Aspek Gender Dalam Implementasi Program Ebt

advertisement
ASPEK GENDER DALAM IMPLEMENTASI
PROGRAM EBT: BIOENERGI
Disampaikan oleh:
Dra. Anna Rufaida, M.M.,M.T.
Kasubdit Investasi dan Kerjasama, Direktorat Bioenergi
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Lokakarya Inklusi Perempuan dalam Implementasi dan Praktek Kebijakan: Perspektif Keadilan Gender dalam REDD+
Jakarta, 22 April 2015
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral | Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat
Kementerian ESDM Republik Indonesia
1
OUTLINE
I.
PENDAHULUAN
3
II. ARAH KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL
4
III. POTENSI PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN EBTKE
5
IV. ASPEK GENDER DALAM ENERGI TERBARUKAN
6
V. ISU GENDER DALAM ENERGI
7
VI. PENUTUP
11
Kementerian ESDM Republik Indonesia
2
I. PENDAHULUAN
TARGET EBTKE GLOBAL
1. Isu Energi telah menjadi isu global disamping isu
pangan dan air (FEW issues).
Sumber: IRENA, Juni 2014
Peningkatan 2
kali lipat untuk
bauran total
energi terbarukan
dan efisiensi
energi pada
tahun 2030
2. Di Indonesia, selain telah menjadi kebutuhan pokok,
Energi adalah modal utama untuk melanjutkan
pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan.
Peningkatan 3 kali
lipat untuk bauran
EBT modern pada
tahun 2030.
3. Lebih dari 94% energi Indonesia berasal dari energi KEBIJAKAN ROADMAP ENERGI NASIONAL
fossil. Sebagian besar diantaranya masih disubsidi.
Sumber: Kebijakan Energi Nasional
4. Ketersediaan energi fosil semakin menipis, sehingga
harganya semakin mahal.
5. Pemanfaatan EBT dan penerapan konservasi energi
menjadi satu2nya pilihan yang kita punyai guna
memeperkuat ketahanan energi saat ini dan di masa
datang.
Kementerian ESDM Republik Indonesia
3
II. ARAH KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL
Gas
20,1 %
EBT
23%
Batubara
24,5 %
Minyak Bumi
Batubara 30%
49,7 %
EBT
5,7%
KONDISI TERKINI
 BAURAN ENERGI NASIONAL: 1176 MIL BOE.
 PERTUMBUHAN KONSUMSI ENERGI RATA-RATA 7% PER TAHUN
 ELASTISITAS ENERGI = 1,65.
 PERAN EBT DALAM BAURAN ENERGI  5%
Minyak Bumi
25%
Gas 22%
TARGET 2025 (RPP KEN)
 ELASTISITAS ENERGI < 1,
 PENINGKATAN PERANAN EBT DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL
 PELAKSANAAN KONSERVASI ENERGI SERTA TEKNOLOGI BERSIH
DAN EFISIEN
 PENGURANGAN EMISI GRK
 PENURUNAN INTENSITAS ENERGI 1% PER TAHUN S.D. 2025
TUJUAN UTAMA EBTKE:
1.
KONSERVASI ENERGI untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi di sisi suplai dan pemanfaatan
(Demand Side), antara lain sektor industri, transportasi, rumah tangga, dan komersial.
2.
DIVERSIFIKASI ENERGI untuk meningkatkan pangsa energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional
(Supply Side), antara lain
Kementerian ESDM Republik Indonesia
4
III. POTENSI PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN EBTKE
POTENSI ENERGI TERBARUKAN
NO
ENERGI BARU TERBARUKAN
SUMBER DAYA (SD)
KAPASITAS TERPASANG (KT)
RASIO KT/SD (%)
1
2
3
4
5 = 4/3
1
Hidro
75.000 MW
7.572 MW
10,1 %
2
Panas Bumi
28.910 MW
1.403,5 MW
4,65 %
3
Biomassa
32.000 MW
1.717,9 MW
5,26 %
4
Surya
4,80 kWh/m2/day
48,05 MW
-
5
Angin
3 – 6 m/s
1,87 MW
-
6
Samudera
49 GW ***)
0.01 MW ****)
-
7
Uranium
3.000 MW *)
30 MW **)
-
POTENSI PENGHEMATAN ENERGI
TARGET PENGHEMATAN ENERGI
SEKTORAL (2025)
*) Hanya di Kalan – Kalimantan Barat
**) Sebagai pusat penelitian, non-energi
***) Sumber: Dewan Energi Nasional
****) Prototype BPPT
POTENSI PENGHEMATAN ENERGI
NO
SEKTOR
KONSUMSI ENERGI PER SEKTOR TAHUN
2012 (JUTA SBM) *)
1
Industri
305 (39,7%)
10 – 30%
17%
2
Transportasi
311 (40,4%)
15 – 35%
20%
3
Rumah Tangga
92 (12%)
15 – 30%
15%
4
Komersial
34 (4,4%)
10 – 30%
15%
5
Lainnya (Pertanian,Konstruksi, dan
Pertambangan)
26 (3,4%)
25%
-
*) Angka sementara sampai dengan Desember 2013tidak termasuk biomass dan penggunaan non-energi
Source: Draf Rencana Induk Konservasi Energi Nasional (RIKEN) 2011
Kementerian ESDM Republik Indonesia
5
IV. ASPEK GENDER DALAM ENERGI TERBARUKAN
Perempuan dan laki-laki memiliki pengalaman,
potensi, Kebutuhan, dan peran spesifik
Panas bumi
Domestik
Mikrohidro
Sel Surya
Angin
Biomassa
Batubara
Usaha
ekonomi
produktif
aktivitas
sosial
Kementerian ESDM Republik Indonesia
6
V. ISU GENDER DALAM ENERGI (1/4)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kurangnya akses terhadap energi bersih di
perdesaan;
Kurangnya training
atau pelatihan untuk
perempuan dalam sektor energi;
Posisi Perempuan sebagai pengambil keputusan
masih sedikit;
Kurangnya Studi and penelitian tentang gender
dan energi;
Penggunaan energi terbesar di Indonesia adalah
sektor rumah tangga yang identik sebagai peran
perempuan untuk bertanggungjawab atas
pengadaan dan penggunaannya (produktif dan
reproduktif);
Kebanyakan yang mencari kayu adalah wanita,
waktu mereka banyak terbuang untuk mencari
kayu;
Kementerian ESDM Republik Indonesia
7
V. ISU GENDER DALAM ENERGI (2/4)
GENDER DALAM PEMANFAATAN BIOGAS (PROGRAM BIRU)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Biogas digunakan sebagai sumber energi
berkelanjutan oleh keluarga. Manfaat utama: energi
bersih untuk memasak, penerangan, dan pupuk
organik untuk pertanian.
Memakai biogas rumah bukan hanya hemat, namun
juga menurunkan beban kerja terutama dari para
perempuan (ibu dan anak) dalam mengumpulkan
kayu bakar dan memasak.
BIRU menurunkan beban ekonomi dan meningkatkan
penghasilan/tabungan
Penggunaan biogas menurunkan beban kerja dan
stress
Memiliki lebih banyak waktu produktif
Reaktor BIRU mudah dioperasikan dan dipelihara
oleh perempuan
Keluarga lebih sehat dan lingkungan lebih bersih
Kementerian ESDM Republik Indonesia
8
V. ISU GENDER DALAM ENERGI (3/4)
GENDER DALAM IMPLEMENTASI KOMPOR BIOMASSA (TSHE)
1.
2.
3.
4.
Mayoritas penduduk Indonesia masih memasak
dengan bahan bakar biomasa:
• Mayoritas memasak merupakan peran kaum
perempuan;
• Pembuat tungku: laki-laki dan perempuan.
Dampak negatif tungku biomasa terbuka maupun
tertutup dengan pembakaran kurang sempurna
kurang di addressed oleh pembuat kebijakan
utamanya di bidang kesehatan
Perempuan sebagai pengguna tungku, kurang
menyadari dampak dari penggunaan tungku
biomasa terbuka maupun tertutup dengan
pembakaran kurang sempurna;
Perempuan sebagai pengguna tungku, kurang
mampu mengekspresikan kebutuhannya
Kementerian ESDM Republik Indonesia
9
V. ISU GENDER DALAM ENERGI (4/4)
GENDER DALAM PEMANFAATAN EBT LAINNYA
1.
2.
3.
4.
Melakukan peningkatan penguasaan teknologi
Mikrohidro/Biogas/teknologi lainnya bagi laki-laki dan
perempuan
Melakukan peningkatan penguasaan teknologi yang
memanfaatkan energi tersebut, misalnya keterampilan
pengolahan pangan, menjahit, las, pertukangan, dll.
Melakukan pembentukan dan pembinaan kelompok
masyarakat termasuk peningkatan kapasitas
ekonomi kaum perempuan di bidang Pengolahan
Pangan berbasis listrik /energi yang dihasilkan
Manfaat Teknologi Energi dalam Perspektif Gender:
Meringankan beban fisik/kesehatan, Menambah
pendapatan keluarga, dan Ikut serta sebagai
pengambil keputusan di ranah publik
Kementerian ESDM Republik Indonesia
10
VI. PENUTUP
• Kesetaraan gender di bidang energi terbarukan dapat diwujudkan melalui
analisis peran dan kebutuhan gender secara spesifik;
• Formulasi kebijakan/program energi terbarukan yang responsif gender
memerlukan SDM yang kompeten dalam Pengarusutamaan Gender dan
analisis gender, perencanaan dan penganggaran responsif gender,
pendampingan, dan monitoring-evaluasi partisipatif;
• Ada beberapa instrumen untuk membantu mengintegrasikan gender di
bidang energi terbarukan, perlu dipilih instrumen yang relevan.
Kementerian ESDM Republik Indonesia
11
www.ebtke.esdm.go.id
Kementerian ESDM Republik Indonesia
12
II. ARAH KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL
PROYEKSI BAURAN ENERGI MIX (KEN)
1,200
MILLION TOE
1,000
ENERGY MIX
800
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2025
2050
600
400
Oil
39%
37%
36%
35%
34%
32%
25%
20%
200
Gas
22%
22%
23%
23%
23%
22%
22%
24%
0
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2025
2050
Coal
29%
29%
28%
28%
28%
29%
30%
25%
NRE
21
27
32
38
43
49
86
305
Coal
62
65
69
72
76
84
114
245
NRE
10%
12%
13%
15%
16%
17%
23%
31%
Gas
47
51
55
58
62
64
84
235
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Oil
84
86
88
89
91
93
95
196
2019
2020
2025
2050
MILLION TOE
350
300
250
200
150
100
50
0
TOTAL
PROYEKSI BAURAN EBT (KEN)
NRE MIX
2015
2016
2017
2018
Geothernal
43%
44%
45%
46%
47%
47%
21%
25%
Biofuel
29%
25%
22%
21%
19%
18%
22%
21%
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2025
2050
MSW
19%
17%
16%
15%
15%
14%
31%
19%
New Energy
0
1
2
3
4
5
12
67
Hydro
10%
10%
10%
10%
10%
10%
12%
7%
Other RE
0
0
0
0
0
0
0
1
Solar
0
0
0
0
0
0
0
17
Ocean
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
1%
Ocean
0
0
0
0
0
0
0
4
Solar
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
6%
Hydro
2
3
3
4
4
5
10
20
Other RE
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
MSW
4
5
5
6
6
7
27
57
Biofuel
6
7
7
8
8
9
19
63
New Energy
0%
4%
6%
8%
9%
10%
14%
22%
Geothermal
9
12
15
17
20
23
18
76
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
TOTAL
Kementerian ESDM Republik Indonesia
13
Download