BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07

advertisement
BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
No. Dokumen
Berlaku sejak
Revisi
Halaman
UJI KUALITAS AIR
Nama
NIM
Gol. / Kelompok
Asisten
: Anjar Damasjati
: 08 / 267180 / BI / 8116
: IV
: Isa Nuryana
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2010
FO-UGM-BI-07-09
03 Maret 2008
00
1 dari 9
BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
No. Dokumen
Berlaku sejak
Revisi
Halaman
FO-UGM-BI-07-09
03 Maret 2008
00
2 dari 9
UJI KUALITAS AIR
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hampir di setiap tempat di bumi ini terdapat mikrobia-mikrobia tertentu. Ada sebagian
mikrobia yang tidak berbahaya bagi manusia, bahkan ada yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia dan memiliki peranan besar dalam kehidupan manusia. Untuk
mengetahui dan menguji keberadaan mikrobia di lingkungan, maka ada beberapa prosedur
mikrobiologis untuk mengukurnya. Prosedur mikrobiologis ini dapat menentukan kualitas
sanitasi. Metode-metode tertentu dapat menunjukkan derajat kontaminasi oleh limbah. Uji-uji
mendeteksi dan mengenumerasi organisme indicator lebih cepat bila dibandingkan dengan
mikrobia pathogen. Kelompok bakteri Koliform adalah salah satu contoh bakteri indikator
penting pada air konsumsi, industri dan lainnya. Kepadatan kelompok bakteri Koliform dapat
digunakan sebagai criteria derajat pencemaran dan kualitas sanitasi. Signifikansi uji dan
interpretasi hasil dapat digunakan sebagai dasar standar kualitas bakteriologik dalam
penyediaan air. Metode yang digunakan dalam praktikum uji kualitas air kali ini adalah
metode MPN (Most Probable Number), dengan menggunakan teknik tabung fermentasi.
Kelompok koliform adalah semua bakteri aerobic dan anaerob fakultatif, Gram negative,
tidak membentuk spora, berbentuk batang, dan pada proses fermentasi laktosa, mengeluarkan
gas dan asam setelah 48 jam pada suhu 35° C. uji standar kelompok koliform adalah dengan
metode tabung fermentasi ganda, dengan uji pendugaan, uji penegasan dan uji lengkap.
(Waluyo, 2008)
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun mahluk hidup di dunia
ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun
hewan, sebagian besar tersusun oleh air, seperti di dalam sel tumbuhan terkandung lebih dari
75% atau di dalam sel hewan terkandung lebih dari 67%. Dari sejumlah 40 juta mil-kubik air
yang berada di permukaan dan di dalam tanah, ternyata tidak lebih dari 0,5% (0,2 juta milkubik) yang secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Karena 97% dari
sumber air tersebut terdiri dari air laut, 2,5% berbentuk salju abadi yang baru dalam keadaan
mencair dapat digunakan (Athena dkk, 2008).
BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI
No. Dokumen
Berlaku sejak
Revisi
FO-UGM-BI-07-09
03 Maret 2008
00
3 dari 9
Halaman
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
Faktor-faktor biotik yang terdapat di dalam air terdiri dari bakteria, fungi,
mikroalgae,protozoa dan virus, serta kumpulan hewan ataupun tumbuhan air lainnya yang
tidak termasuk kelompok mikroba. Kehadiran mikroba di dalam air dapat menguntungkan
tetapi juga dapat merugikan.
1) Menguntungkan
a. Banyak plankton, baik fitoplankton ataupun zooplankton merupakan makanan utama ikan,
sehingga kehadirannya merupakan tanda kesuburan perairan tersebut. Jenis-jenis mikroalgae
misalnya : Chlorella, Hydrodyction, Pinnularia, Scenedesmus, Tabellaria.
b. Banyak jenis bakteri atau fungi di dalam badan air berlaku sebagai jasad ”dekomposer”,
artinya jasad tersebut mempunyai kemampuan untuk mengurai atau merombak senyawa yang
berada dalam badan air. Sehingga kehadirannya dimanfaatkan dalam pengolahan buangan di
dalam air secara biologis
c. Pada umumnya mikroalgae
mempunyai klorofil, sehingga dapat melakukan fotosintesis dengan menghasilkan oksigen.
Di dalam air, kegiatan fotosintesis akan menambah jumlah oksigen, sehingga nilai kelarutan
oksigen akan naik/ber-tambah, ini yang diperlukan oleh kehidupan didalam air.
d. Kehadiran senyawa hasil rombakan bakteri atau fungi dimanfaatkan oleh jasad
pemakai/konsumen. Tanpa adanya jasad pemakai kemungkinan besar akumulasi hasil uraian
tersebut dapat mengakibatkan keracunan terhadap jasad lain, khususnnya ikan (Widayanti
dan Ristiati, 2008).
2) Merugikan
a. Yang paling dikuatirkan, bila di dalam badan air terdapat mikroba penyebab penyakit,
seperti : Salmonella penyebab penyakit tifus/paratifus, Shigella penyebab penyakit
disentribasiler, Vibrio penyebab penyakit kolera, Entamoeba penyebab disentriamuba
(Soetarto dkk, 2010)
b. Di dalam air juga ditemukan mikroba penghasil toksin seperti : Clostridium yang hidup
anaerobik, yang hidup aerobik misalnya : Pseudomonas, Salmonella, Staphyloccus, serta
beberapa jenis mikroalgae seperti Anabaena dan Microcystis
c. Sering didapatkan warna air bila disimpan cepat berubah, padahal air tersebut berasal dari
air pompa, missal di daerah permukiman baru yang tadinya persawahan. Ini disebabkan oleh
adanya bakteri besi missal Crenothrix yang mempunyai kemampuan untuk mengoksidasi
BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
senyawa ferro menjadi ferri (Widayanti dan Ristiati, 2008).
No. Dokumen
Berlaku sejak
Revisi
Halaman
FO-UGM-BI-07-09
03 Maret 2008
00
4 dari 9
Uji Kualitatif Koliform
Menurut Widiyanti dan Ristiati (2008), Uji kualitatif koliform secara lengkap terdiri dari 3
tahap yaitu (1) Uji penduga (presumptive test), (2) Uji penguat (confirmed test) dan Uji
pelengkap (completed test). Uji penduga juga merupakan uji kuantitatif koliform
menggunakan metode MPN.
1.Uji penduga (presumptive test)
Merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri koliform berdasarkan
terbentuknya asam dan gas disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan koli.
Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat
dilihat dalam tabung Durham berupa gelembung udara. Tabung dinyatakan positif jika
terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam tabung Durham. Banyaknya
kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang
menunjukkan reaksi positif terbentuk asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN.
Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk
cair. Bila inkubasi 1 x 24 jam hasilnya negatif, maka dilanjutkan dengan inkubasi 2 x 24 jam
pada suhu 350C. Jika dalam waktu 2 x 24 jam tidak terbentuk gas dalam tabung Durham,
dihitung sebagai hasil negatif. Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri.
MPN penduga dapat dihitung dengan melihat tabel MPN.
2. Uji penguat (confirmed test)
Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapan. Dari tabung yang positif terbentuk asam
dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi ditanamkan pada media Eosin
Methylen Biru Agar ( EMBA ) secara aseptik dengan menggunakan jarum inokulasi. Koloni
bakteri Escherichia coli tumbuh ber-warna merah kehijauan dengan kilat metalik atau koloni
berwarna merah muda dengan lendir untuk kelompok koliform lainnya.
3. Uji pelengkap (completed test)
Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan uji kelengkapan untuk menentukan bakteri
Escherichia coli. Dari koloni yang berwarna pada uji ketetapan diinokulasikan ke dalam
medium kaldu laktosa dan medium agar miring Nutrient Agar ( NA ), jarum inokulasi secara
aseptik. Diinkubasi pada suhu 370C selama 1 x 24 jam. Bila hasilnya positif terbentuk asam
dan gas pada kaldu laktosa, maka sampel positif mengandung bakteri Escherichia coli. Dari
BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI
No. Dokumen
Berlaku sejak
Revisi
FO-UGM-BI-07-09
03 Maret 2008
00
5 dari 9
Halaman
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
media agar miring NA dibuat pewarnaan Gram dimana bakteri Escherichia coli menunjukkan
Gram negatif berbentuk batang pendek. Untuk membedakan bakteri golongan koli dari
bakteri golongan coli fekal (berasal dari tinja hewan berdarah panas), pekerjaan dibuat Duplo,
dimana satu seri diinkubasi pada suhu 370C (untuk golongan koli ) dan satu seri diinkubasi
pada suhu 42 0 C (untuk golongan koli fekal). Bakteri golongan koli tidak dapat tumbuh
dengan baik pada suhu 42 0 C , sedangkan golongan koli fekal dapat tumbuh dengan baik pada
suhu 42 0 C . Standar Nasional Indonesia (SNI) mensyaratkan tidak adanya coliform dalam
100 ml air minum. Akan tetapi United States Enviromental Protection Agency (USEPA) lebih
longgar persyaratan uji coliform-nya mengingat coliform belum tentu menunjukkan adanya
kontaminasi feses manusia, apalagi adanya patogen. Usepa mensyaratkan presence/absence
test untuk coliform pada air minum, dimana dari 40 sampel air minum yang diambil paling
banyak 5% boleh mengandung coliform. Apabila sampel yang diambil lebih kecil dari 40,
maka hanya satu sampel yang boleh positif mengandung coliform. Meskipun demikian,
USEPA mensyaratkan pengujian indikator sanitasi lain seperti protozoa Giardia lamblia dan
bakteri Legionella. Pada air bukan untuk minum umumnya terdapat perbedaan persyaratan
coliform dan Escherichia coli. Air untuk kolam renang (primary contact water) misalnya
mensyaratkan kandungan coliform <2,4 x 103, tetapi syarat Escherichia coli tentunya lebih
ketat, yaitu < 1 x 103 dalam 100 ml.
4. Uji identifikasi
Dengan melakukan reaksi IMVIC (Indole, Methyl red, Voges-Proskauer tes, penggunaan
Citrat).
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari keberadaan bakteri coliform dalam
sample air.
II.
METODE
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini meliputi: sampel air yang akan
diuji berasal dari daerah Pogung, medium laktosa cair dalam tabung Smith atau tabung reaksi
yang dilengkapi tabung Durham, botol steril yang bertutup gelas, pipet 10 ml dan 1 ml steril,
medium endo agar dalam Petri dish dan ose.
No. Dokumen
Berlaku sejak
Revisi
BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
Halaman
FO-UGM-BI-07-09
03 Maret 2008
00
6 dari 9
B. Cara Kerja
Pengujian Pendugaan
Air sampel dari Pogung sudah disediakan oleh laboratorium. Selanjutnya disiapkan 15
tabung reaksi masing-masing berisi 20 ml medium laktosa cair. kemudian diinokulasikan
secara aseptis 5 tabung masing-masing dengan 1 ml contoh air, 5 tabung dengan 0,1 ml dan
5 tabung dengan 0,01 contoh air. Pada tiap perlakuan dibuat 1 kontrol. Selanjutnya
diinkubasikan pada temperature 35oC selama 48 jam. Setelah diinkubasikan kemudian
diamati dan dicatat jumlah tabung yang menunjukkan pembentukan gas dan perubahan
warna pada masing-masing tabung yang diinokulasi sampel contoh air 1 ml, 0,1 ml, dan
0,01 ml. Jumlah tabung yang menunjukkan hasil yang positif digunakan untuk penetapan
MPN.
Pengujian Penetapan
Setelah dicairkan, secara aseptik medium endo agar dituangkan ke dalam cawan petri
steril. Setelah padat dan dingin lalu diinokulasikan secara goresan dengan menggunakan
biakan dari tabung yang menunjukkan hasil positif pada pengujian pendugaan. Diinkubasikan
secara terbalik pada temperatur 35oC selama 24 jam. Diamati bentuk koloni, warna koloni,
dan warna medium di sekitar koloni. Bila ada pertumbuhan koloni yang spesifik berarti
hasilnya positif.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari pecobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Perhitungan jumlah bakteri air dengan metode MPN
No
Sampel
Media
Pengenceran
Nilai MPN
Pendugaan
1
Air
Laktosa
1 ml : 5 kali
5 tabung +
Dari
Cair
0,1 ml : 5 kali
4 tabung +; 1 tabung –
1 ml : 5 kali
5 tabung –
Pogung
+ (kuning&ada gas)
-(merah/kuning tanpa
gas)
Total
Penetapan
bakteri
BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
2
No. Dokumen
Berlaku sejak
Revisi
Halaman
FO-UGM-BI-07-09
03 Maret 2008
00
7 dari 9
Endo
Semua
Agar
Hasil
Positif,sa
ma dengan
pendugaan
(warna
keemasan)
Gambar 1. Hasil Positif Uji Penetapan Sampel Air Daerah Pogung
Dalam pengujian kualitas air dilakukan pengujian air secara bakteriologis untuk
menentukan ada tidaknya bakteri bentuk koli dilakukan secara bertahap, yang teridiri dari
pengujian pendugaan, pengujian penetapan, pengujian lengkap dan pengujian IMVIC. Pada
praktikum kali ini dampel air yang digunakan adalah sampel air minum kemasan. Pada tahap
pertama dilakukan pengujian pendugaan yang bertujuan untnuk menentukan ada tidaknya
bakteri bentuk koli. Pengujian dilakukan dengan cara menginokulasi air yang akan diuji ke
dalam media laktosa cair. Masing-masing 5 tabung diinokulasi dengan 1 ml air, 5 tabung
diinokulasi dengan 0,1 ml, 5 tabung diinokulasi dengan 0,01 ml dan satu tabung tidak
diinokulasi sebagai kontrol. Kemudian diinkubasi pada 35° C selama 24-48 jam.
Terbentuknya gas dalam tabung menandakan bahwa air yang diuji positif mengandung
bakteri koli. Namun hasil yang diperoleh pada percobaan kali ini adalah negatif, yang
ditandai dengan tidak terbentuknya gas dlam tabung. Sehingga pengujian lebih lanjut tidak
BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI
No. Dokumen
Berlaku sejak
Revisi
FO-UGM-BI-07-09
03 Maret 2008
00
8 dari 9
Halaman
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
dapat dilakukan karena telah dapat disimpulkan bahwa sampel air tersebut tidak mengandung
bakteri koli.
Hasil yang didapat pada kelima tabung dari pengenceran 1, 10-1, dan 10-2 semuanya
menunjukan hasil ada yang positif ditandai dengan terbentuknya gas pada tabung durham dan
terjadinya perubahan warna dan ada yang negatif dan ada yang negatif. Kemidian hasil yang
positif akan dilakukan pengujian penetapan. Lalu dilihat dengan tabel HOSKINS didapat
hasil pada sampel air terdapat lebih dari 300 sel bakteri coliform/100 ml,dan tidak dilakukan
perhitungan karena terlalu crowded. Perlu diketahui bahwa angka yang diperoleh disini
bukan angka yang tepat, tetapi hanya merupakan jumlah yang paling mendekati jumlah
sesungguhnya. Untuk hasil yang lebih meyakinkan pengujian dilanjutkan dengan uji
penetapan.
Pada uji penetapan, digunakan semua tabung yang menunjukkan hasil positif pada uji
pendugaan. Inokulum diambil dari tabung sampel yang (+) lalu diinokulasikan ke medium
endo agar dengan cara streak plate dan diinkubasi dengan suhu 35o C selama 24-48 jam.
Medium endo agar berfungsi sebagai agen pengikat asetaldehid. Asetaldehid merupakan
senyawa intermediate fermentasi yang akan bereaksi dengan sulfite menghasilkan warna
keemasan (Salle, 1961). Inkubasi dilakukan oleh asisten. Pada saat melakukan streak plate
endo agar ditandai menjadi 3 bagian. Masing-masing bagian di streak dengan inokulum dari
larutan dengan pengenceran 10o, 10-1, dan 10-2. Hasil yang didapatkan warna keemasan
diperoleh dari semua tabung yang di uji. Hal ini membuktikan bahwa hasil penetapan
hasilnya positif semua dan sesuai dengan hasil pendugaan. Dari pengujian pendugaan dan
penetapan,air sampel dinyatakan tidak layak dikonsumsi.
IV.
KESIMPULAN
Dalam air sampel yang digunakan terdapat bakteri koli. Pada pengujian pendugaan
didapatkan hasil positif ditandai warna kuning dan terbentuk gas dan negatif yang ditandai
dengan tidak terbentuknya gas dalam tabung. Selain itu sampel air tidak layak unutk
dikonsumsi dan sudah tercemar.
BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
No. Dokumen
Berlaku sejak
Revisi
Halaman
FO-UGM-BI-07-09
03 Maret 2008
00
9 dari 9
V. DAFTAR PUSTAKA
Athena, Sukar, Hendro M, D. Anwar M, Haryono. Kandungan Bakteri Total Coli Dan
Escheria coli/ Fecal Coli Air Minum dari Depot Air Minum Isi Ulang Di Jakarta,
Tangerang, Dan Bekasi. http://www.litbang.depkes.go.id.pdf. Diakses Tanggal 5 Mei
2009.
Salle, A. J. 1961. Fundamental Principle of Bacteriology. McGraw Hill Book Co. Inc. New
York, pp 181.
Soetarto, E.S, T.T. Suharni, S.Y. Nastiti, L.Sembiring. 2010. Petunjuk Praktikum
Mikrobiologi. Laboratorium. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, hal 72.
Suharni , T.T., S.J. Nastiti, dan A.E.S.Soetarto. 1999. Lecture Notes Microbiology Umum.
Fakultas Biologi, UGM. Yogyakarta , hal. 198.
Waluyo, L. 2008. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. UPT Penerbitan
Universitas Muhammadiyah Malang. Malang. Hal. 85-90
Download