1 PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI

advertisement
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS
INKUIRI TERBIMBING MATERI SEL UNTUK SISWA KELAS XI
SEMESTER 1 SMA PANJURA MALANG
Sri Rosidha K., Hadi Suwono, Nuning Wulandari
Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No. 5 Malang
Email: [email protected]; [email protected],
[email protected]
ABSTRAK: Penelitian pengembangan modul ini bertujuan untuk menghasilkan
modul pembelajaran Biologi berbasis inkuiri terbimbing materi sel untuk siswa
kelas XI semester 1 SMA Panjura Malang. Penelitian pengembangan ini
menggunakan model pengembangan Borg dan Gall yang terdiri dari 10 tahapan,
namun disederhanakan menjadi 7, yaitu melakukan penelitian pendahuluan
(prasurvei), melakukan perencanaan, mengembangkan produk awal, melakukan
uji coba lapangan tahap awal, melakukan revisi terhadap produk utama,
melakukan uji coba lapangan utama, dan melakukan revisi terhadap produk
operasional. Rerata hasil validasi dari ahli materi, ahli pendidikan dan praktisi
lapangan, serta uji coba lapangan utama berturut-turut sebesar 3,6, 3,8, dan 3,8
dengan kriteria valid. Selain itu, nilai rerata pre-test dan post-test sebesar 43,4
dan 78,3. Hal ini menunjukkan bahwa modul ini merupakan modul yang valid,
praktis, dan efektif.
Kata kunci: pengembangan modul, inkuiri terbimbing, materi sel.
ABSTRACT: Research and development of module have purpose to release
Biology learning module based guided inquiry of cell material 11th grade in 1st
semester Panjura Senior Highschool. This module development procedure was
used development model of Borg and Gall that contain of 10 steps, but being
simplefied become 7, that is initial research (pre survey), planning, developing
initial product, doing initial field test, doing revision to the main product, doing the
main field test, and doing revision to the operational product. Average validation
result from material expert, education and field practitioner expert, and main field
test respectively were 3.6, 3.8, and 3.8 with valid criteria. Besides Class average
value for pre test and post test respectively were 43.4 and 78.3. It means that the
Biologi learning module based guided inquiry is valid, practical, and effectively
module.
Keywords: module development, guided inquiry, cell material
Kualitas kehidupan bangsa dapat dilihat dari kualitas pendidikannya. Salah
satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah dengan melakukan penyempurnaan kurikulum yang didasarkan atas tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan permendiknas no.
22, 23, dan 24 tahun 2006, KTSP dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan
pendidikan di Indonesia. Seluruh kegiatan pembelajaran dalam KTSP diarahkan
kepada pembelajaran konstruktivis dimana peran guru sebagai fasilitator belajar
dan siswa sebagai pebelajar yang aktif sehingga yang menjadi pusat pada proses
pembelajaran adalah siswa (student centered). Pendekatan konstruktivistik mewajibkan guru membantu siswa untuk mengembangkan potensinya dengan cara
memberikan pelayanan pembelajaran, sehingga diharapkan siswa mendapatkan
pengalaman belajar yang berarti. Salah satu upaya yang dapat digunakan untuk
mempersiapkan pengalaman belajar yang akan diterima oleh siswa adalah guru
1
2
berkewajiban membuat dan menyediakan materi pembelajaran yang berperan
dalam membantu siswa mencapai indikator yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan selama PPL
pada bulan Juli sampai bulan Oktober, SMA Panjura memiliki ruang kelas yang
cukup nyaman untuk kegiatan belajar mengajar. SMA ini juga telah memiliki
ruang laboratorium biologi walaupun alat-alat laboratorium yang ada masih belum
lengkap, namun masih dapat dilakukan praktikum sederhana dalam proses
pembelajaran. SMA Panjura juga memiliki laboratorium komputer dan ruang
multimedia. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan LKS dalam
kegiatan pembelajaran. Guru juga pernah membuat sendiri LKS dan siswa
mengerjakannya secara berkelompok dengan jawaban yang ditulis di buku catatan
masing-masing sebagai bahan belajar siswa. Hal ini dilakukan karena siswa hanya
mempunyai LKS sebagai bahan belajarnya di kelas. Siswa tidak memiliki buku
paket biologi sebagai penunjang belajarnya, walaupun ada beberapa siswa yang
telah berusaha membawa buku biologi sendiri. Siswa terkadang meminjam bukubuku yang disediakan di perpustakaan sekolah. Buku-buku tersebut merupakan
buku terbitan lama yang materinya sudah tidak sesuai dengan kurikulum yang
sedang digunakan sekarang. Alat yang digunakan guru selama pembelajaran
hanya papan tulis karena LCD hanya tersedia di ruang multimedia.
Modul Biologi yang akan dikembangkan berisi materi tentang sel yang
mengacu pada standar kompetensi 1, yaitu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan. Standar kompetensi ini meliputi tiga kompetensi
dasar, antara lain mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur, dan fungsi sel
sebagai unit terkecil kehidupan; mengidentifikasi organela sel tumbuhan dan hewan; serta membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis,
transpor aktif, endositosis, eksositosis). Modul biologi yang akan dikembangkan
memuat tiga kompetensi dasar tersebut. Kompetensi dasar tersebut juga terdapat
didalam Kurikulum 2013 yang akan digunakan, yaitu pada KD 3.1 dan 3.2 untuk
SMA kelas XI, sehingga modul masih dapat digunakan untuk kurikulum baru.
Modul merupakan suatu usaha untuk mengadakan belajar mandiri dengan
memberikan kemungkinanan kepada siswa untuk menguasai satu satuan isi bahan
ajaran sebelum berpindah pada satuan isi lainnya atau berikutnya. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa modul merupakan upaya agar siswa dapat
belajar mandiri secara optimal dengan memanfaatkan waktu belajarnya sendiri
(Setyosari & Effendy, 1990). Modul pada dasarnya adalah sebuah bahan ajar yang
disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai
tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri)
dengan bantuan atau bimbingan dari pendidik (Prastowo, 2012). Menurut
Santyasa, pembelajaran dengan menggunakan modul secara efektif akan dapat
mengubah konsepsi siswa menuju konsep ilmiah, sehingga pada gilirannya hasil
belajar mereka dapat ditingkatkan seoptimal mungkin baik dari segi kualitas
maupun kuantitasnya. Modul biologi yang dikembangkan ini berbasis inkuiri
terbimbing.
Inkuiri merupakan proses belajar dengan cara mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan atau permasalahan dan melakukan eksplorasi untuk menemukan
jawaban terhadap pertanyaan atau pemecahan permasalahan tersebut (Suwono,
2011). Inkuiri terbimbing lebih cocok untuk diberikan kepada siswa yang masih
3
belum memiliki pengalaman belajar dengan metode inkuiri. Pada tahap permulaan
siswa lebih banyak diberikan bimbingan, namun sedikit demi sedikit bimbingan
tersebut akan dikurangi. Saat menemukan suatu konsep, siswa masih memerlukan
bimbingan bahkan guru perlu memberikan bantuan tahap demi tahap. Siswa memerlukan bantuan untuk mengembangkan kemampuannya dalam memahami pengetahuan yang baru. Bantuan dari guru masih tetap diperlukan walaupun siswa
harus berusahan mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi (Endahsari, 2010).
METODE
Penelitian dan pengembangan ini menggunakan model pengembangan
Borg dan Gall (1983) yang terdiri dari 10 tahapan. Penelitian dan pengembangan
modul ini hanya dilakukan mulai tahapan 1 sampai 7 karena keterbatasan waktu
dan biaya. Tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut:
1. melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei);
2. melakukan perencanaan;
3. mengembangkan jenis/ bentuk produk awal;
4. melakukan uji coba lapangan tahap awal;
5. melakukan revisi terhadap produk utama;
6. melakukan uji coba lapangan utama;
7. melakukan revisi terhadap produk operasional.
Desain uji coba dilakukan dalam 2 macam, yaitu uji coba lapangan tahap
awal dan uji coba lapangan utama. Uji coba lapangan tahap awal dilakukan dengan memberikan angket penilaian terhadap modul biologi yang dikembangkan
kepada validator dengan cara mengisi angket penilaian. Hasil validasi selanjutnya
dijadikan sebagai bahan revisi/ perbaikan modul yang telah dikembangkan. Setelah revisi dilakukan maka produk akan dilakukan uji coba lapangan utama. Uji
coba lapangan utama ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana modul yang dikembangkan ini dapat diterima oleh siswa. Subjek uji coba dalam penelitian dan
pengembangan ini adalah 15 siswa kelas XI IPA SMA Panjura Malang.
Data yang diperoleh dalam pengembangan modul biologi ini berupa data
kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa angka-angka yaitu 4, 3, 2,
dan 1, sedangkan data kualitatif berupa komentar, saran, kritik, dan tanggapan dari
validator yang dituliskan dalam instrumen pengumpulan data. Sesuai dengan data
yang ingin diperoleh, maka instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian terdiri dari dua jenis instrumen. Instrumen pertama merupakan
instrumen pengumpul data kuantitatif, berupa angket mengikuti bentuk skala
Linkert (4, 3, 2, 1) dalam daftar checklist (diadaptasi dari Sukmadinata, 2002).
Instrumen kedua merupakan instrumen pengumpul data kualitatif, yaitu berupa
lembar pengisian komentar, saran, kritik, dan tanggapan dari validator terhadap
modul biologi.
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data kuantitatif
hasil validasi adalah teknik perhitungan rata-rata. Berdasarkan hal tersebut, maka
diperoleh rumus perhitungan untuk validasi isi sebagai berikut.
4
Keterangan:
x = nilai rata-rata kevalidan
Σx = jumlah jawaban penilaian
n = jumlah validator
Nilai kriteria validasi yang dihasilkan dihasilkan dari perhitungan tercantum pada Tabel 1.
Tabel 3.2 Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata
Nilai Rata-rata
Kriteria Kevalidan
3,26 – 4,0
Valid (tidak revisi)
2,51 – 3,25
Cukup valid (tidak revisi)
1,76 – 2,50
Kurang valid (revisi sebagian)
1,00 – 1,75
Tidak valid (revisi total)
(Sumber: Arikunto, 2002)
Selain data kuantitatif yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisis
rata-rata, dalam penelitian pengembangan ini juga diperoleh data kualitatif. Data
kualitatif ini diperoleh dari lembaran saran dan komentar yang diisi oleh validator.
Data ini dipakai dalam melakukan revisi modul, sehingga modul biologi yang dihasilkan menjadi lebih baik. Analisis peningkatan pemahaman konsep melalui
pre-test dan post-test menggunakan skor gain yang dinormalisasi. Gain yang dinormalisasi dapat dihitung menggunakan rumus gain score ternomalisasi dengan
rumus:
N-gain =
Keterangan:
Spost = skor post-test
Spre
= skor pre-test
Smaks = skor maksimum ideal
Nilai kategori N-gain yang diperoleh yang rumus tersebut dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2 Kategori N-gain
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
Rata-rata N-gain
0,7 ≤ <g> ≤ 1
0,3 ≤ <g> < 0,7
<g> < 0,3
(Sumber: Hake, 1999)
HASIL
Modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing materi sel yang
dihasilkan merupakan suatu bahan ajar untuk pembelajaran secara individual dan
mandiri dengan alokasi waktu 8 x 45 menit. Modul pembelajaran biologi ini terdiri dari modul siswa dan modul panduan guru. Modul siswa hasil pengembangan
ini terdiri dari 3 bagian utama, yaitu bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian
pendahuluan terdiri dari halaman sampul, kata pengantar, daftar isi, daftar
gambar, panduan penggunaan modul, petunjuk untuk siswa, peta konsep, rumusan
SK, KD, dan tujuan. Bagian isi terdiri dari 4 kegiatan belajar siswa dan uraian
5
materi yang masing-masing kegiatan terdiri dari 6 tahap, yaitu Apakah Kamu
Tahu, Mari Berhipotesis, Mari Mengerjakan, Mari Berpikir, Mari Merefleksi, dan
Bacalah Aku. Bagian penutup modul terdiri dari uji kompetensi, daftar rujukan,
dan glosarium. Modul panduan guru dikembangkan sebagai acuan guru dalam
membimbing siswa mengerjakan modul. Modul panduan guru memuat beberapa
komponen yang meliputi halaman sampul, kata pengantar, daftar isi, petunjuk
penggunaan modul guru, silabus, RPP, uraian materi, kunci jawaban kegiatan
siswa, kisi-kisi uji kompetensi, uji kompetensi, kunci jawaban uji kompetensi,
daftar rujukan, dan glosarium.
Hasil validasi dari tiga validator dan subjek uji coba lapangan utama produk pengembangan modul pembelajaran Biologi berbasis inkuiri terbimbing materi sel adalah sebagai berikut.
Validator Ahli Materi
Aspek yang dinilai oleh validator ahli materi terdiri dari 5 aspek, yaitu peta
konsep; kegiatan 1 komponen, struktur, dan fungsi sel; kegiatan 2 organela sel
tumbuhan dan sel hewan; kegiatan 3 transpor pasif pada membran; dan kegiatan 4
transpor aktif pada membran. Nilai rerata dari penilaian validator ahli materi
terhadap produk pengembangan modul pembelajaran Biologi materi sel ini adalah
3,6. Nilai rerata tersebut menunjukkan bahwa modul memiliki kriteria yang valid.
Ringkasan hasil validasi ahli materi untuk modul pembelajaran Biologi ini dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Ringkasan Hasil Validasi Ahli Materi
No.
Aspek yang Dinilai
1.
Peta konsep
2.
Kegiatan 1. Komponen, struktur, dan fungsi sel
3.
Kegiatan 2. Organela sel tumbuhan dan sel
hewan
4.
Kegiatan 3. Transpor pasif pada membran
5.
Kegiatan 4. Transpor aktif pada membran
Rerata
Rerata
3,667
3,857
3,172
Kriteria
Valid
Valid
Cukup valid
3,75
3,625
3,6
Valid
Valid
Valid
Komentar dan saran dari validator ahli materi adalah warna yang dipakai
pada halaman sampul dan beberapa bagian modul tidak kontras, setelah diberi
saran dan masukan bagian tersebut telah diperbaiki menjadi lebih baik dan
kontras. Saran yang lainnya adalah peta konsep yang awalnya kurang lengkap
setelah diberi masukan sudah diperbaiki menjadi lebih lengkap. Bagian isi modul
terdapat konsep yang salah dan kurang, namun setelah diberikan masukan sudah
diperbaiki. Keterbacaan secara keseluruhan sudah mengikuti masukan/ saran. Bagian soal terdapat kesalahan maksud atau kesalahan soal yang bermakna ganda,
setelah diberi saran sudah diperbaiki. Komentar yang terakhir adalah secara keseluruhan sudah bagus.
Validator Ahli Pendidikan dan Praktisi Lapangan
Validasi produk untuk validator ahli pendidikan dan praktisi lapangan terdiri dari modul panduan guru dan modul siswa. Modul panduan guru terdiri atas
halaman sampul, kata pengantar, daftar isi dan daftar gambar, pendahuluan mo-
6
dul, silabus, rencana pelaksanan pembelajaran, kegiatan siswa, uji kompetensi,
daftar rujukan, dan glosarium. Aspek yang dinilai pada modul siswa hampir sama
dengan modul panduan guru, hanya saja tidak terdapat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Rerata hasil validasi oleh validator ahli pendidikan dan
praktisi lapangan memiliki rerata sebesar 3,8. Nilai tersebut memiliki kriteria yang
valid. Ringkasan hasil validasi ahli pendidikan dan praktisi lapangan disajikan
pada Tabel 4.
Komentar dan saran untuk modul panduan guru dari validator ahli pendidikan adalah lambang UM pada halaman sampul diletakkan di atas. Saran yang
diberikan untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yaitu pada langkah
pembelajaran kegiatan siswa harus did3.ahulukan, pada kegiatan siswa dalam kegiatan inti harus bisa menggambarkan sintaks inkuiri terbimbing secara eksplisit,
penilaian sebaiknya dibuat tabel yang terdiri dari 4 kolom (indikator, teknik, bentuk, dan lampiran). Saran untuk uji kompetensi adalah ditambahkan soal C4 pada
tiap indikator. Saran untuk bagian isi modul, yaitu foto yang digunakan diperjelas,
keterangan gambar pada halaman 38 diganti berbahasa Indonesia, contoh gambar
pada tahap Apakah Kamu Tahu diganti dengan gambar asli Indonesia dan ditulis
dokumen pribadi, sintaks inkuiri terbimbing dalam modul ditulis besar, dan daftar
rujukan harus diperbaiki.
Tabel 4 Ringkasan Hasil Validasi Ahli Pendidikan dan Praktisi Lapangan
No.
Aspek yang Dinilai
Rerata
A.
Modul Panduan Guru
1.
Halaman sampul
3,5
2.
Kata pengantar
3,75
3.
Daftar isi dan daftar gambar
4
4.
Pendahuluan modul
3,5
5.
Silabus
3,917
6.
Rencana pelaksanaan pembelajaran
3,875
7.
Kegiatan belajar siswa
3,929
8.
Uji kompetensi
3,75
9.
Daftar rujukan
4
10
Glosarium
3,75
B.
Modul Siswa
1.
Halaman sampul
3,5
2.
Kata pengantar
3,75
3.
Daftar isi dan daftar gambar
4
4.
Pendahuluan modul
3,625
5.
Kegiatan siswa
3,875
6.
Uji kompetensi
3,75
7.
Daftar rujukan
4
8.
Glosarium
3,75
Rerata
3,8
Kriteria
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Saran dari validator ahli pendidikan untuk modul siswa adalah sintaks
inkuiri harus muncul di modul siswa dan diberi ruang khusus untuk siswa menulis
catatan dalam pembelajaran. Saran yang lain untuk materi adalah deskripsi materi
tidak terlalu banyak (materi dikurangi). Jarak spasi pada gambar harus konsisten.
Komentar yang terakhir adalah apakah di dalam teori modul terdapat glosarium.
Saran dan komentar yang diberikan oleh validator praktisi lapangan adalah
ada kalimat pada kata pengantar yang seharusnya diletakkan pada panduan peng-
7
gunaan modul. Penilaian pada silabus dan RPP haru sesuai dan sebaiknya untuk
peta konsep berupa gambaran konsep secara umum agar terpetakan. Saran untuk
bagian isi modul, yaitu dilihat lagi perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan dan pada tahap Mari Berhipotesis halaman 85 sebaiknya hipotesis berupa dugaan sementara bukan teori yang sudah pasti jadi pertanyaannya diarahkan pada pertanyaan
antara ya atau tidak. Saran yang lain adalah pada uji kompetensi diberikan alokasi
waktu dan glosarium masih sulit untuk dipahami untuk setingkat SMA. Saran untuk modul siswa adalah sebaiknya yang kosong pada petunjuk penggunaan modul
diberikan keterangan.
Uji Coba Lapangan Utama
Aspek yang dinilai dalam uji coba lapangan utama oleh 15 siswa kelas XI
IPA, yaitu halaman sampul, kata pengantar, daftar isi dan daftar gambar, panduan
penggunaan modul, materi pembelajaran, jenis kegiatan dalam modul, gambar,
dan glosarium. Nilai rerata hasil uji coba lapangan utama adalah 3,8. Berdasarkan
nilai rerata hasil uji coba lapangan utama tersebut, dapat diketahui bahwa modul
pembelajaran Biologi berbasis inkuiri terbimbing materi sel memiliki kriteria yang
valid. Tabel 5 menunjukkan ringkasan hasil uji coba lapangan utama.
Komentar dan saran dari siswa dalam uji coba lapangan utama adalah
modulnya sudah menarik. Daftar isi terdapat kesalahan dan lebih diperhatikan
lagi. Materi yang disajikan sudah lengkap dan juga telah dilengkapi dengan gambar yang jelas dan berwarna. Arti kata pada glosarium masih sulit untuk dipahami.
Tabel 5 Ringkasan Hasil Uji Coba Lapangan Utama
No.
Aspek yang Dinilai
1.
Halaman sampul
2.
Kata pengantar
3.
Daftar isi dan daftar gambar
4.
Panduan penggunaan modul
5.
Materi pembelajaran
6.
Jenis kegiatan dalam modul
7.
Gambar
8.
Glosarium
Rerata
Rerata
3,978
3,733
3,622
3,622
3,689
3,64
3,911
3,833
3,8
Kriteria
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Analisis data nilai pre-test dan post-test siswa didasarkan pada nilai KKM
yang telah ditentukan oleh SMA Panjura Malang, yaitu 75. Berdasarkan tabel nilai
pre-test dan post-test uji coba lapangan utama dari 15 siswa tidak ada siswa yang
memperoleh nilai pre-test sama dengan atau melebihi KKM. Rata-rata kelas untuk
nilai pre-test sebesar 43,4. Nilai tersebut jauh dibawah KKM yang ditentukan
sekolah. Setelah mempelajari modul dan kemudian dilakukan post-test, didapatkan rata-rata kelas untuk nilai post-test adalah 78,3. N-gain yang diperoleh berdasarkan hasil pre-test dan post-test tersebut adalah 0,62. Berdasarkan perbandingan rata-rata kelas untuk nilai pre-test dan post-test dan N-gain menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan kategori sedang. Ringkasan
nilai pre-test dan post-test siswa dapat dilihat pada Tabel 6.
8
Tabel 6. Ringkasan Data Nilai Pre-test dan Post-test Siswa
No. Hasil Belajar
Rata-rata kelas
1
Pre-test
43,4
2
Post-test
78,3
N-gain =
=
=
= 0,62
PEMBAHASAN
Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah
modul pembelajaran Biologi berbasis inkuiri terbimbing materi sel untuk kelas XI
Semester 1. Tujuan dari pembuatan modul ini adalah untuk melatih siswa agar
dapat belajar secara mandiri atau dengan bimbingan guru. Tujuan lainnya ialah
agar peran guru tidak terlalu dominan dan otoriter dalam proses pembelajaran
serta melatih siswa agar mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang
telah dipelajari. Menurut Santyasa (2009), pembelajaran dengan menggunakan
modul memungkinkan siswa untuk meningkatkan aktivitas belajar secara optimal
sesuai dengan tingkat kemampuan dan kemajuan yang diperolehnya selama proses
belajar.
Modul pada dasarnya adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai tingkat pengetahuan
dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau
bimbingan dari pendidik/ guru. Fungsi dari modul yaitu sebagai bahan ajar
mandiri, pengganti fungsi pendidik, sebagai alat evaluasi, dan sebagai bahan
rujukan bagi siswa (Prastowo, 2012). Kegunaan modul dalam proses pembelajaran antara lain sebagai penyedia informasi dasar karena dalam modul ini
disajikan berbagai materi pokok yang masih bisa dikembangkan lebih lanjut,
sebagai bahan instruksi atau petunjuk bagi siswa, serta sebagai bahan pelengkap
dengan ilustrasi dan foto yang komunikatif.
Pembelajaran dengan menggunakan modul secara efektif akan dapat
mengubah konsepsi siswa menuju konsep ilmiah, sehingga pada gilirannya hasil
belajar mereka dapat ditingkatkan seoptimal mungkin baik dari segi kualitas
maupun kuantitasnya. Menurut Mbulu (2001), keunggulan dari penggunaan
modul, antara lain memberikan balikan (feedback) yang segera sehingga siswa dapat mengetahui taraf hasil belajarnya; membimbing siswa untuk mencapai hasil
belajar yang baik melalui langkah-langkah yang teratur, sehingga membangkitkan
motivasi yang kuat untuk berusaha segiat-giatnya; menyesuaikan dengan perbedaan individual siswa seperti kecepatan belajar dan cara belajar; serta memberikan kesempatan yang lebih besar dan waktu yang lebih banyak kepada guru
untuk memberikan bantuan dan perhatian individual kepada setiap siswa yang
membutuhkannya, tanpa melibatkan seluruh siswa.
9
Dilihat dari penggunanya, modul terbagi menjadi dua macam, yaitu modul
untuk siswa dan modul untuk guru. Modul untuk siswa berisi kegiatan belajar
yang dilakukan oleh siswa, sedangkan modul untuk guru berisi petunjuk guru, tes
akhir modul, dan kunci jawaban tes akhir modul (Prastowo, 2012). Komponen
tambahan dalam modul panduan guru pada penelitian pengembangan ini adalah
silabus, RPP, kisi-kisi soal uji kompetensi, dan kunci jawaban.
Hasil validasi dari validator ahli materi, ahli pendidikan, dan praktisi lapangan, serta siswa selaku subjek uji coba menunjukkan tingkat kevalidan produk
yang beruda modul pembelajaran Biologi berbasis inkuiri terbimbing materi sel
berdasarkan nilai rerata yang telah diperoleh. Nilai rerata dari penilaian validator
ahli materi terhadap produk pengembangan modul pembelajaran Biologi ini adalah 3,6. Nilai tersebut menunjukkan bahwa produk memiliki kriteria yang valid.
Modul yang telah divalidasi oleh validator ahli materi kemudian direvisi berdasarkan komentar dan saran dari validator dan diserahkan kepada validator ahli
pendidikan dan praktisi lapangan.
Nilai rerata validasi dari ahli pendidikan dan praktisi lapangan sebesar 3,8
yang memiliki kriteria valid. Saran dan komentar juga diberikan oleh vali-dator
ahli pendidikan dan praktisi lapangan, sehingga perlu dilakukan revisi untuk
perbaikan modul. Modul yang telah direvisi kemudian diujicobakan kepada 15
siswa kelas XI SMA Panjura Malang dan memperoleh nilai rerata sebesar 3,8
yang memiliki kriteria valid. Siswa juga mengerjakan pre-test dan post-test dalam
proses uji coba lapangan utama. Nilai rata-rata kelas untuk pre-test adalah 43,4
sedangkan nilai rata-rata kelas untuk post-test sebesar 78,3. N-gain dalam uji coba
lapangan utama sebesar 0,62 yang memiliki kategori sedang. Dilihat dari N-gain
dan soal pre-test dan post-test yang hanya mengambil sampel indikator diperkirakan bahwa penggunaan modul ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hal tersebut, dapat diambil simpulan bahwa modul pembelajaran Biologi
berbasis inkuiri terbimbing materi sel ini valid, praktis, dan efektif dalam penggunaannya pada proses pembelajaran.
Beberapa kelebihan modul pembelajaran Biologi berbasis inkuiri terbimbing materi sel hasil prodek penelitian dan pengembangan ini, antara lain modul
yang dikembangkan telah melalui tahap validasi dan dilakukan uji coba lapangan
utama serta revisi sehingga modul ini telah layak untuk digunakan, kelengkapan
isi modul pembelajarn Biologi ini dapat membantu siswa untuk belajar mandiri
tanpa atau dengan bantuan seperlunya dari guru, seperti petunjuk penggunaan
modul dan petunjuk siswa sehingga dengan membaca petunjuk tersebut siswa
dapat menggunakan modul dengan baik, dan isi modul yang berwarna dan dilengkapi dengan gambar-gambar untuk menunjang pemahaman materi diharapkan
dapat membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar. Kegiatan belajar siswa di
dalam modul pembelajaran Biologi ini berupa tahap-tahap kegiatan yang menggambarkan sintaks inkuiri memberikan kepada siswa untuk membuat suatu dugaan sementara/ hipotesis, mengumpulkan suatu data sehingga diperoleh suatu
kesimpulan. Penyajian ini diharapkan agar siswa lebih dapat memahami materi sel
karena siswa menemukan sendiri konsep yang dipelajari. Modul ini juga terdapat
lembar umpan balik yang diharapkan akan melatih siswa untuk dapat menilai tingkat kemampuannya sendiri.
10
Selain beberapa kelebihan, dalam modul pembelajaran Biologi ini juga ada
beberapa hal yang perlu ditingkatkan, yaitu modul pembelajaran Biologi berbasis
inkuiri terbimbing ini hanya terbatas pada materi sel. Modul pembelajaran Biologi
ini terdiri atas tahap-tahap kegiatan yang menggambarkan sintaks inkuiri yang
dapat membuat siswa jenuh karena siswa belum memahami tahapan inkuiri dan
merasa kegiatan dalam pembelajaran terlalu banyak. Kunci jawaban yang hanya
terdapat pada modul panduan guru mengakibatkan siswa tidak dapat langsung
mengkonfirmasi jawabannya.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan dan saran yang dari penelitian pengembangan modul ini sebagai
berikut.
1. Modul pembelajaran Biologi berbasis inkuiri terbimbing materi sel ini sudah
valid dan dapat digunakan sesuai dengan analisis kebutuhan siswa kelas XI
SMA Panjura Malang.
2. Modul pembelajaran Biologi berbasis inkuiri ini memiliki potensi untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.
3. Berdasarkan pada kelebihan yang dimiliki oleh modul pembelajaran Biologi
ini, pemanfaatan modul ini dapat dilakukan oleh guru untuk siswa dalam
proses belajar mengajar. Guru dapat memanfaatkan produk ini dengan cara
memberikan modul kepada siswa untuk dikerjakan secara mandiri dan diakhir
pembelajaran dilakukan konfirmasi bersama agar siswa dapat mengetahui
kemampuannya setelah proses pembelajaran berlangsung, seperti pada
langkah pembelajaran dalam RPP yang telah dicantumkan pada modul
panduan guru.
4. Peneliti selanjutnya perlu melaksanakan uji lapangan operasional tentang
modul pembelajaran Biologi ini pada sekolah-sekolah lain agar diperoleh nilai
rerata kevalidan produk yang tinggi sehingga dapat digunakan secara luas.
5. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan desiminasi produk adalah
menganalisis siswa, guru, dan sekolah yang akan menggunakan modul pembelajaran Biologi ini. Analisis siswa, guru, dan sekolah ini dilakukan untuk
mengetahui kesiapan siswa dan guru, serta kesesuaian modul dengan kondisi
sekolah yang bersangkutan sehingga dapat digunakan dengan baik.
6. Guru atau peneliti lain dapat mengembangkan modul dengan materi lainnya
untuk menambah sumber belajar bagi siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Borg, W.R. and Gall, M.D. 1983. Educational Research: An Introduction.
London: Longman, Inc.
BSNP. 2006. Standar Isi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Endahsari, Triana. 2010. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing melalui
Pembelajaran Kooperatif GI (Group Investigation) untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-1 SMA
Negeri 2 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Studi
Pendidikan Biologi FMIPA UM.
11
Hake, Richard R. 1999. Analyzing Change/ Gain Scores. (Online),
(http://physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf), diakses 16
Juli 2013.
Mbulu, Joseph. 2001. Pengajaran Individual: Konsep Dasar, Metode, dan Media.
Malang: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Jogjakarta: Diva Press.
Santyasa, I Wayan. 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori
Pengembangan Modul. Makalah disajikan pada Pelatihan Bagi Para Guru
TK, SD, SMP, SMA, dan SMK, Klungkung, 12-14 Januari 2009. (Online),
(http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/TEORI_MODUL.pdf), diakses
24 Desember 2012.
Setyosari, Punaji & Moch. Effendy. 1990. Pengajaran Modul. Malang:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Malang.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2002. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan PT Remaja
Rosdakarya.
Suwono, Hadi. 2011. Inovasi Belajar Mengajar. (Online),
(http://hadisuwono.blogspot.com/), diakses 4 Januari 2013.
Download