk menunjukan bahwa suatu peristiwa dapat terjadi secara berbeda. Tahap keempat, merupakan tahap perumusan penjelasan atau peristiwa yang telah dialami siswa. Pada praktiknya, siswa tidak dapat menjelaskan sempurna ada beberapa detail yang terlupakan oleh mereka. Untuk tahap ini, disarankan agar penjelasan tidak hanya diberikan oleh satu atau dua orang siswa yang dialami. Dengan demikian, akan diperoleh beberapa penjelasan yang satu sama lain dapat saling mendukung sehingga menghasilkan suatu penjelasan yang lengkap. Langkah terakhir adalah menganalisis proses penelitian yang telah mereka lakukan. Pada tahap ini, siswa diminta untuk menganalisis pola-pola 11 penelitian yang telah mereka lakukan. Tahap ini penting sekali karena kita menginginkan agar siswa menyadari betul bukan proses penelitian yang dilakukan secara sistematik dan guru telah mengajarkan kepada mereka menggunakan caracara yang lebih efektif. 2.5 Aplikasi Strategi Pembelajaran Inquiry Awalnya strategi pembelajaran ini digunakan untuk mengajarkan ilmu- ilmu pengetahuan alam, bahkan untuk semua mata pelajaran. Semua topik mata pelajaran dapat digunakan sebagai suatu situasi masalah yang dapat dilontarkan oleh guru untuk melatih siswa cara berpikir ilmiah. Kunci utama terletak pada upaya memformulasikan suatu masalah yang menarik, misterius dan menantang bagi siswa agar mampu berpikir ilmiah seperti: (1) keterampilan melakukan pengamatan, pengumpulan dan pengorganisasian data termasuk merumuskan dan menguji hipotesis dan keterampilan mengekspresikan secara verbal, (2) kemandirian belajar), (3) keterampilan mengekspresikan secara verbal, (4) kemampuan berpikir logis, dan (5) kesadaran bahwa ilmu bersifat dinamis dan tentatif. a) Pembelajaran perolehan konsep adalah suatu pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami suatu konsep tertentu. b) Prosedur pembelajaran perolehan konsep meliputi tiga tahap: yaitu: (1) penyajian data dan identifikasi konsep, (2) pengujian perolehan konsep, dan (3) analisis strategi berpikir. 12 c) Metode pembelajaran perolehan konsep sangat sesuai diaplikasikan untuk pembelajaran yang menekankan perolehan suatu konsep baru atau untuk mengajar secara berpikir induktif. d) Metode pembelajaran berpikir induktif merupakan suatu strategi mengajar yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa mengolah informasi atau strategi mengajar untuk mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Strategi pembelajaran bermacam-macam dan diantara strategi itu tidak ada satupun yang efektif untuk mencapai semua ragam tujuan pembelajaran. Terlepas dari sifatnya yang demikian ini, beberapa orang ahli telah mendifikasi strategi pembelajaran. Akan tetapi, dalam buku ini strategi-strategi tersebut tidak akan diuraikan secara rinci. Sehubungan dengan itu Gerlach Ely (Mulyasa, 2005: 98) mengungkapkan adanya dua jenis strategi pembelajaran, yaitu ekspository approach (pendekatan ekspositori) dan inquiry approach (pendekatan inquiry). Strategi ekspositori biasanya digunakan guru untuk menyajikan materi pelajaran dengan maksud menyampaikan informasi kepada siswa melalui penjelasan atau demonstrasi. Selain itu guru mengecek permainan, ingatan dan pemahaman siswa mengenai informasi yang telah diterimanya. Guru dapat mengulangi penjelasannya, bahkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk praktek penerapan konsep atau prinsip yang telah dijelaskan pada serangkaian contoh. Sering digunakan pada strategi ini adalah metode ceramah, dan didukung dengan Tanya jawab dan demonstrasi. Oleh karena itu, metode-metode eksperimen, diskusi kelompok 13 kecil, pemecahan masalah, dan Tanya jawab sangat populer penggunaannya dalam strategi ini. 2.6 Hipotesis Hipotesis tindakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “jika dalam pembelajaran PKn guru menggunakan strategi pembelajaran inquiry maka motivasi belajar siswa akan meningkat”. 2.7 Indikator Kinerja Yang menjadi indikator kinerja dalam penelitian ini adalah 75% dari jumlah siswa yang mengalami peningkatan motivasi belajar siswa. 14