MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL TENTANG DIVERSIFIKASI INTERNASIONAL Dosen : ADRIANA M. MARAMPA', SE., MM DIBUAT OLEH KELOMPOK 19: YULIANA SELMA K. A 1213 411 146 SALDIANA T. SESEAN 212 411 250 NOPRIANTI S. 212 411 113 UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA (UKI TORAJA) Kelompok 19 - Diversifikasi Internasional KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh karena kasih-Nyalah kami diberi kesehatan dan kemampuan sehingga kami dapat membuat makalah mata kuliah Manajemen Keuangan Internasional dengan judul materi “Diversifikasi Internasional”. Makalah ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah pada Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja Jurusan Manajemen. Makalah ini dapat kami selesaikan sesuai harapan kami oleh karena tidak luput dari bantuan dosen pembimbing yang dalam hal ini Ibu Adriana Marampa’, SE., MM yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaganya dalam mengarahkan penyusunan makalah dengan baik. Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik penulisan dan penyajian materi, untuk itu kami dengan hati terbuka menerima saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekeliruan yang dapat merugikan pembaca, maka dengan sangat kami mohon maaf. Rantepao, 21 April 2015 Kelompok 19 Manajemen Keuangan Internasional – UKI-TORAJA – 2015 ii Kelompok 19 - Diversifikasi Internasional DAFTAR ISI Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………..……...………..….. ii Daftar Isi ........................................…………………………………………….…………..………………….. iii BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .............................................……………………..………………………………. 1 1.2. Tujuan .......................................... …………………..…………………………………………………. 3 1.3. Manfaat .......................................... …………………….……………………………..……………… 3 BAB II : PEMBAHASAN 2.1. Konsep Teori Diversifikasi Internasional ......………………………….…………………..……… 4 2.2. Tujuan dari Diversifikasi Internasional .........………………………………….…………..……… 6 2.3. Manfaat Diversifikasi Internasional ......................... ………………………………………….. 8 BAB III : PENUTUP KESIMPULAN ..........................................………………………………………….………………………. 14 DAFTAR PUSTAKA ......................................………………………………………………………….…… 15 Manajemen Keuangan Internasional – UKI-TORAJA – 2015 iii Kelompok 19 - Diversifikasi Internasional BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin terbukanya perekonomian negara-negara di dunia menyebabkan perubahan-perubahan terjadi di kawasan regional maupun global yang akan mempengaruhi keragaman ekonomi domestik suatu negara baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu, kemajuan teknologi, perkembangan globalisasi, adanya deregulasi pasar keuangan internasional serta semakin tidak ketatnya capital control menyebabkan investor melakukan diversifikasi investasi tidak hanya dilakukan secara domestik namun juga antar negara atau secara internasional. Prinsip dasar diversifikasi internasional adalah “the broader the diversification, the more stable the returns and the more diffuse the risks” artinya investor yang melakukan diversifikasi memungkinkan untuk memaksimumkan return portofolio dengan suatu tingkat risiko tertentu atau meminimumkan risiko dengan return tertentu. Hal ini berarti, risiko merupakan faktor terpenting dalam investasi. Investor menyadari bahwa pasar saham internasional memiliki perbedaan karakteristik baik dari segi negara dan industri. Diversifikasi internasional memungkinkan perusahaan untuk memperoleh manfaat dari siklus ekonomi yang berbeda antar masing-masing negara. Pembentukan portofolio saham maupun portofolio obligasi di pasar internasional akan berdampak pada semakin baiknya tradeoff antara risiko dan return. Diversifikasi internasional juga memungkinkan tergesernya efficient frontier (slopenya menjadi semakin besar) investasi menuju kombinasi risiko dan return yang lebih baik. Semakin terintegrasi dan berkembangnya pasar keuangan global dapat menyulitkan investor untuk memprediksi besarnya expected return dan risiko yang dihadapi. Berbagai isu dibelahan dunia baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan kondisi suatu negara atau perusahaan dengan cepat direspon oleh investor dan ini merupakan salah suatu sinyal negatif dari resiko penularan. Dampak Manajemen Keuangan Internasional – UKI-TORAJA – 2015 1 Kelompok 19 - Diversifikasi Internasional negatif ini menganggu stabilitas sektor keuangan internasional dan hal ini merupakan salah satu faktor risiko yang perlu untuk dipertimbangkan dalam melakukan investasi. Teori portofolio modern menjelaskan bahwa diversifikasi dapat mengurangi risiko portofolio yaitu dengan tidak melakukan investasi pada aset-aset yang berkorelasi sempurna. Investor melakukan diversifikasi internasional dimotivasi untuk memperoleh expected return dan diharapkan bisa tercapai sehingga investor selalu mempertimbangkan besarnya risiko yang diterima. Harga aset-aset internasional sering kurang berkorelasi dan ditentukan oleh berbagai faktor fundamental ekonomi negara yang bersangkutan. Korelasi antar pasar modal luar negeri merupakan salah satu indikator utama dari keuntungan yang bisa didapatkan oleh diversifikasi antar berbagai kelas aset antar negara. Biasanya, negara maju dengan perekonomian yang tentunya lebih maju mempunyai keterkaitan yang cukup erat pada perdagangan antar negara dan cenderung memiliki tingkat korelasi yang lebih tinggi dengan perekonomian dunia. Teori keuangan internasional menjelaskan bahwa pasar yang tersegmentasi akan memberikan dampak positif bagi nilai portofolio internasional. Investor dapat meminimalkan risiko dengan melakukan diversifikasi sehingga risiko-risiko investasi akan menyebar ke berbagai negara yang berbeda dan investor dapat juga meminimalkan efek negatif dari volatalitas pasar serta untuk jangka panjang akan meningkatkan return. Menurut studi yang dilakukan Grauer dan Hakansson (1987) menyatakan bahwa risiko investasi portofolio internasional dapat dikurangi dengan memasukkan aset asing ke dalam investasi portofolio suatu negara. Faktor utama yang menentukan keuntungan diversifikasi internasional adalah suku bunga dan country risk. Suku bunga merupakan risiko yang dimiliki suatu negara, risiko yang dimaksud`adalah risiko dalam investasi. Semakin tinggi suku bunga maka akan menyebabkan masuknya aliran modal asing ke dalam negeri. Dengan adanya perkembangan reksadana saham domestik dan reksadana saham internasional yang berbeda dan perkembangan bursa saham antara negara satu dengan lainnya tidak sama menunjukkan bahwa adanya peluang bagi investor untuk melakukan diversifikasi, baik dipasar modal domestik maupun internasional. Manajemen Keuangan Internasional – UKI-TORAJA – 2015 2 Kelompok 19 - Diversifikasi Internasional 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dikemukakan dalam makalah ini adalah: 1. Bagaimana konsep teori diversifikasi internasional? 2. Apa tujuan dari diversifikasi internasional? 3. Apa manfaat diversifikasi internsaional? 1.3. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Manajemen Keuangan Internasional – UKI-TORAJA – 2015 3 Kelompok 19 - Diversifikasi Internasional BAB II PEMBAHASAN 2.1. Konsep Teori Diversifikasi Internasional Konsep diversifikasi berawal dari disertasi Harry Markowitz pada 1952 yang kemudian mengalami penyempurnaan dan penyederhanaan sehingga berdampak pada implementasi teori tersebut di dunia keuangan. Model konsep risiko yang dikembangkan Markowitz adalah konsep dari risiko portofolio. Dia menurunkan manfaat utama diversifikasi secara kuantitatif dengan menggunakan portofolio yang terdiri atas dua aset berisiko. Dengan matematika sederhana, Markowitz berhasil membuktikan kalau risiko portofolio dapat menjadi minimum jika kedua aset itu mempunyai koefisien korelasi negatif sempurna yaitu -1. Markowitz juga menemukan bahwa diversifikasi selalu dapat menurunkan risiko portofolio sepanjang koefisien korelasi tidak positif sempurna atau lebih kecil dari satu. Markowitz (1952) membedakan risiko menjadi 2 (dua) yaitu; risiko sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk). Menurut Keown (2005: 192) risiko yang terdapat dalam portofolio dapat dibedakan atas 2 (dua) jenis yaitu: 1) firm specific atau company-unique risk disebut juga risiko tidak sistematis dan 2) market related risk atau risiko sistematis. Firm specific risk merupakan diversifiable risk, artinya risiko yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Risiko spesifik perusahaan merupakan faktor risiko yang unik terkait dengan kondisi perusahaan. Market related risk merupakam nondiversifiable risk, yaitu risiko yang tidak dapat dieliminir dengan diversifikasi dan merupakan risiko yang berasal dari kondisi ekonomi dan kondisi pasar umum yang tidak dapat didefenisikan. Risiko sistematis atau risiko pasar merupakan risiko yang timbul akibat dari kejadian-kejadian di luar perusahaan seperti: perubahan sistem pemerintahan, bencana alam, perubahan ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya dan teknologi. Risiko ini tidak dapat dieliminasi dengan diversifikasi karena risiko ini melekat dalam pasar. Sedangkan, risiko tidak sistematis merupakan risiko yang berhubungan dengan kejadian acak dan disebabkan oleh kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan seperti: pemogokan buruh, tuntutan pihak lain, perkara Manajemen Keuangan Internasional – UKI-TORAJA – 2015 4 Kelompok 19 - Diversifikasi Internasional hukum serta kejadian-kejadian unik lainnya. Risiko ini dapat dieliminasi dengan diversifikasi yaitu dengan cara memiliki beberapa sekuritas tunggal dalam bentuk portofolio. Diversifikasi adalah sebuah strategi investasi dengan menempatkan dana dalam berbagai instrument investasi dengan tingkat risiko dan potensi keuntungan yang berbeda, bertujuan untuk mengurangi tingkat risiko dan tetap memberikan potensi tingkat keuntungan yang cukup atau strategi ini biasa disebut dengan alokasi aset (asset allocation). Alokasi aset ini lebih fokus terhadap penempatan dana di berbagai instrumen investasi. Bukan menfokuskan terhadap pilihan saham dalam portofolio. Dari sudut pandang investor, diversifikasi internasional merupakan suatu cara yang dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan risiko dengan cara membentuk suatu portofolio investasi yang terdiri atas kombinasi berbagai macam aset keuangan yang investasinya dilakuakan di negara–negara yang berbeda sehingga terbentuk suatu portofolio yang optimal yang menjanjikan return yang optimal pula. Contoh senderhana dari diversifikasi international ini adalah seorang investor yang memiliki suatu portofolio investasi yang terdiri atas kombinasi dari dua saham perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta, Surat Berharga Bank Indonesia, tiga saham yang listing di Bursa Straits Time Singapura, dua saham yang listing di Bursa Nikkei Jepang, dan tiga saham yang listing di London Stock Exchange. Dari sudut pandang emiten (perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa), diversifikasi internasional merupakan suatu alternatif yang menguntungkan dalam hal mengumpulkan dana bagi operasional perusahaan, cara yang ditempuh adalah dengan listing di bursa–bursa dunia (tidak hanya lokal saja). Dalam melakukan diversifikasi, karakter instrumen investasi yang harus dipertimbangkan, yaitu: 1. Potensi tingkat pengembalian (return), 2. Risiko, 3. Likuiditas. Dapat kita ambil contoh antara investasi pada saham dengan deposito. Umumnya, saham memberikan tingkat pengembalian atau return yang lebih tinggi Manajemen Keuangan Internasional – UKI-TORAJA – 2015 5 Kelompok 19 - Diversifikasi Internasional daripada deposito. Namun, risiko untuk berinvestasi pada saham cenderung lebih besar karena fluktuasi atau perubahan harga saham lebih tinggi sehingga dapat menyebabkan peluang untuk mengalami kerugian menjadi lebih tinggi daripada berinvestasi di deposito. Aspek ketiga adalah likuiditas. Maksud likuiditas disini adalah kemudahan untuk membeli dan menjual sebuah instrumen investasi. Tentunya jika berinvestasi di deposito, kita tidak dapat menguangkan investasi tersebut sewaktu-waktu karena deposito memiliki masa jatuh tempo. Sedangkan jika berinvestasi di saham, kita dapat dengan mudah menjualnya sesuai dengan keinginan kita. 2.2. Tujuan dari Diversifikasi Internasional Diversifikasi bertujuan untuk mengurangi tingkat risiko dan tetap memberikan potensi tingkat keuntungan yang cukup. Tujuan dari diversifikasi internasional adalah untuk meningkatkan tradeoff risiko dan return bagi investor. Risiko dan return suatu aset juga dipengaruhi oleh suku bunga dan country risk premium yang berlaku di suatu negara. Bagi investor, country risk dapat diatasi dengan melakukan diversifikasi, karena diversifikasi akan mengurangi exposure dari country risk. Mansourfar et al. (2010) menjelaskan ada beberapa manfaat dari portofolio internasional yaitu: 1) Besarnya persentase dari modal. 2) Investasi dalam saham asing, dimana investor akan memperoleh keuntungan akibat meningkatnya expected return. 3) Menurunnya variasi return. 4) Rendahnya korelasi return saham asing dengan saham domestik. Penelitian Grubel (1968) menyatakan bahwa pada tahun 1956 dan 1966, investor Amerika Serikat menanggung risiko superior dan memiliki peluang return yang tinggi jika melakukan portofolio di pasar modal asing. Levy dan Sarnat (1970) menganalisis korelasi internasional untuk periode 1951-1967. Hasil penelitian mereka ini menyatakan terdapat manfaat diversifikasi investasi yang dilakukan developed dan developing equity market. Studi empiris yang dilakukan Tai (2004) mengatakan bahwa keuntungan diversifikasi portofolio di negara-negara Asian meningkat dan risiko portofolio menurun setelah liberalisasi. Investor menyadari bahwa saham yang diperjual belikan pada pasar internasional memiliki karakteristik yang berbeda baik dari negara atau industri, Manajemen Keuangan Internasional – UKI-TORAJA – 2015 6 Kelompok 19 - Diversifikasi Internasional sehingga dengan melakukan diversifikasi investor akan dapat meningkatkan performance portofolio. Investasi di pasar internasional akan berbeda dengan pasar domestik. Lessard (1976) menyatakan bahwa ada 3 (tiga) hal penting yang membedakan pasar internasional dengan pasar domestik yaitu: 1. Covariance antar aset pasar domestik lebih tinggi dibandingkan covariance antar aset pada pasar internasional. 2. Adanya berbagai macam biaya yang harus dikeluarkan seperti pajak yang tinggi, hal ini merupakan hambatan investasi di pasar internasional. Selain itu, adanya kontrol mata uang domestik dan tradisi investor pasar nasional yang tersegmentasi sehingga dapat menyebabkan harga aset domestik lebih tinggi dari harga internasional. 3. Nilai tukar mata uang antar negara berbeda sehingga dapat menimbulkan risiko mata uang pada portofolio internasional. Batram dan Dufey (2001) menjelaskan ada beberapa faktor yang menjadi daya tarik bagi investor untuk melakukan investasi portofolio internasional yaitu: 1. Partisipasi dalam pertumbuhan pasar asing. 2. Investor dapat melakukan hedging. 3. Kemungkinan adanya efek diversifikasi. 4. Pasar yang tersegmentasi biasanya tingkat return tidak normal atau berfluktuasi. Selain dari faktor di atas tersebut investor juga memperoleh manfaat jika melakukan investasi pada saham asing diantaranya: 1. Tingginya expected return. 2. Rendahnya variasi return. 3. Kemungkinan rendahnya korelasi return saham asing dengan home market investor. 4. Besarnya share konsumsi atas barang impor dan jasa. Pada kenyataanya pergerakan return pada pasar cross border tidak selalu sama untuk memperoleh manfaat diversifikasi, hal ini disebabkan rendahnya korelasi antar pasar juga ditentukan oleh faktor negara dan faktor industri. Manajemen Keuangan Internasional – UKI-TORAJA – 2015 7 Kelompok 19 - Diversifikasi Internasional Dalam kontek investasi portofolio internasional, investor bukan hanya investor domestik akan tetapi mencakup investor asing. Konsep investasi baik teori portofolio dan teori pasar modal harus modifikasi dan diperluas perhitungannya dalam suatu dimensi internasional. Diversifikasi yang dilakukan oleh investor adalah dengan memiliki aset domestik maupun aset asing dengan tujuan untuk meminilisasi risiko investasi internasional. Salah satu keuntungan dari investasi internasional bagi para investor internasional didapat dari international portfolio investment, yaitu investasi aset berupa aset saham dan hutang jangka panjang yang dipengaruhi oleh perekonomian, tingkat inflasi dan iklim politik suatu negara. 2.3. Manfaat Diversifikasi Internasional Pada umumnya investor akan memperhatikan pasar modal lokal dalam negeri saja. Disamping pasar modal dalam negeri, sebenarnya masih terbuka peluang untuk melakukan diversifikasi internasional yang melibatkan investasi pada berbagai pasar modal di berbagai negara. Dengan melakukan diversifikasi internasional, investor akan memperoleh manfaat pengurangan risiko pada tingkat return tertentu. Besarnya manfaat yang akan diperoleh investor akan sangat bergantung dari koefisien korelasi, risiko dan tingkat return di masing-masing pasar modal tersebut. Menurut Rodoni (2008) faktor yang penting dalam diversifikasi ialah korelasi yang rendah antara keuntungan. Semakin rendah korelasi ini, maka semakin besar manfaat diversifikasi portofolio. Lessard (1973) telah menujukan bahwa koefisien determinasi berhubungan secara terbalik dengan keinginan menginvestasikan di satu negara Diversifikasi internasional memberikan manfaat lebih besar bagi investor dibanding hanya berinvestasi pada pasar lokal. Dalam jangka panjang, kontribusi return melalui diversifikasi internasional yang diperoleh investor akan lebih tinggi dibanding investasi-investasi yang hanya dilakukan pada pasar modal lokal. Demikian pula dengan resiko portofolio akan bisa dikurangi karena adanya manfaat diversifikasi yang lebih baik melalui diversifikasi internasional. Dengan melakukan diversifikasi internasional, investor akan memperoleh manfaat pengurangan resiko pada tingkat keuntungan Manajemen Keuangan Internasional – UKI-TORAJA – 2015 8 Kelompok 19 - Diversifikasi Internasional tertentu. Besarnya manfaat yang akan diperoleh investor akan sangat tergantung dari koefisien korelasi, resiko dan tingkat return di masing-masing pasar modal tersebut Gagasan mengenai pembentukan diversifikasi internasional ini banyak didorong oleh hasil-hasil penelitian empiris yang menunjukkan adanya manfaat yang bisa diperoleh investor dengan melakukan diversifikasi internasional. Tandelilin (1998) pernah melakukan penelitian tentang manfaat diversifikasi internasional pada 8 pasar modal sedang berkembang di Asia Tenggara ditinjau dari sudut pandang investor Indonesia dan investor Philipina. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa manfaat diversifikasi internasional akan lebih besar jika ditinjau dari perspektif investor Indonesia dibanding sudut pandang investor Philipina. Disamping itu, pertumbuhan pasar-pasar modal di negara-negara berkembang (emerging market) juga membuka peluang bagi investor untuk melakukan diversifikasi internasional. Dengan bermunculannya emerging market, berarti alternatif diversifikasi internasional yang tersedia bagi investor akan semakin terbuka. Emerging market mempunyai karakteristik pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan pasar yang sudah maju, sehingga hal itu dapat dimanfaatkan investor untuk membentuk portofolio yang lebih menguntungkan. Untuk mengoptimalkan manfaat yang akan diperoleh oleh investor dari kebijakan diversifikasi internasional, maka tidak terlepas dari masalah korelasi antar pasar modal, karena korelasi berhubungan dengan pergerakan antar pasar modal, ketika korelasi antar pasar modal semakin tinggi maka manfaat diversifikasi internasional akan semakin kecil, demikian juga ketika korelasi antar pasar modal semakin rendah maka manfaat diversifikasi internasional akan semakin besar Pasar modal internasional terdiri dari sekian banyak pasar modal di berbagai negara, baik negara yang sudah maju maupun negara berkembang. Pasar-pasar modal di negara-negara berkembang mempunyai karakteristik resiko dan return yang berbeda dengan pasar-pasar modal yang sudah maju. Beberapa karakteristik resiko dan return yang ada di emerging market antara lain sebagai berikut: 1. Volatilitas yang tinggi. Dalam ukuran Dollar Amerika, hampir keseluruhan emerging market mempunyai volatilitas antara 30% sampai dengan 70%. Angka tersebut Manajemen Keuangan Internasional – UKI-TORAJA – 2015 9 Kelompok 19 - Diversifikasi Internasional relatif lebih besar dibandingkan dengan volatilitas pasar Amerika sebesar 15%. Bahkan angka tersebut akan lebih besar lagi jika dihitung dengan menggunakan mata uang lokal, sehingga emerging market mempunyai resiko yang tinggi tetapi juga menjanjikan return yang tinggi pula. 2. Emerging market menawarkan return yang tinggi, karena emerging market banyak yang mengalami pertumbuhan yang cukup menakjubkan. 3. Korelasi yang rendah antara emerging market dengan pasar modal yang maju. Hubungan yang rendah tersebut akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi investor yang melakukan diversifikasi internasional. Artinya, jika pasar modal suatu negara berkembang mempunyai korelasi yang rendah, maka perubahan siklis ekonomi yang terjadi di negara tersebut tidak akan terlalu berpengaruh pada pasar modal negara maju. Menurut Schill dan Micheal (2006) bahwa emerging market mempunyai peran yang besar dalam meningkatkan portofolio internasional. Argumentasi investor melakukan investasi di emerging market adalah: prospek pertumbuhan, average returns yang tinggi, volatilitas yang tinggi dan korelasi yang rendah antara emerging market dengan developed market. Markowitz dalam teori portofolionya menyebutkan bahwa pembelian saham oleh investor asing dipengaruhi oleh besarnya risiko saham yang ditawarkan oleh perusahan saham tersebut. Investor melakukan diversifikasi investasinya untuk mencegah risiko yang lebih besar. Diversifikasi merupakan suatu cara untuk membagi risiko dalam setiap portofolio sehingga keuntungan investasi yang ingin diperoleh lebih optimal. Keputusan investor untuk menanamkan modalnya dipengaruhi oleh rate of return yang diharapkan. Kegiatan investasi di negara yang berbeda akan memiliki risiko dan return yang berbeda pula, sehingga untuk mengurangi risiko tersebut investor dapat melakukan portofolio investasi di negara yang berbeda. Menurut Hoti (2002) investor internasional menyadari bahwa globalisasi perdagangan dunia dan keterbukaan pasar modal menimbulkan risiko yang dapat menyebabkan krisis finansial dengan contagion effect yang cepat, sehingga mengancam stabilitas sektor finansial internasional. Batram dan Dufey (2001) mendefenisikan investasi portofolio sebagai Manajemen Keuangan Internasional – UKI-TORAJA – 2015 10 Kelompok 19 - Diversifikasi Internasional alokasi kekayaan yang tersisa (remaining wealth) untuk aset finansial dan aset riil dengan tujuan untuk memaksimalkan return yang diharapkan dari kekayaan tersebut, contohnya untuk memenuhi konsumsi di masa akan datang. Kekayaan yang diinvestasikan tersebut dapat berbentuk saham, obligasi dan tabungan. Teori keuangan internasional menjelaskan bahwa pasar yang tersegmentasi akan memberikan dampak positif bagi nilai portofolio internasional. Investor dapat meminimalkan risiko dengan melakukan diversifikasi sehingga risiko-risiko investasi akan menyebar ke berbagai negara yang berbeda dan investor dapat juga meminimalkan efek negatif dari volatalitas pasar serta untuk jangka panjang akan meningkatkan return. Menurut studi yang dilakukan Grauer dan Hakansson (1987) menyatakan bahwa risiko investasi portofolio internasional dapat dikurangi dengan memasukkan aset asing ke dalam investasi portofolio suatu negara. Faktor utama yang menentukan keuntungan diversifikasi internasional adalah suku bunga dan country risk. Suku bunga merupakan risiko yang dimiliki suatu negara, risiko yang dimaksud`adalah risiko dalam investasi. Semakin tinggi suku bunga maka akan menyebabkan masuknya aliran modal asing ke dalam negeri. Sedangkan country risk premium merupakan kompensasi return bagi investor yang melakukan investasi di suatu negara. Semakin tinggi country risk premium suatu negara semakin tinggi pula kompensasi yang diterima investor intenasional. Rajan dan Friedman (1997) menggunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dengan 2 (dua) faktor yaitu indek saham dunia dan country risk premium dan menyatakan bahwa portofolio internasional dipengaruhi oleh country risk premium secara signifikan. Pasar saham Amerika Serikat merupakan pasar saham yang terbesar di dunia, dan pasar saham ini memiliki reputasi yang terbaik yang dapat dilihat dari sisi teknikal seperti: baiknya regulasi pada pasar modal dan memiliki karakteristik pasar yang luas. Suatu hal yang menarik dari investor Amerika Serikat yaitu hanya memegang sebagai kecil saham asing, tetapi sebaliknya pihak investor asing lebih banyak yang memegang saham-saham Amerika Serikat. Studi yang dilakukan Tesar dan Werner (1995) menjelaskan bahwa negara-negara di dunia yang tidak melakukan diversifikasi dengan tidak memasukkan aset asing pada investasi portofolio negara mereka atau besarnya Manajemen Keuangan Internasional – UKI-TORAJA – 2015 11 Kelompok 19 - Diversifikasi Internasional aset asing pada investasi portolio negara mereka sangat rendah dibandingkan aset domestik. Solnik (1974) melakukan penelitian return saham pada 8 (delapan) negara dan berasumsi bahwa investor tidak mengetahui investasi mana yang lebih menguntungkan. Untuk mengontrol risiko nilai tukar, Solnik berasumsi setiap negara hanya menggunakan US$ untuk investasi saham. Temuan Solnik ini dapat dijelaskan dengan Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 di bawah ini. Gambar 2.1 Diversifikasi Internasional Gambar 2.2 Diversifikasi Internasional Dengan dan Tampa Risiko Nilai Tukar Manajemen Keuangan Internasional – UKI-TORAJA – 2015 12 Kelompok 19 - Diversifikasi Internasional Hasil temuan Solnik (1974) pada Gambar 2.2 terlihat bahwa portofolio dengan melakukan hedging internasional akan mengurangi risiko investasi bila dibandingkan dengan portofolio tanpa melakukan hedging. Risiko diversifikasi internasional dapat mengurangi lebih dari setengahnya diversifikasi secara domestik atau investor hanya melakukan investasi di Amerika Serikat (dari 27% risiko diversifikasi domestik menjadi 12% risiko diversifikasi internasional). Dengan melakukan diversifikasi internasional ini maka besarnya risiko investasi dapat menjadi lebih kecil, dan terlihat jelas manfaat dari diversifikasi. Solnik juga menyarankan bahwa untuk memperoleh manfaatnya diversifikasi baik domestik atau internasional portofolio tidak perlu dalam jumlah saham yang besar. Manajemen Keuangan Internasional – UKI-TORAJA – 2015 13 Kelompok 19 - Diversifikasi Internasional BAB III KESIMPULAN Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan diversifikasi: 1. Diversifikasi saham. Strategi diversifikasi ini akan efektif bila kita membeli saham dari sektor yang berbeda-beda. Jika kita membeli saham berbeda hanya di satu sektor, akan sangat berisiko bila sektor tersebut sedang mengalami masa bearish. Saat itu semua saham pda sektor tersebut akan cenderung turun. Strategi yang lebih baik misalnya kita membeli saham di sektor perbankan, konsumsi, dan industri. Kita tidak tahu sektor mana yang akan naik berikutnya. Dengan memiliki saham di beberapa sektor tersebut, akan membuat kita memiliki peluang untuk mendapatkan keuntungan saat sektor tersebut sedang naik. 2. Diversifikasi instrumen investasi. Saat kita membeli berbagai jenis saham, bukan berarti uang kita sepenuhnya aman dan bukan berarti kita bebas risiko. Pada saat bursa saham sedang bearish, hampir semua saham dipastikan akan turun. Jadi, sebaiknya kita melakukan strategi diversifikasi ke berbagai instrumen investasi, seperti melakukan investasi ke obligasi, emas, atau deposito untuk meminimalisir risiko kerugian yang mungkin akan dialami. Kita juga tidak boleh melakukan diversifikasi yang berlebihan karena cenderung akan lebih memunculkan dampak negatif daripada dampak positifnya. Jika terlalu banyak melakukan diversifikasi, tentunya kita akan kesulitan dalam mengelola dan mengontrol perkembangan investasi kita. Disamping itu, diversifikasi berlebih tentunya akan mengecilkan potensi untuk mendapatkan tingkat keuntungan yang tinggi dari investasi yang dilakukan karena kita tidak dapat memperoleh tingkat pengembalian atau return maksimum bila salah satu instrumen seperti saham saat mengalami kenaikan harga. Manajemen Keuangan Internasional – UKI-TORAJA – 2015 14 Kelompok 19 - Diversifikasi Internasional DAFTAR PUSATAKA Yusgiantoro Purnomo “manajemen keuangan internasional” Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004 http://zetzu.blogspot.com/2012/05/diversifikasi.html http://ekonomi.kabo.biz/2011/07/diversifikasi-internasional.html https://www.scribd.com/doc/133544059/Diversifikasi-Internasional https://www.scribd.com/doc/95390939/Diversifikasi-Investor-Di-Pasar-Modal-Internasional http://fahtana-science.blogspot.com/2012/11/international-portofolio-investment.html http://ift.co.id/posts/diversifikasi-portofolio-internasional-di-indonesia-dan-malaysia http://blog.stie-mce.ac.id/sriati/ http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act =view&typ=html&buku_id=55523 Manajemen Keuangan Internasional – UKI-TORAJA – 2015 15