Modul Kewirausahaan II [TM4]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Kewirausahaan 2
Sifat aktivitas dan Resiko Bisnis
Fakultas
Program Studi
Tatap Muka
FASILKOM
TEKNIK
INFORMATIKA
MANAJEMEN
04
Kode MK
Disusun Oleh
Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si
Abstract
Kompetensi
Diisi dengan abstract
Dapat menganalisa permasalahan
yang akan dihadapi setelah
menentukan usaha/bisnis yang akan
dilakukan
Pembahasan
I.
Pengantar : Kisah Sukses Pengusaha Tionghoa
Untuk mendorong motivasi dalam berwirausaha, sangat penting bagi kita untuk mempelajari
sikap mental bisnis orang Tionghoa. Belajar dari yang terbaik tanpa harus mencari kesalahan
merupakan salah satu kunci untuk meraih kesuksesan di masa yang akan datang. Tidak dapat
dipungkiri bahwa keberhasilan bisnis orang Tionghoa didasari oleh suatu budaya, seni dan cara yang
sudah diterapkan selama puluhan tahun, perlu kita pelajari dan implementasikan dalam rangka
menciptakan generasi wirausaha yang tangguh.
Contoh pengusaha Tionghoa adalah Hary Jap. Pria 37 tahun ini sukses dalam bidang
property, berawal bekerja pada Sinar Mas Group pada saat ia masih kuliah. Beberapa waktu
kemudian ia diangkat menjadi professional pada perusahaan kontraktor, dan tahun 1998 bergabung
dalam Marketing Associate Ray White Kelapa Gading. Hanya dalam waktu 1 tahun ia mencapai
peraih komisi yang tertinggi.
Dan satu tahun kemudian, Hary berhasil membangun kantor sendiri di Pluit. Hary juga
membuka pemasaran melalui internet, www.indoproperty.com dan hanya dalam tiga tahun sudah
balik modal. Bahkan pada tahun 2001 mengakuisisi Ray White Pondok Indah
Contoh lain, namanya (Alm) Sukyatno Nugroho dan menyandang "gelar" MBA. Bukan Master
of Business Administration seperti yang biasa, tetapi kependekan dari Manusia Bisnis Asal-Asalan.
Lelaki kelahiran Pekalongan 3 Agustus 1948 dan meninggal pada 9 Desember 2007 pada umur 59
tahun adalah wirausahawan, pendiri dan Presiden Komisaris Grup Es Teler 77.
Pada tahun 1981, dengan modal Rp 1 juta, lelaki keturunan Tionghoa yang hanya lulus SLTP
membuka usaha penjualan es telernya bermula dari usaha kecil-kecilan menggunakan resep dari ibu
mertuanya di sebuah warung tenda sederhana di pelataran teras sebuah pertokoan (Duta Merlin,
sekarang Carrefour Harmony) di kawasan Jakarta Pusat.
Warung tersebut hanya memiliki lima karyawan tetap. Sering kali warung tersebut harus
ditutup akibat banjir yang terjadi pada saat-saat hujan lebat. Usaha kecil ini berjalan dengan cukup
baik. Namun suatu saat pihak manajemen gedung menaikan harga sewa sampai tiga kali lipat tanpa
alasan yang jelas. Tentunya ES TELER 77 yang hanya sebagai usaha kecil tidak bisa berbuat banyak,
akhirnya warung tersebut harus ditutup dalam waktu singkat jika tidak memperpanjang sewanya.
Kejadian tersebut tidak membuatnya putus asa. Bersama istri dan putra-putrinya mereka
membuka satu lagi ES TELER 77 yang lebih baik dan lebih besar. Cabang ES TELER 77 ini dibuka di
Jalan Pembangunan 1, di sebelah gedung pertokoan Gajah Mada Plaza. Di lokasi ini bisnis ES TELER
77 ini berkembang dengan pesat dan merek ES TELER 77 menjadi lebih dikenal.
ES TELER 77 sebagai produk lokal Indonesia seringkali mendapatkan perlakuan yang tidak
adil oleh pihak pemilik tempat atau manajemen gedung yang seringkali lebih mementingkan
perusahaan dengan merek-merek asing. Tetapi perusahaan ES TELER 77 tidak pernah menyerah.
Sebaliknya mereka lebih bersemangat lagi setiap kali mereka harus menutup salah satu restorannya.
Mereka bertekad untuk membuka lima cabang baru ES TELER 77 setiap kali mereka harus menutup
2016
2
Kewirausahaan 2
Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
satu cabang ES TELER 77. Pada tahun 1987, Sukyatno Nugroho mewaralabakan Es Teler 77 yang
dengan ini merupakan usaha makanan cepat saji asli Indonesia pertama yang menerapkan sistem
waralaba. Mengikuti perkembangan tren gaya hidup, pada tahun 1994, seluruh gerai Es Teler 77
dipindahkan dari kios ke mal dan plasa.
Setelah hampir tiga dasawarsa, Es Teler 77 terus berkembang dengan menyajikan produk
makanan dan minuman dengan resep orisinil yang bermutu dan berkualitas kepada pelanggan di
pelosok Indonesia dan juga mancanegara. Dengan 180 gerai yang tersebar di berbagai daerah di
Indonesia, Es Teler 77 bukan hanya meningkatkan citra makanan Indonesia di negeri sendiri tetapi
juga memperkenalkan makanan Indonesia ke mancanegara. Saat ini Es Teler 77 dapat dikunjungi di
Singapura, Malaysia dan Melbourne (Australia).
II.
Sifat Aktivitas Bisnis
II.1. Peranan Bisnis
Dalam pengertian luas, bisnis merupakan suatu istilah untuk menjelaskan segala aktivitas
berbagai institusi dari yang menghasilkan barang dan jasa yang perlu untuk kehidupan masyarakat
sehari hari. Melalui aktivitas dari berbagai institusi itu maka dapat diperbaiki standar hidup. Di
masyarakat terdapat berbagai jenis institusi seperti : sekolah, tempat ibadah, lembaga – lembaga
kemasyarakatan dan berbagai macam perusahaan.
Perbedaan antara perusahaan dengan institusi lain, yaitu perusahaan menghasilkan produk
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan tujuan memperoleh keuntungan. Bila
perusahaan tidak mampu menghasilkan keuntungan, maka perusahaan tersebut tidak akan dapat
melanjutkan kehidupannya.
Perusahaan akan sukses, bila sadar akan kebutuhan konsumen dan siap memuaskan
kebutuhan tersebut. Oleh karena itu konsumen sangat berperan, sebab dialah yang menentukan
kapan dan berapa banyak yang akan dibeli dan dengan harga berapa.
II.2. Sifat Dasar Sebuah Bisnis
Secara sederhana bisnis berarti suatu system guna memproduksi barang dan jasa untuk
memuaskan kebutuhan masyarakat. Karena merupakan suatu system dalam masyarakat, maka ada
hubungan timbal balik antara bisnis dan unsur – unsur lain di masyarakat. Antara lain dengan system
social, system politik dan system hukum.
Pada dasarnya, sebuah system perusahaan memperoleh masukan dari lingkungannya, lalu
memproduksinya, dan kemudian menghasilkan sesuatu untuk kepentingan system yang lebih besar.
Hal ini tergambar pada Gambar 1.
2016
3
Kewirausahaan 2
Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perusahaan menerima
input dan memproses
fisik, hukum, ekonomi
dan batasan – batasan
social
daripada
lingkungan
=
Perusahaan memproses input
dengan cara yang paling
efisien dengan mengorganisir
sumber – sumber daya, dan
menerapkan teknologi yang
tepat guna
=
Perusahaan memproduksi barang
dan jasa untuk memuaskan
kebutuhan – kebutuhan jadi
menghasilkan manfaat ekonomi
dan social dan memperbaiki
standar hidup
Gambar 1. Sistem Bisnis
II.3. Kebutuhan terhadap Aktivitas
Berjuta orang hidup di dunia ini. Namun mereka sama – sama menginginkan kebutuhan –
kebutuhan dasar. Makanan untuk memuaskan rasa lapar, minuman untuk memuaskan rasa haus,
pakaian untuk memelihara rasa hangat, tempat untuk beristirahat dan obat – obatan bila sakit. Atas
dasar berbagai alasan, mereka membutuhkan transportasi dari satu tempat ke tempat yang lain. Bila
berbeda tempat, perlu berkomunikasi. Dan pada saat tertentu, mereka butuh istirahat, mendengar
musik, nonton televisi atau jalan – jalan di taman.
Perubahan terjadi pada masa revolusi industry dan mekanisasi. Penemuan mesin,
perkembangan ilmu dan teknologi dan urbanisasi pada abad keduapuluh telah mempercepat proses
industrialisasi dan menciptakan kebutuhan akan manajemen yang efisien dalam perusahaan. Dengan
pengenalan transportasi modern di laut dan di udara, maka aktivitas – aktivitas bisnis telah melintasi
batas – batas Negara/wilayah. Korporasi multinasional bermunculan. Hal ini telah menjadi satu cara
hidup untuk menggunakan produk – produk yang dibuat pada banyak Negara yang berbeda.
II.4. Jenis Jenis Aktivitas Bisnis
II.4.1. Produksi
Dalam pengertian luas, produksi berarti setiap aktivitas untuk memuaskan kebutuhan
manusia. Produksi terdiri dari produksi primer, sekunder dan tersier yang bertujuan untuk
memuaskan kebutuhan konsumen
II.4.2. Distribusi
Distribusi berarti pemindahan tempat barang atau jasa dari produsen ke konsumen.
Termasuk di dalamnya pemindahan material dari lini awal produksi, penyimpanan dan pengolahan
bahan mentah dan barang jadi, pengepakan, pengawasan persediaan dan transportasi kepada
pemakai akhir. Sebuah system distribusi yang efisien akan mengurangi biaya yang terikat di dalam
bahan mentah dan barang jadi yang belum terjual.
2016
4
Kewirausahaan 2
Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
II.4.3. Konsumsi
Konsumsi secara luas adalah permintaan dan daya beli para konsumen dan kesukaan mereka
terhadap barang dan jasa – jasa yang berbeda.
Konsumsi seseorang polanya tergantung juga pada factor – factor lain, salah satunya pada
kelompok umur. Untuk anak kecil, produk – produk populer adalah mainan dan pakaian anak – anak.
Anak sekolah dan remaja membutuhkan buku – buku, peralatan sekolah, peralatan olahraga. Orang
dewasa yang berkeluarga membutuhkan mebel dan barang – barang rumah tangga. Orang – orang
tua memerlukan pelayanan kesehatan dan peralatan kesehatan.
Ketiga jenis dasar aktivitas bisnis, dapat diringkaskan di Gambar 2
Produsen barang dan jasa menyediakan jumlah dan
jenis yang tepat dari barang dan jasa
PRODUKSI
DISTRIBUSI
KONSUMSI
Jaringan distribusi
membawa barang dan
jasa kepada konsumen
III.
Konsumsi merefleksikan tingkat
permintaan kepada barang dan
jasa. Daya beli/permintaan
meningkat dengan pendanaan
Falsafah dan Budaya Bisnis Tionghoa
Selain kita harus memahami dan mengerti peranan, sifat dan aktivitas bisnis. Kita juga harus
memahami falsafah dan budaya bisnis. Banyak literature yang menjelaskan falsafah dan budaya
bisnis namun mengingat di Indonesia dominan wirausahawan sukses berasal dari etnis tionghoa. Kita
harus bisa mengupas apa falasafah dan budaya bisnis Tionghoa agar kita bisa mencontoh dan
menerapkannya dalam bisnis yang akan kita geluti.
Bisnis juga selalu focus dan konsisten dalam mencapai tujuan. Dan selalu melakukan inovasi
melaui peningkatan dan perbaikan terus menerus, atau dengan istilah perbaikan berkelanjutan
(continous improvement). Seperti pada cerita Es Teler 77, sepeninggal Sukyatno Nugroho, anak –
anaknya melanjutkan kendali Es Teler 77 dengan konsep manajemen yang lebih modern.
Dalam menjalankan usaha, harus mempunyai tata cara yang tidak terlalu birokratis dan
sederhana. Bisnis adalah sesuatu yang mudah. Siapa yang tak kenal Bob Sadino berpakaian nyentrik,
setelan kemeja dengan celana pendek pada kesempatan resmi ataupun tak resmi. Bob Sadino yang
selalu mengesampingkan tata cara birokratis dalam kepemimpinan bisnisnya. Terbukti lebih cepat
2016
5
Kewirausahaan 2
Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
hasilnya, apakah program itu sukses atau gagal. Walaupun gagal, namun bisa diketahui dengan cepat
dan segera bisa dievaluasi dan diperbaiki kegagalan tersebut.
Wirausahawan adalah pekerja keras. Yang. Ada pepatah Tionghoa yang notabene banyak
menghasilkan wirausahawan sukses, yang mengatakan “Jika anda memilih untuk menunggang
Harimau, Anda harus ikut kemana ia berlari“. Dari pepatah ini kita dapat tarik kesimpulan,
Wirausahawan harus konsisten dengan pada tujuan yang telah ditetapkan, tidak pernah lari dari
tujuan.
III.1. Berikut adalah falsafah Bisnis Orang Tionghoa
a.
Untuk mencapai sukses orang Tionghoa harus berdagang. Bekerja keras dan berani membuka
peluang usaha baru. Hasil usaha berupa berhasil atau gagal ditentukan oleh sikap, usaha dan
keyakinan.
Orang Tionghoa menyebutnya ‘nei kung‘ yaitu perjalanan terarah di dalam jiwa, yang dituntun
dalam hati. Atau kita sebut komitmen, komitmen adalah kerja internal, pusaran energy luar
biasa berisi hasrat, nilai – nilai, keyakinan untuk berkarya serta hidup, gairah yang muncul dari
inti diri.
Ketika Anda memutuskan bahwa kekuatan untuk meraih mimpi berada ditangan Anda, maka
Anda berhenti berharap orang lain membawakannya untuk Anda, kekuatan untuk memilih
ada di tangan Anda. Memilih antara hidup dengan kemungkinan atau hidup dengan pilihan.
b.
Berdagang dijadikan hobi dan juga berdagang adalah pekerjaan serius dan bukan pekerjaan
ikut – ikutan. Falsafah ini mengajarkan, bisnis haruslah menyenangkan. Keterpaksaan dan
kebosanan akan menghasilkan kegagalan. Bisnis juga harus dilakukan dengan serius dengan
penuh perhitungan, bukan ikut – ikutan.
Orang Tionghoa sebut ‘hsing’. Hati-pikiran Anda.. Sifat sejati Anda.. Takdir Anda. Orang kuno
percaya bahwa harimau memiliki hati dan pikiran sejati kita yang naluriah. Kita memiliki
kemampuan mengubah energy mental dan emosional menjadi energy fisik. Kita memiliki
kemampuan untuk mengeluarkan kekuatan tersembunyi dari dalam hati dan pikiran, sehingga
kita bisa menjalani kehidupan yang penuh percaya diri dan indah. Dapat menjalani hidup
dengan penuh gairah.
c.
Pengalaman berdagang diberikan kepada anak cucu agar mereka mengenal ilmu perdagangan
sehingga memiliki sikap mental yang matang dan terampil dalam berdagang.
Ada ungkapan Tionghoa ‘Cic thuing cia ciau‘ mengungkapkan pentingnya pendidikan dalam
keluarga. Rumah dan keluarga merupakan dasar kehidupan manusia. Oleh karena itu para
orang tua meyakini anak mereka akan meneruskan usaha orang tua karena kesehariannya
melihat orang tua berdagang dan bisa mempelajari pengalaman – pengalaman berdagang
orang tua.
Sejalan dengan falsafah ‘Quan Fu Hu Zi’ yang artinya Bapak Anjing, Anak Harimau. Orang Cina
meyakini dan mendidik anak – anaknya agar bisa lebih sukses dari orang tuanya. Karena
kesuksesan bukan buatan manusia (man made) melainkan buatan pikiran (mind made).
2016
6
Kewirausahaan 2
Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
d.
Keuntungan yang diperoleh sebaiknya tidak dibelanjakan, namun digunakan untuk menambah
modal kerja dan melakukan investasi.
Falsafah ini mengajarkan kita untuk menabung. Orang Tionghoa tidak akan berfoya – foya
sebelum kaya. Keuntungan yang didapat diinvestasikan kembali. Untuk konsumsi sehari hari
mereka berfilosofi belilah apa yang dibutuhkan, bukan apa yang diinginkan, ‘Needs not
Wants”. Yang dibutuhkan makanan pokok/karbohidrat, mereka bisa aja makan bubur
bukannya nasi yang mahal harganya.
Karena falsafah ini, terbukti berdasarkan riset tentang pengusaha berlatarbelakang etnis di AS.
Ada peningkatan signifikan dalam jumlah perusahaan perusahaan Amerika Asia, Amerika
Afrika, Spanyol.
e.
Orang Tionghoa suka perdagangan yang memberikan keuntungan jangka panjang dan
berkelanjutan dalam waktu lama.
Falsafah ini mengajarkan untuk tidak berorientasi jangka pendek. Anda tidak dapat memasuki
masa depan sampai anda berhasil melepas masa lalu. Falsafah ini begitu penting bagi orang
cina dalam berdagang. Karena energy yang terfokus pada fikiran dan peristiwa positif, yang
didedikasikan pada hal – hal konstruktif dan kreatif, memiliki kekuatan untuk mengangkat kita
melampaui segala sesuatu yang biasa saja. Energi positif dalam diri adalah kekuatan untuk
membentuk masa depan yang sukses. Orang Cina berkeyakinan bukanlah mencari kesalahan
masa lalu, tapi mencari jalan bagi masa depan akan membawa kelegaan dalam hidup.
f.
Pedagang yang jatuh akan merasa sakit, tapi rasa sakitlah itulah yang buat bangkit kembali.
Seperti kita lihat dari kegigihan Sukyatno Nugroho dengan Es Teler 77, pada saat warungnya
digusur, ia berikrar dalam dirinya setiap ada 1 warung yang digusur, ia akan membuka 5
cabang baru.
Falsafah ini mengajarkan kita untuk tidak putus asa. Apabila gagal maka tidak boleh berhenti,
karena menurut mereka bisnis lebih kepada bagaimana kita berani mengambil keputusan
dalam setiap langkah, kadang menyenangkan dan kadang menyakitkan. Kegagalan menjadi
pendorong untuk mencapai keberhasilan.
Ada sebuah dictum Zen Kuno “Hambatan adalah jalan”. Sebagian besar orang terbelenggu
oleh rasa takut. Takut gagal, takut berkorban, takut berkomitmen dan bahkan takut sukses.
Memang sulit untuk mendiskusikan rasa takut secara rasional. Anda harus memahami bahwa
rasa takut adalah tidak rasional, rasa takut adalah persepsi, kabut, ilusi, pikiran yang
diciptakan untuk mengeblok suara hati. Skenario negativ yang dapat menghalangi Anda dari
masa depan yang menjanjikan. Pahami bahwa rasa takut dapat mengalahkan atau dikalahkan.
Untuk membantu mengatasi rasa takut, ingatlah akronim ini :
F E A R = Rasa Takut
2016
a.
Face it = Hadapi saja
b.
Engage your fear = Manfaatkan Rasa Takut Anda
7
Kewirausahaan 2
Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c.
Assess your fear = Nilai rasa takut anda
d.
Reject your fear = Tolaklah rasa takut anda
III.2. Budaya Bisnis Tionghoa
Budaya adalah segala daya dan kegiatan manusia untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Berikut adalah budaya bisnis orang tionghoa.
1.
Orang Tionghoa rela bangun pagi dan terus bekerja sampai malam hari untuk mencapai
keberhasilan. Inti dari budaya ini adalah kerja keras dan tekun.
2.
Apabila mengatakan akan berdagang, mereka biasanya tidak akan berfikir panjang lagi,
langsung melakukannya. Guru Tao bernama Guan Yin Tzu mendesak kita untuk tidak
membuang – buang waktu guna menghitung peluang sukses atau gagal. Tetapkan tujuan dan
mulailah. Pengalaman dan kemahiran dapat dipelajari.
3.
Kegagalan pertama tidak dapat melunturkan semangat. Sebaliknya akan membuat lebih gigih.
Kegagalan kedua dijadikan pelajaran. Kegagalan ketiga menjadikan lebih bijak. Kegagalan
berikutnya menguji kesabaran dan ketabahan.
Kejadian diatas bisa dianalogikan dengan kisah kebijaksanan Zen. Berikut kisahnya:
Tatkala seorang pemula belajar bela diri, ia mengenakan sabuk putih, lambang keluguan.
Setelah berbulan belajar, sabuk menjadi kotor dan berubah menjadi kecoklatan, symbol
jenjang pertama yang diraihnya. Latihan lebih lama lagi, sabuk menjadi makin kotor dan
berubah menjadi hitam, lambing pencapaian taraf tinggi.
Bila ia terus belajar tanpa henti, sabuk hitam memudar,luntur karena gesekan dan pelan –
pelan berubah menjadi lebih putih, symbol kembalinya kemurnian. Sabuk warna pudar
menunjukkan kemahiran tenis jago bela diri yang berpengalaman berbaur dengan kemurnian
seorang pemula. Ia sudah melampaui keterampilan teknik dan non teknik.
4.
Apabila berdagang, kita harus menetapkan tujuan untuk mendapatkan keuntungan jangka
panjang. Bisnis jangka panjang membutuhkan loyalitas konsumen dan menuntut kerja
professional, kompetensi tinggi dan komitmen.
5.
Budaya dagang Tionghoa mengutamakan, siapa cepat siapa dapat. Budaya ini menunjukkan
kesigapan, dan dinamisasi usaha. Menunjukkan setiap usaha harus diikuti inovasi dan
kreativitas agar dapat merespon keinginan pasar.
2016
8
Kewirausahaan 2
Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
IV.
Resiko Bisnis / Perusahaan
IV.1. Jenis – jenis resiko
Pengertian resiko mempunyai ragam arti antara lain : bahaya, keraguan, atau adanya dua
kemungkinan mengalami kerugian atau keuntungan. Ada yang berpendapat resiko adalah sebagai
berikut :
 Kesempatan timbulnya kerugian
 Probabilitas timbulnya kerugian
 Ketidakpastian
 Penyimpangan actual dari rencana
 Adanya deviasi dari yang diharapkan
Suatu perusahaan selalu berhadapan dengan kemungkinan timbulnya resiko atau bahaya
kerugian atau malapetaka karena berbagai sebab yang tidak dapat diketahui sebelumnya. Misalnya
aktiva lancar atau aktiva tetap terbakar atau dicuri orang, rusak oleh angin puting beliung, banjir,
diserobot oleh orang yang tidak bertanggungjawab, ditipu dan sebagainya.
Kerugian karena berbagai sebab tersebut di atas, tentu akan mengancam kelangsungan
hidup suatu perusahaan, oleh karena itu seorang wirausahawan harus berusaha mencari jalan keluar
untuk memproteksi kerugian dengan cara rencana penanganan resiko sebelum terjadi.
Dari sudut pandang bisnis, pengertian resiko adalah adanya uncertainity ( ketidakpastian )
terjadinya suatu keadaan yang tidak diinginkan yang melahirkan kerugian bagi perusahaan.
Uncertainity dapat dibedakan atas :
 Economic uncertainity
 Uncertainity of Nature
 Human uncertainity
Ada berbagai jenis resiko, namun secara garis besarnya dapat dibedakan atas dua yaitu :
 Pure Risk / Resiko Murni, Suatu resiko yang tidak pasti bahwa kerugian itu akan terjadi
 Sepeculative Risk / Resiko Spekulasi, Suatu keadaan kemungkinan timbulnya kerugian atau
keuntungan
Berdasar pada pihak yang menghadapi kerugian, maka resiko dibedakan atas :
1. Personal Risk ( Resiko Perorangan )
2. Property Risk ( Resiko terhadap Harta )
3. Reliability Risk ( Resiko Tanggungjawab Hukum )
2016
9
Kewirausahaan 2
Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
IV.2. Cara – cara Menangani Resiko
Kemungkinan resiko itu selalu ada, selama perusahaan melakukan aktivitasnya. Oleh karena
itu para wirausahawan harus berusaha agar kerugian yang timbul tidak terlalu besar, sehingga tidak
akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan
Secara teknis, proses menangani resiko dimulai dari tindakan identifikasi resiko,
mengadakan penilaian terhadap resiko dan akhirnya pemilihan serta cara untuk penanganan resiko
dan cara mengatasi resiko.
IDENTIFY THE RISK
EVALUATE THE RISK
MANAGE THE RISK
Avoidance
Reduction
Transfer
Retention
Self Insurance
Sharing
Hedging
Gambar 3. Proses Penanganan Resiko
Pada umumnya ada tujuh cara bagi perusahaan dalam menangani resiko, yaitu :
1. Risk Avoidance ( Penghindaran Resiko )
2. Risk Reduction ( Penurunan Resiko )
3. Risk Retention ( Menahan Resiko )
4. Risk Sharing ( Membagi Resiko )
5. Risk Transfer ( Mengalihkan Resiko )
6. Risk Hedging ( Membendung Resiko )
7. Self Insurance ( Menyelenggarakan Asuransi Sendiri )
2016
10
Kewirausahaan 2
Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Risk Avoidance sesuai dengan namanya tidak bermaksud melakukan kegiatan yang dapat
melibatkan terjadinya pengalaman resiko. Misalnya suatu perusahaan memutuskan untuk menyewa
suatu bangunan sebagai tempat sebagai tempat menyimpan bahan – bahan mentah daripada
membangun gedung baru, demi menghindarkan diri dari resiko kebakaran
Risk Reduction atau penurunan resiko adalah suatu usaha mengurangi besarnya kerugian
yang mungkin timbul misalnya dengan memasang alarm kebakaran/tanda bahaya, menyediakan alat
– alat pemadam kebakaran. Mengurangi resiko tidak berarti mencegah kemungkinan terjadinya
resiko melainkan hanya mengurangi kemungkinan terjadinya resiko, seperti menyediakan alat
pemadam kebakaran, menyediakan alarm dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
resiko kerugian.
Risk Retention atau menahan resiko berarti tidak melakukan sesuatu pencegahan terhadap
kerugian yang mungkin terjadi
Risk Sharing atau membagi resiko berarti membagi resiko / kerugian selain kepada diri
sendiri tetapi memikulkan juga kepada orang lain. Misalkan seorang wirausahawan akan mendirikan
sebuah bengkel mobil namun karena belum dapat mengantisipasi masa depan maka dia mengajak
pihak lain untuk bekerjasama mendirikan dan melaksanakan bengkel tersebut yang berarti resiko
yang akan dihadapinya akan ditanggung bersama.
Risk Transfer berarti mengalihkan resiko kepada pihak lain. Misalnya suatu proyek yang akan
dilaksanakan dibagi menjadi beberapa sub-proyek dan tiap – tiap sub-proyek dikerjakan oleh pihak
lain. Risk transfer paling umum adalah dengan mengasuransikan pelaksanaan proyek kepada
perusahan asuransi. Dengan demikian kerugian yang mungkin timbul dalam pelaksanaan proyek
menjadi beban asuransi
Hedging Risk atau membendung resiko dengan mengadakan persetujuan dengan pihak lain
agar resiko pada suatu batas tertentu, misalnya tiga bulan menjadi tanggungjawab pihak lain. Misal
seorang pembeli hasil bumi, antara dia dan penjual bersepakat bahwa harga hasil bumi tersebut
telah ditetapkan per/kg selama jangka waktu tiga bulan walaupun harga akan naik. Contoh lain
antara importer dan eksportir bersepakat bahwa harga/kurs valuta asing ditetapkan terlebih dahulu
selama jangka waktu btertentu sehingga berapapun banyak barang yang diimpor/ekspor kursnya
tetap sama, walaupun terjadi gonjang – ganjing harga valuta asing di pasar.
Cara Hedging banyak terjadi pada perdagangan luar negeri untuk membendung naik
turunnya harga barang atau naik turunnya kurs valuta asing. Kesepakatan mungkin bukan saja dalam
harga, tetapi pula dalam soal kualitas, batas waktu penyerahan dan lain sebagainya.
Self Insurance atau menyelenggarakan asuransi sendiri, menyelenggarakan pengumpulan
dana sendiri untuk mengatasi resiko.
2016
11
Kewirausahaan 2
Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
IV.3. Penyebab Resiko
Resiko berupa kerugian terjadi karena beberapa sebab. Secara rinci, penyebab resiko adalah
sebagai berikut :
1. Gempa Bumi
2. Banjir
3. Kebakaran
4. Pencurian
5. Kejahatan
6. Kecurangan
7. Polusi
8. Kualitas Barang
9. Pemasaran
10. Investasi
11. Valuta Asing
12. Peralatan
13. SDM
IV.4. Asuransi
Setiap perusahaan melakukan aktivitasnya dengan motif mencari keuntungan. Namun resiko
/ kerugian kadang – kadang tidak dapat dihindari baik karena kelakuan manusia, bencana alam atau
karena keadaan ekonomi. Dalam keadaan seperti itu, maka resiko atau kerugian harus ditangani
antara lain dengan memindahkan resiko kepada perusahaan asuransi.
Berdasarkan encyclopedia international asuransi adalah a social device for the pooling of risk
atau suatu peralatan masyarakat untuk membebani sekelompok masyarakat dari suatu jenis resiko
tertentu.
Asuransi memberi berbagai macam faedah kepada perusahaan, yakni member rasa aman,
meningkatkan efisiensi, menurunkan biaya, memungkinkan mengadakan pinjaman dan mengadakan
tabungan.
Ada beberapa jenis asuransi yang dapat mengatasi resiko perusahaan yaitu :
1. Fire Insurance
2. Burglary, Theft and Robbery Insurance
3. Automobile Insurance
4. Worker’s Compensation Insurance
5. Health Insurance
6. Marine Insurance
2016
12
Kewirausahaan 2
Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
7. Credit Insurance
8. Aviation Insurance
9. Export Insurance
IV.4.1 Faedah Asuransi
Resiko yang diasuransikan, jelas dapat mengurangi resiko bahkan dapat meniadakan resiko
tersebut. Pada hakekatnya, secara umum asuransi dapat member faedah sebagai berikut :
1. Perusahaan berada dalam keadaan aman karena dapat terhindar dari kerugian besar dengan
membayar biaya premi
2. Efisiensi perusahaan dapat ditingkatkan karena resiko dapat dikurangi
3. Penarikan biaya berupa premi oleh perusahaan asuransi dilakukan sekecil mungkin
4. Sertifikat asuransi dapat digunakan perusahaan sebagai dasar permintaan kredit kepada
pihak ketiga
5. Asuransi merupakan suatu alat mengadakan tabungan (saving)
6. Asuransi dapat dianggap sebagai sumber pendapatan (earning power )
Daftar Pustaka
1. Suharyadi,
Arissetyanto
Nugroho,Purwanto
S.K,
Maman
Faturohman,
Kewirausahaan, Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda, Salemba Empat,
Jakarta, 2012.
2. Ron Rubin & Stuart A. Gold, Tiger Heart, Tiger Mind, Bhuana Ilmu Populer, Jakarta,
2007.
3. Hisrich, Robert D, Kewirausahaan, Salemba Empat, Jakarta, 2008
4. Landri, Joseph, Mimpi Anak Jadi Naga, Gramedia, Jakarta, 2006
5. Manullang, Pengantar Bisnis, Indeks, Jakarta, 2013
2016
13
Kewirausahaan 2
Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download