BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Karya sastra adalah objek manusiawi, fakta kemanusiaan, atau fakta kultural,
sebab merupakan hasil ciptaan manusia. Karya sastra merupakan satuan yang
dibangun atas hubungan antara tanda dan makna, antara ekspresi dengan pikiran,
antara aspek luar dengan aspek dalam (Faruk, 2012:77). Mukarovsky (via Faruk,
2012:77) menyebutkan bahwa karya sastra dan karya seni merupakan fakta
semiotik. Makna karya sastra merupakan sebuah proses konkretisasi yang
diadakan terus-menerus oleh pembaca, susul-menyusul dalam waktu yang
berbeda-beda menurut situasinya (Teeuw, 1984:191).
Karya sastra sangat bermanfaat karena karya sastra dapat memberi kesadaran
kepada pembaca tentang kebenaran-kebenaran hidup, walaupun dilukiskan dalam
bentuk fiksi. Karya sastra juga dapat dijadikan sebagai pengalaman untuk
berkarya, karena siapa pun bisa menuangkan isi hati, dan pikiran dalam sebuah
tulisan yang bernilai seni.
Salah satu bagian dari karya sastra adalah puisi. Puisi mengekspresikan
pemikiran yang membangkitkan perasaan yang merangsang imajinasi panca
indera dalam susunan yang berirama (Pradopo, 1987:7). Puisi merupakan
1
2
rekaman dan interpretasi pengalaman manusia, diubah kedalam wujud yang
paling berkesan (Pradopo, 1987:7). Kata-kata dalam puisi lahir dan dilahirkan
kembali pada waktu pengucapannya sendiri. Tidak ada perbedaan kata dengan
pikiran di dalam puisi. Puisi sebagai karya seni ialah puitis. Kata puitis
mengandung nilai keindahan yang khusus untuk puisi. Kepuitisan dapat dicapai
dengan bermacam-macam cara, misalnya dengan bentuk susunan bait, persajakan,
kiasan bunyi, lambang rasa, pemilihan kata, gaya bahasa, dan sebagainya.
Lagu dapat dikatakan sebagai puisi karena memiliki ciri-ciri yang sama
dengan puisi. Lagu adalah ragam suasana yang berirama. Lagu merupakan salah
satu dari bentuk komunikasi yang khas. Ciri-ciri dari lagu yang menjadi
kekhasan sebuah lagu, yaitu satu arah tanpa dialog langsung dengan audience,
berirama, berbahasa padat, dan bernilai estetik (Pasaribu, 1986:19). Lagu
mempunyai unsur estetika yang dapat membuat hati seseorang menjadi terpikat.
Lagu mengandung dua bentuk ekspresi, yaitu ekspresi musikal berwujud irama
dan ekspresi linguistik berbentuk lirik (Pasaribu, 1986: 38).
Gagasan dalam lagu dapat berupa ungkapan cinta, protes terhadap suatu hal,
kemarahan, kegundahan dan sebagainya yang kesemuanya itu dirangkai dengan
kata-kata indah, puitis, dan tidak selalu lugas. Oleh karena itu lirik lagu
merupakan faktor utama dalam penyampaian pesan sebagai bagian kerangka lagu
yang akhirnya dinikmati oleh pendengarnya.
Pada era globalisasi saat ini, banyak hal telah berubah. Khususnya perbedaan
gender. Dulu, gender sangat penting dan diutamakan. Laki-laki menduduki posisi
3
paling atas dibandingkan dengan wanita. Wanita pada zaman dahulu memiliki
posisi rendah yang hanya bekerja di rumah. Wanita zaman dahulu identik dengan
mengurus anak dan semua pekerjaan rumah tangga.
Namun, seiring berkembangnya zaman dan muncul organisasi-organisasi
kewanitaan, kedudukan laki-laki dan wanita saat ini adalah sama. Wanita tidak
lagi hanya duduk manis menunggu suami pulang di rumah, tetapi wanita telah
dapat berkarir, bekerja untuk mencari uang dan tetap mengurus rumah tangga.
Pembicaraan tentang wanita masih menjadi hal yang menarik untuk
dicermati. Pola pikir, tindakan, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan wanita
menjadi daya tarik tersendiri untuk diperbincangkan. Studi dan kajian tentang
wanita telah banyak dilakukan.
Feminisme telah menjadi salah satu gerakan yang berkembang pesat saat
ini (Gamble, 2004:1). Feminisme dalam karya sastra merupakan bentuk cerminan
dari kenyataan hidup karena karya sastra merupakan bentuk ekspresi dari
masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, karya sastra dapat menampilkan
bentuk-bentuk feminisme dalam lingkungan sekitar.
Menurut Foucoult (via Mu‟minin, 2012:8) kekuasaan merupakan sesuatu
yang melingkupi seluruh aspek kehidupan. Kekuasaan bukan sebuah entitas yang
dipindahkan ke berbagai pihak secara hirarkis, tetapi kekuasaan menyebar ke
segala arah. Setiap individu memiliki potensi berkuasa atau mengekspresikan
hasrat kuasanya. Sebuah penolakan terhadap tindakan kuasa juga merupakan
bentuk ekspresi kuasa (Mu‟minin, 2012:8).
4
Saat ini, hukum di Korea telah memberikan persamaan derajat terhadap
wanita Korea. Saat ini, telah banyak wanita Korea masuk ke universitas. Namun,
meskipun setelah lulus nilai mereka lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki,
para wanita Korea masih jarang untuk diperkerjakan di perusahaan dengan level
kerja yang sama atau gaji yang sama dengan laki-laki. Tidak hanya dalam
pekerjaan, kadang-kadang masih terdapat perbedaan atau perlakuan tidak adil
dalam hal sebuah hubungan (relationship).
Berkaitan dengan feminisme dan sastra, telah banyak sastrawan-sastrawan
yang mengangkat unsur feminisme ke dalam karya-karya mereka. Bayton (via
Hollows, 2010: 225) berpendapat bahwa beberapa tahun lalu musik pop adalah
hal penting dalam kehidupan perempuan, tetapi teori feminis belum menjangkau
musik populer. Namun, para kritikus kemudian mendiskusikan lagu-lagu cinta
sebagai bentuk musik feminin yang diperuntukkan bagi pendengar perempuan.
Beda halnya dengan saat ini, berbagai jenis musik, baik hip-hop maupun rock
telah banyak memasukkan ide-ide feminis ke dalam sebuah lagu.
Di Korea, banyak karya sastra yang mengangkat tema feminisme, antara lain
film, drama, novel, dan lagu. Salah satunya yang terkenal dalam industri musik
adalah 2NE1.
2NE1 merupakan grup hip hop Korea populer yang dibentuk pada tahun
2009. 2NE1 merupakan singkatan New Evolution of the 21st Century atau evolusi
baru di Abad ke-21. Pengucapan 2NE1 dilafalkan seperti kata To Anyone dalam
bahasa Inggris. Berbeda dengan konsep grup idola lain yang umumnya
5
menggunakan konsep imut atau cantik, 2NE1 dibentuk dengan konsep,
representasi perempuan modern pada zaman yang baru.
2NE1 dapat dianggap sebagai citra feminis dalam dunia musik karena tidak
jarang lagu-lagunya memiliki konsep kekuatan diri seorang perempuan
dibandingkan dengan grup idola lainnya yang lebih menekankan pada konsep
percintaan. Dalam album pertamanya To Anyone, memuat dua belas lagu yaitu,
Can’t Nobody, Go Away, Clap Your Hands, I’m busy, It Hurt, Love is Ouch,
Please Don’t Go, Kiss, Try to Follow Me, I don’t Care, dan Can’t Nobody (versi
Inggris). Walaupun beberapa lagu memiliki perbedaan tema, yang menarik dari
album To Anyone adalah garis besar kemandirian perempuan di dalamnya. Seperti
tema pada sampel lagu yang berjudul, Go away, I don’t care, I’m Busy, dan Love
is Ouch. Beberapa lagu dalam To Anyone tersebut, memiliki konsep wanita
modern sekarang yang tidak takut akan hidup sendiri, dan sejajar di berbagai
bidang seperti lawan jenisnya. Penggambaran tersebut disampaikan secara padat
dalam lirik-lirik lagu. Oleh karena itu, pemaknaan mengenai tema dari sebuah
album menjadi menarik untuk diteliti lebih lanjut.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah dan penjelasan singkat tentang karya sastra
tersebut, ada beberapa permasalahan yang muncul. Permasalahan-permasalahan
tersebut dapat ditampilkan sebagai berikut:
1. Apa makna yang terkandung dalam lirik-lirik lagu pada album To Anyone?
6
2. Apa sajakah kuasa perempuan dan ide-ide feminis yang terdapat pada
album To Anyone?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi makna yang terkandung dalam lirik lagu pada album To
Anyone
2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk ide-ide feminis yang terdapat pada album
To Anyone.
1.4 Batasan Masalah
Sesuai dengan judul penelitian ini Bentuk Perlawanan Wanita Korea
Modern Dalam Album To Anyone Oleh 2NE1: Kajian Kritik Sastra Feminis
penelitian ini menggunakan lirik lagu sebagai objek material. Lirik lagu yang
diteliti dalam penelitian ini adalah lirik lagu girlband 2NE1 dalam album “To
Anyone”. Penelitian ini mengambil 4 lagu, yaitu Go away, I don’t care, I’m Busy,
dan Love is Ouch. Dipilihnya 4 lagu tersebut karena keempat lagu-lagu tersebut
mengandung feminisme di dalam lirik-lirik lagunya.
7
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1
Manfaat Teoretis
Manfaat
penelitian
ini
dari
segi
teoretis
adalah
dapat
mengaplikasikan teori feminisme dan mengembangkan objek penelitian
ini agar dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.
1.5.2
Manfaat Praktis
Manfaat penelitian ini dari segi praktis diharapkan dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Penelitian diharapkan dapat memberikan informasi
yang berguna bagi para pembaca begitu juga dengan peneliti yang akan
membahas tema yang sama.
1.6 Tinjauan Pustaka
Penelitian dengan menggunakan lagu sebagai objek material jumlahnya
masih terbatas. Dalam penelitian ini penulis menemukan salah satu penelitian
yang menggunakan objek material lagu, yaitu tugas akhir Sari Agustia Boru
Situngkir yang berjudul Ungkapan Cinta dalam Lagu Korea tahun 2008. Tugas
akhir ini menganalisis dan mengklasifikasikan ungkapan cinta yang terdapat pada
lagu Korea dengan berbagai kondisi serta mengklasifikasikan ungkapan cinta
tersebut ke dalam dua bagian, yaitu verba dan adjektiva. Kemudian, skripsi
Marlina Anjarsari, Jurusan Bahasa Korea Fakultas Ilmu Budaya, tahun 2011
8
yang berjudul “Makna Lirik Lagu Arirang (아리랑): Analisis Semiotika
Riffaterre”. Skripsi ini membicarakan lirik-lirik lagu Arirang dengan pendekatan
semiotika Riffaterre. Berdasarkan metode yang digunakan, lirik-lirik lagu
dianalisis menggunakan pendekatan semiotik Riffaterre untuk mengungkap
makna yang terkandung dalam dua versi lagu Arirang.
Penelitian dengan menggunakan kajian feminisme yang telah banyak
dilakukan. Ada beberapa penelitian di Prodi Bahasa Korea yang menggunakan
tema feminisme. Pertama, penulis menggunakan skripsi karya Evita sebagai
tinjauan pustaka dalam penelitian ini. Skripsi Evita, Jurusan Bahasa Korea
Fakultas Ilmu Budaya, tahun 2011 yang berjudul “Ide-Ide Feminis Sebagai
Resistensi Terhadap Ketidakadilan Gender: Kajian Kritik Sastra Feminis
Terhadap Film Hwang Jin Yi”. Skripsi ini meneliti Film Hwang Jin Yi, yaitu
seorang Gisaeng dari kalangan bangsawan. Ketidakadilan gender dari sistem
partriarki yang dianut oleh masyarakat, mendorong tokoh untuk mendobrak
tradisi lama. Tujuan utama dalam skripsi ini menemukan ide-ide feminis dalam
film Hwang Jin Yi.
Kedua, penelitian karya Sekar Handayani yang berjudul “Ketidakadilan
Gender Dalam Antologi Puisi Nae Ane Bichi Itda (내 안에 빛이 있다) Karya
Lee Eun Seok (이은속): Kajian Kritik Sastra Feminis”. Skripsi ini meneliti puisi
karya Lee Eun Sok yang berisikan terntang ungkapan perasaan dan pemikiran
9
tentang ketidakadilan gender yang dialami para wanita karena sistem patriarki.
Masalah-masalah yang diteliti di dalam skripsi ini, yaitu bahasa kiasan dan gaya
bahasa yang digunakan untuk merefleksikan ketidakadilan gender dan bentukbentuknya dalam puisi Nae Ane Bichi Itda (내 안에 빛이 있다) Karya Lee Eun
Seok (이은속).
Adapun penelitian dengan menggunakan lagu sebagai objek materialnya
dengan kajian kritik sastra feminis, yaitu penelitian Victa Etriany (2012) dari
Jurusan Sastra Indonesia yang berjudul “Citra Ibu dalam Lirik Lagu “Ibu”,
“Bunda”, dan “Siapa Bilang? (Disko Mama)”: Kajian Kritik Sastra Feminis”.
Skripsi ini meneliti tentang citra ibu dalam lirik lagu berbahasa Indonesia.
Penelitian ini berisi tentang citra ibu dalam ruang domestic dan juga ruang publik.
Penelitian ini juga menganalisis aspek kebahasaan, yaitu gaya bahasa dan diksi
dalam lirik lagu.
Dari ketiga tinjauan diatas dapat diketahui bahwa kritik feminis masih
menjadi alat garap luas di bidang sastra. Objek material berupa lirik lagu dengan
pendekatan kritik sastra feminis masih belum banyak diteliti. Karena umumnya
kritik sastra feminis dijadikan pendekatan pada novel-novel dan film. Sementara
karya sastra tidak terlepas dari banyak jenis, yang masih bisa untuk diteliti lebih
lanjut.
10
Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menemuakan unsur-unsur
kemandirian perempuan dalam lirik lagu 2NE1. Pendekatan yang digunakan
berupa teori yang berkaitan dengan perempuan, yaitu kritik sastra feminis.
1.7 Landasan Teori
Berdasarkan rumusan masalahnya, maka penelitian ini menggunakan kajian
kritik sastra feminis. Penulis menggunakan teori kritik sastra feminis karena teori
tepat digunakan dalam menganalisis objek penelitian berupa karya sastra ini yang
berfokus pada perempuan. Adapun hal-hal yang akan dibahas, yaitu mengenai
representasi wanita dalam lirik-lirik lagu album To Anyone. Sehingga penelitian
ini membutuhkan teori yang secara khusus membedah „cara pikir‟ dari sistem
patriarki, ketidaksetaraan gender dan ide-ide kritis wanita. Dan diharapkan dapat
menemukan makna lebih lanjut dari lirik-lirik lagu dalam album To Anyone.
Gender adalah pembedaan peran, status, dan pembagian kerja yang dibuat
oleh sebuah masyarakat berdasarkan jenis kelamin (Simatauw, 2001: 7). Selain
pembedaan berdasarkan jenis kelamin, terdapat juga bentuk-bentuk pembedaan
yang lain, misalnya kelas, kasta, warna kulit, etnis, agama, umur, dan sebagainya
yang dapat menimbulkan pembedaan gender. Gender berbeda dengan jenis
kelamin. Gender merupakan bentukan manusia dan bukan merupakan kodrat
(Simatauw, 2001: 8). Gender dapat berubah sewaktu-waktu dan setiap peristiwa
dapat merubah hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat.
11
Sebelum membahas kritik sastra feminis, penulis akan menjelaskan terlebih
dahulu tentang feminisme.
Feminisme secara umum berarti ideologi pembebasan perempuan karena ada
keyakinan bahwa perempuan mengalami ketidakadilan karena jenis kelamin
(Humm dalam Imron 2002:158). Feminisme menurut Goefe (Sugihastuti,
2007:93) adalah teori tentang persamaan antara laki-laki dan perempuan di
bidang politik, ekonomi, dan sosial; atau kegiatan terorganisasi yang
memperjuangkan hak-hak serta kepentingan perempuan. Feminisme muncul
sebagai upaya perlawanan terhadap kontrol laki-laki. Feminisme memandang
perempuan memiliki aktivitas dan inisiatif sendiri untuk untuk memperjuangkan
hak dan kepentingan dalam berbagai gerakan (Sugihastuti, 2004:95).
Feminisme muncul akibat ketidakpuasan terhadap sistem patriarki. Patriarki
menurut Bhasin (Sugihastuti 2007:93) merupakan sebuah sistem dominasi dan
superioritas laki-laki, sistem kontrol terhadap perempuan, dalam mana
perempuan dikuasai. Asumsi bahwa perempuan telah ditindas memunculkan
anggapan bahwa feminisme merupakan satu-satunya jalan untuk mengakhiri
penindasan tersebut.
Feminisme
memperjuangkan
masalah gender
dan
kemanusiaan.
Selain hal yang disebutkan di atas, Stimpson mengemukakan (Sugihastuti,
2007:96) salah satu pendorong munculnya feminisme adalah ketidakadilan
terhadap gender. Sebab lain yang mendorong munculnya feminisme adalah
12
protes-protes perempuan melawan diskriminasi yang diderita dalam masalah
pendidikan dan sastra .
Menurut Kasiyan (Sugihastuti, 2007:96), feminisme muncul sebagai gerakan
perempuan dalam karakteristik yang berbeda-beda yang disebabkan oleh
perbedaan
asumsi
dasar
yang
memandang
persoalan-persoalan
yang
menyebabkan ketimpangan gender. Beberapa aliran dari gerakan ini, antara lain
feminisme liberal, feminisme radikal, dan feminisme sosialis. Feminisme liberal,
yaitu usaha memperjuangkan perempuan agar mendapatkan hak-hak legal yang
sama secara politik dan sosial. Aliran ini menolak segala bentuk diskriminasi
terhadap perempuan.
Feminisme radikal menurut Bhasin, yaitu feminisme yang menganggap
bahwa perbedaan gender bisa dijelaskan melalui perbedaan biologis atau
psikologis laki-laki dan perempuan (Sugihastuti, 2007:97). Feminisme radikal
mempermasalahkan tubuh karena feminisme radikal bertumpu pada pandangan
bahwa penindasan terjadi akibat sistem patriarki.
Feminisme sosialis menurut Jaggar (Sugihastuti, 2007:98) merupakan
perpaduan antara metode historis materialis Marx dan Engels dengan gagasan
personal is political dari kaum feminis radikal. Penindasan perempuan menurut
feminisme sosialis terjadi di semua kelas bahkan tidak menaikkan posisi
perempuan. Feminisme sosialis berusaha melakukan kritik terhadap eksploitasi
kelas dari sistem kapitalisme secara bersamaan dengan kritik ketidakadilan
13
gender yang mengakibatkan dominasi, subordinasi, dan marginalisi atas kaum
perempuan (Sugihastuti, 2007:98).
Sejak munculnya paham feminis di Barat, paham tersebut berkobar pula ke
dalam kritik sastra. Kritik feminis dalam kesusastraan dikenal sebagai kritik
sastra feminis. Kritik sastra feminis adalah pengkritik memandang sastra dengan
kesadaran bahwa ada jenis kelamin yang berhubungan dengan budaya, sastra,
dan kehidupan (Sugihastuti, 2007:99). Kritik sastra feminis adalah kritik terhadap
sastra yang berfokus pada perempuan.
Kritik sastra feminis dalam Reading as A Woman oleh Millet merupakan
kritik yang digunakan untuk menganalisis ide-ide pengarang tentang perempuan
dalam karya sastra. Reading as a Woman menurut Millet bukanlah kritik tentang
wanita, pengkritik wanita, atau kritik tentang pengarang wanita. Reading as A
Woman menurut Culler adalah mengidentifikasi suatu karya sastra dari sudut
pandang pembaca wanita, bukan dari sudut pandang pembaca laki-laki. Bagi
perempuan, membaca sebagai perempuan bukanlah untuk mengulang sebuah
identitas atau pengalaman, tetapi memainkan sebuah peran dengan identitasnya
sebagai wanita.
Jenis-jenis kritik sastra feminis menurut Djajanegara:
1. Kritik Ideologis.
Kritik Ideologis merupakan kritik sastra yang melibatkan wanita
sebagai pembaca. Yang menjadi pusat perhatian pembaca adalah citra dan
stereotype wanita dalam karya sastra. Kritik ini juga meneliti tentang
14
kesalahpahaman
tentang
wanita.
Kritik
ideologis
pada
dasarnya
merupakan cara menafsirkan suatu teks.
2. Ginokritik
Ginokritik disebut kritik yang mengkaji penuls-penulis wanita.
Ginokritik mengkaji masalah perbedaan antara tulisan perempuan dengan
tulisan laki-laki.
3. Kritik Sastra Feminis Sosialis
Kritik ini meneliti tokoh-tokoh wanita dari sudut pandang sosialis,
yaitu kelas masyarakat. Kritik ini juga mencoba mengungkapkan bahwa
kaum wanita merupakan kelas masyarakat yang tertindas.
4. Kritik Feminis Psikoanalitik
Krtitik ini diterapkan pada tulisan-tulisan wanita. Hal ini dikarenakan,
kaum feminis percaya bahwa pembaca wanita biasanya mengidentifikasi
dirinya dengan menempatkan dirinya pada tokoh wanita, sedangkan tokoh
wanita itu sendiri merupakan cermin penciptanya.
5. Kritik Feminis Lesbian
Kritik ini bertujuan untuk mengembangkan definisi tentang lesbian
dan menentukan apakah definisi ini diterapkan pada penulis atau karyanya.
6. Kritik Feminis Ras
Kritik ini ingin membuktikan keberaadaan sekelompok penulis
feminis etnik beserta karyanya.
15
Penelitian akan menggunakan salah satu bagian dari teori feminis, yaitu
kritik sastra feminis ideologis. Kritik sastra ini melibatkan wanita, khususnya
kaum feminis sebagai pembaca yang menjadi pusat perhatian pembaca wanita
adalah citra serta stereotipe wanita dalam karya sastra. Karya sastra yang
berpusat pada wanita, bisa jadi memiliki makna-makna dan pesan feminis. Kritik
sastra feminis ideologis, merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk
menangkap citra-citra wanita dan menafsirkan suatu karya.
Melalui kritik sastra feminis ideologis, dapat memenuhi tujuan dari
permasalahan mengenai pencitraan wanita dalam suatu karya, bentuk pencitraan
wanita pada karya sastra yang diciptakan laki-laki, serta memahami konsepkonsep feminis karena tidak jarang karya sastra feminis yang diciptakan laki-laki,
mendukung konsep feminis dan menampilkan karakter wanita sebagai makhluk
yang kuat. Kemudian kritik ini juga memperhatikan penyebab wanita tidak
diperhitungkan, sehingga dapat menemukan kunci alasan citra wanita dalam
karya sastra dapat memunculkan ide kemandirian maupun mengenai kesetaraan
gender.
Dalam penelitian ini, juga menggunakan teori semiotika sebagai teori
bantuan untuk menemukan makna dari lirik lagu sehingga dapat terlihat tandatanda yang menunjukkan unsure feminisme. Teori semiotika yang digunakan
ialah teori semiotika Michael Riffaterre. Michael Riffaterre menyebutkan bahwa
semiotika adalah metode pemaknaan khusus terhadap tanda-tanda dalam puisi
untuk menghasilkan makna. Dalam melakukan pendekatan terhadap karya sastra,
16
menurut Riffaterre dalam bukunya yang berjudul Semiotic of Poetry, pembaca
memberi makna pada karya sastra tidak harus langsung menemukan arti pada
kata-katanya, disesuaikan dengan kemampuan bahasanya berdasarkan fungsi
bahasa sebagai alat komunikasi.
Riffaterre mengungkapkan bahwa dari dulu hingga sekarang puisi selalu
berubah karena evolusi selera dan konsep estetik yang selalu berubah dari
periode ke periode (1978:1). Karya sastra merupakan ekspresi yang tidak
langsung. Karya sastra menyatakan pikiran secara tidak langsung dengan cara
lain.
Makna di dalam karya sastra harus dimengerti dan dipahami. Oleh karena itu,
untuk mengungkapkan makna karya sastra diperlukan metode heuristik dan
hermeneutik. Menurut Riffaterre (1978:5), metode heuristik adalah cara kerja
yang dilakukan pembaca dengan menginterpretasikan teks sastra melalui tanda
linguistik. Dalam menggunakan metode heuristik sajak dibaca berdasarkan
kebahasaannya. Pembacaan heuristik merupakan konvensi sistem semiotik
tingkat pertama (Pradopo, 2013:135). Pradopo dalam bukunya yang berjudul
Beberapa Teori Sastra, Metode kritik, dan Penerapannya juga mengungkapkan
bahwa pembacaan heuristik merupakan penerangan bagian-bagian cerita secara
berurutan, begitu juga dengan analisis bentuk formalnya.
Metode hermeneutik adalah cara kerja yang dilakukan oleh pembaca untuk
mencari makna melalui pembacaan teks sastra secara terus menerus dari awal
sampai akhir. Metode hermeneutik merupakan pembacaan sistem semiotik
17
tingkat kedua. Kedua metode tersebut akan lebih baik dilakukan dengan bertahap,
pertama metode heuristik kemudian dilanjutkan dengan metode hermeneutik.
1.8 Metode Penelitian
Objek penelitian ini terdiri atas objek formal dan objek material. Objek
formal penelitian ini adalah feminisme dalam kuasa perempuan Korea saat ini.
Objek material yang digunakan adalah lagu dari 2NE1 dengan judul album To
Anyone.
Djajanegara (2000:51), menguraikan tahap-tahap penelitian sastra dengan
pendekatan feminis sebagai berikut:
1. Identifikasi tokoh perempuan dengan mencari kedudukan tokoh tersebut
dalam masyarakat, tujuan hidupnya, perilaku dan wataknya, serta
pendirian dan pemikirannya
2. Meneliti tokoh lain terutama tokoh laki-laki yang berkaitan dengan tokoh
perempuan yang sedang dianalisis.
3. Mengamati
sikap
penulis
sebagai
warga
masyarakat
dengan
memperhatikan latar belakang sosial, latar belakang pendidikan, tempat
dan waktu penulisan, dan pilihan kata yang dipergunakan.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode pengumpulan
data kualitatif, yaitu kepustakaan. Penulis menggunakan lirik lagu sebagai objek
penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif
18
kualitatif. Penulis menggunakan metode ini untuk mendeskripsikan isi dari teks
lagu dalam bentuk kata-kata.
Adapun langkah kerja dan tahap analisis yang dilakukan pada penelitian ini
adalah, sebagai berikut:
1. Menentukan tema atau objek formal yang akan digunakan di dalam
penelitian
2. Menentukan objek material yang akan digunakan sebagai bahan penelitian,
yaitu Album 2NE1 yang berjudul To Anyone
3. Melakukan sampleing terhadap album tersebut, yaitu pemilihan beberapa
lagu sebagai contoh untuk penelitian. Dalam hal ini penulis memilih lagu
yang berjudul Go Away, I don’t care, I’m Busy, dan Love is Ouch
4. Melakukan studi pustaka dan mencari data yang berkaitan dengan
penelitian
5. Mengidentifikasi makna lagu-lagu Go Away, I don’t care, Follow me, I’m
Busy, dan Love is Ouch
6. Mengidentifikasi bentuk-bentuk feminisme pada lagu Go away, I don’t
care, Follow me, I’m Busy, dan Love is Ouch
7. Menarik kesimpulan
8. Membuat laporan penelitian dan menyajikan hasil penelitian.
19
1.9 Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab I merupakan pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian.
Bab II berupa pembahasan makna yang terkandung dalam lirik lagu pada
album To Anyone.
Bab III berisi tentang kuasa perempuan dan ide-ide feminis yang terdapat
pada karya sastra lagu tersebut sebagai bentuk kekuatan wanita di saat ini.
Bab IV berupa kesimpulan dari penjelasan Bab II dan Bab III serta
diharapkan dapat menjawab permasalahan yang telah disebutkan di atas.
Download