BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi kota (SSK) Kota Cirebon adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kota yang dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi Kota Cirebon dengan tujuan agar pembangunan sanitasi dapat berlangsung secara sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan. Guna menghasilkan strategi sanitasi kota sebagaimana tersebut di atas, maka diperlukan suatu kerangka kerja yang menjadi dasar dan acuan bagi penyusunan strategi sanitasi kota dengan tujuan agar strategi sanitasi tersebut memiliki dasar hukum yang jelas dan dapat diimplementasikan. Kerangka kerja strategi sanitasi Kota Cirebon merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Strategi Sanitasi Kota Cirebon. Kerangka kerja sanitasi ini merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh kelompok kerja sanitasi. Pengembangan layanan sanitasi kota harus didasari oleh suatu rencana pembangunan sanitasi jangka menengah (3 sampai 5 tahunan) yang kompehensif dan bersifat strategis. Rencana jangka menengah yang juga disebut Strategi Sanitasi Kota (SSK) itu memang dibutuhkan mengingat kota-kota Indonesia akan memerlukan waktu bertahun-tahun (multi years) untuk memiliki layanan sanitasi yang memenuhi prinsip layanan Sanitasi menyeluruh. Strategi Sanitasi Kota juga dibutuhkan sebagai pengikat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD-SKPD) dan para pelaku pembangunan sanitasi lainnya untuk dapat terus bersinergi mengembangkan layanan sanitasi kotanya. Setelah disepakati, Strategi Sanitasi Kota akan diterjemahkan ke dalam rencana tindak tahunan (annual action plan). Isinya, informasi lebih rinci dari berbagai usulan kegiatan (program atau proyek) pengembangan layanan sanitasi kota yang disusun sesuai tahun rencana pelaksanaannya. Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Cirebon berisi visi, misi, dan tujuan pembangunan sanitasi kota Cirebon berikut strategi-strategi pencapaiaannya. Tiap-tiap strategi kemudian diterjemahkan menjadi berbagai usulan kegiatan berikut komponenkomponen kegiatan indikatifnya. Cakupan suatu Strategi Sanitasi Kota (SSK) akan meliputi : Aspek Teknis; mencakup strategi dan usullan kegiatan pengembangan sektor sanitasi yang terdiri dari (a) layanan sub sektor air limbah domestik, (b) layanan sub sektor persampahan, dan (c) sub sektor drainase lingkungan, serta sektor air bersih dan aspek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Aspek Pendukung; mencakup strategi dan usulan kegiatan pengembangan komponen (a) Kebijakan Daerah dan Kelembagaan, (b) Keuangan (c) Komunikasi, (d) Keterlibatan Pelaku Bisnis, (e) Pemberdayaan Masyarakat, aspek Jender dan Kemiskinan, (f) Monitoring dan evaluasi 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN SSK Maksud penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) adalah tersusunnya dokumen perencanaan strategis sanitasi Kota yang dapat dijadikan rujukan perencanaan pembangunan sanitasi Kota Cirebon dalam jangka menengah (5 tahunan). Tujuan dari penyusunan dokumen kerangka kerja strategi sanitasi kota (SSK) ini adalah: a. Tujuan Umum Kerangka kerja strategi sanitasi kota (SSK) ini disusun sebagai rencana pembangunan sektor sanitasi dan dijadikan sebagai pedoman pembangunan sanitasi Kota Cirebon mulai Tahun 2011 hingga Tahun 2015. b. Tujuan Khusus 1) Kerangka kerja strategi sanitasi kota (SSK) ini dapat memberikan gambaran tentang arah kebijakan pembangunan Sanitasi Kota Cirebon selama 5 tahun yaitu Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015. 2) Dipergunakan sebagai dasar penyusunan strategi dan langkah-langkah pelaksanaan kebijakan, serta penyusunan program jangka menengah dan tahunan sektor sanitasi. Dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi semua pihak (instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi Kota Cirebon. 1.3. LANDASAN HUKUM Aturan-aturan dan dasar hukum yang mendasari penyusunan Strategi Sanitasi Kota Cirebon adalah sebagai berikut : Undang-Undang 1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah berikut perubahan-perubahannya 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah 6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Peraturan Pemerintah 1. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air 3. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah 7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Peraturan Menteri 1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Keputusan Menteri 1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1995 tentang Program Kali Bersih. 2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL 3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. 4. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu air Limbah Domestik. 5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205 Tahun 2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA). Peraturan Daerah 1. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 1994 tentang Ketentuan Pelayanan Air Minum dan Air Limbah pada PDAM 2. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Rincian Urusan Pemerintahan yang Dilaksanakan Pemerintah Kota Cirebon 3. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu pada Pemerintah Kota Cirebon 1.4. METODE PENYUSUNAN Strategi Sanitasi Kota Tegal ini disusun oleh Pokja Sanitasi Kota secara partisipatif dan terintegrasi lewat diskusi, lokakarya dan pembekalan baik yang dilalukan oleh Tim Pokja sendiri maupun dengan dukungan fasilitasi dari TTPS PPSP. Metode yang digunakan dalam penyusunan SSK ini menggunakan beberapa pendekatan dan alat bantu yang secara bertahap untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang lengkap. Serangkaian kegiatan dan metoda dilakukan bersama pokja baik lokakarya dan pelatihan, diskusi dan pembekalan. Metode penyusunan SSK ini, terdiri dari tahapan berikut: 1. Melakukan penilaian dan pemetaan kondisi sanitasi kota saat ini (dari Buku Putih Sanitasi), untuk belajar dari fakta sanitasi guna menetapkan kondisi sanitasi yang tidak diinginkan. Pada tahap ini Pokja mengkaji kembali Buku Putih Sanitasi Kota untuk memastikan kondisi yang ada saat ini khususnya kondisi yang tidak diinginkan atau permasalahan-permasalahan yang ada dalam pengelolaan sanitasi Kota. Kondisi semua sub sektor layanan sanitasi yang terdiri; sub sektor air limbah, sub sektor persampahan, sub sektor drainase lingkungan dan sektor air bersih serta aspek pendukung. Metoda yang digunakan adalah kajian data sekunder dan kunjungan lapangan untuk melakukan verifikasi informasi. 2. Menetapkan kondisi sanitasi yang diinginkan ke depan yang dituangkan kedalam visi, misi sanitasi kota, dan tujuan serta sasaran pembangunan sanitasi kota. Dalam perumusan bagian ini tetap mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan dokumen perencanaan lainnya yang ada di kota. 3. Menilai kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan. Analisis kesenjangan digunakan untuk mendiskripsikan issue strategis dan kendala yang mungkin akan dihapadapi dalam mencapai tujuan. 4. Merumuskan strategi sanitasi kota yang menjadi basis penyusunan program dan kegiatan pembangunan sanitasi kota jangka menengah (5 tahunan). Dengan alat analisis SWOT mengkaji kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman dan Diagram Sistem Sanitasi. 1.5. SISTEMATIKA DOKUMEN Sistematika dokumen Strategi Sanitasi Kota Cirebon adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Berisikan penjelasan umum mengenai latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan Strategi Sanitasi Kota Cirebon, landasan hukum yang mendasari penyusunan Strategi Sanitasi Kota Cirebon serta metodologi penysunannya. BAB II : KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KOTA Berisikan penjelasan mengenai gambaran umum sanitasi kota Cirebon, arah pengembangan sektor sanitasi kota, menjelaskan visi dan misi sanitasi kota, kebijakan umum dan strategi sektor sanitasi kota serta sasaran umum dan arahan tahapan pencapaian dari strategi sanitasi kota. BAB III : ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN SEKTOR SANITASI KOTA Berisikan penjelasan tentang isu-isu strategis dan tantangan sektor sanitasi kota Cirebon, termasuk di dalamnya aspek kebijakan daerah dan kelembagaan, keuangan, komunikasi, keterlibatan pelaku bisnis, partisipasi masyarakat dan jender serta monitoring dan evaluasi, dan juga aspek utama sanitasi yaitu air limbah, persampahan dan drainase lingkungan. BAB IV : STRATEGI SEKTOR SANITASI KOTA Berisikan penjelasan mengenai tujuan, sasaran dan arahan pentahapan pencapaian dari strategi sanitasi kota, untuk semua sektor termasuk didalamnya sektor air limbah, persampahan, drainase lingkungan, aspek kebijakan daerah dan kelembagaan, keuangan, komunikasi, keterlibatan pelaku bisnis serta partisipasi masyarakat dan jender. BAB V : PROGRAM DAN KEGIATAN Berisikan penjelasan mengenai program dan kegiatan yang akan dilakukan secara terintegrasi antar sub sektor yaitu sektor air limbah, persampahan dan drainase lingkungan dengan aspek pendukung sanitasi seperti kebijakan daerah dan kelembagaan, keuangan, komunikasi, keterlibatan pelaku bisnis dan partisipasi masyarakat dan jender. BAB VI : STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI Berisikan penjelasan mengenai gambaran umum struktur monitoring dan evaluasi (monev) sanitasi dimana dilakukan monitoring terkait pengambilan keputusan, monitoring pelaksanaan dan monitoring strategi. Dijelaskan juga mengenai strategi monitoring dan evaluasi program sanitasi kota Cirebon. BAB VII : PENUTUP