KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TERBARUKAN Oleh : Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Disampaikan pada acara: Lokakarya Nasional VI Manajemen Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat di Perguruan Tinggi Tahun 2013 Yogyakarta, 7 – 9 November 2013 ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat TUJUAN LOKAKARYA : 1. Terbentuknya konsorsium nasional perguruan tinggi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di perguruan tinggi. 2. Terlaksananya kolaborasi kegiatan bersama penelitian dan pengabdian kepada masyarakat antar perguruan tinggi di Indonesia. ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat I. ENERGI ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat Energi merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia, dimana Setiap aktivitas manusia tidak dapat dilepaskan dari energi. Dalam kehidupan manusia terdapat kesimbangan energi, mulai dari sekedar mempertahankan hidup sampai dengan untuk menunjukkan prestise. Kwalitas hidup seorang manusia dapat diukur dari jumlah, bentuk, dan sumber energi yang digunakan. Manusia Zaman batu menggunakan energi sangat sedikit, hanya sekedar untuk mempertahankan hidup, sedangkan dalam era modern sekarang ini manusia menggunakan energi tidak sekedar untuk bertahan hidup, tetapi sudah untuk kesenangan, kenyamanan dan prestise. ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat Manusia memanfaatkan energi dari luar dirinya ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat Memanfaatkan Energi Secara langsung ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat Menggunakan Energi hasil Olahan Energi Fosil ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat Menggunakan Energi Hasil Olahan Energi Fosil Lebih Banyak ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat II. PENGEMBANGAN ENERGI BARU DAN ENERGI TERBARUKAN ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat REGULASI ENERGI DALAM PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK RAKYAT MENIKMATI LISTRIK Bauran Energi (Perpres 5/2006) Program Pembangu nan Pembang kit Program Pembangun an Penyaluran RUKN, RUPTL & RUKD, RUEN PP No. 14/2012 tentang Kegiatan UPTL UU No. 30/2009 tentang Ketenagalistrikan UU No. 30/2007 tentang Energi UUD 1945 ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat Pasal 3 Tujuan pengelolaan energi adalah tercapainya peningkatan akses masyarakat yang tidak mampu dan/atau tinggal di daerah terpencil terhadap energi untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata dengan cara : 1. Menyediakan bantuan untuk meningkatkan ketersediaan energi kepada masyarakat tidak mampu 2. Membangun infrastruktur energi untuk daerah belum berkembang sehingga dapat mengurangi disparitas antar daerah Pasal 4 (2) Sumber daya energi baru dan sumber daya energi terbarukan diatur oleh negara dan dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Pasal 20 (2) Penyediaan energi oleh Pemerintah dan/atau pemeritah daerah diutamakan di daerah yang belum berkembang, daerah terpencil, dan daerah perdesaan dengan menggunakan sumber energi setempat, khususnya sumber energi terbarukan ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 1. Pasal 3 (1) Penyediaan tenaga listrik dikuasai oleh negara yang penyelenggaraannya dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah berlandaskan prinsip otonomi daerah 2. Pasal 4 (3) Untuk penyediaan listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), Pemerintah dan pemerintah daerah menyediakan dana untuk: a. pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik di daerah yang belum berkembang; b. pembangunan tenaga listrik di daerah terpencil dan perbatasan; dan c. pembangunan listrik perdesaan 3. Pasal 6 (2) Pemanfaatan sumber energi primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilaksanakan dengan mengutamakan sumber energi baru dan terbarukan ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Cadangan Energi fosil (BBM, Gas, Batu Bara) terbatas dan akan habis Kebutuhan Energi terus meningkat Indonesia yang sedang dalam pertumbuhan Ekonomi, dan kebutuhan Energi untuk Penyediaan Tenaga Listrik terus meningkat Energi Fosil tidak bisa lagi diandalkan sebagai sumber energi Utama dalam mendorong Pertumbuhan Ekonomi dimasa depan Komoitmen Pemerintah Untuk menurunkan Emisi CO2 Energi Fosil menghasilkan Emisi yang merusak Lingkungan Indonesia memiliki Sumber Energi Terbarukan yang sangat Besar Sumber Energi Terbarukan menjadi Andalan Sumber Energi Indonesia dimasa depan ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat ENERGY FOSIL DALAM PEMBANGKITAN LISTRIK ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat Sumber energi baru: Nuklir, hidrogen, gas metana batubara (coal bed methane), batubara tercairkan (liquefied coal), dan batubara tergaskan (gasified coal) Sumber energi terbarukan: Panas bumi, angin, bioenergi, sinar matahari, aliran dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut. ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat POTENSI EBT & CADANGAN ENERGI FOSIL NO ENERGI TERBARUKAN SUMBER DAYA (SD) KAPASITAS TERPASANG (KT) RASIO KT/SD (%) 1 2 3 4 5 = 4/3 1 Tenaga Air 75.670 MW 6.654,29 MW 8,8% 2 Panas Bumi 29.038 MW 1.226 MW 4,2% 3 Mini/Mikro Hydro 769,69 MW 228,983 MW 29,75% 4 Biomass 49.810 MW 1.618,40 MW 3,25 % 5 Tenaga Surya 4,80 kWh/m2/day 22,45 MW - 6 Tenaga Angin 3 – 6 m/s 1,87 MW - 7 Uranium 3.000 MW (e.q. 24,112 ton) for 11 years*) 30 MW 1.00 *) Hanya di Kalan – Kalimantan Barat No ENERGI TAK TERBARUKAN SUMBER DAYA (SD) 1 2 3 4 5 = 4/3 6 7 = 4/6 CADANGAN (CAD) RASIO SD/CAD (%) PRODUKSI (PROD) RASIO CAD/PROD (TAHUN)*) 1 Minyak Bumi (miliar barel) 56.6 7.99 **) 14 0.346 23 2 Gas Bumi (TSCF) 334.5 159.64 51 2.9 55 3 Batubara (miliar ton) 104.8 20.98 18 0.254 83 *) Dengan asumsi tidak ada penemuan cadangan baru **) Termasuk BlokKesejahteraan Cepu ESDM untuk Rakyat V. KONDISI INDONESIA ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 1. KONDISI SAAT INI Bauran Energi Primer Nasional 2012 1176 Juta SBM 1. Ketergantungan terhadap energi fosil masih tinggi, sehingga ketahanan energi nasional masih rendah; 2. Akses masyarakat terhadap energi (modern) masih terbatas: EBT 5,03% Batubara Gas Bumi 24,29% 23,91% Minyak Bumi 46,77% Elastisitas Energi = 1,65 Pangsa Energi Non Fosil 5% ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat a. Rasio elektrifikasi tahun 2012 sebesar 76,47% (23,53% rumah tangga belum berlistrik); b. Pengembangan infrastruktur energi (daerah perdesaan/terpencil dan pulau-pulau terluar pada umumnya belum mendapatkan akses energi); 3. Pertumbuhan konsumsi energi rata-rata 7% pertahun, belum diimbangi dengan suplai energi yang cukup; 4. Pemanfaatan energi terbarukan dan implementasi konservasi energi belum optimal; 5. Keterkaitan dengan isu lingkungan: a. Mitigasi perubahan iklim; b. Inisiatif energi bersih: komitmen nasional penurunan emisi 26% pada tahun 2020; 26 Tahun 2011, produksi energi (fosil) mencapai 6,5 juta SBM per hari, sedangkan kebutuhan energi (fosil) 3,3 juta SBM per hari Tahun 2019 diperkirakan Indonesia berpotensi menjadi net-energy importir, bila energi dikelola secara business as usual, yang tidak dikelola dengan mengedepankan prinsip-prinsip konservasi energi. ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat SAAT INI: ENERGY SUPPLY SIDE MANAGEMENT ENERGY DEMAND SIDE MANAGEMENT SUPPLY DEMAND Energi Fosil dengan biaya berapapun (Malah Disubsidi) Energi Terbarukan Sebagai Alternatif KE DEPAN: DEMAND Kebutuhan Energi Sektoral yang belum efisien: - RumahTangga - Transportasi - Industri - Komersial Kebutuhan energi belum efisien Kebutuhan energi tersebut dipenuhi dengan energi fosil dengan biaya berapapun dan malah disubsidi Energi terbarukan hanya sebagai alternatif Sumber energi terbarukan yang tidak termanfaatkan adalah menyia-nyiakan karunia Tuhan ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat Kebutuhan Energi Sektoral yang Efisien: - RumahTangga - Transportasi - Industri - Komersial (KONSERVASI) SUPPLY Maksimalkan Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Terbarukan dengan harga Avoided Fossil Energy Costs (DIVERSIFIKASI) Energi Fosil sebagai Faktor Penyeimbang Efisienkan kebutuhan energi Maksimalkan penyediaan dan pemanfaatan energi terbarukan, paling tidak dengan harga pada avoided fossil energy cost, bila perlu disubsidi Energi fosil dipakai sebagai penyeimbang Sumber energi fosil yang tidak termanfaatkan adalah sebagai warisan untuk anak-cucu Bussiness as Usual Target tahun 2025: - Konservasi energi 15,6% energi primer dari BaU - Elastisitas energi < 1 - Penurunan intensitas energi 1% per tahun Peraturan Presiden No. 5/2006 3298 Million BOE 3200 Million BOE 2785 Million BOE 3,1% 2419 MBOE Visi 25/25 34.6% 1649 MBOE 17% KONSERVASI ENERGI (15.6%) 25 % EBT 20,6% 32% Coal 4% 27 % 30% 41.7% 21% 48% 2011 20% 2015 2020 20% Gas DIVERSIFIKASI ENERGI 33% 1237 MillionBOE 23% Oil 2025 PENYEDIAAN ENERGI JANGKA PANJANG adalah dengan melakukan konservasi energi primer sebesar 15,6%, dimana penyediaan energi primer dapat ditekan menjadi sebesar 2.785 juta SBM sementara itu apabila dikelola secara business-as usual, penyediaan energi primer pada tahun 2025 sebesar 3.200 juta SBM. Dalam jangka pendek dan menengah, telah disusun Roadmap dari pengembangan energi terbarukan sampai dengan tahun 2015, sebagai acuan dan tahapan guna mencapai target pangsa energi baru dan energi terbarukan pada tahun 2025 sebesar 25% dari bauran energi nasional ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat Bussiness As Usual 2162 Juta SBM 140.5 194.6 1393 Juta SBM 1796 Juta SBM Konservasi Energi Sisi Pemanfaatan (17%) 7% Komersial 9% Rumah Tangga 951.4 1026 Juta SBM Komersial Rumah Tangga 42% Transportasi 739 Juta SBM Transportasi 875.7 43% Industri Industri 2020 PEMANFAATAN ENERGI JANGKA PANJANG secara garis besar adalah bahwa pemanfaatan energi pada tahun 2025 sebesar 2.162 juta SBM bila dikelola secara business as-usual, namun bila dikelola dengan menerapkan prinsip-prinsip konservasi energi sisi pemanfaatan sebesar 17%, maka pemanfaatan energi dapat ditekan menjadi sebesar 1.796 juta SBM pada tahun 2025. Target penghematan energi total sebesar 17%, meliputi sektor industri sebesar 6,9%, komersial 0,7%, transportasi 7,4% dan rumah tangga 2% ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 1. KONSERVASI ENERGI untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi di sisi suplai dan pemanfaatan (Demand Side), antara lain sektor industri, transportasi, rumah tangga, dan komersial. 2. DIVERSIFIKASI ENERGI untuk meningkatkan pangsa energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional (Supply Side), antara lain ENERGI BARU ENERGI TERBARUKAN a. Batubara Tercairkan (Liqiufied Coal) a. Panas Bumi, b. Gas Metana Batubara (Coal Bed Methane) b. Aliran dan Terjunan Air (Hidro), c. Batubara Tergaskan (Gasified Coal) c. Bioenergi, d. Nuklir d. Sinar Matahari, e. Hidrogen e. Angin, f. Metana yang lain f. Gerakan dan Perbedaan Suhu Lapisan Laut. ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat Bauran Energi Primer Tahun 2011 Oil 48% Sasaran Tahun 2025 Coal 27% Coal 33% Natural Gas 30% Natural Gas 21% Oil 20% NRE; 17% NRE < 5% ELASTISITAS ENERGI = 1.65 RASIO ELEKTRIFIKASI = 76.56 % ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat Biofuel 5% Nuclear, Liquified Hydro, Coal 2% Solar, Wind, and Other NRE 5% Geothermal 5% ELASTISITAS ENERGI < 1 OPTIMALISASI EBT III. KEBIJAKAN UNTUK MENDORONG PEMANFAATAN EBT ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat Marketable Bisa dipindahkan Unlocked location Emisi CO2, Sox, Nox Tidak Ramah Lingkungan Energi Fosil Energi UU 30/2007 Sumber Energi Pembangkit Listrik UU 30/2009 Energi Terbarukan ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat DEA-DITJEN EBTKE Non Marketable Tidak bisa dipindahkan Locked location Low Carbon Ramah Lingkungan ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 1. DITJEN. EBTKE (Berdasarkan Perpres No. 24/2010) Membuat, merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang EBTKE DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI DIREKTORAT PANAS BUMI DIREKTORAT BIOENERGI ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat DIREKTORAT ANEKA ENERGI BARU DAN ENERGI TERBARUKAN DIREKTORAT KONSERVASI ENERGI 2. PUSLITBANG EBTKE Melakukan R&D di bidang EBTKE 1). INDOOR LABORATORY A. Testing Laboratory : • Plug & socket safety standard • Self-ballasted lamp performance standard • Switch safety standard B. Calibration Laboratory : • Power meter; • Electrical multi-meter; • Mega ohm meter. C. R&D Laboratory : • Chemical laboratory; • • • • Fuel cell laboratory; Environmental laboratory; Bio-process laboratory; Geothermal laboratory; ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 37 2) OUTDOOR LABORATORY Agricultural product drying equipment based on geothermal direct use in Boolang Mongondow – North Sulawesi; Biogas laboratory based on tapioca industry waste in Pesawaran – Lampung; Biomass gasification equipments in Purwakarta – West Java; Biogas laboratory based on farming waste in Penggalengan – West Java; On grid microhydro 100 kW on grid in Melong – West Java; On- and off- grid microhydro 165 kW in Kombongan – West Java; Off grid microhydro 100 kW in Sengkaling – East Java; Wind turbine 100 kW in Sukabumi – West Java; Anemometers in Tahuna Island & Lembeh Island – North Sulawesi and Probolinggo – East Java. ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 3. PUSDIKLAT EBTKE Melakukan pendidikan dan pelatihan di bidang EBTKE, diantaranya pelatihan di bidang pembangkit listrik tenaga air, pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga bayu, dan juga pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pegawai pemda, pegawai ESDM di bidang EBTKE. ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat V. PENGEMBANGAN EBTKE ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 1. REGULASI DAN KEBIJAKAN Mengeluarkan kebijakan dan regulasi untuk mempercepat pencapaian tingkat pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan dalam bauran energi primer nasional. 2. MENCIPTAKAN PASAR Memberi penugasan kepada PT. PLN (Persero) untuk membeli energi listrik dari pembangkit yang memanfaatkan sumber daya EBT 3. PENYUSUNAN SNI Menyusun rancangan SNI terkait dengan peralatan EBT 4. FEED-IN TARIFF (FIT) Penerbitan Permen ESDM yang mengatur FiT untuk energi listrik dari pembangkit listrik yang memanfaatkan sumber daya EBT. 5. PEMBERIAN KEMUDAHAN DAN INSENTIF EBT Seperti pengurangan pajak, pembebasan bea masuk, prosedur perijinan yang lebih mudah. ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 5. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI Melalui APBN, APBD dan DAK untuk membangun infrastruktur energi untuk wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan, kepulauan kecil dan terluar, pasca bencana , dan/atau pasca konflik 6. MENINGKATKAN KUALITAS SDM Edukasi dan pelatihan di bidang EBT Meningkatkan jaringan EBT melalui koordinasi dengan asosiasi atau organisasi terkait EBT 7. MENINGKATKAN PENELITIAN EBT Meningkatkan penelitian di bidang EBT melalui kerjasama dengan badan litbang dan instansi terkait 8. MENINGKATKAN KERJASAMA INTERNASIONAL Meningkatkan kerjasama untuk peningkatan kapasitas dan transfer teknologi Pertukaran informasi terkait regulasi dan kebijakan energi baru terbarukan di negara lain ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat Pasal 2 Kegiatan fisik pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan dilaksanakan dalam rangka mendukung pembangunan nasional secara berkelanjtan untuk meningkatkan ketahanan energi nasional Pasal 3 (1) Kegiatan fisik sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 berupa pembangunan, pengadaan dan/atau pemasangan atas instalasi penyediaan tenaga listrik Pasal 3 (2) Kegiatan fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk: Mendorong penyediaan energi yang berasal dari sumber energi baru dan energi terbarukan; b. Mendorong pertumbuhan dan pemerataan pembangunan infrastruktur keenergian di wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan, kepulauan kecil dan terluar, pasca bencana , dan/atau pasca konflik a. ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 3. PETA SEBARAN KEGIATAN FISIK PEMANFAATAN EBT DI DAERAH TERTINGGAL T.A 2013 ACEH: (PLTS) Simeulue 3 X 15 kWp Singkil 2 X 15 kWp KEPRI: (PLTS) Natuna 1 X 15 kWp BABEL: (PLTS) Bangka Selatan 1 X 15 kWp KALBAR: (PLTS) Landak 1 X 15 kWp Ketapang 1 X 15 kWp Kapuas Hulu 1 X 15 kWp KALBAR: (PLTMH) Kapuas Hulu 1 X 400 kW KALTIM: (PLTS) Malinau 1 X 15 kWp Nunukan 1 X 15 kWp Kutai Barat 2 X 15 kWp Kutai Barat 1 X 100 kWp SULUT : (PLTS) Kep. Siau Tagulandong Biaro 2 X 15 kWp Kep. Sangihe 2 X 15 kWp SULSEL: (PLTS) Pangkep 2 X 15 kWp Kep. Selayar 1 X 15 kWp Pangkep 1 X 1 MWp (On-Grid) GORONTALO: (PLTS) Pohuwato 1 X 15 kWp Gorontalo Utara 1 X 15 kWp Gorontalo Utara 1 x 25 kWp GORONTALO: (PLTMH) Gorontalo Utara 1 x 20 kW MALUT: (PLTS) Halmahera Selatan 1 X 15 kWp PAPUA BARAT: (PLTS) Raja Ampat 1 X 15 kWp Tambraw 3 X 15 kWp Tambraw 2 X 25 kWp Kaimana 1 x 75 kWp PAPUA BARAT: (PLTMH) Sorong Selatan 1 x 285 kW Maybrat 1 x 266 kW SUMUT: (PLTS) Tapanuli Tengah 1 X 15 kWp Nias Selatan 1 X 15 kWp Nias Utara 1 X 20 kWp Nias 1 x 50 kWp SUMBAR: (PLTS) Sijunjung 1 X 15 kWp SUMSEL: (PLTS) Banyuasin 3 X 15 kWp Banyuasin 1 X 150 kWp SUMSEL: (PLTMH) OKU Selatan 1 X 23 kW SULTRA: (PLTS) Buton Utara 1 X 15 kWp Konawe Utara 1 X 20 kWp Wakatobi 1 X 20 kWp LAMPUNG: (PLTS) Pesawaran 1 X 25 kWp Lampung Utara 1 X 20 kWp Lampung Barat 1 X 75 kWp LAMPUNG: (PLTMH) Lampung Barat 1 X 80 kW JATIM: (PLTS) Bangkalan 1 X 15 kWp SULBAR: (PLTS) Polman 1 X 15 kWp Mamuju 2 X 15 kWp Mamuju Utara 1 X 20 kWp SULBAR: (PLTMH) Mamasa 1 X 155 kW Mamasa 1 X 120 kW ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat NTB: (PLTS) Lombok Utara 1 X 20 kWp Lombok Tengah 1 X 15 kWp Lombok Barat 1 X 15 kWp Bima 1 X 15 kWp Sumbawa 1 X 30 kWp NTT: (PLTS) Kupang 1 X 15 kWp Rote Ndao 1 x 15 kWp Sabu Raijua 1 X 15 kWp TTS 1 X 30 kWp Sumba Tengah 1 x 50 kWp NTT: (PLTMH) TTS 1 X 35 kW PAPUA : (PLTS) Kep. Yapen 1 X 150 kWp Mappi 1 X 50 kWp Tolikara 4 X 50 kWp Memberamo Raya 2 x 150 kWp Memberamo Raya 1 x 100 kWp Memberamo Raya 1 x 75 kWp Memberamo Raya 1 x 50 kWp PAPUA : (PLTMH) Yalimo 1 X 50 kW 4. PETA SEBARAN KEGIATAN FISIK PEMANFAATAN EBT DI DAERAH TERTINGGAL T.A 2014 (TENTATIVE : LOKASI MAUPUN UNIT FISIKNYA) SUMUT: (PLTS) Tapanuli Tengah 1 X 15 kWp KEPRI: (PLTS) Natuna 1 X 50 kWp Natuna 2 X 15 kWp BABEL: (PLTS) Bangka Selatan 1 X 15 kWp KALBAR: (PLTS) Landak 1 X 15 kWp Sambas 1 X 50 kWp Bengkayang 2 X 50 kWp Sanggau 2 X 50 kWp Sintang 1 X 50 kWp Kapuas Hulu 2 X 50 kWp KALBAR: (PLTMH) Landak 1 X 50 kW KALTIM: (PLTS) Nunukan 1 X 15 kWp Kutai Barat 1 X 15 kWp Malinau 2 X 50 kWp Nunukan 5 X 50 kWp Kutai Barat 2 X 50 kWp SULUT : (PLTS) Kep. Talaud 2 X 50 kWp Kep. Sangihe 2 X 50 kWp GORONTALO: (PLTS) Boalemao 1 X 15 kWp Gorontalo Utara 1 X 15 kWp MALUT: (PLTS) Halmahera Utara 2 X 15 kWp Halmahera Timur 2 X 15 kWp SULSEL: (PLTS) Pangkep 1 X 15 kWp PAPUA BARAT: (PLTS) Raja Ampat 1 X 15 kWp Sorong 1 X 15 kWp SUMBAR: (PLTS) Pesisir Selatan 1 X 15 kWp Solok Selatan 1 X 15 kWp SUMBAR: (PLTMH Kep . Mentawai 1 X 60 kW Solok 1 X 17 kW SUMSEL: (PLTS) Ogan Ilir 2 X 15 kWp LAMPUNG: (PLTS) Pesawaran 1 X 15 kWp Lampung Utara 1 X 15 kWp JATIM: (PLTS) Pamekasan12X 15 kWp SULBAR: (PLTS) Polman 1 X 15 kWp Mamuju Utara 1 X 15 kWp NTB: (PLTS) Lombok Timur 1 X 15 kWp Lombok Utara 1 X 15 kWp Sumbawa 1 X 15 kWp Bima 2 X 15 kWp NTB: (PLTMH) Lombok Tengah 1 X 35 kW Sumbawa 1 X 40 kW SULTENG: (PLTMH) Banggai Kepulauan 1 X 50 kW Sigi 1 X 260 kW NTT: (PLTS) Belu 1 X 15 kWp Ngada 1 x 15 kWp Sabu Raijua 1 X 15 kWp Belu 3 X 50 kWp Rote Ndao 1 x 50 kWp Alor 1 X 50 kWp TTU 1 X 50 kWp ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat MALUKU: (PLTS) MBD 1 X 50 kWp MTB 1 X 50 kWp MALUKU: (PLTMH) Seram Bagian Barat 1 X 30 kW SULTRA: (PLTS) Muna 1 X 15 kWp Konawe Selatan 1 X 15 kWp SULTRA: (PLTMH) Konawe Utara 1 X 16 kW PAPUA : (PLTS) Merauke 1 X 15 kWp, 3 X 50 kWp Mappi 1 X 15 kWp Peg. Bintang 1 X 15 kWp, 3 X 50 kWp Keerom 1 x 15 kWp, 4 X 50 kWp Bovendigul 2 x 50 kWp PAPUA : (PLTMH) Bovendigul 1 X 15 kW Peg. Bintang 1 X 60 kW Lanny Jaya 1 X 74 kW Kep. Yapen 1 X 29 kW Jenis EBT Ketersediaan Sumber Daya Teknologi Potensi Pemanfaatan Biaya Produksi Tenaga Air Melimpah, bergantung alam Komersial Penyediaan tenaga listrik base load Paling rendah Tenaga Air Skala Kecil Melimpah Komersial, relatif sederhana Penyediaan tenaga listrik untuk daerah terpencil base load Relatif Panas Bumi Sangat besar, pada daerah tertentu Komersial Penyediaan tenaga listrik Relatif tinggi Biogas Skala Besar Sangat besar Komersial Penyediaan tenaga listrik Sedang Biogas Skala Kecil Sangat besar Komersial, relatif sederhana Pemenuhan kebutuhan energi nonlistrik Sedang Bahan Bakar Nabati Sangat besar Komersial Bahan campuran untuk BBM Relatif tinggi Biomassa Sangat besar Komersial Penyediaan tenaga listrik dan nonlistrik Sedang Tenaga Angin Hanya tersedia pada daerah tertentu Komersial Penyediaan tenaga listrik Relatif tinggi Tenaga Surya Cukup besar dan merata di seluruh Indonesia Komersial Penyediaan tenaga listrik di daerah terpencil, substitusi PLTD Relatif tinggi Tenaga Samudera Potensinya cukup besar Penelitian Penyediaan tenaga listrik di pulaupulau kecil Relatif tinggi Nuklir Hanya terdapat di Kalimantan Komersial di negara lain Belum ada kebijakan untuk pemanfaatan Relatif tinggi ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 6. HARGA JUAL LISTRIK MENGGUNAKAN EBT No. Energi Kapasitas Acuan Harga Pembelian Listrik Keterangan Tegangan Menengah 1. Biomassa s.d 10 MW Permen 04/2012 Rp. 975,- / kWh X F 2. Biogas s.d 10 MW Permen 04/2012 Rp. 975,- / kWh X F Non sampah kota 3. Sampah Kota (MSW) s.d 10 MW Permen 04/2012 Rp. 1050,- / kWh Zero waste *) 4. Sampah Kota (MSW) s.d 10 MW Permen 04/2012 Rp. 850,- / kWh Landfill *) 5. Surya s.d 10 MW Permen 17/2013 25 & 30 sen US$ / kWh 6. Hydro 1-10 Mw Permen 04/2012 Rp. 656,- / kWh Tegangan Rendah 1. Biomassa s.d 10 MW Permen 04/2012 Rp. 1.325,- / kWh X F 2. Biogas s.d 10 MW Permen 04/2012 Rp. 1.325,- / kWh X F Non sampah kota 3. Sampah Kota (MSW) s.d 10 MW Permen 04/2012 Rp. 1.398,- / kWh Zero waste *) 4. Sampah Kota (MSW) s.d 10 MW Permen 04/2012 Rp. 1.198,- / kWh Landfill *) 5. Surya s.d 10 MW Permen 17/2013 25 & 30 sen US$ / kWh 6. Hydro Dibwh 1 MW Permen 04/2012 Rp. 656,- / kWh Untuk harga pembelian tenaga listrik berlaku faktor lokasi F yang merupakan faktor insentif sesuai dengan lokasi pembelian tenaga listrik dan ditetapkan sebagai berikut: Wilayah Jawa, Bali, Sumatera :F=1 Wilayah Kalimantan, Sulawesi , NTB dan NTT : F = 1,2 ESDM untuk Wilayah Maluku danKesejahteraan Papua : F = 1,5 Rakyat Investasi masih tinggi dan harga energi belum mencapai harga keekonomiannya, akibatnya pangsa usahanya sulit bersaing dengan energi konvensional yang masih mendapatkan subsidi; Sebaran Potensi energi terbarukan tidak dapat dipindahkan serta memiliki fluktuasi cukup signifikan. Masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap pemanfaatan energi terbarukan Belum tersedia peta potensi energi angin dan data angin yang komprehensif ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat Kementerian ESDM (otoritas energi) Kementerian Ristek (otoritas ristek) Imported Tech. Tech. content Pengembangan Kebijakan Ristek Kementerian Perindustrian (otoritas industri) Riset Dasar (Perguruan Tinggi) Riset Terapan (LIPI) Pabrikasi Peralatan EBT (Industri Penunjang EBT) Pengkajian Teknologi (BPPT) Pengembangan Imported Tech. ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat Program-program Ditjen EBTKE diharapkan dapat: • • • • • Mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan di daerah terpencil, tertinggal, pulaupulau terluar dan kawasan perbatasan Mendorong percepatan pencapaian tingkat pemanfatan energi baru dan energi terbarukan (EBT) dalam bauran energi untuk penyediaan tenaga listrik Mendorong energi terbarukan sebagai komoditas yang menarik bagi investor. Mendorong kegiatan R&D dalam rangka pemanfaatan EBT guna meningkatkan kemampuan pabrikan peralatan pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Mendorong penerapan standardisasi dalam rangka pemanfaatan EBT, energi primer lainnya serta energi sekunder. ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI Jalan Pegangsaan Timur No. 1A Cikini, Jakarta Pusat 10320; Telp/Faks : 021-31924540 www.ebtke.esdm.go.id ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat