Variasi berat bayi dan berat plasenta manusia

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banyak hal yang dapat mempengaruhi berat lahir bayi, seperti kondisi
perekonomian keluarga, status kesehatan ibu, berat lahir ibu dan faktor lingkungan.
Ibu hamil dengan kesehatan yang baik, umumnya akan melahirkan bayi dengan berat
normal. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa kisaran berat lahir bayi tidak
berbeda jauh dengan berat lahir ibunya Ibu dengan berat lahir besar biasanya juga
akan melahirkan bayi dengan berat lahir besar, begitupun sebaliknya. Lingkungan
yang sehat dan mendukung akan mempermudah ibu hamil menjalani proses
kehamilannya, sehingga proses kehamilan berjalan tanpa tekanan dan akan
menghasilkan bayi yang sehat. Di dataran tinggi berat bayi tidak dipengaruhi oleh
kadar hemoglobin ibu, yang merupakan salah satu faktor penentu status kesehatan
ibu, melainkan oleh berat plasenta (Giussani 2001). Karena jumlah arteri pada
plasenta dataran tinggi lebih banyak dibandingkan plasenta dataran rendah, maka hal
ini menyebabkan bertambahnya berat plasenta.
Janin di dalam kandungan berhubungan dengan ibunya melalui suatu organ
yang tidak permanen sifatnya, yang disebut sebagai plasenta atau ari-ari. Plasenta
merupakan fetomaternal organ, karena janin dan ibunya memberikan kontribusi
dalam pembentukannya Janin menyumbang sebagian besar plasenta dari vili
koriales, sedangkan ibu menyumbang sebagian kecil dari desidua basalis, yaitu suatu
lapisan rahim. Plasenta memiliki dua permukaan, yang disebut dengan permukaan
maternal yaitu bagian plasenta yang menempel pada rahim ibu (Lampiran I), dan
permukaan fetal yaitu bagian plasenta yang menghadap ke janin dan memiliki tali
pusar yang menghubungkan permukaan fetal plasenta dengan janin (Lampiran 2).
Pembentukan plasenta terjadi dengan pesat sejak awal kehamilan hingga usia
kehamilan lima bulan, oleh karena itu perhunbuhan plasenta berkaitan erat dengan
status kesehatan ibu dan bayi. Dinamika plasenta memungkinkan bayi untuk tumbuh
sehat dan normal dengan suplai oksigen yang cukup. Fenomena ini berkaitan dengan
perubahan ketinggian tempat yang menimbulkan terjadinya perubahan fisik
lingkungan, mencakup penurunan suhu rata-rata, peningkatan radiasi, serta yang
paling utama ialah penurunan tekanan oksigen. Penurunan tekanan oksigen
menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen yang dihimp, keadaan ini disebut
sebagai hipoksia. Hipoksia yang tejadi pada ibu hamil di dataran tinggi berhubungan
dengan terhambatnya perhmbuhan janin dan penurunan berat lahir bayi. Pembahan
fisik lingkungan merangsang timbulnya respon adaptasi. Pada ketinggian 1500
meter di atas permukaan laut (m dpl), terdapat sedikit penyusutan berat lahir bayi
dari ibu yang menetap dan menghabiskan masa kehamilannya di ketinggian tersebut.
Pada ketinggian 2500 m dpl, penyusutan berat lahir bayi menjadi lebih jelas (Baker
1996).
Plasenta dan tali pusar memiliki fimgsi proteksi, penyaluran nutrisi, respirasi,
eksresi dan produksi hormon. Plasenta yang sehat memiliki karakteristik berwarna
merah segar, keluar dalam keadaan utuh, tidak berbau busuk, kotiledon yang terletak
pada permukaan maternal masih lengkap, dan pada tali pusar terdapat dua arteri dan
satu vena. Plasenta &pat memprediksi kesehatan bayi saat masih dalam kandungan
maupun di masa depan, oleh karena itu setiap bayi yang sehat pasti berawal dari
plasenta yang sehat (Kliman & Segel2003). Sebagaifetomaternal organ, maka unsur
janin memberikan kontribusi lebii besar dalam pembentukan plasenta yang
mempengaruhi dimensi plasenta, temtama berat plasenta
Di beberapa daerah, plasenta me~pt3kansirnbol kehidupan, semangat dan
kebebasan, sehingga penghormatan yang b e r l e b i i diberikan kepada plasenta
dengan memperlakukannya secara istimewa Suku pedalaman di Bolivia meyakini
bahwa plasenta memiliki nyawa tersendii. Oleh karena itu seorang suarni h m
memperlakukan plasenta tersebut dengan cara mencuci dan menguburkannya pada
tempat yang terlindung dan tersembunyi. Jiia ritual tersebut tidak dilakukan dengan
benar, mereka meyakini sang ibu atau bayi akan menjadi sakit bahkan meninggal. Di
Nigeria dan Ghana, plasenta diperlakukan sebagai kembaran bayi, dimana pada
setiap persalinan pasti akan ada salah satu kembaran yang mati, yaitu plasenta
tersebut. Di Filipina ritual penguburan plasenta dilakukan oleh ibu. Plasenta
dikuburkan bersama berbagai macam buku dengan harapan agar kelak bayinya
tumbuh menjadi anak pintar. Di Vietnam dan China, plasenta dikonsumsi oleh ibu
yang melahirkan. Masyarakat Vietnam dan China memiliki kepercayaan bahwa ibu
yang melahirkan hams merebus sendiri plasenta bayinya, untuk kemudian air
rebusannya diminum guna meningkatkan kualitas dan kuantitas Air Susu Ibu (ASI)
(Wiyono 2005).
Ibu yang tinggal di daerah dengan ketinggian tinggi mengalami hiperventilasi.
Keadaan ini mempengaruhi jumlah suplai oksigen yang diterima oleh janin yang
dikandungnya, sehingga janin hanya menerima oksigen dalam jumlah lebih sedikit
dibandingkan pada dataran rendah. Di lain pihak, janin membutuhkan oksigen dalam
jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan manusia dewasa. Sebagai bentuk
adaptasinya, janin memiliki hemoglobin dengan karakteristik khusus yang afinitas
pengikatannya terhadap oksigen sangat tinggi. Hemoglobin ini disebut juga sebagai
hemoglobin fetal (Hb-fetal). Tidak cukup hanya dengan Hb-fetal untuk membantu
peningkatan oksigenasi dari ibu kepada janin, terdapat juga perbedaan antara
plasenta dataran rendah dengan plasenta dataran tinggi. Pada plasenta dataran tinggi
terdapat karakteristik khusus yang tidak didapati pada plasenta dataran rendah, yang
memungkinkan plasenta dataran tinggi mendapatkan dan menyalurkan oksigen
dalam jumlah yang banyak kepada janin. Hal ini tentunya merupakan adaptasi yang
menguntungkan.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan fenomena terjadinya perbedaan
berat lahir bayi dan berat plasenta manusia pada tiga ketinggian tempat yang
berbeda, yaitu 0 m dpl, 800 m dpl dan di atas 1200 m dpl.
Manfaat
Di Indonesia plasenta masih dianggap sebagai suatu hal yang sakral sehingga
mendapat perlakuan khusus. Penelitian mengenai plasenta masih sangat terbatas,
baik di kalangan akademisi maupun jasa medis. Dengan adanya penelitian ini
diharapkan pengetahuan mengenai plasenta manusia di Indonesia akan bertambah
maju, dan publikasi mengenai berat lahir bayi serta kaitannya dengan berat plasenta
dapat lebih diperluas untuk memperkaya pengetahuan masyarakat m u m .
Download