BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO B Baabb 22.. G Gaam mbbaarraann U Um muum mW Wiillaayyaahh 2.1 Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Tebo terletak diantara titik koordinat 0° 52’ 32” 01° 54’ 50” LS dan 101° 48’ 57” - 101° 49’ 17” BT. Beriklim tropis dengan ketinggian antara 50 - 1.000 m dari permukaan laut (dpl) dan berada dibagian barat laut Provinsi Jambi. Luas wilayah Kabupaten Tebo adalah 6.461 Km2 atau 11,86 % dari luas wilayah Provinsi Jambi. Menurut administrasi pemerintahan terdiri dari 12 Kecamatan 5 Kelurahan dan 107 Desa. Luas kecamatan terbesar adalah Kecamatan Sumay seluas 129.695,95 Ha atau 20,1% dari luas wilayah seluruh Kabupaten Tebo. Kabupaten Tebo mempunyai wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten dalam Provinsi Jambi dan Kabupaten Provinsi tetangga (Sumatra Barat dan Riau), batas wilayah tersebut adalah sebagai berikut: Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Kabupaten Indragiri Hilir (Provinsi Riau) : Kecamatan Tabir (Kabupaten Merangin) : Kecamatan Jujuhan ilir, Tanah Sepenggal Lintas (Kabupaten Bungo) dan Kabupaten Dharmasraya (Provinsi Sumatera Barat) : Kecamatan Tungkal Ulu Kab. Tanjabbar dan Kecamatan Maro Sebo Ulu Kabupaten Batang Hari. Secara kewilayahan, Kabupaten Tebo tercakup kedalam DAS Batanghari, yang mana didalamnya terdapat sub-sub DAS Batanghari sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Provinsi Jambi. Adapun Sub DAS yang termasuk dalam Kabupaten Tebo dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini: Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Tebo Nama DAS Luas (Ha) Sub DAS Batanghari Hulu 347.123,59 Sub DAS Batang Tebo 128.873,74 Sub DAS Batang Tabir 75.681,73 Sumber: Perda Provinsi Jambi Nomor: 1, 2013 Sub DAS Batanghari Hulu meliputi Kecamatan VII Koto, VII Koto Ilir, Serai Serumpun, Sumay dan Tebo Ulu, serta sebagian kecil wilayah Kecamatan Rimbo Ulu, Rimbo Bujang dan Rimbo Ilir. Selanjutnya yang termasuk dalam Sub DAS Batang Tebo, meliputi Kecamatan Rimbo Ulu, Rimbo Bujang dan Rimbo Ilir, serta sebagian wilayah Kecamatan Tebo Tengah dan Tengah Ilir. Sedangkan yang termasuk kedalam Sub DAS Batang Tabir meliputi Kecamatan Muara Tabir, Tebo Ilir, serta sebagian wilayah Kecamatan Tebo Tengah dan Tengah Ilir. Gambaran Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Tebo dapat dilihat pada Peta 2.1. Gambaran Umum Wilayah 10 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO Peta 2.1. Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Tebo Sumber: RTRW Kabupaten Tebo 2013-2033 dan Perda Provinsi Jambi Nomor: 1 Tahun 2013 Gambaran Umum Wilayah 11 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO 2.2. Kondisi Administratif Luas wilayah Kabupaten Tebo adalah 646.100 ha atau 11,86 % dari luas wilayah Provinsi Jambi. Menurut administrasi pemerintahan terdiri dari 12 Kecamatan 5 Kelurahan dan 106 Desa. Luas kecamatan terbesar adalah Kecamatan Sumay seluas 129.695,95 Ha atau 20,1% dari luas wilayah seluruh Kabupaten Tebo. Gambaran wilayah administrasi Kabupaten Tebo dapat dilihat pada Tabel 2.2. dan Peta 2.2. Tabel 2.2: Nama, Luas Wilayah per-kecamatan dan Jumlah kelurahan/desa di Kabupaten Tebo No. Kecamatan Jumlah Kelurahan/ Desa Luas Wilayah Administrasi Ha (%) Terbangun*) Ha (%) 1. Tebo Ilir 12 70.870,00 10,97 5.669,60 8 2. Muara Tabir 11 50.930,00 7,88 4.074,40 8 3. Tebo Tengah 12 98.356,00 15,22 7.868,48 8 4. Sumay 8 126.800,00 19,63 10.144,00 8 5. Tengah Ilir 12 22.144,00 3,43 1.771,52 8 6. Rimbo Bujang 10 40.692,00 6,30 3.255,36 8 7. Rimbo Ulu 6 29.574,00 4,58 2.365,92 8 8. Rimbo Ilir 9 21.434,00 3,32 1.714,72 8 9. Tebo Ulu 5 41.030,00 6,35 3.282,40 8 10. VII Koto 8 65.879,00 10,20 5.270,32 8 11. Serai Serumpun 6 31.570,00 4,89 2.525,60 8 12. VII Koto Ilir 7 46.821,00 7,25 3.745,68 8 51.688,00 8 106 646.100,00 100,00 Sumber: Tebo Dalam Angka, 2012 Untuk luas wilayah terbangun menggunakan data asumsi dari Roadmap Sanitasi Provinsi Jambi yang mana menyatakan bahwa untuk wilayah kabupaten diperkirakan luas terbangun sebesar 8%. Sementara cakupan wilayah kajian dalam percepatan pembangunan sanitasi permukiman meliputi seluruh desa/kelurahan di kecamatan yang ada di Kabupaten Tebo. Gambaran Umum Wilayah 12 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO Peta 2.2. Peta Administrasi Kabupaten Tebo dan Cakupan Wilayah Kajian Sumber: RTRW Kabupaten Tebo 2013-2033 Gambaran Umum Wilayah 13 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO 2.3. Kondisi Fisik 2.3.1. Kondisi Tanah Wilayah Kabupaten Tebo mempunyai tanah yang berkualitas cukup baik dalam jenis dan penyebarannya sehingga memungkinkan untuk pengembangan usaha pertanian. Jenis tanah di Kabupaten Tebo didominasi oleh tanah podsolik merah kuning yang mencapai 437.954 Ha atau meliputi 67,8 % dari luas areal kabupaten Tebo dan tersebar di seluruh kecamatan, selanjutnya jenis tanah latosol, alluvial dan organosol masing-masing 21,9 %, 4,7 % dan 5,6 % dari luas Kabupaten Tebo. Jenis tanah latosol terdapat hampir di semua kecamatan, kecuali Kecamatan Muara Tabir. Sedangkan jenis tanah Organosol tidak terdapat di kecamatan Tengah Ilir, VII Koto Ilir, Serai Serumpun dan Muara Tabir. Jenis tanah Alluvial terdapat di kecamatan Tebo Tengah, Sumay, Tebo Ulu, VII Koto, Rimbo Bujang dan Rimbo Ilir. Penggunaan lahan di kabupaten Tebo didominasi oleh hutan dan perkebunan karet meliputi areal seluas 47,2 % dan 45,74 % dari luas wilayah Kabupaten Tebo. Sedangkan untuk penggunaan sawah hanya meliputi areal seluas 0,46 % dari luas areal kabupaten Tebo dan luas permukiman yang hanya mencapai 0,67%. Pengusahaan perkebunan meliputi Kelapa sawit, karet dan kelapa dalam sedangkan kebun campuran meliputi kelapa hibrida, kopi, coklat, buahbuahan, dan lain-lain. 2.3.2. Klimatologi Iklim yang ada di kabupaten Tebo secara umum adalah iklim Tropis yang ditandai dengan adanya dua musim yaitu musim penghujan yang berkisar antara bulan September sampai bulan Mei dan musim Kemarau antara bulan Juni sampai Agustus, sedangkan rata-rata curah hujan tahunan adalah 2.683 mm per tahun dengan rata-rata hari hujan 122 hari/tahun. Perbedaan temperatur antara daerah terendah dan tertinggi berkisar antara 0o C - 1,5o C dengan temperatur rata-rata 290 C - 300 C; Kelembaban udara di Kabupaten Tebo rata-rata tahunan berkisar antara 85,2% - 96,1% dengan kelembaban rata-rata 87,92%. Adapun lamanya penyinaran matahari, umumnya dapat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, relief daerah dan waktu penyinaran serta pengaruh tumbuh-tumbuhan pada suatu daerah. Sedangkan rata-rata penyinaran matahari tiap hari di Kabupaten Tebo selama 9 tahun bervariasi antara 4,20 jam sampai dengan 6,56 jam. 2.4. Demografi Jumlah penduduk Kabupaten Tebo yang tercantum dalam Tebo dalam Angka Tahun 2012 adalah jumlah penduduk di akhir tahun 2011. Dalam hal ini untuk melihat jumlah penduduk tahun 2012, maka dengan memperkirakan laju pertumbuhan sebesar 2,5%, jumlah penduduk adalah sebesar 312.808 jiwa dengan kepadatan penduduk 47 jiwa/km2. Kecamatan Rimbo Bujang memiliki jumlah penduduk terbanyak dengan jumlah penduduk 62.849 jiwa dan Kecamatan Serai Serumpun merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil sebanyak 7.962 jiwa. Gambaran Umum Wilayah 14 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO Sementara dari kepadatan penduduk, Kecamatan Rimbo Bujang merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Kabupaten Tebo yakni 154 jiwa/km2 dan Kecamatan Sumay dengan kepadatan penduduk terendah 15 jiwa/km2 . kondisi selengkapnya dapat dilihat pada tabel Tabel 2.3. di bawah ini. Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Kabuapten Tebo dan Kepadatannya 3 - 5 tahun terakhir Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk Tahun Tahun Tahun Tahun Nama Kecamatan 2008 2010 2012* 2008 2010 2012* 2008 2010 2012* 2010 2012 Tebo Ilir 23.722 25.009 26.275 5.143 6.031 6.569 2,02 1,95 2,50 35 37 Muara Tabir 14.201 15.593 16.382 3.550 3.589 4.096 2,02 3,55 2,50 31 32 Tebo Tengah 25.965 34.345 36.084 5.835 8.304 9.021 2,02 4,64 2,50 35 37 Sumay 18.801 17.585 18.475 4.214 4.798 4.619 2,02 7,14 2,50 14 15 Tengah Ilir 15.012 19.220 20.193 4.170 4.052 5.048 2,02 2,08 2,50 87 91 Rimbo Bujang 55.476 59.821 62.849 14.79 15.19 15.712 2,02 2,51 2,50 147 154 Rimbo Ulu 33.097 34.780 36.541 8.274 9.027 9.135 2,02 2,28 2,50 118 124 Rimbo Ilir 20.867 21.412 22.496 5.567 5.577 5.624 2,02 4,27 2,50 100 105 Tebo Ulu 29.746 31.335 32.921 8.749 7.275 8.230 2,02 0,77 2,50 76 80 VII Koto 15.299 17.858 18.762 3.825 4.105 4.691 2,02 2,84 2,50 27 28 8.091 7.578 7.962 2.023 2.053 1.990 2,02 5,86 2,50 24 25 10.404 13.199 13.867 2.890 3.308 3.467 2,02 3,62 2,50 28 30 270.681 297.735 312.808 54.240 58.119 78.202 2,02 2,98 2,50 46 48 Serai Serumpun VII Koto Ilir Jumlah Sumber: Tebo Dalam Angka, 2008-2012, diolah Proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Tebo dari tahun 2012 sampai dengan tahun terakhir perencanaan (tahun 2018) pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Tebo dilakukan dengan menggunakan angka pertumbuhan ratarata Kabupaten Tebo serta menggunakan persamaan geometrik sebagai berikut : Pt = P0 (1+ r)t Keterangan : Pt : jumlah penduduk pada tahun ke (t) P0 : jumlah penduduk pada tahun awal r : rata-rata laju pertumbuhan t : jumlah selisih tahun proyeksi Gambaran Umum Wilayah 15 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh hasil proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Tebo hingga tahun 2018 sebagaimana tersaji pada Tabel 2.4 di bawah ini. Tabel 2.4: Jumlah Penduduk Kabupaten Tebo saat ini dan Proyeksinya untuk 5 tahun Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk Tahun Tahun Tahun Tahun Nama Kecamatan 2012 2015 2018 2012 2015 2018 2012 2015 2018 2015 2018 Tebo Ilir 26.275 28.295 30.471 6.569 7.074 7.618 2,50 2,50 2,50 40 43 Muara Tabir 16.382 17.642 18.999 4.096 4.411 4.750 2,50 2,50 2,50 35 37 Tebo Tengah 36.084 38.858 41.846 9.021 9.715 10.462 2,50 2,50 2,50 40 43 Sumay 18.475 19.896 21.426 4.619 4.974 5.356 2,50 2,50 2,50 16 17 Tengah Ilir 20.193 21.746 23.418 5.048 5.436 5.854 2,50 2,50 2,50 98 106 Rimbo Bujang 62.849 67.682 72.886 15.712 16.920 18.222 2,50 2,50 2,50 166 179 Rimbo Ulu 36.541 39.350 42.376 9.135 9.838 10.594 2,50 2,50 2,50 133 143 Rimbo Ilir 22.496 24.226 26.088 5.624 6.056 6.522 2,50 2,50 2,50 113 122 Tebo Ulu 32.921 35.453 38.179 8.230 8.863 9.545 2,50 2,50 2,50 86 93 VII Koto 18.762 20.205 21.758 4.691 5.051 5.440 2,50 2,50 2,50 31 33 7.962 8.574 9.233 1.990 2.143 2.308 2,50 2,50 2,50 27 29 13.867 14.933 16.082 3.467 3.733 4.020 2,50 2,50 2,50 32 34 312.808 336.860 362.761 78.202 84.215 90.690 2,50 2,50 2,50 52 56 Serai Serumpun VII Koto Ilir Jumlah Sumber: Hasil proyeksi Pokja Sanitasi, 2013 2.4. Keuangan dan Perekonomian Daerah Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Tebo tidak terlepas dari kebijkan yang ditempuh, baik dari sisi efektivitas pengelolaan penerimaan pendapatan yang dijabarkan melalui target APBD dan realisasinya, maupun dilihat dari efisiensi dan efektivitas pengeluaran daerah melalui belanja tidak langsung dan belanja langsung. Keuangaan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. Keuangan daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengelolaan keuangan daerah harus memperhatikan pencapaian keluaran yang maksimal dari setiap kegiatan yang dilaksanakan guna pemenuhan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang merupakan pedoman pelaksanaan pasal 155 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, alokasi, distribusi dan stabilisasi. Fungsi otorisasi dimaksudkan Gambaran Umum Wilayah 16 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan. Sesuai dengan aturan yang berlaku maka kondisi keuangan umum dan belanja sanitasi Kabupaten Tebo dapat dilihat pada Tabel 2.5, 2.6 dan 2.7. Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Tebo Tahun 2008 - 2012 (dalam juta rupiah) No Tahun Realisasi Anggaran 2008 A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) a.1.1 Pajak daerah a.1.2 2009 Rata2 2010 2011 pertumbuhan 2012 437.419 443.185 478.265 582.926 645.280 10,45 12.677 16.762 29.001 20.382 22.051 20,93 2.243 2.989 4.032 4.603 4.182 18,29 Retribusi daerah 3.771 6.246 5.686 6.398 6.111 16,18 a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan 1.325 1.900 3.288 3.288 5.249 44,02 a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah a.2 Dana Perimbangan (Transfer) a.2.1 Dana bagi hasil a.2.2 5.338 5.627 15.995 6.093 6.509 33,65 388.875 397.923 413.866 465.518 536.830 8,53 66.323 72.743 88.302 83.200 91.822 8,91 Dana alokasi umum 280.043 281.393 285.582 339.731 410.846 10,47 a.2.3 Dana alokasi khusus 42.509 43.787 39.982 42.587 34.162 (4,74) a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 35.867 28.500 35.398 97.026 86.399 41,70 a.3.1 Hibah - - - - - - a.3.2 Dana darurat - - - - - - a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota 11.000 13.500 15.398 16.949 17.505 12,53 a.3.4 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus 24.867 15.000 20.000 80.077 61.026 67,56 a.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah lainnya - - - - 7.868 B Belanja (b1 + b.2) 461.584 463.932 498.265 571.209 637.124 8,52 b.1 Belanja Tidak Langsung 144.273 185.122 210.472 267.974 294.921 19,85 b.1.1 Belanja pegawai 118.643 160.704 164.992 234.110 265.471 23,35 b.1.2 Bunga - - - - - b.1.3 Subsidi 487 1.268 1.704 2.175 2.333 57,41 b.1.4 Hibah 1.268 2.150 27.426 15.963 774 277,06 b.1.5 Bantuan sosial 8.875 5.000 2.350 1.726 2.299 (22,50) b.1.6 Belanja bagi hasil - - - - - b.1.7 Bantuan keuangan 13.000 14.000 12.000 12.000 22.044 b.1.8 Belanja tidak terduga 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 b.2 Belanja Langsung 317.311 278.810 287.793 303.235 342.203 2,33 b.2.1 Belanja pegawai 38.049 21.314 21.699 21.696 26.738 (4,74) b.2.2 Belanja barang dan jasa 70.868 93.868 90.784 69.674 107.980 15,22 b.2.3 Belanja modal 208.394 163.628 175.310 211.865 207.485 1,11 C Pembiayaan 47.185 20.754 20000 (11744) (8.156) (62,23) (47.185) (20.745) 11.744 8.156 (62,23) Surplus/Defisit Anggaran (20000) Sumber : Realisasi APBD tahun 2008 - 2012, diolah Gambaran Umum Wilayah 17 - - 19,28 - BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Tebo Tahun 2008- 2012 (dalam juta rupiah) No SKPD 1 PU 1.a 1.b Tahun 2008 2009 0 2010 0 2.b 4.561 3.465 5.982 4.561 3.465 Operasional/pemeliharaan (OM) 1.287 0 0 0 182 0 0 182 0 2.393 2.158 2.194 0 0 52 2.393 2.158 2.142 11 337 286 11 337 286 0 0 0 495 795 702 Operasional/pemeliharaan (OM) Kebersihan dan Pengelolaan 3 Pasar Investasi 3.b 2012 7.269 Investasi 3.a 2011 Investasi 2 KLH 2.a Rata2 pertumbuhan Operasional/pemeliharaan (OM) 4 Dinas Kesehatan 4.a Investasi 4.b Operasional/pemeliharaan (OM) 5 RSUD 5.a Investasi 5.b Operasional/pemeliharaan (OM) 6 Setda 0 0 0 495 795 702 410 410 410 0 0 0 6.a Investasi 6.b Operasional/pemeliharaan (OM) 410 410 410 n Bappeda 0 0 0 n.a Investasi 0 0 0 n.b Operasional/pemeliharaan (OM) 0 0 0 8 Belanja Sanitasi (1+2+3+…n) 10.578 8.443 7.057 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+…na) 5.993 5.080 3.803 Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb) 4.585 3.363 3.254 287.793 303.235 9 10 11 Belanja Langsung 12 Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung(8/11) 13 Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (9/8) 317.311 278.810 342.203 0,0278 0,57 0,60 Proporsi OM Sanitasi – Total 0,43 0,40 Belanja Sanitasi (10/8) Sumber : Realisasi APBD tahun 2008 -2012, diolah Keterangan : investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi 14 0,54 0,46 Gambaran Umum Wilayah 18 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO Tabel 2.7: Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Tebo Tahun 2008 - 2012 No Tahun Deskripsi 1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota 2 Jumlah Penduduk 2008 2009 0 2010 0 267.682 2011 Rata-rata 2012 10.578.000.000 8.443.000.000 7.057.000.000 8.692.666.667 282.826 297.735 305.202 354.443 301.578 35.528 27.664 19.910 27.701 Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) Sumber : Realisasi APBD dan BPS, diolah sementara Pada tabel 2.8, memperlihatkan pertumbuhan perekonomian daerah secara umum dapat dilihat melalui indikator perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan pencerminan dari nilai barang dan jasa yang telah diproduksi oleh unit-unit produksi/perusahaan selama satu tahun di daerah. Oleh sebab itu PDRB dapat memberikan gambaran tentang kemampuan suatu daerah dalam memberikan sumber penghidupan dan penghasilan kepada berbagai golongan dalam masyarakat atau dapat dikatakan sebagai penggambaran pendapatan penduduk suatu wilayah baik secara menyeluruh maupun secara sektoral. Tabel 2.8: Peta Perekonomian Kabupaten Tebo Tahun 2008 - 2012 (dalam juta rupiah) Tahun No Deskripsi 2008 1 PDRB harga konstan* (struktur perekonomian) (Rp.) 2 Pendapatan Perkapita Kabupaten Tebo (Rp.) 3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 2009 2010 2011 2012 817.651,46 858.592,23 909.754,95 941.420,67 1.036.635,52 3.054 3.050 3.060 - - 6,08 5,01 5,96 6,78 6,71 Sumber : Tebo Dalam Angka, BPS Kabupaten Tebo, 2012 Keterangan: *) dengan migas Berdasarkan data sementara dari BPS, PDRB Kabupaten Tebo tahun 2012 atas dasar harga konstan dengan tahun dasar pada tahun 2000 dengan migas mencapai Rp. 1.036.635.520.000,- meningkat dari kondisi pada tahun 2011 yang baru mencapai Rp. 941.420.670.000,- atau mengalami kenaikan sebesar Rp. 65.214.850.000,- (6,71%). Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 tanpa migas pada tahun 2011 sebesar Rp. 939.009.040.000,- naik menjadi Rp. 1.003.559.450.000,- di tahun 2012 atau mengalami kenaikan Rp. 64.550.410.000,- (6,87%). Perkembangan pendapatan perkapita menurut PDRB atas harga konstan dari tahun 200-2012 mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2008 Rp 3.054.000,- menjadi Rp 3.060,- tahun 2010, dengan rata-rata tumbuh sebesar Gambaran Umum Wilayah 19 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO 6,71 persen pertahun, hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi riil Kabupaten Tebo naik cukup signifikan selama lima tahun terakhir. 2.6. Tata Ruang Wilayah Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten. Adapun strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten kedalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Rencana struktur ruang memberikan gambaran tentang susunan, sistem pusat kegiatan, hirarki pelayanan, dan pembagian fungsi kota serta kawasan perkotaan dalam memberikan layanan bagi kawasan perdesaan di sekitarnya yang berada dalam wilayah kabupaten, serta perletakan jaringan prasarana wilayah yang menunjang keterkaitannya serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah kabupaten, terutama pada pusatpusat kegiatan/perkotaan yang ada. Untuk kepentingan pembangunan ruang dalam wilayah kabupaten dapat dibangun sistem struktur internal kabupaten yang terdiri dari sistem perkotaan/pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten dan sistem prasarana skala kabupaten. Sistem Perkotaan Melalui UU Penataan Ruang No. 26/2007, telah ditetapkan istilah baku untuk pusat-pusat kegiatan, yaitu secara hierarkis mulai dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Oleh karena itu untuk 20 (dua puluh) tahun ke depan sistem perkotaan di Kabupaten Tebo direncanakan sebagai berikut : (1) Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) terletak di Muara Tebo dengan wilayah pelayanan meliputi Kecamatan Tebo Tengah yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kabupaten, perdagangan dan jasa skala regional, pelayanan transportasi, industri pengolahan, pusat pendidikan, pusat kesehatan, dan pusat peribadatan. (2) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) a. Perkotaan Sungai Bengkal yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa sub regional, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat pendidikan, pusat peribadatan, dan simpul transportasi. b. Perkotaan Wirotho Agung yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa sub regional, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat peribadatan, pusat pendidikan, pelayanan transportasi, dan industri pengolahan; dan (3) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), meliputi: a. Perkotaan Pulau Temiang di Kecamatan Tebo Ulu yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat pendidikan, dan pusat peribadatan; b. Perkotaan Sungai Abang di Kecamatan VII Koto yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan Gambaran Umum Wilayah 20 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO jasa, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat pendidikan, pusat peribadatan dan industri pengolahan; c. Perkotaan Sekutur Jaya di Kecamatan Serai Serumpun yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat pendidikan, pusat peribadatan, dan industri pengolahan; d. Perkotaan Pintas Tuo di Kecamatan Muara Tabir yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat pendidikan, pusat peribadatan, dan industri kecil dan kerajinan rumah tangga; e. Perkotaan Mengupeh di Kecamatan Tengah Ilir yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat pendidikan, pusat peribadatan, dan industri kecil dan kerajinan rumah tangga; f. Perkotaan Teluk Singkawang di Kecamatan Sumay yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat pendidikan, pusat peribadatan, dan industri kecil dan kerajinan rumah tangga; g. Perkotaan Karang Dadi di Kecamatan Rimbo Ilir yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat pendidikan, pusat peribadatan, dan industri kecil dan kerajinan rumah tangga; h. Perkotaan Suka Damai di Kecamatan Rimbo Ulu yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat pendidikan, pusat peribadatan, dan industri kecil dan kerajinan rumah tangga; dan i. Perkotaan Balai Rajo di Kecamatan VII Koto Ilir yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat pendidikan, pusat peribadatan, dan industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Sistem Perdesaan Permukiman perdesaan dalam hal ini pada dasarnya dapat dianalogikan dengan terminologi wilayah belakang (hinterland) pada konsep pusat-wilayah belakang (center-hinterland). Pusat adalah kawasan perkotaan yang dicirikan oleh dominasi kegiatan non-pertanian, baik dalam aktivitas ekonomi maupun sosial. Sedangkan hinterland adalah kawasan “di luar” kawasan perkotaan. Kawasan yang berada di luar kawasan perkotaan tersebut, tentunya adalah kawasan perdesaan, di mana kegiatan pertanian sangat dominan. Kawasan permukiman perdesaan pada dasarnya adalah tempat tinggal yang tidak dapat dipisahkan (atau letaknya tidak boleh terlalu jauh) dengan tempat usaha. Oleh karenanya, pengembangan permukiman atau rumah tempat tinggal di desa yang bersangkutan, diperkenankan di daerah yang berdekatan dengan desa yang bersangkutan, dengan jarak maksimum dari pusat desa Gambaran Umum Wilayah 21 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO 250 meter. Kawasan permukiman yang saat ini belum terbangun, diutamakan peruntukannya bagi perluasan permukiman penduduk yang tinggal di perkampungan terdekat. Pola kawasan permukiman perdesaan terdiri dari beberapa dusun yang kemudian disebut desa sebagai wilayah hinterland yang memiliki kerterkaitan dengan wilayah pusat perkotaan. Keterkaitan desa - kota sering hanya menghasilkan derasnya proses migrasi penduduk secara berlebihan dari wilayah perdesaan ke kawasan perkotaan atau pusat kota. Keterkaitan pedesaan dan perkotaan tersebut menghasilkan perkembangan yang berpengaruh terhadap perkotaan-kota. Sistem perdesaan disusun berdasarkan pelayanan perdesaan berhierarki, meliputi: a. pusat pelayanan antar desa; b. pusat pelayanan setiap desa; c. pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman. secara Secara hirarki nantinya Pusat pelayanan perdesaan berhubungan dengan; a. pusat pelayanan wilayah kecamatan sebagai kawasan perkotaan terdekat; b. perkotaan sebagai pusat pelayanan; c. ibukota kecamatan masing-masing. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) dengan jangkauan pengaruh 30 km, termasuk relatif memadai untuk memberikan pelayanan kepada wilayah pengaruhnya. Namun untuk Kecamatan Sumay, jarak terjauh pusat desa ke ibukota kecamatannya sangat jauh yaitu 83 km. Oleh karena itu perlu dipilih satu atau beberapa pusat desa sebagai PPL untuk dapat memberikan pelayanan yang efektif kepada penduduk dan kegiatannya di wilayah pelayanannya. Atas dasar analisis pusat permukiman yang telah dilakukan dan dengan mempertimbangkan prasarana transportasi/ jaringan jalan yang ada, serta dengan mempertimbangkan rencana pusat-pusat kegiatan dan pelayanan dalam rencana tata ruang kawasan perbatasan (Kawasan Supersukses) sebagaimana telah dikemukakan, maka ditetapkan Perdesaan Sako Makmur dan Perdesaan Suo-Suo sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Rencana struktur ruang wilayah kabupaten memberikan gambaran tentang susunan, sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten, hirarki pelayanan, dan pembagian fungsi kota serta kawasan perkotaan dalam memberikan layanan bagi kawasan perdesaan di sekitarnya yang berada dalam wilayah kabupaten, serta perletakan jaringan prasarana wilayah yang menunjang keterkaitannya serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah kabupaten, terutama pada pusat-pusat kegiatan/perkotaan yang ada. Gambaran mengenai rencana pusat layanan Kabupaten Tebo sebagaimana yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Tebo dapat dilihat pada Peta 2.3 di bawah ini: Gambaran Umum Wilayah 22 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO Peta 2.3. Rencana Pusat Layanan Kabupaten Tebo Sumber: RTRW Kabupaten Tebo 2013-2033 Gambaran Umum Wilayah 23 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Tebo berfungsi: a. sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah Kabupaten Tebo; b. mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang dalam wilayah Kabupaten Tebo; c. sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun; dan d. sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah Kabupaten Tebo. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Tebo dirumuskan berdasarkan: a. kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Tebo; b. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah Kabupaten Tebo; c. kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan; dan d. ketentuan peraturan perundang-undangan terkait. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Tebo dirumuskan dengan kriteria: a. merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta rencana rincinya; b. merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWP beserta rencana rincinya; c. mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang berada di wilayah Kabupaten Tebo; d. memperhatikan rencana pola ruang wilayah Kabupaten/kota yang berbatasan; e. mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah Kabupaten yang terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budi daya. Adapun rencana pola ruang yang memiliki keterkaitan dengan pengembangan pengelolaan sanitasi diantaranya sebagai berikut: Kawasan Sempadan Sungai Kawasan lindung sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk sungai kanal, saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Kawasan yang merupakan sempadan sungai berupa 100 m kanan kiri sungai, terutama untuk sungai-sungai besar, yaitu sungai Batang Hari, Batang Tebo, Batang Sumay, Batang Tabir, Batang Langsisip dan Batang Jujuhan. Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan ruang terbuka hijau di Kabupaten Tebo ditetapkan dengan proporsi paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas seluruh kawasan perkotaan meliputi: a. RTH publik berupa taman kota, taman pemakaman umum, dan jalur hijau sepanjang jalan, sungai, dan pantai dengan luas kurang lebih 20 (dua puluh) persen dari luas kawasan perkotaan; b. RTH privat berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan dengan luas kurang lebih 10 (sepuluh) persen dari luas kawasan perkotaan. Gambaran Umum Wilayah 24 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO Kawasan Rawan Bencana Alam Kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam. Kawasan ini perlu dilindungi agar kegiatan manusia terhindar dari bencana yang disebabkan oleh perubahan pemanfaatan lahan untuk kepentingan manusia dan peristiwa geologis. Perlindungan terhadap kawasan rawan bencana alam dilakukan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia. Kriteria kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Di Kabupaten Tebo kawasan bencana yang perlu diwaspadai adalah banjir dan tanah longsor. Daerah yang perlu diwaspadai terhadap bahaya banjir meliputi wilayah sepanjang bantaran sungai seperti di kecamatan Tebo Ulu, Rimbo Ilir, Tebo Tengah, Tengah Ilir dan kecamatan Tebo Ilir. Kawasan Peruntukan Permukiman Sesuai dengan sistem permukiman perkotaan yang telah direncanakan, maka pengembangan kawasan permukiman perkotaan sesuai dengan rencana tersebut. Kawasan permukiman perkotaan yang akan didorong perkembangannya yaitu: a. kawasan permukiman Perkotaan Muara Tebo di Kecamatan Tebo Tengah; b. kawasan permukiman Perkotaan Wirotho Agung di Kecamatan Rimbo Bujang; c. kawasan permukiman Perkotaan Sungai Bengkal di Kecamatan Tebo Ilir; d. kawasan permukiman Perkotaan Sungai Abang di Kecamatan VII Koto; e. kawasan permukiman Perkotaan Pulau Temiang di Kecamatan Tebo Ulu; f. kawasan permukiman Perkotaan Sekutur Jaya di Kecamatan Serai Serumpun; g. kawasan permukiman Perkotaan Pintas Tuo di Kecamatan Muara Tabir; h. kawasan permukiman Perkotaan Mengupeh di Kecamatan Tengah Ilir; i. kawasan permukiman Perkotaan Teluk Singkawang di Kecamatan Sumay; j. kawasan permukiman Perkotaan Karang Dadi di Kecamatan Rimbo Ilir; k. kawasan permukiman Perkotaan Suka Damai di Kecamatan Rimbo Ulu; dan l. kawasan permukiman Perkotaan Balai Rajo di Kecamatan VII Koto Ilir. Kawasan permukiman perkotaan lainnya tetap ditingkatkan perkembangannya untuk meningkatkan efektifitas kegiatan di perkotaan tersebut dan dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada wilayah pengaruhnya. Kawasan perkotaan Muara Tebo diusulkan menjadi Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp), perkotaan: Wirotho Agung dan Sungai Bengkal diusulkan menjadi Pusat Kegiatan Lokal (PKL), Ibukota kecamatan lainnya berperan sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK). Untuk memberikan pelayanan yang efektif kepada wilayah pelayanannya maka ditetapkan permukiman Sako Makmur dan Suo-Suo menjadi Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Kawasan permukiman lainnya tetap dikembangkan, namun dalam rencana pola ruang tidak tergambar (tidak nampak) dalam peta. Kawasan permukiman lainnya (kawasan permukiman perdesaan) tetap perlu dikembangkan sesuai Gambaran Umum Wilayah 25 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO dengan kebutuhan penduduk dan kegiatannya. Kawasan permukiman perdesaan tersebut meliputi : a) kawasan permukiman perdesaan tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Tebo; dan b) kawasan perdesaan berbentuk kawasan agropolitan, yang meliputi satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan adanya keterkaitan fungsional dan hirarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis. Rencana pola ruang sebagaimana terpaparkan dalam RTRW Kabupaten Tebo dapat dilihat pada Peta 2.4 di bawah ini: Gambaran Umum Wilayah 26 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO Peta 2.4. Rencana Pola Ruang Kabupaten Tebo Sumber: RTRW Kabupaten Tebo 2013-2033 Gambaran Umum Wilayah 27 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO 1.6. Sosial dan Budaya Pendidikan menjadi sektor yang sangat penting dalam peningkatan sumber daya manusia, dalam peningkatan tingkat pendidikan pemerintah Kabupaten Tebo berupaya dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana pendidikan serta kualitas tenaga pengajar. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dan mendekatkan masyarakat ke sarana pendidikan. Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Tebo dapat dilihat pada Tabel 2.9 di bawah ini: Tabel 2.9: Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Tebo Jumlah Sarana Pendidikan Nama Kecamatan Umum SD Agama SLTP SMA SMK 23 11 5 3 1 1 1 0 4 0 4 1 2 0 28 20 6 4 2 1 2 0 7 1 6 1 3 0 15 38 4 8 1 3 0 4 1 6 1 9 1 5 22 14 28 6 4 6 4 1 2 1 2 0 4 1 5 8 0 4 3 0 3 Serai Serumpun 16 9 2 2 1 1 0 0 2 0 2 0 1 0 VII Koto Ilir Jumlah 11 235 4 55 0 18 1 12 1 32 1 37 1 19 Tebo Ilir Muara Tabir Tebo Tengah Sumay Tengah Ilir Rimbo Bujang Rimbo Ulu Rimbo Ilir Tebo Ulu VII Koto MI MTs MA Sumber: Tebo Dalam Angka & Dinas Dikbudpora Kab. Tebo, 2013 Tabel 2.10: Jumlah Penduduk Miskin per kecamatan di Kabupaten Tebo Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (KK) 660 Tebo Ilir Muara Tabir Tebo Tengah 432 1.428 1.479 1.248 Sumay Tengah Ilir Rimbo Bujang Rimbo Ulu Rimbo Ilir 1.334 464 217 719 221 Tebo Ulu VII Koto Serai Serumpun VII Koto Ilir Jumlah 412 526 9.140 Sumber: Tebo Dalam Angka, 2012 Gambaran Umum Wilayah 28 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO Tabel 2.11: Jumlah Rumah per kecamatan di Kabupaten Tebo Nama Kecamatan Tebo Ilir Muara Tabir Tebo Tengah Sumay Tengah Ilir Rimbo Bujang Rimbo Ulu Rimbo Ilir Tebo Ulu VII Koto Serai Serumpun VII Koto Ilir Jumlah Jumlah Rumah 6.994 4.103 8.011 5.213 5.209 15.788 9.452 6.216 8.488 4.181 2.242 3.223 79.120 Sumber: Tebo Dalam Angka, 2012 1.7. Kelembagaan Pemerintah Daerah Pemerintah lebih banyak memainkan peranan sebagai pembuat kebijakan, pengendalian dan melakukan pengawasan. Sektor swasta lebih banyak berkecimpung dan menjadi penggerak aktivitas di bidang ekonomi, sedangkan sektor masyarakat merupakan objek sekaligus subyek dari sektor pemerintah maupun swasta. Karena di dalam masyarakat terjadi interaksi di bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya melalui partisipasi yang juga diamanatkan kepada masyarakat. Penyelenggaraan pembangunan melalui penyelenggaraan pemerintah harus mampu mewujudkan kepemerintahan yang baik (Good Governance) dan Pemerintahan yang bersih ( Clean Governance), anti korupsi dan bebas KKN, serta menjunjung tinggi prinsip partisipasi, rule of low, transparansi, daya tanggap, berorientasi pada konsesus, keadilan, efektif dan efisien, akuntabilitas, visi strategis. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 02 tahun 2009 adapun susunan kelembagaan pemerintahan Kabupaten Sarolangun terdiri dari Bupati dan Wakil Bupati. Dalam menjalankan roda pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati di bantu oleh 3 (Tiga) Asisten, Staf Ahli dan Kelompok Jabatan fungsional. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada bagan struktur organisasi di bawah. Gambaran Umum Wilayah 29 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TEBO Gambar 2.1: Struktur organisasi pemerintah daerah Kabupaten Tebo Lampiran 1 : Perda Kab. Tebo No. 02 Tahun 2009 BUPATI WAKIL BUPATI STAF AHLI: - DPRD Bidang Hukum & Politik Bidang Pembangunan Bidang Kemasyarakatan & SDM Bidang Ekonomi & Keuangan SEKRETARIS DAERAH KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL ASISTEN PEMERINTAHAN & KESRA ASISTEN PEREKONOMIAN & PEMBANGUNAN ASISTEN ADMINISTRASI UMUM BAGIAN-BAGIAN 1. 2. 3. B SEKRETARIS DPDRD 5. 6. 7. 8. 9. DINAS-DINAS DAERAH 1. KECAMATAN Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda & Olahraga 2. Kesehatan 3. Kerja danTransmigrasi dan Sipil 5. LEMBAGA TEKNIS DAERAH 1. Inspektorat Perencanaan Daerah 3. 3. Pemberdayaan Desa dan 4. Keluarga 6. Umum 7. Dinas Perkotaan, Pertamanan & Pemadam Kebakaran 7. Satuan Hidup Praja Perindustrian, KELURAHAN / DESA 10. 11. 12. Dinas Perkebunan 14. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral 15. Daerah 9. 10. 11. Daerah Perpustakaan & Arsip Sumber: Himpunan Perda Kab. Tebo 2011 Gambaran Umum Wilayah 30