PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS INKUIRI TERBIMBING MATERI SEL UNTUK SISWA KELAS XI SEMESTER 1 SMA PANJURA MALANG Sri Rosidha K., Hadi Suwono, Nuning Wulandari Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No. 5 Malang Email: [email protected]; [email protected], [email protected] ABSTRAK: Penelitian pengembangan modul ini bertujuan untuk menghasilkan modul pembelajaran Biologi berbasis inkuiri terbimbing materi sel untuk siswa kelas XI semester 1 SMA Panjura Malang. Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan Borg dan Gall yang terdiri dari 10 tahapan, namun disederhanakan menjadi 7, yaitu melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei), melakukan perencanaan, mengembangkan produk awal, melakukan uji coba lapangan tahap awal, melakukan revisi terhadap produk utama, melakukan uji coba lapangan utama, dan melakukan revisi terhadap produk operasional. Rerata hasil validasi dari ahli materi, ahli pendidikan dan praktisi lapangan, serta uji coba lapangan utama berturut-turut sebesar 3,6, 3,8, dan 3,8 dengan kriteria valid. Selain itu, nilai rerata pre-test dan post-test sebesar 43,4 dan 78,3. Hal ini menunjukkan bahwa modul ini merupakan modul yang valid, praktis, dan efektif. Kata kunci: pengembangan modul, inkuiri terbimbing, materi sel. ABSTRACT: Research and development of module have purpose to release Biology learning module based guided inquiry of cell material 11th grade in 1st semester Panjura Senior Highschool. This module development procedure was used development model of Borg and Gall that contain of 10 steps, but being simplefied become 7, that is initial research (pre survey), planning, developing initial product, doing initial field test, doing revision to the main product, doing the main field test, and doing revision to the operational product. Average validation result from material expert, education and field practitioner expert, and main field test respectively were 3.6, 3.8, and 3.8 with valid criteria. Besides Class average value for pre test and post test respectively were 43.4 and 78.3. It means that the Biologi learning module based guided inquiry is valid, practical, and effectively module. Keywords: module development, guided inquiry, cell material Kualitas kehidupan bangsa dapat dilihat dari kualitas pendidikannya. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah dengan melakukan penyempurnaan kurikulum yang didasarkan atas tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan permendiknas no. 22, 23, dan 24 tahun 2006, KTSP dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Seluruh kegiatan pembelajaran dalam KTSP diarahkan kepada pembelajaran konstruktivis dimana peran guru sebagai fasilitator belajar dan siswa sebagai pebelajar yang aktif sehingga yang menjadi pusat pada proses pembelajaran adalah siswa (student centered). Pendekatan konstruktivistik mewajibkan guru membantu siswa untuk mengembangkan potensinya dengan cara memberikan pelayanan pembelajaran, sehingga diharapkan siswa mendapatkan pengalaman belajar yang berarti. Salah satu upaya yang dapat digunakan untuk mempersiapkan pengalaman belajar yang akan diterima oleh siswa adalah guru 1 2 berkewajiban membuat dan menyediakan materi pembelajaran yang berperan dalam membantu siswa mencapai indikator yang ditetapkan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan selama PPL pada bulan Juli sampai bulan Oktober, SMA Panjura memiliki ruang kelas yang cukup nyaman untuk kegiatan belajar mengajar. SMA ini juga telah memiliki ruang laboratorium biologi walaupun alat-alat laboratorium yang ada masih belum lengkap, namun masih dapat dilakukan praktikum sederhana dalam proses pembelajaran. SMA Panjura juga memiliki laboratorium komputer dan ruang multimedia. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan LKS dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga pernah membuat sendiri LKS dan siswa mengerjakannya secara berkelompok dengan jawaban yang ditulis di buku catatan masing-masing sebagai bahan belajar siswa. Hal ini dilakukan karena siswa hanya mempunyai LKS sebagai bahan belajarnya di kelas. Siswa tidak memiliki buku paket biologi sebagai penunjang belajarnya, walaupun ada beberapa siswa yang telah berusaha membawa buku biologi sendiri. Siswa terkadang meminjam bukubuku yang disediakan di perpustakaan sekolah. Buku-buku tersebut merupakan buku terbitan lama yang materinya sudah tidak sesuai dengan kurikulum yang sedang digunakan sekarang. Alat yang digunakan guru selama pembelajaran hanya papan tulis karena LCD hanya tersedia di ruang multimedia. Modul Biologi yang akan dikembangkan berisi materi tentang sel yang mengacu pada standar kompetensi 1, yaitu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan. Standar kompetensi ini meliputi tiga kompetensi dasar, antara lain mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur, dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan; mengidentifikasi organela sel tumbuhan dan hewan; serta membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, eksositosis). Modul biologi yang akan dikembangkan memuat tiga kompetensi dasar tersebut. Kompetensi dasar tersebut juga terdapat didalam Kurikulum 2013 yang akan digunakan, yaitu pada KD 3.1 dan 3.2 untuk SMA kelas XI, sehingga modul masih dapat digunakan untuk kurikulum baru. Modul merupakan suatu usaha untuk mengadakan belajar mandiri dengan memberikan kemungkinanan kepada siswa untuk menguasai satu satuan isi bahan ajaran sebelum berpindah pada satuan isi lainnya atau berikutnya. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa modul merupakan upaya agar siswa dapat belajar mandiri secara optimal dengan memanfaatkan waktu belajarnya sendiri (Setyosari & Effendy, 1990). Modul pada dasarnya adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan dari pendidik (Prastowo, 2012). Menurut Santyasa, pembelajaran dengan menggunakan modul secara efektif akan dapat mengubah konsepsi siswa menuju konsep ilmiah, sehingga pada gilirannya hasil belajar mereka dapat ditingkatkan seoptimal mungkin baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Modul biologi yang dikembangkan ini berbasis inkuiri terbimbing. Inkuiri merupakan proses belajar dengan cara mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan atau permasalahan dan melakukan eksplorasi untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan atau pemecahan permasalahan tersebut (Suwono, 2011). Inkuiri terbimbing lebih cocok untuk diberikan kepada siswa yang masih 3 belum memiliki pengalaman belajar dengan metode inkuiri. Pada tahap permulaan siswa lebih banyak diberikan bimbingan, namun sedikit demi sedikit bimbingan tersebut akan dikurangi. Saat menemukan suatu konsep, siswa masih memerlukan bimbingan bahkan guru perlu memberikan bantuan tahap demi tahap. Siswa memerlukan bantuan untuk mengembangkan kemampuannya dalam memahami pengetahuan yang baru. Bantuan dari guru masih tetap diperlukan walaupun siswa harus berusahan mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi (Endahsari, 2010). METODE Penelitian dan pengembangan ini menggunakan model pengembangan Borg dan Gall (1983) yang terdiri dari 10 tahapan. Penelitian dan pengembangan modul ini hanya dilakukan mulai tahapan 1 sampai 7 karena keterbatasan waktu dan biaya. Tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut: 1. melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei); 2. melakukan perencanaan; 3. mengembangkan jenis/ bentuk produk awal; 4. melakukan uji coba lapangan tahap awal; 5. melakukan revisi terhadap produk utama; 6. melakukan uji coba lapangan utama; 7. melakukan revisi terhadap produk operasional. Desain uji coba dilakukan dalam 2 macam, yaitu uji coba lapangan tahap awal dan uji coba lapangan utama. Uji coba lapangan tahap awal dilakukan dengan memberikan angket penilaian terhadap modul biologi yang dikembangkan kepada validator dengan cara mengisi angket penilaian. Hasil validasi selanjutnya dijadikan sebagai bahan revisi/ perbaikan modul yang telah dikembangkan. Setelah revisi dilakukan maka produk akan dilakukan uji coba lapangan utama. Uji coba lapangan utama ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana modul yang dikembangkan ini dapat diterima oleh siswa. Subjek uji coba dalam penelitian dan pengembangan ini adalah 15 siswa kelas XI IPA SMA Panjura Malang. Data yang diperoleh dalam pengembangan modul biologi ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa angka-angka yaitu 4, 3, 2, dan 1, sedangkan data kualitatif berupa komentar, saran, kritik, dan tanggapan dari validator yang dituliskan dalam instrumen pengumpulan data. Sesuai dengan data yang ingin diperoleh, maka instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari dua jenis instrumen. Instrumen pertama merupakan instrumen pengumpul data kuantitatif, berupa angket mengikuti bentuk skala Linkert (4, 3, 2, 1) dalam daftar checklist (diadaptasi dari Sukmadinata, 2002). Instrumen kedua merupakan instrumen pengumpul data kualitatif, yaitu berupa lembar pengisian komentar, saran, kritik, dan tanggapan dari validator terhadap modul biologi. Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data kuantitatif hasil validasi adalah teknik perhitungan rata-rata. Berdasarkan hal tersebut, maka diperoleh rumus perhitungan untuk validasi isi sebagai berikut. 4 Keterangan: x = nilai rata-rata kevalidan Σx = jumlah jawaban penilaian n = jumlah validator Nilai kriteria validasi yang dihasilkan dihasilkan dari perhitungan tercantum pada Tabel 1. Tabel 3.2 Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata Nilai Rata-rata Kriteria Kevalidan 3,26 – 4,0 Valid (tidak revisi) 2,51 – 3,25 Cukup valid (tidak revisi) 1,76 – 2,50 Kurang valid (revisi sebagian) 1,00 – 1,75 Tidak valid (revisi total) (Sumber: Arikunto, 2002) Selain data kuantitatif yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisis rata-rata, dalam penelitian pengembangan ini juga diperoleh data kualitatif. Data kualitatif ini diperoleh dari lembaran saran dan komentar yang diisi oleh validator. Data ini dipakai dalam melakukan revisi modul, sehingga modul biologi yang dihasilkan menjadi lebih baik. Analisis peningkatan pemahaman konsep melalui pre-test dan post-test menggunakan skor gain yang dinormalisasi. Gain yang dinormalisasi dapat dihitung menggunakan rumus gain score ternomalisasi dengan rumus: N-gain = Keterangan: Spost = skor post-test Spre = skor pre-test Smaks = skor maksimum ideal Nilai kategori N-gain yang diperoleh yang rumus tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Kategori N-gain Kategori Rendah Sedang Tinggi Rata-rata N-gain 0,7 ≤ <g> ≤ 1 0,3 ≤ <g> < 0,7 <g> < 0,3 (Sumber: Hake, 1999) HASIL Modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing materi sel yang dihasilkan merupakan suatu bahan ajar untuk pembelajaran secara individual dan mandiri dengan alokasi waktu 8 x 45 menit. Modul pembelajaran biologi ini terdiri dari modul siswa dan modul panduan guru. Modul siswa hasil pengembangan ini terdiri dari 3 bagian utama, yaitu bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian pendahuluan terdiri dari halaman sampul, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, panduan penggunaan modul, petunjuk untuk siswa, peta konsep, rumusan SK, KD, dan tujuan. Bagian isi terdiri dari 4 kegiatan belajar siswa dan uraian 5 materi yang masing-masing kegiatan terdiri dari 6 tahap, yaitu Apakah Kamu Tahu, Mari Berhipotesis, Mari Mengerjakan, Mari Berpikir, Mari Merefleksi, dan Bacalah Aku. Bagian penutup modul terdiri dari uji kompetensi, daftar rujukan, dan glosarium. Modul panduan guru dikembangkan sebagai acuan guru dalam membimbing siswa mengerjakan modul. Modul panduan guru memuat beberapa komponen yang meliputi halaman sampul, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan modul guru, silabus, RPP, uraian materi, kunci jawaban kegiatan siswa, kisi-kisi uji kompetensi, uji kompetensi, kunci jawaban uji kompetensi, daftar rujukan, dan glosarium. Hasil validasi dari tiga validator dan subjek uji coba lapangan utama produk pengembangan modul pembelajaran Biologi berbasis inkuiri terbimbing materi sel adalah sebagai berikut. Validator Ahli Materi Aspek yang dinilai oleh validator ahli materi terdiri dari 5 aspek, yaitu peta konsep; kegiatan 1 komponen, struktur, dan fungsi sel; kegiatan 2 organela sel tumbuhan dan sel hewan; kegiatan 3 transpor pasif pada membran; dan kegiatan 4 transpor aktif pada membran. Nilai rerata dari penilaian validator ahli materi terhadap produk pengembangan modul pembelajaran Biologi materi sel ini adalah 3,6. Nilai rerata tersebut menunjukkan bahwa modul memiliki kriteria yang valid. Ringkasan hasil validasi ahli materi untuk modul pembelajaran Biologi ini dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Ringkasan Hasil Validasi Ahli Materi No. Aspek yang Dinilai 1. Peta konsep 2. Kegiatan 1. Komponen, struktur, dan fungsi sel 3. Kegiatan 2. Organela sel tumbuhan dan sel hewan 4. Kegiatan 3. Transpor pasif pada membran 5. Kegiatan 4. Transpor aktif pada membran Rerata Rerata 3,667 3,857 3,172 Kriteria Valid Valid Cukup valid 3,75 3,625 3,6 Valid Valid Valid Komentar dan saran dari validator ahli materi adalah warna yang dipakai pada halaman sampul dan beberapa bagian modul tidak kontras, setelah diberi saran dan masukan bagian tersebut telah diperbaiki menjadi lebih baik dan kontras. Saran yang lainnya adalah peta konsep yang awalnya kurang lengkap setelah diberi masukan sudah diperbaiki menjadi lebih lengkap. Bagian isi modul terdapat konsep yang salah dan kurang, namun setelah diberikan masukan sudah diperbaiki. Keterbacaan secara keseluruhan sudah mengikuti masukan/ saran. Bagian soal terdapat kesalahan maksud atau kesalahan soal yang bermakna ganda, setelah diberi saran sudah diperbaiki. Komentar yang terakhir adalah secara keseluruhan sudah bagus. Validator Ahli Pendidikan dan Praktisi Lapangan Validasi produk untuk validator ahli pendidikan dan praktisi lapangan terdiri dari modul panduan guru dan modul siswa. Modul panduan guru terdiri atas halaman sampul, kata pengantar, daftar isi dan daftar gambar, pendahuluan mo- 6 dul, silabus, rencana pelaksanan pembelajaran, kegiatan siswa, uji kompetensi, daftar rujukan, dan glosarium. Aspek yang dinilai pada modul siswa hampir sama dengan modul panduan guru, hanya saja tidak terdapat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Rerata hasil validasi oleh validator ahli pendidikan dan praktisi lapangan memiliki rerata sebesar 3,8. Nilai tersebut memiliki kriteria yang valid. Ringkasan hasil validasi ahli pendidikan dan praktisi lapangan disajikan pada Tabel 4. Komentar dan saran untuk modul panduan guru dari validator ahli pendidikan adalah lambang UM pada halaman sampul diletakkan di atas. Saran yang diberikan untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yaitu pada langkah pembelajaran kegiatan siswa harus did3.ahulukan, pada kegiatan siswa dalam kegiatan inti harus bisa menggambarkan sintaks inkuiri terbimbing secara eksplisit, penilaian sebaiknya dibuat tabel yang terdiri dari 4 kolom (indikator, teknik, bentuk, dan lampiran). Saran untuk uji kompetensi adalah ditambahkan soal C4 pada tiap indikator. Saran untuk bagian isi modul, yaitu foto yang digunakan diperjelas, keterangan gambar pada halaman 38 diganti berbahasa Indonesia, contoh gambar pada tahap Apakah Kamu Tahu diganti dengan gambar asli Indonesia dan ditulis dokumen pribadi, sintaks inkuiri terbimbing dalam modul ditulis besar, dan daftar rujukan harus diperbaiki. Tabel 4 Ringkasan Hasil Validasi Ahli Pendidikan dan Praktisi Lapangan No. Aspek yang Dinilai Rerata A. Modul Panduan Guru 1. Halaman sampul 3,5 2. Kata pengantar 3,75 3. Daftar isi dan daftar gambar 4 4. Pendahuluan modul 3,5 5. Silabus 3,917 6. Rencana pelaksanaan pembelajaran 3,875 7. Kegiatan belajar siswa 3,929 8. Uji kompetensi 3,75 9. Daftar rujukan 4 10 Glosarium 3,75 B. Modul Siswa 1. Halaman sampul 3,5 2. Kata pengantar 3,75 3. Daftar isi dan daftar gambar 4 4. Pendahuluan modul 3,625 5. Kegiatan siswa 3,875 6. Uji kompetensi 3,75 7. Daftar rujukan 4 8. Glosarium 3,75 Rerata 3,8 Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Saran dari validator ahli pendidikan untuk modul siswa adalah sintaks inkuiri harus muncul di modul siswa dan diberi ruang khusus untuk siswa menulis catatan dalam pembelajaran. Saran yang lain untuk materi adalah deskripsi materi tidak terlalu banyak (materi dikurangi). Jarak spasi pada gambar harus konsisten. Komentar yang terakhir adalah apakah di dalam teori modul terdapat glosarium. Saran dan komentar yang diberikan oleh validator praktisi lapangan adalah ada kalimat pada kata pengantar yang seharusnya diletakkan pada panduan peng- 7 gunaan modul. Penilaian pada silabus dan RPP haru sesuai dan sebaiknya untuk peta konsep berupa gambaran konsep secara umum agar terpetakan. Saran untuk bagian isi modul, yaitu dilihat lagi perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan dan pada tahap Mari Berhipotesis halaman 85 sebaiknya hipotesis berupa dugaan sementara bukan teori yang sudah pasti jadi pertanyaannya diarahkan pada pertanyaan antara ya atau tidak. Saran yang lain adalah pada uji kompetensi diberikan alokasi waktu dan glosarium masih sulit untuk dipahami untuk setingkat SMA. Saran untuk modul siswa adalah sebaiknya yang kosong pada petunjuk penggunaan modul diberikan keterangan. Uji Coba Lapangan Utama Aspek yang dinilai dalam uji coba lapangan utama oleh 15 siswa kelas XI IPA, yaitu halaman sampul, kata pengantar, daftar isi dan daftar gambar, panduan penggunaan modul, materi pembelajaran, jenis kegiatan dalam modul, gambar, dan glosarium. Nilai rerata hasil uji coba lapangan utama adalah 3,8. Berdasarkan nilai rerata hasil uji coba lapangan utama tersebut, dapat diketahui bahwa modul pembelajaran Biologi berbasis inkuiri terbimbing materi sel memiliki kriteria yang valid. Tabel 5 menunjukkan ringkasan hasil uji coba lapangan utama. Komentar dan saran dari siswa dalam uji coba lapangan utama adalah modulnya sudah menarik. Daftar isi terdapat kesalahan dan lebih diperhatikan lagi. Materi yang disajikan sudah lengkap dan juga telah dilengkapi dengan gambar yang jelas dan berwarna. Arti kata pada glosarium masih sulit untuk dipahami. Tabel 5 Ringkasan Hasil Uji Coba Lapangan Utama No. Aspek yang Dinilai 1. Halaman sampul 2. Kata pengantar 3. Daftar isi dan daftar gambar 4. Panduan penggunaan modul 5. Materi pembelajaran 6. Jenis kegiatan dalam modul 7. Gambar 8. Glosarium Rerata Rerata 3,978 3,733 3,622 3,622 3,689 3,64 3,911 3,833 3,8 Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Analisis data nilai pre-test dan post-test siswa didasarkan pada nilai KKM yang telah ditentukan oleh SMA Panjura Malang, yaitu 75. Berdasarkan tabel nilai pre-test dan post-test uji coba lapangan utama dari 15 siswa tidak ada siswa yang memperoleh nilai pre-test sama dengan atau melebihi KKM. Rata-rata kelas untuk nilai pre-test sebesar 43,4. Nilai tersebut jauh dibawah KKM yang ditentukan sekolah. Setelah mempelajari modul dan kemudian dilakukan post-test, didapatkan rata-rata kelas untuk nilai post-test adalah 78,3. N-gain yang diperoleh berdasarkan hasil pre-test dan post-test tersebut adalah 0,62. Berdasarkan perbandingan rata-rata kelas untuk nilai pre-test dan post-test dan N-gain menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan kategori sedang. Ringkasan nilai pre-test dan post-test siswa dapat dilihat pada Tabel 6. 8 Tabel 6. Ringkasan Data Nilai Pre-test dan Post-test Siswa No. Hasil Belajar Rata-rata kelas 1 Pre-test 43,4 2 Post-test 78,3 N-gain = = = = 0,62 PEMBAHASAN Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah modul pembelajaran Biologi berbasis inkuiri terbimbing materi sel untuk kelas XI Semester 1. Tujuan dari pembuatan modul ini adalah untuk melatih siswa agar dapat belajar secara mandiri atau dengan bimbingan guru. Tujuan lainnya ialah agar peran guru tidak terlalu dominan dan otoriter dalam proses pembelajaran serta melatih siswa agar mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang telah dipelajari. Menurut Santyasa (2009), pembelajaran dengan menggunakan modul memungkinkan siswa untuk meningkatkan aktivitas belajar secara optimal sesuai dengan tingkat kemampuan dan kemajuan yang diperolehnya selama proses belajar. Modul pada dasarnya adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan dari pendidik/ guru. Fungsi dari modul yaitu sebagai bahan ajar mandiri, pengganti fungsi pendidik, sebagai alat evaluasi, dan sebagai bahan rujukan bagi siswa (Prastowo, 2012). Kegunaan modul dalam proses pembelajaran antara lain sebagai penyedia informasi dasar karena dalam modul ini disajikan berbagai materi pokok yang masih bisa dikembangkan lebih lanjut, sebagai bahan instruksi atau petunjuk bagi siswa, serta sebagai bahan pelengkap dengan ilustrasi dan foto yang komunikatif. Pembelajaran dengan menggunakan modul secara efektif akan dapat mengubah konsepsi siswa menuju konsep ilmiah, sehingga pada gilirannya hasil belajar mereka dapat ditingkatkan seoptimal mungkin baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Menurut Mbulu (2001), keunggulan dari penggunaan modul, antara lain memberikan balikan (feedback) yang segera sehingga siswa dapat mengetahui taraf hasil belajarnya; membimbing siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik melalui langkah-langkah yang teratur, sehingga membangkitkan motivasi yang kuat untuk berusaha segiat-giatnya; menyesuaikan dengan perbedaan individual siswa seperti kecepatan belajar dan cara belajar; serta memberikan kesempatan yang lebih besar dan waktu yang lebih banyak kepada guru untuk memberikan bantuan dan perhatian individual kepada setiap siswa yang membutuhkannya, tanpa melibatkan seluruh siswa. 9 Dilihat dari penggunanya, modul terbagi menjadi dua macam, yaitu modul untuk siswa dan modul untuk guru. Modul untuk siswa berisi kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa, sedangkan modul untuk guru berisi petunjuk guru, tes akhir modul, dan kunci jawaban tes akhir modul (Prastowo, 2012). Komponen tambahan dalam modul panduan guru pada penelitian pengembangan ini adalah silabus, RPP, kisi-kisi soal uji kompetensi, dan kunci jawaban. Hasil validasi dari validator ahli materi, ahli pendidikan, dan praktisi lapangan, serta siswa selaku subjek uji coba menunjukkan tingkat kevalidan produk yang beruda modul pembelajaran Biologi berbasis inkuiri terbimbing materi sel berdasarkan nilai rerata yang telah diperoleh. Nilai rerata dari penilaian validator ahli materi terhadap produk pengembangan modul pembelajaran Biologi ini adalah 3,6. Nilai tersebut menunjukkan bahwa produk memiliki kriteria yang valid. Modul yang telah divalidasi oleh validator ahli materi kemudian direvisi berdasarkan komentar dan saran dari validator dan diserahkan kepada validator ahli pendidikan dan praktisi lapangan. Nilai rerata validasi dari ahli pendidikan dan praktisi lapangan sebesar 3,8 yang memiliki kriteria valid. Saran dan komentar juga diberikan oleh vali-dator ahli pendidikan dan praktisi lapangan, sehingga perlu dilakukan revisi untuk perbaikan modul. Modul yang telah direvisi kemudian diujicobakan kepada 15 siswa kelas XI SMA Panjura Malang dan memperoleh nilai rerata sebesar 3,8 yang memiliki kriteria valid. Siswa juga mengerjakan pre-test dan post-test dalam proses uji coba lapangan utama. Nilai rata-rata kelas untuk pre-test adalah 43,4 sedangkan nilai rata-rata kelas untuk post-test sebesar 78,3. N-gain dalam uji coba lapangan utama sebesar 0,62 yang memiliki kategori sedang. Dilihat dari N-gain dan soal pre-test dan post-test yang hanya mengambil sampel indikator diperkirakan bahwa penggunaan modul ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hal tersebut, dapat diambil simpulan bahwa modul pembelajaran Biologi berbasis inkuiri terbimbing materi sel ini valid, praktis, dan efektif dalam penggunaannya pada proses pembelajaran. Beberapa kelebihan modul pembelajaran Biologi berbasis inkuiri terbimbing materi sel hasil prodek penelitian dan pengembangan ini, antara lain modul yang dikembangkan telah melalui tahap validasi dan dilakukan uji coba lapangan utama serta revisi sehingga modul ini telah layak untuk digunakan, kelengkapan isi modul pembelajarn Biologi ini dapat membantu siswa untuk belajar mandiri tanpa atau dengan bantuan seperlunya dari guru, seperti petunjuk penggunaan modul dan petunjuk siswa sehingga dengan membaca petunjuk tersebut siswa dapat menggunakan modul dengan baik, dan isi modul yang berwarna dan dilengkapi dengan gambar-gambar untuk menunjang pemahaman materi diharapkan dapat membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar. Kegiatan belajar siswa di dalam modul pembelajaran Biologi ini berupa tahap-tahap kegiatan yang menggambarkan sintaks inkuiri memberikan kepada siswa untuk membuat suatu dugaan sementara/ hipotesis, mengumpulkan suatu data sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Penyajian ini diharapkan agar siswa lebih dapat memahami materi sel karena siswa menemukan sendiri konsep yang dipelajari. Modul ini juga terdapat lembar umpan balik yang diharapkan akan melatih siswa untuk dapat menilai tingkat kemampuannya sendiri. 10 Selain beberapa kelebihan, dalam modul pembelajaran Biologi ini juga ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, yaitu modul pembelajaran Biologi berbasis inkuiri terbimbing ini hanya terbatas pada materi sel. Modul pembelajaran Biologi ini terdiri atas tahap-tahap kegiatan yang menggambarkan sintaks inkuiri yang dapat membuat siswa jenuh karena siswa belum memahami tahapan inkuiri dan merasa kegiatan dalam pembelajaran terlalu banyak. Kunci jawaban yang hanya terdapat pada modul panduan guru mengakibatkan siswa tidak dapat langsung mengkonfirmasi jawabannya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan dan saran yang dari penelitian pengembangan modul ini sebagai berikut. 1. Modul pembelajaran Biologi berbasis inkuiri terbimbing materi sel ini sudah valid dan dapat digunakan sesuai dengan analisis kebutuhan siswa kelas XI SMA Panjura Malang. 2. Modul pembelajaran Biologi berbasis inkuiri ini memiliki potensi untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. 3. Berdasarkan pada kelebihan yang dimiliki oleh modul pembelajaran Biologi ini, pemanfaatan modul ini dapat dilakukan oleh guru untuk siswa dalam proses belajar mengajar. Guru dapat memanfaatkan produk ini dengan cara memberikan modul kepada siswa untuk dikerjakan secara mandiri dan diakhir pembelajaran dilakukan konfirmasi bersama agar siswa dapat mengetahui kemampuannya setelah proses pembelajaran berlangsung, seperti pada langkah pembelajaran dalam RPP yang telah dicantumkan pada modul panduan guru. 4. Peneliti selanjutnya perlu melaksanakan uji lapangan operasional tentang modul pembelajaran Biologi ini pada sekolah-sekolah lain agar diperoleh nilai rerata kevalidan produk yang tinggi sehingga dapat digunakan secara luas. 5. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan desiminasi produk adalah menganalisis siswa, guru, dan sekolah yang akan menggunakan modul pembelajaran Biologi ini. Analisis siswa, guru, dan sekolah ini dilakukan untuk mengetahui kesiapan siswa dan guru, serta kesesuaian modul dengan kondisi sekolah yang bersangkutan sehingga dapat digunakan dengan baik. 6. Guru atau peneliti lain dapat mengembangkan modul dengan materi lainnya untuk menambah sumber belajar bagi siswa. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Borg, W.R. and Gall, M.D. 1983. Educational Research: An Introduction. London: Longman, Inc. BSNP. 2006. Standar Isi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Endahsari, Triana. 2010. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing melalui Pembelajaran Kooperatif GI (Group Investigation) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA UM. 11 Hake, Richard R. 1999. Analyzing Change/ Gain Scores. (Online), (http://physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf), diakses 16 Juli 2013. Mbulu, Joseph. 2001. Pengajaran Individual: Konsep Dasar, Metode, dan Media. Malang: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang. Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press. Santyasa, I Wayan. 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul. Makalah disajikan pada Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK, Klungkung, 12-14 Januari 2009. (Online), (http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/TEORI_MODUL.pdf), diakses 24 Desember 2012. Setyosari, Punaji & Moch. Effendy. 1990. Pengajaran Modul. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2002. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan PT Remaja Rosdakarya. Suwono, Hadi. 2011. Inovasi Belajar Mengajar. (Online), (http://hadisuwono.blogspot.com/), diakses 4 Januari 2013.