PL 4008 SEMINAR STUDI FUTURISTIK PROYEKSI SUPPLY-DEMAND DAN PROGNOSIS PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK DI INDONESIA Oleh : Muthahhari Wali Hidayatjati (15413056) PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 1. Pendahuluan Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia modern. Listrik sudah begitu terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari, baik itu untuk menjalankan tugas pekerjaan, belajar, maupun sekedar hiburan. Tidak terkecuali di Indonesia. Masyarakat Indonesia, terutama masyarakat perkotaan, sudah bergantung pada energi listrik untuk menjalankan kehidupan sehari-hari. Kenyataannya, konsumsi listrik rata-rata Indonesia masih tergolong rendah, walaupun Indonesia disebut-sebut memiliki sumber daya alam berlimpah yang dapat dijadikan sumber energi listrik. Terkadang layanan listrik yang sedang berjalan mati, bahkan masih ada sebagian penduduk Indonesia yang belum merasakan mengalirnya listrik di rumah mereka. Jika sumber daya alam untuk menghasilkan energi banyak terdapat di Indonesia, apa yang masih kurang? Dalam tulisan ini penulis berupaya menggambarkan keadaan kebutuhan dan pasokan listrik saat ini, mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap permintaan dan pasokan listrik di masa depan, dan memprediksikan cara untuk memnuhi kebutuhan listrik di masa depan. 2. Keadaan Supply dan Demand tenaga listrik di Indonesia Proses produksi listrik di Indonesia yang meliputi generasi(pembangkitan), transmisi(penghantaran), dan distribusi(pembagian) energi listrik di Indonesia dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Penyediaan dan penjualan tenaga listrik oleh PLN terbagi pada empat sektor pelanggan, yaitu : a. Rumah Tangga – mencakup pelayanan bagi masyarakat umum, yang unit pelanggannya berupa rumah tangga/keluarga. b. Industri – mencakup pelayanan bagi pelaku-pelaku industri, seperti industri berat yang membutuhkan daya jauh lebih besar dari rumah tangga. c. Usaha/Komersial – mencakup pelayanan bagi pelaku usaha. d. Urusan Publik – mencakup pelayanan listrik untuk layanan publik yang disediakan pemerintah. Grafik 1. Penjualan Tenaga Listrik Nasional per Sektor, 2014 (GWh) 12,327 6% 36,299 16% Rumah Tangga 85,418 39% Industri Usaha Komersial Urusan Publik 87,252 39% Total: 221.296 GWh Sumber: Statistik Ketenagalistrikan 2014 Pada tahun 2014, total penjualan tenaga listrik nasional mencapai 221.296 GWh (gigawattjam), dan mayoritas proporsi penjualan adalah kepada sektor industri dan sektor perumahan yang masing-masing mendapat nilai sekitar 39 persen, jauh lebih besar dari sektor usaha dan urusan publik yang masing masing mendapat proporsi sekitar 16 dan 6 persen. Tabel 1. Produksi dan Pembelian Tenaga Listrik oleh PLN (GWh), tahun 2009-2014 Tahun Jumlah Produksi PLN Pembelian Jumlah 2009 120.628,28 36.168,92 156.797,20 2010 131.710,06 38.076,16 169.786,22 2011 142.739,06 40.681,87 183.420,93 2012 149.745,95 50.562,62 200.308,57 2013 163.965,73 52.222,79 216.188,52 2014 174.534,53 53.257,93 227.792,46 Sumber: Statistik Ketenagalistrikan 2014, Kementerian ESDM. Tabel 2. Produksi Tenaga Listrik PLN berdasarkan sumber daya pembangkit, tahun 2014 Sumber Daya Air Panas Bumi (Geotermal) Minyak/Diesel Gas Alam Batubara Campuran Produksi (GWh) Persentase 11.163,62 6,40% 4.285,37 22.584,52 14.270,51 83.372,81 38.850,89 2,46% 12,94% 8,18% 47,77% 22,26% Surya (Matahari) 6,81 0,00% Jumlah 174.534,53 Sumber: Statistk Ketenagalistrikan 2014, Kementerian ESDM. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, PLN tidak sepenuhnya berproduksi sendiri. Tabel X menunjukkan bahwa sebagian pasokan tenaga listrik yang dijual dan didistribusikan PLN pun dibeli oleh PLN, tepatnya dari pembangkit-pembangkit milik swasta. Produksi tenaga listrik nasional masih didominasi oleh energi tidak terbarukan. Tabel O menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen tenaga listrik yang diproduksi oleh PLN berasal dari sumber daya tidak terbarukan, seperti batubara dan minyak bumi. Produksi tenaga listrik PLN bergantung pada sumber daya batubara yang produksinya hampir mencapai setengah total produksi listrik PLN. Tenaga listrik yang dihasilkan dari sumber daya terbarukan masih sangat sedikit. Tabel 3. Konsumsi tenaga listrik per kapita Indonesia Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah Penduduk (jiwa) Konsumsi Tenaga Listrik (MWh) Konsumsi Tenaga Listrik/kapita (MWh) 231.369.500 151.334.000 237.641.320 165.969.000 241.990.700 178.279.000 245.425.200 194.289.000 248.818.100 208.935.000 252.164.800 221.296.000 Sumber: Statistk Ketenagalistrikan 2014, Kementerian ESDM. 0,65 0,70 0,74 0,79 0,84 0,88 Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan standar konsumsi tenaga listrik per kapita bagi penduduk Indonesia yang dijadikan sebagai target, yaitu 1.500 kWh/kapita. Pada kenyataanya, hingga tahun 2014 konsumsi listrik per kapita masih berada di angka 880 kWh/kapita, walaupun sudah terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2009. Selain itu, isu pemerataan akses terhadap listrik juga perlu menjadi perhatian. Sampai pada tahun 2014 rasio elektrifikasi (rumah tangga yang teraliri listrik) masih berada di angka 84,35 persen. Masih ada 15,65 persen penduduk Indonesia yang rumahnya belum teraliri listrik. Tabel 4. Rasio elektrifikasi rumah tangga Indonesia Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah Rumah Tangga Rumah Tangga Pelanggan Listrik Rasio Elektrifikasi (%) 58.194.473 38.573.465 59.118.900 39.696.415 62.092.031 45.294.035 62.992.725 48.229.930 64.204.615 51.688.927 64.835.092 54.690.431 Sumber: Statistk Ketenagalistrikan 2014, Kementerian ESDM. 66,28 67,15 72,95 76,56 80,51 84,35 3. Faktor-faktor yang memengaruhi Supply dan Demand tenaga listrik di Indonesia Potensi Sumber Daya Energi Listrik Indonesia memiliki potensi sumber daya energi yang beragam. Penemuan sumber daya yang belum diekstraksi menunjukkan bahwa cadangan energi Indonesia masih cukup dalam. Tabel 5. Sumber daya energi fosil Sumber Daya Satuan Minyak Bumi Miliar Barel Besaran 151 TSCF (Trillion Short Cubic Gas Alam Feet) 487 Batubara Miliar Ton 120,5 Sumber: Outlook Energi Indonesia 2015, BPPT Data menunjukkan bahwa sumber daya energi fosil yang masih tersimpan di Indonesia, yang berupa minyak bumi, gas alam, dan batubara, terpendam dalam jumlah yang meilmpah. Tabel 6. Sumber daya energi baru dan terbarukan Jenis Sumber Daya Panas Bumi Air Biomassa Tenaga Surya Tenaga angin Uranium Gas metana batubara Shale gas Besaran sumber daya 12383 MWe 75000 MW 32654 MWe 4,8 kWh/m2/hari 970 MW 3000 MW 456,7 TSCF 574 TSCF Gelombang laut 1995,2 MW (potensi praktis) Ocean Thermal energy conversion 41012 MW (potensi praktis) 4800 MW (potensi Energi pasang praktis) surut Sumber: Outlook Energi Indonesia 2015, BPPT Di lain pihak, cadangan energi terbarukan yang dimiliki Indonesia pun sangat beragam. Panas bumi, aliran air, tenaga surya, hingga gerakan gelombang air laut menunjukkan berbagai cara potensial yang dapat ditempuh Indonesia untuk mengembangkan industri clean energy, walaupun pastinya diperlukan pemodalan awal yang tidak ringan. Pertumbuhan penduduk Tabel 7. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2030 Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) 2010 238.518.800 2015 255.461.700 2020 271.066.400 2025 284.829.000 2030 296.405.100 Sumber: Badan Pusat Statistik Jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Walaupun pertumbuhan penduduk diprediksi melambat, pada tahun 2030 diperkirakan penduduk Indonesia sudah mendekati angka populasi 300 juta, tepatnya di sekitar 296 juta. Dengan tingkat pendidikan dan kesejahteraan yang lebih tinggi tentunya kebutuhan penduduk Indonesia akan energi akan terus meningkat. Kecenderungan Dunia mengembangkan teknologi energi terbarukan Isu perubahan iklim sudah menjadi perhatian dunia global. Di tengah ketidak-stabilan harga sumberdaya energi fosil seperti minyak dan batubara, pengembangan teknologi energi terbarukan mendapat dorongan untuk maju. Investasi terhadap pengembangan tersebut bukan lagi dianggap sebagai suatu taruhan, namun sesuatu yang menjanjikan. Jika pengembangan teknologi energi terbarukan terus dikembangkan, diharapkan penerapan teknologi dapat menjadi lebih terjangkau sehingga lebih memungkinkan untuk dipraktekkan di Indonesia. Inovasi pengembangan teknologi energi terbarukan sudah mulai berjalan, di antaranya: • Teknologi sel surya – tenaga matahari sudah diakui sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang paling mudah dimanfaatkan. Cukup dengan menaruh sel surya di bawah sinar matahari dan listrik mengalir ke baterai. Selain ketidakpastian cuaca, ada kendala utama yang menghambat pemanfaatan tenaga surya secara besar-besaran: sel surya terbuat dari silikon yang biaya pemrosesannya mahal. Bahan alternatif pun dikembangkan, salah satunya perovskite yang diharapkan dapat menjadi alternatif yang lebih murah untuk membuat sel surya. 4. Estimasi Demand energi listrik di Indonesia pada tahun 2040 dan prediksi alternatif pemenuhannya Tabel 7. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2040 Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) 2010 238.518.800 2015 2020 2025 255.461.700 271.066.400 284.829.000 2030 296.405.100 2035 305.652.400 2040 312.044.247 Sumber: Badan Pusat Statistik, analisis Excel Proyeksi penduduk memprediksikan bahwa pada tahun 2040, jumlah penduduk Indonesia akan mencapai lebih dari 312 juta jiwa. Berdasarkan standar konsumsi listrik/kapita yang ditetapkan pemerintah sebesar 1.500 kWh/kapita, maka kebutuhan tenaga listrik Indonesia pada 2040 adalah sebesar: 1.500 kWh × 312.044.247 = 468.066.370.500 kWh = 468.066,37 GWh Besar kebutuhan yang terhitung adalah 468.066,37 GWh, lebih dari dua kali lipat konsumsi listrik nasional pada 2014 (221.296 GWh). Selain itu, perlu diingat pula bahwa selain peingkatan daya, akses rumah tangga yang mendapat listrik perlu ditambah, hingga rasio elektrifikasi mencapai atau mendekati seratus persen. Pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dilakukan, salah satunya, dengan memanfaatkan cadangan sumberdaya energi tak terbarukan – memanfaatkan cadangan batubara, minyak bumi, dan gas alam yang dimiliki negara. Tabel 8. Estimasi cadangan energi sumberdaya energi tak terbarukan Sumber Daya Cadangan Standar produksi energi (U.S. EIA) Estimasi Cadangan Energi Minyak Bumi 151 miliar barel 578 kWh/barel 87,2 juta GWh Gas Alam 487 TSCF 99 kWh/MCF 48,2 miliar GWh Batubara 120,5 miliar ton 1.927 kWh/ton 232 miliar GWh Sumber: Outlook Energi Indonesia 2015(BPPT), U.S.Energy Information Administration, analisis Excel Jika dilihat hanya dari kecukupan sumberdaya maka ketahanan energi Indonesia sudah terjamin. Sumberdaya yang ada sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan energi selama ratusan tahun. Namun, kenyataan tidak semudah itu. Perlu biaya investasi yang besar untuk dapat mengekstraksi sumberdaya yang terpendam. Belum lagi dampak lingkungan yang dihasilkan oleh minyak bumi atau batubara. Di zaman wawasan lingkungan, penggunaan batubara yang berlebihan bertolak belakang dengan tujuan mempertahankan kualitas lingkungan, kecuali ditemukan cara memanfaatkan batubara dengan bersih. Pilihan lain adalah dengan menggunakan sumber energi lain yang lebih ramah lingkungan— baik itu air, surya, atau lainnya. Indonesia sudah cukup memanfaatkan energi air, jadi itu merupakan salah satu tempat yang cocok untuk mulai dikembangkan lebih jauh. Jika harga dapat ditekan, energi surya juga bisa dimanfaatkan, sebagai negara tropis yang mendapatkan matahari terik. Pengembangan energi dengan teknologi yang lebih tinggi seperti nuklir atau gelombang laut mungkin masih memerlukan transfer teknologi dari negara yang sudah mengambangkannya, di samping perlunya penguatan sumber daya manusia dan disipling kelembagaan yang akan mengelolanya. 5. Referensi • • • • • • • • Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 2015. “Outlook Energi Indonesia 2015: Pengembangan Energi untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan”, BPPT. <https://www.researchgate.net/publication/283468059_Outlook_Energi_Indonesia_2015>. Maret 2016. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2015. “Statistik Ketenagalistrikan 2014 Edisi No. 28 Tahun Anggaran 2015”, Kementerian ESDM. <http://www.djk.esdm.go.id/pdf/Buku%20Statistik%20Ketenagalistrikan/Statistik%20Ketena galistrikan%202015.pdf>. Maret 2016. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2015. “Statistik Ketenagalistrikan 2014 Edisi No. 28 Tahun Anggaran 2015”, Kementerian ESDM. <http://www.djk.esdm.go.id/pdf/Buku%20Statistik%20Ketenagalistrikan/Statistik%20Ketena galistrikan%202015.pdf>. Maret 2016. Mooney, Chris. 2016. “Why clean energy is now expanding even when fossil fuels are cheap”, The Washington Post. <https://www.washingtonpost.com/news/energyenvironment/wp/2016/01/14/why-clean-energy-is-now-expanding-even-when-fossil-fuelsare-cheap/>. Maret 2016. Perusahaan Listrik Negara. “PLN Ditugaskan Beli Listrik Swasta”, PLN. <http://www.pln.co.id/blog/pln-ditugaskan-beli-listrik-swasta/>. Maret 2016. Anonim. 2014. “2020, Pemerintah Targetkan Konsumsi Listrik Per Kapita Meningkat”, EnergiToday. <http://energitoday.com/2014/10/2020-pemerintah-targetkan-konsumsi-listrikper-kapita-meningkat/>. Maret 2016. Anonim.”Frequently Asked Questions: How much coal, natural gas, or petroleum is used to generate a kilowatthour of electricity?”, U.S. Energy Information Administration. <https://www.eia.gov/tools/faqs/faq.cfm?id=667&t=2>. Maret 2016. Bullis, Kevin. 2013. “A Material That Could Make Solar Power “Dirt Cheap””, MIT Technology Review. <https://www.technologyreview.com/s/517811/a-material-that-couldmake-solar-power-dirt-cheap/>. Maret 2016.