Sumber: RTRW Kabupaten Tebo 2013-2033 dan Perda

advertisement
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO
B
Baabb 22.. G
Gaam
mbbaarraann U
Um
muum
mW
Wiillaayyaahh
2.1 Kondisi Geografis
Secara geografis Kabupaten Tebo terletak diantara titik koordinat 0° 52’ 32” 01° 54’ 50” LS dan 101° 48’ 57” - 101° 49’ 17” BT. Beriklim tropis dengan
ketinggian antara 50 - 1.000 m dari permukaan laut (dpl) dan berada dibagian
barat laut Provinsi Jambi.
Luas wilayah Kabupaten Tebo adalah 6.461 Km2 atau 11,86 % dari luas wilayah
Provinsi Jambi. Menurut administrasi pemerintahan terdiri dari 12 Kecamatan 5
Kelurahan dan 107 Desa. Luas kecamatan terbesar adalah Kecamatan Sumay
seluas 129.695,95 Ha atau 20,1% dari luas wilayah seluruh Kabupaten Tebo.
Kabupaten Tebo mempunyai wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten dalam
Provinsi Jambi dan Kabupaten Provinsi tetangga (Sumatra Barat dan Riau), batas
wilayah tersebut adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Sebelah Timur
: Kabupaten Indragiri Hilir (Provinsi Riau)
: Kecamatan Tabir (Kabupaten Merangin)
: Kecamatan Jujuhan ilir, Tanah Sepenggal Lintas
(Kabupaten Bungo) dan Kabupaten Dharmasraya (Provinsi
Sumatera Barat)
: Kecamatan Tungkal Ulu Kab. Tanjabbar dan Kecamatan
Maro Sebo Ulu Kabupaten Batang Hari.
Secara kewilayahan, Kabupaten Tebo tercakup kedalam DAS Batanghari, yang
mana didalamnya terdapat sub-sub DAS Batanghari sebagaimana tercantum
dalam Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 1 Tahun 2013 tentang
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Provinsi Jambi. Adapun Sub DAS yang
termasuk dalam Kabupaten Tebo dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini:
Tabel 2.1:
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Tebo
Nama DAS
Luas (Ha)
Sub DAS Batanghari Hulu
347.123,59
Sub DAS Batang Tebo
128.873,74
Sub DAS Batang Tabir
75.681,73
Sumber: Perda Provinsi Jambi Nomor: 1, 2013
Sub DAS Batanghari Hulu meliputi Kecamatan VII Koto, VII Koto Ilir, Serai
Serumpun, Sumay dan Tebo Ulu, serta sebagian kecil wilayah Kecamatan Rimbo
Ulu, Rimbo Bujang dan Rimbo Ilir. Selanjutnya yang termasuk dalam Sub DAS
Batang Tebo, meliputi Kecamatan Rimbo Ulu, Rimbo Bujang dan Rimbo Ilir, serta
sebagian wilayah Kecamatan Tebo Tengah dan Tengah Ilir.
Sedangkan yang termasuk kedalam Sub DAS Batang Tabir meliputi Kecamatan
Muara Tabir, Tebo Ilir, serta sebagian wilayah Kecamatan Tebo Tengah dan
Tengah Ilir. Gambaran Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Tebo dapat
dilihat pada Peta 2.1.
Gambaran Umum Wilayah 10
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO
Peta 2.1.
Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Tebo
Sumber: RTRW Kabupaten Tebo 2013-2033 dan Perda Provinsi Jambi Nomor: 1 Tahun 2013
Gambaran Umum Wilayah 11
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO
2.2. Kondisi Administratif
Luas wilayah Kabupaten Tebo adalah 646.100 ha atau 11,86 % dari luas wilayah
Provinsi Jambi. Menurut administrasi pemerintahan terdiri dari 12 Kecamatan 5
Kelurahan dan 106 Desa. Luas kecamatan terbesar adalah Kecamatan Sumay
seluas 129.695,95 Ha atau 20,1% dari luas wilayah seluruh Kabupaten Tebo.
Gambaran wilayah administrasi Kabupaten Tebo dapat dilihat pada Tabel 2.2.
dan Peta 2.2.
Tabel 2.2:
Nama, Luas Wilayah per-kecamatan dan Jumlah kelurahan/desa
di Kabupaten Tebo
No.
Kecamatan
Jumlah
Kelurahan/
Desa
Luas Wilayah
Administrasi
Ha
(%)
Terbangun*)
Ha
(%)
1.
Tebo Ilir
12
70.870,00
10,97
5.669,60
8
2.
Muara Tabir
11
50.930,00
7,88
4.074,40
8
3.
Tebo Tengah
12
98.356,00
15,22
7.868,48
8
4.
Sumay
8
126.800,00
19,63
10.144,00
8
5.
Tengah Ilir
12
22.144,00
3,43
1.771,52
8
6.
Rimbo Bujang
10
40.692,00
6,30
3.255,36
8
7.
Rimbo Ulu
6
29.574,00
4,58
2.365,92
8
8.
Rimbo Ilir
9
21.434,00
3,32
1.714,72
8
9.
Tebo Ulu
5
41.030,00
6,35
3.282,40
8
10.
VII Koto
8
65.879,00
10,20
5.270,32
8
11.
Serai Serumpun
6
31.570,00
4,89
2.525,60
8
12.
VII Koto Ilir
7
46.821,00
7,25
3.745,68
8
51.688,00
8
106
646.100,00 100,00
Sumber: Tebo Dalam Angka, 2012
Untuk luas wilayah terbangun menggunakan data asumsi dari Roadmap Sanitasi
Provinsi Jambi yang mana menyatakan bahwa untuk wilayah kabupaten
diperkirakan luas terbangun sebesar 8%. Sementara cakupan wilayah kajian
dalam percepatan pembangunan sanitasi permukiman meliputi seluruh
desa/kelurahan di kecamatan yang ada di Kabupaten Tebo.
Gambaran Umum Wilayah 12
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO
Peta 2.2.
Peta Administrasi Kabupaten Tebo dan Cakupan Wilayah Kajian
Sumber: RTRW Kabupaten Tebo 2013-2033
Gambaran Umum Wilayah 13
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO
2.3.
Kondisi Fisik
2.3.1.
Kondisi Tanah
Wilayah Kabupaten Tebo mempunyai tanah yang berkualitas cukup baik
dalam jenis dan penyebarannya sehingga memungkinkan untuk
pengembangan usaha pertanian. Jenis tanah di Kabupaten Tebo didominasi
oleh tanah podsolik merah kuning yang mencapai 437.954 Ha atau meliputi
67,8 % dari luas areal kabupaten Tebo dan tersebar di seluruh kecamatan,
selanjutnya jenis tanah latosol, alluvial dan organosol masing-masing 21,9
%, 4,7 % dan 5,6 % dari luas Kabupaten Tebo. Jenis tanah latosol terdapat
hampir di semua kecamatan, kecuali Kecamatan Muara Tabir. Sedangkan jenis
tanah Organosol tidak terdapat di kecamatan Tengah Ilir, VII Koto Ilir, Serai
Serumpun dan Muara Tabir. Jenis tanah Alluvial terdapat di kecamatan Tebo
Tengah, Sumay, Tebo Ulu, VII Koto, Rimbo Bujang dan Rimbo Ilir.
Penggunaan lahan di kabupaten Tebo didominasi oleh hutan dan perkebunan
karet meliputi areal seluas 47,2 % dan 45,74 % dari luas wilayah Kabupaten
Tebo. Sedangkan untuk penggunaan sawah hanya meliputi areal seluas 0,46
% dari luas areal kabupaten Tebo dan luas permukiman yang hanya mencapai
0,67%. Pengusahaan perkebunan meliputi Kelapa sawit, karet dan kelapa
dalam sedangkan kebun campuran meliputi kelapa hibrida, kopi, coklat, buahbuahan, dan lain-lain.
2.3.2.
Klimatologi
Iklim yang ada di kabupaten Tebo secara umum adalah iklim Tropis yang
ditandai dengan adanya dua musim yaitu musim penghujan yang berkisar
antara bulan September sampai bulan Mei dan musim Kemarau antara bulan
Juni sampai Agustus, sedangkan rata-rata curah hujan tahunan adalah 2.683
mm per tahun dengan rata-rata hari hujan 122 hari/tahun.
Perbedaan temperatur antara daerah terendah dan tertinggi berkisar antara 0o
C - 1,5o C dengan temperatur rata-rata 290 C - 300 C; Kelembaban udara di
Kabupaten Tebo rata-rata tahunan berkisar antara 85,2% - 96,1% dengan
kelembaban rata-rata 87,92%. Adapun lamanya penyinaran matahari,
umumnya dapat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, relief daerah dan waktu
penyinaran serta pengaruh tumbuh-tumbuhan pada suatu daerah. Sedangkan
rata-rata penyinaran matahari tiap hari di Kabupaten Tebo selama 9 tahun
bervariasi antara 4,20 jam sampai dengan 6,56 jam.
2.4.
Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Tebo yang tercantum dalam Tebo dalam Angka
Tahun 2012 adalah jumlah penduduk di akhir tahun 2011. Dalam hal ini untuk
melihat jumlah penduduk tahun 2012, maka dengan memperkirakan laju
pertumbuhan sebesar 2,5%, jumlah penduduk adalah sebesar 312.808 jiwa
dengan kepadatan penduduk 47 jiwa/km2. Kecamatan Rimbo Bujang memiliki
jumlah penduduk terbanyak dengan jumlah penduduk 62.849 jiwa dan
Kecamatan Serai Serumpun merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk
terkecil sebanyak 7.962 jiwa.
Gambaran Umum Wilayah 14
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO
Sementara dari kepadatan penduduk, Kecamatan Rimbo Bujang merupakan
kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Kabupaten Tebo
yakni 154 jiwa/km2 dan Kecamatan Sumay dengan kepadatan penduduk
terendah 15 jiwa/km2 . kondisi selengkapnya dapat dilihat pada tabel Tabel
2.3. di bawah ini.
Tabel 2.3.
Jumlah Penduduk Kabuapten Tebo dan Kepadatannya 3 - 5 tahun terakhir
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat
Pertumbuhan
Kepadatan
Penduduk
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Nama
Kecamatan
2008
2010
2012*
2008
2010
2012*
2008
2010
2012*
2010
2012
Tebo Ilir
23.722
25.009
26.275
5.143
6.031
6.569
2,02
1,95
2,50
35
37
Muara Tabir
14.201
15.593
16.382
3.550
3.589
4.096
2,02
3,55
2,50
31
32
Tebo Tengah
25.965
34.345
36.084
5.835
8.304
9.021
2,02
4,64
2,50
35
37
Sumay
18.801
17.585
18.475
4.214
4.798
4.619
2,02
7,14
2,50
14
15
Tengah Ilir
15.012
19.220
20.193
4.170
4.052
5.048
2,02
2,08
2,50
87
91
Rimbo Bujang
55.476
59.821
62.849
14.79
15.19
15.712
2,02
2,51
2,50
147
154
Rimbo Ulu
33.097
34.780
36.541
8.274
9.027
9.135
2,02
2,28
2,50
118
124
Rimbo Ilir
20.867
21.412
22.496
5.567
5.577
5.624
2,02
4,27
2,50
100
105
Tebo Ulu
29.746
31.335
32.921
8.749
7.275
8.230
2,02
0,77
2,50
76
80
VII Koto
15.299
17.858
18.762
3.825
4.105
4.691
2,02
2,84
2,50
27
28
8.091
7.578
7.962
2.023
2.053
1.990
2,02
5,86
2,50
24
25
10.404
13.199
13.867
2.890
3.308
3.467
2,02
3,62
2,50
28
30
270.681
297.735
312.808
54.240
58.119
78.202
2,02
2,98
2,50
46
48
Serai
Serumpun
VII Koto Ilir
Jumlah
Sumber: Tebo Dalam Angka, 2008-2012, diolah
Proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Tebo dari tahun 2012 sampai dengan
tahun terakhir perencanaan (tahun 2018) pada masing-masing kecamatan di
Kabupaten Tebo dilakukan dengan menggunakan angka pertumbuhan ratarata Kabupaten Tebo serta menggunakan persamaan geometrik sebagai
berikut :
Pt = P0 (1+ r)t
Keterangan :
Pt
:
jumlah penduduk pada tahun ke (t)
P0 :
jumlah penduduk pada tahun awal
r
:
rata-rata laju pertumbuhan
t
:
jumlah selisih tahun proyeksi
Gambaran Umum Wilayah 15
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh hasil proyeksi jumlah penduduk
Kabupaten Tebo hingga tahun 2018 sebagaimana tersaji pada Tabel 2.4 di
bawah ini.
Tabel 2.4:
Jumlah Penduduk Kabupaten Tebo saat ini dan Proyeksinya untuk 5 tahun
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat
Pertumbuhan
Kepadatan
Penduduk
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Nama
Kecamatan
2012
2015
2018
2012
2015
2018
2012
2015
2018
2015
2018
Tebo Ilir
26.275
28.295
30.471
6.569
7.074
7.618
2,50
2,50
2,50
40
43
Muara Tabir
16.382
17.642
18.999
4.096
4.411
4.750
2,50
2,50
2,50
35
37
Tebo Tengah
36.084
38.858
41.846
9.021
9.715
10.462
2,50
2,50
2,50
40
43
Sumay
18.475
19.896
21.426
4.619
4.974
5.356
2,50
2,50
2,50
16
17
Tengah Ilir
20.193
21.746
23.418
5.048
5.436
5.854
2,50
2,50
2,50
98
106
Rimbo Bujang
62.849
67.682
72.886
15.712
16.920
18.222
2,50
2,50
2,50
166
179
Rimbo Ulu
36.541
39.350
42.376
9.135
9.838
10.594
2,50
2,50
2,50
133
143
Rimbo Ilir
22.496
24.226
26.088
5.624
6.056
6.522
2,50
2,50
2,50
113
122
Tebo Ulu
32.921
35.453
38.179
8.230
8.863
9.545
2,50
2,50
2,50
86
93
VII Koto
18.762
20.205
21.758
4.691
5.051
5.440
2,50
2,50
2,50
31
33
7.962
8.574
9.233
1.990
2.143
2.308
2,50
2,50
2,50
27
29
13.867
14.933
16.082
3.467
3.733
4.020
2,50
2,50
2,50
32
34
312.808
336.860
362.761
78.202
84.215
90.690
2,50
2,50
2,50
52
56
Serai Serumpun
VII Koto Ilir
Jumlah
Sumber: Hasil proyeksi Pokja Sanitasi, 2013
2.4.
Keuangan dan Perekonomian Daerah
Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Tebo tidak terlepas
dari kebijkan yang ditempuh, baik dari sisi efektivitas pengelolaan penerimaan
pendapatan yang dijabarkan melalui target APBD dan realisasinya, maupun
dilihat dari efisiensi dan efektivitas pengeluaran daerah melalui belanja tidak
langsung dan belanja langsung. Keuangaan daerah dikelola secara tertib, taat
pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan,
dan bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan
manfaat untuk masyarakat.
Keuangan daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung
bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan dengan
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengelolaan
keuangan daerah harus memperhatikan pencapaian keluaran yang maksimal
dari setiap kegiatan yang dilaksanakan guna pemenuhan kebutuhan
masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang merupakan pedoman
pelaksanaan pasal 155 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, APBD mempunyai fungsi otorisasi,
perencanaan, alokasi, distribusi dan stabilisasi. Fungsi otorisasi dimaksudkan
Gambaran Umum Wilayah 16
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO
bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan
belanja pada tahun yang bersangkutan.
Sesuai dengan aturan yang berlaku maka kondisi keuangan umum dan
belanja sanitasi Kabupaten Tebo dapat dilihat pada Tabel 2.5, 2.6 dan 2.7.
Tabel 2.5:
Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Tebo Tahun 2008 - 2012
(dalam juta rupiah)
No
Tahun
Realisasi Anggaran
2008
A
Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3)
a.1
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
a.1.1
Pajak daerah
a.1.2
2009
Rata2
2010
2011
pertumbuhan
2012
437.419
443.185
478.265
582.926
645.280
10,45
12.677
16.762
29.001
20.382
22.051
20,93
2.243
2.989
4.032
4.603
4.182
18,29
Retribusi daerah
3.771
6.246
5.686
6.398
6.111
16,18
a.1.3
Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan
1.325
1.900
3.288
3.288
5.249
44,02
a.1.4
Lain-lain pendapatan daerah yang sah
a.2
Dana Perimbangan (Transfer)
a.2.1
Dana bagi hasil
a.2.2
5.338
5.627
15.995
6.093
6.509
33,65
388.875
397.923
413.866
465.518
536.830
8,53
66.323
72.743
88.302
83.200
91.822
8,91
Dana alokasi umum
280.043
281.393
285.582
339.731
410.846
10,47
a.2.3
Dana alokasi khusus
42.509
43.787
39.982
42.587
34.162
(4,74)
a.3
Lain-lain Pendapatan yang Sah
35.867
28.500
35.398
97.026
86.399
41,70
a.3.1
Hibah
-
-
-
-
-
-
a.3.2
Dana darurat
-
-
-
-
-
-
a.3.3
Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota
11.000
13.500
15.398
16.949
17.505
12,53
a.3.4
Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus
24.867
15.000
20.000
80.077
61.026
67,56
a.3.5
Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah lainnya
-
-
-
-
7.868
B
Belanja (b1 + b.2)
461.584
463.932
498.265
571.209
637.124
8,52
b.1
Belanja Tidak Langsung
144.273
185.122
210.472
267.974
294.921
19,85
b.1.1
Belanja pegawai
118.643
160.704
164.992
234.110
265.471
23,35
b.1.2
Bunga
-
-
-
-
-
b.1.3
Subsidi
487
1.268
1.704
2.175
2.333
57,41
b.1.4
Hibah
1.268
2.150
27.426
15.963
774
277,06
b.1.5
Bantuan sosial
8.875
5.000
2.350
1.726
2.299
(22,50)
b.1.6
Belanja bagi hasil
-
-
-
-
-
b.1.7
Bantuan keuangan
13.000
14.000
12.000
12.000
22.044
b.1.8
Belanja tidak terduga
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
b.2
Belanja Langsung
317.311
278.810
287.793
303.235
342.203
2,33
b.2.1
Belanja pegawai
38.049
21.314
21.699
21.696
26.738
(4,74)
b.2.2
Belanja barang dan jasa
70.868
93.868
90.784
69.674
107.980
15,22
b.2.3
Belanja modal
208.394
163.628
175.310
211.865
207.485
1,11
C
Pembiayaan
47.185
20.754
20000
(11744)
(8.156)
(62,23)
(47.185)
(20.745)
11.744
8.156 (62,23)
Surplus/Defisit Anggaran
(20000)
Sumber : Realisasi APBD tahun 2008 - 2012, diolah
Gambaran Umum Wilayah 17
-
-
19,28
-
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO
Tabel 2.6:
Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD
Kabupaten Tebo Tahun 2008- 2012
(dalam juta rupiah)
No
SKPD
1 PU
1.a
1.b
Tahun
2008
2009
0
2010
0
2.b
4.561
3.465
5.982
4.561
3.465
Operasional/pemeliharaan (OM)
1.287
0
0
0
182
0
0
182
0
2.393
2.158
2.194
0
0
52
2.393
2.158
2.142
11
337
286
11
337
286
0
0
0
495
795
702
Operasional/pemeliharaan (OM)
Kebersihan dan Pengelolaan
3
Pasar
Investasi
3.b
2012
7.269
Investasi
3.a
2011
Investasi
2 KLH
2.a
Rata2
pertumbuhan
Operasional/pemeliharaan (OM)
4 Dinas Kesehatan
4.a
Investasi
4.b
Operasional/pemeliharaan (OM)
5 RSUD
5.a
Investasi
5.b
Operasional/pemeliharaan (OM)
6 Setda
0
0
0
495
795
702
410
410
410
0
0
0
6.a
Investasi
6.b
Operasional/pemeliharaan (OM)
410
410
410
n
Bappeda
0
0
0
n.a
Investasi
0
0
0
n.b
Operasional/pemeliharaan (OM)
0
0
0
8 Belanja Sanitasi (1+2+3+…n)
10.578
8.443
7.057
Pendanaan investasi sanitasi
Total (1a+2a+3a+…na)
5.993
5.080
3.803
Pendanaan OM
(1b+2b+3b+…nb)
4.585
3.363
3.254
287.793
303.235
9
10
11 Belanja Langsung
12
Proporsi Belanja Sanitasi –
Belanja Langsung(8/11)
13
Proporsi Investasi Sanitasi –
Total Belanja Sanitasi (9/8)
317.311
278.810
342.203
0,0278
0,57
0,60
Proporsi OM Sanitasi – Total
0,43
0,40
Belanja Sanitasi (10/8)
Sumber
: Realisasi APBD tahun 2008 -2012, diolah
Keterangan : investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan,
koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi
14
0,54
0,46
Gambaran Umum Wilayah 18
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO
Tabel 2.7:
Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Tebo
Tahun 2008 - 2012
No
Tahun
Deskripsi
1
Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota
2
Jumlah Penduduk
2008
2009
0
2010
0
267.682
2011
Rata-rata
2012
10.578.000.000 8.443.000.000 7.057.000.000 8.692.666.667
282.826
297.735
305.202
354.443
301.578
35.528
27.664
19.910
27.701
Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2)
Sumber : Realisasi APBD dan BPS, diolah sementara
Pada tabel 2.8, memperlihatkan pertumbuhan perekonomian daerah secara
umum dapat dilihat melalui indikator perkembangan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan pencerminan dari nilai barang dan
jasa yang telah diproduksi oleh unit-unit produksi/perusahaan selama satu
tahun di daerah. Oleh sebab itu PDRB dapat memberikan gambaran tentang
kemampuan suatu daerah dalam memberikan sumber penghidupan dan
penghasilan kepada berbagai golongan dalam masyarakat atau dapat
dikatakan sebagai penggambaran pendapatan penduduk suatu wilayah baik
secara menyeluruh maupun secara sektoral.
Tabel 2.8:
Peta Perekonomian Kabupaten Tebo Tahun 2008 - 2012
(dalam juta rupiah)
Tahun
No
Deskripsi
2008
1
PDRB harga konstan* (struktur
perekonomian) (Rp.)
2
Pendapatan Perkapita Kabupaten
Tebo (Rp.)
3
Pertumbuhan Ekonomi (%)
2009
2010
2011
2012
817.651,46
858.592,23
909.754,95
941.420,67
1.036.635,52
3.054
3.050
3.060
-
-
6,08
5,01
5,96
6,78
6,71
Sumber : Tebo Dalam Angka, BPS Kabupaten Tebo, 2012
Keterangan: *) dengan migas
Berdasarkan data sementara dari BPS, PDRB Kabupaten Tebo tahun 2012
atas dasar harga konstan dengan tahun dasar pada tahun 2000 dengan migas
mencapai Rp. 1.036.635.520.000,- meningkat dari kondisi pada tahun 2011
yang baru mencapai Rp. 941.420.670.000,- atau mengalami kenaikan sebesar
Rp. 65.214.850.000,- (6,71%). Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan
2000 tanpa migas pada tahun 2011 sebesar Rp. 939.009.040.000,- naik
menjadi Rp. 1.003.559.450.000,- di tahun 2012 atau mengalami kenaikan Rp.
64.550.410.000,- (6,87%).
Perkembangan pendapatan perkapita menurut PDRB atas harga konstan dari
tahun 200-2012 mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2008 Rp
3.054.000,- menjadi Rp 3.060,- tahun 2010, dengan rata-rata tumbuh sebesar
Gambaran Umum Wilayah 19
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO
6,71 persen pertahun, hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi riil
Kabupaten Tebo naik cukup signifikan selama lima tahun terakhir.
2.6.
Tata Ruang Wilayah
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan yang
harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten.
Adapun strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran
kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten kedalam langkah-langkah
operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Rencana struktur ruang memberikan gambaran tentang susunan, sistem pusat
kegiatan, hirarki pelayanan, dan pembagian fungsi kota serta kawasan
perkotaan dalam memberikan layanan bagi kawasan perdesaan di sekitarnya
yang berada dalam wilayah kabupaten, serta perletakan jaringan prasarana
wilayah yang menunjang keterkaitannya serta memberikan layanan bagi
fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah kabupaten, terutama pada pusatpusat kegiatan/perkotaan yang ada. Untuk kepentingan pembangunan ruang
dalam wilayah kabupaten dapat dibangun sistem struktur internal kabupaten
yang terdiri dari sistem perkotaan/pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten
dan sistem prasarana skala kabupaten.
Sistem Perkotaan
Melalui UU Penataan Ruang No. 26/2007, telah ditetapkan istilah baku untuk
pusat-pusat kegiatan, yaitu secara hierarkis mulai dari Pusat Kegiatan
Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan Lokal
(PKL). Oleh karena itu untuk 20 (dua puluh) tahun ke depan sistem
perkotaan di Kabupaten Tebo direncanakan sebagai berikut :
(1) Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) terletak di Muara Tebo
dengan wilayah pelayanan meliputi Kecamatan Tebo Tengah yang
berfungsi sebagai pusat pemerintahan kabupaten, perdagangan dan jasa
skala regional, pelayanan transportasi, industri pengolahan, pusat
pendidikan, pusat kesehatan, dan pusat peribadatan.
(2) Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
a. Perkotaan Sungai Bengkal yang berfungsi sebagai pusat
pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa sub regional, pusat
kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat pendidikan,
pusat peribadatan, dan simpul transportasi.
b. Perkotaan Wirotho Agung yang berfungsi sebagai pusat
pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa sub regional, pusat
kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat peribadatan,
pusat pendidikan, pelayanan transportasi, dan industri pengolahan;
dan
(3) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), meliputi:
a. Perkotaan Pulau Temiang di Kecamatan Tebo Ulu yang berfungsi
sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa
skala kecamatan, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan
wisata, pusat pendidikan, dan pusat peribadatan;
b. Perkotaan Sungai Abang di Kecamatan VII Koto yang berfungsi
sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan
Gambaran Umum Wilayah 20
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO
jasa, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat
pendidikan, pusat peribadatan dan industri pengolahan;
c. Perkotaan Sekutur Jaya di Kecamatan Serai Serumpun yang berfungsi
sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan
jasa, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat
pendidikan, pusat peribadatan, dan industri pengolahan;
d. Perkotaan Pintas Tuo di Kecamatan Muara Tabir yang berfungsi
sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan
jasa, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat
pendidikan, pusat peribadatan, dan industri kecil dan kerajinan rumah
tangga;
e. Perkotaan Mengupeh di Kecamatan Tengah Ilir yang berfungsi
sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan
jasa, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat
pendidikan, pusat peribadatan, dan industri kecil dan kerajinan rumah
tangga;
f. Perkotaan Teluk Singkawang di Kecamatan Sumay yang berfungsi
sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan
jasa, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat
pendidikan, pusat peribadatan, dan industri kecil dan kerajinan rumah
tangga;
g. Perkotaan Karang Dadi di Kecamatan Rimbo Ilir yang berfungsi
sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan
jasa, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat
pendidikan, pusat peribadatan, dan industri kecil dan kerajinan rumah
tangga;
h. Perkotaan Suka Damai di Kecamatan Rimbo Ulu yang berfungsi
sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan
jasa, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat
pendidikan, pusat peribadatan, dan industri kecil dan kerajinan rumah
tangga; dan
i. Perkotaan Balai Rajo di Kecamatan VII Koto Ilir yang berfungsi
sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan
jasa, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat
pendidikan, pusat peribadatan, dan industri kecil dan kerajinan rumah
tangga.
Sistem Perdesaan
Permukiman perdesaan dalam hal ini pada dasarnya dapat dianalogikan
dengan terminologi wilayah belakang (hinterland) pada konsep pusat-wilayah
belakang (center-hinterland). Pusat adalah kawasan perkotaan yang dicirikan
oleh dominasi kegiatan non-pertanian, baik dalam aktivitas ekonomi maupun
sosial. Sedangkan hinterland adalah kawasan “di luar” kawasan perkotaan.
Kawasan yang berada di luar kawasan perkotaan tersebut, tentunya adalah
kawasan perdesaan, di mana kegiatan pertanian sangat dominan.
Kawasan permukiman perdesaan pada dasarnya adalah tempat tinggal yang
tidak dapat dipisahkan (atau letaknya tidak boleh terlalu jauh) dengan tempat
usaha. Oleh karenanya, pengembangan permukiman atau rumah tempat
tinggal di desa yang bersangkutan, diperkenankan di daerah yang berdekatan
dengan desa yang bersangkutan, dengan jarak maksimum dari pusat desa
Gambaran Umum Wilayah 21
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO
250 meter. Kawasan permukiman yang saat ini belum terbangun, diutamakan
peruntukannya bagi perluasan permukiman penduduk yang tinggal di
perkampungan terdekat.
Pola kawasan permukiman perdesaan terdiri dari beberapa dusun yang
kemudian disebut desa sebagai wilayah hinterland yang memiliki kerterkaitan
dengan wilayah pusat perkotaan. Keterkaitan desa - kota sering hanya
menghasilkan derasnya proses migrasi penduduk secara berlebihan dari
wilayah perdesaan ke kawasan perkotaan atau pusat kota. Keterkaitan
pedesaan dan perkotaan tersebut menghasilkan perkembangan yang
berpengaruh terhadap perkotaan-kota.
Sistem perdesaan disusun berdasarkan pelayanan perdesaan
berhierarki, meliputi:
a. pusat pelayanan antar desa;
b. pusat pelayanan setiap desa;
c. pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman.
secara
Secara hirarki nantinya Pusat pelayanan perdesaan berhubungan dengan;
a. pusat pelayanan wilayah kecamatan sebagai kawasan perkotaan terdekat;
b. perkotaan sebagai pusat pelayanan;
c. ibukota kecamatan masing-masing.
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) dengan jangkauan pengaruh 30 km,
termasuk relatif memadai untuk memberikan pelayanan kepada wilayah
pengaruhnya. Namun untuk Kecamatan Sumay, jarak terjauh pusat desa ke
ibukota kecamatannya sangat jauh yaitu 83 km. Oleh karena itu perlu dipilih
satu atau beberapa pusat desa sebagai PPL untuk dapat memberikan
pelayanan yang efektif kepada penduduk dan kegiatannya di wilayah
pelayanannya.
Atas dasar analisis pusat permukiman yang telah dilakukan dan dengan
mempertimbangkan prasarana transportasi/ jaringan jalan yang ada, serta
dengan mempertimbangkan rencana pusat-pusat kegiatan dan pelayanan
dalam rencana tata ruang kawasan perbatasan (Kawasan Supersukses)
sebagaimana telah dikemukakan, maka ditetapkan Perdesaan Sako Makmur
dan Perdesaan Suo-Suo sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten memberikan gambaran tentang
susunan, sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten, hirarki pelayanan, dan
pembagian fungsi kota serta kawasan perkotaan dalam memberikan layanan
bagi kawasan perdesaan di sekitarnya yang berada dalam wilayah kabupaten,
serta perletakan jaringan prasarana wilayah yang menunjang keterkaitannya
serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah
kabupaten, terutama pada pusat-pusat kegiatan/perkotaan yang ada.
Gambaran mengenai rencana pusat layanan Kabupaten Tebo sebagaimana
yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Tebo dapat dilihat pada Peta 2.3 di
bawah ini:
Gambaran Umum Wilayah 22
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO
Peta 2.3.
Rencana Pusat Layanan Kabupaten Tebo
Sumber: RTRW Kabupaten Tebo 2013-2033
Gambaran Umum Wilayah 23
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Tebo berfungsi:
a. sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat
dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah Kabupaten Tebo;
b. mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang dalam wilayah
Kabupaten Tebo;
c. sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima
tahunan untuk dua puluh tahun; dan
d. sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah
Kabupaten Tebo.
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Tebo dirumuskan berdasarkan:
a. kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Tebo;
b. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah Kabupaten
Tebo;
c. kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan
lingkungan; dan
d. ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Tebo dirumuskan dengan kriteria:
a. merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta
rencana rincinya;
b. merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWP beserta
rencana rincinya;
c. mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional
yang berada di wilayah Kabupaten Tebo;
d. memperhatikan rencana pola ruang wilayah Kabupaten/kota yang
berbatasan;
e. mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah Kabupaten yang terdiri atas
kawasan lindung dan kawasan budi daya.
Adapun rencana pola ruang yang memiliki keterkaitan dengan
pengembangan pengelolaan sanitasi diantaranya sebagai berikut:
Kawasan Sempadan Sungai
Kawasan lindung sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan
sungai termasuk sungai kanal, saluran irigasi primer yang mempunyai
manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Kawasan
yang merupakan sempadan sungai berupa 100 m kanan kiri sungai, terutama
untuk sungai-sungai besar, yaitu sungai Batang Hari, Batang Tebo, Batang
Sumay, Batang Tabir, Batang Langsisip dan Batang Jujuhan.
Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kawasan ruang terbuka hijau di Kabupaten Tebo ditetapkan dengan proporsi
paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas seluruh kawasan perkotaan
meliputi:
a. RTH publik berupa taman kota, taman pemakaman umum, dan jalur hijau
sepanjang jalan, sungai, dan pantai dengan luas kurang lebih 20 (dua
puluh) persen dari luas kawasan perkotaan;
b. RTH privat berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik
masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan dengan luas kurang lebih 10
(sepuluh) persen dari luas kawasan perkotaan.
Gambaran Umum Wilayah 24
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO
Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang sering atau berpotensi
tinggi mengalami bencana alam. Kawasan ini perlu dilindungi agar kegiatan
manusia terhindar dari bencana yang disebabkan oleh perubahan
pemanfaatan lahan untuk kepentingan manusia dan peristiwa geologis.
Perlindungan terhadap kawasan rawan bencana alam dilakukan untuk
melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam
maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia. Kriteria kawasan
rawan bencana alam adalah kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi
tinggi mengalami bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
Di Kabupaten Tebo kawasan bencana yang perlu diwaspadai adalah banjir dan
tanah longsor. Daerah yang perlu diwaspadai terhadap bahaya banjir meliputi
wilayah sepanjang bantaran sungai seperti di kecamatan Tebo Ulu, Rimbo Ilir,
Tebo Tengah, Tengah Ilir dan kecamatan Tebo Ilir.
Kawasan Peruntukan Permukiman
Sesuai dengan sistem permukiman perkotaan yang telah direncanakan, maka
pengembangan kawasan permukiman perkotaan sesuai dengan rencana
tersebut. Kawasan permukiman perkotaan yang akan didorong
perkembangannya yaitu:
a. kawasan permukiman Perkotaan Muara Tebo di Kecamatan Tebo Tengah;
b. kawasan permukiman Perkotaan Wirotho Agung di Kecamatan Rimbo
Bujang;
c. kawasan permukiman Perkotaan Sungai Bengkal di Kecamatan Tebo Ilir;
d. kawasan permukiman Perkotaan Sungai Abang di Kecamatan VII Koto;
e. kawasan permukiman Perkotaan Pulau Temiang di Kecamatan Tebo Ulu;
f. kawasan permukiman Perkotaan Sekutur Jaya di Kecamatan Serai
Serumpun;
g. kawasan permukiman Perkotaan Pintas Tuo di Kecamatan Muara Tabir;
h. kawasan permukiman Perkotaan Mengupeh di Kecamatan Tengah Ilir;
i. kawasan permukiman Perkotaan Teluk Singkawang di Kecamatan Sumay;
j. kawasan permukiman Perkotaan Karang Dadi di Kecamatan Rimbo Ilir;
k. kawasan permukiman Perkotaan Suka Damai di Kecamatan Rimbo Ulu;
dan
l. kawasan permukiman Perkotaan Balai Rajo di Kecamatan VII Koto Ilir.
Kawasan permukiman perkotaan lainnya tetap ditingkatkan perkembangannya
untuk meningkatkan efektifitas kegiatan di perkotaan tersebut dan dalam
memberikan pelayanan yang optimal kepada wilayah pengaruhnya.
Kawasan perkotaan Muara Tebo diusulkan menjadi Pusat Kegiatan Wilayah
promosi (PKWp), perkotaan: Wirotho Agung dan Sungai Bengkal diusulkan
menjadi Pusat Kegiatan Lokal (PKL), Ibukota kecamatan lainnya berperan
sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK). Untuk memberikan pelayanan yang
efektif kepada wilayah pelayanannya maka ditetapkan permukiman Sako
Makmur dan Suo-Suo menjadi Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).
Kawasan permukiman lainnya tetap dikembangkan, namun dalam rencana
pola ruang tidak tergambar (tidak nampak) dalam peta. Kawasan permukiman
lainnya (kawasan permukiman perdesaan) tetap perlu dikembangkan sesuai
Gambaran Umum Wilayah 25
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO
dengan kebutuhan penduduk dan kegiatannya. Kawasan permukiman
perdesaan tersebut meliputi :
a)
kawasan permukiman perdesaan tersebar di seluruh kecamatan di
Kabupaten Tebo; dan
b) kawasan perdesaan berbentuk kawasan agropolitan, yang meliputi satu
atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem
produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang
ditunjukkan adanya keterkaitan fungsional dan hirarki keruangan satuan
sistem permukiman dan sistem agrobisnis.
Rencana pola ruang sebagaimana terpaparkan dalam RTRW Kabupaten Tebo
dapat dilihat pada Peta 2.4 di bawah ini:
Gambaran Umum Wilayah 26
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO
Peta 2.4.
Rencana Pola Ruang Kabupaten Tebo
Sumber: RTRW Kabupaten Tebo 2013-2033
Gambaran Umum Wilayah 27
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO
1.6.
Sosial dan Budaya
Pendidikan menjadi sektor yang sangat penting dalam peningkatan sumber
daya manusia, dalam peningkatan tingkat pendidikan pemerintah Kabupaten
Tebo berupaya dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana
pendidikan serta kualitas
tenaga pengajar. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dan mendekatkan masyarakat ke
sarana pendidikan. Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Tebo
dapat dilihat pada Tabel 2.9 di bawah ini:
Tabel 2.9:
Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Tebo
Jumlah Sarana Pendidikan
Nama Kecamatan
Umum
SD
Agama
SLTP
SMA
SMK
23
11
5
3
1
1
1
0
4
0
4
1
2
0
28
20
6
4
2
1
2
0
7
1
6
1
3
0
15
38
4
8
1
3
0
4
1
6
1
9
1
5
22
14
28
6
4
6
4
1
2
1
2
0
4
1
5
8
0
4
3
0
3
Serai Serumpun
16
9
2
2
1
1
0
0
2
0
2
0
1
0
VII Koto Ilir
Jumlah
11
235
4
55
0
18
1
12
1
32
1
37
1
19
Tebo Ilir
Muara Tabir
Tebo Tengah
Sumay
Tengah Ilir
Rimbo Bujang
Rimbo Ulu
Rimbo Ilir
Tebo Ulu
VII Koto
MI
MTs
MA
Sumber: Tebo Dalam Angka & Dinas Dikbudpora Kab. Tebo, 2013
Tabel 2.10:
Jumlah Penduduk Miskin per kecamatan di Kabupaten Tebo
Nama Kecamatan
Jumlah Keluarga Miskin (KK)
660
Tebo Ilir
Muara Tabir
Tebo Tengah
432
1.428
1.479
1.248
Sumay
Tengah Ilir
Rimbo Bujang
Rimbo Ulu
Rimbo Ilir
1.334
464
217
719
221
Tebo Ulu
VII Koto
Serai Serumpun
VII Koto Ilir
Jumlah
412
526
9.140
Sumber: Tebo Dalam Angka, 2012
Gambaran Umum Wilayah 28
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO
Tabel 2.11:
Jumlah Rumah per kecamatan di Kabupaten Tebo
Nama Kecamatan
Tebo Ilir
Muara Tabir
Tebo Tengah
Sumay
Tengah Ilir
Rimbo Bujang
Rimbo Ulu
Rimbo Ilir
Tebo Ulu
VII Koto
Serai Serumpun
VII Koto Ilir
Jumlah
Jumlah Rumah
6.994
4.103
8.011
5.213
5.209
15.788
9.452
6.216
8.488
4.181
2.242
3.223
79.120
Sumber: Tebo Dalam Angka, 2012
1.7.
Kelembagaan Pemerintah Daerah
Pemerintah lebih banyak memainkan peranan sebagai pembuat kebijakan,
pengendalian dan melakukan pengawasan. Sektor swasta lebih banyak
berkecimpung dan menjadi penggerak aktivitas di bidang ekonomi, sedangkan
sektor masyarakat merupakan objek sekaligus subyek dari sektor pemerintah
maupun swasta. Karena di dalam masyarakat terjadi interaksi di bidang
politik, ekonomi, maupun sosial budaya melalui partisipasi yang juga
diamanatkan kepada masyarakat.
Penyelenggaraan pembangunan melalui penyelenggaraan pemerintah harus
mampu mewujudkan kepemerintahan yang baik (Good Governance) dan
Pemerintahan yang bersih ( Clean Governance), anti korupsi dan bebas KKN,
serta menjunjung tinggi prinsip partisipasi, rule of low, transparansi, daya
tanggap, berorientasi pada konsesus, keadilan, efektif dan efisien,
akuntabilitas, visi strategis.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 02 tahun 2009
adapun susunan kelembagaan pemerintahan Kabupaten Sarolangun terdiri
dari Bupati dan Wakil Bupati. Dalam menjalankan roda pemerintahan Bupati
dan Wakil Bupati di bantu oleh 3 (Tiga) Asisten, Staf Ahli dan Kelompok
Jabatan fungsional. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada bagan struktur
organisasi di bawah.
Gambaran Umum Wilayah 29
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO
Gambar 2.1:
Struktur organisasi pemerintah daerah Kabupaten Tebo
Lampiran 1 : Perda Kab. Tebo
No. 02 Tahun 2009
BUPATI
WAKIL BUPATI
STAF AHLI:
-
DPRD
Bidang Hukum & Politik
Bidang Pembangunan
Bidang Kemasyarakatan & SDM
Bidang Ekonomi & Keuangan
SEKRETARIS DAERAH
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
ASISTEN
PEMERINTAHAN &
KESRA
ASISTEN
PEREKONOMIAN &
PEMBANGUNAN
ASISTEN
ADMINISTRASI UMUM
BAGIAN-BAGIAN
1.
2.
3.
B
SEKRETARIS
DPDRD
5.
6.
7.
8.
9.
DINAS-DINAS DAERAH
1.
KECAMATAN
Pendidikan, Kebudayaan,
Pemuda & Olahraga
2.
Kesehatan
3.
Kerja
danTransmigrasi
dan
Sipil
5.
LEMBAGA TEKNIS DAERAH
1. Inspektorat
Perencanaan
Daerah
3.
3.
Pemberdayaan
Desa
dan
4.
Keluarga
6.
Umum
7. Dinas Perkotaan, Pertamanan &
Pemadam Kebakaran
7. Satuan
Hidup
Praja
Perindustrian,
KELURAHAN / DESA
10.
11.
12. Dinas
Perkebunan
14. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
15.
Daerah
9.
10.
11.
Daerah
Perpustakaan & Arsip
Sumber: Himpunan Perda Kab. Tebo 2011
Gambaran Umum Wilayah 30
Download