Budianto (2011.103.007) Diah Sukmawati (2011.103.0035) Erlizanivo (2011.103.0036) Feri Sulistya (2011.103.0037) Tutorial 3 : Indah Septianingrum (2011.103.0040) Irmawati Masyhuda (2011.103.0041) Ismy Dianty (2011.103.0042) PEMBERIAN OBAT INJEKSI DI RAWAT INAP I. PENGERTIAN Suatu pelayanan kesehatan dalm pemberian obat injeksi oleh perawat kepada pasien rawat inap II. TUJUAN Terselenggaranya pelayanan pemberian obat injeksi di rawat inap sesuai dengan ketentuan 5T (tepat waktu, tepat dosis, tepat obat, tepat pasien, tepat prosedur). III. KEBIJAKAN a) SK PerMenKes tentang KPRS b) Kebijakan direktur tentang SPO pemberian obat terhadap pasien IV. PERLENGKAPAN a) Rekam Medis b) Buku injeksi c) Meja instrument dan bak injeksi d) Spuit (1 cc, 3 cc, 5 cc, 10 cc, 50 cc) e) Kapas alcohol disposibel f) Hand scoen g) Plester h) Hipafix i) Infuse set j) Torniquet k) Perlak kecil V. PROSEDUR a) Melihat advise dokter tentang obat apa yang akan diberikan b) Membawa obat dan perlengkapan ke hadapan pasien yang akan diinjeksi c) Meminta identitas pasien dengan kalimat “Assalamu Alaikum, saya perawat di ruang A, Nama B, sesuai dengan prosedur yang berlaku di Rumah Sakit untuk keselamatan pasien, tolong bapak/ibu/sdr/i sebutkan nama beserta nama ibu kandung.” d) Mencocokkan identitas pasien dengan gelang identitas yang dipakai pasien. e) Menanyakan apakah ada alergi terhadap obat-obat tertentu f) Untuk pemberian antibiotic pertama kali harus dilakukan skin test terlebih dahulu, ditunggu 5 menit, kemudian diamati apakah ada indurasi > 5 mm atau tidak. Jika tidak ada antibiotic bisa langsung diberikan. g) Menjelaskan tentang obat-obat apa saja yang akan diberikan dengan ramah dan penuh empati. h) Desinfeksi tempat yang akan diinjeksi dengan menggunakan kapas alkohol disposable. i) Obat diracik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk obat high alert harus diencerkan terlebih dahulu. j) Memasukkan obat yang telah disiapkan melalui : - Pemberian IM (Intramuskular) : pada daerah yang telah ditentukan, diaspirasi terlebih dahulu untuk memastikan obat masuk pembuluh darah atau tidak, jika tidak masuk pembuluh darah lalu injeksikan obat secara perlahan. - Pemberian secara IV (intravena) : melalui selang infus yang telah ada secara pelan-pelan sambil mengobservasi tanda-tanda alergi pada pasien. - Pemberian SC (subkutan) diberikan pada otot deltoid ⅓ bawah dengan spuit 1 cc diberikan subkutan tegak lurus 90 ̊. Jika terdapat kontraindikasi penyuntikan di lengan dapat disuntikkan pada otot subkutan lainnya. - Pemberian secara syringe pump : disesuaikan dengan advise dokter dan disesuaikan berapa mg/menit yang harus dimasukkan k) Bila terjadi reaksi anafilaksis dilakukan tindakan SPO cara menangani reaksi anafilaksis. l) Spuit atau alat-alat yang sudah digunakan dibuang dengan dipilah terlebih dahulu mana sampah medis dan mana sampah non-medis. Untuk sampah mediis tajam (jarum spuit, ampul, dll) dibuang pada box tersendiri. VI. UNIT TERKAIT a) Farmasi Rawat Inap b) Perawat pelaksana harian rawat inap c) Dokter Penanggung Jawab Pasien d) Kepala Ruangan e) Supervisor Perawat f) Dokter Jaga g) Pasien h) Seksi Perlengkapan (Pekarya) i) Bagian Keuangan j) Cleaning Service